BAB II LANDASAN TEORI BAB 2 2.1 Kecantikan Cantik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah elok atau molek tentang muka atau wajah perempuan. Kecantikan sendiri mempunyai arti keelokan atau kemolekan mengenai wajah atau muka. Menurut
kamus
inggris
online
Merriam-Webster
(Merriam-Webster)
menjelaskan bahwa beauty adalah “the quality of being physically attractive dan the qualities in a person or a thing that give pleasure to the senses or the mind”. Terdapat sebuah frase bahasa inggris yang sangat terkenal mengenai kecantikan, yaitu Beauty is in the eye of the beholder. Frase tersebut menyampaikan bahwa persepsi mengenai kecantikan bersifat subjektif (berbeda-beda dari setiap orang). Menurut survei yang dilakukan oleh Fragrance Direct (Davies, 2014) dari 1.820 responden, 67,5% mengatakan bahwa tampilan keseluruhan (Physically Attractive) merupakan hal yang sangat penting, tetapi 83,1% berpendapat bahwa rasa percaya diri dan kepribadian yang menarik (Inner beauty) yang dimiliki seseoranglah yang membuat dirinya terlihat lebih menarik.
19
20
Definisi dari beauty adalah sebuah kualitas atau kombinasi berbagai kualitas yang memberikan kesenangan untuk pikiran atau indera dan sering dikaitkan dengan sifat seperti harmoni bentuk atau warna, proporsi, keaslian, dan orisinalitas seseorang.(American Heritage® Dictionary, 2014) Menurut Oz dan Roizen (Roizen & Oz, 2009, p. 1), definisi kecantikan, adalah kesehatan, dan kecantikan luar bukan hanya soal tampil indah. Kecantikan luar berfungsi sebagai perwakilan dan indikator seberapa sehatkah kita, atau dengan kata lain, berfungsi untuk mengirimkan pesan bagi orang lain tentang kesehatan kita.
2.2 Stres Menurut Victor Cornelli yang dikutip oleh Brecht (Brecht, 2000, p. 215), stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baikoleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungantersebut. Stres juga merupakan suatu kondisi yang dinamik, dimana seseorang dihadapkan dengan kesempatan, permintaan, atau sumber yang berhubungan dengan apa yang diinginkan oleh individu tersebut dan yang dimana hasilnya adalah merasa sama-sama tidak pasti dan penting. Menurut penulis, stres adalah suatu hasil dari interaksi manusia dengan manusia dan lingkungan mereka yang dianggap tegang atau melebihi kapasitas adaptif yang mengancam kesejahteraan mereka. Tingkat stres pada
21
setiap manusia pun berbeda melalui persepsi dan respon dari setiap individu yang mempunyai kepribadian, kekuatan fisik, dan kesehatan umum yang berbeda
2.2.1 Faktor Penyebab Stres Terdapat beberapa faktor penyebab stres menurut Jackman (Jackman, 2003) yang dikutip oleh Titisari, Novita, dan Listyowati (Titisari, Novita, & Listyowati, 2015) sebagai berikut: 1) Situasional, yaitu penyebab stress yang berasal dari situasi, lingkangan dan budaya. Seperti pertengkaran, tekanan dari media sosial, kemacetan, dan beban pekerjaan kantor atau rumah tangga yang tidak kondusif. 2) Peristiwa besar dalam hidup, adalah kejadian yang berdampak langsung pada cara hidup dan emosi seseorang. Hal ini mencakup pernikahan, perceraian, kehilangan anggota keluarga, terkena penyakit hingga masalah finansial. 3) Lingkungan atau orang lain, yaitu penyebab stress yang ditimbulkan oleh orang lain. Hal ini menjadi sulit untuk ditangani karena mencakup tuntutan yang diluar kendali, suasana yang tidak memberikan rasa nyaman di kantor maupun rumah.
22
4) Diri sendiri, adalah penyebab stres yang bersumber dari dalam diri. Penyebab stres ini dapat menjadi yang tersulit untuk ditangani karena mencakup ekspektasi diri, kebutuhan akan tujuan dan kesuksesan, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, perasaan tidak cukup, hingga kebutuhan untuk memegang kendali.
2.2.2 Efek Stres Menurut Roizen dan Oz (Roizen & Oz, 2009, pp. 258-260), efek stres dapat memberikan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, yang jika tidak terkendali dan terus berlangsung, akan memberikan peningkatan-peningkatan unsur kimiawi dalam tubuh manusia, yang contoh efek sampingnya adalah pengurangan daya tahan tubuh, menjadikan kelenjar adrenal menjadi lelah, meningkatkan kolestrol,
dan
membuat
kita
untuk
lebih
cenderung
untuk
mengonsumsi gula dan sirup yang dapat mempercepat penuaan.
2.3 Me Time Menurut kamus bahasa Inggris online Oxford Dictionaries(Oxford Dictionaries), me time adalah waktu yang dihabiskan untuk relaksasi untuk seorang individu, diluar dari bekerja atau melakukan hal-hal untuk orang lain, dilihat sebagai peluang untuk melepaskan stres dan mengembalikan tenaga.
23
2.4 Kesehatan Sehat menurut definisi dari badan kesehatan dunia (World Health Organization, 1946) adalah suatu keadaan yang meliputi fisik, mental dan sosial yang sejahtera, tidak hanya bebas dari penyakit maupun kecacatan. Secara analogi, kesehatan jiwa pun tidak hanya sekedar bebas dari gangguan melainkan lebih kepada perasaan sehat, sejahtera dan bahagia (well-being), terdapat keserasian antara pikiran, perasaan, dan perilaku, sehingga seseorang dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari. Menurut Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (Yayasan Lembaga Hukum
Indonesia,
2007),
pemeliharaan
kesehatan
adalah
upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan. Upaya pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pemeriksaan, pengobatan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
2.4.1 Hubungan Kesehatan dan Kecantikan Menurut buku estetika modern yang dikarang oleh Henry J. Gambino (Gambino, 1992, pp. 4-5) terdapat kaitan antara kesehatan dan kecantikan. Sebagai praktisi di industri perawatan kecantikan, tentunya seorang pakar kecantikan akan berkonsentrasi pada penampilan fisik dari klien. Namun sebagai praktisi kesehatan holistik, seorang pakar kecantikan akan juga memperhatikann kesehatan
24
daripada klien, karena kecantikan adalah kesehatan. Seseorang tidak dapat dikatakan cantik apabila ia tidak merasa cantik, dan seseorang tidak dapat merasa cantik apabila orang tersebut tidak merasa sehat, baik jiwa maupun raganya. Kesehatan yang baik mempromosikan kesejahteraan (Well-being). sehingga pakar kecantikan pada sekarang ini juga mencoba untuk membawa keseimbangan batin (Inner-being) untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keadaan pikiran (state-of-mind) dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan kulit. Sebagai contoh gangguan organik pada kulit yang disebabkan oleh ganguan pikiran adalah jerawat, walaupun hal tersebut tidak mengancam nyawa seseorang, namun masalah psikologis tersebut dapat menimpa siapa saja. Ketegangan, kejengkelan dan frustasi dapat menjadi pemicu gangguan eksternal pada kulit. Oleh karena itu, seorang pakar kecantikan harus memperhatikan juga keadaan mental dari seorang klien dan dapat memberikan relaksasi selama perawatan.
2.5 Pakar Kecantikan/Esthetician Menurut kamus bahasa inggris online Wordnet (Wordnet 3.0, 20032008) esthetician atau aesthetician adalah “a worker skilled in giving beauty treatments (manicure and facial, etc)” atau a philosopher who specializes in
25
the nature of beauty. Menurut penulis, seorang pakar kecantikan atau esthetician adalah seorang yang terlatih untuk mengelola perawatan wajah, menyarankan pelanggan pada makeup dan perawatan kulit dan rambut. Menurut Gambino (Gambino, 1992, pp. 6-7), estetika adalah sebuah displin ilmu yang rumit, yang mana seorang pakar kecantikan, atau pakar dari ilmu tersebut harus mempunyai wawasan yang luas dalam pengetahuan mengenai praktek yang tepat dari estetika. Pada masa sekarang ini, seorang esthetician harus dapat menjadi bagian dari ahli kimia, biologi, dokter therapis, psikolog, ahli kecantikan dan bahkan seorang salesperson. Pencampuran dari pengetahuan tersebut dibutuhkan dalam perawatan kecantikan yang efektif.
2.5.1 Kualitas Esthetician Jika seorang esthetician dapat disimpulkan dalam satu kata, maka kata itu adalah profesional. Kualitas utama yang menentukan suatu esthetician adalah totalitas, sikap profesional dan mengerti semua aspek dari perawatan kecantikan. Menurut Gambino (Gambino, 1992, pp. 6-7), ada beberapa karakter yang perlu dimiliki seorang esthetician yang professional adalah: 1) Appearance, seorang esthetician harus selalu menampilkan penampilan yang baik. Terawat dan rapi pada saat yang tepat, hal
26
ini dapat juga ditampilkan melalui sebuah seragam putih, jubah lab (Lab-coat), atau snelli (jas dokter). 2) Manner,
yaitu
menunjukkan
sikap
yang
sopan.
Seorang
esthetician harus selalu hormat dan ramah terhadap klien namun tidak terlalu akrab (overly familiar). Namun yang terpenting adalah memiliki kebanggaan dalam seni dan ilmu pengetahuan estetika. 3) Knowledge, seorang esthetician yang profesional memiliki kecerdasan dan pemahaman yang kuat tentang teknik dan praktek terbaru dari perawatan kecantikan. Untuk dapat terus memperbarui ilmu, maka seorang esthetician yang professional dapat terus membaca buku terbaru, mengikuti seminar, events dan juga aktif dalam organisasi perawatan kecantikan profesional. 4) Talent, mempunyai keahlian natural dan minat yang tinggi dalam industri kecantikan tersebut. Namun mempunyai keahlian natural saja tidaklah cukup. Karena seorang esthetician harus tetap mendapatkan training dan pengarahan yang cukup. Selain beberapa kualitas yang disebutkan tersebut, seorang esthetician yang profesional juga wajib mempunyai Confidence (Percaya Diri), Creativity(Kreativitas) dan Empathy.
27
2.6 Spa Pengertian Spa secara harafiah, merupakan singkatan dari Solus Per Aqua, yang berasal dari bahasa latin yang artinya adalah perawatan melalui air. Arti dari perawatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah proses, cara, perbuatan merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan, pembelaan (orang sakit). Perawatan berasal dari kata dasar rawat yang mempunyai makna pelihara, urus, jaga. Sedangkan definisi air dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cairan jernih, diperlukan di kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. Spa adalah suatu upaya kesehatan tradisional dengan pendekatan holistik, berupa perawatan menyeluruh menggunakan kombinasi keterampilan hidroterapi, pijat, aromaterapi, dan ditambahkan pelayanan makanan minuman sehat serta olah aktivitas fisik (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004) yang dikutip dari Jumarani (Jumarani, 2009, p. 18). Sedangkan definisi usaha spa adalah usaha jasa perawatan yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat dengan rempah-rempah, layanan makanan minuman sehat, dan olah aktivitas fisik yang bertujuan untuk menyeimbangkan jiwa, raga dan sukma dalam lingkup tradisi dan budaya Indonesia.
28
2.6.1 Sejarah Spa di Indonesia Menurut Kusumadewi dan Ashyadi dalam buku Pedoman Spa Indonesia yang dikutip dari Jumarani (Jumarani, 2009, p. 16) menyatakan bahwa, dalam perawatan spa, terapi air merupakan terapi utama selain aromaterapi dan terapi pijat. Perawatan di Indonesia yang menggunakan air tersebut sering dikaitkan dengan pepatah yang menyebutkan bahwa ‘ada air ada kehidupan’. Bahkan model perawatan tersebut telah dikenal dalam lingkungan kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Hal tersebut dibuktikan dengan sejarah peninggalan seperti Permandian Taman Sari, relief Candi Borobudur, dan lainnya yang merupakan asal usul dari perawatan air yang pada sekarang ini disebut dengan spa. Pada lingkungan Keraton Jawa pada zaman dulu, perawatan air atau Pasiraman dikenal sebagai perawatan khusus untuk mempertahankan meningkatkan
keseimbangan
kesehatan,
jiwa,
raga,
dan
kecantikan,
dan
juga
sukma
serta
penampilan.
Masyarakat Jawa kuno sangat percaya bahwa air mempunyai kekuatan magis untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Pada tahun 1988 bisnis spa mulai masuk ke Indonesia dan berkembang dalam waktu yang singkat merambah di pasar Indonesia. Pertumbuhan industri spa pun cukup signifikan setiap tahunnya. Hal ini juga berkaitan dengan perkembangan industri pariwisata dan
29
ketersediaan bahan-bahan natural yang merupakan bahan baku untuk pembuatan lulur dan oabat-obatan yang digunakan untuk spa tersebut. Spa-spa di Asia terbukti telah mendominasi global (Tilaar, 2011), hal ini dikarenakan keunikan yang dimilikinya berupa warisan dari ancient civilization, serta keragaman budaya yang menjadi daya tarik tersendiri. Spa di Indonesia dikenal berakar pada perpaduan budaya timur yaitu antara budaya Indonesia, India dan China. Dengan tujuan untuk harmonisasi holistik demi tercapainya kesehatan dan kecantikan yang utuh, baik lahiriah dan rohaniah, untuk tampil segar dan awet muda.
2.7 Konseling Kesehatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis; pengarahan.Mengutip dari Division of Conseling Psychology dalam Maimunah (Maimunah, 2012), konseling merupakan suatu proses
untuk
membantu
individu
mengatasi
hambatan-hambatan
perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. Menurut penulis, konseling adalah suatu proses kegiatan pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau klien yang
30
mengalami masalah untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Konseling dalam ruang lingkup bisnis model ini tentunya terbatas dalam masalahmasalah kesehatan ataupun kecantikan.
2.8 Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (Keller & Kotler, 2011, p. 5), pemasaran adalah mengidentifikasi dan mencocokkan kebutuhan-kebutuhan manusia dan sosial. Menurut American Marketing Association (American Marketing Association, 2013), pemasaran adalah aktifitas, kumpulan dari institusiinstitusi,
dan
proses-proses
untuk
membuat,
mengkomunikasikan,
menyampaikan, dan bertukar penawaran-penawaran yang memiliki nilai untuk para pelanggan, klien, rekanan, dan masyarakat secara menyeluruh. Menurut Kotler dan Armstrong (Kotler & Armstrong, 2012, p. 29), secara luas pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dimana paraindividu dan organisasi mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat membuat dan bertukar nilai dengan pihak lain. Dengan begitu, didefinisikan pemasaran sebagai proses dimana para perusahaan menciptakan nilai bagi para pelanggannya dan membuat relasi dengan pelanggan (customer relationship) yang kuat demi mendapatkan nilai yang ditawarkan kembali oleh para pelanggannya sebagai balasan.
31
2.9 Pemasaran Jasa Menurut Zeithaml dan d Bitner (Bitner & Zeithaml, Z 2 2003, p. 3199), pemaasaran jasa adalah a menggenai perjanjjian-perjanjiian yang dibberikan kepaada pelan nggan yang nantinya haarus dijaga. Segitiga jassa/services trriangle adallah segittiga yang memperkuatt dalam haal pentingnnya perusahhaan menjaaga perjaanjian-perjannjian merekka terhadapp customer sehingga akan terbuuat hubu ungan dengann pelanggann/customer reelationship.
Gambar 2.1 Seegitiga Jasaa Pemasaran n (Bitner & Zeithaml, 2003, 2 p. 3199)
2.10 Strategi Menurut Robbins daan Coulter (Robbins & Coulter, 2014, 2 p. 2666), strateegi adalah rencana-renncana bagaim mana organiisasi akan melakukan m halhal apa yang ada a di dalaam bisnisnyaa untuk beerfungsi, baggaimana akkan
32
berkompetisi secara sukses, dan bagaimana organisasi tersebut akan menarik dan memuaskan para pelanggannya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
2.11 Strategi Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (Kotler & Armstrong, 2012, p. 78), strategi pemasaran terdiri dari strategi-strategi spesifik untuk para target pasar, pemosisian, bauran pemasaran (marketing mix), dan tingkat pengeluaran untuk hal pemasaran. Strategi ini menjadi garis luar tentang bagaimana perusahaan ini ingin untuk menciptakan nilai untuk para target pelanggan untuk dapat menangkap nilai-nilai yang nantinya dikembalikan oleh para pelanggan.
2.12 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler dan Armstrong(Kotler & Armstrong, Principles of Marketing, 2011, p. 2), pemasaran (marketing) seperti yang diungkapkan oleh ahli bahwa dapat diketahui pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang saling berhubungan dan ditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan, dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam komunikasi pemasaran terdapat suatu strategi pemasaran yang dikenal dengan bauran pemasaran (Marketing Mix) dimana dalam strategi tersebut dibahas tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen
33
agar dapat membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh pihak penjual. Terdapat empat jenis marketing-mix tools yang terkenal dengan the four Ps of marketing yaitu product, price, place and promotion (Kotler & Keller, 2012, p. 25). Namun seiring dengan berkembangnya zaman, kompleksitas, dan keanekaragaman marketing, 4Ps tidak lagi relevan. Oleh karena itu, untuk memperbaharui teori marketing modern ditambah menjadi 7/8Ps yaitu people, processes, programs, and performance. Yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 The Evolution of Marketing Management (Kotler & Armstrong, 2012, p. 25) Menurut Kotler dan Armstrong (Kotler & Armstrong, Principles of Marketing, 2012) menyebutkan bahwa 4P ditujukan untuk bauran pemasaran barang, sedangkan dalam bauran pemasaran jasa memiliki beberapa faktor yang berbeda yaitu people (orang), process (proses), dan physical evidence (fasilitas fisik). Adapun pengertian daripada 7Ps marketing mix adalah: (Kotler & Armstrong, Principles of Marketing, 2012, p. 62)
34
1) Product Produk adalah elemen dalam bauran pemasaran yang penting. Dimana suatu produk tidak hanya sekedar untuk memiliki produk yang ditawarkan oleh produsen saja, melainkan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Unsur mengelola dan menambahkan nilai juga termasuk dalam perencanaan dan pengembangan produk di dalam marketing mix. 2) Place Dalam
bauran
pemasaran,
place
tidak
hanya
membahas
tempat/bangunan fisik saja, melainkan juga distribusi dari barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tempat/lokasi yang mudah dijangkau akan menjadi salah satu benefit bagi perusahaan. Namun tentunya biaya menjadi faktor yang patut diperhitungkan dalam menentukan lokasi yang tepat. 3) Promotion Promosi merupakan suatu untuk bauran pemasaran yang digunakan untuk memberikan informasi yang persuasif, agar pasar mengerti tentang produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan melalui berbagai sarana (media massa) seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi, dan email. 4) Price
35
Menurut (Kotler & Keller, Marketing Management, 2009, p. 415), harga didefinisikan sebagai berikut,”Price is the one element of the marketing mix that produces revenue, the other elements produce costs”. Hanya terdapat satu elemen dari marketing mix yang menghasilkan pendapatan, oleh karena itu penetapan harga dalam produk atau jasa menjadi hal yang krusial. Idetifikasi tingkat kemampuan daya beli masyarakat, penetapan harga kompetitor, biaya modal produk/jasa, dan tingkat keuntungan yang diharapkan adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan 5) People Orang (people) yang dimaksud dalam marketing mix adalah semua pihak yang memiliki peranan dalam menyajikan jasa dalam pemenuhan keinginan dari pembeli. Karyawan/pegawai dari perusahaan merefleksikan marketing internal, dan kenyataannya mereka sangat berperan penting dalam kesuksesan marketing perusahaan. Marketing suatu perusahaan akan mencerminkan orang-orang didalam organisasi tersebut. Sebagai seorang marketers harus mempunyai pandangan yang lebih luas terhadap konsumen, tidak hanya menganggap konsumen sebagai orang yang ingin berbelanja produk atau jasa saja. 6) Process Proses mencerminkan semua kreativitas, disiplin, dan struktur dalam manajemen pemasaran. Perusahaan sebagai marketers harus
36
menghindari
perencanaan
dan
keputusan-keputusan
yang
bersifat
sementara. Hanya dengan mencanangkan proses yang baik untuk memandu kegiatan dari program marketing, maka perusahaan dapat menikmati hubungan saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan konsumen. Selain itu, hal yang penting lainnya adalah proses dalam menghasilkan wawasan imajinatif dalam memberikan terobosan produk, jasa dan kegiatan pemasaran yang baru. 7) Physical Evidence Bukti fisik menjadi karakteristik suatu perusahaan, yang menjadi persyaratan untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen. Perhatian terhadap interior, perlengkapan, tata cahaya, dan tata ruang yang baik menjadi penting karena dapat mempengaruhi image dari konsumen terhadap karakter perusahaan. Hal ini tentu menjadi syarat utama bagi perusahaan yang membidik segmen khusus.
2.13 Jasa Menurut Kotler dan Keller (Keller & Kotler, 2011, p. 356), jasa adalah setiap aksi/tindakan atau kemampuan yang satu pihak dapat tawarkan kepada pihak lainnya yang secara esensial tidak memiliki fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan dari apapun. Produksi dari jasa bisa terkait maupun tidak dengan produk fisik. Kini terus meningkat, para produsen manufaktur, distributor, penjual retail menyediakan jasa yang memberikan nilai tambah (value-added services), atau secara sederhana pelayanan
37
pelanggan yang prima, untuk melakukan diferensiasi pada dirinya sendiri terhadap para pesaingnya.Menurut Kotler dan Armstrong (Kotler & Armstrong, 2012, p. 261), ada empat (4) karakteristik dari jasa, yaitu: 1. Tak Terlihat/Intangibility Jasa-jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengarkan, atau dicium sebelum transaksi terjadi. 2. Tak Dapat Terpisahkan/Inseparability Jasa-jasa tidak dapat dipisahakan dari penyedia jasa-jasa tersebut. 3. Variabilitas/Variability Kualitas dari jasa-jasa tergantung pada siapa yang menyediakan mereka dan kapan, dimana, dan bagaimana jasa tersebut diperoleh. 4. Tidak Dapat Disimpan/Perishability Jasa-jasa tidak dapat disimpan untuk dijual lagi atau digunakan di waktu lain.
Gambar 2.3 4 Karakteristik Jasa (Kotler & Armstrong, 2012, p. 261)
38
2.14 Perilaku Konsumen Menurut Kottler dan Keller (Keller & Kotler, 2011, p. 151), perilaku konsumen adalah studi mengenai bagaimana individu-individu, grup-grup, dan organisasi-organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang barang-barang, jasa-jasa, ide-ide, atau pengalaman-pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
2.15 Key Performance Indicator Menurut Parmenter (Parmenter, 2007), key performance indicators adalah representasi sekumpulan pengukuran-pengukuran pada aspek-aspek yang paling kritis untuk kesuksesan sekarang dan masa depan untuk organisasi.
2.16 Blue Ocean Strategy Menurut Kim dan Mauborgne (Kim & Mauborgne, 2004), blue ocean strategy adalah strategi yang membuat pangsa pasar yang tidak tertandingi yang membuat kompetisi menjadi tidak relevan. Di konsep “lautan biru”, permintaan dibuat, bukan diperebutkan. Ada peluang untuk pertumbuhan yang mampu memberikan keuntungan baik juga cepat. Fitur yang paling penting dari blue ocean strategy adalah strategi ini menentang kepercayaan penting dari strategi konvensional, yaitu pertukaran seimbang yang berada antara proposisi nilai dan harga. Menurut pemikiran ini, perusahaan-perusahaan dapat menciptakan proposisi nilai yang lebih baik
39
untuk para pelanggannya dengan biaya yang lebih besar atau menciptakan proposisi nilai yang biasa saja dengan harga yang lebih rendah. Dengan kata lain, strategi secara esensial adalah pilihan antara diferensiasi dan biaya rendah, tapi saat membuat “lautan biru”, bukti menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan sukses mengejar diferensiasi dan biaya rendah secara bersamaan.
Gambar 2.4 Perbedaan Red Ocean dan Blue Ocean (Kim & Mauborgne, 2004)
2.17 Inovasi Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development, 2005, p. 46), inovasi adalah implementasi dari sebuah produk (barang
atau
jasa),atau
proses
yang
sudah
ditingkatkan
secara
signifikan,sebuah cara pemasaran baru, atau sebuah metode organisasional dalam praktik bisnis, tempat organisasi, atau relasi-relasi eksternal.
40
Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development, 2005, pp. 47-52), tipe-tipe inovasi terbagi menjadi 4 (empat), yaitu:
Inovasi Produk Pengenalan barang atau jasa baru atau yang sudah ditingkatkan secara
signifikan dengan pertimbangan akan karakteristiknya dan penggunaanpenggunaan yang ditujukan. Ini termasuk dengan peningkatan-peningkatan yang signifikan di spesifikasi teknikal, komponen dan material, perangkat lunak pendukung, kemudahan penggunaan, maupun karakteristik fungsional lainnya.
Inovasi Proses Implementasi dari metode pembuatan/produksi maupun pengantaran.
Ini termasuk perubahan-perubahan pada teknik-teknik, peralatan, dan/atau perangkat lunak.
Inovasi Pemasaran Implementasi dari sebuah metode pemasaran baru yang menyertakan
perubahan-perubahan signifikan di desain produk maupun pengemasan, penempatan produk, promosi maupun pemberian harga produk.
41
Inovasi Organisasional Implementasi dari metode organisasional di praktik-praktik bisnis dari
organisasi, tempat kerja atau relasi eksternal. Inovasi organisasional juga dapat dianggap bertujuan untuk meningkatkan performa perusahaan dengan mengurangi biaya administrasi maupun biaya transaksi, meningkatkan kepuasan di tempat bekerja, dan membuka akses pada aset-aset yang tak dapat ditukar.
2.18 Five Forces Model of Competition
Gambar 2.5 Five Forces Model of Competition (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, p. 50)
42
Menurut Thompson dkk (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, p. 49), lima model kekuatan dari kompetisi adalah alat bantuan/tool yang paling banyak dipakai dan paling kuat untuk mendiagnosa tekanantekanan kompetitif penting di pasar tempat bisnis yang akan dianalisa berada. Model tersebut memiliki 5 (lima) tekanan kepada perusahaanperusahaan di dalam industri yang datang dari 5 (lima) sumber, yaitu:
43
2.18.1 Rivalry Among Competing Sellers Rivalitas akan dianggap lebih kuat saat:
Kebutuhan pembeli bertumbuh pelan atau dalam fase turun.
Biaya untuk pembeli berpindah merek rendah.
Produk dari industri terkait adalah komoditas atau lemah diferensiasinya.
Perusahaan di industri terkait memiliki biaya penyimpanan atau biaya fixed yang tinggi.
Kompetitor banyak atau ukuran kekuatan kompetitif sama/mirip.
Rival-rival memiliki tujuan, strategi, atau asal negara yang bervariasi.
Rival-rival menghadapi halangan besar untuk keluar dari industri.
2.18.2 Threat of New Entrants Ancaman akan pemain-pemain baru akan dianggap lebih kuat saat:
Halangan untuk masuk mudah.
Anggota-anggota industri tidak berkeinginan/kesulitan untuk menghadapi masuknya para pemain-pemain baru.
Terdapat jumlah besar untuk para pemain-pemain baru yang potensial kompeten.
44
Anggota industri yang sudah ada sedang mencari jalan untuk ekspansi ke segmentasi produk/area geografis baru.
Permintaan pembeli bertumbuh dengan cepat dan para pemain baru dapat berekspektasi keuntungan yang menarik.
2.18.3 Threat of Substitute Products Ancaman akan produk substitusi baru akan dianggap lebih kuat saat:
Barang-barang substitusi siap tersedia dan dijual dengan harga menarik.
Barang substitusi memiliki fitur-fitur performa yang lebih baik atau dapat dibandingkan.
Biaya penggantian rendah untuk berpindah ke barang substitusi.
2.18.4 Bargaining Power of Suppliers Tekanan kompetitif yang datang dari kekuatan tawar-menawar dengan pemasok/supplier akan dianggap lebih kuat saat:
Pemasok sedang kesulitan dalam menyediakan produk/jasa.
Produk/jasa pemasok memiliki diferensiasi.
Anggota industri akan terkena biaya tinggi jika berpindah dari pemasok satu ke lainnya.
Industri pemasok lebih padat pemainnya daripada industri di mana pemasok menyediakan barang/jasanya.
45
Efek jasa/produk dari pemasok berefek kecil pada persentase biaya industri tujuan.
Anggota industri tidak dapat kembali lagi ke kondisi semula jika berpindah pemasok dan memasok dirinya sendiri.
Tidak ada substitusi untuk barang/jasa yang disediakan pemasok.
Pemasok tidak berketergantungan kepada industri tujuan untuk porsi keuntungan yang dihasilkan secara keseluruhan.
2.18.5 Bargaining Power of Customers Tekanan kompetitif yang datang dari kekuatan tawar-menawar dengan pelanggan/customer akan dianggap lebih kuat saat:
Permintaan dari pelanggan lemah/sedikit.
Produk dari industri tidak kuat diferensiasinya.
Biaya untuk pelanggan berpindah dari satu produk ke produk lainnya rendah.
Jumlah pelanggan sedikit namun besar volumnya per pelanggan secara relatif ke jumlah penjual di industri terkait.
Pelanggan memiliki informasi yang cukup akan kualitas, biaya, dan harga dari para pemain di industri terkait.
Pelanggan memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi terbalik/kembali ke kondisi sebelum menggunakan jasa/barang.
Pelanggan dapat menunda penggunaan barang/jasa.
46
Pelanggan sensitif terhadap harga.
2.19 SWOT Menurut Thompson dkk (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, pp. 92-96), analisa SWOT adalah alat bantuan/tool yang sederhana namun kuat untuk mengukur kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, peluang-peluang pasar, dan ancaman-ancaman eksternal dari sebuah perusahaan untuk kondisi masa depannya.
2.19.1 Strength Menurut Thompson dkk (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, p. 92), strength atau kekuatan adalah sesuatu yang sebuah perusahaan baik dalam melakukannya atau sebuah atribut yang meningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan tersebut di pasar. Kekuatan-keuatan dari sebuah perusahaan bergantung pada kualitas dari sumber daya-sumber daya dan kemampuan-kemampuannya. Analisa sumber daya dan kemampuan memberikan jalan untuk para manajer untuk mengetahui kualitas dari perusahaan secara objektif.
2.19.2 Weakness Menurut Thompson dkk (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, p. 93), weakness atau sebuah kekurangan kompetitif adalah sesuatu yang sebuah perusahaan kurang dalam melakukannya atau buruk dalam praktiknya (jika dibandingkan dengan perusahaan
47
lain) atau sebuah kondisi yang menempatkan perusahaan tersebut pada sebuah kerugian di pasar. Kelemahan internal dari sebuah perusahaan dapat berhubungan dengan (1) inferioritas atau kemampuan yang belum teruji, kelebihan, atau modal intelektual di area-area penting yang kompetitif pada bisnis; (2) kekurangan di aset-aset tidak terlihat/intangible, organisasi, atau badan yang bersifat kompetitif; atau (3) kehilangan atau secara kompetitif kemampuannya inferior di area-area yang menjadi kunci. Kelemahan-kelemahan dari sebuah perusahaan adalah kekurangan-kekurangan internal yang mewakili tanggungan kompetitif.
2.19.3 Opportunity Menurut Thompson dkk (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, p. 94), opportunity atau peluang adalah faktor besar dalam
menentukan
strategi
dari
sebuah
perusahaan.
Dalam
mengevaluasi peluang-peluang dari sebuah perusahaan dan menyusun urutan berdasarkan seberapa menarik peluang-peluang tersebut, manajer-manajer harus menjaga terhadap sudut pandang yang melihat setiap peluang di industri sebagai sebuah peluang untuk perusahaan.
2.19.4 Threat Menurut Thompson dkk (Thompson, Strickland, Gamble, & Peteraf, 2014, pp. 94-96), threat atau ancaman adalah sesuatu hal atau
48
faktor yang mengancam pada profitabilitas dan kemampuan bertahan secara kompetitif dari perusahaan tersebut.
2.20 TOWS Menurut Weihrich (Weihrich, The TOWS matrix—A tool for situational analysis, 1982, p. 9), matriks TOWS adalah sebuah rangka kerja/framework
konseptual
untuk
sebuah
analisa
sistematik
yang
memfasilitasi sebuah usaha menghubungkan dengan tepat ancaman-ancaman dan peluang-peluang dengan kelemahan-kelemahan internal dan kekuatankekuatan dari sebuah organisasi.
Gambar 2.6 Matriks TOWS
49
Menurut Weihrich (Weihrich, The TOWS matrix—A tool for situational analysis, 1982, pp. 10-11), isi dari beberapa indikator di matriks TOWS adalah: a. Lingkungan Eksternal Di bagian ancaman dan peluang eksternal dituliskan seluruh ancaman dan peluang yang didapatkan perusahaan dari sisi pihak eksternal, seperti contohnya: kekurangan sumber daya energy untuk produksi. b. Lingkungan Internal Di bagian kekuatan dan kelemahan internal dituliskan seluruh kekuatan dan kelemahan yang didapatkan perusahaan dari sisi pihak internal, faktor-faktor ini mungkin didapatkan pada manajemen, organisasi, operasional, keuangan, pemasaran, dan area lainnya. c. Strategi, Taktik, dan Aksi-aksi Bagian ini diisi dengan keempat alternatif-alternatif taktik, aksi, dan utamanya adalah strategi. Strategi dibagi menjadi empat (4) berdasarkan tujuannya, yaitu: a. Strategi WT (mini-mini) Strategi jenis ini bertujuan untuk meminimalisasi kelemahan dan ancaman. b. Strategi WO (mini-maxi) Strategi jenis ini bertujuan untuk meminimalisasi kelemahan dan memaksimalkan peluang yang ada.
50
c. Strategi ST (maxi-mini) Strategi jenis ini bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan meminimalisasi ancaman yang mungkin datang. d. Strategi SO (maxi-maxi) Strategi jenis ini bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang untuk perusahaan.
2.21 Business Model Canvas Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 15), model bisnis adalah model yang mendeskripsikan penjelasan dan logis bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai.
Model
bisnis
adalah
cetak
biru
untuk
sebuah
strategi
diimplementasikan lewat struktur perusahaan, proses-proses, dan sistemsistem. Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 12), kanvas model bisnis/business model canvas adalah bahasa yang terbagi untuk mendeskripsikan, memvisualisasikan, menilai, dan merubah modelmodel bisnis. Kanvas model bisnis adalah gabungan dari bagian-bagian blok pembangun bisnis sendiri, terbagi menjadi sembilan (9), yaitu:
51
2.21.1 Customer Segments Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 20), blok pembangun bagian segmentasi pelanggan/customer segments mendefinisikan grup-grup orang atau organisasi berbeda yang perusahaan tuju untuk capai dan layani.
2.21.2 Value Propositions Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 22), blok pembangun proposisi nilai/value propositions adalah blok yang mendeskripsikan ikatan dari produk-produk dan jasa-jasa yang menciptakan nilai untuk segmentasi pelanggan yang spesifik.
2.21.3 Channels Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 26), blok pembangun channels mendeskripsikan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dan menggapai segmentasi pelanggannya untuk menyampaikan nilai yang diproposisikan.
2.21.4 Customer Relationships Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 28), blok pembangun hubungan pelanggan/customer relationships mendeskripsikan tipe-tipe hubungan yang perusahaan dirikan dengan segmentasi pelanggan spesifik.Menurut Osterwalder
52
dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010), ada beberapa kategori yang dapat dibedakan dari customer relationship, yaitu: a. Personal Assistance Relasi ini berdasarkan dengan interaksi antar manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan representatif manusia untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah transaksi selesai. Proses ini dapat terjadi di tempat penjualan, lewat call center, lewat email, atau lewat cara lain. b. Dedicated Personal Assistance Relasi
ini
mengikutsertakan
penugasan
seorang
representatif pelanggan yang spesifik ke salah seorang individu klien. Relasi ini merepresentasikan tipe paling dalam dan intim dari relasi, dan biasanya berkembang seiring waktu. c. Self-service Di tipe relasi ini, perusahaan tidak mengawasi hubungan langsung dengan para pelanggan. Relasi ini menyediakan semua kebutuhan untuk para pelanggan membantu dirinya sendiri. d. Automated Services Tipe relasi ini mencampurkan bentuk yang lebih baik dari tipe self-service dengan proses yang terotomatisasi. Seperti contohnya, profil personal online memberikan akses kepada
53
pelanggan ke jasa-jasa khusus. Jasa-jasa terotomatisasi juga dapat mengenali pelanggan-pelanggan individual dan karakteristikkarakteristiknya, serta menawarkan informasi yang berhubungan dengan pesanan atau transaksi. e. Communities Secara meningkat, perusahaan mengutilisasikan komunitas pengguna untuk menjadi semakin berperan dengan para pengguna/prospek lain, dan untuk memfasilitasi koneksi antara anggota komunitas. Banyak perusahaan menciptakan komunitas online yang membuat para pengguna untuk dapat bertukar pengetahuan dan menyelesaikan masalah masing-masing satu sama lain. Komunitas juga dapat membantu perusahaanperusahaan dalam mengerti pelanggan-pelanggan mereka. f. Co-creation Kebanyakan
perusahaan-perusahaan
melewati
relasi
tradisional antara pelanggan dan vendor untuk menciptakan nilai co-create dengan para pelanggannya. Contohnya Amazon.com mengundang pelanggan-pelanggannya untuk menulis reviewreview yang menciptakan nilai bagi para pecinta buku lainnya. Beberapa perusahaan mengajak pelanggan-pelanggannya untuk membantu dengan desain dari produk-produk baru dan inovatif.
54
2.21.5 Revenue Streams Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 30), blok pembangun aliran pemasukan/revenue streams adalah blok yang merepresentasikan besar uang yang perusahaan dapat hasilkan dari tiap segmentasi pelanggan. (Biaya harus dikurangi dari laba untuk mendapatkan besar keuntungan)
2.21.6 Key Resources Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 34), blok pembangun sumber daya inti/key resources adalah blok yang mendeskripsikan aset-aset paling penting yang dibutuhkan agar model bisnis ini dapat dijalankan. Sumber daya kunci dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Physical Kategori ini memasukkan aset-aset fisik seperti fasilitas manufaktur, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem POS, dan jaringan distribusi.(Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 35) b. Intellectual Sumber daya-sumber daya intelektual seperti merek, kepemilikan, pengetahuan, hak paten dan hak cipta, rekanan, dan basis data mengenai pelanggan tumbuh menjadi komponen yang
55
sangat penting dari model bisnis yang kuat.(Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 35) c. Human Setiap perusahaan membutuhkan sumber daya manusia, tapi unsur orang/sumber daya manusia (people) biasanya dipentingkan di beberapa model bisnis tertentu.(Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 35) d. Financial Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya finansial dan/atau garansi finansial, seperti uang tunai, barisan kredit, atau saham untuk mempekerjakan pegawai-pegawai kunci.(Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 35)
2.21.7 Key Activities Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 36), blok pembangun aktifitas kunci/key activities adalah blok yang mendeksripsikan hal-hal yang paling penting yang harus perusahaan lakukan agar model bisnisnya bekerja.
2.21.8 Key Partnerships Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 36), blok pembangun rekanan kunci/key partnerships adalah
56
blok yang mendeskripsikan jaringan pemasok-pemasok dan rekananrekanan yang harus dimiliki agar model bisnis perusahaan bekerja.
2.21.9 Cost Structure Menurut Osterwalder dan Pigneur (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 40), blok pembangun struktur biaya/cost structure adalah blok yang mendeskripsikan seluruh biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan model bisnis dari perusahaan tersebut.Menurut Osterwalder dan Pigneur(Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 41), struktur biaya karakteristiknya ada beberapa, yaitu: a. Fixed Costs Fixed costs adalah biaya-biaya yang tetap sama tidak tergantung dengan jumlah volum dari jasa dan produk yang diproduksi (Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 41). b. Variable Costs Variable costs adalah biaya-biaya yang bervariasi secara proporsi terhadap volum dari produk dan jasa yang diproduksi.(Pigneur & Osterwalder, 2010, p. 41)
2.22 Laporan Keuangan Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 10), laporan keuangan adalah susunan informasi yang mendeskripsikan aset-aset, kewajiban-kewajiban, pengeluaran-pengeluaran,
57
dan pemasukan-pemasukan, yang mana adalah bagian kepentingan dari para pengguna-pengguna informasi akuntansi. Informasi akuntansi ini disusun menjadi format yang terdiri dari 4 (empat) laporan keuangan berbeda, yaitu:
2.22.1 Income Statement Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 11), income statement digunakan untuk melaporkan pemasukan-pemasukan dan pengeluaran-pengeluaran dari sebuah perusahaan, juga kerugian dan keuntungan bersih yang dihasilkan untuk sebuah periode waktu.
2.22.2 Retained Earnings Statement Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 12), retained earnings statemen tadalah laporan yang menunjukkan jumlah-jumlah dan penyebab-penyebab dari perubahan-perubahan di laba tertahan untuk periode waktu yang spesifik.
2.22.3 Balance Sheet Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 13), balance sheet adalah laporan keuangan yang melaporkan aset-aset dan klaim-klaim untuk aset-aset pada titik
58
spesifik di waktu tertentu. Klaim-klaim pada aset-aset dibagi menjadi dua (2) kategori: 1.
Klaim dari para kreditur
2.
Klaim dari para pemilik
2.22.4 Statement of Cash Flows Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 14), statement of cash flows adalah laporan yang bertujuan utama untuk menyediakan informasi finansial mengenai penerimaan-penerimaaan kas dan pembayaran-pembayaran kas dari sebuah bisnis untuk periode waktu yang spesifik. Statement of cash flows menyediakan jawaban-jawaban untuk beberapa pertanyaan sederhana namun penting berikut ini: a. Dari mana kas datang selama periode berlangsung? b. Bagaimana kas digunakan selama periode berlangsung? c. Apa saja perubahan yang terjadi pada neraca kas selama periode berlangsung?
2.22.5 Break-Even Analysis Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 429), break-even analysis adalah analisa yang dilakukan oleh para manajer untuk mengetahui tingkat minimal yang harus dicapai sebuah bisnis untuk mencegah kehilangan uang, atau
59
dengan kata lain mencapai titik break-even/impas. Di banyak kasus, estimasi penjualan yang dikatakan mencapai titik break-even/impas didefinisikan sama dengan tingkat penjualan yang pendapatan operasional bersihnya mencapai nol (0).
2.23 Net Present Value (NPV) Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, pp. 336-337), net present value atau disingkat NPV adalah perbedaan dari besarnya nilai di masa sekarang akan arus masuk dan arus keluar dari kas/uang. Definisi perhitungan net present value dari sebuah investasi dapat dimodelkan dengan formula berikut:
0 1 1 2 1
1 Kriteria keputusan akan net present value adalah jika net present value lebih besar daripada nol (0), maka proyek akan menambahkan nilai dan
60
harusnya diterima, namun jika net present value adalah negatif, maka proyek harusnya ditolak. Jika net present value dari sebuah proyek adalah nol (yang mana sangat jarang terjadi) proyek tersebut sama sekali tidak akan menambahkan atau mengurangi nilai.
2.24 Internal Rate of Return (IRR) Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 345), internal rate of return atau disingkat IRR adalah besarnya potongan yang menghasilkan net present value sebesar 0 untuk sebuah proyek. Contohnya jika kita menginvestasikan $100 sekarang di sebuah proyek, dan diharapkan untuk menghasilkan $120 nantinya dengan tenggat waktu satu (1) tahun, IRR untuk investasi tersebut adalah 20%. Kita dapat
menunjukkan
bahwa
ini
benar
dengan
melakukan
pemotongan/discount arus kas $120 untuk satu tahun pada besar 20%, yang menghasilkan sebuah present value yang sama dengan pengeluaran kas awal yaitu $100 (
100 . Hasilnya adalah sebuah net present value
sebesar nol (0).
0 1 1
0
$100
$120 1
0
61
20%
2.25 Return On Investment (ROI) Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 93),
return on investment adalah salah satu rasio
profitabilitas dalam keuangan bisnis. Rasio ini dapat didapatkan dengan formula:
Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 88),
rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sangat fundamental, yaitu sudahkah perusahaan mendapatkan pengembalian nilai yang sebanding dengan investasi-investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, analis berpindah ke dua pengukuran, yaitu margin keuntungan dari perusahaan, yang berkemampuan melakukan prediksi kemampuan dari perusahaan untuk mengatur pengeluarannya, dan persentase pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Dua faktor yang menjadi penting saat rasio profitabilitas dibahas adalah:
62
Pengendalian biaya : seberapa baik perusahaan mengendalikan cost of goods sold, pengeluaran operasional, biaya-biaya keuangan, dan pengeluaran lain yang relatif kepada setiap uang dari penjualan yang dilakukan perusahaan?
Efisiensi utilisasi aset-aset : Seberapa efektif manajemen dari perusahaan
atas
penggunaan
aset-aset
perusahaan
untuk
menghasilkan pendapatan?
2.26 Free Cash Flow Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2013, p. 383), free cash flow adalah jumlah total dari uang kas tersedia untuk distribusi kepada kreditur-kreditur yang sudah meminjamkan uang untuk membiayai proyek dan kepada para pemilik yang sudah melakukan investasi dalam bentuk ekuitas dari nilai proyek itu sendiri. Kita dapat melakukan kalkulasi free cash flow menggunakan persamaan berikut:
Keterangan: a. Operating Cash Flow
63
b. Net Operating Profit after Tax/NOPAT Ada beberapa poin dalam formula di atas, yaitu:
2.26.1 Net Operating Income Net operating income adalah laba setelah mengurangi biaya untuk tiap barang yang dijual dan seluruh pengeluaran operasional (termasuk biaya depresiasi). Net operating income atau laba operasional bersih sama dengan pendapatan sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interests and Taxes/EBIT) untuk capital investment dari proyek sendiri, didasarkan pada tidak adanya sumber (nonoperasional) pendapatan atau pengeluaran pada proyek. Untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki kedua pendapatan baik dari operasional maupun tidak, EBIT akan berbeda dari laba operasional bersih
di
jumlah
dari
sumber-sumber
pendapatan
ataupun
pengeluaran yang bersifat non-operasional.
2.26.2 Net Operating Profit after Taxes (NOPAT) Net operating profit after taxes atau disingkat NOPAT adalah sama dengan laba operasional bersih dari perusahaan dikurangi dengan pajak yang dikenakan pada laba tersebut.
2.26.3 Depreciation Expense Depreciation expense adalah alokasi biaya dari aset-aset tetap untuk periode-periode penggunaan aset-aset tersebut.
64
2.26.4 Capital Expenditures (CAPEX) Capital expenditures atau CAPEX adalah pengeluaran periodik dari uang untuk modal berbentuk peralatan baru yang biasanya berlangsung pada saat investasi dilakukan (contohnya pada tahun kenol). Bagaimanapun, banyak investasi-investasi membutuhkan pengeluaran periodik untuk memperbaiki atau mengganti modal peralatan yang sudah rusak terpakai. Akhirnya, jika peralatan memiliki nilai yang bisa diselamatkan, maka nilai ini akan menjadi arus masuk kas pada tahun terakhir proyek.
2.26.5 Change in Net Operating Working Capital (NOWC) Change in Net Operating Working Capital atau disingkat NOWC adalah nilai yang merepresentasikan perubahan-perubahan pada neraca penerimaan ditambah dengan inventori dikurangi hutang. Setiap perubahan di kuantitas ini merepresentasikan antara kebutuhan untuk melakukan investasi uang tambahan atau sebuah peluang untuk mengambil/melakukan ekstraksi uang dari proyek itu sendiri.
2.27 Pricing Dalam menentukan harga jual suatu produk atau jasa, ada enam metode yang dapat digunakan (Kotler, Keller, Mairead, Goodman, & Hansen, 2012) yaitu:
65
a. Mark-Up Pricing, yaitu metode penentuan harga yang paling sederhana, dengan cara menaikan harga dari baiya pembuatan produk. b. Target-Return Pricing, adalah metode penentuan harga yang agar dapat mencapai target tingkat pengembalian investasi. c. Perceived-Value Pricing, yaitu metode penentuan harga dengan memberikan harga yang pantas sesuai dengan pandangan calon pembeli terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. d. Value Pricing, yaitu metode penentuan harga suatu produk yang lebih murah dengan kualitas yang lebih tinggi, dengan tujuan agar memperroleh kesetiaan dari pelanggan. e. Going-Rate Pricing, adalah metode penentuan harga berdasarkan harga yang ditentukan oleh kompetitor. f. Auction-Type Pricing, adalah penentuan harga dengan cara melelang.