4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Alat Sirkumsisi Ilmu bedah atau potong merupakan salah satu sebagian dari ilmu kedokteran yang telah banyak mengalami kemajuan. Seiring dengan kemajuan saat ini pula dimana pembedahan / pemotongan pada khitan yang dulu menggunkan pisau dan gunting saat ini sudah menggunakan peralatan yang memanfaatkan elektronik. Alat khitan ini dikenal dengan nama ‘ Elektrik Sirkumsisi “. Pada alat yang penulis buat pengaturan panas menggunakan rangkaian elektronik dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh setting daya dan kontrol daya yang ada pada alat sirkumsisi. Sebagai sumber energi pesawat ini menggunakan tegangan listrik maksimum 24 volt dan output yang dihasilkan berupa panas. Selain tubuh manusia mempunyai tahanan dari elemen – elemen didalam tubuh yang berbedabeda berdasarkan usia namun besarannya relatif sama dengan kadar air yang dikandung pada masing – masing jaringan. Maka perlu adanya perbedaan pada
5
keluaran dari panasnya alat ini. Semakin besar tegangan yang dihasilkan semakin besar pula tegangan yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. Namun demikian tubuh manusia memiliki tahanan yang berbeda – beda, semakin kecil tahanan yang dimiliki tubuh manusia semakim mudah proses pemotongannya.
2.2 Kulit Manusia Organ tubuh manusia memiliki 4 imdera, yakni Indera penglihatan (mata), Indera pendengaran (telinga), Indera perasa/pengecap (mulut), Indera penciuman (hidung), dan Indera peraba (kulit). Kulit merupakan bagian tubuh atau indera manusia yang sangat sensitif mudah terluka dan mudah merasakan rasa sensitifitas. Kulit manusia terdiri dari epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat transportasi tempat bermuaranya kelenjar keringat yang keluar ( kelenjar sudorifera ) yang terletak pada lapisan dermis.
6
Gambar 2.1 Skema bagian-bagian kulit Jaringan kulit manusia terdiri ari 2 lapisan kulit, yakni : Epidermis dan Dermis. Yang masing-masing lapisan memiliki fungsi dan struktur kulit, diantaranya : Lapisan kulit Epidermis, Lapisan Dermis
1. Lapisan Kulit Epidermis Selain itu kulit memiliki lapisan kulit epidermis yang terdiri dari lapisan tanduk ( lapisan komeum ) dan lapisan malpighi.
7
Lapisan tanduk atau lapisan komeum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan malpighi juga masih memiliki lapisan lainnya seperti : lapisan spinosum dan germinativum, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Lapisan kulit spinosum memiliki fungsi sebagai penahan gesekan dari luar. Sedzngkan lapisan germinativum berfungsi sebagai produsen pengganti lapisan sel-sel pada lapisan kulit korneum yang aktif membelah diri dari sel kulit mati. Selain itu lapisan kulit epidermis merupakan lapisan kulit bagian teratas pada kulit manusia. Setiap manusia memiliki ketebalan kulit yang berbeda-beda antara 400-600 µm, untuk kulit tebal terletak pada kulit telapak tangan dan kaki dan kulit tertipis memiliki ketebalan antara 75-150 µm untuk kulit tipis ( kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut ).
2. Lapisan kulit Dermis
Lapisan kulit dermis teridir dari pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat tentunya menghasilkan keringat. Keringat yang dikeluarkan manusia dapat mencaoa 2.000 ml setiap harinya. Namun keringat yang dihasilkan tergantung dari tingkatan kebutuhan
tubuh
dan
pengaturan
suhu
tubuh.
Keringat
mengandung air, garam, dan urea. Fungsi dari lapisan kulit dermis ini adalah sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap
8
kerusakan fisik, penyinaran dan bibit penyakit, serta untuk mengatur suhu tubuh. Lapisan kulit dermis berada pada bagian bawah kulit epidermis yang memiliki ketebalan kulit berbeda-beda namun ketebalan kulit dapat mencapai 4 mm terutama didaerah punggung. Lapisan kulit dermis sendiri memiliki 2 susunan stratum tanpa batas yang nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular. Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak ujung syaraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap stimulus seperti rabaantekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal, dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini, Meissner, dan Krause.
2.3 Pengaruh Tegangan Kulit Pada Kondisi Tubuh Manusia Tegangan pada kulit manusia menurut penelitian pada keadaan normal berkisar antara 1-3 milivolt. Pada tubuh manusia tingkatan kondisi tubuh dibagi menjadi 4 golongan, yaitu : Rilexed, tegangan kulit < 1,5 mv Calm, tegangan kulit > 1,5 – 3 mv Tense, tegangan kulit > 3 – 4,5 mv Stressed, tegangan kulit > 4,5 mv
9
2.4 Resistansi Kulit Resistansi kulit adalah hambatan pada kulit. Dalam dunia elektronika bisanya digunakan sebagai pemhambat arus listrik. Hal yang bisa mempengaruhi resistansi kulit manusia misalnya suhu, kondisi emosional seperti stress. Stress merupakan hal yang dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang mengalami stress maka akan terjadi peningkatan psikologis didalam tubuh. Simana parameter-parameter fisiologis yang berubah akibat seseorang mengalami stress sangat beragam, diantaranya adalah perubahan detak jantung, perubahan pupil mata, resistansi kulit dan tekanan darah Galvanic Skin Respon ( GSR ) atau reisitansi kulit saat ini lebih populer disebut sebagai Electrodermal Respon ( EDR ) adalah sebuah metode yang dapat digunakan untuk menangkap responsistem saraf otonom sebagai sebuah parameter dari fungsi kelenjar keringat. Secara fisik GSR adalah sebuah perubahan elektrik kulit didalam respon terhadap berbagai macam stimuli. Dengan kata lain GSR adalah perubahan psikologis pada kulit akibat dari perunbahan aktifitas kelenjar keringat, dimana kelenjar keringat akan aktif bila tubuh dalam kondisi stress atau berada pada kondisi tertekan. Menurut penelitian di Science Centre Singapore ( 2009 ), “ Berjalannya arus listrik melalui tubuh manusia biasanya ditentukan oleh resistansi kulit, yang berkisar dari sekitar 1000 Ω untuk kulit basah dan untuk sekitar 500.000 Ω untuk kulit kering. Hambatan internal dari tubuh kecil, yaitu antara 100 – 500 Ω. “ Resistansi tubuh mausia terhadap aliran listrik berubah-ubah sesuai dengan kondisinya. Resistansi tubuh manusia terdapat hampir pada seluruh kulit tubuh. Kulit tubuh terdiri atas 2 lapisan, lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun dari sel-sel sisik ( scally cell ) yang mempunyai resistansi tinggi
10
pada keadaan kering, bersih dan tidak sobek. Untuk kulit lapisan dalam, karena danya cairan tubuh, memiliki resistansi relatif lebih rendah, yakni sekitar 300 Ω. Jadi kulit sedang kering, resistansi menjadi tinggi dan cukup untuk melindungi dari bahaya sengatan listrik. Tetapi untuk mendapatkan kondisi kulit yang benarbenar kering adalah hal yang jarang dijumpai. Kecendrungannya setiap orang akan mengeluarkan keringatnya walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu dianggap bahawa tubuh selalu badah, resistansi listrik menjadi rendah. Selain itu, resistansi tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita dewasa memiliki resistansi tubuh yanh berbeda dengan laki-laki dewasa. Resistansi tubuh wanita dewasa lebih rendah dibanding resistansi tubuh laki-laki dewasa cendrung lebih besar. Jadi, hal-hal yang mempengaruhi resistansi tubuh manusia adalah : Basah / keringnya kulit Tebal / tipisnya kulit Jenis kelamin
2.5 Beberapa Macam Jenis Khitan Low and Tight Batas khitan hanya sampai dibelakang corona glands. Warna kulit bagan kulit luar dengan kulit dalam tidak ada perbedaan sama sekali karena hampir semua kulup dibuang. Bahkan pada saat tidak eraksi ada sedikit kulit atau tidak sama sekali kulit yang berkerut.
11
High and Tight Batas khitan antara kulit dengan glands penis sekitar 10 mm. Batas saraf tetap pada sisi bagian dalam kulit dan dapat distimulasi secara bebas. Pada saat tidak eraksi ada sedikit atau tidak sama sekali yang berkerut. Perbedaan warna kulit yang diluar dengan bagian dalam terlihat jelas. Low and Losse Garis sunat tepat dibelakang penis. Kulit batang baik dapat menyentuh atau sepenuhnya menutupi glands. High and Losse Ada jarak minimal 10 mm antara garis sunat dan kelenjar tetapi masih bisa menyentuh atau bahkan menutup kepala penis.
2.6 Proses Khitan Pertama kali tindakan yang dilakukan adalah pembersihan lapisan luar kulit penis menggunakan alkohol 70%, kemudian pasien diberi bius lokal unguk menghilangkan rasa sakit pada saat proses pemotongan, bius yang digunakan biasanya adalah pehacaine atau lydocaine, namun pada kasus ini dianjurkan menggunakan pehacaine karena rasa nyeri yang sedikit pada saat peberian bius. Setelah 5 – 10 menit bius akan bekerja yang menyebabkan penis mati rasa ( kebal ). Bagian dalam penis dibersihkan dengan cara membuka kulit penis yang akan dipotong untuk menghindari infeksi setelah tindakan karena kotor. Setelah bersih maka kulit penis akan dijepit menggunakan klem guna membentuk serta memberi batas pemotongan. Lalu operator mulai memotong kulit penis menggunkan alat sirkumsisi mengikuti jalur yang telas ditandai menggunakan klem tadi. Stelah
12
kulit penis terpotong maka klem bisa dilepaskan kembali, namun demi keamanan karena pada beberpa kasus terdapat anak yang hiperaktif maka dilakukan penjahitan pembuluh darah pada penis. Waktu yang dibutuhkan relatif singkay yaitu hanya ± 10 menit dan tanpa adanya pendarahan sedikit pun. Dan adapaun resiko jika tidak dikhitan adalah : 1. Fimosis Fimosis terjadi ketika kulup menyempit sehingga hampir tidak dapat ditarik melalui kepala penis. Fimosis bisa bawaan atau disebabkan oleh infeksi berulang pada kulit. Pada anak-anak dibawah lima tahun adalah normal bila kulup tidak ( sepenuhnya ) dapat ditarik. Biasanya kulup secara alami menjadi longgar dan lemes seiring bertambahnya usia. Bila setelah umur lima tahun kulup masih lengket
maka
dibawahnya
dapat
tidak
menyebabkan
dapat
dibersihkan
masalah sehingga
karena
galnds
menimbulkan
akumulasi smegma ( kotoran ). Hal ini dapat menimbulkan inflamasi, infeksi dan kesulitan buang air kecil ( kencing ). Pada pria yang lebih dewasa, fimosis bisa menimbulkan sakit ereksi dan hubungan seksual. 2. Parafimosis Jika kulup dapat ditarik namun tidak dapat dikembalikan ke posisi semula maka disebut parafimosis. Parafimosis disebabkan oleh peradangan dan penyempitan kulup. Dokter mungkin dapat
13
mengembalikan kulup untuk kembali menutupi glands penis. Bila masalahnya menetap, maka harus disunat. 3. Peradangan kepala penis ( Balanitis ) Penyakit ini dapat disebabkan oleh kebersihan yang buruk atau karena kesulitan membersihkan smegma akibat fimosis. Penggunaan sabun yang salah juga dapat menyebabkan iritasi dan memperparah peradangan.
2.7 Peralatan Khitan 1. Minor set / sirkumsisi set : a. Gunting dan klem b. Pinset anatomis c. Klem lurus 3 buah d. Klem bengkok ( masquito ) 1 buah e. Neddle holder 1 buah f. Duk steril bolong 1 buah g. Handskun steril 2. Wadah stainless untuk menempatkan minor set 3. Jarum cutting ukuran kecil-sedang dan benang cut gun plain 4. Betadine 5. Kassa steril 6. Spuit 3 cc dan lydocaine HCL 2% 7. Plester
14
8. Sofratule 9. Meja pasien
2.8 Tata Cara Pembiusan Jepit kassa steril dengan klem lali celupkan kedalan iodine. Bersihkan penis dan daerah sekitarnya secara sentrifugal ( melingkarmulai dari tengah hingga keluar ) setelah 3-5 menit bersihkan menggunakan cairan fisiologis steril ( misal, Nacl fisiologis ) lettakan kain duk berlubang pada daerah genital tersebut untuk melindungi daerah sekitar agar tidak terkotori atau bahkan terkena alat sirkumsisi selama proses pengkhitanan. Sirkumsisi umumnya menggunakan pembiusan lokal, teknik yang dipakai adalah sistem blik anastesi, infiltrasi atau gabungan keduanya. Obat anastesi yang banyak digunakan adalah lidocai HCL 2% baik yang ditambah adrenaline ( pahacain ) maupun tidak. Untuk teknik infiltrasi dapat diencerkan hingga 0,5% dangan aquabidest dimaksudkan untuk menguragi resiko intoksikasi obat. Dapat pula lidocain dioplos dengan markain dengan perbandingan 50-70 : 30-50. Untuk memcapai onset cepat dan durasi yang lama. Reaksi toksik dapat terjadi karena kesalahan penyuntikan sehingga obat masuk kedalam pembuluh darah atau karena dosis yang berlebih. Secara teksni lokasi penyuntikan adalah sekitar
-
proksimal batang penis secara
subkutis agak kedalam sedikit agar obat masuk ke tunika albuginea.
15
2.9 Proses Pembakaran pada Kulit Manusia Tubuh manusia mempunyai temparatur tubuh yang berbeda. Umumnya daerah tubuh dan kepala mempunyai temparatur yang lebih tinggi dibandingkan daerah tubuh lainnya. Suhu tubuh normal manusia adalah 37ºC. Kulit mausia tidak akan mengalami kerusakan ketika terpapar oleh temperatur kurang dari 40ºC, tetapi apabila manusia sampai terkena suhu yang melampaui suhu 40ºC maka akan menyebabkan kerusakan jaringan. Apabila tubuh manusia terkena panas, dilihat dari kedalaman proses pembakaran yang diakibatkan oleh panas maka akan dibagi menjadi 3 tingkatan proses pembakaran kulit, yaitu : 1. Proses pembakaran kulit derajat 1 ( luka bakar superfisial ) a. Hanya mengenai jaringan epidermis b. Kulit terlihat merah, meradang dan terasa sakit bila tersentuh 2. Proses pembakaran kulit derajat 2 a. Mengenai epidermis dan dermis b. Kulit terlihat merah, melepuh c. Penderita mengeluh sangat sakit d. Terjadinya kehilangan cairan secara nyata dan diikuti dengan syok 3. Proses pembakaran kulit derajat 3 a. Mengenai epidermis, dermis dan jaringan subkutan
16
b. Kulit terlihat seperti arang c. Penderita tidak merasa sakit.
2.10 METODE KHITAN 1.
Metode Klasik dan Dorsumsisi Metode klasik sudah banyak ditinggalkan tetapi masih bisa kita temui
didaerah
pedalaman.
Alat
yang3
digunkan
adalah
sebilah
bambu
tajam/pisau/silet. Para bong supit alias manti sunat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut tanpa pembiusan. Bekas luka tidak dijahit dan langsung dibungkus dengan kassa/verban sehingga metode ini paling cepat dibandingkanmetode yang lain. Cara ini mengandung resiko terjadinya pendarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan engan benar dan steril. Metode klasik kemudian disempurnakan dengan metode Dorsumsisi, khitan metode ini sudah menggunkan perlatan medis standar dan merupakan khitan klasik yang masih banyak dipakai sampai saat ini. Disunda dikenal dengan sebutan sopak lodong, umumnya dengan melakukan pembiusan lokal dan jahitan minimal untuk mengurangi resiko pendarahan. Kelebihannya peralatan yang digunakan lebih murah dan sederhana, proses memakan waktu cukup singkat, sudah banyak dikenal masyarakat biaya relatif lebih murah serta bisa digunakan untuk bayi/anak dibawah 3 atahun dimana pembuluh darahnya masih kecil. Kekurangannya resiko kepala terpotong tersayat sangat tinggi, terutama jika syatan dibawah klem moher, mukosa kadang lebih panjang sehingga membutuhkan pemotongan ulang, bisa
17
terjadi nekrosis jika jepitan koher terlalu lama, resiko pendarahan tinggi apabila tanp dilakukan penjahitan. 2.
Metode Standar Sirkumsisi Konvensional Merupakan metode yang paling banyak digunakan saat ini, cara ini
merupakan penyempurnaan dari metode dorsumsisi dan merupakan metode standar yang digunakan oleh banyak tenaga dokter maupun mantra ( perawat ). Alat yang digunakan semuanya sesuai dengan stadar medis dan membutuhkan keahlian khusus untuk melakukan metode ini. ( Baca : Cara Khitan Metode Standar ). Kelebihannya
peralatan
sudah
sesuai
dengan
standar
medis,
menggunakan oembiusan lokal dan benang yang jdai daging, resiko infeksi kecil dan resiko pendarahan tidak ada. Metode ini cocok untuk semua kelompok
umur
pasien
dengan
kelainan
fimosis.
Kekurangannya
membutuhkan keahlian khusus dari pengkhitan dan proses waktu antar 15-20 menit. 3.
Metode Lonceng Pada metode ini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya
diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng, akibatnya peredaran darahnya tersumbat yang mengakibatkan ujung kulit ini tidak mendapatkan suplai darah, lalu menjadi nekrotik, mati dan nantinya terlepas sendiri. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi dibeberapa negara Eropa, Amerika, dan Asi dengan nama Circumcision Cord Device.
18
4.
Metode Klamp Metode klamp ini memiliki banyak variasi alat dan nama walaupun
prinsipnya sam, yakni kuluo ( preputium ) dijepit dengan suatu alat ( umumnya sekali pakai ) kemudian dipotong dengan pisau bedah tanpa harus dilakukan penjahitan. Diantaranya adalah : Gomco, Ismail Clamp, Q-Tan, Sunathrone Clamp, Ali’s Clamp dan Smart Clamp. Di Indonesia sendiri yang paling banyak berkembang adalah metode cincin ( Tara Clamp ) dan Smart Clamp. Metode cincin Dr. T . Gurcharan Ingh adalah penemu Tara klamp pada tahun 1990 berupa alat yang terbuat dari plastik untuk sekali pakai. Di Indonesia metode cincin dicetuskan oleh dr. Sofin, lulusan fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan sudah dipatenkan sejak tahun 2001.
2.11 Perlawanan Jenis Perlawanan jenis dari setiap bahan dapat saling dibandingkan dengan menggunakan perlawanan jenis ( resistivity ), perlawanan jenis adalah besarnya perlawanan jenis yang ada pada suatubahan yang panjangnya 1 meter dan penampangnya 1 mm². Perlawanan jenis dinyatakan dalam simbol ρ, tabel dibawah ini menunjukan perlawanan jenis dari beberapa bahan : Tabel 2.1 Perlawanan jenis ( ρ ) beberapa bahan No.
Bahan
Perlawanan Jenis
1
Aluminium
0,03
19
2
Tembaga
0,0175
3
Timah
0,13
4
Perak
0,21
5
Nikelin
0,42
6
Besi
0,13
7
Seng
0,12
2.12 DIODA Sisi P disebut Anoda dan sisi N disebut Katoda. Lambang diodaseperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya inimengingatkan kita pada arus konvensional mudah mengalir dari sisi P ke sisi N. Dalam pendekatan dioda ideal, dioda dianggap sebagai sebuah saklar tertutup jika diberi bias forward (maju) dan sebagai saklar terbuka jika diberi bias reverse (balik). Artinya secara ideal, dioda berlaku seperti konduktor sempurna (tegangan nol) jika dibias forward dan seperti isolator sempurna(arus nol) saat dibias reverse.
20
Gambar 2.2 Dioda Pemancar Cahaya (LED).
Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh kedalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda LED energi di pancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar pembuatan seperti gallium, arsen dan phosfor. Pabrik dapat membuat LED dengan memancarkan cahaya warna merah, kuning dan infra merah (tak kelihatan). LED yang menghasilkan pancaran cahaya tampak biasanya digunakan untuk display mesin hitung, jam digital dan lain-lain. Sedangkan LED infra merah dapat digunakan dalam system tanda bahaya pencuri dan lingkup lainya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan, juga untuk remote control. Keuntungan lampu LED dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang dan teganganya rendah.
21
2.13 IC NE 555 IC NE 555 adalah suatu komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai pewaktu secara umum. IC NE 555 ini sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik karena mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a. Pewaktu berkisar dari mikrodetik dan monostabil b. Beroperasi dalam ragam astabil dan monostabil c. Arus keluaran tinggi d. Kemampuan suhu tinggi e. Dair aktif dapat diatur sesuai kebutuhan f. Kemampuan suhu tinggi 0,005% per derajat Celcius IC 555 ini dapat beroperasi dengan baik dalam jangkauan daerah catu daya sebesar +5 Volt dan hingga +15 Volt. Pewaktu ini dalam pemakaiannya dapat dengan mudah dihubungkan dalam rangkaian terpadu digital, baik CMOS ( Complementary Metal Oxide Semiconductor ) maupun TTL ( Transitor-Transitor Logic ). Tabel 2.2 Fungsi Pin IC NE 555 PIN KETERANGAN ke: 1
Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
2
Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur
22
RS flip-flop 3
Output, pin keluaran dari IC 555.
4
Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset
5
Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground
6
Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
7
Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
8
Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
23
Gambar 2.3 Gambar Terminal IC NE 555
Fungsi Masing-masing PIN (Kaki) IC NE555 IC NE 555 mempunyai sifat sebagai berikut : a. Turn-off waktu kurang dari 2ms b. Frekuensi tingi yaitu 500 kHz c. Pemilihan waktu dari microseconds ke jam d. Dapat beroperasi didalam kedua gaya monostable dan astable e. Arus keluaran tinggi f. Daur aktif dapat diatur sesuai kebutuhankompatible dengan TTL g. Stabilitas temperatur 0,005% saban ºC
24
IC NE 555 Sebagai Multivibrator Monostabil Multivibrator monostabil atau lebih sering disebut sebagai one shoot Multivibrator adalah suatu rangkaian yang banyak digunakan untuk membangkitkan pulsa keluaran yang lebar dan amplitudonya tetap. Multivibrator ini hanya mempunyai satu kondisi yang stabil, diperlukan trigger dari ;luar. Rangkaian dalam keadaan monostabil dalam waktu T tertentu yang bergantung pada rangkaian penentu waktu dan kembali ke kondisi stabilnya tanpa memerlukan sinyal dari luar. Gambar dibawah ini adalah gambar suatu diagram rangkaian yang menggunakan IC 555 untuk operasi monostabil. Bila sebuah plsa yang menuju negatif diterapkan ke kaki 2, maka keluarannya menjadi tinggi.
Gambar 2.4 Gambar Konfigurasi IC NE 555 Sebagai Monostabil Multivibrator
25
Berdasarkan gambar, kapasitor mula-mula dikosongkan oleh sebuah transistor didalam IC. Dengan memberikan sinyal low pada pin2 flip-flop dalam IC menjadi ter-reset sehingga membebaskan hubungan singkat yang melintasi kapasitor luas dan meninggikan ( high ) tegangan keluaran.
Gambar 2.5 Gambar Bentuk Keluaran dari Monostabil Multivibrator
Pada saat pemicu sedikit lebih rendah daripada 1/3 VCC, pembanding yang dibawah mempunyai keluaran tinggi dan akan mereset flip-flop. Keadaan ini akan memutus transistor, sehingga kapasitor dapat diisi. Pada saat tegangan kapasitor lebih tinggi sedikit dari 2/3 VCC, pebanding atas akan mempunyai keluaran tinggi yang akan mengeset flipflop sehingga Q menjadi tinggi dan akan membias transistor, sehingga kapasitor akan membuang muatannya ( dihubung singkat ). Kapasitor harus diisi tahanan R, semakin besar tetapan waktu RC maka makin lama bagi tegangan kapasitor untuk mencapai tingkay 2/3 Vcc.
26
Dengan kata lain, tetapan waktu RC mengendalikan waktu lebar pulsa keluaran ( output ). Adapun tetapan lebar pulsa keluarannya adalah sebagai berikut : Pada saat pengisian : Vc = Vcc ( 1 –eT/Rc ) Vc = 2/3 Vcc Jadi : 2
/3 Vcc = Vcc ( 1 –eT/Rc )
2
/3 – 1 – eT/Rc
1n 1 – 1n 3 = T/RC RC ( 1n 1 – 1n 3 ) = -T Maka didapat, 1,09 RC = T, atau T = 1,1.R.C