BAB II LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori 1. Manajemen modal kerja a) Pengertian modal kerja Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktivaaktiva jangka pendek, seperti kas , sekuritas , persediaan dan piutang.1 Modal kerja di definisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Atau dengan kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang dan persediaan. Biasanya modal kerja digunakan untuk beberapa kali kegiatan dalam satu periode.2 Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam asets jangka pendek (current assets). Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asets perusahaan.
1 2
Irham Fahmi, “Pengantar Manajemen Keuangan”,(Bandung:Alfabeta,2014)hlm.100 Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan” , (Jakarta:Kencana, 2010)hlm.210
9
10
Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam dalam perusahaan. Dalam manajemen modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja yang sering digunakan. Konsep modal kerja menggambarkan dana yang ditanamkan pada pos-pos tertentu (dalam aktiva lancar) yang diputarkan terus menerus agar operasi pokok perusahaan dapat terus berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen perusahaan. Secara umum konsep modal kerja di bagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Konsep kuantitatif Menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor ( gross working capital ). Konsep kuantitatif memiliki beberapa kelemahan, seperti : pertama, konsep ini tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan. Kedua, konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik modal. Jumlah aktiva lancar yang besar belum menjamin margin of safety bagi perusahaan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin. 2. Konsep kualitatif Merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini adalah melihat selisih antara jumlah
11
aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukan kepercayaan para kriditor kepada pihak perusahaan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor. 3. Konsep fungsional Menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya , sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Makin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit , maka laba pun akan menurun.3 b) Peranan modal kerja Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Adapun peranan dari modal kerja antara lain :
3
Kasmir,“Pengantar Manajemen Keuangan”, (Jakarta:Kencana, 2010)hlm.212
12
1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran. 2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.4 c) Faktor –faktor yang mempengaruhi modal kerja Ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk memenuhi modal sesuai yang diinginkam tidaklah mudah. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kenutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu memperhatikan faktor-faktor tersebut. Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja antara lain : 1. Jenis perusahaan Dalam praktiknya meliputi dua macam , yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas , piutang , dan persediaan relatif lebih besar jika
4
Kamaruddin Ahmad , “Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja”,(Jakarta:Rineka Cipta,1997)hlm.5
13
dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya. 2. Syarat kredit Penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran). Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. 3. Waktu produksi Jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya, makin pendek waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang , maka akan semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan. 4. Tingkat perputaran sediaan Pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputaran , maka kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula
sebaliknya. Dengan
demikian, dibutuhkan
perputaran persediaa yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
14
d) Sumber modal kerja Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu : 1. Hasil operasi perusahaan Maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. 2. Keuntungan penjualan surat berharga Besarnya selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. 3. Penjualan saham Perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. 4. Penjualan aktiva tetap Maksudnya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. 5. Penjualan obligasi Perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. 6. Memperoleh pinjaman Diperoleh pinjaman dari kreditor terutama pinjaman jangka pendek.
15
7. Dana hibah Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga.5 e) Tujuan modal kerja Tujuan modal kerja bagi perusahaan adalah : 1. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan. 2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya 3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki f) Penggunaan modal kerja Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya pasiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan : 1. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lain nya. 2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan. 3. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga. 4. Pembentukan dana. 5. Pembelian aktiva tetap. 6. Pembayaran utang jangka panjang. 7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar.
5
Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”(Jakarta:Kencana,2010)Hlm.219
16
8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi. 2. Kas a) Pengertian kas Kas adalah modal kerja yang sangat likuid. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam suatu perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Pengertian kas menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku satu Standar Akuntansi Keuangan adalah: “kas terdiri dari saldo kas (Cash On Hand) dan rekening giro, setara kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan”.6 Sedangkan pengertian kas menurut J.Fred Weston adalah analisis investasi dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas, dan sistem pembayaran.7 Pengertian ini lebih menekankan pentingnya perencanaan kas yang sistematis terutama yang berkaitan dengan pengembangan jumlah uang, sehingga menjadi lebi bernilai. Kemudian juga diarahkan perencanaan kas lebih menekankan kepada sasaran pengumpulan dan penggunaan uang kas yang lebih efisien, sehingga penggunaan uang kas yang tidak perlu diminimalkan. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas adalah jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan dan merupakan sejumlah 6 7
Moh Benny Alexandri, “Manajemen Keuangan Bisnis”,(Bandung:Alfabeta,2008),Hlm.93 Kasmir,”Pengantar Manajemen Keuangan”,(Jakarta:Kencana,2010)Hlm.191
17
dana yang dipersiapkan untuk membayar kemajuan perusahaan yang segera jatuh tempo dan juga untuk menuntun pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya yang mungkin terjadi dalam perusahaan ketika memerlukan kas untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Kas merupakan salah satu sumber dana perusahaan pada waktu perusahaan pertama kali didirikan, kas dihasilkan dari penjualan atau pinjaman atau gabungan dari keduanya. John Maynard Keynes mengatakan ada tiga alasan untuk menyimpan uang kas yaitu : 1. Motif transaksi Artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan pembayaran, seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang dan pembayaran lainnya. 2. Motif spekulatif Artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin timbul di waktu yang akan datang, seperti turunnya harga bahan baku secara tiba-tiba aka menguntungkan perusahaan. 3. Motif berjaga-jaga Artinya uang kas digunakan untuk berjaga-jaga sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya pada saat perusahaan mengalami kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
18
b) Faktor yang mempengaruhi besarnya kas Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang kas, yaitu : 1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa 2. Adanya pembelian barang dan jasa 3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional 4. Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman 5. Adanya pengeluaran untuk investasi 6. Adanya penerimaan dari pendapatan 7. Adanya penerimaan dari pinjaman c) Pengertian perputaran kas Perputaran kas merupakan merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi cash turnorver yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk volume penjualan tersebut. Rasio perputaran Kas (Cash Turn Over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur
19
tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biayabiaya yang berkaitan dengan penjualan.8 Dalam menghitung rumus perputaran kas secara sistematis, digunakan rumus :
3. Piutang a) Pengertian piutang Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan menerapkan manajemen kredit. Dan salah satu target dari manajemen kredit adalah tercapainya target penjualan sesuai dengan perencanaan, serta selanjutnya menunggu masuknya dana angsuran ke kas perusahaan.9 Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar.10
8
9
Menurut Gill Dalam Kasmir (2011:140) Irham Fahmi,”Pengantar Manajemen Keuangan”,(Bandung:Alfabeta,2014)Hlm.137
10
Menurut Subramanyan Dan John J.Wild Dalam Buku Irham Fahmi,”Pengantar Manajemen Keuangan”(Bandung:Afabeta,2014),Hlm.137
20
b) Perputaran piutang Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang perputaran piutang, antara lain : a. Menurut Martono dan Harjito menyatakan bahwa: “Perputaran piutang adalah periode terikatnya piutang sejak terjadinya piutang sampai piutang tersebut dapat ditagih dalam bentuk uang kas dan akhirnya dapat dibelikan kembali menjadi persediaan dan dijual secara kredit menjadi piutang kembali”.11 b. Menurut Bambang Riyanto menyatakan bahwa “Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas”12. c. Menurut Agnes Sawir menyatakan bahwa “perputaran piutang atau receivable turnover adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana kecepatan perputaran piutang”.13
11
Menurut Martono dan Harjito dalam jurnal Cathelia Christianty Gunawan Lauw Tjun Tjun, ”Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) Terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: Studi Empiris Pada Industri Konsumsi Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”,Jurnal Akuntansi ISSN,Vol. 6 Nomor 2 November 2014 12
Menurut Bambang Riyanto dalam jurnalCathelia Christianty Gunawan Lauw Tjun Tjun, ”Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) Terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: Studi Empiris Pada Industri Konsumsi Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”,Jurnal Akuntansi ISSN,Vol. 6 Nomor 2 November 2014 13
Menurut Agnes Sawir dalam jurnal Cathelia Christianty Gunawan Lauw Tjun Tjun, ”Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) Terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: Studi Empiris Pada Industri Konsumsi Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”,Jurnal Akuntansi ISSN,Vol. 6 Nomor 2 November 2014
21
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, perputaran piutang menunjukkan lamanya waktu pengumpulan piutang dari saat penjualan kredit sampai pada saat pengumpulan uang tunai. Alat ukur untuk menilai kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang. Sedangkan rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai berikut : 1. Perputaran piutang ( receivable turnover ) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode. 14
2. Hari rata-rata penagihan piutang
Semakin tinggi nilai rasio perputaran piutang ini dapat mengindikasikan bahwa perusahaan telah menerapkan kebijakan pengumpulan piutang yang baik dan menunjukkan bahwa efisiensi pemberian kredit dan pengumpulan piutang perusahaan sudah baik. Sebaliknya, semakin rendah nilai rasio perputaran piutang maka hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum efektif menjalankan kebijakan pengumpulan piutangnya. 4. Persediaan 14
Bambangriyanto,“Dasar-Dasarpembelanjaan Yogyakarta,2001) Hlm. 90
Perusahaan”.
(Yogyakarta:
BPFE-
22
a) Pengertian persediaan Persediaan merupakan sejumlah barang yang harus disediakan oleh perusahaan pada suatu tempat tertentu. Artinya sejumlah barang yang disediakan perusahaan guna memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan barang dagangan. Sedangkan tempat tertentu dapat berupa gudang sendiri atau gudang pada perusahaan lain atau melalui pesanan yang pada saat dibutuhkan dengan harga yang telah disepakati dapat disediakan.15 Tingkat persediaan yang optimal akan bergantung pada penjualan, sehingga penjualan harus diramalkan sebelum persediaan sasaran dapat disusun. Selain itu, karena kesalahan dalam penentuan tingkat persediaan akan mengarah pada hilangnya penjualan atau biaya penyimpanan yang berlebihan, manajemen persediaan memiliki arti yang cukup penting. b) Jenis-jenis persediaan Persediaan dapat dibedakan menjadi beberpa jenis, yaitu : 1. Persediaan Bahan Baku Persediaan
bahan
mentah
yaitu
persediaan
barang-barang
berwujud, seperti besi, kayu, kertas serta komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi 2. Persediaan Bagian Produk/komponen yang dibeli Persediaan komponen-komponen rakitan yaitu persediaan barangbarang yang terdiribdari komponen-komponen yang diperoleh dari
15
Moh. Benny Alexandri, “ Manajemen Keuangan Bisnis”(Bandung:alfabeta,2009) hlm.121
23
perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk. 3. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu Persediaan bahan pembantu yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi. 4. Persediaan barang-barang setengah jadi/barang dalam proses Persediaan barang dalam proses yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 5. Persediaan barang jadi Persediaan barang jadi yaitu persediaan barang-barang yang telah selesei diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan. 16 c) Biaya persediaan Tujuan utama manajemen persediaan adalah menyediakan persediaan yang dibutuhkan dalam menjalankan operasi perusahaan secara tepat dan berkelanjutan dengan biaya yang minimum. Ada dua jenis biaya yang berhubungan dengan manajemen persediaan yaitu : 1. Carrying cost
16
Moh.Benny Alexandri,”Manajemen Keuangan Bisnis”,(alfabeta:bandung,2009)hlm.137
24
Adalah biaya penyimpanan persediaan yang terdiri atas : biaya simpan, biaya asuransi, biaya pajak, biaya kerusakan dan penyusutan serta biaya modal. 2. Ordering cost Adalah biaya pemesanan persediaan yang terdiri atas : biaya pesan, biaya penempatan, dan biayakerugian penjualan. d) Perputaran persediaan Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) juga digunakan untuk mengukur perjalanan persediaan sampai kembali menjadi uang kas. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan atau harga pokok dengan persediaan. Rasio Perputaran Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efesien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efesien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk.
25
Dalam menghitung perputaran persediaan secara sistematis , menggunakan rumus :
17
Perputaran
persediaan
menunjukkan
berapa
kali
dana
yangtertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode. Semakin tinggitingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yangdibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan)semakin rendah. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan
akanmemperkecil
risiko
terhadap
kerugian
yang
disebabkan karena penurunanharga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akanmenghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaantersebut. 5. Rasio Profitabilitas a) Pengertian rasio profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalm mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
18
Rasio
profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
17
Budi Rahardjo,Laporan Keuangan Perusahaan,(Gadjah Mada University Press,2009)
18
Kasmir,”Analisis Laporan Keuangan”(Rajawali:Jakarta,2012)Hlm.96
Hlm 145
26
yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubunganya dengan penjualan maupun investasi. 19 b) Tujuan dan manfaat rasio profitabilitas Seperti rasio-rasio lainnya, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha ataupun manajemen tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihakpihak yang memilliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas
seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk :
19
Agus Sartono,”Ringkasan Teori Manajemen Keuangan”(BPFE:Yogyakarta,2000)Hlm.64
27
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. c) Return On Investmen (ROI) Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan adalah tergantung pada laba dan aktiva (modal) mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya, misalnya perbandingan laba yang berasal dari operasi perusahaan atau laba netto sesudah pajak dibanding dengan aktiva nyata 20 Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investment (ROI)merupakan rasio yang menunjukan hasil atas jumlah aktiva yag digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman
20
Sennahati, “Analisislikuiditasdanprofitabilitas”(Grahasarana Duta:Makassar).hlm.105
28
maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Adapun rumus untuk mencari Return On Investment (ROI) dapat digunakan sebagai berikut :
21
Keunggulan pendekatan ROI22: 1. Mudah menghitungnya karena angka ambil dari laporan laba rugi dan laporan neraca. 2. Mudah dipahami. Semakin besar angka ROI, semakin baik kinerja unit bisnis/divisi dan semakin disukai oleh penanam modal atau calon penanam modal. 3. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada hubungan antara penjualan, beban dan investasi. 4. Mendorong manajer untuk meningkatkan penjualan dengan meningkatkan keahlian penjualan dan fasilitas penjualan. 5. Mendorong manajer untuk meningkatkan efektivitas penggunaan aktiva operasi. 6. Mendorong
manajer
untuk
meningkatkan
efisiensi
biaya
perusahaan. B. Tinjauan Pustaka
21 22
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”( PT.Raja Grafindo:Jakarta,2012) Hlm.202 Thomas Sumarsan,”Sistem Pengendalian Manajemen”(Jakarta:Indeks,2010)Hlm.130
29
1. Penelitian yang dilakukan Aulia Rahma(2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Manufaktur PMA Dan PMDN Yang Terdaftar Di BEI 2004-2008”,menunjukan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas dan status perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. 2. Penelitian yang dilakukan Nina Sufiana dan Ni Ketut Purnawati ( 2011) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas”, menunjukan bahwa hasil perputaran kas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap perputaran kas. 3. Penelitian yang dilakukan Julita (2012) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Garmen Dan Tekstil Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesian (BEI)”, menunjukan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2012) yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2011”,menunjukan
30
bahwa modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran kas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. 5. Penelitian yang dilakukan Edwin (2013) yang berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2012”, menunjukan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas, dan perputaran kas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. 6. Penelitian yang dilakukan L.Rizkiyanti Putri dan Lucyh Sri Musmini (2013) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada PT.Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja Periode 2008-2012”, menunjukan bahwa perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilias 7. Penelitian yang dilakukan Cathelia Christiany Gunawan dan Lauw Tjun Tjun (2014) yang berjudul “ Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas(Gross Profit Margin) : Studi Empiris Pada Industri Konsumsi Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”, menunjukan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
31
8. Penelitian yang dilakukan Mohamad Tejo Suminar (2014) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2013”, menunjukan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas. 9. Penelitian yang dilakukan Mulatsih (2014) yang berjudul “Analisis Tingkat Perputaran Persediaan, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Kimiadi Bursa Efek Indonesia 2010-2012”, menunjukan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas.
32
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti, Tahun &
Variabel
Uji Analisis
Hasil penelitian
Penelitian 1.
Aulia Rahma(2009) Variabel dependen : Analisi Regresi Linear perputaran modal kerja berpengaruh terhadap yang
berjudul Profitabilitas
Berganda
profitabilitas, perputaran persediaan berpengaruh
“Analisis Pengaruh
terhadap profitabilitas, perputaran kas berpengaruh
Manajemen
terhadap
Kerja
Modal Variabel independen
Terhadap :
Profitabilitas
modal
kerja,
perputaran
modal
Perusahaan
(Studi kerja, perputaran kas
Kasus
Pada dan
Manufaktur
PMA perusahaan
Dan PMDN Yang
status
profitabilitas
dan
status
berpengaruh terhadap profitabilitas.
perusahaan
33
Terdaftar
Di
BEI
2004-2008” 2.
Nina Sufiana dan Ni Variabel dependen : Analisi Regresi Linear perputaran Ketut Purnawati ( profitabilitas
Berganda
2011) yang berjudul “Pengaruh Perputaran
Kas, :
perputaran
Perputaran Piutang perputaran dan
Perputaran dan
Persediaan
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran
Variabel independen
kas
persediaan
berpengaruh
secara
signifikan terhadap profitabilitas.
kas,
piutang
perputaran
persediaan
Terhadap Profitabilitas” 3.
Julita (2012) yang Variabel dependen :
Analisis Regresi
perputaran
berjudul “Pengaruh profitabilitas
Linear Berganda
profitabilitas
piutang dan
berpengaruh perputaran
terhadap persediaan
34
Perputaran Piutang Dan
berpengaruh terhadap profitabilitas.
Perputaran Variabel independen
Persediaan
: perputaran piutang
Terhadap
dan
Profitabilitas
perputaran
Pada persediaan
Perusahaan Garmen Dan
Tekstil
Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesian
(BEI)” 4.
Julkarnain yang
berjudul profitabilitas
“Pengaruh Kerja,
(2012) Variabel dependen :
Modal
Perputaran Variabel independen
Analisis Regresi
modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas,
Linear Berganda
perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, perputaran kas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran piutang tidak
35
Modal
Kerja, :
modal
kerja,
Perputaran Kas Dan perputaran
modal
Perputaran Piutang kerja, Terhadap
berpengaruh terhadap profitabilitas.
perputaran
kas, dan perputaran
Profitabilitas
Pada piutang
Perusahaan Industri Barang
Konsumsi
Yang Terdaftar Di BEI
Tahun
2008-
2011”, 5.
Edwin (2013) yang Variabel dependen :
Analisis Regresi
perputaran persediaan berpengaruh negatif tidak
berjudul “Pengaruh profitabilitas
Linear Berganda
signifikan
Manajemen Kerja
Modal
Terhadap Variabel independen
piutang terhadap
terhadap
profitabilitas,
perputaran
negatif
signifikan
berpengaruh profitabilitas,
dan
tidak
perputaran
kas
36
Profitabilitas Sektor : Industri
Barang persediaan
,
Yang perputaran
piutang
Konsumsi Terdaftar
perputaran
Di
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas.
BEI dan perputaran kas
Periode 2008-2012” 6.
L.Rizkiyanti dan
Putri Variabel dependen :
Lucyh
Musmini yang
Sri profitabilits (2013)
berjudul Variabel independen
“Pengaruh
: perputaran kas
Perputaran
Kas
Terhadap Profitabilitas PT.Tirta
Pada
Mumbul
Analisis Regresi Linear Berganda
perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilias
37
Jaya
Abadi
Singaraja
Periode
2008-2012” 7.
Cathelia
Christiany Variabel dependen : Analisi Regresi Linear perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap
Gunawan dan Lauw profitabilitas Tjun yang
Tjun
Berganda
(2014)
berjudul
Pengaruh
:
Perputaran
persediaan
Persediaan
Dan perputaran piutang
Terhadap Profitabilitas(Gross Profit
Margin)
:
dan
perputaran
berpengaruh terhadap profitabilitas
“ Variabel independen
Perputaran Piutang
profitabilitas
perputaran dan
piutang
tidak
38
Studi Empiris Pada Industri Yang
Konsumsi Listing
Bursa Indonesia
Di Efek
Periode
2010-2013” 8.
Mohamad
Tejo Variabel dependen : Analisi Regresi Linear perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap
Suminar (2014) yang profitabilitas
Berganda
berjudul “Pengaruh
terhadap
Perputaran
Hvariabel
Persediaan,
independen
:
Dan Perputaran Kas persediaan, perputaran
perputaran
profitabilitas
piutang dan
piutang
berpengaruh
perputaran
berpengaruh terhadap profitabilitas
Perputaran Piutang perputaran
Terhadap
profitabilitas,
kas
39
Profitabilitas
Pada dan perputaran kas
Perusahaan Industri
Sektor Barang
Konsumsi
Yang
Terdaftar
Di
BEI
Periode 2008-2013” 9.
Mulatsih
(2014) Variabel dependen : Analisi Regresi Linear perputaran
yang
berjudul profitabilitas
“Analisis
Berganda
Tingkat
persediaan
berpengaruh
terhadap
profitabilitas, perputaran modal kerja berpengaruh terhadap
profitabilitas,
perputaran
piutang
Perputaran
Variabel independen
berpengaruh terhadap profitabilitas dan perputaran
Persediaan,
:
kas berpengaruh terhadap profitabilitas.
Perputaran
Modal Perputaran
Kerja, Piutang,
Perputaran persediaan
,
Dan perputaran
modal
40
Perputaran
Kas kerja
Terhadap Profitabilitas Perusahaan
perputaran
piutang Pada perputaran kas Sektor
Kimiadi Bursa Efek Indonesia 2010-2012
dan
41
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan studi lebih lanjut melalui pengujian ulang (Replication) atas penelitian terdahulu. Berdasarkan tabel tersebut hdapat diketahui bahwa yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : a. Variabel independen sebelumnya adalah modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran kas dan status perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. b. Objek penelitian sebelumnya adalah pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sementara lokasi penelitian ini adalah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. c. Tahun pengamatan sebelumnya
adalah 2008-2012 sedangkan tahun
pengamatan dalam penelitian ini adalah 2010-2014. C. Kerangka Berpikir Dari tabel penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa sudah banyak penelitian yang dilakukan untu mengetahui perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas dan menunjukan hasil yang berbeda-beda. a. Hubungan Perputaran Kas dengan ROI Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan
kas dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas
42
berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik profitabilitasnya. b. Hubungan Peputaran Piutang dengan ROI Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas. Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaanpun dapat dipertahankan. c. Hubungan perputaran persediaan dengan ROI Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
43
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Perputaran Kas (X1)
Return On Investment (ROI) (Y)
Perputaran Piutang (X2)
Perputaran Persediaan (X3)
(X4) D. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas H2 : Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas H3 : Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas H4 :Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.