BAB II LANDASAN TEORI A Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operationyang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan. Dengan arti lain koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Menurut Muhammad Hatta ( 1994 ) : koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan. Secara umum koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masingmasing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang
10
diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan. Dalam undang-undang No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1 Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai
modal
untuk
menjalankan
usaha,
yang
memenuhiaspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Dalam Subandi (2010 : 19 ) menurut H.E Erdman, dalam bukunya
“Passing
Monopoly
as
an
aim
of
cooperative”
mengemukakan bahwa koperasi ialah usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan koperasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan usaha berdasarkan azas kekeluargaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2. Pengertian Koperasi Indonesia 11
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No 17 tahun 2012. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 dikemukakan bahwa : “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan” dan ayat (4) dikemukakan bahwa “perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan”, sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (1) tentang perkoperasian menegaskan bahwa : “Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi”. Berdasarkan kutipan penjelasan pasal 33 UUD 1945 dan pasal 1 ayat (1) tersebut, dapat diketahui bahwa Koperasi di Indonesia dipandang sebagai bentuk badan usaha yang memiliki asas dan prinsip tersendiri, selain itu Koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat untuk membangun sistem perekonomian. Hal ini sesuai dengan tujuan koperasi sebagaimana dikemukakan di dalam pasal 4 UU No 17 tahun 2012 sebagai berikut “koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan, berlandaskan
12
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Dengan tujuan tersebut, Koperasi adalah sebagai salah satu-satunya bentuk badan usaha yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di Indonesia. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 33 ayat (4) UUD 1945. 3. Tujuan Koperasi Dalam UU Perkoperasian No. 17 Tahun 2012 Pasal 4 disebutkan bahwa “Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan”. 4. Prinsip Koperasi Indonesia Menurut Subandi (2010 : 23) prinsip koperasi atau juga disebut sebagai sendi-sendi dasar koperasi ialah pedoman pokok yang menjiwai setiap gerak langkah pengelolaan dan usaha koperasi. Dalam pasal 6 ayat (1) UU No 17 tahun 2012, Koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut: a) keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka; b) pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis; c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;
13
d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen; e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi; f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan g) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota. Dalam pasal 6 ayat (2) dikemukan bahwa : “Prinsip Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha Koperasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendiriannya”. Prinsip Koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja Koperasisebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri Koperasi yangmembedakannya dari badan usaha lainnya. a) Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan siapapun. Sifatkesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota
14
dapatmengundurkan diri dari Koperasinya sesuai dengan syarat yangditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbukamemiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan ataudiskriminasi dalam bentuk apapun. b) Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi dilakukanatas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yangmemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. c) Pembagian Sisa Hasil Usaha kepada anggota dilakukan tidak sematamataberdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam Koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap
Koperasi.Ketentuan
yang
demikian
ini
merupakan
perwujudan nilai kekeluargaandan keadilan. d) Modal
dalam
Koperasi
pada
dasarnya
dipergunakan
untuk
kemanfaatananggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itubalas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota jugaterbatas, dan tidak didasarkan sematamataatas besarnya modal yangdiberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidakmelebihi suku bunga yang berlaku dipasar. e) Kemandirian
mengandung
pengertian
dapat
berdiri
sendiri,
tanpatergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepadapertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang 15
bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggung jawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri. Untuk pengembangan dirinya Koperasi juga melaksanakan dua prinsip Koperasi yang lain yaitu pendidikan perkoperasian dan kerjasamaantar Koperasi, hal tersebut merupakan prinsip Koperasi yang pentingdalam meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan anggota, danmemperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan Koperasi. Kerja samadapat dilakukan antar Koperasi ditingkat lokal, regional, nasional dan internasional. 5. Jenis-jenis Koperasi Dalam Undang-undang perkoperasian No. 17 tahun 2012 pasal 83 sampai 84 disebutkan jenis koperasi dibagi dalam empat bagian yaitu : 1. Koperasi konsumen; 2. Koperasi produsen; 3.
Koperasi jasa; dan
4. Koperasi Simpan Pinjam. Dalam pasal 84 dijelaskan pengertian jenis koperasi tersebut diatas ialah :
16
1) Koperasi konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barangkebutuhan Anggota dan nonAnggota. 2) Koperasi produsen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-Anggota. 3) Koperasi jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukanoleh Anggota dan nonAnggota. Koperasi Simpan Pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani 4) Koperasi Simpan Pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani Anggota
B. Pengertian Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (PRIMKOPTI ) Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia ( PRIMKOPTI ) merupakan sebuah perkumpulan koperasi yang merupakan wadah satu-satunya untuk menghimpun dan menggerakkan daya kreasi dan potensi serta membina produsen pengolah bahan makanan dari kedelai yang terdiri dari pengrajin tempe, tahu dan makanan sejenisnya di seluruh Indonesia. Pengertian KOPTI dari sudut fungsinya: sebagai wadah pemersatu pengrajin, dan memenuhi kepentingan anggotanya dan sebagai pusat pengelola makanan berbahan baku kedelai. 17
C. . Anggota Koperasi 1. Pengertian Anggota Koperasi Anggota Koperasi adalah orang-orang / badan hukum koperasi yang memiliki kepentingan yang sama yaitu sebagai pemilik dan sekaligus pengguna
jasa
Koperasi
itu
sendiri,
berpartisipasi
aktif
untuk
mengembangkan usaha Koperasi dan syarat-syarat lain yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi serta terdaftar dalam buku anggota. Menurut UU No 17 Tahun 2012 Pasal 26 “Anggota Koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi. Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar Anggota.Keanggotaan Koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bisa dan mampu menggunakan jasa Koperasi dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan”. Yang dapat menjadi anggota Koperasi adalah setiap warga negara Indonesia yang: a. Mampu melakukan tindakan hukum b. Menerima landasan idiil, azas-azas maupun sendi dasar Koperasi c. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan Koperasi yang lain. 2. Keanggotaan Koperasi
18
Keanggotaan koperasi terdiri dari 4 macam, yaitu sebagai berikut: a. Anggota Penuh Anggota penuh adalah anggota yang mempunyai hak suara, artinya telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan sesuai yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah membubuhkan tandatangannya dalam buku daftar anggota. b. Calon Anggota Calon anggota adalah orang-orang atau koperasi yang belum atau telah melunasi pembayaran simpanan pokok, secara formal belum sepenuhnya melengkapi persyaratan administrasi sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar sehingga bisa diterima sebagai anggota penuh. Memiliki hak bicara tetapi tidak memiliki hak memilih dan dipilih untuk menjadi pengurus maupun pengawas. Memperoleh pelayanan yang sama dari koperasi. Calon anggota koperasi mempunyai kewajiban membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang diputuskan rapat anggota, berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi, menaati ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan rapat anggota dan ketentuan lain yang berlaku, memelihara nama baik dan kebersamaan dalam koperasi.Ketentuan tentang calon anggota koperasi harus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
19
c. Anggota Yang Dilayani Anggota yang dilayani adalah warga masyarakat yang mendapatkan pelayanan secara teratur dari koperasi dan potensi menjadi anggota koperasi, namun belum mengajukan permohonan sebagai anggota koperasi. d. Anggota Luar Biasa Seseorang dapat menjadi anggota koperasi luar biasa dari suatu koperasi bila mana yang bersangkutan adalah warga negara yang mampu melakukan tindakan hukum tetapi belum sepenuhnya dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Selain itu warga negara asing yang telah memiliki Kartu Ijin Menetap (KIM) yang ingin mendapatkan pelayanan dalam koperasi namun tidak mempunyai persyaratan untuk menjadi anggota dapat menjadi anggota luar biasa. Anggota luar biasa mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak memilih dan dipilih untuk menjadi pengurus dan pengawas. Anggota luar biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan keputusan rapat anggota.Ketentuan mengenai anggota luar biasa harus dicantumkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. 20
3. Hak Dan Kewajiban Anggota Koperasi Hak dan kewajiban bagi semua anggota koperasi adalah sama tidak ada prioritas diantara para anggota, tidak ada yang didahulukan baik sebagai anggota ataupun sebagai pengawas semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Kewajiban anggota koperasi sesuai dengan UU No 17 tahun 2012 pasal 29 adalah sebagai berikut: 1. mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan keputusan Rapat Anggota; 2. berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi; dan 3. mengembangkan dan memelihara nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Hak anggota koperasi sesuai dengan UU No 17 tahun 2012 pasal 30 adalah sebagai berikut: 1) menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota; 2) mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta atau tidak; 3) memilih dan/atau dipilih menjadi Pengawas atau Pengurus; 4) meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar; 5) memanfaatkan jasa yang disediakan oleh Koperasi; 6) mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar; dan 7) mendapatkan Selisih Hasil Usaha Koperasi dan kekayaan sisa hasil penyelesaian Koperasi. D. Modal Koperasi
21
1. Pengertian Modal Modal merupakan salah satu faktor produksi yang memegang paranan penting bagi perusahaan untuk menjalankan usahanya. Modal merupakan bagian yang harus dimiliki oleh perusahaan. Modal yang dimiliki perusahaan berbeda-beda tergantung dari jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (1998 : 10) “Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal”. Menurut Drs. Moekijat ( 2000 : 63 )“Ada banyak perumusan yang berlainan mengenai modal, biasanya modal dianggap terdiri dari uang tunai , kredit, hak membuat dan menjual sesuatu (paten), mesinmesin dan gedung-gedung. Akan tetapi sering istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan hak milik total yang terdiri atas jumlah yang ditanam, surplus dan keuntungan-keuntungan yang tidak dibagi.” Menurut Prof. Bakker pengertian modal diartikan baik berupa berupa barang-barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan perusahaan yang terdapat dineraca sebelah debit, maupun
22
berupa berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa modal ialah segala sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dapat di gunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan yang tidak dibagikan. 2. Pengertian Modal Koperasi Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya Koperasi memerlukan modal. Adapun modal Koperasi terdiri atas Modal Sendiri dan Modal Pinjaman. Menurut Riyanto (2001:227-240) ada 2 (dua) macam modal yaitu modal sendiri dan modal asing. Yang dimaksud modal Sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta). Dan yang dimaksud dengan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan merupakan utang yang harus dibayar kembali. Yang dimaksud dengan modal Sendiri adalah modal yang menangung risiko atau disebut modal ekuiti. Apabila dalam suatu tahun buku, Koperasi menderita kerugian maka yang harus menanggung kerugian tersebut adalah komponen Modal Sendiri.
23
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Martono dan D. Agus Harsito bahwa “modal sendiri adalah modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan maupun laba yang tidak dibagi”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa modal sendiri berasal dari perusahaan. Modal sendiri dalam koperasi diperoleh dari anggota sebagai pemilik perusahaan berupa simpanan yang disetorkan kepada koperasi, seperti simpanan pokok dan simpanan wajib, selain itu dapat pula berasal dari dana hibah atau modal sumbangan serta cadangan. Modal sendiri koperasi bersumber dari : 1) Dari anggota-anggotanya sendiri, berupa simpanansimpanan (Simpanan pokok dan simpanan wajib )
Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan dalam anggran dasar jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota. Simpanan poko ini tidak boleh diambil selama menjadi anggota.
24
Oleh sebab itu modal sendiri perlu di tambah dengan simpanan wajib.
Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanann wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang sudah ditentukan dalam anggaran dasar, agar modal koperasi tidak goncang.
2) Dari sisa hasil usaha koperasi, yaitu bagian yang dimasukkan cadangan Modal dari sisa hasil usaha, diperoleh sebagai berikut : setiap tahun setelah diadakan perhitungan rugi laba akan diketahui berapa sisa hasil usaha ( keuntungan bersih ). Menurut anggaran dasar sekurangkurangnya 25% dari sisa hasil usaha harus disisihkan dan dimasukkan kedalam cadangan, maksudnya untuk menutup kerugian bila hal itu terjadi. Dalam kenyataan, uang cadangan hampir tidak pernah digunakan untuk menutup kerugian, oleh karenanya dapat digunakan sebagai modal. 3) Dana dari luar, Misalnya Pinjaman
25
Modal pinjaman adalah modal dari luar. Pinjaman pada umumnya diperoleh dari bank, tetapi dapat juga dari pihak luar lainnya. Pada dasarnya modal pinjaman dari luar perlu dijalankan kalau modal sendiri belum mencukupi. Namun demikian modal utama koperasi berasal dari para anggotanya dalam bentuk simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini berkaitan dengan beberapa alasan yaitu :
a.
Alasan Kepemilikan Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi beserta usahanya. Anggota yang memodali usahanya sendiri akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap keberhasilan usaha tersebut.
b.
Alasan Ekonomi modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah, karena tidak dikenakan persyaratan bunga.
c.
Alasan Resiko Modal sendiri / anggota juga mengandung resiko yang lebih kecil dibanding dengan modal dari luar khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar.
26
3. Modal Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Handayani Salatiga Modal Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Handayani Salatiga di peroleh dengan : a) Membuka akses terhadap lembaga keuangan b) Pemupukan modal sendiri melalui anggota c) Menyiapkan aset-aset Primkopti “Handayani” yang layak jamin d) Mencari permodalan dari pihak lain ( Bank dan Non Bank)
E. Kredit 1. Pengertian kredit Dalam kehidupan hari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi masyarakat kita. Munculnya kredit disebabkan karena adanya kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan selalu meningkat. Sehingga kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan sangat terbatas. Kredit berasal dari istilah “Credere” yang berasal dari bahasa yunani yaitu kepercayaan atau “Creditum”yang berasal dari bahasa latin bearti kepercayaan akan kebenaran. Demikian pengertian dasar dari kredit adalah “kepercayaan bahwa seseorang yang memerlukan
27
kredit berupa pinjaman baik dalam bentuk uang maupun barang, pada masa yang akan datang untuk memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan terlebih dahulu. Atas dasar kepercayaan tersebut, pihak yang memerlukan kredit/pinjaman akan menerima uang atau barang dari pemberi kredit / pinjaman. Selanjutnya orang yang memerlukan pinjaman tersebut akan mengembalikan kredit atau pinjamannya kepada
pemberi
kredit/pinjaman
sesuai
dengan
syarat-syarat
pengembalian yang telah disepakati bersama. Pengertian kredit dalam penelitian ini adalah suatu pemberian prestasi oleh suau pihak dengan pihak lain dan presasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu. Pengertian kredit tersebut terdapat unsur pokok kredit yaitu : 1.
Kepercayaan Pada dasarnya pinjaman (kredit) mengandung pengertian kepercayaan. Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai pemberian kepercayaan oleh pemberi kredit kepada pihak yang menerima kredit.
2. Waktu Masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
28
Prestasi merupakan penyediaan barang, jasa / uang yang dipinjamkan oleh kreditur kepada debitur. Sedangkan kontra prestasi menunjuk pada barang, jasa, atau uang yang diperlukan kembali oleh debitur kepada kreditur. 3. Degree of risk Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi tingkat resikonya, karena sejauh kemampuan manusia unuk menerobos hari kedepan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidak tentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Adanya unsur resiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit. 4.
Prestasi Objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksitransaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek keuangan.
2. Tujuan Kredit
29
Tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan sekecil - kecilnya untuk memperoleh manfaat (keuntungan) yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya. Faktor kemampuan dan kemauan tersebut, tersimpan unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan (profability) dari suatu kredit. Kedua unsur tersebut saling berkaitan. Keamanan atau safety yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya, sehingga keuntungan / profabilty itu dapat menjadi kenyataan. Keuntungan atau profabilty merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Pancasila adalah sebagai dasar dari falsafah Negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan melainkan disesuaikan dengan tujuan Negara yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. 3. Prinsip – Prinsip Perkreditan Dalam pemberian kredit dikenal dengan adanya prinsip-prinsip perkreditan yang disebut dengan istihah 5C, yang meliputi :
30
1.
Character (watak atau kepribadian) Merupakan data tentang kepribadian dari calon debitur seperti
sifat - sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Kegunaan dari penilaian tesebut untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad / kemauan calon calon debitur untuk memenuhi kewajibannya (wilingness to pay) sesuai dengan janji yang telah ditetapkan. 2. Capacity (kemampuan ) Capacity dalam hal ini merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban - kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari Bank. Jadi jelaslah maksud penilaian dari terhadap capacity ini untuk menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasinya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 3.
Capital (modal) Berguna untuk mengetahui dana atau modal yang dimiliki
calon debitur. Hal ini tampak kontradiktif dengan tujuan kredit yang brfungsi sebagai penyedia dana. 4.
Collateral
31
Barang - barang jaminan yang diserahkan oleh debitur (peminjam) sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. 5.
Condition of economy (kondisi ekonomi) Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan
lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat atau kurun waktu tertentu. F. Sisa Hasil Usaha ( SHU ) Secara kompleks arti dari Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue) dengan biaya biaya atau biaya total (Total Cost) dalam satu tahun waktu (Arifin Sitio dan Halomoan Tambah, 2001 : 87). SHU setelah di kurangi dengan dana cadangan lalu di bagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing anggota,dan di gunakan untuk pendidikan pengkoperasian. Semakin besar transaksi,maka semakin besar SHU yang di terima.Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Menurut UU No. 17 tahun 2012 pasal 78 ayat (1) menjelaskan bahwa “mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Anggota, Surplus Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu untuk Dana Cadangan dan sisanya digunakan seluruhnya atau sebagian untuk: Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-masing Anggota dengan 32
Koperasi; Anggota sebanding dengan Sertifikat Modal Koperasi yang dimiliki; pembayaran bonus kepada Pengawas, Pengurus, dan karyawan Koperasi; pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan Koperasi dan kewajiban lainnya; dan/atau penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran”. Ayat (2) menjelaskan bahwa “Koperasi dilarang membagikan kepada Anggota Surplus Hasil Usaha yang berasal dari transaksi dengan non-Anggota”.Menurut pasal (3), “Surplus Hasil Usaha yang berasal dari non-Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan untuk mengembangkan usaha Koperasi dan meningkatkan pelayanan kepada Anggota”. Pasal 79 menjelaskan tentang Defisit Hasil Usaha. Ayat (1) menjelaskan bahwa : “dalam hal terdapat Defisit Hasil Usaha, Koperasi dapat menggunakan Dana Cadangan”. “Penggunaan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan Rapat Anggota”. Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup Defisit Hasil Usaha, defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja Koperasi pada tahun berikutnya. Pasal 80 menyatakan bahwa : “dalam hal terdapat Defisit Hasil Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam, Anggota wajib menyetor tambahan Sertifikat Modal Koperasi”. Suatu kebiasaan dalam koperasi, bahwa sisa hasil usaha yang diperoleh dalam tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga. Keharusan pembagian sisa hasil usaha tersebut
juga
dinyatakan
dalam
Undang-Undang
perkoperasian.
Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut diantaranya untuk
33
anggota, dana pendidikan dan untuk koperasi sendiri. Jumlah yang menjadi hak Koperasi diakui sebagai cadangan. Pembagian sisa hasil usaha harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan pembagian belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. 1. Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU ) Sisa hasil usaha pada dasarnya adalah jumlah dari kelebihan atau kekurangan yang harus dikembalikan kepada anggota-anggota yang mengadakan transaksi dengan Koperasi (Kartasapoetra, dkk, 2007:171). Pembagian sisa hasil usaha dibicarakan atau diputuskan dalam rapat anggota kemudian ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi sebelum dibagikan kepada anggota sesuai dengan hak anggota tersebut, Sisa hasil usaha bersumber dari : 1.
Dari usaha atau bisnis yang diselenggarakan dengan anggota.
2.
Dari usaha atau bisnis yang diselenggarakan dengan bukan anggota.
34
Dari kedua sumber tersebut, maka sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota hanyalah Sisa Hasil Usaha yang memang berasal dari usaha atau bisnis dengan anggota koperasi. Sisa hasil usaha yang bersumber dari usaha yang bukan berasal dari anggota dimasukkan ke dalam cadangan untuk modal koperasi atau untuk keperluan lainnya.Sisa hasil usaha koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu: 1. Sisa hasil usaha atas jasa modal Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilikataupun investor, karena jasa atas modalnya. 2. Sisa hasil usaha atas jasa usaha Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagaipemakai atau pelanggan. Pembagian sisa hasil usaha koperasi diatur sebagai berikut: (Anoraga dan Widiyanti, 2007: 87-88) 1. Sisa
Hasil
Usaha
yang
berasal
dari
usaha
yang
diselenggarakan untuk anggota, dibagikan untuk: a) Cadangan Koperasi b) Para anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masingmasing c) Dana Pengurus 35
d) Dana Pegawai/ karyawan e) Dana Pendidikan Koperasi f) Dana Sosial g) Dana Pembangunan Daerah 2. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untukbukan anggota, dibagikan untuk: a) Cadangan Koperasi b) Dana Pengurus c) Dana Pegawai/ karyawan d) Dana Pendidikan Koperasi e) Dana Sosial f) Dana Pembangunan Daerah Cara penggunaan Sisa Hasil Usaha tersebut, kecuali cadangan,
diatur
dalam
Anggaran
Dasar
dengan
mengutamakan kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal Koperasi bila diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota walaupun di waktu pembubaran. Penggunaan dana sosial diatur oleh rapat anggota dan dapatdiberikan antara lain pada fakir miskin, yatim piatu, atau usaha usaha sosial lainnya. Penggunaan Dana Pembangunan
36
Daerah seyogyanya dilakukansetelah mengadakan konsultasi dengan pihak pemerintah daerah setempat. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari penjualan barang kepada para anggota masyarakat bukan anggota, sebagian besar atau ( 50 % ) akan digunakan untuk kepentingan masyarakat / pembangunan daerah uang cadangan ( lebih kurang 25% dari sisa hasil usaha ) merupakan kekayaan koperasi yang tidak boleh dibagikan kepada anggota, sebab dapat dipakai untuk : a.
Menutup kerugian apabila ternyata koperasi pada suatu putaran usaha menderita kerugian;
b.
Memperkuat modal atau memperluas usaha;
c.
Ikut serta kepada koperasi lain; misalnya simapanan pada pusat koperasi.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Menurut Tri Ruli Yanti (2005) faktor yang mempengaruhi SHU adalah: Faktor dari dalam yaitu : 1. Partisipasi Anggota Anggota Koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan Koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka Koperasi tidak akan berjalan lancar. 37
2. Jumlah Modal Sendiri Sisa hasil usaha anggota yang diperoleh sebagian dari Modal Sendiri yaitu dari Simpanan Wajib, Simpanan Pokok, dana cadangan dan hibah. 3. Kinerja Pengurus Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta Undang-Undang perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan baik. 4. Jumlah unit usaha yang dimiliki Setiap Koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha. 5. Kinerja Manajer Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan Koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal yang bersifat intern.
6. Kinerja Karyawan
38
Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam mengelola Koperasi. Faktor dari luar yaitu : 1. Modal pinjaman dari luar Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian. 2. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi 3. Pemerintah Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah. G. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir menurut Purwanto (2007:81) adalah argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban yang bersifat sementara dengan masalah yang diajukan. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Kerangka befikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
39
Setiap kegiatan usaha bertujuan untuk mendapatkan laba pasti memerlukan modal. Modal tersebut merupakan sumber pembiayaan untuk kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk dalam kegiatan
simpan pinjam
pinjaman kepada bukan anggota
sangat memerlukan modal dan sangat banyak memberikan keuntungan bagi koperasi karena bunga bagi para peminjam yang bukan anggota koperasi berbeda dengan anggota koperasi yakni lebih banyak kepada yang non anggota koperasi Karena itu, modal merupakan satu masalah yang paling penting di dalam menjalankan suatu usaha demikian halnya bagi koperasi. Tersedianya modal yang cukup, akan sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan besarnya volume usaha, modal yang di kumpulkan oleh anggota koperasi dapat dipinjamkan kepada anggota maupun yang bukan anggota koperasi sehingga apabila modal yang berasal dari anggota di pinjamkan maka laba atau sisa hasil usaha yang di dapat dari bunga baik anggota amupun bukan anggota sangat banyak memberikan keuntungan, demikian sebaliknya kurangnya modal bisa menghambat kelancaran kegiatan usaha koperasi . Dengan cara menjaga kelancaran kegiatan usaha, diharapkan kegiatan usaha akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan perolehan Sisa hasil usaha koperasi. Hal ini berarti semakin besar modal sendiri dan semakin banyak kredit yang 40
diberikan koperasi baik kepada anggota maupun non anggota koperasi maka akan semakin besar pula sisa hasil usaha
yang diperoleh
koperasi. Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan usaha tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun modal. Modal koperasi diutamakan berasal dari anggota. Modal anggota tersebut bersumber dari Simpanan Pokok da Simpanan Wajib. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib akan semakin besar jumlahnya apabila ada penambahan anggota, berarti modal koperasi menjadi semakin banyak. Akan tetapi, apabila ada anggota yang keluar karena merasa tidak sesuai lagi dengan anggaran dasar koperasi
, maka
simpanan anggota yang akan keluar tersebut dapat diambil kembali yang mengakibatkan modal koperasi berkurang. Karena itu pengurus dituntut untuk bekerja lebih keras agar tidak ada anggota yang keluar, sehingga modal yang berasal dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak mengalami penurunan. Karena hal tersebut berhubungan dengan perolehan sisa hasil usaha koperasi, untuk meningkatkan perolehan sisa hasil usaha tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun oleh Koperasi.
41
X1 Modal Sendiri
Y Perolehan SHU
X2 Kredit Non Anggota
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian Keterangan : X1
= Modal Sendiri
X2
= Kredit Non Anggota
Y
= Perolehan Sisa Hasil Usaha = Menggambarkan Hubungan Antara Variabel X1, X2 dan Y
H.
Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2010 : 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian
telah
dinyatakan
dalam
bentuk
kalimat
pertanyaan. Hipotesis tersebut akan diuji menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan diketahui kebenarannya secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah dibuat, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut
42
1.
Terdapat hubungan yang signifikan antara modal sendiri dengan perolehan sisa hasil usaha di Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011.
2.
Terdapat hubungan yang signifikan antara kredit non anggota dengan perolehan sisa hasil usaha di Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011.
3.
Terdapat hubungan yang signifikan antara modal sendiri, kredit non anggota dengan perolehan sisa hasil usaha di Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011.
43