BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Ilmu Pengetahuan Menurut Heru (2006), ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau dapat juga disebut common sense). Orang awam tidak memahami atau tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu berbeda dengan pengetahuan. Bahkan mugkin mereka menyamakan dua pengertian tersebut. Tentang perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan akan dicoba dibahas disini. Mempelajari apa itu ilmu pengetahuan itu berarti mempelajari atau membahas esensi atau hakekat ilmu pengetahuan. Demikian pula membahas pengetahuan itu juga berarti membahas hakekat pengetahuan. Untuk itu kita perlu memahami serba sedikit Filsafat Ilmu Pengetahuan. Dengan mempelajari Filsafat Ilmu Pengetahuan di samping akan diketahui hakekat ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan, kita tidak akan terbenam dalam suatu ilmu yang spesifik sehingga makin menyempit dan eksklusif. Dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan akan membuka perspektif (wawasan) yang luas, sehingga kita dapat menghargai ilmu-ilmu lain, dapat berkomunikasi dengan ilmu-ilmu lain. Dengan demikian kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara interdisipliner. Sebelum kita membahas hakekat ilmu pengetahuan dan perbedaannya dengan pengetahuan, terlebih dahulu akan dikemukakan serba sedikit tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.
6
7
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangannya. Ilmu pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui tahap-tahap atau periode-periode perkembangan. 1. Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi) Perintisan “Ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum Masehi, karena
peninggalan-peninggalan
yang
menggambarkan
ilmu
pengetahuan
diketemukan mulai abad 4 sebelum Masehi.Abad 4 sebelum Masehi merupakan abad terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongengdongeng ke analisis rasional. Contoh persepsi mitos adalah pandangan yang beranggapan bahwa kejadian-kejadian misalnya adanya penyakit atau gempa bumi disebabkan perbuatan dewa-dewa. Jadi pandangan tersebut tidak bersifat rasional, sebaliknya persepsi logos adalah pandangan yang bersifat rasional. Dalam persepsi mitos, dunia atau kosmos dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan magis, mistis. Atau dengan kata lain, dunia dijelaskan oleh faktor-faktor luar (eksternal). Sedang dalam persepsi rasional, dunia dianalisis dari faktor-faktor dalam (internal). Atau dengan kata lain, dunia dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima secara rasional atau akal sehat. Analisis rasional ini merupakan perintisan analisis secara ilmiah, tetapi belum dapat dikatakan ilmiah. Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles. Persepsi Aristoteles tentang dunia adalah sebagai berikut: dunia adalah ontologis atau ada (eksis). Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya menumpang keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide. Menurut Aristoteles, dunia merupakan substansi, dan ada hirarki
8
substansi-substansi.. Substansi adalah a sesuaatu yang manndiri, dengann demikian dunia d itu mandiri. Setiap substansi s meempunyai strruktur ontoloogis. Dalam m struktur terddapat 2 prinsiip, yaitu:
1) Akt: mennunjukkan prrinsip kesem mpurnaan (reealis); 2) Pottensi:
menunju ukkan prinssip kemamppuannya, keemungkinannnya (relatiff). Setiap benda b sempurn na dalam dirinya daan mempunnyai kemunngkinan unntuk mempuunyai kesempurnaan lain. Perubahan terjadi bila potensi beruubah, dan peerubahan terrsebut direalisaasikan.
Gambar 2.1. Aristoteles Pand dangan Arisstoteles yangg dapat dikattakan sebagai awal dari perintisan “ilmu “ pengetahu uan” adalah hal-hal sebaagai berikut: 1) Hal Pengenalan P Menu urut Aristotelles terdapat dua macam m pengenalann, yaitu: penggenalan indeerawi dan pengenalan rasional. Menurut M Ariistoteles, pengenalan innderawi mem mberi
9
pengetahuan tentang hal-hal yang kongkrit dari suatu benda. Sedang pengenalan rasional dapat mencapai hakekat sesuatu, melalui jalan abstraksi. 2) Hal Metode Selanjutnya, menurut Aristoteles, “ilmu pengetahuan” adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau fakta.Penggunaan prinsip atau hukum berarti berargumentasi (reasoning). Menurut
Aristoteles,
mengembangkan
“ilmu
pengetahuan”
berarti
mengembangkan prinsip-prinsip, mengembangkan “ilmu pengetahuan” (teori) tidak terletak pada akumulasi data tetapi peningkatan kualitas teori dan metode. Selanjutnya, menurut Aristoteles, metode untuk mengembangkan “ilmu pengetahuan” ada dua, yaitu: (1) induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum (pengetahuan universal); (2) deduksi (silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta. 2. Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi) Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya perombakan total dalam cara berpikir. Perombakan total tersebut adalah sebagai berikut: Apabila Aristoteles cara berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berpikirnya bersifat analisisyang dituangkan dalam bentuk kuantitatifatau matematis. Yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berpikir tentang hakekat, jadi berpikir metafisis(apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena).
10
Gamb bar 2.2. Galllileo Gallileii
Abaad 17 meninnggalkan caara berpikir metafisi daan beralih ke elemen-ellemen yang terdapat pada suutau benda, jadi j tidak mempersoalkaan hakikat. Dengan D dem mikian bukan sub bstansi tetapi elemen-eleemen yang merupakan m k kesatuan sisteem. Cara berrpikir abad 17 mengkonstru m uksi suatu moodel yaitu memasukkan m unsur makroo menjadi mikro, m mengkonsstruksi suattu model yang y dapat diuji cobaa secara em mpiris, sehiingga memerluk kan adanya laboratoriuum. Uji cobba penting, untuk itu harus mem mbuat eksperimeen. Ini berrarti mempeergunakan pendekatan p matematis dan pendekkatan eksperimeental. Selanjjutnya apabiila pada jam man Aristoteles ilmu penggetahuan beersifat ontologis,, maka sejakk abad 17, illmu pengetaahuan berpijaak pada prinnsip-prinsip yang kuat yaitu u jelas dan terpilah-pila t ah (clearly and a distinctlyy) serta disaatu pihak berrpikir pada kesa adaran, dan pihak lain berpihak b padda materi. Prrinsip jelas dan d terpilah--pilah
11
dapat dilihat dari pandangan Rene Descartes (1596-1650) dengan ungkapan yang terkenal, yaitu Cogito Ergo Sum, yang artinya karena aku berpikir maka aku ada. Ungkapan Cogito Ergo Sum adalah sesuatu yang pasti, karena berpikir bukan merupakan khayalan. Suatu yang pasti adalah jelas dan terpilah-pilah. Menurut Descartes pengetahuan tentang sesuatu bukan hasil pengamatan melainkan hasil pemeriksaan rasio (dalam Hadiwijono, 1981). Pengamatan merupakan hasil kerja dari indera (mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya), oleh karena itu hasilnya kabur, karena ini sama dengan pengamatan binatang. Untuk mencapai sesuatu yang pasti menurut Descartes kita harus meragukan apa yang kita amati dan kita ketahui seharihari. Pangkal pemikiran yang pasti menurut Descartes dikemukakan melalui keraguraguan. Keragu-raguan menimbulkan kesadaran, kesadaran ini berada di samping materi. Prinsip ilmu pengetahuan satu pihak berpikir pada kesadaran dan pihak lain berpijak pada materi juga dapat dilihat dari pandangan Immanuel Kant (1724-1808). Menurut Immanuel Kant ilmu pengetahuan itu bukan merupakan pangalaman terhadap fakta, tetapi merupakan hasil konstruksi oleh rasio. Agar dapat memahami pandangan Immanuel Kant tersebut perlu terlebih dahulu mengenal pandangan rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme mementingkan unsur-unsur apriori dalam pengenalan, berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman. Sedangkan empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal dari pengalaman. Menurut Immanuel Kant, baik rasionalisme maupun empirisme dua-duanya berat sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan keterpaduan atau sintesa antara unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori (dalam Bertens, 1975). Oleh karena itu Kant berpendapat bahwa
12
pengenalan berpusat pada subjek dan bukan pada objek. Sehingga dapat dikatakan menurut Kant ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman, tetapi hasil konstruksi oleh rasio. Inilah pandangan Rene Descartes dan Immanuel Kant yang menolak pandangan Aristoteles yang bersifat ontologis dan metafisis. Ilmu sendiri merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu – ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. 1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. 3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
13
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. 4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. 5. Religius. segala upaya yang dilakukan dalam mencari ilmu digunakan dalam upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Ilmu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Bidang – bidang keilmuwan sendiri dapat diklasifikasikan masing – masing ke dalam suatu ilmu.
2.2.
Pendidikan Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi
14
dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal.Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut: •
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
•
Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
•
Melestarikan kebudayaan.
•
Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut. •
Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
•
Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
•
Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi
15
saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya. •
Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Poponoe, ada 4 macam fungsi pendidikan sebagai berikut:
2.3.
•
Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
•
Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
•
Menjamin integrasi sosial.
•
Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
•
Sumber inovasi sosial.
Pembelajaran Elektronik (E – Learning) Pembelajaran elektornik (e – learning) merupakan cara yang baru dalam proses belajar mengajar yang mana menggabungkan teknik teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya pembelajaran elektronik, maka baik guru ataupun murid tidak perlu duduk dikelas untuk melakukan proses belajar mengajar, tetapi dapat melakukannya secara online dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran elektronik pada saat ini bisa dibilang sebagai solusi yang paling tepat untuk perkembangan di dunia pendidikan saat ini. Menurut Hrastinski (2008, p. 51) Supaya metode pembelajaran elektronik dapat berjalan dengan baik, institusi pendidikan maupun organisasi yang bersangkutan harus mengerti tentang keuntungan dan batasan dari berbagai metode dan teknik dari pembelajaran elektronik.Salah satu keunggulan atau kelebihan dari suatu
16
pembelajaran elektronik adalah sumber – sumber data yang dapat digunakan kembali (reusable). Sumber – sumber data tersebut bisa berasal dari para pengajar – pengajar berupa materi yang akan diajarkan atau subjek dan topik – topik yang berkaitan. Sumber data tersebut bukan hanya bisa berasal dari pengajar yang bersangkutan, tetapi juga bisa diambil dari berbagai sumber data di internet dari berbagai tempat penyimpanan yang tersedia pada aplikasi edukasi lainnya.
2.3.1. Sumber – Sumber Data (Resources) Sumber
data
merupakan
sumber
dimana data tersebut berada atau
berasal.Dalam kasus aplikasi edukasi secara online, sumber data bisa saja diberikan dari guru yang bersangkutan ataupun bisa berasal dari sumber internet untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pengertian dari pada bahan yang diajarkan.Menurut Hylen (Downes, 2007, p. 30) pendefinisikan sumber data dari suatu pendidikan adalah sebagai : 1. Courseware dan konten yang bersifat terbuka, 2. Aplikasi perangkat lunak yang bersifat terbuka untuk penggunanya (open source) seperti sistem manajemen pembelajaran (learning management system), 3. Materi yang bersifat terbuka untuk peningkatan kapasitas dari staf pengajar, 4. Tempat – tempat penyimpanan dari objek pembelajaran, dan 5. Program pembelajaran yang bersifat gratis. Menurut Ischinger (2007, p. 31), pada umumnya, sumber – sumber data dari suatu pendidikan secara online terdiri dari:
17
1. Konten pembelajaran: Program penuh, courseware, modul dari suatu konten, objek pembelajaran, koleksi – koleksi dan jurnal – jurnal. 2. Tools: piranti lunak untuk mendukung pengembangan, penggunaan, penggunaan kembali, dan pengantar dari program pembelajaran, termasuk pencarian dan pengorganisasian dari suatu konten, konten dan sistem manajemen pembelajaran, tools pengembangan konten, dan komunitas dari pembelajaran secara online. 3. Implementasi sumber – sumber data: lisensi kekayaan intelektual untuk mempromosikan penyebaran dari bahan – bahan, prinsip rancangan dari best practicedan konten lokal. Sumber – sumber data bisa juga diambil dari berbagai tempat penyimpanan aplikasi edukasi online lainnya.Tempat penyimpanan biasanya direferensikan ke dalam bentuk database. Data yang disimpan merupakan data digital. Data digital di dalam aplikasi pembelajaran online adalah merupakan data dari suatu sumber data yang akan dipakai dengan tujuan untuk penggunaan kembali kelak. Di dalam mendefinisikan penggunaan dari tempat penyimpanan tersebut, sangat perlu untuk mempertimbangkan siapa yang akan mengakses data digital tersebut dan keuntungan dari proses edukasi apakah yang bisa didapat dengan adanya tempat penyimpanan tersebut. Menurut Duncan (2003), Pengguna yang sering tetapi tidak selalu
mengakses
ini
adalah
guru.
Dalam
hal
ini,
penulis
mengambil
DBPedia,OpenLearn dan ARIADNE sebagai tempat penyimpanan dalam penelitian ini.
2.3.1.1.
DBPedia
18
Menurut Auer et. al (2007, p. 1), DBPedia merupakan suatu usaha untuk menghasilkan informasi secara terstruktur dari wikipedia dan untuk membuat informsai tersebut tersedia di dalam halaman web. Wikipedia sendiri merupakan situs pencarian yang paling sering digunakan oleh masyarakat di dunia hingga saat ini. Untuk wikipedia dalam bahasa Indonesia, tersedia sudah sejak tahun 2003 dan terdiri dari 171.872 artikel. Wikipedia juga tersedia dalam berbagai bahasa di dunia, dengan beberapa yang terbesar sebagai berikut: •
Lebih dari 1.000.000 artikel: Inggris, Jerman, Perancis.
•
Lebih dari 500.000 artikel: Polandia, Italia, Jepang, Belanda, Spanyol, Portugis, Rusia.
•
Lebih dari 100.000 artikel: Swedia, Tionghoa, Norwegia Bokmal, Finlandia, Katalan, Ukraina, Hongaria, Ceko, Turki, Rumania, Korea, Esperanto, Denmark, Arab, Volapuk, Vietnam, Slovenia, Serbia, Lithuania, Ibrani, Bulgaria, Persia, Slovenia, Waray – waray, Malaysia.
•
Lebih dari 50.000 artikel: Kroasia, Estonia, Nepal, Inggris sederhana, Thailand, Galicia, Norwegia Nynorsk, Hindi, Haiti, Basque. Wikipedia pada umumnya hanya berupa teks biasa, dan di dalamnya
terkandung informasi yang sangat luas. Informasi tersebut juga bisa datang dari linkwebsite yang datang dari informasi wikipedia itu sendiri. Basis pengetahuan dari DBPedia pada saat ini menjelaskan lebih dari 3.64 juta buah, dari yang 1.83 juta diklasifikasikan ke dalam ontology yang konsisten, termasuk 416.000 orang, 526.000 tempat (termasuk 360.000 tempat yang dipopulasikan), 106.000 musik
19
album, 60.000 film, 17.500 permainan video(video games), 169.000 organisasi (termasuk 40.000 perusahaan dan 38.000 lembaga pendidikan), 183.000 spesies, dan 5.400 macam penyakit yang tersedia dalam 97 bahasa yang berbeda – beda, 2.724.000 link ke gambar dan 6.300.000 link ke eksternal halam web lainnya, 6.200.000 link ke sekumpulan data dalam format RDF, 740.000 kategori wikipedia, dan 2.900.000 kategori YAGO. Dibawah ini merupakan tabel contoh klasifikasi menurut kelasnya masing – masing.
Tabel 2.1. Contoh Tabel Klasifikasi DBPedia Klasifikasi Kota Country Musisi Film Permainan Komputer
Contoh Medan, Jakarta, Bali Indonesia, Spanyol, Inggris Diana Ross, Michael Jackson Harry Potter, Transformer 3 Warcraft III, Fifa 2011, PES 2012
Untuk setiap sumber – sumber data yang ada di dalam DBPedia diidentfikasikan ke dalam URI dalam bentuk http://dbpedia.org/resource/nama, yang mana nama tersebut mewakili
suatu
artikel
dari
wikipedia,
dalam
bentuk
http://en.wikipedia.org/wiki/nama(Auer et. al, 2007, p. 5). Ontologi dari suatu DBPedia adalah berdasarkan format OWL dan menjelaskan keseluruhan kelas – kelas dalam suatu kumpulan data (data sets).
2.3.1.2.
ARIADNE Menurut Forte et. al (2011, p. 1) dan Klerkx et. al (2011, p. 1), ARIADNE merupakan yayasan dari kawasan Eropa yang bertujuan untuk membantu
20
perkembangan konsep “penyebaran dan penggunaan kembali” dari sumber – sumber data pembelajaran yang mana bekerja sama dengan 24 partner akademis dari 8 negara eropa yang berbeda – beda ditambah dengan sponsor dari beberapa corporate . ARIADNE merupakan arsitektur berbasis 3 – tier yang mana terdiri dari(Ariadne, 2011): 1. Dibagian bawah, tersedianya tempat penyimpanan yang mana memungkinkan untuk melakukan operasi pencarian, penyebaran, dan pengambilan objek – objek pembelajaran. 2. API, yang mana terikat dengan web services, memungkinkan manipulasi secara bebas dan lepas (loosely coupled) pada lapisan yang ada di bawah. 3. Aplikasi seperti moodle plugin, memungkinkan pengetahuan bisa disebarkan didalam aplikasi pihak ketiga. Gambar 2.3. Menunjukkan arsitektur tersebut.
21
Gambar 2.3. Arsitektur 3 – Tier dari ARIADNE(Ariadne, 2011)
2.3.1.3.
OpenLearn OpenLearn merupakan tempat penyimpanan yang mana sumber data pembelajarannya diambil dari universitas Open(Open University). Dari pandangan pada umumnya, OpenLearn merupakan fasilitas penyimpanan sumber data edukasi yang disediakan secara online. Menurut Gray (2011), Pada struktur bagian dalam, OpenLearn merupakan proses produksi endpoint yang mana didukung oleh Enterprise Contect Management System(ECMS) yang merupakan tempat penyimpanan untuk materi – materi pembelajaran dengan struktur sebagai berikut.
22
Gambar 2.4. Struktur ECMS (Gray, 2011)
2.3.2. Moodle Moodle(Modular Object – Oriented Dynamic Learning Environment) merupakanpaket perangkat lunak pembelajaran yang disediakan secara online berdasarkan konsep CMS (Content Management System)dan bersifat open source. Moodle digunakan oleh beberapa institusi – institusi dan individu – individu termasuk (Moodle, 2011) : •
Universitas
23
•
Sekolah tinggi
•
Sekolah dasar
•
Departemen Pemerintahan
•
Organisasi kesehatan
•
Organisasi kemiliteran
•
Penerbangan
•
Perusahaan minyak
•
Pembelajran di rumah (homeschoolers)
•
Pendidik yang independen
•
Pendidik khusus Secara filosofi ada 4 konsep dari CMS Moodle, yaitu (Moodle, 2011):
1. Konstruktivisme: dari sudut pandang konstruktivisme, orang – orang secara aktif membangun pengetahuan yang baru sebagaimana mereka juga berinteraksi ke dalam lingkungan yang baru. 2. Konstruksionisme: menyatakan bahwa pembelajaran sangat efektif ketika membangun sesuatu bagi orang lain untuk mengalami. Ini bisa berarti sesuatu dari suatu kalimat yang diucapkan atau sebuah postingan internet, ke dalam artifak yang lebih kompleks seperti suatu lukisan, rumah ataupun paket perangkat lunak. 3. Konstruktivisme sosial: memperluas konstruktivisme ke dalam pengaturan social, dimana kelompok – kelompok tersebut membangun suatu pengetahuan untuk satu dengan lainnya, secara kolaboratif menciptakan budaya kecil dari artifak yang dibagi dengan pengertian yang dibagi. 4. Tersambung dan terpisah: motivasi suatu individu didalam suatu diskusi yaitu :
24
a. Sifat terpisah adalah ketika seseorang mencoba untuk mempertahankan objektivitas dan fakta, dan bermaksud untuk mempertahankan ide – ide menggunakan logika untuk menemukan lubang – lubang di dalam ide lawan. b. Sifat tersambung adalah pendekatan yang lebih tegas yang mana menerima subjektivitas, mencoba untuk mendengarkan dan menanyakan suatu pertanyaan ke dalam suatu usaha untuk mengerti sudut pandang yang lain. c. SIfat dibangun adalah ketika seseorang sensitif kepada kedua pendekatan – pendekatan di atas dan dapat memilih salah satu dari yang antara kedua diatas yang cocok untuk situasi sekarang. Sebagai LMS, Moodle memiliki berbagai fitur yang tipikal yang dimiliki LMS pada umumnya, yaitu: •
Assignment Submission
•
Forum diskusi
•
Unduh arsip
•
Peringkat
•
Chat
•
Kalender online
•
Berita
•
Kuis online
•
Wiki Menurut Thea (2011), Kelebihan membangun e-learning menggunakan moodle adalah:
25
1. Sederhana, efisien, ringan dan kompatibel dengan banyak browser. 2. Mudah cara instalasinya serta mendukung banyak bahasa termasuk Indonesia. 3. Tersedianya manajemen situs untuk pengaturan situs keseluruhan, mengubah theme, menambah module dan sebagainya. 4. Tersedianya manajemen pengguna. 5. Manajemen
kursus,
penambahan
jenis
kursus,
pengurangan
atau
pengubahan kursus 6. Modul Chat, modul pemilihan (polling), modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk survey dan workshop serta masih banyak yang lainnya.
2.4.
Resource Description Framework(RDF) Menurut W3Schools (2011), RDF adalah standar W3C untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sumber – sumber daya web, seperti judul, pengarang, tanggal modifikasi, isi, dan informasi hak cipta dari halaman web. RDF ditulis di dalam bahasa XML. Dengan menggunakan XML, maka RDF bisa secara mudah ditukarkan antara tipe – tipe computer yang berbeda – beda menggunakan tipe – tipe sistem operasi dan bahasa aplikasi yang berbeda – beda (W3Schools, 2011). Menurut W3Schools (2011), RDF memiliki 3 unsur penting, yaitu: •
Sumber data RDF yang mana merupakan segala sesuatu yang berisi URI seperti http://www.dbpedia.org/resource/mathematics,
26
•
Property, merupakan sumber data yang memiliki nama, contoh “pemilik” atau “halaman utama”, dan
•
Property value, merupakan nilai dari suatu property, seperti “Endri” atau dapat juga berupa sumber data. Berikut merupakan contoh penggunaan RDF yang mendefinisikan 3 unsur
penting
di
atas
yang
mana
menjelaskan
tentang
resourcehttp://www.dbpedia.org/resource/mathematics:
<description about=”http:www.dbpedia.org/resource/mathematics”> Endri http://www.dbpedia.org
Menurut W3Schools (2011), kombinasi dari sumber data (resource), property dan property value menghasilkan suatu pernyataan (atau biasa yang dikenal sebagai subjek, predikat dan objek dari suatu pernyataan). Contoh: Pernyataan: “The author of http://www.dbpedia.org/resource/mathematics adalah Endri” dapat dipecah menjadi sebagai berikut: •
Subjek
dari
pernyataan
tersebut
adalah
http://www.dbpedia.org/resource/mathematics. •
Predikat dari pernyataan tersebut adalah author.
•
Objek dari pernyataan tersebut adalah Endri. Menurut W3Schools (2011), ada beberapa komponen RDF yang digunakan, yaitu:
1. Elemen RDF
27
Elemen RDF terdiri dari elemen root yaitu
dan element yang mengidentifikasikan suatu resource. •
Elemen Elemen root dari suatu dokumen RDF yang mana menjelaskan tentang dokumen XML untuk menjadi suatu dokumen RDF. Elemen tersebut juga meliputi suatu alamat referensi ke dalam RDF namespace.
Deskripsi……
•
Elemen Elemen yang mengidentifikasikan suatu sumber data dengan atribut about dan meliputi elemen – elemen yang menjelaskan tentang sumber data.
. •
Elemen
28
Digunakan untuk menjelaskan
tentang daftar nilai – nilai yang tidak
harus berada di dalam urutan yang spesifik dan bisa terdapat nilai ganda.
Menurut DigiDesain (2011), Manfaat dari penggunaan RDF adalah: •
Dengan menyediakan kerangka kerja yang konsisten, Resource Description Framework( RDF ) akan mendorong pemberian metadata tentang sumber daya Internet.
30
•
Karena Resource Description Framework( RDF ) juga mencakup standar sintaks untuk menggambarkan dan query data, maka perangkat lunak yang memanfaatkan metadata akan lebih mudah menjalankanya dan lebih cepat untuk menghasilkannya.
•
Standarisasi sintaks dan kemampuan permintaan akan memungkinkan aplikasi untuk bertukar informasi dengan lebih mudah.
•
Mesin pencari akan mendapatkan hasil yang lebih tepat dari pencarian, berdasarkan metadata bukan pada indeks yang berasal dari pengumpulan teks lengkap.
•
Para pengembang perangkat lunak akan memiliki data yang lebih tepat untuk bekerja dengan lebih cerdas.
Di dalam penelitian ini, penulis akan mengintegrasikan beberapa sumber data menjadi satu format metadata yaitu RDF menggunakan konsep linked data – driven. MenurutDargombez (2008), 4 hal utama yang perlu diperhatikan di dalam linked – data driven adalah sebagai berikut: •
Menggunakan URI untuk mengidentifikasikan sesuatu.
•
Menggunakan HTTP URI jadi sesuatu tersebut bisa direferensikan ke dan didereferensikan oleh individu dan agen pengguna.
•
Menyediakan informasi yang berguna tentang “sesuatu” ketika URI tersebut didereferensikan, menggunakan format standar RDF – XML.
•
Meliputi link ke halaman berikutnya, alamat URI yang datanya ditampilkan untuk meningkatkan penemuan untuk informasi yang terkait di web.
31
2.4.1. SPARQL MenurutWordpress (2011), SPARQL
merupakan
bahasa query untuk
mengambil data yang ditulis menggunakan RDF atau XML. Dengan adanya SPARQL, maka masing – masing sumber data bisa terhubung satu dengan lainnya. Di internet, banyak sekali tersedia interface untuk SPARQL. Gambar 2.5. Menunjukkan salah satu interface SPARQL yaitu SNORQL.
Gambar 2.5.Interface SNORQL
Pada dasarnya, SPARQL merupakan query untuk mencocokkan bentuk graph(Perez et. al, 2006, p. 1). Graph tersebut dicocokkan dengan berbagai endpoint dari repository yang dituju untuk mencari kemungkinan dari solusi yang ada. SPARQL dianggap setara dengan bahasa SQL. Hanya saja struktur dari SPARQL lebih sederhana dan gampang untuk diimplementasi.
32
SPARQL memungkinkan pengguna untuk menulis secara global query yang jelas. Sebagai contoh, query berikut akan mengembalikan nama dan email dari setiap orang yang ada di dunia: PREFIX foaf: SELECT ?name ?email WHERE { ?person a foaf:person. ?person foaf:name ?name. ?person foaf:mbox ?email. }
Hasil query bisa berupa bentuk tabel ataupun dalam bentuk RDF – XML. Query dalam bentuk tabel disesuaikan dengan subjek, predikat dan objek. Tabel berikut memperlihatkan contoh hasil query daripada SPARQL.
Tabel 2.2. Contoh Hasil Query SPARQL Dalam Bentuk Tabel x “Alice”
y
z
Dalam hasil tersebut, ada 3 variabel yang dipakai yaitu x, y, dan z. Dimana masing – masing secara terurut mereferensikan “Alice” dan “”. Sedangkan untuk variable z tidak mempunyai hasil. Setiap solusi ditunjukkan dalam bentuk satu baris di dalam suatu tabel. Variabel tidak harus ada referensi nilai yang valid (W3C, 2011). Menurut W3C (2011), SPARQL menspesifikasikan empat variasi query yang berbeda – beda untuk tujuan yang berbeda – beda, yaitu: •
SELECT query Mengembalikan keseluruhan, atau sekumpulan dari, variabel yang diikat di dalam pola dari suatu query.
33
•
CONSTRUCT query Mengembalikan grafik RDF yang dikonstruksi oleh variabel pengganti dalam sekumpulan kerangka triple.
•
ASK query Mengembalikan booleanmenunjukkan apakah pola dari query cocok atau tidak.
•
DESCRIBE query Mengembalikan keseluruhan grafik RDF yang menggambarkan sumber – sumber data yang ditemukan.
2.4.2.
DotNetRDF DotNetRDF merupakan framework dari perangkat lunak Microsoft Visual Studio.NET untuk menyediakan tools yang kuat dan gampang di dalam menggunakan API yang berhubungan dengan RDF. DotNetRDF mendukung beberapa media tempat penyimpanan (database). Pada saat ini, DotNetRDF mendukung beberapa media tempat penyimpanan dibawah ini termasuk database yang bersifat SQL – based dengan SQL Server / MySQL (dotNetRDF, 2011): •
AllegroGraph
•
4store
•
Fuseki
•
Joseki
•
Sesame
•
Stardog
34
•
Talis Platform
•
Virtuoso DotNetRDF juga mendukung query menggunakan SPARQL. Melalui fitur –
fitur yang sudah disediakan dari DotNetRDF, maka hasil query bisa langsung dibangkitkan melalui DotNetRDF, baik itu bisa berupa grafik XML, ataupun hasil dalam bentuk tabel. Pengukuran waktu untuk melakukan suatu query pun bisa dihitung.
2.5.
Service Oriented Architecture (SOA) Menurut Dargombez(2008), Service Oriented Architecture (SOA) merupakan sebuah pendekatan di dalam dunia IT di dalam merancang suatu aplikasi dengan menggunakan kembali komponen – komponen yang sudah ada sebelumnya. SOA saat ini merupakan tren yang sedang dikembangkan oleh beberapa perusahaan manapun di dunia karena kelebihan yang dimiliki. Komponen – komponen yang sudah ada digunakan sebelumnya tersebut akan dipakai sebagai suatu layanan untuk aplikasi yang lain. SOA juga mempunyai sifat loosely coupled, yaitu layanan atau servis dari SOA dapat dipanggil dari mana saja tanpa perlu melihat dimana layanan tersebut berada, sistem operasi apa yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Gambar 2.6.Menunjukkan arsitektur SOA secara umum.
35
Gambar 2.6. Arsitektur SOA Secara Umum(Dargombez, 2008)
Menurut Reitman (2011), SOA sebenarnya merupakan evolusi dari arsitektur berbasis komponen (component – based architecture) dan sistem terdistribusi yang mana keseluruhan fungsionalitasnya dibagi kedalam fungsi – fungsi yang lebih kecil,dengan tiap – tiap fungsi tersebut dienkapsulasi di dalam komponen tersebut. Gambar 2.7. Memperlihatkan contoh bagaimana sebuah aplikasi core banking menyediakan suatu layanan transfer uang. Dengan adanya layanan tersebut maka aplikasi – aplikasi banking lainnya seperti treasury, payment gateway, ATM switching dan sebagainya dapat memanggil dan memakai layanan tersebut.
36
Gambar 2.7.Contoh Aplikasi Core Banking(Dargombez, 2008)
Entitas dari SOA sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Service Oriented Architecture, 2011): •
Service Consumer: merupakan suatu aplikasi, servis atau jenis apapun yang merupakan modul dari aplikasi yang membutuhkan atau yang akan mengkonsumsi servis.
•
Service Provider: merupakan suatu servis yang disediakan oleh aplikasi lainnya dan memproses berbagai macam request yang masuk.
•
Service Registry: merupakan direktori berbasis jaringan ataupun tempat penyimpanan dari servis – servis yang tersedia.
•
Service Contract: merupakan spesifikasi atau panduan bagaimana setiap aplikasi yang akan mengakses servis tersebut akan berinteraksi dengan penyedia servis tersebut.
•
Service Proxy: merupakan penghubung antara service provider dengan service consumer.
37
•
Service Lease: merupakan fungsi yang akan memvalidasi keseluruhan kontrak. Kapan kontrak tersebut akan berakhir dan sampai kapan proses tersebut bisa dipakai. Karakteristik dari SOA terdiri dari dua bagian, yaitu (Dargombez, 2008):
•
Service Interface: menyatakan bagaimana servis tersebut dapat dipanggil seperti pengaturan parameter input / output apa saja yang perlu dipakai dan lokasi keberadaan dari servis tersebut.
•
Service
Implementation:
terkait
dengan
teknologi
pemrograman
yang
digunakan. Meskipun SOA menjanjikan begitu banyak manfaat bagi perusahaan, manfaat tersebut tidak datang begitu saja. Perlu ada penyesuaian tentang organisasi suatu IT dari perusahaan tersebut. Menurut Dargombez (2008), SOA merupakan sebuah solusi yang baik untuk pemodelan sistem di perusahaan atau organisasi besar saat ini dengan kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Dapat menyatukan berbagai platform sistem yang berbeda, seperti J2EE dan .NET. Dengan adanya pendekatan ini, maka sistem tersebut dapat saling berkomunikasi dengan standarisasi pesan, misalnya menggunakan teknologi XML. Sistem tersebut sendiri akan dianggap sebagai service. 2. Tahan terhadap perubahan. Perusahaan atau organisasi besar seringkali melakukan perubahan struktur untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja. Sebagai hasilnya perangkat lunak juga harus menyesuaikan diri dengan peruahan tersebut. Permodelan perangkat lunak dengan SOA akan mengurangi usaha untuk memodifikasi perangkat lunak tersebut karena seluruh logic dari sistem sudah
38
terbagi secara bersih menjadi sekumpulan services, sehingga service tersebut hanya perlu disusun ulang apabila ada penambahan yang baru dan dalam hal ini jelas sangat mengurangi biaya. Menurut Dargombez (2008), pada prinsipnya, untuk dapat menerapkan SOA adalah dimulai dengan membangun sebuah service yang kelak dapat digunakan kembali. Di dalam artikel E – Bizz Asia (2011), sejumlah CIO dan system architect yang telah memanfaatkan SOA dalam praktik rancang bangun peranti lunaknya mengungkapkan ada beberapa langkah yang bisa ditempuh agar SOA bisa sukses diterapkan di perusahaan: •
Pertama, adalah dengan membangun kembali departemen IT. Perusahaan perlu melihat kondisi IT yang bersangkutan sebelum bisa diterapkan di dunia SOA. Pengelola TI mungkin perlu memikirkan ulang bagaimana mengelola pembagian tanggungjawab pengembangan peranti lunak. Pendekatan SOA menitikberatkan kepada komponen – komponen piranti lunak atau services yang bisa digunakan kembali.
•
Kedua, membangun semacam tata kelola SOA atau SOA governance. Hal ini diperlukan untuk mengoordinasikan aktivitas pengembangan services, khususnya yang dilakukan sebuah entitas bisnis yang besar. Sebuah perusahaan dengan ratusan atau bahkan ribuan developer peranti lunak membutuhkan sebuah pendekatan pengembangan (peranti lunak) bersama untuk menjaga konsistensi dan interoperabilitas antar berbagai services. Para pengembang peranti lunak di unit bisnis yang berbeda lokasi perlu mengetahui services apa yang tersedia.
39
•
Ketiga, membuat catalog of services. Yang mana fungsinya hampir menyerupai direktori atau buku YellowPages dimana para pengembang bisa mengetahui services yang sudah ada sehingga duplikasi pun dapat terhindari. Sejumlah vendor peranti lunak sudah merilis solusi-solusi katalog SOA ini ke pasar. Mercury Interactive Corp. misalnya sudah merilis Systinet Registry. Sementara vendorvendor SOA lainnya seperti SOA Software Inc. dan IBM Corp. pun menawarkan solusi service registry, yang memungkinkan para pengembang peranti lunak mempublikasikan services, menyusunnya sesuai kategori dan mencari services yang diinginkan dengan mekanisme pencarian tertentu.
•
Keempat, menguji dan memonitor services. Suatu service mungkin akan digunakan sekaligus oleh beberapa aplikasi. Untuk itu, pengujian mutlak diperlukan. Karena sebuah service bisa digunakan oleh beberapa aplikasi sekaligus, satu perubahan saja atau bug fix di satu service dapat menimbulkan efek beruntun. Cara SOA bekerja dapat dilihat pada gambar berikut.
40
Gambar 2.8. Cara SOA Bekerja (Dargombez, 2011)
SOA melibatkan tiga entitas utama yang mana berkomunikasi satu dengan lainnya, yaitu penyedia layanan, konsumer atau sebagai pihak yang melakukan permintaan layanan, dan suatu direktori dari servis – servis yang tersedia. Penyedia layanan sebagai suatu pihak yang menyediakan layanan akan mempublikasikan layanan tesrebut ke dalam suatu direktori servis yang mana dari direktori tersebut, pihak konsumer dapat melakukan query ke dalam direktori tersebut dan direktori tersebut akan menyediakan informasi sesuai dengan yang diinginkan. Konsumer juga bisa melakukan permintaan layanan langsung ke pihak penyedia layanan melalui suatu kontrak yang telah diikat. Sehingga aplikasi yang bersangkutan bisa menggunakan servis yang bersangkutan.