BAB II LANDAS AN TEORI 2.1
TEORI UMUM 2.1.1
Teori dasar database M enurut C.J.DATE (2000,p2), database adalah data–data tetap yang digunakan o leh sistem ap likasi y ang diberik an oleh perusaahaan. M enurut connolly (2002,p 14), database merupakan sebu ah kumpulan data berelasi secara logikal yang dip akai bersama dan deskrip si dari data ini diran can g untuk memenuhi kebutuhan infor masi sebuah organisasi. M enurut Gerald V.Post (2002,p2) database adalah koleksi dar i penyimpanan data yang memiliki for mat terstandarisasi. M enurut Rob dan Coronel (2002,p 7), database adalah struktur komputer yang terintegrasi dan salin g berb agi y ang memiliki kumpulan dari data akhir user y aitu,fakta mentah dari ketertarikan penggun a akhir. Sehin gga pengertian database adalah suatu kump ulan data y ang sudah terintegrasi dan digunakan untuk membuat sistem ap likasi.
2.1.2
Teori dasar database management system DBM S merupakan suatu p erangkat lunak yang memun gkink an pengguna untuk mendefin isikan, meran can g, memelihar a, dan menentukan akses kontrol k e dalam database. Biasany a, DBMS menyediakan beb erap a fasilitas : •
DBMS memun gk inkan p enggun a untuk mendef inisikan database melalui Data Definition Language (DDL). Dimana DDL tersebut 8
9
memun gkinkan p engguna untuk men entukan tip e data dan struktur serta constraint p ada data yang akan disimp an ke dalam database. •
DBMS memungkinkan pengguna untuk membuat, men gubah, men ghapus dan menamp ilkan data dari da tabase melalui DDL dan DML dengan men ggunakan query language y aitu Structu red Query Language (SQL).
•
DBMS menyediakan akses kontrol di dalam da tabase. Misalny a :
Security system, y aitu sistem y ang dapat mencegah penggun a
y ang
tidak
memiliki
otoritas
untuk
men gakses database. Integrity system, y aitu sistem yang menjaga konsistensi p eny imp anan data.
Concurrency
con trol
system,
yaitu
sistem
y ang
memungkink an pengguna untuk mengakses database bersamaan d engan p enggun a y ang lain.
Recovery control system, y aitu mengembalikan database ke kondisi sebelumny a bila terjadi kerusakkan atau kesalahan p ada p erangkat keras atau lunak. User-accessible cata log, y aitu adany a deskripsi data di dalam sebuah database.
Dengan adany a fasilitas-fasilitas tersebut membuat DBMS menjad i lebih berguna dan lengkap . Sayangny a, DBMS dapat menyebabkan data dan field y ang disimpan ke dalam database menjad i lebih b any ak dan lebih komp leks serta tidak semua pengguna memer lukan semua data atau field tersebut. Untuk mengatasi masalah
10
tersebut, disarankan p engguna untuk men ggunakan fun gsi View. View merup akan suatu fungsi y ang memungkink an pengguna untuk menampilkan data dan field yang diperlukan dalam suatu database. Selain itu view ju ga meny ediakan beberapa fun gsi : •
View menyediakan tin gkat keamanan y aitu p engguna dapat menentukan data d an field ap a saja y ang dap at dilih at atau diakses oleh p engguna lain.
•
Pengguna dap at customize tamp ilan dari database sep erti men gganti nam a field sesuai k ein gin an p engguna.
•
View mem ilik i sif at konsistensi. Walaup un terjadi p erubahan p ada struktur database, field dan d ata y ang d itamp ilkan p ada view tidak akan berubah.
2.1.3
Fungsi DBMS Menurut Connolly (2002, p48), fungsi DBM S adalah sebagai b erikut: a. Penyim panan, pen gam bilan dan pen gubahan data DBMS m enyediak an
kemampuan
untuk
m enyimpan,
mengambil dan m en gubah data dalam databa se. Ini merupakan fun gsi yan g m en dasar dari DBMS. Dalam m enyediakan fun gsi ini, DBMS harus m enyembunyikan detail im plementasi fisikal internal seperti organisasi file dan strukt ur penyim panan dari pengguna. b. Katalo g User-accesible Sebuah DBMS har us menyediakan sebuah katalo g yang menyimpan deskripsi tentang item data dan m udah diakses p ada
11
pengguna. c. Mendukun g transaksi Sebuah DBMS har us menyediak an mekanisme yan g akan memastikan bahwa semua kegiatan update yan g dilak ukan sesuai den gan transaksi yan g diberikan atau tidak ada kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut. Transaksi merupakan seder etan tindakan, yan g dilakukan oleh penggun a tunggal atau program aplikasi yan g mengakses atau m en gubah isi da tabase.
d. Layanan k endali konk urensi Sebuah DBMS harus m enyediakan sebuah mekanisme untuk mem astikan bah wa da tabase di-update dengan benar ketika banyak pengguna melak ukan update databa se secara ber samaan. Akses ber sam a relatif mudah jika sem ua pen gguna hanya membaca data, dim ana tidak ada cara bah wa mereka dapat mengganggu sat u sama lain. Namun k etika dua atau lebih pengguna mengakses da tabase secara bersamaan dan paling sedikit satu dari merek a m elak uk an pengubah an data, di sana dap at terjadi gangguan y ang mengh asilkan k etidak-konsistenan. e. Layanan p erbaikan Sebuah DBMS harus m enyediakan sebuah mekanisme untuk
m emper baik i database
disaat
database
mengalami
kerusak an dengan ber bagai cara. Ker usakan database dapat diakibatkan kar ena ker usak an sistem , kesalahan m edia dan kesalahan software atau hard ware. Atau disebabkan kar ena
12
adanya kesalahan selam a proses transak si dan peny elesaian transaksi yan g tidak lengkap. f. Layanan authorisasi Sebuah DBMS harus m enyediakan sebuah mekanisme untuk mem astikan bahwa hanya pen gguna yan g berotoritas dapat mengakses database. Hal ini untuk m encegah data yang tersim pan tak terlihat oleh semua penggun a dan melindungi database dari akses yang tidak berotoritas. g. Mendukun g bagi kom unitas data Sebuah DBMS harus m ampu mengintegr asikan den gan softwa re komunikasi. Kebanyakan pengguna m engakses database dar i wo rkstation tersebut terhubung secara lan gsun g ke komputer DBMS. Dalam kasus yan g lain, wo rkstation berada pada lokasi yang jauh dan berkomun ikasi dengan kom puter DBM S melalui jaringan. Dalam hal ini, DBMS m enerim a perm intaan sebagai pesan komun ikasi dan menan ggapi dengan cara yang sama. Semua pengiriman ini ditanggapi oleh Data Com munication Manager. h. Layanan integr itas Sebuah DBMS harus m enyediakan sebuah arti untuk memastikan bahwa data di dalam database dan perubahan p ada data m engikuti at uran tertentu. Integritas databa se dapat m engacu pada kebenar an dan konsistensi data yan g disim pan. Integr itas berhubun gan den gan k ualitas data yang disimpan. Integr itas biasanya diekspr esikan dengan istilah batasan, yaitu berup a at uran
13
konsisten yan g tidak boleh dilan ggar oleh da tabase. i.
Layanan p enin gkatan keterbebasan data Sebuah DBMS har us memasukk an sebuah fasilitas untuk mendukun g keter batasan program dari struktur databa se yang seben arnya. Data independence biasanya dicapai m elalui sebuah view atau mekan ism e subskem a. Physical data ind ependence lebih mudah untuk dicap ai kar ena ter dapat beber apa jenis perubahan yang dapat dibuat untuk kar akteristik fisikal dari database tanpa m empengaruhi view.
Bagaim anapun data
independen ce log ical yan g lengk ap lebih susah unt uk dicapai. j.
Layanan utilitas Sebuah DBMS harus menyediakan seperangk at layanan utilitas. Program utilitas m embant u DBA mengelola database secara efektif. Beberapa utilitas beker ja pada tingkat eksternal, dan konsek uen sinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya den gan vendor DBMS. Contoh dari utilitas antara lain: • Fasilitas im port, untuk m eng-load database dari fla t file, dan fasilitas expo rt, untuk meng-unload da tabase pada flat file. • Fasilitas pem antauan, untuk mem antau pen ggunaan dan operasi database. • Program analisis statistik, untuk m em erik sa perform a dan penggunaan statistik. • Fasilitas peny usunan indeks, untuk menyusun kem bali in deks
14
dan o verflow mereka. • Penem patan dan p en gum pulan sampah, untuk men ghilangkan record y ang dih ap us secar a fisik dari alat penyim panan, untuk m enggabungkan ruang yang terlepas, dan unt uk m enempatkan kembali record tersebut dimana ia dibut uhkan. 2.1.4
Komponen DBMS Menurut Connoly (2002, p18), DBM S terdiri dari 5 ko mponen utama : •
Perangkat Keras DBMS memerluk an perangkat keras untuk dap at dijalankan dan setiap DBMS memiliki p ersy aratan terhadap p erangkat keras agar dap at dijalankan sep erti jumlah memori, tip e komp uter (PC, mainframe, dan komp uter y ang terhubung dengan jaringan) dan lain-lainny a.
•
Perangkat Lunak Komp onen p erangkat lunak terdiri dar i DBM S itu sendiri dan ap likasi-ap likasi yang terdapat di dalam sistem op erasi serta ap likasi jaringan bila terhubung d en gan jarin gan. •
Data Data yang berasal dari pengguna y an g akan disimpan ke dalam database. Biasanya suatu database terdap at satu tabel atau lebih. Dimana setiap tabel tersebut terdiri dari field, atribut, tipe data dan relasi.
•
Prosedur
15
M erupakan suatu instruksi atau p eraturan y ang mengatur p erancangan dan p enggun aan database agar p engguna dapat men gop erasikannya seperti cara untuk login ke DBMS, melakuk an backup dan lain-lain. •
Orang M erupakan orang-oran g y ang terlibat di dalam sistem sep erti data
and
da tabase
administrator,
database
d esigner,
application developers, dan end-users. 2.1.5 Database Lifecycle Menur ut Connoly (2002, p272), unt uk m erancang sebuah aplikasi Database diperlukan tahapan-tahapan terstrukt ur yan g harus diik uti yan g dinamakan den gan Da tabase Lifecycle atau disin gkat den gan DBLC. Perlu diin gat bah wa tahapan dalam DBLC tidak harus ber urutan, nam un juga m elibatkan beberap a pen gulan gan ke tahapan sebelum nya m elalui p utaran balik (feedba ck loop s).
16
Databas e Planning
Systems D efinition
Requirements Collection and Analysis Databas e Design Conceptual Database Design DBMS Selection (Optional)
Application Design Logical Databas e Design
Physical Database Design
Prototyping
Implementation
Data Conversion and Loading
Testing
Operational Mainten ance
Gambar 2.1 Database Lifecycle Su mber : Connoly. 2002 . Dat abase Systems : A Practical App rocach to Design , Implementation, and Man agement (hal aman 272 )
17
2.1.5.1 Database Planning Databa se mem ungkinkan
Planning
adalah
tahap-tahap
kegiatan
dalam
pen gatur an
yang
aplik asi database
dapat
diwujudkan secara efisien dan secar a ef ektif m un gkin (Connoly, 2002, p273). Tahap database p laning juga har us menjelaskan : •
Mission statem ent dar i proyek databa se Mission statem ent ini m enjelaskan tujuan utama aplikasi da tabase, juga membantu m enjelaskan tujuan proyek database, dan m enyediakan m aksud yang lebih jelas dalam pembuatan aplik asi database secara efektif dan efisien (Connolly, 2002, p274). Den gan merum usk an apa sebenarnya yang menjadi tujuan dari proyek database ini dih arapkan dapat lebih m emfokuskan peker jaan pada tahap selanjutnya.
•
Mission Objective Selain mer um uskan tujuan dar i sebuah proyek database, har us diperhatikan juga m engenai tugas apa saja yang har us didukun g o leh da tabase tersebut. Setiap mission objective akan menjelaskan t ugas tertentu yang harus didukun g database, dengan asumsi jika database menduk un g m ission objectives, maka mission statem entnya juga ak an sesuai ( Connolly, 2002, p274).
2.1.5.2
System Definition System definition menggambark an ruan g lin gk up dan batasan
aplikasi database dan user view ( Connolly, 2002, p274). Hal ini
18
san gat penting dilak ukan dalam proses peran can gan da tabase agar lebih terfok us p ada proyek da tabase yan g dibuat. User
view
san gat
diper lukan
unt uk
m engidentifikasi
inform asi-informasi y an g dibut uhkan oleh p en gguna. User view menggambarkan apa yan g dibutuhkan oleh aplikasi databa se dari sudut pandan g jabatan tertentu, seperti manajer atau pen gawas, maupun dari sudut pandan g area aplikasi p erusahaan, seperti pem asaran,
p ersonalia,
atau
pengawasan
p ersediaan,
dalam
hubun gannya den gan data yang akan disimpan dan tran sak si yang akan dijalankan terhadap data it u (Connolly, 2002, p275). 2.1.5.3 Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis (Requirements Collection and Analysis) Tahap selanjutny a yang dilakukan setelah p endefinisan sistem adalah tahap p engumpulan kebutuhan dan analisis. Dalam tahap ini dilakukan p roses p engumpulan dan analisis informasi tentang bagian organisasi y ang ak an didukung oleh ap likasi database, dan men ggunakan
informasi ini untuk men gid entifikasi kebutuhan
pengguna terhadap sistem yang baru (Connolly , 2002, p 276). Suatu p roses resmi dalam m enggunakan teknik-teknik sep erti wawancara atau kuisioner untuk mengu mp ulkan fakta-fakta tentang sistem dan kebutuhan-kebutuhanny a dinamakan d engan teknik fa ctfinding (Connolly , 2002, p 302). Ada lima k egiatan yang d ipakai dalam teknik in i, y aitu: a. Memeriksa dok um entasi Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat
19
dip eroleh den gan memeriksa dokum en- dok umen, formulir, lapor an, dan berkas yan g terkait den gan sistem yang sedang berjalan pada perusah aan. Dengan
pemerikasaan in i diharapkan dapat mengetahui
data- data ap a saja y an g akan disim pan dalam databa se. b. Wawancar a Wawancar a bert ujuan mem eriksa
untuk men gumpulkan fakta-fakta,
kebenaran fakta yang ada dan m en gklar ifikasinya,
mem bangk itkan
seman gat,
m elibatkan
penggun a
akhir,
mengidentifikasi kebutuhan-k ebutuhan, dan m en gum pulk an ide-ide dan pendapat (Connolly, 2002, p306). Teknik ini m em erlukan kem am puan komunik asi yang baik untuk m engh adapi p en gguna y ang mem iliki nilai, pr ioritas, pen dapat, motivasi, dan kepr ibadian y ang ber beda- beda. Keuntungan m enggun akan teknik ini menur ut Conno lly (2002, p306), antara lain: • Mem ungkinkan oran g yan g diwawancara unt uk m enanggapi pertanyaan dengan bebas dan ter buka. • Mem ungkinkan oran g y an g diwawancara merasa bahwa ia m erupakan bagian dari proyek. • Mem ungkinkan
pewawancara
untuk
m enin dak lanjuti
komentar-komentar m enarik yang dibuat oleh or an g yang diwawan cara. • Mem ungkinkan
pewawancara
untuk
mengubah
m enyusun k embali pertanyaan selama kegiatan wawancar a.
atau
20
• Mem ungkinkan pewawancara untuk m en gam ati bahasa tubuh or ang yan g diwawan cara. Ker ugian teknik ini m enur ut Connolly (2002, p306), yaitu: • Sangat m em akan waktu dan biaya, sehin gga menjadi tidak praktis. • Keberhasilanny a tergantun g p ada kemam puan kom unikasi pewawan cara. •
Keberh asilanny a tergantun g pada kein ginan or an g y ang
diwawan cara unt uk ikut serta dalam wawan cara. c. Mengam ati operasional per usahaan Pengam atan
ini
memun gkinkan
unt uk
ik ut
serta atau
mengamati seseor ang melak ukan kegiatan untuk m empelajari sistem. Salah sat u faktor pengam atan dapat berhasil adalah dengan mencari inform asi sebanyak m ungkin tentang aktivitas yang akan diamati serta orang y an g melak ukan aktivitas tersebut. Keuntun gan menggun akan teknik ini antara lain : • Validitas fakta dan data dapat diperiksa. • Pengamat
dap at
melihat
dengan
jelas apa yang
dikerjak an. • Pengamat juga dapat m emperoleh data yan g m enjelaskan lingk ungan fisik dari tugas y an g diber ikan. • Relatif m urah • Pengamat dapat membuat pengukur an kerja Ker ugian teknik ini yaitu :
21
• Sangat mem akan waktu dan biay a, seh ingga menjadi tidak praktis. • Dapat terlewat dalam m engam ati tugas-tugas yang m elibatkan tingkat kesulitan yan g lain. • Beberapa tugas tidak selalu dilakukan dengan cara seperti pada saat pen gam atan. d.
Penelitian Selain m elak ukan p enelitian yan g berasal
dari
dalam
organisasi it u sen diri, dapat juga dilak ukan pengumpulan inform asi yang ber asal dari luar organ isasi tersebut. Beberapa contoh sum ber inform asi ter sebut antara lain jurnal komputer, buku- buk u referensi, dan internet. Sum ber inform asi tersebut juga dapat digunakan untuk m emecahkan masalah ser upa. Keuntungan m enggun akan teknik in i antara lain : • Dapat m engh em at waktu jika solusinya telah tersedia. • Peneliti dap at m engam ati car a orang lain m emecahkan m asalah y an g sama atau menem ui kebutuhan yan g ser up a. • Mem buat
para peneliti
selalu up-to-date
den gan
perkembangan baru. Ker ugian teknik ini yaitu : • Dapat m enjadi sangat m em akan waktu. • Mem but uhkan ak ses ke sum ber inform asi yan g tepat. • Dapat saja
tidak m embantu m em ecahkan m asalah
karena tidak didokumentasikan.
22
e. Kuesioner Teknik lain yan g dapat digunakan untuk m en gum pulkan inform asi yan g dibutuhkan adalah den gan menggunakan kuesion er. Kuesioner adalah suatu dokumen dengan tujuan kh usus yang memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari banyak orang sam bil menjaga kontrol terhadap tan ggapan yan g diberikan (Connolly, 2002, p308). Keuntungan m enggun akan teknik in i antara lain : • Oran g dapat m elen gkap i dan mengembalikan k uisoner pada waktu sebaik- baiknya. • Tidak m ahal untuk m engumpulkan data dari banyak orang. • Responden lebih m udah unt uk memberikan jawaban yang benar karen a jawaban yang diberik an dap at dijaga kerahasiaannya. • Tanggapan dapat ditabulasikan dan dianalisis den gan cepat. Ker ugian teknik ini yaitu : • Jumlah responden dapat saja rendah, sekitar 5% sam pai 10%. • Ker ugian dapat saja dikembalik an den gan tidak len gkap. • Tidak
menyediakan
kesempatan
unt uk
mengubah
pertanyaan yang salah diartikan. • Tidak dapat mengamati dan m en ganalisis bahasa tubuh
23
responden. • Mem akan waktu unt uk menyiapkan kuison er. 2.1.5.3.1
Database Design Database Design adalah proses y ang men ghasilkan desain sebuah database y ang dap at mendukung op erasi dan misi perusahaan (Connolly , 2002, p 279). Tujuan utamany a adalah : •
Merep rensentasikan data dan relasi antar data y ang dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan user group.
•
Meny ediakan
model d ata y ang mendukun g segala
transaksi y ang dip erlukan pada data. •
Mensp esifikasikan desain minimal y ang secara tepat disusun untuk memenuhi kebutuhan p erforma y ang ditetap kan pada sistem (misal : waktu respon).
Terdapat beberapa cara untuk mendesain suatu database antara lain y ang paling serin g d igunakan adalah bottom-up approach, dan juga top-down approach. • Top-down Diawali d engan p embentukan model data yang b erisi beber apa entitas
high-level dan relasi, yan g kemud ian menggunakan
pendekatan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifik asikan entitas lower level, relasi d an atribut lainnya. • Bottom-up
24
Dimulai dar i atribut dasar (y aitu sifat–sifat dasar entitas dan relasi), dengan analisis dar i p enggabun gan antar atribut, y ang dikelompokan ke dalam suatu relasi yang merep resentasikan tipe dari entitas dan relasi antar entitas. Selain dari cara yang d isebutkan di atas, ada juga inside-out approach y ang berhubun gan den gan bottom-up approach, dan ju ga mixed-strategy approach yang merupakan gabungan dar i bottom-up dan juga top-down approach. •
Inside-out Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda d engan identifikasi awal entitas utama dan kemud ian menyebar ke entitas, relasi, dan atribut terkait lainny a y ang lebih dulu diidentifikasi.
•
Mixed Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabun gkan.
a.
Perancangan database Konsept ual Perancangan database konseptual adalah proses m em ban gun m odel informasi yang digun akan or gan isasi, bebas dari sem ua pertim ban gan fisik ( Connolly, 2002, p419). Pertim ban gan fisik yang dimak sud melip uti DBMS yan g akan digunak an, progr am aplikasi, bahasa pemrogr aman, platform perangkat keras, un juk kerja, dan pertim ban gan fisik lainny a. Langkah-lan gkah dalam m etodolo gi peran can gan database konseptual yaitu :
25
1.
Mengidentifikasi Tipe Entitas Untuk mengidentifikasi entitas utam a yang dibutuhkan oleh view. Mendef inisikan o bjek utama dimana pemakai mempunyai ketertarikan den gan objek tersebut. Objek-o bjek ini adalah tipe entitas untuk model. Salah satu metode untuk men gidentifikasi entitas adalah dengan m enguji spesifik asi kebutuh an dar i pemakai. Dar i sp esifikasi ini diidentifik asikan kata benda dan un gk apan kata ben da (noun s phra ses) yan g disebutkan. Juga dapat dilihat o bjek utama seperti or ang, tem pat atau kon sep dari ketertarikan di luar kata ben da lainnya yang mer upakan k ualitas dari objek lain.
2.
Mengidentifikasi Tipe Relasi Tujuannya untuk m engidentifik asikan relasi pentin g yang ada antara tipe entitas yan g telah diidentifikasikan. Dap at digunakan g rammar dar i spesifik asi kebutuhan tersebut
untuk mengidentifik asi relasi,
biasanya relasi dinyatakan oleh kata kerja (verb) atau ekspresi ver bal. Secara lan gsun g r elasi tersebut adalah binary, dengan kata lain relasi tersebut ber ada antara dua tipe entitas. Kita pun h arus berhati-hati untuk mencari relasi yan g kom plek yan g dapat m engh ubungkan lebih dari dua tipe entitas. Langkah-lan gkah identifikasi tipe relasi: •
Gunakan Entity Relationsh ip Diagram (ERD)
•
Car i batasan dari tipe r elasi
•
Periksa fan dan chams traps
•
Periksa bah wa masin g-masin g entitas ik ut serta setidaknya
26
dalam sat u relasi • 3.
Dok um entasikan tipe r elasi
Mengidentifikasi dan Men gh ubun gk an Atribut dengan Entitas dan Relasi Tujuannya untuk men gh ubun gkan atribut dengan entitas atau tipe relasi yan g sesuai dan men dok um entasikan detail dari setiap atribut. Atribut-atribut bisa diidentifikasikan dengan kata ben da atau un gkapan kata benda (noun s phra ses) sep erti property, kualitas, iden tifier, atau karakterisitik dari satu entitas atau relasi. Atribut dapat dibagi menjadi 3 yaitu : • Atribut simple atau com posite Penting untuk m engetah ui apak ah sebuah atribut adalah simple atau com posite. Composite attribute ter diri dari sim ple attribute. Sebagai contoh atribut address dapat merupak an atribut simpel dan menyim pan sem ua detail dari sem ua alamat sebagai sebuah nilai tunggal, seperti, ‘115 dum barton road, Glasgow, G11 6YG’. Nam un, atribut address juga dapat m erepresentasikan sebuah com posite attribute, yang terdiri dar i simple attribute yan g menyim pan detail alamat sebagai n ilai yang terpisah dalam atribut street (‘115 dum barton road’), city (‘ Glasgo w’), dan po stcode (‘ G11 6 YG’). Pilihan
unt uk
m erepresentasikan detail alam at sebagai atribut simpel atau composite ditentukan berdasarkan k ebutuhan p em akai. Dalam lan gkah ini, pentin g untuk m engidentifikasikan semua simple attribute unt uk m erepresentasikan ke dalam model data konseptual termasuk atribut yang m embentuk sebuah
27
composite attribu te. • Atribut single-valued atau m ulti-va lued Sebuah atribut juga dapat m erupakan sing le-valued atau m ulti-valued. Sebagian besar atribut yang dijum pai merupak an single-valued, tapi kadang-kadang akan dijumpai atribut yang m ulti-valued; yaitu atribut yan g m enyimpan nilai yang bany ak untuk sebuah entitas tun ggal yang ada. Sebagai contoh, dapat diidentifikasikan atribut telNo (nom or telepon) dar i entitas Client sebagai m ulti-valu ed attribute. • Atribut Derived Atribut yang nilainy a tergantun g pada nilai dari atribut yang lain dinam akan d erived attributes. Contoh dari derived attributes termasuk : -
Um ur seorang an ggota dari staff
-
Jum lah property yan g dipim pin oleh seoran g anggota dar i staff
-
Rental deposit (dihitung sebagai dua kali biaya sewa per bulan)
4.
Menentukan dom ain atribut Tujuannya unt uk menetapkan domain atribut dalam model data konseptual loca l dan m endok umentasikan setiap detail dar i dom ain. Domain merupakan sek umpulan (pool) nilai-nilai dari satu atau lebih atribut yang m en ggam barkan n ilainya. Model data yang dibuat m enspesifikasikan domain untuk tiap-tiap atribut dan m enyertakan :
28
5.
•
Nilai yang diizinkan untuk atribut
•
Uk uran dan format atribut
Menentukan p rim ary key dan candidate key Untuk m en gidentifikasikan candidate key untuk setiap entitas dan jika terdapat lebih dar i satu candida te key, maka p ilih satu sebagai primary key. Ketika memilih sebuah prim ary key di antara candida te key, perhatikan petun juk berik ut untuk m em bant u pemilihan: •
Candidate key den gan sek um pulan atribut yang minimal.
•
Candidate key yan g n ilainya palin g jaran g berubah.
•
Candidate key den gan karakter palin g sedik it.
•
Candidate key den gan nilai m aksimum yang paling kecil.
•
Candidate key yang paling m udah digunakan dar i sudut pandan g pemakai.
6.
Mempertimbangkan penggunaan
dari enhance m odelling concep t
(Optiona l) Maksud dar i langkah ini adalah untuk m enentukan specia lization, genera lization, ag regation, composition. Specialization
m er upakan
suat u
proses
m em aksimalkan
perbedaan-per bedaan antara anggota-an ggota sebuah entitas den gan car a m engidentifik asi karakteristik yang membedakan entitas tersebut (Connolly, 2002, p362). Generaliza tion perbedaan-per bedaan
mer upakan antara
suatu
pro ses
entitas-entitas
mem inimalkan dengan
car a
29
m engidentifik asikan sifat um um entitas ( Connolly, 2002, p363). Agreg ration menggambarkan relationsh ip ‘ha s-a’ atau ‘is-apart-of’ antara tipe entitas dimana yan g satunya mewak ili ‘ whole’ (selur uhny a) dan sat unya lagi m ewakili ‘part’ (bagian) ( Connolly, 2002, p371) . 7.
Memeriksa redudansi Dalam lan gkah ini kita menguji m odel data konseptual local dengan tujuan sp esifik untuk m engidentifikasikan apakah ada redudansi dalam data dan mem indahk an data yan g telah ada. Dua aktifitas dalam lan gkah in i adalah :
8.
•
Menguji ulang relasi 1..1 (on e-to-one )
•
Menghilan gkan r elasi yan g redun dan
Validasi m odel konseptual lokal terhadap transaksi pem akai Tujuannya untuk mem astikan model kon septual lokal menduk ung transaksi yan g dibutuhk an oleh view. Diuji dua pen dek atan untuk m emastikan model data konseptual lokal m endukun g transaksi yang dibut uhkan, dengan car a: •
Menggam barkan tran sak si-transaksi Memeriksa seur uh informasi ( entitas, relasi dan atribut) yang dibut uhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model,
den gan m endokumentasikan
setiap kebutuhan transaksi. •
Menggunak an jalur-jalur tran sakasi Untuk validasi mo del data terhadap transaksi yang
30
dibutuhkan termasuk repr esentasi diagram jalur yang digunakan o leh setiap
transak si lan gsung pada ER
diagram . 9.
Mem eriksa kem bali model data konseptual lokal den gan p em akai Tujuannya unt uk me-review model data kon septual lokal den gan pemakai untuk m em astikan m odel tersebut adalah representasi seben arnya dar i view. Model data konseptual ini term asuk ER diagr am dan dok umentasi pendukun g y an g m endeskripsik an model data. Bila ada kejanggalan (anomali) dalam model data. Bila kejan ggalan (anomali) dalam model data, m aka harus dibuat perubah an yan g sesuai yang
m un gkin
membutuhkan
pen gulangan
langkah-langkah
sebelumnya. b.
Perancangan Database Lo gikal Perancangan database lo gik al adalah pro ses m emban gun model inform asi yan g digunakan organisasi ber dasarkan m odel data tertentu, tetapi tergantung dari Database Managem ent System (DBM S) dan pertim ban gan fisik lainny a ( Connolly, 2002, p441). Lan gkah-langkah dalam metodologi perancangan database lo gikal yaitu : 1.
Hilan gkan fit ur-fitur yan g tidak sesuai den gan mo del r elasion al Tujuan utamanya adalah untuk m em perbaiki m odel data konseptual lokal untuk menghilan gkan fitur yan g tidak sesuai den gan m odel relasional. Tujuan dari langkah ini adalah unt uk m enghilangk an : •
Menghilan gkan m any-to-many (*.*) binary rela tion ship types
31
•
Menghilan gkan m any-to-many (*.*) recursive rela tion ship types
2.
•
Menghilan gkan tipe r elasi yan g kom pleks
•
Menghilan gkan m ulti-valued attributes
Menghasilkan relasi untuk mo del data logikal lokal Tujuan dari langkah ini adalah untuk m em buat h ubun gan antara m odel data logik al untuk m erepresentasikan entitas, relasi, atribut yang telah diidentifik asikan. Relasi yang dih asilkan dar i kem un gkinan str uktur y ang ada di dalam data m odel y aitu :
3.
•
Tipe strong entity
•
Tipe weak entity
•
Tipe relasi biner on e-to-m any (1:*)
•
Tipe relasi biner on e-to-one (1 :1)
•
Relasi rek ursif on e-to-one (1 :1)
•
Tipe relasi biner supercla ss/subclass
•
Tipe relasi biner m any-to-many (*:*)
•
Tipe relasi kom pleks
•
Atribut multi-valued
Validasikan relasi dengan m enggun akan norm alisasi Normalisasi adalah suat u teknik untuk menghasilkan him pun an relasi dengan properti yan g diin ginkan
ber dasark an kebutuhan-
kebut uhan data suatu or gan isasi (Connolly, 2002, p376). Proses normalisasi dimulai den gan mem indahk an data sum ber ke
32
bent uk tabel den gan format baris dan kolom.Tabel ini berbent uk tidak norm al dan disebut unnorm alized table (Connolly, 2002, p388). Unnormalized fo rm (UNF) adalah suatu tabel yang ter diri dar i satu atau lebih kelompok yan g ber ulang (rep eating group) ( Connolly, 2002,p387). Repeating group adalah sebuah atribut atau him punan atribut di dalam tabel yan g m em ilik i lebih dar i satu nilai (m ultiple value) untuk sebuah primary key pada tabel tersebut (Connolly, 2002, p388). Tingkatan normalisasi y ang digunakan
sebagai landasan
penulisan skripsi ada tiga tahap yait u : a.
First No rm al Form (1NF) Suatu relasi dik atakan 1NF jika titik temu tiap baris dan kolom pada relasi tersebut mengan dun g sat u nilai (Connolly, 2002,p388). Sebuah relasi ak an ber ada dalam bent uk 1 NF jik a repeating group-nya
sudah
hilang.
Ada
dua
pendekatan
untuk
m enghilan gkan repea ting group p ada tabel y ang tidak normal, yaitu : •
Dengan mem asukk an data yang sesuai ke dalam kolom yang kosong dar i baris yang mengandung data ber ulang.
•
Dengan m enempatkan data yan g berulang bersam aan salinan atribut k unci pada r elasi yan g terpisah. Sebuah primary key diidentifikasikan k e dalam relasi baru.
b.
Second Normal Fo rm (2NF)
33
Relasi dikatakan 2 NF jik a relasi tersebut ber ada pada 1 NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung penuh (fully fun ctionally dependent) terhadap primary key (Connolly, 2002, p391). Full functionally dependen cy terjadi jik a A dan
B
m erupakan atribut dari suatu r elasi, dan B dik atakan ber gant ung penuh terhadap A (B Æ A), jika B bergantung terhadap A, nam un bukan sub set dari A ( Conno lly, 2002, p391). Untuk men ghasilk an relasi dalam bent uk 2NF melibatkan pengh ilan gan ketergantungan sebagian (partial dependency) dan m enempatkannya pada relasi yang bar u bersama salinan atribut penentunya (d eterminant attribute). c.
Third No rmal Form (3NF) Suatu relasi dikatakan 3NF jika relasi tersebut berada dalam bentuk 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut bukan p rim ary key bergantun g secar a transitif (transitively d ependen t) terhadap primary key ( Connolly, 2002, p394). Transitive dependen cy ialah sebuah kondisi dimana A, B, dan C mer upakan atribut dari relasi B yan g jik a A Æ B dan B Æ C maka C disebut bergantun g secara transitif (transitively dependent) terhadap A m elalui B ( A tidak functionally dependen t terhadap B atau C) ( Connolly, 2002,p394).
d.
BCNF(Boyce- Codd Normal Form) Relasi yang masuk pada tahap ini jika dan hanya jika setiap determ inant adalah candidate key
34
e.
Fourth No rm al Form (4NF) Menampilkan keter gantungan antara atribut (A, B, dan C) dalam suatu relasi, nilai yan g ada di B dan nilai yan g ada di C m erupakan bagian dari A. Oleh kar ena it u nilai pada B dan C saling ber gantun g sat u sama lain.
f.
Fifth Normal Form(5NF) Properti dari dekom posisi yan g m em astikan tidak ada keterkaitan berarti y ang dih asilkan ketika r elasi bersatu kem bali m elalui Natu ral Join Operation.
4. Validasikan relasi terhadap tran saksi pemakai Memastikan bah wa relasi y an g telah dibuat memenuh i syarat untuk mendukun g transaksi yan g dibut uhkan. Dalam lan gkah in i akan dicoba op erasi databa se secara manual, bila semua transaksi y ang dibut uhkan bisa berjalan semestinya, m aka mo del data lo gik al terhadap transaksi telah div alidasi. 5.
Tentukan integrity constrain t Integrity con strain adalah
batasan yan g ditentukan untuk
m enghin dar i data m enjadi tidak kon sisten. Integrity constrain t yang umum adalah : •
Required data Beberapa atribut tertentu harus m em iliki data, dengan kata lain tidak boleh koson g.
•
Attribute domain constraint Setiap atribut memiliki dom ain, batasan n ilai yan g legal. Misalny a pada jenis kelamin harus diisi den gan ‘ lelaki’
35
atau ‘perem puan’. •
Entity integrity Primary key dari suatu entitas tidak boleh ko son g.
•
Referential in tegrity Jika suatu foreign key m emiliki nilai, m aka nilai tersebut harus menun juk ke sebuah bar is yan g ada pada relasi ‘parent’.
•
Enterprise integrity Kegiatan update entitas dibatasi oleh perat uran atau kebijak an
organisasi y ang m engatur transaksi yang
diwak ilkan oleh update yang dilakukan. 6.
Tinjau kem bali model data logical lo cal dengan pem akai Untuk penduk ung
m em astikan logical data model dan dokumentasi y ang
m enjelaskan
m odel
telah
merepr esentasikan
kebutuhan. Langkah m embuat dan m envalidasikan m o del data logical glo bal : •
Gabun gkan mo del data lo gikal lokal menjadi mo del glo bal
•
Validasikan m odel data lo gikal global
•
Periksa unt uk pen gem ban gan men datan g
•
Tinjau kem bali model data lo gik al glo bal den gan pemakai
c. Perancangan Database Fisik al Suatu proses yang men ghasilkan deskripsi implementasi da tabase pada penyimpanan sekun der. Menggam bark an struktur penyim panan dan
36
m etode akses yang digunakan untuk m encapai akses y ang efisien terhadap data. Dapat dikatakan juga, desain f isikal m erupak an car a pembuatan m enuju sistem DBM S tertentu. •
•
Menerjemahkan m odel data lo gikal global tar get DBMS : -
Desain hubun gan dasar
-
Desain representasi dari data yan g dihasilkan
-
Desain batasan-batasan p erusahaan
Mendesain representasi fisik al : -
Analisis transaksi-transaksi
-
Pilihan or ganisasi file
-
Pilih in dek s-in deks
-
Perkirakan kebut uhan penyim panan (disk space)
•
Mendesain user view
•
Mempertimbangkan p engenalan dar i redudan si terkontrol
•
Awasi dan atur sistem operasional
2.1.5.4 Application Design Merupakan tahap perancangan dari user interface dan aplikasi program yan g akan digunakan dan proses dari databa se. Dalam beberapa kasus, perancangan aplik asi tidak dapat dilakukan sam pai proses peran cangan database selesai dilakukan. Dalam melak ukan per ancangan aplikasi ini, har us diyakinkan bahwa semua kebutuh an pen gguna sudah didefin isikan dalam perancan gan ap likasi datiabase, sehin gga aplikasi dapat ber jalan sinkron dengan database yan g telah dirancang.
37
Setelah pro ses sinkronisasi database dengan aplikasi, maka kita beralih pada user interface yan g harus menam pilkan inform asi yan g dibutuhk an den gan cara yan g “user friendly” dan tidak bertele – tele. 2.1.5.5 Prototyping Membangun suatu model ker ja dar i aplikasi databa se. Tujuan utama mengembangk an suat u pro totyp e aplikasi databa se adalah mengijinkan
pemakai
untuk
m en ggunakan
pro totype
guna
mengidentifik asi cor ak sistem apakah bekerja den gan baik jika mungk in m eningkatkan cor ak baru pada aplikasi databa se. Den gan cara in i kita dapat memperjelas kebutuh an pem akai dan pengem bang sistem dalam mengevaluasi
k elay akan desain sistem tertentu.
Prototype per lu mem punyai keunt ungan yan g utam a yang secara relatif cep at dan m urah untuk dibangun. Ada dua strategi yan g digun akan saat ini yait u requirem ent prototyping dan evolutionary proto typing. Requirement prototyping digunakan unt uk m enentukan kebut uhan suatu aplik asi databa se yang diusulk an dan ketika k ebutuhan terhadap suatu aplik asi databa se tidak len gkap, m aka proto type tersebut tidak digunak an lagi. Evolu tionary prototyping digun akan untuk tujuan yan g sama, perbedaan yang penting adalah
bah wa pro totype tidak
dibuan g tetapi den gan
pengem ban gan lebih lanjut, prototype tersebut beker ja sama den gan aplikasi da tabase.
38
2.1.5.6 Im plementasi Merupakan realisasi fisik dari database dan desain aplikasi. Setelah tahap desain database diselesaikan, maka da tabase dan desain aplikasiny a
siap
untuk
diim plementasik an.
diimplementasikan dengan m enggunakan Da ta
Database
Definition Language
(DDL) atau dengan menggun akan Graphical User In terface (GUI). Statem ent DDL digunakan untuk membuat struktur databa se dan file database kosong. Spesif ikasi dari view tiap user juga di lak uk an pada tahap ini. Aplikasi program diimplem entasikan den gan menggunakan bah asa gener asi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL) bagian dari aplikasi program yan g term asuk dalam proses tran sak si database diimplementasikan Language
den gan
m en ggunakan
Da ta
Manipula tion
(DML) den gan m enggunak an bant uan dari bahasa
pem rogram an utama sep erti PHP, ASP, Java, dan lain-lain. Kita juga turut m engimplem entasikan kom ponen-kom ponen dar i desain aplikasi seperti layar m en u, data entry form, dan laporan. Asp ek keamanan dan integritas data juga diim plementasikan pada tahap ini. Beberapa dikontrol den gan menggunakan DDL, tapi beberapa lainnya m ungkin di def inisikan den gan menggunakan perantara lain seperti kontrol dari sistem operasi. 2.1.5.7 Data Conversion and Loading Pada tahap ini, sem ua data yang dibutuhkan ditran sfer ke dalam database yan g bar u dan pro ses konver si dar i aplikasi yang telah ada untuk dijalankan ke dalam database yan g bar u. Tahap ini
39
hanya dilakuk an apabila databa se yan g bar u in gin menggantikan database y ang lam a. Pada saat ini, DBMS sudah memiliki k em ampuan untuk m engkonver si data yan g berada di databa se y an g lama untuk disesuaikan den gan form at dari databa se yan g baru. Ap abila tahap ini dibut uhkan,
m aka proses konv ersi dan loading ini perlu
dir encanakan den gan baik agar transisi data dari database yan g lama ke database yan g bar u dapat berjalan dengan m ulus. 2.1.5.9 Testing Pada tahap ini, aplikasi dijalankan den gan tujuan untuk m encari kesalahan pada aplikasi sebanyak m ungkin. Ap abila pro ses pengujian ini berjalan den gan baik, m aka pen gembang akan dapat m elihat m asalah yan g m asih terjadi p ada ap likasi m aup un struktur database. Den gan m elak ukan pengujian ini p ula, p en gem ban g dapat m enguji apakah aplikasinya telah berjalan den gan baik sebelum aplikasi dan database dijalankan secar a pen uh. Hal ini juga m em ber i kesem patan bagi pen gembang untuk m en getahui tin gkatan k ualitas dar i so ftware yan g dibuatnya. 2.1.6 Data Model dan Conceptual Modelling Menurut Connolly (2002, p 43), data model m erup akan sekump ulan konsep y ang terintegrasi y ang di gunakan untuk mendeskripsikan dan memani pul asi data, hubun gan antar data dan data constraints dari sebuah
organisasi data. Data model mendeskrip sikan skema database ke dalam level y ang lebih tinggi karen a data model merepresentasikan objek dan event secara real. Data model meny ediak an konsep dasar dan notasi y ang
40
memun gkinkan
p erancan g
database
dan
p engguna
untuk
men gor ganisasikan data secar a jelas, tidak amb igu dan akur at. Tujuan dari model data adalah untuk mewakili d ata dan m embuat data dap at dimengerti, sehin gga p enggun aan
model data dapat
memp ermudah p roses perancangan database. Ada 3 data model berdasarkan arsitektur ANSI – SPARC : a. External Data Mod el Digunakan untuk merepresentasikan data view untuk m asin g– masin g user, serin gkali disebut Universe of Discou rse (Uo D). b. Conceptual Data Mod el Digunakan unt uk merepresentasikan logica l view, dim ana model ini tidak dapat ber dir i sen diri tanpa DBM S. c. Internal Data Mo del Digunakan untuk merepr esentasikan sk ema conceptual sehin gga data dapat dim engerti oleh DBMS. Masih ada 3 kategori data model yan g digunak an untuk menjelaskan data model di atas, yaitu object–based data model, record– based data mo del, dan physical data m odels, dimana 2 data m odel yang pertam a digunakan untuk m enjelaskan data pada level kon septual dan external, sedan gkan physical da ta model digunakan untuk m enjelaskan data yang berada p ada in ternal level. 2.1.7
Physical Data Model Physical Data Model m endiskr ipsikan bagaimana data di sim pan di dalam komputer, termasuk inform asi tentang, struktur record, record ord ering, dan access paths
41
2.1.8 Entity Relationship Diagram (ERD) 2.1.8.1
Entitas Menur ut Connoly (2002, p331), entitas adalah sekumpulan objek yang diidentifikasi o leh sebuah per usahaan atau peroran gan yang m empunyai sifat-sif at yang sam a dan m em punyai keberadaan yang in dep enden. Sebuah entitas m em iliki keber adaanny a y ang bebas dan bisa m enjadi o bjek den gan fisik atau menjadi o bjek den gan keberadaan konseptual. Artinya perancang yan g ber beda mungk in m engidentifikasikan entitas yang ber beda p ula. Sebuah database biasanya berisi banyak tipe entitas yang ber beda p ula. Dalam UML, hur uf pertama dar i entitas diawali den gan h uruf kapital. Sedan gkan m enur ut Connoly (2002, p333), entity occurrence adalah sebuah objek unik yan g dapat diidentifikasik an dari sebuah tipe entitas.
2.1.8.2 Relatio nship Menur ut
Conno ly
(2002,
p334),
relationship
adalah
sek umpulan h ubun gan yan g ber arti antara satu atau lebih entitas, dim ana setiap tipe relation ship diber i nama yan g m enggam bark an fun gsinya. Sedan gkan relationship occurrence adalah hubun gan yang dap at diidentifik asi secara unik, yan g termasuk satu kejadian dar i setiap entitas y ang berpartisipasi. Selain it u juga ter dapat recursive relationship yaitu jenis relationship dim ana entitas yang sam a berpartisip asi lebih dari sat u
42
didalam peran y an g ber beda. 2.1.8.3 Atribut Menur ut Connoly (2002, p338), atribut adalah sebuah properti atau sifat dar i entitas atau relationship. Sebagai contoh, entitas staff m ungkin dapat m enjelaskan atribut sebagai berik ut : noStaff, nama, posisi, dan gaji. Setiap atribut menyimpan nilai yang m enjelaskan setiap entity o ccu rrence dan m enggam barkan bagian utama dari data yan g disim pan di dalam database. Sedan gkan domain attribute adalah sekelompok nilai y ang dip erbolehk an bagi sat u atau lebih atribut. Dom ain mendefnisikan nilai potensi yan g atribut m iliki. Sebagai contoh ruan gan berh ubungan den gan property antara 1-15 untuk setiap entity occurrence. Oleh k arena itu, k ita mendef inisikan sekelompok nilai bagi nomor ruan gan/atribut rooms dar i entitas properti sebagai sekelompok nilai integer antara 1-15. a. Atribut Sim ple dan Composite Menur ut Connoly (2002, p339), atribut sim ple adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal den gan keberadaannya yang bebas. Atribut ini tidak dapat dibagi lagi kedalam kom ponen yan g lebih kecil. Sebagai contoh adalah atribut posisi dan gaji pada entitas staff. Sedan gkan atribut composite adalah sebuah atribut yang
ter diri
dari
ber bagai
kom ponen,
den gan
keberadaannya yang lebih kecil lagi. Sebagai contoh, atribut alamat pada entitas caban g dengan nilai 163 Main
43
St, Glasgo w, G119QX) yan g k emudian dibagi k edalam komponen jalan : 163 Main St, Kota : Glasgow, Ko depos : G119QX. b. Single Valu ed Attribute dan Multi Valued Menur ut Connoly (2002, p339), atribut single valued adalah atribut yan g berisi nilai tunggal bagi setiap kejadian dari entitas cabang mem punyai nilai tunggal bagi nomor cabang/atribut branch No = B003. Oleh kar ena itu, atribut branch No mengacu pada nilai tun ggal. Sedan gkan atribut multi valued adalah atribut yang ber isi ber bagai nilai bagi setiap kejadian dari setiap entitas. Sebagai contoh, setiap kejadian dar i entitas caban g dapat mempunyai ber bagai atribut bagi atribut
telpNo =
58043576, 58043578. Oleh k arena itu, atribut telpNo merupakan atribut multi value. c. Atribut Derived Menur ut Connoly (2002, p340), atribut derived adalah atribut yang menggam barkan sebuah nilai yang dap at diperoleh dari nilai atribut yang berh ubungan atau sekelompok atribut, tidak perlu dalam entitas yan g sama. Sebagai contoh, nilai bagi atribut durasi dari entitas pelepasan dihitun g dari atribut rentstart dan rentfinish yang juga dari entitas pelep asan. Oleh karena itu, atribut durasi dian ggap sebagai atribut derived. Bisa juga nilai dari atribut tersebut diperoleh dari
44
entity occu rrence di dalam entitas yang sam a. Sebagai contoh, jumlah total staf dar i entitas staff. Dapat dihitung den gan m enghit un g jum lah total dari entity occu rrence staff. Atribut derived juga melibatkan hubun gan atribut dar i entitas yang ber beda. Sebagai contoh, atribut deposit dar i entitas pelepasan dim aan nilai atribut depo sit dihitung dua kali ber dasarkan sewa bulanan bagi prop erti. Oleh karena itu, nilai dari atribut deposit dari entitas pelepasan dip eroleh dari atribut sewa dari entitas prop erti. 2.1.8.4 Structural Co nstraints Ber isikan p embatasan (restriction) dari relasi entitas di “dunia nyata” . Tipe utama dari constraint di dalam relationship disebut multiplicity. Menur ut Connolly (2002, p344), m ultiplicity adalah jum lah (jan gkauan) dari kem un gkin an keh adiran tun ggal dar i suatu entity yang
ber aso siasi
melalui
relationship
tertentu.
Multiplicity
menentukan cara dimana entity dih ubun gk an yan g merupakan representasi dari atur an bisn is y an g ditetapkan oleh user di dalam perusah aan. Relasi antar entitas biasanya ber upa binary rela tion ship y ang terbagi menjadi one-to-one relationsh ip (1:1), one-to-m any (1:*), dan many-to-m any (*:*) Multiplicity mengandung dua constra int yan g dipisahkan y ang dik enal sebagai Ca rdinality dan Participation.
45
2.1.8.5 Ca rdinality Menggam barkan jumlah maksim um kem un gkinan rela tion ship occurrence untuk sebuah entity pengikutsertaan (participating entity) dalam rela tion ship yan g diberikan. 2.1.8.6 Participation Menetapkan
semua
atau
beberapa
occurrence
y ang
diik utsertakan dalam sebuah tipe relationship. Sebuah pa rticipa tion constraint yan g m enunjukkan semua entity occurrence terkait dalam relationsh ip tertentu yang disebut sebagai mandatory participa tion. Sedan gkan yang menunjukkan hany a beberap a relationsh ip disebut sebagai optional participation. 2.1.9
Data Flow Diagram M enurut Edward Yourdon (1989, p 139) Data flow diagram adalah alat p emodelan y ang m en gijinkan untuk
menggambarkan
sistem sebagai sebuah jar in gan dari p roses fungsional, y ang saling berhubungan melalui pipeline d an berisi data. M enurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p 344), Data flow diagram adalah sebuah alat y ang manggambarkan aliran data dalam sebuah sistem dan bagaiman a sebuah p roses ditamp ilkan oleh sistem tersebut. Komp onen-komp onen dalam DFD y aitu 1.
Entity Eksternal (Terminal)
46
Entity ini meny ediakan input dan mener ima output data. Simbo l :
Gambar 2.2 Simbol En tity Eksternal Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p365) 2.
Proses Proses adalah kegiatan y ang men ggambarkan sistem atau p rosedur yang berjalan. Simbo l :
Gambar 2.3 Simbol Proses Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p 347) 3.
Arus data Terdiri dari sekelomp ok elem en data yang berhubun gan secara logis yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses lain. Simbo l :
Gambar 2.4 Simbol Arus Data Proses Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p357) 4.
Penyimpanan data Data store adalah suatu temp at p enamp ungan data. Proses dapat men gamb il dan memasukkan data.
47
Simbo l :
Gambar 2.5 Simbol Penyimpanan Data menurut Gane dan Sarson Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p366)
Gambar 2.6 Simbol Penyimpanan Data menurut DeMarco/Yourdon Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p366) M enurut G.Shell dan McLeod (2004, p 173) Tingkatan dalam DFD terdiri dari : 1. Diagr am Konteks M erup akan tingkat tertinggi di dalam DFD y ang hany a terdiri d ari satu simbol p roses yang men ggambarkan sistem secara keseluruhan. 2. Diagr am Nol DFD y ang tingkatny a berada di bawah diagr am konteks dan memp resentasikan gambaran tin gkat tertinggi d ari fun gsi utam a di dalam sistem. 2.1.10 State Transition Diagram Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p 673), STD adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggamb arkan urutan dan variasi dari lay ar-lay ar yang dapat muncul saat user menggun akan sistem. Simbol-simbol yan g digunakan dalam STD y aitu :
48
1. State adalah kumpulan keadaan atau atribut y ang mencir ikan seseorang atau suatu benda pada waktu tertentu p ada kondisi tertentu.
Gambar 2.7 Simbol Sta te Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p 673) 2. Transition state disimbolkan dengan p anah berarah
Gambar 2.8 Simbol Transition Sta te Sumber : Whitten, Bentley dan Dittman (2004,p 673) 2.2
TEORI KHUSUS 2.2.1
Internet Menurut Fred (2003,p2), internet adalah koneksi taraf dunia yang men ghubun gkan lebih dari 109 juta komputer melalui internet protocol untuk berkomunikasi.(p age 2) Menurut Fred (2003,p12), internet protocol adalah sebuah penanda unik yang terdiri dari emp at an gka y ang terp isahkan secara periodik.(p age 12)
2.2.2
WebDatabase Menurut Barry (2001, p24), web adalah sebuah ap likasi untuk internet. Menurut Barry (2001, p 38), web database sistem adalah dimana k edua teknologi baik web maupun teknologi database digunakan bersama.
49
2.2.3
E-learning Menurut Turban (2005,p 118), E-learning ialah proses belajar yang di dukun g oleh web, bisa d igunakan d alam kelas biasa atau kelas virtual. Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p 6) e-learning adalah semua kegiatan p endidikan y ang men ggunakan med ia elektronik atau teknologi
informasi.
Istilah
y ang
serin g
digunak an
untuk
men ggantikan e-learning adalah web-based learning,online learning, computer-based training /learning,d istance learning,computer-aided instruction.
2.2.3.1 Keuntungan E-learning Menurut
Effendy
dan
Zhuang
(2005,P9-14),
keuntungan e- learn in g adalah: •
E-learn ing mamp u mengur an gi biay a pelatihan E-learn ing m emungkink an
p erusahaan
atau
seko lah
men guran gi b iay a untuk berbagai kebutuhan sewa pelatih, transp ort p elatih, operasional kelas, dan biay a lainny a. •
Fleksibilitas Waktu E-learn ing memun gk inkan p elajar untuk meny eny uasikan
waktu belajarnya.Pelajar dap at mengakses e-learning secara lan gsung k apanpun ia ingin men gaksesny a. •
Fleksibilitas Temp at
50
Proses pembelajaran den gan e-learning tidak m emerlukan kelas dan segala p erlen gkapanny a. Dengan menggunakan internet p elajar m aup un p engajar dapat men gakses e-learning untuk melangsun gkan k egiatan belajar mengajar dim anap un mereka berada. •
Fleksibilitas kecep etan p embelajaran E-learn ing memun gkink an p eny esuaian belajar bagi p ara
pelajar. Pelajar y ang day a belajarny a tinggi dap at melanjutkan ke materi yang selanjutny a dan berarti dap at mengu asai banyak materi. Sedangk an pelajar y ang daya belajarnya rendah, dapat memilih materi yang sesuai denganny a dan memp elajariny a den gan perlahan. Selain itu, pengajar p un memiliki waktu lebih bany ak untuk men jawab p ertany aanpertany aan yang muncul dar i para p elajar. •
Standarisasi Pengajaran Dengan e-learnin g, semua p engajar memiliki k emamp uan
men gajar dan metode p embelajar an y ang sama, sehin gga kualitas p elajaran y ang disamp aikan kep ada setiap pelajar akan relatif sama. •
Efektivitas Pengajaran E-learn ing sebagai
teknolo gi b aru, dapat
memikat
perhatian p ara pelajar seh in gga jumlah peserta p embelajaran dap at meningkat. Penyampaian materi p elajaran p un diiringi simulasi dan
k asus
dalam bentuk
p ermainan
den gan
51
menerapkan
teknolo gi
an imasi y an g can ggih. Den gan
demikian, diharap kan p elajar dapat lebih mudah memahami suatu materi. •
Kecep atan Distribusi E-learn ing dap at diakses dari berbagai lokasi y ang ber ada
di luar wilay ah p usat. Jika suatu saat materi perlu diubah, maka perusahaan atau perusahaan tersebut hany a p erlu merubah m ateri y ang ada di p usat saja. Secara otomatis, ketika pengajar m aup un pelajar di deaer ah men gakses e-learning, materi yang tamp il pun akan berubah sesuai revisi y ang dilakukan d i p usat.
•
Ketersediaan On-Demmand E-learn ing, karena mudah diakses, dapat dianggap sebagai
“buku saku” yang dap at membantu bekerja setiap saat. Misalnya
belajar
men galami
suatu
kesulitan
dalam
penggunaan suatu ap likasi. Pelajar tersebut dapat mengakses e-learn ing lalu membaca materi y ang berhubun gan den gan kesulitanny a. memp raktekan
Dalam materi
b eberap a
menit
saja,
ia
dapat
p elajar anny a
dan
sekaligus
menyelesaikan pekerjaannya. •
Otomatisasi Proses Administrasi E-learn ing menggun akan suatu Learning M anagem ent
Sistem (LMS). LMS dap at membuat lap oran tentang kegiatan
52
belajar seoran g p elajar: p elajaran yang diambil, tan ggal akses, persentase p elajaran yang telah diselesaikanny a, lamanya suatu pelajaran diikuti, samp ai hasil tes akhir. Pengajar memiliki akses ke LMS y ang memun gk inkan mer eka mencetak sendiri lap oran kegiatan p embelajar an tanp a harus menun ggu adm inistrator. 2.2.3.2 Keterbatasan E-learning Menurut Effendy dan Zhuang (2005), Keterbatasan e-learning adalah seb agai berikut: •
Buday a Beberapa orang mer asa tidak ny aman mengikuti kegiatan
pembelajar an den gan komputer. E-learning menuntut buday a self-learnin g, sedangkan siswa di Indonesia p ada umumnya masih ber gantung pada guru. Pad a p embelajaran di kelas, 60% ener gi dari p engajar dan 40% ener gi d ari siswa. Sed angkan pada e-learnin g, 100% energi dari siswa. •
Investasi Investasi awal untuk membangun e- learn in g cukup mahal.
Investasi tersebut dap at berupa biay a desain dan pembuatan program learning menagem ent sistem, p aket pembelajaran, dan biaya lain-lain seperti p romosi dan change managem ent sistem serta infrastruktur sep erti komp uter, server, jarin gan, dan sebagainy a. •
Teknologi
53
Beragamny a teknologi y ang digunak an memun gkinkan terjadinya konflik teknolo gi, sehin gga e-learnin g tidak b erjalan baik. •
Infrasutruktur Infrastruktur belum menjangk au semua kota di Indon esia,
sehingga e-learnin g h any a dap at diakses dari kota-kota tertentu saja. •
Materi Ada beberapa materi y an g tidak dap at diajarkan melalui e-
learnin g. Pelatihan y ang memerlukan b any ak kegiatan fisik tidak dapat diajarkan melalui e-learning secara semp urna.
2.2.4 MySql Menurut Mark
(2000,p 3) mysql adalah
sebuah
open
source,level enterp rise,multi-threaded,relational database managem ent sistem. Menurut Larry (2005, p125), SQL adalah kump ulan dari katakata sp ecial y ang d igunakan secar eksklusif untuk berinteraksi den gan basis data. 2.2.5
PHP Menurut Welling (2001,p 2), php adalah sebuah scripting p ada lin gkunan gan server y ang dirancan g khusus untuk web. Php dikenal sebagai sebuah bah asa scripting yang mn eyatu dengan tag-tag html,dieksekusi di server ,d an digunakan untuk membuat halaman
54
web y ang dinamis seperti halny a active server p ages(asp ) atau java server p ages(jsp). 2.2.6
Pendidikan Menurut
Kamus
Besar Bahasa
Indonesia
(2008,326),
pendidikan adalah p roses p erubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui up aya p engajaran d an pelatihan; p roses, cara, p erbuatan mendidik. 2.2.7 Materi Menurut Kamus Besar Bah asa Indonesia (2008,888), materi adalah sesuatu y ang menjadi bahan untuk diujikan, dip ikirkan, dibicar akan, dikarangkan, dan sebagainy a. Menurut Effendy dan Zhuang materi adalah p elajaran elearnin g y ang akan diikuti oleh an ggota organisasi atau pelajar. (2005)