BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi
Sesuai dengan hasil forum koperasi sedunia (International Cooperative Alliance= ICA) di Manchester Inggris yang dikenal dengan sebutan ” International Cooperative Alliance Identity Statement” maka jatidiri koperasi melingkupi definisi koperasi, Nilai-nilai koperasi, dan Prinsip-prinsip koperasi.
1. Definisi Koperasi
Koperasi merupakan perkumpulan otonomi dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, social dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. Undang-undang perkoperasian pasal 3 tahun 2000 menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau Badan Hukum Koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Agar koperasi dapat melakukan fungsi dan peranannya secara efektif, maka koperasi memperoleh badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah, Dengan adanya dinamika kegiatan ekonomi
5
tidak tertutup bagi koperasi untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan melakukan perubahan antara lain terhadap anggaran dasarnya. Sumber permodalan koperasi menurut Pariaman et all (2008: 12) terdiri : (1) modal sendiri berasal dari : (a) simpanan pokok ; (b) simpanan wajib;(c) dana cadangan; dan (d) hibah;(2) modal pinjaman yang berasal dari (a) anggota;(b) koperasi lainnya;(c) bank dan lembaga keuangan lainnya; (d) penerbit obligasi dan surat utang lainnya;(e) sumber lain yang sah. Sendi dasar koperasi menurut UU Perkoperasian tahun 2000 pasal 5 yaitu antara lain (1) pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, (2) adanya pembatasan bunga atas modal, (3) mengembangkan kesejahteraan anggota dan masyarakat, (4) swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai cermin prinsip dasar yaitu percaya pada diri sendiri. Koperasi-koperasi berdasarkan nilai-nilai menolong diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan. Mengikuti tradisi para pendirinya, anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis dari kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap orang-orang lain. Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan
pedoman bagi Koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai
Koperasi (Publikasi Inkopdit, 2006).
Pertama : Keanggotaan Sukarela dan Terbuka
6
Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.
Kedua : Pengawasan oleh Anggota secara Demokratis
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya secara
aktif
berpartisipasi
dalam
penetapan
kebijakan-kebijakan
perkumpulan dan mengambil keputusan-keputusan.
Dalam koperasi
primer anggota-anggota mempunyai hak suara yang sama (satu anggota satu suara), dan koperasi-koperasi pada tingkatan-tingkatan lain juga di atur secara demokratis.
Ketiga : Partisipasi Anggota Dalam Kegiatan Ekonomi
Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demoktaris. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini : a) Mengembangkan Koperasi dengan cara membentuk dana cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. b) Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi. c) Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota.
7
Keempat : Otonomi dan Kebebasan
Koperasi
adalah
organisasi
yang
bersifat
otonom,
merupakan
perkumpulan-perkumpulan yang menolong diri sendiri dan dikendalikan oleh anggota-anggotanya. Koperasi-koperasi mengadakan kesepakatan dengan perkumpulan lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari sumber-sumber luar, dan hal itu dilakukan dengan persyaratanpersyaratan yang menjamin adanya pengendalian anggota-anggota serta dipertahankan otonomi koperasi.
Kelima : Pedidikan, Pelatihan dan Informasi
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggotaanggotanya, para wali yang dipilih, manajer, karyawan, sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi pengembangan koperasi mereka. Pengurus wajib memberikan informasi pelayanan kepada anggota secara berkala sehingga anggota dapat memafaatkan pelayanan yang disiapkan koperasi secara optimal.
Keenam : Kerjasama diantara Koperasi
Koperasi dapat memberikan pelayanan paling efektif kepada para anggota dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara bekerjasama melalui kerjasama pada tingkat lokal, nasional, religional dan international. Dengan adanya kerjasama jaringan usaha diantara koperasi secara
8
struktural maka akan berdampak pada memperkuat daya saing dipasar bagi gerakan koperasi itu sendiri.
Ketujuh : Kepedulian Terhadap Masyarakat
Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota.
2. Jenis-jenis koperasi Dalam pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dalam penjelasan pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan, dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti koperasi kredit atau simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. 2.1 Koperasi Kredit Koperasi kredit dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu. Mereka bersepakat menciptakan modal bersama berupa uang dan dapat meminjam uang tersebut dengan bunga yang ringan, untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
9
Tujuan
koperasi
kredit
didirikan
adalah
untuk
: (1)
membimbing dan mengembangkan sikap menghemat diantara para anggotanya, (2) memberikan pinjaman murah, tepat, dan cepat, (3) mendidik antar anggota dalam hal menggunakan uang secara bijaksana.
Tata susunan koperasi kredit adalah sebagai berikut : (1) Rapat Anggota merupakan forum pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang terdiri dari : rapat tahunan, rapat khusus, rapat anggota, (2) Dewan Pimpinan, yang tugasnya antara lain mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan panitia kredit untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan memang sungguh-sungguh dilaksanakan, (3) Bendahara, yang tugasnya antara lain bertanggung jawab menyimpan dan pemakaian uang, (4) Panitia kredit, yang tugasnya antara lain mempertimbangkan permohonan pinjaman anggota dan memutuskan pemberian pinjaman, (5) Badan Pemeriksa, tugasnya antara lain mengadakan pemeriksaan buku-buku koperasi kredit dan membuat laporan hasil pemeriksaan kepada Dewan Pimpinan. 2.2 Koperasi Konsumen Koperasi
konsumen
adalah
koperasi beranggotakan
para
konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi. Koperasi konsumen mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke konsumen, harga barang sampai ditangan
10
pemakai menjadi lebih murah, ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat. 2.3 Koperasi Produsen Koperasi produsen adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun oleh anggota koperasi. Tujuan dari koperasi produsen adalah untuk membantu para pengusaha kecil menengah (UKM) yang kekurangan modal agar dapat berkembang dan menjangkau daerah pemasaran dan koperasi sebagai penyalur. 2.4 Koperasi Pemasaran Koperasi pemasaran merupakan koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya. 2.5 Koperasi Jasa Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.Tujuan dari koperasi jasa untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau masyarakat.
B. Pengukuran Kinerja Keuangan
1. Pengertian Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut Sugiyarso dan Winarni (2005 : 111) adalah :
11
Tingkat pencapaian pelaksanaan perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara akrual dan misi perusahaan. Bisa juga kinerja keuangan diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Pengertian pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2001) adalah Penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan
Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam usaha untuk mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil seperti yang diinginkan (Mulyadi, 2001:416). Dalam setiap penilaian kinerja harus diambil dengan suatu pernyataan yang jelas mengenai tujuan yang hendak dicapai dalam pengukuran kinerja tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan, maka sistem itu dapat menarik kesimpulan yang salah dari hasil pengukuran kinerja. Hal ini dapat berakibat pihak manajemen melakukan tindak lanjut yang salah. Manfaaat pengukuran kinerja menurut Sugiyarso dan Winarni (2005 : 111) adalah : Penilaian adalah suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui dan dapat juga dijadikan pedoman keberhasilan perusahaan selama satu periode tertentu, bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya.
12
Menurut Mulyadi (2001:416), Manfaat pengukuran kinerja yaitu : (1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum, (2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan pemberhentian,
dengan (3)
karyawan,
seperti
Mengidentifikasi
promosi,
kebutuhan
transfer,
dan
pelatihan
dan
pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan, (4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka, dan (5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
3. Jenis-jenis Kinerja Keuangan Bertitik tolak dari pengertian kinerja, laporan keuangan koperasi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan koperasi merupakan kualitas dan kuantitas yang dihasilkan koperasi dalam bidang keuangan. Kuantitas dan kualitas itu ditunjukan dalam laporan keuangan yaitu Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan dalam periode tertentu. Menurut Dess dan Lumpkin (2003:90) ada 2 pendekatan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yaitu; pendekatan yang pertama analisis ratio keuangan (financial ratio analysis) dan pendekatan yang kedua dilihat dari perspektif pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder perspective).
13
Selain dengan sistem evaluasi kinerja keuangan pada PEARLS seperti dalam penelitian ini, kinerja keuangan koperasi juga dapat di evaluasi dengan jenis evaluasi kinerja keuangan yang telah ada seperti : a. Evaluasi Kinerja Sistem Altman Sistem Altman hanya memprediksi masalah kebangkrutan, informasi mengenai kemungkinan kebangkrutan diperlukan untuk menentukan status pinjaman, negosiasi dan kebijakan lain perlu di buat sehubungan dengan pemberi pinjaman (Adnan dan kurniasih,2000). Menurut Adnan dan Kurniasih (2000), untuk meramalkan tingkat kebangkrutan, Sistem Altman menggunakan 5 rasio yaitu: (1) rasio likuiditas, (2) ratio solvabilitas, (3) ratio laverage, (4) ratio profitabilitas, (5) ratio aktivitas. Ratio likuiditas merupakan cara untuk mengukur jumlah investasi yang dapat dikonversi atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lain yang sudah jatuh tempo. Ratio
solvabilitas merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek dan jangka panjang tepat waktunya dan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban financialnya apabila perusahaan di likuidasi. Ratio laverage merupakan analisis titik impas membantu dengan perhitungan leverage yang menunjukan hubungan antara perubahan dalam penjualan denga perubahan dalam pendapatan.
14
Terdapat dua macam leverage yaitu operasi dan keuangan.Laverage operasi berasal dari berbagai pengeluaran tetap yang lebih tinggi, seperti pemeliharaan, penyewaan, dan beberapa pemakaian alat. Leverage keuangan dihasilkan dari pembayaran bunga hutang akibat pinjaman atau penerbitan surat obligasi. Ratio profitabilitas merupakan analisa yang digunakan perusahaan dalam mengukur dan membantu mengontrol penerimaan. Bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas adalah menghubungkan laba bersih yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca (James o.gill, 2006). Ratio aktivitas merupakan pengukuran efisiensi dalam penggunaan sumber daya suatu perusahaan berkaitan dengan profitablitas dan memperlihatkan perusahaan yang memperoleh lebih banyak keuntungan dibanding perusahaan lain pada sumber daya yang sama.
b. Evaluasi Kinerja Sistem Balance Scorecard
Balance Scorecard merupakan alat untuk mengukur kinerja manajemen dari dimensi financial dan nonfinancial. Komponen yang terdapat dalam sistem Balance Scorecard yaitu keuangan, konsumen, proses bisnis internal, pertumbuhan (pendapatan) . Disamping memberikan indikator kinerja keuangan seperti yang lazim diberikan oleh fungsi akuntansi, Balance Scorecard
juga
memberikan indikator kerja nonfinancial seperti kualitas dan penguasaan skill. Pengukuran kinerja secara multidimensional hanya dilihat dari
15
dimensi finansial saja menurut perspektif pemegang saham. Sistem Balance Scorecard mempunyai beberapa keunggulan (Gunawan,2000) yaitu (1) komprehensif yaitu menekan pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantitatif tetapi juga kualitatif. (2) adaptif dan responsif terhadap lingkungan bisnis yaitu pengukuran aspek keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu, (3) fokus terhadap tujuan menyeluruh perusahaan. Perspektif keuangan hanya melihat apakah pengukuran ukuran kinerja keuangan dapat memberi petunjuk mengenai implementasi program kegiatan perusahaan yang dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan laba perusahaan. Melalui pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan balanced scorecard, perusahaan didorong untuk tidak hanya memberikan perhatian pada proses yang ada, tetapi berusaha mencari metode proses baru yang memberikan value lebih baik bagi pelanggan dan pemegang saham untuk strategi yang telah direncanakan. Sistem Balance Scorecard digunakan oleh perusahaan yang sungguh-sungguh berorientasi pada profit dan memacu profitabilitas yang tinggi sedangkan system PEARLS yang digunakan oleh koperasi kredit digunakan untuk tujuan produktif, kesejahteraan anggota dan tidak sematamata mengejar keuntungan.
C. Laporan Keuangan
16
Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang tepat. Laporan Keuangan memberikan gambaran mengenai keadaan suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah : ”Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba”. ( Munawir, 2002: 95)
Definisi laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntasi Indonesia, 2004) Penyajian Laporan Keuangan paragraf 7 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan, laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba atau rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus atau arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Ringkasan
tersebut
dibuat
managemen
untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas manajer yang dibebankan oleh para pemilik perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyakut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
17
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengadakan evaluasi laporan keuangan, seorang manager akan mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang besangkutan. Selain itu juga akan diketahui hasil-hasil yang telah dicapai pada tahun lalu. Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas secara menyeluruh sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota dalam Rapat Anggota Tahunan. Laporan keuangan koperasi menurut PSAK No 27 paragraf 74 (revisi 2008) meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu, Perhitungan Hasil Usaha yaitu laporan yang memuat ikhtisar dari pendapatan dan biaya koperasi dalam periode tertentu, perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
18
Laporan
promosi
ekonomi
anggota
merupakan
laporan
yang
memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Manfaat ekonomi tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur yaitu manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa, manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama, manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi, manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.Laporan promosi ekonomi anggota disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankan.
Laporan
Catatan atas laporan keuangan disusun dengan
maksud untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan, rincian dan penjelasan masing-masing pos laporan keuangan serta informasi tambahan lainnya yang diperlukan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut atas pos keuangan tertentu.
D. Sistem PEARLS 1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pengunaan Pengertian sistem PEARLS adalah (Munaldus, 2006) sistem pemantauan
kinerja
keuangan
19
yang
dirancang
sebagai
panduan
pengelolaan koperasi kredit, memiliki 44 indikator kuantitatif
dan
mencakup analisis menyeluruh tentang kondisi koperasi kredit. Fungsi utama dari PEARLS adalah Sebagai alat memantau kinerja koperasi kredit. Kekuatan dan kelemahan koperasi kredit segera dapat diketahui dengan menggunakan sistem PEARLS. Dengan demikian PEARLS dapat digunakan sebagai ” sistem peringatan dini ”. Sebagai alat pengawasan, PEARLS menyediakan indikator dan standar untuk mengamati kinerja keuangan dan mengukur tingkat kesehatan koperasi kredit. Sistem PEARLS bertujuan untuk (1) membuat perbandingan kinerja antara satu koperasi kredit dengan koperasi kredit lainnya, (2) menggambarka perubahan ratio yang berpengaruh pada indikator lainnya,(3) membantu manager memperbaiki berbagai kekurangan koperasi kredit, Sebagai contoh, sistem PEARLS mengidentifikasikan ketidakmampuan
memperoleh
pendapatan
secara
maksimal,
ketidakmampuan membayar biaya operasional atau ketidakmampuan menekan pinjaman macet pada batas yang ditentukan (Ricarson, 2002)
2. Komponen PEARLS
Setiap huruf dari PEARLS mengukur bagian-bagian kunci dari kegiatan
koperasi-koperasi
yaitu
(Munaldus,2006)
:
Protection
(perlindungan), Effective Financial Stucture ( struktur keuangan yang efektif), Asset Quality (kualitas aktiva), Rates of Return and Cost (tingkat
20
pendapatan dan biaya), Liquidity (likuiditas), Sign of Growth (tanda-tanda pertumbuhan). Sistem PEARLS merupakan
bentuk pertama dari sarana
manajemen, dan menjadi mekanisme pengawasan yang efektif. Masingmasing komponen PEARLS merupakan aspek penting dalam koperasi kredit. Setiap komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. P = Protection (Perlindungan)
Perlindungan merupakan pengukuran dengan (1) membandingkan antara cadangan kerugian piutang dengan jumlah piutang macet, (2) membandingkan antara cadangan kerugian investasi dengan total jumlah investasi non regulasi. Penyisihan dana seperti ini biasa disebut dana cadangan resiko. Dana Cadangan Resiko merupakan sumber utama perlindungan untuk mengurangi kerugian. Oleh karena itu WOCCU mengembangkan prinsip bahwa dana cadangan resiko merupakan pos utama untuk mengatasi kerugian piutang. Perlindungan terhadap kerugian atas piutang dianggap ideal jika koperasi kredit mampu menyisihkan dana cadangan resiko sama besarnya atau 100 % dengan total piutang lalai diatas 12 bulan ditambah dengan tersedia dana cadangan resiko mampu menutup 35 % dari total piutang lalai 1-12 bulan. Yang dimaksud dengan piutang adalah pinjaman yang sedang beredar ditangan peminjam (anggota).
b. E = Effective Financial Structur (Struktur Keuangan yang Efektif)
21
Stuktur keuangan yang effektif merupakan faktor yang amat penting dalam menentukan potensi pertumbuhan, kemampuan memperoleh pendapatan dan kekuatan keuangan menyeluruh.
Sistem PEARLS
mengukur asset (kekayaan), liabilities (kewajiban) dan capital (modal). Dalam hal ini bentuk laporan keuangan tersebut adalah neraca. Huruf E juga menunjukan apakah struktur keuangannya ”ideal” atau tidak, Pemakaian kata ideal sesungguhnya merujuk kepada kata ”sehat“. Target sehat yang dikembangkan bagi koperasi kredit adalah (1) Aktiva produktif sebesar 95% yang terdiri dari 70-80 % piutang dan 10-20 % investasi lancar. Sistem PEARLS menganjurkan untuk memaksimalkan aktiva produktif untuk mencapai pendapatan yang cukup, (2) Hutang, ratio simpanan non-saham yang sehat berkisar pada 70-80% dari total asset koperasi kredit. Jika keadaan sehat ini dapat dicapai maka menunjukan bahwa koperasi kredit telah mampu mengembangkan program pemasaran secara efektif. (3) Modal, dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu modal saham terdiri atas simpanan pokok ditambah simpanan wajib, dianggap sehat apabila berada pada 10-20 % dari total asset; dan modal lembaga terdiri atas dana cadangan, donasi, Sisa Hasil Usaha tidak terbagi, dan Sisa Hasil Usaha tahun berjalan yang dialokasikan untuk dana cadangan. Dengan sistem permodalan yang baru, saham-saham anggota tidak lagi menjadi penekanan dan digantikan dengan modal lembaga. Sehingga konsentrasi koperasi kredit adalah membangun modal lembaga yang dapat dijadikan ukuran ketahanan koperasi kredit terhadap goncangan. Modal
22
lembaga mempunyai tiga sasaran utama yaitu : (1) meminimalkan biaya aktiva tidak produktif, (2) meningkatkan laba, (3) menambah cadangan kerugian piutang. Ukuran PEARLS atas modal lembaga adalah ratio kunci yang berhubungan dengan angka-angka pos-pos operasional lainnya. Jika angka-angka kurang baik, PEARLS dapat dengan cepat menunjukan kemungkinan terdapat kelemahan pada pos operasi lainnya.
c. A= Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Aktiva yang tidak menghasilkan atau aktiva yang tidak produktif adalah aktiva yang tidak meningkatkan pendapatan. Jumlah aktiva tidak produktif yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap pendapatan koperasi kredit. PEARLS digunakan untuk mengidentifikasi dampak aktiva-aktiva yang tidak produktif berupa: (1) ratio kelalaian pinjaman, jika ratio kelalaian pinjaman tinggi atau diatas 5% dari total piutang yang belum dilunasi akan berpengaruh pada indikator-indikator lainnya. Tujuan pengukuran ratio kelalaian
pinjaman
adalah
untuk
memelihara
angka
kemacetan
pengembalian pinjaman dibawah 5% dari total piutang yang belum dilunasi. (2) Persentase aktiva tidak produktif, makin tinggi ratio aktiva tidak produktif maka makin sulit koperasi kredit meningkatkan pendapatannya. Idealnya ratio aktiva tidak produktif maksimum 5% dari total aktiva koperasi kredit. (3) Biaya atas aktiva tidak produktif. Menurut WOCCU,
23
semua pembelian aktiva tidak produktif dibiayakan dengan 100% modal lembaga koperasi kredit.
d. R = Rates of Return and Cost (Tingkat Pendapatan dan Biaya)
Sistem PEARLS dapat mengetahui semua komponen penting yang berkontribusi terhadap besarnya keuntungan bersih atau sisa hasil usaha. Tujuannya adalah membantu pihak manejemen menghitung hasil investasi dan menilai biaya-biaya operasional serta membantu manejemen dalam menentukan
investasi
mana
yang
menguntungkan
dan
tidak
menguntungkan. Informasi tentang keuntungan dapat dihitung dari empat pos investasi berikut ini (1) Piutang, yaitu total pendapatan bunga pinjaman, denda dan pendapatan dari jasa pelayanan dibagi dengan jumlah investasi dalam piutang, (2) Investasi lancar, yaitu semua pendapatan dari simpanan di bank dan cadangan likuiditas deposito dibagi dengan jumlah investasi pos-pos tersebut, (3) Investasi keuangan, (4) Investasi non-keuangan lainnya. Biaya-biaya operasional juga merupakan pos penting dalam penilaian kinerja keuangan. Biaya operasional dibedakan dalam tiga pos berikut yaitu : (1) biaya intermediasi keuangan, (2) biaya administrasi,(3) cadangan kerugian piutang.
e. L = Liquiditas (Likuiditas)
24
Likuiditas adalah salah satu system analisis PEARLS yang bertujuan mengubah simpanan saham menjadi simpanan non-saham yang lebih mudah cair. Sistem PEARLS menganalisis likuiditas dari dua sudut pandang yaitu (1) Total cadangan likuiditas, indikator ini mengukur persentase simpanan non-saham yang diinvestasikan sebagai aktiva lancar. Pencapaian target yang sehat dijaga pada minimum 15% setelah membayar semua kewajiban jangka pendek (30 hari atau kurang). (2) Dana likuid yang menganggur (cadangan likuiditas), cadangan likuid ini juga menjadi biaya karena koperasi kredit harus membayar bunga simpanan jika cadangan likuid berasal dari simpanan anggota. Pencapaian target kesehatan PEARLS bertujuan untuk menurunkan persentase likuiditas menganggur untuk menutupnya sampai sekecil mungkin.
f. S = Sign of Growth (Tanda-tanda Pertumbuhan)
Keuntungan Sistem PEARLS adalah menghubungkan pertumbuhan dengan profitabilitas. Sign of Growth sebaik pos kunci lainnya untuk mengevaluasi kekuatan sistem secara keseluruhan. Pertumbuhan diukur dalam lima pos kunci berikut yaitu (1) total aktiva, adalah salah satu ratio yang amat penting. Pertumbuhan total aktiva yang kuat dan konsisten menyempurnakan
ratio-ratio
PEARLS.
Dengan
membandingkan
pertumbuhan berdasarkan total aktiva terhadap pos kunci lainnya, mudah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur neraca yang mungkin akan berdampak positif atau negatif terhadap perolehan
25
pendapatan. Idealnya, semua koperasi kredit mencapai pertumbuhan positif nyata (misalnya pertumbuhan bersih setelah mengurangkan dengan tingkat inflasi) setiap tahun. (2) pinjaman, merupakan aktiva koperasi kredit yang paling penting dan menguntungkan. Jika pertumbuhan total pinjaman sebanding dengan pertumbuhan total aktiva, maka tingkat keuntungan yang diperoleh dapat dijaga. Sebaliknya, tingkat pertumbuhan pinjaman menurun,maka tingkat pendapatan juga menurun.(3) Simpanan non-saham, merupakan dasar pertumbuhan baru bagi mobilisasi simpanan. Pertumbuhan total aktiva tergantung pada pertumbuhan simpanan. (4) Simpanan saham, Meskipun simpanan saham anggota tidak lagi menjadi penekanan, beberapa koperasi kredit masih menjaga ketergantungan pada pertumbuhan simpanan saham. Jika laju pertumbuhan simpanan saham berlebihan, ini menjadi pertanda bahwa ketidakmampuan koperasi kredit menerapkan sistem baru dalam mempromosikan simpanan selain simpanan saham. (5) modal lembaga, merupakan indikator terbaik bagi bagi perolehan keuntungan koperasi kredit. Pertumbuhan modal lembaga yang statis atau menurun biasanya menunjukkan adanya masalah dengan perolehan pendapatan. Jika perolehan pendapatan rendah, koperasi kredit akan menghadapi kesulitan besar dalam meningkatkan modal lembaga. Salah satu tanda keberhasilan kesehatan koperasi kredit adalah pertumbuhan modal lembaga yang biasanya lebih tinggi daripada pertumbuhan total aktiva.
3. Sistem PEARLS dibandingkan Sistem CAMEL
26
Kebutuhan akan analisis kinerja keuangan semakin berkembang seiring dengan munculnya gerakan koperasi kredit. Sistem PEARLS merupakan sarana manajemen untuk mengidentifikasi koperasi kredit yang mempunyai modal dasar lemah dan penyebab masalah-masalah lain seperti kurang pendapatan, biaya operasional yang mahal atau kerugian yang tinggi karena piutang macet. Sistem PEARLS dianggap mampu untuk menyelesaikan persoalan keuangan sehingga memampukan manager dengan cepat dan akurat menunjukan pos-pos bermasalah dan membuat penyesuaian penting sebelum masalah menjadi semakin serius (Ricardson,2002). Untuk membuktikan
bahwa
Sistem PEARLS
paling mampu
menyelesaikan masalah keuangan dalam koperasi kredit, maka perlu dibuat perbandingan antara Sistem PEARLS dengan sistem yang lain. Dalam hal ini sistem yang akan dibandingkan dengan Sistem PEARLS adalah Sistem CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dan kualitatif dilakukan terhadap lima faktor yaitu aspek permodalan (Capital Adequate), aspek kualitas aktiva produktif (Asset Quality), aspek kualitas management (Management), aspek rentabilitas (Earning), aspek likuiditas (Liquidity) Analisis ini dikenal dengan istilah Analisis CAMEL. Sistem CAMEL mempunyai dua kekurangan yaitu (1) tidak menilai kinerja keuangan secara dari neraca padahal struktur neraca mempunyai pengaruh langsung terhadap efisiensi dan profitabilitas, (2) CAMEL tidak mempertimbangkan pertumbuhan pendapatan bunga padahal pertumbuhan pendapatan bunga sangat menguntungkan pada saat lingkungan ekonomi
27
kurang mendukung dalam persaingan. Ketika lingkungan ekonomi kurang mendukung, koperasi kredit harus memacu pertumbuhan aktiva dengan gigih jika ingin mempertahankan nilai aktivanya. CAMEL menciptakan sarana pengawasan, bukan sarana manajemen. Perhatian utama ratio CAMEL adalah untuk memproteksi kesanggupan melunasi hutang institusi (Ricardson, 2002).
F.
Penelitian Sebelumnya
Banyak orang menganggap bahwa koperasi perlu mengevaluasi kinerja keuangan untuk meningkatkan kinerja keuangan itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan begitu banyak para peneliti yang tertarik untuk mengevaluasi kinerja keuangan koperasi. Randa (2002) mengevaluasi koperasi kredit di Sulawesi yang pengelolaan managemennya kurang baik. Teknik analisa laporan keuangan untuk mengukur ratio-ratio keuangan dari laporan keuangan menggunakan ratio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Hasil analisis menunjukan bahwa Current Ratio lebih dari 100 % dengan asumsi piutang semua lancar. Tingkat solvabilitas baik tetapi rentabilitas rendah. Lidyani (2004) mengevaluasi koperasi kredit Pancur Kasih. Teknik analisis dengan Sistem PEARLS, Lidyani menyimpulkan bahwa : Hasil analisis menunjukkan P:ideal, E:Struktur keuangan mampu meningkatkan potensi pertumbuhan dan kemampuan memperoleh pendapatan; kekuatan keuangan belum mampu meningkatkan modal lembaga pada tingkat ideal, A: ideal, R: tidak ideal karena belum mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal, L: ideal, S: ideal.
28
Lucia Widiharini (2006) melakukan evaluasi kinerja keuangan di Koperasi Kredit Makmur Kasih, Yogyakarta dengan menggunakan sistem PEARLS. Hasil penelitian menunjukan bahwa indikator Protection (Proteksi) yaitu komponen kecukupan cadangan kerugian piutang yang diperlukan untuk menutup piutang, menunjukan ideal. Dari 5 komponen pada indikator Effective Financial Structure (struktur keuangan yang efektif), menunjukan kinerja tidak ideal kecuali komponen investasi jangka pendek (E2). Dari 2 komponen pada indikator Asset Quality (kualitas aktiva) yaitu komponen piutang macet (A1) dan aktiva tidak produktif (A2), menunjukan kinerja tidak ideal. Dari 4 komponen pada indikator Rate of Return and Cost (laju pengembalian dan biaya), menunjukan kinerja ideal kecuali komponen biaya operasional (R9). Indikator Liquidity (Likuiditas) yaitu komponen aktiva lancar tak produktif menunjukan kinerja tidak ideal. Dari 6 komponen pada indikator Sign of Growth (tanda pertumbuhan) menunjukan kinerja ideal kecuali komponen pertumbuhan investasi jangka pendek (S2) dan pertumbuhan anggota (S10).
29