6
Bab II Landasan Teori 2.1 Analisa Perancangan Perangkat Lunak 2.1.1
Metode MDLC Menurut Sutopo Ariesto Hadi, (2012) MDLC adalah penggunaan dan
perpaduan gambar, video dan suara dalam multimedia yang menarik maupun menggugah minat belajar peserta didik atau siswa. Multimedia juga mampu memudahkan penyampaian materi-materi tertentu kepada siswa dibandingkan dengan cara penyampaian materi lainnya. Namun untuk membuat penggunaan dan materi multimedia yang tepat pada pembelajaran perlu pengembangan khusus, mengingat untuk produksi multimedia diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun dan membangun materi berbasis multimedia yang baik pengembangan multimedia agar dapat dimasukkan dalam pembelajaran harus melalui tahapan-tahapan yang terancang dengan baik dan runtut agar produk multimedia yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tepat digunakan dalam pembelajaran. Pengembangan multimedia dapat dilakukan dengan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari 6 tahap. Tahapan pengembangan dalam Multimedia Development Life Cycle (MDLC) ini yaitu: Sutopo mengadaptasi metodologi luther dengan modifikasi seperti yang terlihat Gambar 2.1:
GAMBAR 2.1 Tahapan pengembangan multimedia (Sutopo Ariesto Hadi, 2012) 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7 Berikut adalah penjelasan dari gambar di atas: 1. Concept (Konsep). Merumuskan dasar-dasar dari proyek multimedia yang akan dibuat dan dikembangkan. Terutama pada tujuan dan jenis proyek yang akan dibuat. 2. Design (Desain / Rancangan). Tahap
dimana
pembuat
atau
pengembang
proyek
multimedia
menjabarkan secara rinci apa yang akan dilakukan dan bagaimana proyek multimedia tersebut akan dibuat. Pembuatan naskah ataupun navigasi serta proses desain lain harus secara lengkap dilakukan.Pada tahap ini akan harus mengetahui bagaimana hasil akhir dari proyek yang akan dikerjakan. 3. Material Collecting (Pengumpulan Materi). Merupakan proses untuk pengumpulan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proyek. Mengenai materi yang akan disampaikan, kemudian file-file multimedia seperti audia, video, dan gambar yang akan dimasukkan dalam penyajian proyek multimedia tersebut. 4. Assembly (Penyusunan dan Pembuatan). Waktunya proyek multimedia diproduksi.Materi-materi sefta file-file multimedia yang sudah didapat kemudian dirangkai dan disusun sesuai desain. Pada proses ini sangat dibutuhkan kemampuan dari ahli agar mendapatkan hasil yang baik. 5. Testing (Uji Coba). Setelah hasil dari proyek multimedia jadi, perlu dilakukan uji coba.Uji coba dilakukan dengan menerapkan hasil dari proyek multimedia tersebut pada pembelajaran secara minor. Hal ini dimaksudkan agar apa yang telah dibuat sebelumnya memang tepat sebelum dapat diterapkan dalam pembelajaran secara massal.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
6. Distribution (Menyebar Luaskan). Tahap penggandaan dan penyebaran hasil kepada pengguna. Multimedia perlu dikemas dengan baik sesuai dengan media penyebar luasannya, apakah melalui CD/DVD, download, ataupun media yang lain. 2.2 Perancangan Sistem 2.2.1
Storyboard Gambaran dari scene¸ bentuk visual perancangan, audio, durasi,
keterangan, dan narasi untuk suara akan dibuat pada perancangan storyboard. Hasil dari perancangan akan menjadi acuan dalam pembuatan tampilan pada tahap implementasi (Binanto, 2010). Storyboard merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat secara kseluruhan, sehingga menggambarkan suatu cerita penggunaan
storyboard
bermanfaat
bagi
pembuat
multimedia,
pemilik
multimedia dan sponsor.
Gambar 2.2 Contoh Storyboard (http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/Jurnal-No1Vol41.pdf) 2.2.2
Desain Struktur Navigasi Struktur navigasi digunakan sebagai penuntun alur sebuah aplikasi
multimedia atau dapat pula dianalogikan sebagai diagram alur dalam perancangan
bahasa
pemrograman.
Struktur
navigasi
berfungsi
untuk
menggambarkan dengan jelas hubungan dan rantai kerja seluruh elemen yang 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9 akan digunakan dalam aplikasi. Dengan penggambaranstruktur navigasi, pembuatan sebuah aplikasi dapat sistematis dan mudah. Jenis struktur navigasi dikelompokkan menjadi 4 struktur yang berbeda yaitu linier, hirarki, non linier dan campuran yang mempunyai perbedaan dalam bentuk rangkaiannya. 2.2.2.1 Struktur Navigasi Linier Struktur navigasi linier hanya mempunyai satu rangkaian cerita yang berurut, yangmenampilkan satu demi satu tampilan layar secara berurut menurut urutannya.Tampilan yang dapat ditampilkan pada sruktur jenis ini adalah satu halaman sebelumnya atau satu halaman sesudahnya, tidak dapat dua halaman sebelumnya atau dua halaman sesudahnya.
Gambar 2.3 Stuktur Navigasi Linier 2.2.2.2 Struktur Navigasi Non Linier Struktur navigasi non-linier atau struktur tidak berurut merupakan pengembangan dari struktur navigasi linier. Pada struktur ini diperkenankan membuat navigasi bercabang. Percabangan yang dibuat pada struktur nonlinier ini berbeda dengan percabangan pada struktur hirarki, karena pada percabangan nonlinier ini walaupun terdapat percabangan, tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai kedudukan yang sama yaitu tidak ada Master Page dan Slave Page.
Gambar 2.4 Struktur Navigasi Non Linier
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.2.2.3 Stuktur Navigasi Hirarki Struktur navigasi hirarki biasa disebut struktur bercabang, merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data berdasarkan kriteria tertentu. Tampilan pada menu pertama akan disebut sebagai Master Page (halaman utama pertama), halaman utama ini mempunyai halaman percabangan yang disebut Slave Page (halaman pendukung). Jika salah satu halaman pendukung dipilih atau diaktifkan, maka tampilan tersebut akan bernama Master Page (halaman utama kedua), dan seterusnya. Pada struktur navigasi ini tidak diperkenankan adanya tampilan secara linier.
Gambar 2.5 Struktur Navigasi Hirarki 2.3 Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Flowchart
biasanya
mempermudah
penyelesaian
suatu
masalah
khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti : 1. Flowchart digambarkan dari halaman ataske bawahdan dari kirike kanan. 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 2.3.2
Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart
Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan. Gambar 2. menggambarkan suatu contoh flowchart ini mengenai alur pembuatan kartu anggota untuk suatu perpustakaan (Jurnal Saintikom Vol. No. 2 Agustus 2010). Flow dokumen sistem baru calon anggota perpustakaan
KETERANGAN : # : Masukkan data calon anggota ke dalam komputer (proses pengisian data) P : Tanda tangan dan validasi data Gambar 2.7 Flowchart Paperwork
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 2.3.3
Flowchart Skematik Flowchart
Skematik
mirip
dengan
Flowchart
Sistem
yang
menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbolsimbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian (Jurnal Saintikom Vol. No. 2 Agustus 2010). 2.3.4
Flowchart Program Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program
merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. Suatu contoh flowchart program dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini : (Jurnal Saintikom Vol. No. 2 Agustus 2010).
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Gambar 2.8 Flowchart Program
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.3.5
Flowchart Proses (Jurnal Saintikom Vol. No. 2 Agustus 2010) Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus, lihat gambar
berikut : Gambar 2.9 Flowchart Proses Flowchart
Proses
digunakan
oleh
perekayasa
industrial
dalam
mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form (Jurnal Saintikom Vol. No. 2 Agustus 2010). 2.3.6
Simbol-simbol flowchart Simbol-simbol flowchart yang biasanya dipakai adalah simbol-simbol
flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI dan ISO. Simbol-simbol ini dapat dilihat pada Gambar 6. Simbol Flowchart Standar berikut ini : (Jurnal Saintikom Vol. No. 2 Agustus 2010)
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Gambar 2.10 Flowchart Standar
2.4 Testing Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi suatu perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk mencari kesalahan dan menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi kualitas persyaratan atau belum dan juga untuk menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya. “Testing adalah sebuah proses yang dijelaskan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal” Soetam Rizky (2011:237). 2.4.1
Metode Black Box Pengujian fungsional atau pengujian kotak hitam (black box testing)
merupakan pendekatan pengujian yang ujiannya diturunkan dari spesifikasi program atau komponen, Sistem merupakan “kotak hitam” yang perilakunya hanya dapat ditentukan dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Nama lain untuk cara ini adalah pengujian fungsional karena penguji hanya berkepentingan dengan fungsionalitas dan bukan implementasi perangkat lunak (Soetam Rizky, 2011:269). 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 Kunci pada pengujian cacat adalah memilih input yang memiliki probabilitas besar sebagai anggota himpunan Ie. Pada banyak kasus, pemilihan ini berdasar pengalaman rekayas awan uji sebelumnya. Mereka memakai pengetahuan domain untuk mengindentifikasi kasus uji yang mungkin mengungkap cacat. Dengan black box analisis sistem akan memperoleh kumpulan kondisi dari input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Tujuan metode ini untuk mencari kesalahan-kesalahan pada: 1. Fungsi yang salah atau hilang. 2. Kesalahan pada interface. 3. Kesalahan pada struktur data atau akses database. 4. Kesalahan performasi. 5. Kesalahan inisiasi dan terminasi. 2.4.2
Metode White Box White box testing adalah jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap
“isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat, metode white box atau yang disebut juga dengan glass box testing merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case dengan menggunakan metode white box Soetam Rizky (2011:261), akan dapat diperoleh test case yang : 1. Menjamin seluruh jalur independen (independent path) di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali. 2. Mengerjakan seluruh keputusan logical. 3. Mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya. 4. Mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validasi 2.5 Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program yang digunakan orang untuk melakukan sesuatu pada sistem komputer. Mobile dapat diartikan sebagai perpindahan yang mudah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya telepon 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 mobile berarti bahwa terminal telepon yang dapat berpindah dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain tanpa terjadi pemutusan atau terputusnya komunikasi. Sistem aplikasi mobile merupakan aplikasi yang dapat digunakan walaupun pengguna berpindah dengan mudah dari satu tempat ketempat lain lain tanpa terjadipemutusan atau terputusnya komunikasi. Aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat nirkabel seperti pager, seperti telepon seluler dan PDA. 2.5.1
Aplikasi Mobile Android Menurut Jonathan Stark (Building Android Apps with HTML, CSS, and
JavaScript. 2012), smartphone dan desktop computer memiliki banyak perbedaan seperti ukuran layar, bandwith, dan sumber daya. Perbedaan tersebut membuat perancangan mobile application sangat berbeda dengan perancangan desktop application. Terdapat 10 (sepuluh) prinsip dalam merancang desain rancangan layar mobile application yaitu: 1. Mobile Mindset Dalam merancang mobile application harus menggunakan mobile mindset, yaitu harus fokus, unik, menarik, dan peka terhadap keinginan user. 2. Mobile Contexts Mengetahui dan fokus pada sasaran user untuk mobile application yang akan dirancang. Terdapat tiga jenis user, yaitu user yang menggunakan mobile application pada saat bersantai di rumah (bored), pada saat sedang sibuk dan memerlukan pengaksesan content yang cepat (busy), dan pada saat sedang berada di daerah yang baru atau tersesat (lost). 3. Global Guidelines Terdapat aturan umum untuk perancangan mobile application, yaitu tingkat responsif yang tinggi, tampilan detail yang menarik, merancang dengan menyesuaikan ukuran ibu jari dan letak user interface yang sesuai, isi yang gampang diakses dan dimengerti, peletakkan kontrol di bawah isi, dan menghindari scrolling.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 4. Navigation Models Terdapat banyak model navigasi dalam perancangan mobile application, tetapi pastikan model yang dipilih sesuai dengan jenis aplikasi yang akan dirancang. Beberapa pilihan model navigasi seperti none, tab bar, dan drill down. 5. User Input Terdapat banyak jenis keyboard dalam smartphone, seperti default, email, url, dan phone. Pastikan keyboard sesuai dengan jenis input yang diinginkan, pertimbangkan penggunaan auto correct dan pastikan memungkinkan
landscape
orientation
jika
banyak
berinteraksi
menggunakan keyboard. 6. Gestures Gesture yang ada pada mobile application bersifat tersembunyi dan pastikan memudahkan user untuk menemukannya. Tidak semua gesture penting dan cukup, misalnya seperti shortcut pada keyboard hanya diketahui beberapa user dan fasilitas zoom yang memerlukan penggunaan dua tangan dapat ditambah dengan tombol zoom in dan zoom out sehingga tetap dapat digunakan dengan satu tangan. 7. Orientation Pastikan orientasi yang didukung mobile application sesuai dengan kebutuhan antara portrait atau landscape. Sediakan juga fitur lock orientation jika memang dibutuhkan melihat sesuatu dalam waktu yang lama. 8. Communications Komunikasi dengan user sangatlah penting dalam mobile application.Pastikan setiap aktivitas yang ada diberikan feedback dari aplikasi,kurangi penggunaan alert yang dapat mengganggu user, dan mintakonfirmasi user dengan rancangan default pilihan yang paling aman.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23 9. Launching Perhatikan juga tampilan saat launching aplikasi. Pastikan menampilkanapa yang terkahir user tinggalkan saat launching kembali dan untuk halaman awal pilihlah gambar interaktif sehingga user tidak bosan. 10. First Impressions Kesan pertama dari aplikasi sangatlah penting. Pastikan icon yang dipakai dan first launch dari aplikasi dapat menarik perhatian user. 2.5.2
Jenis – Jenis Android Awal sistem android yang dirilis yaitu Android beta pada bulan
November 2007. Sedangkan versi komersial pertama, Android 1.0, dirilis pada semester 2008. Sejak April 2009, versi Android yang dikembangkan diberi kode nama yang berdasarkan makanan pencuci mulut dan makanan manis. Tiap versi dirilis sesuai urutan alfabet, yakni
Cupcake (1.5),
Donut (1.6),
Eclair (2.0 – 2.1),
Froyo (2.2 – 2.2.3),
Gingerbread (2.3 – 2.3.7)
Honeycomp (3.0 – 3.2.6),
Ice Scream Sandwich (4.0),
Jelly Bean (4.1 – 4.2),
KitKat (4.4+) Pembaruan terbaru versi Android adalah Lolipop 5.0 dirilis pada 3 November 2014
Sejarah Versi Android menurut level API 1. Android versi 1.0 Android 1.0, merupakan versi komersial pertama Android, dirilis 23 September 2008 dengan kode nama Apple pie serta ukuran layar 320x480 HVGA. Perangakat Android pertama yang tersedia secara komersial adalah HTC Dream. 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 2. Android versi 1.1 Android versi 1.1 di rilis pada 9 Maret 2009 oleh Google. Android ini telah disuppport oleh Google Mail Service dengan pembarian estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email. 3. Android versi 1.5 Cup Cake Android Cup Cake di rilis pada pertengahan Mei 2009, masih oleh Google Inc. Android ini telah dilengkapi software development kit dengan berbagai pembaharuan termasuk penambahan beberapa fitur lain, yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube, upload gambar ke Picasa langsung dari telepon, serta mendapat dukungan Bluetooth A2DP. 4. Android versi 1.6 Donut Android Donut juga memiliki fitur – fitur tambahan seperti galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder, dan galeri yang diintegrasikan; Text-to-spech engine; dial kontak; teknologi text to change speech, baterai indikator, dan kontrol applet VPN. 5. Android versi 2.0/2.1 Eclair Masih ditahun yang sama, Android kembali merilis operating sistem versi terbarunya, yaitu Android versi 2.0/2.1 Eclair. Android Eclair diluncurkan oleh Google 3 bulan setelah peluncuran. Andorid Eclair adlah Android pertama yag mulai dipakai oleh banyka smartphone, fitur utama Eclair yaitu perubahan total struktur dan tampilan user interface 6. Android versi 2.2 Froyo (Frozen Yogurt) Butuh 5 bulan bagi Google untuk melakukan regenerasi dari Android Eclair versi sebelumnya ke versi Froyo Frozen Yoghurt. Pada tanggal 20 Mei 2010, Android versi 2.2 alias Android Froyo ini dirilis. 7. Android versi 2.3 Gingerbread 7 bulan kemudian Android kembali melakukan terobosan dengan merilis kembali Android versi 2.3 atau yang dikenal sebagai Android Gingerbread. Perubahan umum yang didapat dari Andorid versi ini antara lain peningkatkan kemampuan permainan (gaming), penigkatan copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu. 8. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb) Pada bulan Mei 2011 Android versi 3.0/3.1 atau Android Honeycom dirilis. Android Honeycomb merupakan sebuah sistem operasi Android yang tujuannya memang dikhususkan bagi penggunaan tablet berbasis Android. Versi Android yang dirancang khusus untuk devicedengan layar besar seperti tablet PC. Fitur baru pada Android Honeycomb antara lain dukungan terhadap prosessor multicore dan grafis dengan hardware accerlaration. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena suda didesain untuk tablet. Tablet pertama yang memakai Honeycom adalah tablet Motorola Xoom yang dirilis bulan Februari 2011. 9. Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich) Android ICS atau Ice Cream Sandwich juga dirilis pada tahun yang sama dengan Honeycomb, yaitu pada bulan Oktober 2011. Pihak Google mengklaim Android Ice Cream Seandwich akan dapat digunakan baik di smartphone atau tablet. Ponsel pertama yang menggunakan sistem operasi ini adalah Samsung Galaxy Nexus. 10. Android versi 4.1 (Jelly Bean) Android Jelly Bean merupakan versi Android yang terbaru pada saat ini. Salah satu gadget yang menggunakan sistem operasi Jelly Bean adalah Google Nexus 7 yang diprakarsai oleh ASUS, vendor asal Taiwan yang juga menjadi teman satu kampung halaman dengan Acer. Keunggulan dan fitur baru versi ini, diantaranya peningkatan input keyboard, desain baru fotur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 11. Android versi 4.4 (Kit Kat) Kehadiran android kitkat merupakan pelucuran produk OS anyar yang dilucurkan pada 4 september 2013, sebelumnya banyak kabar beredar jikalau android akan meluncurkan OS baru yang bernama Android Key Lime Pie namun setelah di analalisa tidak sesuai dengan ejaan orang umum, sehingga namanya diganti dengan OS Android KitKat yang sebagian besar orang sudah familiar dengan itu. 12. Android versi 5.0 (Lolipop) Versi android selanjutnya adalah Android Lolipop, Versi android ini sempat menjadi sangat viral (strategi dan proses penyebaran pesan eletronik yang menjadi saluran komunikasi informasi) dikalangan netzien dunia karena nama dari versi ini yang sangat dirahasiakan oleh pihak google, namun pada akhirnya Google mengeluarkan nama resmi untuk android versi ini sesuai dengan namanya tampilan dari Android Lolipop ini pun terlihat manis dan lebih simpel dari pendahulunya. 2.6 Java Menurut Dietel Harvey and Dietel Paul (How To Program, 2012:2). Java adalah sebuah bahasa pemograman yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan mengimplementasi aplikasi berbasis internet dan perangkat lunak pada alat yang terhubung melalui jaringan, salah satu tujuan dibentuknya bahasa pemograman java adalah untuk dapat menulis program yang akan dijalankan pada berbagai macam sistem komputer. Hal ini disebut dengan “write once, run anywhere” yang artinya bahasa pemograman java dapat ditulis sekali namun dapat digunakan dan dijalankan dimana saja pada komputer apa saja. Menurut Bambang Heriyanto (Esensi-Esensi Bahasa Pemograman Java, 2014:16) Java dirancang agar mudah dipelajari dan digunakan secara efektif. Java tidak menyediakan fitur-fitur rumit, serta banyak pekerjaan pemrogram yang mulanya harus dilakukan manual dikerjakan java secara otomatis seperti dialokasikan memori dan java adalah bahasa yang dapat dijalankan disembarang platform diberagam lingkungan : internet, consumer electronic products, dan
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 computer application. The Java 2 Platform tersedia dalam tiga edisi untuk keperluan berbeda sebagai berikut : 1. Java 2 Standard Edition (J2SE). 2. Java 2 Enterprise Edition (J2EE). 3. Java 2 Micro Edition (J2ME). Pada pengembangan enterprise application, dapat digunakan sejumlah besar paket pada consumer electronic products, dan komputer application hanya sebagian kecil bagian bahasa yang digunakan masing-masing edisi berisi java 2 software development kit (JDK) untuk mengembangkan aplikasi dan java 2 runtime environment (JRE) untuk menjalankan aplikasi. 2.6.1
Software Development Kit (SDK) Android SDK adalah kumpulan software yang berisi mengenai pustaka,
debugger (alat pencari kesalahan program), emulator (peniru perangkat bergerak), dokumentasi, kode contoh, dan panduan. Android SDK dapat diunduh secara gratis di http://developer.android.com/sdk/. Keberadaan emulator membuat Anda dapat membuat dan menguji aplikasi Android, tanpa harus mempunyai perangkat keras berbasis Android. Ya, Anda dapat membuat dan menguji aplikasi Android di komputer Anda yang tidak berbasis Android. Bahkan Anda tidak hanya dapat menguji di Windows, tetapi juga di platform lain seperti Mac dan Linux. Abdul Kadir, (From Zero to A Pro Pemrograman Aplikasi Android. 2013, Yogyakarta:Penerbit Andi Offset). 2.6.2
Pengertian Eclipse Menurut Ahmad Dharma Kasman (Kolaborasi Dahsyat Android dengan
PHP dan MySQL, 2013:22). Eclips adalah IDE untuk pengembangan Java/Android yang sifatnya download di http://www.eclipse.org/downloads adapun versi eclipse cukup banyak diantaranya Ganymades (Eclipse versi 3.4), Galileo (Eclipse versi 3.5), Helios (Eclips versi 3.6), Indigo (Eclipse versi 3.7) dan Juno (Eclipse versi 4.2), berikut adalah sifat dari Eclipse dan kelebihan Eclipse dari pada software lainya :
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28 1. Multi-platform: Bisa dijalankan di Microsoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Mac OS X. 2. Mulit-language: pada dasarnya Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, selain itu Eclipse juga mendukung pengembangan aplikasi berbasis bahasa pemrograman lainnya, seperti C/C++, Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain sebagainya. 3. Multi-role: Selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi, Eclipse pun bisa digunakan untuk aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat
lunak,
seperti
dokumentasi,
test
perangkat
lunak,
pengembangan web, dan lain sebagainya. 4. Pada saat ini Eclipse merupakan Aplikasi multi-platform yang mana bisa dijalankan di semua operasi system/OS dan juga open source oleh karena itu penggunanya sangat banyak pada saat ini.
Sejarah pertama kali masuknya ikan mas (Cyprinus carpio) ke Indonesia tercatat pada tahun 1860, yaitu didatangkan dari negeri Tiongkok(Prayitno, 2013). Jenis ikan mas yang masuk adalah ikan mas yang berwarna cerah (terang). Baru kemudian, masuklah jenis ikan mas lainnya yang berwarna gelap, yang didatangkan dari salah satu negara Eropa. Sejak saat itu perkembangan budi daya ikan mas semakin merebak di seluruh Nusantara, dan mencapai puncaknya pada tahun 1980-an dengan ditemukannya metode pemeliharaan ikan mas menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA), sebuah teknologi budi daya ikan air tawar di Indonesia, khususnya ikan mas, yang paling efisien saat ini. Penggunaan teknologi KJA Waduk Ir. H. JuandaJatiluhur, yang ketiganya terletak di daerah Jawa Barat.
2.7 Mengenal Ikan Mas Rajadanu Dari tahun ke tahun, tingkat konsumsi ikan secara nasional terus meningkat. Tercatat pada tahun 2011, tingkat konsumsi ikan per kapita sebesar 44,20 kg/tahun. Sedangkan pada tahun 2009 baru mencapai 33,51 kg/tahun. Ketersediaan ikan secara nasional juga meningkat, dari 7.994.870 ton pada tahun 2009 menjadi 12.502.700 ton pada tahun 2011. Dan, salahsatu sumber pasokan untuk memenuhi kebutuhan ikan berasal 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29 dari budi daya (DJPB, 2012). Secara umum, daerah yang paling banyak membutuhkan pasokan ikan mas ukuran konsumsi adalah Jawa Barat, yang di ikuti oleh Sumatera Barat. Melihat angka-angka statistik tersebut dan kenyataan yang ada dilapangan, hal ini semakin member keyakinan bahwa budi daya ikan mas dapat menjadi bisnis yang menjanjikan, karena kebutuhan terhadap ikan mas konsumsi akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan semakin berkurangnya pasokan ikan laut akibat perubahan iklim yang tidak menentu. Berdasarkan fungsinya, ras ikan mas di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah ras ikan mas konsumsi dan kelompok kedua adalah ras ikan mas hias. Ikan mas konsumsi dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yang pertama adalah ikan mas bersisik penuh dan yang kedua adalah ikan mas bersisik sedikit. Ikan mas bersisik penuh ditandai dengan pola sisiknya yang normal, yaitu tesusun rapi menyelimuti seluruh tubuh. Beberapa ikan mas yang termasuk dalam kelompok ini adalah ikan mas ras Punten, Sinyonya, Merah, Majalaya, Yamato, Rajadanu. Ada beberapa jenis ikan mas hias, baik yang ditempatkan di kolam maupun di akuarium. Beberapa jenis ikan mas hias, antara lain ras Kumpay, Kancra Domas, Fancy Carp, Koi.
2.7.1 Potensi dan Proses Produksi Ras Rajadanu Sampai saat ini, benih yang digunakan untuk usaha pembesaran masih berasal dari induk jenis local. Skema produksi ikan mas yang dipelihara KJA Cirata dengan menggunakan benih ikan local tercatat sebagai berikut: jika ditebar benih sebanyak 75 kg pada jaring berukuran 7 x 7 x 3,5 m, diperkirakan akan menghasilkan ikan konsumsi, ukuran 250-300 gram, sebanyak 1.000 kg selama empat bulan pemeliharaan dengan tingkat efisiensi pakan sebesar 50-60%. Keadaan ini cukup memprihatinkan, terutama untuk daerah Jawa Barat yang harga jual ikan masnya, pada saat ini, berkisar Rp15.500/kg. dengan tingkat harga pakan sekitar Rp7.500/kg dan kebutuhan pakan selama empat bulan sebanyak 2.000 kg, total biaya yang harus dikeluarkan untuk pakan senilai Rp15.000.000. Jika harga benih ikan sekitar Rp20.000/kg , untuk penanaman satu buah jarring diperlukan biaya sebesar Rp1.500.000. Secara ringkas, biaya 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30 produksi ikan mas yang dibudidayakan diWaduk Cirata senilai Rp.16.500/kg. Itu berarti para petani mengalami kerugian sebesar Rp.1000/kg. Penggunaan ikan mas varientas unggul sudah sangat mendesak karena ikan mas ras unggul memiliki sintasan, pertumbuhan, dan FCR (Feed Conversion Ratio) yang lebih baik dibandingkan ikan mas local. Sebagai gambaran, menurut Asih dkk. (2012), ikan mas Rajadanu memiliki laju pertumbuhan yang lebih baik sebesar 12,9%. Atau, jika disederhanakan, dengan menebar jumlah yang sama dengan ikan mas local, akan didapatkan produksi sebanyak 1.129 kg. Dengan asumsi yang sama, maka harga pokok produksi budi daya ikan mas ras Rajadanu jatuh pada kisaran Rp14.600/kg, atau masih tersiksa margin sebesar Rp900/kg atau masih tersisa margin sebesar Rp900/kg atau Rp1.020.000/jarring. Jika dipersentasekan, tampak adanya kenaikan laba sebesar 190% dibandingkan dengan penggunaan benih ikan mas local. (Nugroho Estu, 2014)
2.7.2 Sejarah Ikan Mas Ras Rajadanu Asal usul ikan mas Rajadanu tidak lepas dari program pemuliaan ikan mas di Indonesia, yang merupakan hasil kerja sama antara Balitkanwar (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor) dengan IDRC (International Development Research Centre, Kanada), yang dimulai sejak tahun 1985. Sebanyak 21 varietas ikan mas dikoleksi dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Bali. Meskipun, pada saat itu, Bali tidak mempunyai jenis ikan mas local yang banyak digunakan untuk budi daya. Jenis-jenis ikan mas tersebut, antara lain Sanin, Magek, dan Pare (dari Sumatera), Majalaya, Rajadanu, kuningan, SutisnaK, Wildan-C, A.Endang-C, Sinyonya-P, Ooh-C, Sukabumi, Domas Topi Haji, Domas Kancra, Lokal-Bogor, Subang, dan Karper Kaca (dari Jawa Barat), Cangkringan (dari Jawa Tengah), serta strain Bali (dari Bali). Nugroho dan Wahyudi (1991) telah mengevaluasi kedua puluh jenis ikan mas yang dikoleksi dalam hal reproduksi dan morfologi, serta menyimpulkan bahwa ikan mas ras Rajadanu, Wildan-C, Sutisna-K, dan Majalaya memiliki potensi untuk dikembangkan. Sejak tahun 2000, ikan mas tersebut digunakan sebagai populasi dasar untuk program seleksi populasi sintesis di Indonesia dan Thailand (Asih dkk., 2012). (Nugroho Estu, 2014)
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
2.7.3 Pemuliaan Ras Rajadanu Oleh Balitkanwar Program pemuliaan ikan mas Rajadanu dilakukan oleh para peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budi Daya Air Tawar, Bogor (dulu disebut Balitkanwar) yang dimulai sejak tahun 2008. Program ini diawali dengan membentuk populasi sintesis berdasarkan koleksi-koleksi ras Rajadanu yang ada (saat ini telah mencapai turunan F3). Menurut Asih dkk. (2012), tahapan selanjtnya adalah melakukan seleksi family. Seleksi family dilakukan membentuk 25 famili yang kemudian terpilih menjadi tujuh family, yang masingmasing terdiri dari empat induk betina yang dibuahi seekor induk jantan. Indukinduk tersebut disuntikan Ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg bobot induk. Pemijahan buatan dilaksanakan dalam satu hari dengan cara stripping, yaitu mengurut perut induk betina untuk mendapatkan telur dan perut induk jantan untuk mendapatkan sperma. Telur kemudian dibuahi sperma dengan cara mencampurkan larutan sperma ke dalam wadah yang berisi telur secara merata. Campuran ini kemudian diaktifkan dengan menambahkan air bersih. Setelah dibilas, telur yang sudah dibuahi ditebar pada kakaban, sebagai mediauntuk penempelan telur. Kakaban yang berisi telur diletakan pada kolam penetasan berukuran 5 x 2 m yang telah disekat menjadi dua bagian. Telur dibiarkan hingga menetas, selanjutnya kakaban diangkat secara hati-hati. Pemberian aerasi diperlukan untuk menjaga kualitas air pada saat proses penetasan, pemeliharaan larva, dan post larva. Cara pelaksanaan seleksi di lapangan adalah sebagai berikut: a. Parameter untuk kegiatan seleksi adalah pertambahan berat atau panjang. Sekitar 100 ekor ikan dalam setiap populasi jantan dan betina diambil secara acak sebagai sampel. Kemudian ikan-ikan tersebut diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil. Sebagai patokan untuk ukuran yang dipilih, maka urutan ikan nomor 10 (10% dari 100 ekor) ke atas yang diambil. b. Selanjutnya, berdasarkan batas patokan ukuran tersebut, seluruh ikan disortir kembali untuk menyeleksi ikan-ikan yang akan dipelihara dalam satu wadah. Sebagai kontrolnya, pilih ikan-ikan yang beratnya mencapai berat rata-rata dari sampel yang diambil tadi.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32 c. Ulangi proses di atas pada turunan berikutnya dengan menggunakan metode, umur, dan wadah yang sama dengan sebelumnya. Berdasarkan data-data tersebut, maka nlai genetic gain, respons seleksi, diferensial seleksi, serta heritabilitasnya dapat diestimasi. (Nugroho Estu, 2014)
2.7.4 Pembenihan Pembenihan merupakan salah satu tahapan dari budi daya yang sangat berpengaruh terhadap
tahapan lainnya,
yaitu pembesaran.
Pembenihan
memegang peranan penting dalam menyediakan benih-benih yang berkualitas unggul, sehingga biaya operasional pada tahap pembesaran bisa menjadi lebih efisien. persyaratan khusus yang mengatur pengembangan usaha pembenihan ikan, pada umumnya, dan ikan mas. Pada khususnya. Pembenihan ikan mas dapat dilakukan menggunakan metode tradisional dengan cara pemijahan alami ataupun menggunakan metode terkini (intensif) dengan cara pemijahan induce breeding (kawin suntik). Namun, dalam kenyataannya, masih banyak para pembenih yang menggunakan metode pemijahan tradisonal dengan berbagai alasan tersendiri, antara lain penghematan biaya dan kesukaran untuk mendapatkan Ovaprim sebagai pengganti dari hormone hipofisa. Pelaku pembenihan ikan mas dan ikan-ikan lainnya harus memahami adanya peraturan baru yang tertera pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.02 Tahun 2007 tentang Cara Budi Daya Ikan yang Baik (CBIB), yang didalamnya meliputi cara pembenihan. Pemahaman terhadap peraturan CBIB ini sangat diperlukan untuk kepentingan para pembudi daya ikan di masa mendatang. Mengingat adanya efek globalisasi, peraturan-peraturan yang harus dipatuhi pun akan semakin ketat untuk keamanan pangan dan kesehatan manusia. (Nugroho Estu, 2014)
2.7.5 Syarat CBIB (Cara Budi Daya Ikan yang Baik) Maksud ditetapkannya persyaratan ini adalah untuk mengatur kegiatan pembudidayaan ikan, agar pembudi daya menerapkan cara budi daya ikan yang baik. Sehingga nantinya, keamanan pangan hasil pembudidayaan ikan dapat terjamin. Budi daya ikan yang baik adalah suatu proses memelihara dan membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga keamanan pangan dari pembudidayaan dapat terjamin, dengan memerhatikan sanitasi, pakan, obat ikan, bahan kimia, serta bahan biologis yang 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33 digunakan. Budi daya ikan yang baik harus memerhatikan persyaratan keamanan pangan, di antaranya adalah mecegah tercemarnya produk ikan oleh cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, baik yang berasal dari udara,tanah, air, pakan, pupuk, dan obat ikan atau bahan lainnya, mulai dari proses praproduksi, produksi, keamanan pangan diterapkan pada sarana dan prasarana serta pada penyelenggaraan kegiatan budi daya ikan. Keamanan pangan pada sarana atau prasarana menitik beratkan pada desain dan konstruksi bangunan, tata letak, peralatan dan instalasi, fasilitas sanitasi yang higienis, serta fasilitas lain yang secara langsung atau tidak langsung digunakan pada usaha pembudidayaan ikan. Sedangkan persyaratan keamanan pangan pada penyelenggaraan kegiatan budi daya ikan meliputi semua aspek, mulai dari usaha pembesaran, panen, penanganan, dan pendistribusian hasil budi daya ikan. Pada usaha pembesaran, keamanan pangan diterapkan pada proses praproduksi dan produksi. Hal-hal yang berkaitan dengan proses praproduksi meliputi pemilihan lokasi, penentuan tata letak dan konstruksi, serta pemilihan wadah. (Nugroho Estu, 2014)
2.7.6 Pemilihan dan Pengelolaan Induk Pemilihan induk merupakan salahsatu faktor penting penentu keberhasilan usaha budi daya ikan mas melalui produksi benih-benih yang berkualitas. Dalam memilih induk, yang terpenting adalah menentukan jenis ras yang akan dipelihara dan juga mempertimbangkan bentuk badan secara umum, penyebaran sisik, kondisi kesehatan, dan perkembangan organ genital/kelamin ikan. Secara umum, cirri-ciri induk yang baik adalah sebagai berikut : (Nugroho Estu, 2014) 1) Ikan dalam keadaan sehat, tidak cacat, tidak luka, dan tidak menderita penyakit. 2) Sisik tersebar dan tertata teratur dengan ukuran yang agak besar. 3) Sirip normal, tidak cacat, tidak luka. 4) Bentuk dan ukuran tubuh seimbang, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus. 5) Tubuh kenyal, tidak keras, dan tidak lembek. 6) Perut lebar dan datar. 7) Tubuh relatif tinggi. 8) Pangkal ekor normal dan lebar. 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
2.7.7 Pemijahan a. Tradisional Metode pembenihan ikan mas secara tradisional sudah turun-menurun digunakan oleh petani. Pembenihan ini dilakukan dengan cara sederhana tanpa adanya pemilihan induk dan pemberian pakan, dengan pemupukan yang sekadarnya,serta tanpa memerhatikan kualitas air. Pembenihan secara tradisional dilakukan dengan system pemijahan alami, yaitu induk ikan jantan dan betina dipasangkan secara massal pada tempat pemijahan yang dilengkapi kakaban, yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pendederan. Setelah 21-30 hari, benih ikan mas ukuran 2-3 cm dapat dipanen. Umumnya, petani memberikan pupuk berupa kotoran ayam dengan dosis ala kadarnya. Setiap daerah memiliki cara pemijahan masing-masing. Tipe-tipe pemijahan secara tradisional, antara lain sistem Sunda, Cimindi, Rancapaku, Sumatera Tengah, Jawa Timur, Kantong, Dubisch. (Nugroho Estu, 2014) b. Intensif Pembenihan ikan mas secara intensif dilakukan dengan system pemijahan incude breeding, yaitu dengan bantuan suntikan hormone Ovaprim. Adapun tahapan system ini adalah sebagai berikut : 1. Memilih induk-induk yang sudah matang gonad dengan cirri-ciri sebagai berikut : induk betina perutnya membuncit, genitalnya berwarna merah, dan jika perutnya sedikit ditekan akan keluar beberapa telur. Jika tidak keluar, maka ambil sampel telur dengan memakai kateter dan diukur diameternya. Jika diameter telurnya berukuran 0,8-12 mm, maka induknya dianggap sudah matang gonad. Induk jantan dicek dengan cara mengurut bagian perutnya. Jika sudah matang gonad, akan keluar cairan sperma yang berwarna putih. 2. Setelah terpilih, induk-induk tersebut “diberok”, yaitu dipuasakan selama 1-2 hari. 3. Kemudian berikan suntikan hormon Ovaprim dengan dosis 0,3-0,5 ml/kg bobot tubuh untuk induk betina, sedangkan induk jantan diberikan suntikan hormone sebanyak 0,2 ml/kg bobot tubuh. Penyuntikan induk
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35 betina dilakukan dua kali, yang pertama 60% dari dosis dan yang kedua 40% dari dosis dengan jarak waktu 6 jam dari penyuntikan pertama. 4. Setelah penyuntikan, keduanya dicampur kembali didalam kolam. Jika ingin melakukan perkawinan secara alami, lengkapi kolam dengan kakaban dan biarkan ikan memijah sendiri. Namun, jika ingin mengkawinkan degan cara stripping, lakukan pengecekan pada indukinduk betina setelah 12 jam dari penyuntikan pertama. Caranya dengan melakukan pengurutan ringan pada bagian perutnya. Jika sudah keluar telur, berarti ikan sudah siap di stripping. 5. Pembuahan dapat dilakukan dengan system basah, yaitu dengan melakukan pengurutan pada induk betina(jangan sampai tercampur darah). Setelah semua telur terkumpul, tempatkan dalam wadah yang terbuat dari bahan yang licin (kaca/beling). Ambil cairan sperma secara langsung dengan mengurut induk jantan. Setelah itu, campurkan telur dan cairan sperma di wadah kaca/beling secara merata, kemudian lakukan pengadukan menggunakan bulu ayam yang sudah bersih. Pengaktifan sperma dilakukan dengan cara menambahkan air bersih dan terus dilakukan pengadukan secara perlahan selama satu menit. Berikutnya, letakkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur di akuarium, yang dilengkapi aerasi. Telur dibilas minimal satu kali dengan air bersih kemudian ditebarkan di atas kakaban. (Nugroho Estu, 2014) a. Pendederan Umumnya telur ikan mas menetas setelah 2-3 hari dari saat fertilisasi. Pada awalnya larva masih menempel atau berlindung diijuk/kakaban, namun 1-2 hari kemudian larva akan berusaha melepaskan diri dari ijuk. Pada saat ini kakaban sudah dapat diangkat dengan hati-hati. Air tempat penetasan telur disipon agar tidak terlalu kotor. Larva yang menetas akan memanfaatkan kuning telur dalam tubuhnya sebagai sumber makanan. Setelah kuning telur habis, larva akan mencari makanan yang berasal dari sisa-sisa telur yang sudah menetas. Hal ini berlangsung selama tiga hari. Pada saat ini larva sangat membutuhkan pakan dari luar agar tetap sehat. Pakan yang digunakan pada hari keempat, umumnya adalah larutan kuning telur bebek yang sudah direbus dan kemudian disaring. Larutan tersebut diberikan secukupnya dengan alat semprotan tanaman. Pada hari
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36 ketujuh, larva harus segera dipindahkan ke tempat pendederan. Wadah pendederan dapat berupa kolam tembok, bak terpal, atau kolam tanah ketinggian air minimal 70 cm. Air dipupuk terlebih dahulu menggunakan kotoran ayam dengan dosis 100 gram/m2. Untuk menghindari serangan predator, gunakan hapa halus yang ditempatkan di dalam kolam tersebut sebagai wadah penampungan sebelum larva ikan cukup besar untuk dilepaskan ke kolam. Pemindahan larva dari dari tempat penetasan baru dapat dilakukan selang tiga hari setelah di lakukan pemupukan di kolam pendederan dengan tujuan agar pakan yang dibutuhkan sudah siap dan ukurannya masih kecil sesuai dengan bukaan mulut larva ikan mas. Setelah larva dipindahkan ke dalam hapa di kolam pendederan, larva tidak diberi pakan selama tiga hari agar dapat memanfaatkan pakan alami yang ada secara optimal. Setelah tiga hari, pakan buatan mulai diberikan. Salah satu alternatif pakan yang cukup baik adalah moina atau daphnia yang ditumbuhkan dari luar. (Nugroho Estu, 2014) b. Pakan Pakan untuk larva dan benih ikan mas dapat berupa pakan alami atau buatan. Yang penting, ukuran pakan sesuai dengan ukuran bukaan mulut larva atau benih ikan mas. Pakan larva dapat berupa emulasi/larutan kuning telur atau dapat juga berupa rotifer, artemia, dan cacing Tubifex sp. (Nugroho Estu, 2014) c. Pembesaran Pembesaran adalah salah satu tahap dari budi daya ikan mas. Tahap ini sangatlah pentng karena menghasilkan produk yang langsung dapat di pasarkan ke konsumen. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi keberhasilan usaha pembesaran ikan mas. Aspek-aspek tersebut adalah tipe kolam, teknik pembesaran yang di gunakan, jenis pakan, dan probiotik yang di berikan. Kita harus mengetahui secara detail masing-masing aspek tersebut. Jika kita dapat menerapkannya sesuai dengan standar kebutuhan di lapangan, maka akan semakin mudah bagi kita untuk menggapai keuntungan yang sudah di rencanakan. (Nugroho Estu, 2014)
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2.7.8 Penyakit dan Penanggulangannya Dalam pembudidayaan ikan mas, terutama yang menggunakan sistem intensif, sering kali muncul masalah berupa timbulnya penyakit yang menyerang benih atau ikan dewasa. Penyakit merupakan salah satu masalah yang sering merepotkan pembudi daya. Tak jarang usaha perikanan mengalami gagal panen akibat serangan penyakit sehingga menimbulkan kerugian. Ada tiga faktor penyebab timbulnya penyakit, yaitu lingkungan yang buruk, kondisi ikan yang lemah, dan adanya bakteri pathogen. Lingkungan yang buruk sering kali di akibatkan oleh kualitas air kolam pemeliharaan yang menurun sehingga ikan atau induk menjadi lemah. Kemudian, kedua faktor tersebut diperkuat lagi dengan timbulnya jasad pathogen yang ganas yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan. Kerugian yang ditimbulkan oleh wabah penyakit sangat besar. Sebagai contoh, wabah herpes pada ikan mas yang ditimbulkan oleh KHV (Koi Herpes Virus) pada budi daya ikan mas di Waduk Cirata menyebabkan kerugian miliaran rupiah dalam sekali periode serangan. Untuk mencegah hal itu, perlu dibuat langkah-langkah pengendalian. Pertama, kita perlu mengetahui berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang ikan mas. Kedua, kita h\arus mengetahui bahanbahan yang dapat digunakan untuk pencegahan dan penanggulangannya. (Nugroho Estu, 2014) A. Jenis Penyakit Secara umum, jenis penyakit pada ikan mas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu penyakit bacterial, penyakit parasiter, dan penyakit viral. Ketiganya mempunyai gejala-gejala dan cara penanggulangan yang berbeda B. Bahan-bahan alami untuk penanggulangan Selain bahan-bahan kimia yang sudah disebutkan sebelumnya untuk mengobati ikan yang terserang penyakit, saat ini sedang diupayakan penelitian penggunaan bahan-bahan alami untuk upaya pengendalian atau pencegahan penyakit, maupun pengobatan ikan yang sakit. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salahsatu cara pengendalian atau pencegahan timbulnya penyakit adalah dengan menjaga kualitas air agar tetap baik. Beberapa tanaman berikut ini dapat digunakan untuk menjaga, bahkan meningkatkan, kualitas air, yaitu pisang, enceng gondok, dan ketapang. 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/