BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian, Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Dalam struktur manajemen sebuah perusahaan umumnya terbagi atas beberapa bagian, antara lain Manajemen Pemasaran, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Operasional, dan Manajemen Keuangan. Dimana setiap bagian memiliki fungsi dan tanggung jawab berbeda-beda. Manajemen keuangan merupakan bagian penting dalam suatu perusahaan ataupun koperasi. Manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan. Kegiatankegiatan ini dilakukan oleh manajer keuangan untuk menemukan jawaban dalam pengambilan keputusan. Manajemen keuangan dapat menghasilkan keputusan logis untuk berbagai pernyataan normativ, seperti bagaimana sebaiknya investasi itu diambil. Dalam melaksanakan aktivitas perusahaan, masalah manajemen keuangan dapat mempengaruhi kegiatan dibidang lain dalam sebuah perusahaan, baik dalam bidang pemasaran, bidang personalia, bidang produksi dan lainnya. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan manajemen keuangan yang harus dicapai oleh manajer keuangan.
6
Untuk memperjelas pengertian dan fungsi pokok manajemen keuangan,
para pakar
keuangan memberikan pandangan-pandangan
mengenai pengertian manajemen keuangan sebagai berikut: Pengertian manajemen keuangan menurut F. Brigham dan Houston, Joel (2001, P6) “Manajemen Keuangan merupakan bidang yang terluas dari tiga bidang keuangan, dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas” Adapun tiga bidang keuangannya adalah ; a. Pasar uang dan pasar modal, yang terkaitan dengan pasar sekuritas dan lembaga keuangan. b. Investasi, yang memfokuskan pasa keputusan yang dibuat oleh investor individual dan institusional dan memilih sekuritas untuk portofolio investasi. c. Manajemen keuangan, atau keuangan perusahaan, yang mencangkup semua keputusan dalam perusahaan. Pengertian Manajemen Keuangan menurut Sutrisno ( 2005 : 2) adalah sebagai berikut : “Semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien”
Pengertian Manajemen Keuangan menurut Darsono ( 2006 :1) adalah sebagai berikut : “Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba..”
7
Pengertian Manajemen Keuangan menurut Agus Sartono (2008 : 8) adalah sebagai berikut : “Manajemen Keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan mengalokasikan dalam bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efektif”.
Pengertian Manajemen Keuangan menurut James C. Van Home dan John M. Machowicz, JR. (2005 : 3) : “Manajemen Keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya”.
Pengertian Manajemen Keuangan menurut Prawironegoro (2007) adalah sebagai berikut : ”Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba”
Dan pengertian Manajemen Keuangan menurut Abdul Halim dan Sarwoko (2008 : 3) : “Manajemen Keuangan adalah pengelolaan uang dalam suatu organisasi, apakah itu orang pemerintahan, sekolah, rumah sakit, bank, perusahaan dan lain-lain”.
Dari definisi Manajemen Keuangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1) Manajemen Keuangan dalam perkembangannya telah berubah dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa dan teori normatif.
8
2) Manajemen Keuangan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
untuk
mendapatkan
dana,
mengolahnya,
dan
mendistribusikan keuntungan dari usaha pengumpulan dan pengolahan dana tersebut. 3) Kegiatan
Manajemen
Keuangan
perusahaan
tidak
hanya
mengutamakan dalam hal mendapatkan dana saja, melainkan juga memberikan pengertian yang lebih dalam kepada penggunaan dana atau alokasi dana secara efektif dan efisien. 2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi Manajemen Keuangan menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut : a. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003 : 61) : Manajemen Keuangan secara garis besar digambarkan dengan memperhatikan peran dalam organisasi, hubungannya dengan ekonomi dan akuntansi, aktivitas utama dari manajer keuangan dan peran manajemen keuangan dalam Manajemen Kualitas Total. Manajemen keuangan dapat juga dipandang sebagai suatu manajemen yang
mempelajari
fungsi-fungsi
keuangan
dengan
tujuan
untuk
memaksimumkan nilai perusahaan, memaksimumkan kemakmuran atau kekayaan pemegang saham, atau memaksimumkan harga saham. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga fungsi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Fungsi Investasi (Investment Decision)
9
Mencakup keputusan-keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dalam menetapkan kombinasi dari asset yang paling baik bagi perusahaan. baik investasi dalam modal kerja maupun asset tetap perusahaan harus memusatkan perhatian yang seksama agar tercipta pendayagunaan yang optimal. Manajer keuangan bertugas untuk menetapkan dan memantau besarnya investasi dalam uang kas, piutang dagang, dan persediaan agar tercipta keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas dalam perusahaan. 2) Fungsi Pembiayaan (Financial Decision) Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam memilih alternatif pembiayaan yang terbaik dari berbagai sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan (Financial Mix) yang paling optimal. Struktur keuangan yang optimal akan memberikan pengaruh yang positif bagi nilai perusahaan. fungsi pembiayaan perusahaaan dapat meliputi 2 hal : a) Fungsi Pendanaan (Pemenuhan kebutuhan dana) Fungsi pendanaan juga harus dilaksanakan secara efisien dan efektif, dimana seorang manajer keuangan harus mampu mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya minimum,
syarat-syarat
yang
menguntungkan,
dan
mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masingmasing sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing
10
sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi financial yang berbeda. b) Fungsi Pengalokasian Dana (Penggunaan Dana) Fungsi pengalokasian dana harus dilakukan secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimum. 3) Fungsi Deviden (Deviden Decision) Dalam fungsi deviden, manajer keuangan bertugas menentukan besarnya proporsi pembagian laba bersih perusahaan, antara yang akan dibayarkan sebagai deviden dan yang tetap ditahan untuk diinvestasikan kembali. Dalam menentukan kebijakan deviden ini, manajer keuangan perlu menganalisa sampai seberapa jauh pembiayaan dari dalam perusahaan yang akan dilakukan perusahaan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila manajer keuangan dapat melakukan kombinasi yang optimal dari ketiga fungsi diatas, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. perusahaan
tidak
akan
mengalami
gangguan
keuangan
dalam
menjalankan usahanya, jika proses pendanaan dan penggunaan modal didalam perusahaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien, karena adanya jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang dibutuhkan. Akan tetapi jika pendanaan dan penggunaan modal
11
dilakukan dengan cara yang tidak efektif dan efisien maka akan ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu : a. Jumlah modal yang tersedia tidak akan mencukupi untuk membiayai operasi perusahaan. Keadaan ini akan terjadi antara lain bila persediaan uang kas dan simpanan bank terlalu sedikit, sehingga perusahaan dikatakan mempunyai keuangan yang kurang cukup. b. Jika jumlah modal yang tersedia lebih besar daripada jumlah modal yang dibutuhkan. Keadaan ini akan terjadi jika persediaan di kas dan simpanan di bank terlalu besar, sehingga perusahaan dikatakan mempunyai keuangan berlebihan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu masalah penting disamping masalah-masalah pemasaran, produksi, sumber daya manusia, dan masalah lainnya. Manajemen Keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan pemegang saham melalui maksimalisasi nilai perusahaan. Berbeda dengan tahun 1950-an, dimana Manajemen Keuangan hanya ditekankan pada masalah bagaimana menarik dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tetapi pada saat ini Manajemen Keuangan berperan pada semua aspek peningkatan dan pengalokasian modal financial. Pengalokasian model financial
yang baik diperlukan
perusahaan untuk dapat menjalankan kegiatan usaha secara efektif dan efisien.
12
Modal usaha yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang atau jasa, untuk membeli bahan baku guna kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas dan untuk membeli surat berharga yang sering disebut dengan efek atau sekuritas, baik untuk investasi maupun untuk menjaga likuiditas. b. Menurut Indriyo G dan Agus Mulyono ( 2005:5) Tiga Fungsi Manajemen Keuangan: 1) Keputusan Investasi ( Investment decision ) Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang
akan
dikelola
oleh
perusahaan.
Keputusan
ini
berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu – waktu yang akan dating. Rentabilitas investasi (Return on investment ) merupakan kemampuan perusahaan memeperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi. Langkah –langkahnya sebagai berikut : a) Manajer keuangan perlu menetapkan beberapa aset secara keseluruhan
(
Tottal
Asset)
yang diperlukan
oleh
perusahaan. b) Dari asset yang diperlukan perlu ditetapkan komposisi dari aset – aset tersebut yaitu beberapa jumlah aktiva lancar (
13
Current Assets ) dan beberapa jumlah aktiva tetap ( Fixed Assets ). c) Untuk mencapai pemanfaatan aset secara optimal maka aset – aset yang tidak ekonomis lagi perlu dikurangi dihilangkan atau diganti dengan aset baru. 2) Keputusan Pendanaan ( Financing decision ) Keputusan ini akan mempelajari sumber – sumber dana yang berada di sisi pasiva. Yang menyangkut beberapa hal: a) Keputusan mengenai
penetapan
sumber
dana
yang
diperlukan untuk membiayai investasi, baik dapat berupa utang jangka pendek, jangka panjang dan modal sendiri. b) Menetapkan tentang pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal yang optimum merupakan pertimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata – rata minimal. 3)
Keputusan Pengelolaan Aktiva ( assets management decision ) Manajer keuangan bersama manajer – manajer lain di perusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari aset – aset yang ada. Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemanfaatan aset manajemen tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut
14
menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar dari pada aktiva tetap c. Menurut Sutrisno (2005 :5-6) Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan diantaranya: 1) Keputusan investasi Keputusan investasi merupakan masalah bagai mana manjer keuangan harus mengalokasikan dana dalam
bentuk–bentuk
investasi yang akan menguntungkan di masa yang akan datang. 2) Keputusan pendanaan Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi
dari
sumber–sumber
dana
yang
ekonomis
bagi
perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. 3) Keputusan deviden Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan: a) Besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash deviden. b) Stabilitas deviden yang dibagikan c) Deviden saham (Stock deviden) d) Pemecahan saham (Stock Split)
15
e) Penarikan kembali saham yang beredar yang semuanya di tunjukan untuk meningkaatkan kemakmuran para pemegang saham. d. Menurut Bambang Riyanto (2001 : 6) Dalam bukunya menjelaskan bahwa fungsi pembelanjaan atau manajemen keuangan yaitu: 1) Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana (use of allocation of funds) yang dalam pelaksanaanya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi atau keputusan investasi (investment dicision). 2) Fungsi memperoleh dana (obtaining of funds) atau fungsi pendanaan yang dalam pelaksanaanya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif pendanaan atau keputusan pendanaan (financing decision). Dari berbagai pendapat di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa Fungsi Manajemen Keuangan ada tiga yaitu keputusan investasi terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan, keputusan pendanaan dan keputusan deviden dimana masing - masing ditentukan oleh pihak manajemen keuangan tertentu untuk memaksimalkan pendapatan bagi para pemegang saham.
2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan
manajemen
keuangan
adalah
memaksimumkan
nilai
perusahaan. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas dan lebih umum
16
dari pada memaksimumkan laba. Hal ini didukung oleh beberapa alasan yaitu : a. Memaksimalkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang. b. Memaksimulkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan. c. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima dimasa yang akan datang mungkin beragam. Berikut adalah tujuan manajemen keuangan menurut para ahli : 1) Menurut Sutrisno (2005 : 5) dalam pandangannya tentang tujuan manajemen keuangan mengemukakan : ” Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang sahamnya atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tinggi harga sahamnya yang merupakan pencerminan dari keputusan–keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan deviden. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam peroses pembuatan keputusan sebab dengan kemakmuran tersebut investor mau menanamkan modalnya. Namun kadang–kadang memaksimumkan laba direncanakan sebagai tujuan perusahaan, akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham. “ 2) Menurut Bambang Riyanto (2001 : 6) dalam bukunya menjelaskan tujuan manajemen keuangan : ”Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.”
17
Dari tujuan Manajemen Keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling utama adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan melalui harga pasar persaham perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi pemegang saham semata, tetapi juga akan memberikan manfaat bagi : Tujuan manajemen keuangan bagi investor: -
Manajemen keuangan diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan investasi. Tujuan manajemen keuangan bagi manajemen atau perusahaan:
-
Manajemen keuangan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak manajemen dalam memberikan keputusan ke depan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
-
Manajemen keuangan diharapkan dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan manajemen keuangan bagi peneliti:
-
Manajemen keuangan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami dalam menganalisa laporan keuangan.
-
Manajemen keuangan diharapakan dapat menambah pengetahuan tentang macam – macam laporan keuangan.
-
Manajemen keuangan diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai pengaplikasian teori – teori yang selama ini di pelajari.
18
2.2 Pengertian, Bentuk-bentuk, Fungsi, dan Tujuan Laporan Keuangan, Proses Terjadinya Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai keadaan keuangan dan kondisi perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan tersebut sebagai pertimbangan di dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan usaha perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan berdasarkan informasi dari laporan keuangan seperti pihak pemilik perusahaan, manajemen, kreditor, pemerintah, dan berbagai pihak lainnya. Adapun definisi dari laporan keuangan manurut beberapa ahli dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Menurut Fess, Reeve, and Warren yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Akuntansi” (2005;3), menyatakan bahwa Laporan Keuangan adalah : “Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, akan disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang mengahasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan”. b. Menurut Sutrisno (2007 : 9 ) menyatakan bahwa Laporan Keuangan adalah : “Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan yakni Neraca dan Laporan Laba Rugi” c. Menurut Sofyan syafri Harahap (2007 :201) Menyatakan bahwa Laporan Keuangan adalah :
19
‘’Laporan keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi oara pemakainya sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan”
d. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, hal 7) Menyatakan bahwa Laporan Keuangan adalah : ” Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, yang umumnya terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Suatu laporan keuangan yang baik dan dilaporkan secara periodic akan memberikan informasi-informasi penting dari perusahaan tersebut. 2.2.2 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Berdasarkan definisi-definisi laporan keuangan yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan terdiri atas neraca (Balance Sheet), laporan laba rugi (Income Statement), laporan perubahan modal, dan laporan arus kas (Cash Flows).
20
a. Neraca Neraca merupakan laporan keuangan yang disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Menurut Smith dan Skousen (2007, hal 152) : “Neraca adalah merupakan laporan pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutangnya (kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas pemilik).” Pada dasarnya isi dan bentuk neraca sebuah koperasi tidak berbeda dengan neraca perusahaan dibidang lainnya, yaitu mengenai isinya terdiri dari aktiva, pasiva, dan modal sendiri. Pos-pos aktiva terdiri atas aktiva lancar, aktiva tidak lancar, aktiva tak berwujud dan aktiva lain-lain. Sedangkan pos-pos kewajiban terdiri atas hutang lancar dan hutang jangka panjang. Mengenai susunannya dapat dibedakan antara bentuk skronto, dan bentuk laporan. Neraca sendiri dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk T (T Form) dan bentuk L (L Form). Di dalam bentuk T form semua harta perusahaan ditempatkan pada sisi bagian kiri neraca dengan judul aktiva (assets), sedangkan hutang dan modal ditempatkan pada sisi kanan neraca dengan judul pasiva (Liabilities and Stockholders’ Equity). Dalam bentuk L form, semua harta perusahaan ditempatkan pada bagian atas neraca, sedangkan hutang dan modal ditempatkan pada bagian bawah neraca. b. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistemetis tentang laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan/koperasi dalam periode
21
tertentu. Hubungan antara laporan laba rugi dengan laporan neraca adalah saling melengkapi, karena kedua laporan ini sangat diperlukan oleh para ahli analisis keuangan. Informasi dari bertambahnya atau berkurangnya modal atau asset perusahaan, hanya dapat diketahui dari laporan neraca. Sedangkan untuk mengetahui latar belakang dari bertambahnya atau berkurangnya modal atau asset perusahaan, diketahui dari laporan laba rugi. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2007, hal 19) : “Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan di antara tanggal neraca. Laporan ini merepresentasikan kegiatan operasional perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan informasi secara menyeluruh mengenai pendapatan, biaya, laba dan rugi perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu.”
Menurut Short, Libby dan Libby (2007, hal 10) : “Laporan laba rugi adalah suatu laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu pendapatan dikurangi dengan biaya biaya selama periode akuntansi tertentu.
Laporan laba rugi mempunyai dua bentuk, yaitu laporan laba rugi bentuk single step dan laporan laba rugi bentuk multiple step. Pada laporan laba rugi dengan bentuk single step, semua perkiraan penghasilan dikelompokkan menjadi satu dan seluruh perkiraan disatukan dengan kelompok yang lain. Sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hanya perlu mengurangi total penghasilan dengan total biaya. Sedangkan pada laporan laba rugi dengan bentuk multiple step, dilakukan pengelompokkan dengan lebih teliti sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan laba
22
rugi sehingga akan memberikan informasi yang lengkap bagi analisa laporan keuangan. c. Laporan Perubahan Modal Menurut Agnes Sawir (2005 : 3) “Laporan Perubahan Modal yaitu suatu daftar informasi yang menggambarkan tentang perubahan modal pemilik” Perubahan ini bias disebabkan karena ada tambahan modal atau disebabkan adanya prive (pengambilan untuk kepentingan pribadi pemilik). Laporan ini dibuat dengan melakukan perbandingan antara neraca awal periode dengan neraca akhir di periode serta menggunakan pos – pos kunci dalam laporan laba rugi. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan penggunaan kas suatu perusahaan selama periode akuntansi. Ikthisar laporan ini terdiri dari laporan arus kas dan aktivitas operasi, laporan arus kas dari aktivitas investasi, dan laporan arus kas dari aktivitas pendanaan(keuangan) 1) Menurut Agnes Sawir (2005 : 3) “Laporan Arus Kas merupakan Suatu daftar informasi yang melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu, serta dari mana kas datang dan bagaimana kas tersebut dibelanjakan.” Di dalam laporan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : a) Aktivitas Operasi, yang berhubungan dengan transaksi-transaksi yang menghasilkan laba bersih.
23
b) Aktivitas Investasi, yang berkaitan dengan akun-akun dalam aktiva tetap. c) Aktivitas Pendanaan, yang berkaitan denganakun kewajiban dan ekuitas pemilik. 2) Menurut Harry Supangat (2005 : 43-44) “Laporan Arus Kas, adalah ringkasan mengenai transaksi dalam bentuk kas yang berasal dari tiga macam kegiatan yang dilakukan perusahaan, yaitu Kegiatan Operasi, Kegiatan Investasi, dan Kegiatan Pendanaan.” 2.2.3 Fungsi dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan
yang merupakan kesimpulan dari seluruh
pengikhtisaran transaksi-transaksi keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu, mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut : a. Tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi
yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
24
c. Sebagai alat penguji untuk mengetahui kebenaran pekerjaan menurut pembukuan.
Misalnya
dengan
membandingkan
saldo
menurut
pembukuan dengan saldo fisik suatu aktiva (kas, persediaan aktiva tetap, dan lain-lain). d. Untuk memperoleh gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan. Misalnya dengan melihat neraca akan diketahui tentang posisi keuangan yang meliputi asset, hutang dan modal perusahaan. Sedangkan perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan laba ruginya dan laporan arus kas. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam
mengambil
keputusan
ekonomi
karena
secara
umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. e. Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Misalnya pihak Bank memerlukan
data
keuangan
perusahaan
sebelum
mengambil
keputusannya (memberikan dana pinjaman kepada perusahan) atau pihak pemerintah yang melihat data keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. f. Merupakan alat komunikasi antar perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan perusahaan (pemilik, pimpinan, pegawai, kreditur). Pihak-pihak tersebut dapat mengetahui keadaan keuangan perusahaan melalui laporan keuangan.
25
Secara umum laporan keuangan disusun dengan beberapa tujuan menurut Rudianto (2006 : 98) : a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi. c. Untuk
mengungkapkan
sejauh
mungkin
informasi
lain
yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan. Pada dasarnya laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai informasi keuangan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perusahaan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka laporan keuangan hendaknya memenuhi karakteristik kualitas yang sesuai Standar Akuntansi Keuangan, yaitu sebagai berikut : a. Dapat dipahami b. Relevan c. Keandalan d. Dapat dipertimbangkan
26
Dari keempat karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a.Dapat dipahami Kualitas penting suatu informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b.Relevan Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki keualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan mambantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. c.Keandalan Agar bermanfaat, informasi harus juga andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan dapat diandalkan oleh para pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar tanpa bermaksud menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan. d.Dapat diperbandingkan Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode tertentu untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan
keuangan
27
antar
perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembuatan atau penyusunan laporan keuangan : a. Memberikan informasi tentan jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusaan pada saat ini. b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusaan saat ini. c.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pasa suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan perusaan pada periode tertentu. e.
Memberikan informasi tentang perusahaan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen peusahaan dalam satu periode.
g.
Memberikan informasi tentang catatan- catatan laporan keuangan. Dapat diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah
pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam prakteknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusu guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
28
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan maupun memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusaan. Laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban oleh pihak yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini berarti penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik internt maupun ekstern perusahaan. Adapun laporan keuangan disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu antara lain adalah : a. Pemilik Perusahaan Untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai pimpinan perusahaan yaitu melalui besarnya laba yang diperoleh dalam periode tertentu (apabila pimpinan perusahaan diserahkan kepada orang lain atau bukan pemilik).
29
b. Pimpinan Perusahaan Untuk mengetahui posisi keuangan, tingkat efisiensi dan efektifitas yang berpengaruh langsung pada besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini terutama diperlukan untuk penyusunan rencana perusahaan di masa yang akan datang. c. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja. d. Investor Penanam modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi
yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Sebelum menanamkan modalnya, para investor harus mengetahui terlebih dahulu prospek perolehan laba dari perusahaan yang dituju.
30
e. Kreditur Sebelum memberikan pinjaman kredit kepada suatu perusahaan terlebih dahulu harus dilihat posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya, baik kewajiban dalam jangka pendek maupun kewajiban dalam jangka panjang. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. f. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberian pinjaman kecuali sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. g. Pelanggan Para
pelanggan
berkepentingan
dengan
informasi
mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahan. h. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
31
membutuhkan
informasi
untuk
mengatur
aktivitas
perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistik lainnya. i. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
32
2.2.4 Proses Terjadinya Laporan Keuangan Berdasarkan pendapat Harry Supangat (2005 : 21), berikut ini adalah gambaran mengenai proses terjadinya laporan keuangan.
Perusahaan
Semua Pihak Transaksi dan Peristiwa Penting
Perusahaan
NERACA
LAPORAN LABA RUGI
Ringkasan mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu yang menunjukkan bahwa aktiva sama dengan kewajiban ditambah ekuitas
Ringkasan mengenai pendapatan dan biaya selama satu periode selisih antara keduanya adalah laba dan rugi yang akan mempengaruhi ekuitas
LAPORAN ARUS KAS Ringkasan mengenai Transaksi dalam bentuk kas yang akan melengkapi neraca dan laporan laba rugi
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Laporan Keuangan
33
2.3 Pengertian, Tujuan, dan Metoda Analisis Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan gambarang tentang posisi dan kondisi keuangan sebuah perusahaan. Pada analisis laporan keuangan dapat dilihat setiap pos perkiraan serta bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas perusahaan. Analisis laporan keuangan adalah analisis terhadap laporan keuangan yang telah diaudit dengan tujuan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Pihak yang membutuhkan hasil analisis ini terutama manajemen, pemilik, dan kreditor. 2.3.2 Tujuan dan Metoda Analisis Laporan Keuangan Dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui perubahanperubahan dari masing-masing pos keuangan tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari periode sebelumnya. Adapun beberapa metoda analisis laporan keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Analisis Horizontal (Horizontal Analysis) Analisis Horizontal adalah metoda analisa dengan memperbandingkan neraca dan laporan laba rugi beberapa tahun terakhir secara berurutan. Maksudnya untuk memperoleh gambaran mengenai perubahan-perubahan yang terjadi baik dari neraca maupun laporan laba rugi, sehingga dapat diperoleh gambaran selama beberapa tahun terakhir apakah telah terjadi kenaikan atau penurunan dan penyebab terjadinya perubahan tersebut.
34
Tujuan dari analisis horizontal ini adalah : 1) Analisis ini untuk mengetahui perubahan-perubahan yang ada pada laporan keuangan selama beberapa periode. 2) Untuk menilai lebih lanjut perubahan-perubahan yang terjadi pada perubahan tersebut. b. Analisis Vertikal (Vertical Analysis) Analisis vertikal adalah metoda analisis laporan keuangan yang hanya menganalisis suatu periode saja, yaitu hanya memperbandingkan antara satu pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Agnes Sawir (2003 : 46) memberikan pengertian analisis vertikal adalah sebagai berikut : “Analisis vertikal adalah analisis yang dilkukan dengan jalan menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu dari neraca atau proporsi dari unsur-unsur tertentu laporan laba rugi dengan jumlah tertentu laporan dari laporan laba rugi. Misalnya proporsi persediaan terhadap jumla aktiva lancar, proporsi aktiva lancar terhadap jumlah aktiva, proporsi harga pokok terhadap total pendapatan hasil usaha.”
Laporan keuangan dengan analisis vertikal sangat berarti bagi para analisis dalam mempelajari posisi perusahaan, keuangan dan hasil usaha tahun yang berjalan, khususnya dalam membuat perbandingan antara perusahaan sejenis.
35
c. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah suatu alat yang dinyatakan dalam arithmethical term, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan yang lainnya, dari suatu laporan neraca dan laporan laba rugi. Kegunaan atau manfaat suatu analisis rasio sepenuhnya tergantung pada
kemampuan
atau
kecerdasan
penganalisa
dalam
menginterpretasikan data yang bersangkutan. Para analisis keuangan dalam mengadakan analisa laporan keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara perbandingan, yaitu : 1) Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Misalnya current ratio tahun 2000 dibandingkan dengan current ratio pada tahun sebelumnya pada suatu perusahaan. Dengan cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Menganalisis satu macam rasio saja tidak banyak artinya, karena kita tidak dapat mengetahui factorfaktor apa yang menyebabkan adanya perubahan. 2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek
36
keuangan tertentu berada di atas rata-rata pada rata-rata atau di bawah rata-rata industri. Jenis analisis rasio keuangan menurut Agnes Sawir (2005 : 7), adalah sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas (Liqudidity Ratio) Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo. 1) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.
Aktiva Lancar Rasio Lancar = Utang Lancar
Rasio lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang rasio lancarnya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
37
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. 2) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini dihitung dengan mengurangkan Persediaan dari Aktiva Lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan Utang Lancar.
Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat
= Utang Lancar
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat yang umumnya dianggap baik adalah 1 (satu). b. Rasio Manajemen Utang (Solvability Ratio) Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
38
Rasio leverage yang umum digunakan adalah : 1) Rasio Utang (Debt Ratio) Rasio ini dihitung dengan membagi total utang dengan total aktiva. Rasio ini memberikan tolak ukur seberapa besar total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang dibiayai melalui penggunaan utang.
Total Utang Rasio Utang
= Total Aktiva
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi persentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. c. Rasio Aktivitas Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran. Rasio manajemen aktiva menganalisis
hubungan
antara
laporan
laba-rugi,
khususnya
penjualan dengan unsur-unsur yang ada pada neraca, khususnya
39
unsur-unsur aktiva. Rasio aktivitas ini diukur dengan istilah perputaran unsur-unsur aktiva yang dihubungkan dengan penjualan. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan : 1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio) Rasio ini dihitung dengan membagi Saldo Persediaan Rata-rata dengan Harga Pokok Penjualan/tahun, dikalikan dengan jumlah hari/tahun.
Saldo Persediaan Rata-rata Inventory Turn Over =
x 365 hari
Harga Pokok Penjualan/tahun
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang akan memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. 2) Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Periode) Rasio ini dihitung dengan membagi Jumlah Saldo Piutang Usaha dengan Hasil Penjualan Bersih dikalikan jumlah hari/tahun.
Jumlah Saldo Piutang Usaha Average Collection
=
x 365 hari
Hasil Penjualan Bersih
40
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan. Rasio ini dapat dibandingkan dengan persyaratan penjualan, karena sering sulit mendapatkan data penjualan kredit maka digunakan total penjualan, tidak adanya persamaan persentase
penjualan kredit
pada perusahaan-
perusahaan dapat menyebabkan rata-rata jangka waktu penagihan kurang tepat. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari atau 365 hari, kedua angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan. 3) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Rasio ini dihitung dengan membagi Penjualan dengan Rata-rata Total Aktiva.
Penjualan Rasio Perputaran Total Aktiva
= Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan
dalam
rangka
mengahsilkan
penjualan
atau
menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
41
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai
kebijakan
dan
keputusan
manajemen.
Rasio
kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang afektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingakat efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio profitabilitas yang umum digunakan : 1) Rasio Margin Laba Bersih (Profit Margin on Sales Ratio) Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Penjualan. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Laba Bersih Rasio Margin Laba Bersih
= Penjualan
42
2) Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power Ratio) Rasio ini dihitung dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Earning Before Interest taxes dibagi dengan total aktiva.
EBIT Daya Laba Dasar
= Total Aktiva
Daya dasar laba mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. 3) Rasio Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets) ROA sering disamakan dengan ROI (Return on Investment). Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Total Aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bias diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Laba Bersih ROA = Total Aktiva
4) Rasio Pengembalian atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity Ratio) Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Ekuitas. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola
43
modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.
Laba Bersih ROE = Ekuitas
44
2.4 Kerangka Berpikir Analisis dalam laporan keuangan merupakan suatu hal yang terpenting dalam menilai suatu kinerja manajemen perusahaan. Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan, bagaimana hasil operasi perusahaan. Adapun kerangka teoritis yang penulis kembangkan adalah sebagai berikut : PT Pincuran Sinajung Mas
Tuntutan Manajemen Untuk Mengimplementasikan Kebijakan Keuangan Perusahaan Guna Meningkatkan Kinerja Keuangan
Laporan Keuangan, Data-data keuangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011
Perhitungan Analisis Rasio-rasio, Likuiditas, Solvabilitas, Profitiabilitas, dan Aktivitas
-
Untuk Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan Penilaian Kinerja serta kelangsungan perusahaan Antisipasi/jalan keluar permasalah
Hasil Kesimpulan Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
45
Laporan keuangan membantu manajer dalam merencanakan berapa penggunaan dana dengan sebaik-baiknya untuk dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan, sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu akan sulit berkembang, sehingga akan berpengaruh kepada kegiatan operasional, dan perkembangan perusahaan.
46