BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan sangat penting bagi investor. Karena laporan tersebut memberikan informasi yang dapat membantu pembacanya dalam menjumlahkan waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan yang berguna untuk menilai ekonomi suatu perusahaan dan menentukkan probabilitas dari pembayaran kembali hhutang perusahaan kepada kreditur. Informasi keuangan yang tersaji oleh pihak manajemen merupakan dasar dalam menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang hasilnya merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Menurut Raja (2012 : 16) menyatakan bahwa Laporan Keuangan adalah “suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas”. Menurut Sofyan (2007 : 105) “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
6
7
2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.1 paraghraf 5 tahun 2009, tujuan laporan keuangan yaitu : Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menujukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunanaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Menurut The Accounting Principle Board Statement No 4, tujuan laporan keuangan dikutip dalam Hery (2009 : 6) sebagai berikut : a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tetntang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. c. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban , dan e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan a. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya
8
memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba/rugi bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban. b. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owner’s Equity) Ikhtisar perubahan modal pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. c. Neraca (Balance Sheet) Neraca merupakan sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu, tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan. d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan untuk satu periode waktu tertentu. e. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statement) Penyajian catatan atas laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 1.13): Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis pada pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
9
B. Laba Bersih 1. Pengertian Laba Bersih Menurut Suwardjono (2008 : 464) “Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang/jasa)”. Menurut Stice, Stice, Skousen (2009 : 240) “Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya”.
2.
Manfaat Laba Bersih Laba bersih merupakan tujuan utama bagi keseluruhan orang yang melakukan bisnis. Laba mempunyai banyak kegunaan seperti ukuran keberhasilan bisnis, sebagai ukuran efisiensi manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya perusahaan, sebagai dasar untuk membuat peramalan di masa yang mendatang, sebagai dasar untuk membuat kebijakan membayar deviden. Kekuatan laba dapat digunakan untuk menurunkan hutang, ekspansi keuangan di masa depan, membangkitkan sumber intern untuk akuisisi, meningkatkan solvabilitas, serta memperbaiki kualitas laporan laba rugi.
10
3. Perhitungan Laba Bersih Agar efisiensi manajemen diukur dengan lebih baik, maka komponen atau unsur-unsur laba diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang berbeda-beda. Berikut adalah unsur-unsur laba yaitu: a. Laba Kotor (Gross Profit) adalah jumlah penjualan dikurangi harga pokok penjualan (hpp) b. Laba Operasi (Operating Income) adalah laba bruto dikurangi biaya operasional perusahaan. c. Laba Sebelum Pajak (Earning Before Tax) dan pos luar biasa adalah laba usaha ditambah/dikurangi pendapatan/beban lain-lain. d. Laba
setelah
pos
luar
biasa
adalah
laba
sebelum
pajak
ditambah/dikurangi pos luar biasa. e. Laba Bersih setelah pajak adalah laba bersih setelah pos luar biasa dikurangi pajak penghasilan. Komponen dan urutan penyajian laporan laba rugi hingga menghasilkan laba/rugi bersih, menurut PSAK No.2 lampiran 2 tahun 2009 yaitu :
11
Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Operasional Laba Operasional Pendapatan/Beban lain-lain Laba sebelum pajak dan pos luar biasa
xxx (xxx) xxx (xxx) xxx (xxx) xxx
Pos Luar Biasa
(xxx)
Laba Setelah Pos Luar Biasa
xxx
Pajak Penghasilan Laba Bersih
(xxx) xxx
C. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Rudianto (2009:2006) mengartikan “laporan arus kas sebagai suatu laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan didalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut”.
12
2. Tujuan dan Kegunaan informasi Arus Kas Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengavaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan arus kas juga digunakan oleh kreditor dan investor dalam menilai tingkat likuiditas maupun potensi perusahaan dalam meghasilkan laba (keuntungan). Menurut Sofyan (2008:255) tujuan menyajikan Laporan Arus Kas adalah “memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor dan para pemakai lainnya untuk: a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang. b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern. c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
13
3. Penyajian Laporan Arus Kas Menurut Sofyan (2008:256) penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dari sumber sebagai berikut: a. Arus Kas dari Kegiatan Operasi Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasaya mencakup kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian service. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukkan laba. b. Arus Kas dari Kegiatan Investasi Kegiatan yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap atau produktif lainya yang digunakan dalam proses produksi. c. Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan/Pembiayaan Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjag perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jagka panjang untuk membayar hutang tertentu. D. Hutang 1. Pengertian Hutang Definisi Hutang menurut Rudianto (2009 : 292) adalah “kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang/jasa/barang di masa mendatang kepada pihak lain, akibat transaksi yang dilakukan dimasa lalu”.
14
2. Pengelompokkan Hutang Rudianto (2009 : 292) hutang dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis hutang berdasarkan kataegori yang diciptakan , seperti : a. Berdasarkan jenis aktivitas transaksi yang menjadi penyebab munculnya hutang, maka hutang dapat dikelompokkan menjadi: 1. Hutang Usaha adalah hutang yang berasal dari transaksi pembelian barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan usaha perusahaan. 2. Hutang Bank adalah hutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman bank kepada perusahaan.
Hutang bank biasanya
mencakup persyaratan, jangka waktu peminjaman dan bunga pinjaman yang dibebankan. 3. Wesel Bayar adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis kepada pihak kreditor, untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang dalam jumlah yang telah disepakati beserta bunga yang telah ditentukkan. 4. Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang berisi kesediaan untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang beserta sejumlah bunga sesuai dengan yang dijanjikkan. 5. Hutang Dividen adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang sahamnya untuk membayar dimasa mendatang dalam berbagai bentuknya, baik kas, surat berharga atau saham.
15
6. Hutang Pajak adalah kewajiban yang timbul akibat perusahaan belum
membayar
pajak
yang
dikenakan
sesuai
dengan
perundangan yang berlaku, misalnya pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan dan sebagainya. b. Berdasarkan jangka waktu jatuh temponya, maka hutang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok: 1. Hutang Jangka Pendek adalah hutang yang harus dillunasi dalam tempo satu tahun. Yang termauk dalam kelompok ini adalah: huutang dagang, hutang dividen, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dll. 2. Hutang Jangka Panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Jatuh temponya dapat terjadi dalam 1.5 tahun atau 2 tahun atau lima tahun atau lebih dari itu. Misalnya, wesel bayar, obligasi dan lain sebagainya. Hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin untuk melunasi hutang-hutang lain.
16
E. Dividen 1. Pengertian Dividen Dalam PSAK no.23 revisi 2009 disebutkan bahwa “dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu”. Menurut Suharli (2008 : 52) yang dimaksud dengan dividen adalah “pembagian laba kepada pemegang saham sejumlah proporsi kepemilikan saham masing-masing pemegang saham”. Menurut Rudianto (2009 : 308) dividen adalah “bagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya sebagai imbalan atas kesediannya menanamkan hartanya didalam perusahaan”. Terdapat beberapa alasan mengapa suatu perusahaan membatasi jumlah dividen yang dibagikannya kepada pemegang sahamnya yaitu: a. Rencana perusahaan untuk melakukan ekspansi di masa mendatang. Rencana semacam ini jelas membutuhkan dana yang cukup besar. Karena sebagian dari laba ditahan suatu perusahaan biasanya ditahan untuk membebani investasi dan ekpansi semacam ini. b. Keinginan untuk membagian dividen secara konstan dari tahun ke tahun. Sedangkan laba yang diperoleh tidak selalu sama, bahkan terkadang mengalami kerugian. Agar rencana perusahaan untuk membagikan dividen tahunan dalam jumlah yang konstan dapat terealisasi, maka pada saat perusahaan memperoleh laba cukup besar,
17
tidak semuanya dibagikan kepada pemegang saham. Sebagian ditahan untuk menjadi cadangan dividen di tahun-tahun yang perolehan labanya kecil atau tahun-tahun yang mengalami kerugian usaha. c. Keinginan perusahaan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan rugi usaha yang dapat terjadi di masa mendatang. d. Persetujuan yang dibuat dengan kreditor tertentu, yang meminta perusahaan tidak membagikan seluruh laba usahanya atau seluruh laba ditahannya, sebagai jaminan bahwa dana yang dipinjamkan kepada perusahaan dapat dikembalikan.
2. Jenis-jenis Dividen Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang sahamnya dapat diwujudkan dalam berbagai bentuknya, tergantung keadaan perusahaan pada saat pembagian dividen tersebut. Jenis-jeis dividen dapat dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya adalah: a. Dividen Kas adalah sebagian laba usaha yang dibagikan kepada pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai. Sebelum dividen dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Jika suatu perusahaan memilih untuk membagi dividen dalam dividen kas, itu berarti pada saat dividen
18
dibagikan kepada pemegang sahamnya, perusahaan memiliki uang tunai dalam jumlah yang cukup. b. Dividen Harta adalah bagian dari laba suatu perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut dalam bentuk surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dan jika surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang sahamnya, maka nilai yang wajar atau harga pasar dari surat berharga tersebut yang dijadikan dasar pencatatan. c. Dividen Skrip atau Dividen Hutang adalah bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang di masa mendatag. Dividen skrip terjadi karena perusahaan ingin membagi dividen dalam bentuk uang tunai, tetapi tidak tersedia kas dalam jumlah yang cukup. Sehingga pihak manajemen perusahaan menjanjikan untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang
kepada pemegang sahamnya.
Dividen skrip dapat disertai dengan bunga, dapat pula tanpa bunga. d. Dividen Saham adalah bagian dari laba usaha yang ingin dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan itu sendiri.
Dividen
saham
dibagikan
karena
perusahaan
ingin
mengkapitalisasikan sebagian dari laba usaha yang diperolehnya secara permanen. Jika dividen saham dibagikan, tidak ada aktiva yang dibagikan dan setiap pemegang saham memiliki bagian (proporsi)
19
kepemilikan yang sama pada perusahaan. Pembagian dividen saham akan mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah banyak. Tetapi total aktiva dan pasiva perusahaan tidak akan mengalami perubahan, baik sebelum dan sesudah pembagian dividen. Berkaitan dengan pembagian dividen saham ini, nilai wajar atau nilai pasar saham tersebut yang digunakan sebagai dasar pencatatan. e. Dividen Likuidasi adalah dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya dalam berbagai bentuknya, tetapi tidak didasarkan pada besarnya laba usaha atau saldo laba ditahan
perusahaan. Dividen likuidasi merupakan pengembalian
modal atau investasi pemilik oleh perusahaan.
3. Teori Kebijakan Dividen Menurut Agnes Sawir (2004 : 145) Teori kebijakan dividen dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain: a. Dividen Tidak Relevan Menurut Modigliani dan Miller (MM) yang dikutip dalam Agnes, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh pembayaran dividen. MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan dapat ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Keputusan apakah laba yang diperoleh dibagikan dalam bentuk dividen atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM membuktikan pendapatnya secara sistematis dengan asumsi sebagai berikut:
20
1) Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional 2) Tidak ada biaya emisi saham baru, jika perusahaan menerbitkan saham baru. 3) Tidak ada pajak 4) Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah 5) Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri Hal terpenting dari pendapat MM adalah pengaruh kenaikan pembayaran dividen terhadap kekayaan pemegang saham akan diimbangi dengan penurunan kekayaan pemegang saham, karena manajemen perusahaan menggunakan cara pendanaan yang lain. Jika kebijakan investasi tidak berubah dan perusahaan membagikan dividen, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. b. Bird in Hand Theory Gordon and Lintner tidak sependapat dengan asumsi MM bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Menurut Gordon and Lintner biaya modal sendiri perusahaan akan naik sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen yang lebih pasti daripada menunggu capital gains yang lebih berisiko.
21
Pendapat Gordon and Lintner ini oleh MM di beri istilah “bird-inthe-hand fallacy”. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor memandang suatu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. c. Teory Dividen Residual Pendanaan eksternal (penerbitan saham baru) lebih mahal daripada pendanaan internal (pemanfaatan laba ditahan), karena adanya biayabiaya emisi saham. Dengan adanya biaya emisi ini, perusahaan mengutamakan pendanaan internal. Konsekuensinya, perusahaan baru akan membayar dividen setelah dana-dana kebutuhan investasi terpenuhi. Dengan kata lain, hanya jika ada pendapatan tersisa atau pendapatan residual, dividen akan dibagikan. Inilah inti dividen residual. d. Teori Perbedaan Pajak Teori ini diajukan Litnerberger dan Ramaswarny yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gains, investor lebih menyukai capital gains karena pajak atas capital gains baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital gains, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan pajak ini. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, investor lebih suka bila manajemen perusahaan menahan sebagian besar laba.
22
Investor juga mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi dan capital gains rendah daripada saham dengan dividend yield rendah dan capital gains tinggi. e. Teori Signalling Ada bukti empiris bahwa kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham, dan sebaliknya. Fenomena ini setidaknya memperlihatkan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada capital gains. MM berpendapat bahwa kenaikan dividen ini merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit di masa mendatang. Penurunan dividen memang mengandung beberapa informasi, tetapi sulit dikatakan apakah atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek preferensi terhadap dividen. f. Teori Clientele effect Teori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang dibutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi.
23
Sebaliknya,
kelompok
pemegang
saham
yang
tidak
begitu
membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersihnya. Menurut teori ini dividen tertentu akan tertarik segmen tertentu kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah..
F. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga berdoman dari penelitian sebelumnya. Adapun penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini pada tabel 2.1 berikut :
Penelitian Judul Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Penelitian terdahulu Variabel yang Hasil Penelitian digunakan
Indah (2009)
Pengaruh Laba Bersih - Laba Bersih - Secara simultan dan Arus Kas Operasi - Arus Kas laba bersih dan terhadap Kebijakan Operasi arus kas operasi Dividen pada - Kebijakan berpengaruh perusahaan Dividen signifikan terhadap Manafaaktur Go kebijakan dividen. Publik - Secara parsial laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Sujoko (2010)
Pengaruh Laba Bersih - Laba Bersih - Secara simultan dan Arus Kas Operasi - Arus Kas laba bersih dan terhadap Dividen Kas Operasi arus kas operasi pada Perusahaan - Dividen Kas berpengaruh secara Sektor barang signifikan terhadap Konsumsi yang dividen kas.
24
terdaftar di BEI tahun 2003-2008
- Secara parsial laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas. Ratnawati Pengaruh Laba Bersih, - Laba Bersih - Secara simultan (2011) Arus Kas Operasi dan - Arus Kas laba bersih, arus Total Hutang terhadap Operasi kas operasi dan Dividen kas pada - Total total hutang perusahaan Hutang berpengaruh Manufaktur yang - Dividen Kas signifikan terhadap Terdaftar di BEI tahun dividen kas. 2007-2009 - Secara parsial laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan arus kas operasi dan total hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Erni Pengaruh Laba Bersih - Laba Bersih - Secara simultan Hernawati dan Arus Kas Operasi - Arus Kas laba bersih dan (2011) terhadap Dividen Kas Operasi arus kas operasi pada Perusahaan - Dividen Kas berpengaruh secara Sektor barang signifikan terhadap Konsumsi yang dividen kas. terdaftar di BEI tahun - Secara parsial laba 2005-2009 bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas. Reni Pengaruh Laba Bersih - Laba Bersih - Secara simultan (2011) dan Arus Kas Operasi - Arus Kas laba bersih dan terhadap Dividen kas Operasi arus kas operasi pada perusahaan - Dividen Kas berpengaruh secara Manufaktur yang signifikan terhadap Terdaftar di BEI tahun dividen kas. 2004-2008 - Secara simultan laba bersih dan
25
arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.
Sumber : Data diolah 2012 G. Model Penelitian Gambar 2.1 Laba Bersih (X1)
Arus Kas Operasi
Dividen Kas
(X2)
(y)
Total Hutang (X3)
Sumber : Data diolah, 2011