11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Ilmu Komunikasi Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai cirri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum.yang membedakan adalah objek kajiannya, dimana perhatian dan telaah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. Mengenai hal itu Berger & Chaffe (1987) menyatakan bahwa ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan generalisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. 1 Menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa) komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionay edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
1
Onong U, Effendy. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi. Penerbit Remadja karya CV. Bandung. 2003. Hal 62
12
Menurut buku Cultural and Communication Studies dari John Fiske menyatakan bahwa : “komunikasi adalah berbicara satu sama lain : ia bisa televisi, iya bisa juga penyebaran informasi ; iapun bisa gaya rambut ; ataupun kritik sastra ; daftar ini tak habis-habisnya.” Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin ‘Communico’
yang
artinya membagi. Setiap orang berkomunikasi dan fenomena komunikasi terdapat dimana saja. Suatu konsekuensi yang wajar yang sifatnya pasti dimana saja dan kapan saja kita selalu kenal komunikasi, sehingga setiap orang menganggap ahli komunikasi, baik yang menyangkut permasalahannya maupun pemecahannya. Komunikasi adalah suatu Interaksi, proses simbolik yang menghendaki orangorang mengatur lingkungannya dengan : 1. Membangun hubungan antarsesama 2. Melalui pertukaran informasi 3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4. Serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
13
Ilmu
komunikasi
sebagai
ilmu
pengetahuan
sosial
yang
bersifat
multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan
makna
komunikasi
sejalan
dengan
perkembangan
ilmu
komunikasi. Menurut Frank E.X. Dance Dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan dalam buku Sasa Djuarsa Sandjaja yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Definisidefinisi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Hovland, Janis & Kelley:1953 Komunikasi adalah proses informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka, dan lain-lain 2. Barelson dan Stainer,1964
14
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat apa? atau hasil apa? (Who? Say what? In which channel?To whom?With what effect?) 3. Lasswell, 1960 Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. 4. Gode, Komuniasi timbul didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan, atau memperkuat ego. 5. Barnlund, 1964 Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. 6. Ruesch, 1957 Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. 7. Weaver, 1949 Kita lihat dari beberapa definisi tersebut saling melengkapi. Definisi pertama menjelaskan penyampaian stimulus dalam bentuk kata-kata dan pada definisi kedua penyampaian stimulus bisa berupa simbol-simbol tidak hanya kata-kata
15
tetapi juga gambar, angka, dan lain-lain sehingga yang disampaikan bisa lebih mewakili yaitu termasuk gagasan, emosi, atau keahlian.2 Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturnkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama, sumber (source). Sering disebut juga pengiriman (sender), penyandi (encoder),
komunikator
(Communicator),
pembicara
(speaker)
atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan ‘’selamat pagi’’ untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hinggan kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada didalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal/nonverbal yang idealnya di pahami oleh penerima pesan Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan
2
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar 2005, hal 62
16
mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Ketiga , saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Keempat , penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan (destination), komunikate.(communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding). Kelima, efek. Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (daritidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakiinan, perubahan perilaku, (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihya dalam pemilu).
17
2.2 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner Rakhmat, seperti yang disitir komala, dalam karlinah, dkk. 1999, yakni: ‘’ komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass Communication is messages communicated trough a mass medium to a large number of people).’' Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang di hadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa3 Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa atau komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Gerbner (1967) “mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of massages in industrial societies’’ (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
3
Dr. Erdinaya. Lukiati Komala, M.Si.dkk : Komunikasi massa Suatu pengantar, 2007. hal 3
18
Dari pendapat Gebner tentang komunikasi massa tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang disampaikan melalui media massa sebagai penunjang, dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas di berbagai wilayah salah satunya contoh media massa yaitu buku. Jadi, komunikasi massa ini sendiri masih berhubungan dengan media massa. Komunikasi massa terdiri dari unsure : a) WHO (sumber atau komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi. b) Says What (pesan) Memberikan karakteristik pesan dalam komunikasi media massa. Contohnya: publik, rapid, transient. c) In Which Channel (saluran atau media) Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.Sebagai media penunjang untuk menyampaikan pesan. Contohnya : Buku
19
d) To Whom (penerima) Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien. komunikasi massa mempunyai karakteristik menurut Charles Wright : 1. Large (besar) besarnya mass audience bersifat reatif, menyebar di berbagai lokasi maksudnya suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya. 2. Heterogen (beraneka ragam) Sasaran komunikasi massa bersifat heterogen, yaitu sangat beragam dari berbagai macam lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya; 3. Anonim (tidak saling mengenal) Baik komunikator maupun komunikan dalam komunikasi massa tidak saling mengenal satu sama lain. e) With What Effect ( dampak atau akibat) dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.
20
Menurut Meletze berikut ini memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Komunikasi massa dapat diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.4 Istilah tersebar menunjukan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.5 Menurut Freidson, dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.
4 5
Ibid, Hal 3 Ibid, Hal 3
21
2.3 Komunikasi Visual Komunikasi Visual termasuk dalam disiplin ilmu yang mempelajari konsep komunikasi menggunakan elemen-elemen visual, serta mempelajari teknik dan media penyampaian pesan sehingga pesan atau informasi dapat diterima pembaca dengan mudah dan menyenangkan. 6 Dalam hal seni Visual, yaitu seni yang kasat mata atau seni yang dinikmati lewat indra penglihatan yang didalamnya terdiri dari seni rupa dan desain, maka tata seninya bisa disebut ‘’tata Visual’’.
2.4 Element Komunikasi Visual a. Garis (Line) Garis dapat dimaknai sebagai jejak sesuatu. Misalnya, goresan pensil, pena atau mouse di computer dan lain sebagainya. Garis tidak memiliki kedalaman (depth), hanya memiliki ketebalan dan panjang. Oleh karena itu, garis adalah element satu dimensi. Wujud garis sangat bervariasi. Garis lurus mengesankan kaku dan formal, garis lengkung memberikan kesan lembut dan luwes, garis zigzag berarti keras dan dinamis, garis tidak beraturan berarti fleksibel dan tidak formal. Kemudian, garis horizontal mengesankan pasif, tenang dan damai. Garis vertikal memiliki kesan stabil, gagah, dan elegan. Garis diagonal dapat diartikan sebagai makna aktif, dinamis, dan menarik perhatian. Masih banyak variasi
6
Rahmat Supriyono,Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi . Andi Yogyakarta.2010 Hal 56
22
lainnya yang biasa digunakan, seperti garis putus-putus, gradasi, tebal tipis, dan sebagainnya. Penggunaan garis dalam desain komunikasi visual tidak terikat pada aturan dan ketentuan, karena pada dasarnya garis adalah elemen visual yang dapat dipakai dimana saja, asalkan bertujuan memperjelas dan mempermudah audience, atau sekadar pemanis yang bisa disusun sedemikian rupa.7
b. Bidang (Shape) Shape atau bidang adalah segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi dan lebar. Bidang dapat berupa bentuk-bentuk geometris ( lingkungan, segitiga, segiempat, elips, setengah lingkaran, dan sebagainya ) dan bentuk-bentuk yang tidak beraturan. Dalam dunia desain grafis, pengertian bidang tidak terbatas hanya itu saja. Area kososng yang berada diantara elemen-elemen visual dan space yang mengelilingi gambar atau foto, bisa juga disebut sebagai bidang. Blank Space (bidang kosong) bahkan bisa dianggap sebagai elemen desain.Bidang kosong dimaksudkan untuk menambah kenyamanan baca (Legibility) dan menimbulkan gairah membaca. Bidang kosong juga memberikan kesan nyaman dan
7
Fachmy Casofa, Alib Isa. Jagat Desain Grafis : Gerbang Kreativitas 2013 Hal 9-10
23
‘’bernapas’’ dan memberikan tekanan kepada objek visual yang ada dalam sebuah desain. 8
c. Tata Letak Perwajahan (Layout) Pengertian Layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296)’’Layout is arrangement of a book, magazine, or order publication so that and illustration follow a desired format’’. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan illustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa: ’’Layout
includes
direction
for
marginal
data,pagination,marginal
allowances,center headings and side head, placement of Illustration’’. Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan. d. Gelap Terang (VALUE)
8
Ibid, Hal 11
24
Salah satu cara terbaik untuk memudahkan unsur penangkapan pesan dalam komunikasi visual grafis adalah dengan mengatur gelap dan terangnya. Ada dua pembagian dalam
kategori ini, yaitu
low contrast
value
yang berarti
penggunaan warna-warna yang kurang kontras. Visual yang dihasilkan akan cenderung kalem, statis, dan sederhana serta tenang. Adapun yang kedua adalah high contrast value, yaitu penggunaan warna-warna kontras dengan ekstrem, sehingga menghasilkan visual yang energik, ceria, dinamis, dramatis, dan penuh gairah. Berdasarkan nilai dalam gelap dan terangnya, warna dibagi menjadi beberapa tingkatan. Paling terang adalah warna putih, kemudian warna tergelap adalah hitam. Aturannya, warna gelap akan terbaca jika ditempatkan pada background terang. Begitu pula sebaliknya, warna terang akan sangat mudah terbaca jika ditempatkan pada background gelap.9 e. Tipografi Menurut Frank Jefkins tipografi merupakan:‘’Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang
yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting,
menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subyek 9
Ibid, Hal 15-16
25
yang diiklankan..’’ Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapa tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.
2.4.1 Komunikasi Visual di Indonesia Perkembangan komunikasi Visual di Indonesia pada dasawarsa belakangan sudah
mulai
menggunakan
pendekatan
atau
ini
pemahaman akan apa yang
dibutuhkan oleh konsumen lokal, jadi tidak semua produk-produk Negara maju yang masuk ke Indonesia dengan iklan dan komunikasi visualnya harus seperti negaranya. Seperti halnya Negara jepang, karya-karya desain komunikasi visual yang begitu kental dengan unsur lokalnya. Walaupun jepang Negara maju tetapi tidak terseret oleh gaya “ Western”. Desain komunikasi visual di Indonesia kini bisa dilihat dari unsur etnik budayanya dengan menonjolkan cirri khas dari daerahdaerah yang ada.10
2.4.2 Fungsi Komunikasi Visual a. Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi 10
Sachari, Agus. 2005. Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga
26
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi Visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya.
b. Komunikasi Visual sebagai sarana informasi instruksi Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram simbol dan petunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol di tempat-tempat umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat in formatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan.
2.4.3 Teori Tipografi
Dalam buku Tipografi Dalam Desain Grafis, Danton Sihombing menulis bahwa tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan property Visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai
27
fungsional dan estetikanya, huruf memiliki potensi yang menerjemahkan atmosfiratmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Saat ini Tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami terkomputerisasi. Fase komputerarisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.11 Namun dari sekian banyak jenis, dapat kita bagi menjadi 5 kelompok jenis huruf, yang masing-masing memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda. Sifat dan kegunaanya pun akan berbeda pula12. 1. Sans Serif a. Tidak memiliki kait (hook) hanya batang dan tangkainya saja. b. Ujungnya bisa tajam atau tumpul. c. Sifatnya kurang formal, sederhana, akrab d. Sangat mudah dibaca Contohnya :Arial, Avant Garde, Swiss, VAG Rounded, Helvetica 2. Serif 11
Danton Sihombing, Tipografi dalam Desain Grafis;Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2001. Hal 182-184 12 Jonathan Sarwono,Metode Untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta; CV.Andi offset,2007,hal 89
28
a. Memiliki kait pada ujungnya b. Sifatnya formal, elegant, mewah, anggun, intelektual c. Kurang mudah dibaca d. Cocok untuk bodyteks di Koran dan dimajalah Contohnya :Times, Tiffany, Bookman 3. Script a. Setiap hurufnya saling berkait seperti tulisan tangan b. Sifatnya anggun, tradisional, pribadi, informal c. Kurang mudah dibaca, sehingga jarang dipakai d. Cocok untuk desain Undangan pernikahan,ulang tahun Contohnya : Brush Script, Commersial Script, Vivaldi 4. Huruf Dekoratif a. Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks, dan rumit b. Sifatnya mewah, bebas, anggun c. Sangat sulit dibaca, hanya baik huruf 1 tampil saja d. Cocok untuk aksen, hiasan pada alinea, Logo pernikahan, Logo perusahaan. Contohnya :Augshburger Initial, English, Cantebuty 5. Huruf Monospace
29
a. Bentuknya sama seperti sans serif, hanya jarak dan ruang setiap hurufnya Sifatnya formal,sederhana, futuristik, kaku b. Mudah dibaca, namun terlihat kurang rapi dan kurang efisien, karena memakan banyak ruang. c. Cocok untuk tampilan pengetikan kode/bahasa program, logo Contohnya : Courier.13
Gambar 1.1 Contoh bentuk-bentuk huruf
2.4.4 Teori Warna
13
Adi Kusrianto,Pengantar Desain Komunikasi Visual,Yogyakarta; CV.Andi Offset,2007 , Hal 276
30
Warna mempunyai kekuatan untuk menciptakan emosi, mengekspresikan kepribadian serta memacu ingatan untuk memberikan sensasi. Menggunakan warna yang tepat dalam bidang desain grafis merupakan sesuatu yang cukup rumit, hal ini disebabkan warna mempunyai konotasi yang berbeda disetiap kebudayaan dan masyarakat yang berbeda. Menurut Albert H. Munsell, warna dapat dibedakan menjadi : 1. Additive Color : adalah warna yang dihasilkan oleh cahaya, yaitu red, green, blue 2. Subtractive Color : adalah pigmen warna yaitu yellow, Magenta cyan.
Gambar: 1.2 Additive Color dan Subtractive Color
Warna juga dapat dibagi tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :
31
•
Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata.
Gambar II.1 Warna Terang
•
Warna keras / hangat seperti merah, orange, kuning, warna-wara ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat di aplikasikan pada media.
Gambar II.2 Warna keras atau hangat
32
•
Warna lembut / dingin seperti hijau dan pink, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu.
Gambar II.3 Warna Lembut/dingin
•
Warna tua, seperti: coklat tua dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat serta jika disusun di rak penjualan buku, latar belakang yang harus diletakan adalah dengan warna lebih kontras
Gambar II.4 : Warna tua/gelap
33
2.4.5 Teori Layout Menurut kamus istilah Advertising, definisi layout adalah penataletakan pengorganisasian atau strukturisasi dari berbagai unsur desain agar teratur dan tercipta hierarki yang baik guna mendapatkan dampak yang kuat dari yang melihat. Definisi Layout sendiri menurut Surianto Rustan dalam bukunya adalah ‘’pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak pada elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya’’.14 Prinsip-prinsip layout terdapat empat yaitu: •
Sequence/urutan Kita membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama kali sampai yang paling terakhir dibaca, para pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan
•
Emphasis/penekanan Dalam rangka menarik perhatian pembaca, setiap pesan dan layout harus memiliki daya tarik /penekanan yang tinggi agar audience dapat merespon lebih cepat.
14
Surianto Rustan, LAYOUT, Dasar dan Penerapannya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2008. Hal 4
34
•
Balance/keseimbangan Merupakan
pembagian yang berat dan merata pada sebuah layout,
maksudnya agar menghasilkan
kesan seimbang dengan menggunakan
elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. •
Unity/kesatuan Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Kesatuan disini juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang disampaikan pada konsepnya.
Ada beberapa macam jenis layout dalam bidang desain komunikasi visual, sebagai berikut : 1. Mondrian Layout - Mengacu pada konsep seorang pelukis belanda bernama piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual. 2. Multi panel layout - bentuk media informasidimana dalamsatu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).
35
3. Picture Window Layout – Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Dalam bentuk produknya itu sendiri atau bisa juga menggunakan model (public figure). 4. Copy Heavy Layout – Tata letaknya mengutamakan bentuk copy writing (naskah)
atau dengan kata lain komposisi layoutnya didominasi oleh
penyajian teks (copy). 5. Frame Layout -- Suatu tampilan media informasi dimana border / bingkai / frame nya membentuk suatu naratif. (mempunyai cerita). 6. Silhouette Layout -- Sajian media informasi yang berupa gambar illustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangan saja. Penyajian bisa berupa text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar illustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi. 7. Type Specimen Layout – Tata Letak media informasi yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa head line saja. 8. Circus Layout – Penyajian media informasiyang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan. 9. Jumble Layout – penyajian media informasi yang merupakan kebalikan dari sircus layout, yaitu komposisi gambar dan teksnya disusun secara beratur.
36
10. Grid Layout – suatu tata letak media informasi yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain media informasi tersebut seolah-olah bagian perbagian (gambar atau teks) berada didalam skala grid. 11. Bleed Layout – Sajian media informasi dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah dipotong pinggirnya). Catatan : bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau trim sudah dipotong. 12. Vertical Panel – Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertikal dan membagi layout media informasi tersebut. 13. Alphabet Inspired Layout – Tata letak media informasi yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita) 14. Angular Layout – Penyajian media informasi dengan susunan element visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat. 15. Informal Balance Layout – Tata letak media informasi yang tampilan element visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang. 16. Brace Layout – Unsur-unsur dalam tata letak media informasi membentuk letter L (L-shape). Posisi bentuk L nya bisa terbalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong 17. Two Mortises Layout – Penyajian bentuk media informasi yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan
37
secara diskriptif mengenai hasil penggunaan / detail dari produk yang ditawarkan. 18. Quadran Layout – Bentuk tampilan media informasi yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume / isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar). 19. Comic stript layout – penyajian media informasi yang dirancanga secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captionnya. 20. Rebus Layout – susunan layout media informasi yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita/informasi.
Pengertian elemen layout adalah suatu elemen dalam penerapan suatu layout pada media massa yang mempunyai tujuan untuk memudahkan pembaca memahami pesan yang akan disampaikan dan memberikan kenyamanan saat membaca. Elemen layout dapat dibagi menjadi 3 yaitu: elemen teks, elemen visual, dan invisible elemen15 A. Elemen teks 1. Judul Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul. 15
Ibid, Hal 27
38
2. Deck Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodyteks. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya diantara judul dan bodyteks. 3. Byline Sesuatu yang berisi nama penulis, kadang disertai dengan jabatan atau keterangan singkat lainnya. Byline diletakkan sebelum bodyteks atau bisa meletakkanya di akhir naskah.
4. Body teks Bacaan yang ada pada topik bacaan utama maupun pada suplemen/artikel tambahan pada box atau sidebar. 5. Subjudul Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul segmen-segmen tersebut. 6. Pull Quotes Pada awalnya Pull Quotes adalah cuplikan perkataan atau tulisan seseorang, namun kini mengalami perluasan arti. Pada suatu karya
39
publikasi dapat berarti satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ditekankan. 7. Caption Keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inzet.Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan bodyteks dan elemen teks. 8. Callouts Pada dasarnya sama seperti caption, kebanyakan Callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada diagram. 9. Kickers Kickers adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di atas judul. 10. Initial Caps Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraph. Karena lebih bersifat estetis, tidak jarang hanya terdapat satu Initial caps di dalam suatu naskah. 11. Indent Baris pertama paragraph menjorok masuk ke dalam. Sedangkan Hongin Indent adalah kebalikannya : baris pertama tetap pada posisi, sedangkan baris-baris dibawahnya menjorok masuk ke dalam. 12. Lead lin
40
Beberapa kata pertama dan seluruh kata di baris paling awal pada tiap paragraph, yang dibedakan atribut hurufnya 13. Spasi Untuk membedakan paragraph yang satu dengan yang lainnya, antarparagraf diberi spasi. 14. Header and Footer Header adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin atas.Footer adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. 15. Running Head Judul buku, bab atau topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan informasi lainnya berulang-ulang ada pada setiap halaman dan posisinya tidak berubah. 16. Catatan Kaki Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu didalam naskah 17. Nomer Halaman Untuk materi publikasi yang memiiki lebih dari delapan halaman dan memuat banyak topik yang berbeda, sebaiknya kita gunakan nomer halaman untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel. 18. Jumps
41
Untuk artikel yang panjang atau halaman yang terbatas, terpaksa kita membuat
sambungannya
dihalaman
lain.
Jumps
biasanya
berbunyi:’’bersambung ke halaman 8.’’ Sedangkan sambungannya berbunyi:’’sambungan dari halaman 1’’. Sambungan ini disebut dengan Continuation lines. 19. Signature Umum di jumpai di flayer, brosur, poster, dan lain-lain. Berisi alamat nomer telpon atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya. 20. Nameplate Nama surat kabar, majalah tabloid atau newsletter. Bisa dibuat dalam ukuran yang besar diletakkan ada bagian atas halaman depan pada surat kabar, newsletter, tabloid atau cover depan majalah.16 21. Masthead Area pada halaman surat kabar /majalah/newsletter yang berisi informasi tentang penerbitnya: nama-nama staf, constributor, cara berlangganan, alamat, dan logo penerbit. 17 B. Elemen Visual
16
Ibid, Hal 28-50
17
Ibid, Hal 51
42
1. Foto Surat kabar selalu berusaha untuk menampilkan berita-berita dan informasi seakurat mungkin, untuk itu fotografi menjadi andalan. 2. Artworks Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu illustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibanding bila memakai teknik fotografi.
3. Infographics Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), table, diagram,bagan, peta dan lain-lain. 4. Garis Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. 5. Kotak Berisi artikel yang bersifat tambahan / suplemen dari artikel utama.Bila letaknya dipinggir halaman disebut dengan sidebar. 6.
Inzet
43
Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan didalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya member informasi pendukung. 7.
Point Suatu
daftar/list
yang
mempunyai
beberapa
baris
berurutan
ke
bawah.Biasanya didepan tiap barisnya diberi angka atau point.18 Semua elemen layout yang telah dijabarkan cukup berpengaruh terhadap efektifitas pesan yang akan disampaikan, karena setiap elemen layout mempunyai peran yang berbeda-beda dalam membangun keseluruhan layout. Dan apabila salah satu dari Element Layout diatas tidak digunakan, maka pesan yang akan disampaikan akan menjad kurang efektif. Oleh karena itu penggunaan element-element diatas cukup berpengaruh terhadap ke efektifan pesan yang ingin disampaikan.
2.5 Buku
2.5.1 Pengertian Buku
18
Ibid, Hal 53-62
44
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap isi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah E-book atau buku elektronika yang mengandalkan komputer dan internet. Buku memiliki berbagai media menyampaikan informasi secara audio visual. Dimana buku dapat dimiliki secara nyata, dapat dibaca dimana saja dan kapan saja.19 2.5.2 Sejarah Buku di Indonesia Awalnya buku pertama disebutkan lahir dimesir pada tahun 2400-an SM setelah orang mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini gulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman sang budha dikamboja karena pada saat itu sang budha menuliskan wahyunya diatas daun dan kemudian membacanya berulangulang. Berabad-abad kemudian di cina para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya diatas lidi yang dikaitkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan dicina dimana huruf-huruf cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah. Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu yang ditemukan oleh bangsawan cina yang bernama Tsai Lun. Kertas banyak sekali membawa perubahan di dunia, setelah itu
19
Wibisono. Heru W, Perancangan Buku Esai Fotografi Tentang Pengaruh budaya Tionghoa disurabaya. 2007
45
pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari cina ke eropa pada awal abad 11 masehi. 2.5.3 Definisi Buku Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) buku mempunyai arti yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan
menurut oxford
Dictionary buku mempunyai arti sebagai hasil karya yang ditulis atau di cetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Sedangkan menurut the face dictionary, bukubuku adalah kumpulan dari suatu tulisan yang kemudian dicetak atau berupa halaman-halaman kosong yang dijilid, pada satu sisi dilindungi oleh kertas yang tebal yang melindungi sebagai cover.20
2.5.4 Jenis-Jenis Buku Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum. Sehingga ada begitu
banyak
jenis-jenis
buku.
Seperti:
yang
dikutip
www.wikipedia.org, jenis-jenis buku antara lain : 1. Katalog
20
Cenadi, Cristine Suharto. Elemen-elemen dalam desain komunikasi visual. Nirmana Vol.1, No 1, Januari 1999: 1-11
dari
website
46
Katalog atau katalogus dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, tempat dan
barang-barang. Katalog
dalam
pengertian khusus yakni yang
dikenal dalam dunia perpustakaan, adalah daftar bahan pustaka / koleksi yang dimiliki oleh satu atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut system tertentu. Bahan pustaka meliputi buku, terbitan berkala, slide, piringan hitam, pita kaset, microfilm, CD ROM dll. Katalogisasi tersebut
dapat
adalah
proses
dibagi
kepada
pembuatan dua
(2)
katalog. Secara luas kegiatan macam
yaitu katalogisasi
deskriptif dan katalogisasi subyek. Katalogisasi deskriptif adalah kegiatan merekam dan mengidentifikasi data bibliografi, yakni data mengenai pengarang, judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, edisi dan data buku lainnya yang diperlukan. Katalogisasi
subyek ialah proses menentukan tajuk subyek dan
nomor klasifikasi. Dalam hal terkahir ini prosesnya disebut juga klasifikasi.
Agar bahan pustaka dapat didayagunakan secara efektif dan efisien, perlu adanya pengolahan bahan pustaka ( proses kartalogisasi tersebut). Lebih-lebih dengan berkembangnya teknik produksi buku yang mengakibatkan koleksi buku berkembang menjadi besar, maka seamakin terasa perlunya katalog. Tanpa diadakan katalogisasi,
mencari buku-buku yang diperlukan akan sulit. Oleh
karena itu pustakawan mencari sarana atau alat yang dapat memberikan gambaran tentang suatu buku / bahan pustaka dalam bentuk catatan serta
47
mengatur buku-buku di rak untuk memudahkan menemukan kembali jika diperlukan. Alat itulah yang kemudian disebut katalog atau katalogus.
Untuk
memudahkan proses pertukaran informasi antar perpustakaan atau
pusat-pusat informasi lainnya, perlu adanya keseragaman dalam katalogisasi. Maka kemudian pada tahun 1967 diterbitkanlah suatu peraturan / pedoman katalogisasi
internasional, yaitu Anglo American Cataloging Rules (AACR2).
Dan dalam konteks Indonesia, disusun pula Peraturan Katalogisasi Indonesia, yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.
2. Ensiklopedia Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata berarti
‘’ensiklopedi’’ diambil dari bahasa yunani; enkyklios paideia yang sebuah lingkaran
atau
pengajaran yang lengkap. Maksudnya
ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Sering kali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus.
48
Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri dilihat dari sudut pandang linguistic atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari.Sebuah ensiklopedia
mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena.
Kamus adalah daftar kata-kata yang
dijelaskan dengan kata-kata lainnya
sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar untuk lebih menjelaskan.
3. Tafsir Tafsir
adalah
keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran agar
maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarati tafsir kata demi kata, tafsir mimpi adalah
penggunaan
ciri-ciri modern untuk menguraikan arti
mimpi.Buku yang berisi materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir. Tafsir secara bahasa mengikuti wazan ”taf`íl”, berasal dari asal kata al-Fashr (f, s, r) yang berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak. Kata kerjanya mengikuti wazan ”daraba – yadribu” dan ”nasarayansuru”. Dikatakan ”fasara (asy-syai`a) yafsiru” dan ”yafsuru, fasran”, dan ”fassarahu”,
artinya
”abanahu”
(menjelaskannya).
Kataat-tafsir dan al-
fasr mempunyai arti menjelaskan dan menyingkap yang tertutup. Dalam lisanul `Arab dinyatakan: kata kata ”al-fasr” berarti menyingkap sesuatu yang tertutup,
49
sedang kata ”at-tafsir” berarti menyingkapkan maksud sesuatu lafadz yang musykil, pelik. Dalam
al-Qur`an
dinyatakan : (Tidaklah mereka datang kepadamu
(membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik tafsir-nya) (al-Furqan [25]:33). Maksudnya : setiap kali mereka datang kepada nabi Muhammad s.a.w membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata. Dalam al-Qur`an dinyatakan: ”Suatu ilmu yg di dalamnya dibahas tentang cara-cara menyebut lafal Al Qur-an, petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya, baik secara ifrat, maupun secara tarkib dan makna-maknanya yg ditampung oleh tarkib dan yg selain itu, seperti mengetahui nasakh, sebab nuzul, dan sesuatu yg menjelaskan pengertian seperti kisah dan matsal (perumpamaan).” Dalam pengertian istilah ahli tafsir, ada beberapa macam maknanya: l Golongan mutaqoddimin memaknakan ta`wil dengan tafsir, l Mujahid berkata : ”Bahwasanya para ulama mengetahui ta`wil Al Qur-an, yakni tafsirnya. Ibnu Jarir pun mempergunakan kata ta`wil dalam arti tafsir. l Sebagian lagi berpendapat lain bahwa tafsir berbeda dari ta`wil dalam segi umum dan khusus saja. Tafsir lebih umum daripada ta`wil. Dimaksud dengan ta`wil ialah menerangkan kehendak lafal atau petunjuk lafal kepada yg tidak segera ditanggapi. l
Tafsir ialah menetapkan dgn penuh keyakinan, bahwasanya demikianlah kehendak Allah, sedangkan ta`wil mentarjihkan salah satu makna yg mungkin
50
diterima oleh lafal, tanpa meyakini bahwa itulah yg dimaksudkan. Demikian pendapat Al Maturidy. l Tafsir
ialah
menetapkan
dgn
penuh
keyakinan,
bahwasanya
demikianlah kehendak Allah, sedangkan ta`wil mentarjihkan salah satu makna yg mungkin diterima oleh lafal, tanpa meyakini bahwa itulah yg dimaksudkan. Demikian pendapat Al Maturidy. l Ada yg mengatakan tafsir ialah menerangkan arti lafadz dengan jalan riwayat,
sedangkan
ta`wil
menerangkan
arti
lafadz
dengan
jalan dirayat. l Atau tafsir ialah menerangkan makna-makan yang diperolehdengan jalan isyarat. l Atau tafsir ialah menerangkan makna-makan yang diperolehdengan jalan isyarat. l
Makna inilah yang terkenal dalam kalangan mutaakhkhirin, seperti yang diterangkan oleh al-Alusyi dalam Tafsir Ruhul Ma`ani.
l Atau tafsir ialah menerangkan makna-makan yang diperoleh dengan jalan isyarat. l Perlu ditandaskan bahwa pengertian ta`wil, menurut istilah mufassirin, adalah supaya tidak mencakup pengertian ta`wil menurut istilah mutakallimin. Menurut mereka, ta`wil bermakna: ”Memalingkan nashnash al-Qur`an dan as-Sunnah yang mutasyabbihah, dari maknanya
51
yang dhahir, kepda makna-makna yang sesuai dengan kesucian Allah dari menyerupai makhluk,, yang berlainan dengan makna yang diberikan oleh ulama-ulama salaf, yaitu menyerahkan pengertianpengertian itu, kepada Allah sendiri tanpa menentukan sesuatu makna”.
1. Tafsir Tahlili Tafsir Tahlili adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelasakan kandungan ayat-ayat al-Qur`an dari berbagai aspeknya dengan memperhatikan runtunan ayat-ayat al-Qur`an yang tercantum di dalam mushaf, (Shadr, 1980:10) atau suatu metode penafsiran al-Qur`an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat tersebut (al-Farmawi, 1977:24). Dalam metode ini, segala sesuatu yang di anggap perlu oleh seorang mufassir tahlili diuraikan, baik bermula dari penjelasan makna lafadz-lafadz tertentu, ayat per-ayat, surat per-surat, susunan kalimat, persesuaian kalimat yang satu dengan yang lain, Asbab al-Nuzul, hadits yang berkenaan dengan ayat-ayat yang ditafsirkan dan lain-lain Ciri-ciri
52
Penafsiran yang mengikuti metode ini bisa mengambil bentuk ma`tsur (riwayat) atau ra`yi (pemikiran). Dalam penafsiran tersebut, al-Qur`an ditafsirkan ayat demi ayat dan surat demi suratsecara berurutan, serta tak ketinggalan menerangkan Asbab An-Nuzul dari ayat-ayat yg ditafsirkan. Kemudian diungkapkan pula penafsiranpenafsiran yg pernah diberikan oleh Nabi SAW, Sahabat, Tabi^in, Tabi Tabi^in, dan para ahli tafsir lainnya dari berbagai disiplin ilmu, seperti teologi, fiqih, bahasa, sastra, dsb. Selain itu juga dijelaskan Munasabah antara ayat yg satu dengan yg lainnya. Ciri lain dari metode ini, penafsirannya diwarnai oleh kecenderungan dan keahlian mufassirnya sepert fiqih, sufi, falsafi, ilmi, adabi ijtimai, dan lain-lain.
2. Tafsir Ijmali Tafsir Ijmali adalah menafsirkan Al-Qur an dengan cara menjelaskan maksud Al Qur an secar global, tidak terperinci sepert tafsir tahlili, (Hidayat, 1996: 191) atau menjelaskan ayat-ayat Al Qur-an secara ringkas tapi mencakup dgn bahasa yang populer, mudah dimengerti, dan enak dibaca. Sistematika tulisannya menurut susunan ayat-ayat yg terdapat dalam mushaf. Selain itu penyajiannya tidak terlalu jauh dari gaya bahasa Al Qur-an sehingga pendengar dan pembacanya seakan-akan masih mendengarkan Al Qur-an padahal yg didengarnya adalah tafsirannya. Tafsir dengan metode ini ditetapkan secara khusus bagi orang awam agar mudah memahami maksud yang terkandung dalam Al Qur-an. Karena dgn metode tafsir
53
ijmali, seorang mufassir berbicara kepada pembacanya dengan cara yang termudah, singkat, tidak berbelit-belit yg dapat menjelaskan arti ayat sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal lain dari arti yg dikehendaki, dengan target pihak pembaca memahami kandungan pokok Al Qur-an.
Ciri-ciri: Penafsiran yg dilakukan terhadap ayat-ayat Al Qur-an, ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai dengan urutannya dalam mushaf. Dan kadangkala mufassir menafsirkan Al Qur-an dgn lafazh Al Qur-an, sehingga pembaca merasa bahwa uraian tafsirnya tidak jauh dari konteks Al Qur-an dgn penyajiannya yg mudah dan indah. Metode tafsir Ijmali ini hampir sama dengan metode tafsir Tahlili, tetapi penafsirannya tidak secara terperinci seperti tafsir Tahlili, hanya secara ringkas dan umum.
3. Tafsir Muqoron Pengertian metode tafsir Muqoron adalah: 1) membangdingkan teks (nash) ayatayat Al Qur-an yg memiliki kesamaan redaksi dalam 2 kasus lebih, dan atau memiliki berbeda bagi satu kasus yg sama; 2) membandingkan ayat Al Qur-an dgn hadits yg pada lahirnya bertentangan; dan 3) membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir di dalam menafsirkan Al Qur-an (Baidan 1998: 65)
54
Definisi di atas menunjukkan bahwa, penafsiran Al Qur-an dgm metode ini memiliki cakupan yg amat luas, tidak hanya membandingkan ayat dgn ayat, ayat dgn hadits, tapi juga membandingkan pendapat para mufassir dalam menafsirkan ayat.
Ciri-ciri: Metode ini mempunyai ciri khas yg dapat membedakannya dari metode lain yaitu membandingkan pendapat para ulama tafsir dalam menafsirkan ayat dgn ayat, atau ayat dengan hadits, baik merka termasuk ulama salaf ataupun ulama hadits yg metode dan kecenderungan merka berbeda-beda, baik penafsiran merka yg berdasarkan riwayat yg bersumber dari Rosulullah SAW, Sahabat atau Tabi^in ( tafsir
bil
ma^tsur) atau berdasarkan rasio,
mengungkapkan
pendapat
mereka
serta
ijtihad (tafsir
bil ra^y)
dan
membandingkan
segi-segi
dan
kecenderungan masing-masing yg berbeda dalam penafsiran Al Qur-an. Mufassir dengan metode ini dituntut mampu nenganalisis pendapat-pendapat para ulama tafsir yg mereka kemukakan untuk kemudian mengambil sikap untuk menerima penafsiran yg dinilai benar dan menolak penafsiran yg tidak dapat diterima oleh rasionya serta menjelaskan kepada pembaca alasan dari sikap yang diambilnya, sehingga pembaca merasa puas.
55
4. Tafsir Maudhu`i Metode tafsir Maudhu^i / tematik adalah suatu metode penafsiran Al Qur-an dimana seorang mufassir mengkaji Al Qur-an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan dalam Al Qur-an, baik yang berkaitan dengan hal kehidupan, sosiologi, ataupan kosmologi (Muhaimin, 1994: 120) . Dalam metode ini, semua ayat yg berkaitan, dihimpun, kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yg terkait dengannya, seperti asbaabun nuzul, kosa kata, dsb. Semuanya dikaji secara rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yg dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Ciri-ciri: Sesuai dengan namanya, maka yg menjadi ciri utama dari metode ini ialah penonjolan tema, judul atau topik pembahasan, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa metode ini juga disebut metode topikal (Baidan, 1998: 152) Tafsir Maudhu^i mempunyai dua bentuk kajian yg menjadi ciri utamanya: Pertama, pembahasan mengenai satusurat secara menyeluruh dan utuh dgn menjelaskan maksudnya yg bersifat umum dan khusus, menjelaskan korelasi antara berbagai masalah yg dikandungnya, sehingga surat itu tampak dalam bentuknya yg betul-betul utuh dan cermat. Kedua, menghimpun sejumlah ayat dari berbagai surat yg sama-sama membicarakan satu masalah tertentu; ayat-ayat tersebut disusun
56
sedemikian rupadan diletakkan di bawah satu tema bahasan, selanjutnya ditafsirkan secara Maudhu^i. Contoh Kitab-kitab tafsir bil-Ma’sur yang terkenal : 1). Tafsir yang dinisbahkan kepada Ibn Abbas. 2). Tafsir Ibn ’Uyainah. 3). Tafsir Ibn Abi Hatim. 4). Tafsir Abusy Syaikh bin Hibban. 5). Tafsir Ibn ’Atiyah. 6). Tafsir Abuk Lais Samarqandi, Bahrul Ulum. 7). Tafsir Abu Ishaq, al-Kasyfu wal Bayan an Tafsiril Qur-an. 8). Tafsir Ibn Jarir at-Tabari, Jami’ul Bayan fii Tafsiril Qur-an. 9). Tafsir Ibn Abi Syaibah. 10.) Tafsir al-Baghowi, Ma’alimut Tanzil. 11). Tafsir Abil Fida’ al-Hafizh Ibn Katsir, Tafsirul Qur-anul Azhim. 12). Tafsir as-Salabi, al-Jawahirul Hisan fii Tafsiril Qur-an. 13). Tafsir Jalaluddin as-Suyuti, ad-Durrul Mantsur fit Tafsiri bil Ma’sur. 14). Tafsir asy-Syaukani, Fathul Qadir. Contoh Kitab-kitab Tafsir bir-Ra’yi yang terkenal : 1). Tafsir Abdurrahman bin Kaisan al-Asam. 2). Tafsir Abu ’Ali al-Juba’i. 3). Tafsir ’Abdul Jabbar.
57
4). Tafsir az-Zamakhsyari, al-Kasysyaf ’an Haqa’iqi Gawamidit. 5). Tafsir Fakhruddin ar-Razi, Mafatihul Gaib. 6). Tafsir Ibn Furak. 7). Tafsir an-Nasafi, Madarikul Tanzil wa Haqa’iqut Ta’wil. 8). Tafsir al-Khozin, Lubabut Ta’wil fi Ma’anit Tanzil. 9). Tafsir Abu Hayyan, al-Bahrul Muhit. 10). Tafsir al-Baidawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil. 11). Tafsir al-Jalalain; Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti. ---Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pustaka Rizki Putra, 2002.s21
4. Antologi (Kumpulan) Secara Harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa yunani yang brarti’’karangan bunga’’ atau ‘’kumpulan bunga’’, adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. 5. Fotografi Fotografi (dari bahasa inggris: photography, yang berasal dari kata yunani yaitu ‘’Fos’’ : cahaya dan ‘’Grafo’’: (Melukis/Menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam
21
Manna Kholil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur-an, Pustaka Litera Antarnusa 2007, Saifullah dkk, Ulumul Qur-an, Prodia Pratama Sejati 2004,
58
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasaan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasaan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter.Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (Speed).Kombinasi antara ISO, diafragma, & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).Di era fotogarfi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi digital ISO.22 6. Karya Ilmiah Laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
22
R.Amin Nugroho, Kamus Fotografi, Yogyakarta; CV. Andi Offset, 2007, hal 2
59
Data,simpulan, dan informasi lain, yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam penelitian atau pengkajian selanjutnya. 7. Kamus Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dengan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakainnya. Wikipedia menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata.Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal kosakata baru.Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) kata dan juga contoh penggunaannya.Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai illustrasi. 8. Panduan Buku panduan adalah buku yang menyajikan informasi dan memandu serta memberikan tuntutan kepada pembaca untuk melakukan apa yang disampaikan didalam buku tersebut. Disebut juga buku petunjuk, jenis buku ini juga termasuk buku rujukan yang berisi informasi cara melakukan sesuatu kegiatan.23
23
Wiji Suwarn, Perpustakaan dan buku, Yogjakarta, Ar-ruzz media,2011.Hal 64
60
Contohnya buku tentang merawat kendaraan, buku tentang menjaga kestabilan komputer. Sebuah buku panduan akan berhasil jika dalam isi buku panduan tersebut dapat dipahami dan diterapkan oleh pembacanya. Buku panduan juga sebagai petunjuk untuk menyampaikan informasi sesuai langkahlangkah yang sudah disesuaikan, sehingga dalam penyampaiannya bisa dimengerti oleh pembacanya. Melalui perkembangannya, buku panduan ini sudah banyak mengalami peningkatan ide-ide grafis yang disesuaikan dalam kebutuhannya, dengan memasukan illustrasiillustrasi, simbol, dan efek warna yang membuat pembaca semakin memudahkan untuk memahami informasi. 9. Majalah Majalah secara harfiah dalam bahasa Inggris berarti magazine, menurut Djafar H. Assegaff dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini, majalah diartikan sebagai publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikeal-artikel dari berbagai penulis. Menurut F. Frazier Bond, majalah dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu : 1. Majalah Umum Adalah majalah yang menggunakan persoalan-persoalan yang mempunyai arti penting bagi orang banyak.Menyangkut soal politik, ekonomi, pendidikan,
61
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang meliputi kebutuhan manusia dalam masyarakat. 2. Majalah Khusus Adalah majalah yang mengkemukakan masalah pertanian, ekonomi, teknik, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. 24 Dalam bukunya Assegaff menyebutkan bentuk majalah, yang antara lain : 1. Majalah bergambar Yaitu bentuk majalah yang memuat reportase berdasarkan gambar-gambar suatu peristiwa atau suatu karangan khusus berisikan foto-foto. 2. Majalah anak-anak Yaitu bentuk majalah khusus mengenai dunia anak-anak. 3. Majalah berita Yakni majalah berkala mingguan yang menjadikan berita-berita dengan suatu gaya tulisan khas dilengkapi dengan foto-foto dan gambar. 4. Majalah budaya Yakni penerbitan pers mengkhususkan isinya dengan masalah kebudayaan dan diterbitkan setiap minggu, bulan ataupun secara berkala. 5. Majalah bulanan Yakni bentuk majalah yang terbit secara berkala memuat keterangan-keterangan ringan, cerita pendek, cerita bergambar dan lain sebagainya. 24
Suhandang 1988:45
62
6. Majalah ilmiah Yakni bentuk majalah terbit secara berkala khusus berisi mengenai suatu bidang ilmu misalnya teknik radio, elektronika, hukum dan lain-lain. 7. Majalah keagamaan Yakni bentuk majalah yang isinya khusus mengenai majalah agama, juga mengenai pendidikan kekeluargaan dan lain-lain. 8. Majalah keluarga Yakni bentuk majalah yang memuat karangan-karangan untuk seluruh keluarga, dari yang ringan bacaan anak-anak sampai kepada rumah tangga. 9. Majalah khas Yakni bentuk majalah setengan bulanan, yang isinya khusus mengenai berbagai macam bidang profesi, ada majalah khusus mengenai ilmu-ilmu sosial, kedokteran, industri, keagamaan, bisnis, fotografi, filateli dan lain-lain. 10. Majalah mode Yakni majalah yang diterbitkan bulanan atau setengah bulanan yang berisikan mode dan dilampiri lembaran berisikan pola pakaian. 11. Majalah perusahaan Yakni majalah (surat kabar) yang diterbitkan secara teratur oleh suatu perusahaan berisikan berita-berita atau berisi informasi mengenai kepegawaian, karyawan, kebijaksanaan dan produksi perusahaan. 12. Majalah remaja
63
Yakni majalah yang mengkhususkan isinya mengenai masalah remaja. 13. Majalah sari tulisa Yakni bentuk penerbitan dengan format khusus yang berisikan ringkasan karangan dari berbagai tulisan. 14. Majalah sastra Yakni bentuk majalah khas yang terbit secara berkala dengan isinya khusus membicarakan masalah-masalah kesusastraan dan resensi buku-buku (novel) kontemporer atau kegiatan dalam bidang saastra. 15. Majalah wanita Yakni majalah yang berisikan karangan-karangan khusus mengenai dunia wanita, dari masalah-masalah mode, resep masakan, kekeluargaan dan juga yang duhiasi dengan foto-foto.25 Selain ditinjau dari jenis dan bentuknya, macam-macam majalah ditentukan pula menurut waktu penerbitannya, yaitu: 1. Majalah mingguan Yaitu majalah yang terbit satu minggu sekali, misalnya majalah Hai dan Gadis. 2. Majalah dwi mingguan Yaitu majalah yang terbit dua minggu sekali, misal majalah Kartini dan Femina. 3. Majalah bulanan Yaitu majalah yang terbit satu bulan sekali, misal Ottosport, Mobil majalah fotografi.
25
(assegaff, 1983 : 126-128)
64
4. Majalah kwartalan Yaitu majalah yang terbit setiap empat bulan sekali, misal lapan dan industri. 2.5.5 Perkembangan Buku di Indonesia Perkembangan buku di Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara lain masih sangat kurang, disebabkan oleh karenanya salah satu faktor yang masih belum mendarah daging di Indonesia.Seperti halnya ada salah satu ungkapan ‘’Buku adalah Jendela dunia’’. Merupakan ungkapan yang bernada klise, tapi belum sepenuhnya disadari.Entah kenapa mungkin karena deraan krisis ekonomi yang masih menyelimuti bangsa ini,
sehingga buku
belum menjadi kebutuhan
yang
memperhitungkan atau belum menjadi skala prioritas.Justru yang berkembang saat ini adalah anggapan yang sangat umum ‘’bisa makan 3 kali sehari saja sudah untung’’. 26
2.5.6 Desain dan Anatomi Buku Desain dan anatomi selalu berkaitan dengan tampilan buku sehingga dapat memberi nilai tambah. Besar kecilnya ukuran buku akan mempengaruhi tipis-tebalnya halaman buku, hal ini perlu didesain ukurannya sesuai jenis buku untuk buku-buku untuk perguruan tinggi mempunyai ukuran berdasarkan standardisasi UNESCO, yaitu: 17,5cm x 25cm atau 22cm x 28cm.
26
Wijaya, Adi. Perancangan Buku Esai Fotografi Tentang Tempat Ibadah sebagai Cagar Budaya , di Surabaya. 2008
65
Diluar ukuran tersebut ada standar buku lain, diantaranya : •
Buku saku (pocket book) 10,5cm x 17,5cm.
•
Buku komik 11 x 17cm, novel pop 11 x 18cm, novel sastra 13x20 .
•
Buku biasa (trade book) 14 x 21cm, 15 x 23cm.
•
Buku Teks (SMP/PT) 17,5 x 25cm, buku SD 21 x 28cm.
•
Buku khusus 24 x 32cm
Sebuah buku dianggap baik dan lengkap bila kehadirannya memenuhi empat unsur, yaitu cover, preliminaries, text metter, postliminaries. A. Cover Cover disebut juga jilid, kulit, baju buku yang terdapat pada bagian luar buku, untuk meletakkan judul halaman publikasi, nama penulis, dan nama penerbit. Cover buku sebaiknya di desain sedemikian rupa karena untuk memberikan efek kuat atas kehadiran buku tersebut ditengah pembacanya.27 Terdapat lima bagian cover buku, yaitu ;
1. Front Cover
27
Dorothy Simpson Krause, Handcrafting artist books,North light book,2004. Hal 118
66
Front Cover adalah tampilan depan atau muka buku yang terletak di bagian awal buku. Cover depan ini menjadi penentu menarik atau tidaknya suatu buku yang dianggap sebagai ‘’wajah buku’’. Front cover dapat berfungsi sebagai informan pertama yang akan memberikan informasi terhadap seseorang atau pembaca tentang isi buku, juga sebagai pelindung atau penutup isi buku. Front cover berisi judul, nama pengarang, tagline, logo penerbit, dan nama penerbit. 2. Back Cover Back cover adalah cover yang terletak dibagian akhir atau belakang buku, atau menjadi penutup buku. Cover belakang biasanya berisi judul buku, sinopsis, biografi penulis, dan ISBN beserta bercodenya 3. Punggung Buku Punggung Cover hanya untuk buku-buku yang tebal, isinya nama pengarang, nama penerbit, dan logo penerbit. 4. Endorsement Endorsement (dukungan) adalah kalimat yang diberikan oleh pembaca yang ditulis pada cover buku bagian belakangnya sebagai betuk penguatan yang menjadi daya pikat suatu karya yang diterbitkan. 5. Lidah cover
67
Lidah cover dibuat untuk kepentingan estetika terbitan atau juga menunjukan keekslusifan buku. Lidah cover biasanya berisi foto beserta riwayat hidup pengarang dan atau ringkasan buku.
B. Premilinaries Premilinaries disebut juga halaman-halaman awal, atau bisa disebut juga halaman romawi,
bagian
ini
terdiri
halaman
judul,
judul
lengkap,
halaman
copyright/undang-undang hak cipta, daftar isi, daftar table, kata pengantar, prakata, sekapur sirih. C. Text Matter Text Matter disebut juga isi atau daging buku, seluruh gagasan penulis dikemukakan dan tercurah di bagian ini. Text matter terdiri atas prolog, pendahuluan, judul bab, subbab, penomoran bab, penomoran teks, catatan kaki, illustrasi gambar dan caption. D. Postliminaries Postliminaries yaitu daftar kata-kata atau istilah yang belum terjelaskan dalam texs bacaan. Dengan daftar ini pembaca dapat memahami berbagai istilah yang digunakan oleh penulis sehingga mempunyai pemahaman yang sama. Postliminaries terdiri dari daftar pustaka, bibliografi, daftar bacaan, refrensi, epilog, daftar istilah, dan indeks.
68
2.5.7 Penjilidan buku
Penjilidan suatu buku dilakukan dengan tujuan untuk menjaga buku agar tetap awet dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama-lama. Dalam situs www.wikipedia.org yang telah disunting dari beberapa buku referensi lain, teknikteknik penjilidan antara lain adalah:
1. Modern Commercial Binding Merupakan teknik penjilidan yang paling sering dipakai sampai hari ini. Diproduksi secara komersial, yaitu: l Hardcover Binding Jenis penjilidan ini mempunyai permukaan cover buku yang tebal yang biasanya terbuat dari board/papan yang dilapisi lagi oleh kertas. Teknik penjilidan ini biasanya menggunakan teknik jahit dan lem panas. 2. Modern Hand Binding Teknik ini merupakan teknik penjilidan yang masih manual. Yaitu dengan menjahit
setiap
halaman-halamannya
menggunakan lem panas.
dan
kemudian
direkatkan
69
2.6 Pengertian Hijab
Hijab berasal dari kata dasar h-j-b, bentuk kata kerjanya hajaba yang diterjemahkan dengan "menyelubungi, memisahkan, menabiri, menyembunyikan, dan menutupi". Hijab diterjemahkan dengan ”penutup, selubung, tirai, tabir, pemisah". Merujuk pada Ibnu Manzur dalam Lisan al-'Arab, hijab berarti as-Satr (sekat, pembatas, penutup). Hijab menurutnya adalah nama sesuatu yang dipakai untuk menutupi atau memisahkan antara dua hal : Hijab yang bentuk jamaknya al-hujub menurut istilah adalah sesuai dengan pemaknaan di dalam segi bahasanya. Yang dimaksudkan ialah sekat yang menjadi pembatas antara laki-laki dan perempuan untuk menghindari terjadinya fitnah , Sedangkan jilbab kata jalaba berarti mengalihkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan jilbab menurut Ibn Manzur adalah pakaian panjang yang lebih lebar dari khimar (kerudung), bukan selendang dan bukan pula selimut kain besar, yang menutupi kepala, punggung, dada, dan seluruhnya dengan jilbab tersebut. Jilbab juga diartikan sebagai pakaian yang dipakai wanita untuk menutupi kepala, punggung dan dada.28 2.6.1 Macam-macam Jilbab Hijab atau jilbab sudah menjadi salah satu dari daftar pencarian terlaris bagi kaum hawa, apalagi saat-saat ketika akan memasuki bulan Puasa. Zaman sekarang, hijab /
28
www.wikipedia.org
70
kerudung sudah tidak lagi busana yang cuma dipakai untuk menutupi aurat. Akan tetapi lebih dari itu, perancang fashion memberi perhatian lebih terhadap model busana yang satu ini. Sehingga, jilbab memiliki peran terhadap daya tarik dan kemodisan seseorang dalam berbusana. Dan yang pastinya, dapat menghindarkan dari hal-hal buruk yang merugikan para wanita. •
Bergo Bergo adalah salah satu kerudung yang paling praktis diantara kerudung lainnya.
Dengan kepraktisannya itu. model bergo, tak cuma dipakai untuk keadaan santai, namun dapat juga digunakan pada acara-acara resmi. Ini tergantung pada model dan bahan yang dibuat.diantara beberapa jilbab bergo, ada yang mempunyai pet/spon disebelah atas (kebanyakan dibentuk separuh lingkaran). •
Segiempat
Dari namanya sudah diketahui kalau jilbab ini berbetuk segiempat. Sangat sederhana sekali dan biasanya agak tipis. Jenis jilbab ini yang paling banyak di gemari. •
Segitiga
Beberapa di antaranya memiliki bandana berupa list. Bandana ini memberi kemudahan tersendiri dalam pemakaian dan kesannya pun agak lebih mewah.
71
Oleh karena itulah, jilbab segitiga yang mewah sangat pas jika dikenakan untuk menghadiri undangan pesta atau kegiatan resmi. •
Pashmina
Yang terakhir adalah Jilbab pashmina.Pashmina macamnya sangat banyak, salah satunya adalah pashmina ceruti.Terbuat dari bahan seperti sifon dengan tekstur yang halus.Namun, bahan ini sangat agak sedikit berat. Jika dikenakan akan terkesan jatuh. Kerudung pashmina banyak sekali peminatnya dikarenakan jilbab tersebut tidak menerawang atau mencolok.
2.6.2 Berbusana Untuk Perempuan Bertubuh Besar Dalam memilih busana, bentuk tubuh adalah satu hal terpenting yang harus kita perhatikan secara seksama terutama bagi perempuan yang memiliki bentuk tubuh yang berisi. Banyak dari kita salah dalam menentukan jenis pakaian yang kita gunakan yang pada akhirnya membuat kita tidak percaya diri, oleh karena itu harap diperhatikan model/warna, motif dan potongan yang sesuai dengan bentuk tubuh kita masingmasing.
72
1. Motif Perempuan yang memiliki bentuk tubuh berisi disarankan untuk tidak menggunakan busana yang memiliki motif menumpuk, karena hal ini dapat membuat tubuhnya terlihat semakin “penuh” dan “berisi”. Hindari juga motif tie-dye yang bisa membuat bentuk tubuh terlihat lebih bundar/bulat dari ukuran yang sebenarnya. 2. Potongan Hindari penggunaan busana dari bahan stretch yang ketat di tubuh. 3. Bahan Perempuan gemuk kurang sesuai saat menggunakan busana dengan bahan jersey atau kaos yang melekat di tubuh. Pastikan untuk memilih bahan yang lembut/ lemas seperti sifon, sutra atau satin tapi yang tidak terlalu mengkilat. 4. Warna Sebaiknya hindari penggunaan busana dengan warna terang yang terlalu mencolok seperti lampu neon, misalnya hijau stabillo atau kuning neon akan membuat perempuan bertubuh berisi terlihat semakin bulat. Hindari juga penggunaan busana tabrak warna hal ini dapat membuat bentuk tubuh semakin terekspos. Bagi perempuan yang memiliki bentuk tubuh berisi/gemuk sebaiknya pilih warna yang cenderung gelap, warna gelap dapat memberikan kesan ramping.
73
2.6.3 Hijab Sesuai Bentuk Wajah
FAUZIAH RACHMA
Gambar III.1 Wajah Bulat
Pemilik wajah bulat harus cermat dan tepat memilih jenis kerudung yang akan dikenakan, karena jika salah pilih kerudung jadinya wajah akan terlihat kembung dan
74
gemuk. Pilih kerudung yang menutupi setengah bagian pipi untuk menutupi pipi yang chubby, kerudung jenis ini dapat memberi kesan wajah terlihat lebih lonjong. Untuk mengurangi kesan chubby,
WULAN OKTARIFANY
Gambar III.2 Wajah Persegi memiliki wajah kotak atau persegi, pakailah ciput dan kerudung yang menutupi bagian setengah pipi agar terlihat ramping. hindari kerudung model gypsy yang dapat semakin menonjolkan bentuk rahang. hilangkan garis-garis tajam pada wajah . Pilih warna yang lembut agar wajah tampak lebih penuh.
75
DEBBY ASTRILIANA
Gambar III.3 Wajah Lonjong Wajah panjang memiliki bentuk dahi yang tinggi, dagu yang memanjang, dan jarak pelipis yang sama dengan jarak rahang. Jenis wajah seperti ini disarankan menggunakan ciput ninja atau ciput arab di bagian dahi agak menutupi paling sedikit setengah bagian dahi supaya dapat mengurangi volume wajah yang tinggi.
76
ARIN ARIYANTI Gambar III.4 Wajah Oval Bagi yang berwajah oval, bebas menggunakan berbagai macam style kerudung. karena dapat mencoba berbagai jenis dan kreasi gaya dalam kerudung tanpa kerepotan. Namun tetap perlu memperhatikan padanan warna dan aksesoris agar tidak terlihat berlebihan.
77
INDAH
Gambar III.5 Wajah Segitiga Bentuk wajah segitiga sangat cocok jika menggunakan kerudung yang longgar. kerudung erat khusus difokuskan pada separuh atas kepala, hanya penekanan daerah dahi yang lebih lebar, jadi dengan efek yang longgar dengan membuat lipatan lembut di daerah ini. Tutup sebagian sisi dahi untuk meminimalkan lebar dahi dan membuat wajah berbentuk berlian.
78
2.6.4 Tips Berbusana Muslimah ü Menutup Aurat ü Syarat utama busana wanita muslimah adalah memenuhi keriteria menutup aurat.Mayoritas utama berpendapat, aurat perempuan secara umum adalah semua bagian tubuhnya kecuali wajh dan kedua telapak tangan. ü Tidak Ketat dan Transparan ‘’perempuan-perempuan yang berpakaian tapi ada hakikatnya mereka itu telanjang akn dijauhkan dari aroma surga’’ ini terjadi sam mereka atau perempuan yang pakaiannya tidak menutupi auratnya, atau yang ketat dan transparan hingga menampakkan lekuk-lekuk tubuh. ü Bersih, Indah, dan Pantas Memperhatikan kebersihan, kerapihan, keindahan, keserasian, kepantasan juga merupakan etika berpakaian yang senantiasa dicontohkan oleh nabi kesehariannya. ü Sehat dan Nyaman Aspek kenyamanan dan kesehatan juga harus diperhatikan. Misalnya: dalam memilih warna, bahan, atau desain busana, selayaknya disesuaikan dengan cuaca, iklim, kondisi geografis, dan keadaan si pemakai.
79
ü Jaga Kehormatan Diri Gaya berbusana dan berpakaian yang dipilih harus bisa menjaga kehormatan, citra, dan harga diri seorang muslimah, semisal berpakaian yang sopan, tidak berlebih-lebihan, tidak seronok. ü Sederhana Tapi Elegant Dalam islam juga diajarkan juga pola berpakaianyang sederhana tapi tidak merendahkan harga diri, serta tidak berpakaian mewah meskipun mampu. ü Berhias Sewajarnya Tidak dilarang menampakkan aksesoris yang lazimnya tampak seperti cincin, gelang, dan bros asalkan masih dalam batas kewajaran dan tidak untuk mengundang ‘’perhatian’’ tertentu. Demikian juga dengan merias wajah, tangan, kuku, atau yang lainnya, juga mengenakan wangi-wangian semua itu sah-sah saja dilakukan dengan syarat tidak berlebihan. ü Trendi Tapi Syar’i Diperbolehkan juga berkreasi dan berinovasi agar lebih trendi, juga sahsah saja mengenakan pakaian adat atau dresscode tertentu. ü Niatkan Ibadah Berbusana adalah wujud rasa syukur atas Anugera-Nya, karenanya mesti diniatkan sebagai ibadah secara tulus demi mendapatkan keridhaan allah.
80
Artinya; tidak untuk pamer, sombong, atau karena motivasi kebohongan, baik mebohongi diri sendiri maupun orang lain. 29
29
NOOR, Buku Fashion. 2014. Hal 123