BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Menurut Aang Ridwan (Ridwan, 2013:186) mengatakan bahwa “kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”, communico, communication “atau communicare yang berarti “ membuat sama” (to make common).” Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna, atau pesan yang dianut secara sama. Adapun para ahli yang memberikan pengertian mengenai komunikasi, antara lain: 1. Menurut
Everett
M.
Rogers
(Ridwan,
2013:187),
“komunikasi adalah proses pengalihan suatu ide dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud mengubah tingkah laku mereka.” 2. Menurut Hovland, Janis & Kelley (Ardianto & Q-Anees, 2011:18), “komunikasi adalah suatu proses dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens).” Dari kedua pengertian menurut para ahli, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses pengalihan suatu ide dari komunikator kepada komunikan untuk menyampaikan pesan 8
9
dengan menggunakan saluran-saluran yang dapat berguna untuk mengubah tingkah laku mereka.
2.1.1.2 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi menurut Aang Ridwan (Ridwan, 2013:109) sebagai berikut : 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society)
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut Aang Ridwan
(Ridwan, 2013:110)
sebagai berikut : 1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)
2.1.1.4 Bentuk Komunikasi Menurut Deddy Mulyana (Ridwan, 2013:188) mengatakan bahwa ada beberapa bentuk komunikasi berdasarkan tingkatannya, dari komunikasi yang melibatkan banyak jumlah peserta komunikasi sampai yang melibatkan paling sedikit jumlah komunikasi. Bentuk komunikasi tersebut adalah :
10
1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari atau tidak. Seseorang biasanya berkomunikasi dengan dirinya sendiri, tetapi sering tidak disadari. Keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi bergantung pada efektifitas berkomunikasi dengan dirinya sendiri. 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi secara langsung baik verbal maupun nonverbal. 3. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. 4. Komunikasi Publik Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang banyak (khalayak), yang tidak dapat dikenali satu per satu. Komunikasi publik sering bertujuan untuk memberikan
penerangan,
penghormatan, atau membujuk.
menghibur,
memberikan
11
5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam organisasi, bersifat formal dan informal, berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. 6. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, ditujukan kepada sejumblah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khusus media elektronik) Di dalam perusahaan RCTI khususnya divisi Marketing Communication
bagian Publicity yang bertanggungjawab
terhadap program X Factor Indonesia, bentuk komunikasi yang digunakan adalah Komunikasi Antarpribadi dimana setiap karyawan saling berkomunikasi secara langsung dan saling tatap muka untuk membicarakan mengenai program X Factor Indonesia, Komunikasi Organisasi dimana komunikasi yang dilakukan pada setiap bagian yang bertanggung jawab dalam program X Factor Indonesia bukan hanya pada divisi Marketing Communication melainnya semua divisi yang terdapat di RCTI, dan Komunikasi Massa dimana PR RCTI menjalin hubungan dan saling berkomunikasi dengan media guna tercapainya kegiatan publikasi dan juga informasi yang ingin disampaikan dapat sesuai dengan target sasaran (publik).
12
2.1.2 Public Relations 2.1.2.1 Pengertian Public Relations Menurut Scott M Cutlip, Allen H.Center dan Glen M.Broom (Nurjaman & Umam, 2012:107) menyatakan bahwa: “Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.” (Public Relations is the management function which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest, and plans and executes and programof action to earn public understanding and acceptance) Menurut Jeffkins (Kriyantono, 2008:6) mengatakan bahwa “Public Relations sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik.” (Public Relations is a system of communication to create a good-will) Dimana dari kedua pendapat mengenai public relations maka dapat dilihat posisi public relations dalam perusahaan cukup penting, karena dengan adanya public relations dapat digunakan sebagai jembatan antara perusahaan dengan khalayak guna tercapainya tujuan yang diinginkan oleh
13
perusahaan dan juga dapat menciptakan niat baik, pengertian dan dukungan publik.
2.1.2.2 Tujuan Public Relations Menurut Rosady Ruslan (Nurjaman &
Umam,
2012:113), tujuan public relations sebagai berikut: 1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. 2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. 3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations. 4. Efektif dalam
membangun pengenalan merek dan
pengetahuan merek. 5. Mendukung bauran pemasaran.
2.1.2.3 Fungsi Public Relations Menurut Maria (Nurjaman & Umam, 2012:114-115), fungsi dari public relations sebagai berikut : 1. Kegiatan yang bertujuan mendapatkan itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
14
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan perusahaan atau organisasi. 4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atrau perusahaan yang bersangkutan.
2.1.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations Menurut Rachmat Kriyantono (2008:23-24), secara sederhana pekerjaan yang biasa dilakukan public relations antara lain: 1. Publication & Publicity, yaitu: mengenalkan perusahaan kepada publik. 2. Events, yaitu: mengorganisasikan event atau sebagai upaya dalam membentuk citra. 3. News, yaitu: menghasilkan produk-produk tulisan yang sifatnya menyebarkan informasi kepada publik, seperti newsletter, press release, berita, dan lain-lain. 4. Community Involvment, yaitu: public relations mesti membuat
program-program
yang
ditujukan
untuk
menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya dan dapat memosisikan perusahaan sebagai bagian dari komunitas.
15
5. Identity Media, yaitu: pekerjaan public relations dalam membina
hubungan
dengan
media
(pers)
untuk
mendapatkan publisitas. 6. Lobbying, yaitu: public relations melakukan upaya persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. 7. Social investment, yaitu: pekerjaan public relations untuk membuat
program-program
yang
bermanfaat
bagi
kepentingan dan kesejahteraan sosial.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Electronic Public Relations (E-PR) 2.2.1.1 Pengertian Electronic Public Relations (E-PR) Public Relations merupakan bagian yang memiliki peran yang cukup penting didalam perusahaan. Hal ini dilihat dari kegunaan Public Relations dalam melakukan kegiatannya di perusahaan, dan untuk melakukan kegiatan Public Relations banyak perusahaan melihat bagaimana internet difungsikan melalui pendekatan Public Relations. Dalam buku Cyber Public Relations dikatakan bahwa penggunaan media internet, Public Relations dapat memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan saudaranya di “dunia fisik”. Oleh karena setiap aspek aktivitas online suatu perusahaan sebenarnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hubungannya dengan publik, informasi dan komunikasi harus dapat diupayakan dengan upaya yang maksimal. Melalui media internet inilah terbentuk
16
suatu tren baru dalam penyebutan PR yaitu Cyber Public Relations atau Electronic Public Relations dan dapat disingkat menjadi E-PR. Menurut Bob Julius Onggo
(2004:1) mengatakan,
Electronic Public Relations adalah inisiatif public relations yang
menggunakan
media
internet
sebagai
sarana
publisitasnya. Jika diuraikan E-PR dikatakan sebagai berikut : a. E adalah Electronic “E” didalam E-PR adalah sama halnya dengan “E” sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para pelaku PR untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust). b. P adalah Public “Public” disini mengacu bukan hanya pada public, namun pasar konsumen. Public juga tidak mengacu pada satu jenis pasar konsumen, namun pada berbagai pasar atau publik audiens. Media internet bisa memudahkan kita untuk menjangkau mereka dengan lebih cepat atau memudahkan mereka untuk menjangkau kita. c. R adalah Relations “Relations” merupakan hubungan yang harus di pupuk antara pasar dan bisnis Anda. Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil. Menariknya, melalui
17
media internet hubungan yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena sifat internet yang
interaktif.
Hal
ini
berbeda
dengan
public
convensional. Dalam publik konvensional kita harus menjangkau mereka dengan sifat one-to-many. Itulah sebabnya internet merupakan media yang paling ampuh dan cepat serta luas hingga saat ini. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa E-PR dapat digunakan untuk membangun hubungan yang ampuh antara bisnis di suatu perusahaan dan publik audiens dengan menggunakan media internet, karena itulah kunci kesuksesan dalam menggunakan internet.
2..2.1.2 Manfaat E-PR PR melalui media internet memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan PR di dunia fisik. PR offline akan bergantung pada perantara dalam melakukan publisitias yaitu reporter atau wartawan untuk disampaikan ke audiens dalam membangun suatu citra. Menurut Bob Julius Onggo (2012:5), manfaat E-PR antara lain : a. Komunikasi Konstan Internet bagaikan satpam yang tidak pernah tidur dengan potensi target publik di seluruh dunia.
18
b. Respon yang cepat Internet memungkinkan PR merespon secara cepat atas semua permasalahan dan pertanyaan dari audiens. c. Pasar Global Internet telah menutup jurang pemisah geografis apabila terhubung dengan ke dunia online. Dengan menggunakan media internet, semua orang di seluruh dunia dapat terhubung satu sama lain. d. Interaktif Interaktif
internet membuat PR
dapat
memperoleh
feedback dari audiens atau pengunjung web. Dengan demikian, PR dapat mengetahui apa yang diinginkan audiens tanpa harus menebak-nebak. e. Komunikasi dua arah Komunikasi antara organisasi dan publik merupakan tujuan utama aktivitas E-PR karena aktivitas ini akan membantu PR dalam membangun hubungan yang kuat dan saling bermanfaat yang tidak dapat dilakukan oleh media offline. f. Hemat E-PR dapat membuat organisasi menjadi lebih hemat mengingat E-PR tidak membutuhkan biaya cetak. Semakin murahnya biaya internet akan membuat biaya E-PR menjadi semakin terjangkau.
19
2.2.1.3 Strategi E-PR Menurut Bob Julius Onggo (2004) strategi E-PR meliputi: 1. Website Perusahaan Website resmi (Official Site) merupakan website yang dibangun sendiri oleh perusahaan dan disesuaikan dengan kebutuhan publikasi atas informasi perusahaan. Dengan adanya website resmi ini, perusahaan dapat menyajikan segala informasi yang terkait dengan perusahaan secara keseluruhan, baik berupa profil perusahaan, katalog produk/jasa,
berita
terkini,
dan
lain-lain.
Sehingga
kesadaran konsumen terhadap perusahaan/merek dari perusahaan dapat meningkat.
2. Publisitas Situs Pencari (Google/ Yahoo) Search Engine ( media pencari ) adalah perangkat yang paling umum digunakan oleh para PR, seorang E-PR dalam hubungannya untuk membangun dan mempertahankan merek yang ada di dalam perusahaan. Terdapat berbagai macam search engine yang dapat diakses oleh masyarakat, salah satunya yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah Google/Yahoo.
20
3. Press Release Online Press Release atau siaran pers merupakan media yang banyak digunakan dalam kegiatan PR karena dengan menggunakan press release PR dapat menyebarkan berita. Dimana saat press release online disebarkan di media online dapat dengan langsung mengirimkan via e-mail kepada e-mail perusahaan atau menampilkan langsung di website corporate tersebut.
4. Autoresponder pada e-mail Autoresponder merupakan suatu perangkat dari E-PR yang berfungsi sebagai sarana publikasi. Dimana autoresponder adalah suatu program penjawab e-mail secara otomatis dan cepat. Program ini meringankan tugas E-PR dalam menjawab pertanyaan yang berulang-ulang tanpa harus selalu di depan komputer. Sehingga brand atau citra dari perusahaan akan baik di mata masyarakat.
5. Kartu nama elektronik pada e-mail Kartu nama elektronik yaitu kartu nama yang diterima di seluruh dunia (business card/signature file). Tukar menukar kartu nama merupakan alat identitas untuk mengenalkan merek perusahaan kepada publik, dan Public Relations dapat memasukkan kartu nama elektronik di
21
bagian
akhir
e-mail
saat
sedang
mengirimkan
pesan/informasi melalui e-mail.
6. E-Newsletter E-Newsletter merupakan majalah atau publikasi online dimana e-newsletter ini dapat memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita terbaru tentang perusahaan/brand tanpa perlu pergi ke website perusahaan tersebut.
7. Mailing list/ Forum pada website perusahaan Publisitas E-PR dalam membangun dan meningkatkan citra dan brand di mata konsumen dan non konsumennya adalah dengan mengirim e-mail dengan menggunakan bahasa dan struktur yang benar atau membuat publikasi melalui forum yang terdapat pada website perusahaan.
8. Forum Publisitas E-PR dalam meningkatkan citra dan brand melalui komunitas online atau di sebut online forum, newsgroup, webrings, atau discussions group merupakan kumpulan orang-orang yang berkomunikasi di suatu situs atau di forward melalui e-mail sehingga dapat terjadi diskusi tanpa perlu masuk ke suatu web tertentu. E-PR dapat mengidentifikasi pesaing, tren terbaru, tips dan info dari para ahli dan meriset pasar sebagai masukan untuk
22
bagian pemasaran. Dalam forum ini juga termasuk jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog dimana perusahaan membuat akun tersebut untuk meningkatkan citra dan brand perusahaan tersebut. Dari banyaknya strategi E-PR yang dilakukan untuk membangun dan meningkatkan citra perusahaan, penulis memilih untuk menggunakan beberapa strategi sebagai bahan penelitian, antara lain : Website perusahaan, ENewslatter, Publisitas Situs Pencari (Google/Yahoo), dan Forum (khususnya pada jejaring sosial yaitu: Facebook dan Twitter) karena strategi tersebut digunakan sebagai strategi untuk membangun citra program X Factor Indonesia agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
2.2.2 Citra 2.2.2.1 Pengertian Citra Menurut
Frank
Jeffkins
(Nova,
2011:298)
menyimpulkan bahwa “citra secara umum diartikan sebagai kesan seseorang/individu tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.“ Menurut Kotler (Prihastiti & Kusumastuti, 2012:118) mengungkapkan
bahwa
“citra
merupakan
seperangkat
keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek.”
23
Dari kedua pendapat menurut para ahli tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa citra merupakan kesan, keyakinan dan ide yang muncul terhadap suatu obyek sesuai dengan hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Citra yang dihasilkan oleh setiap individu berbeda, sesuai dengan apa yang telah mereka alami dan rasakan terhadap suatu obyek.
2.2.2.2 Jenis Citra Ada beberapa jenis citra (image), menurut Frank Jeffkins yang disempurnakan oleh Daniel Yadin (2003:20) jenis-jenis citra antara lain : 1. Citra Bayangan ( Mirror Image ) Citra ini melekat pada orang atau anggota yang berada didalam organisasi, biasanya orang-orang tersebut adalah pimpinan dari organisasi. Dengan kata lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi karena akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi tersebut mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Namun, melalui penelitian yang mendalam mengenai citra akan segera terungkap bahwa citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.
24
2. Citra yang Berlaku ( Current Image ) Dalam citra yang berlaku merupakan kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ( current image ) adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas. Biasanya citra ini cendung negatif, citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak atau sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. Tidak mengherankan jika citra bayangan bisa sangat berbeda dengan citra yang berlaku dan hal ini seringkali tidak disadari oleh manajemen di banyak organisasi. Oleh karena itu, salah satu tugas public relations officer (PRO)
adalah
menginterpretasikan sikap-sikap pihak luar kepada pihak manajemen yang mungkin saja keliru menebak pandangan khalayak tersebut.
3. Citra yang Diharapkan ( Wish Image ) Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya, biasanya citra yang
25
diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun secara umum, citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4. Citra Perusahaan ( Coorporate Image ) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.
5. Citra Majemuk ( Multiple Image ) Dalam sebuah perusahaan banyaknya jumlah pegawai, cabang dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki dari suatu perusahaan sama dengan banyaknya karyawan didalam perusahaan tersebut. Dalam menegakkan citra perusahaan biasanya dapat dilakukan hal-hal seperti mewajibkan karyawan untuk
26
mengenakan seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas, simbol, lencana, pelatihan karyawan, bangunan, desain interior dan lain-lain. Hal itu dilakukan untuk membedakan perusahaan satu dengan perusahaan lainnya sekaligus menjadi citra yang khas dari perusahaan.
6. Citra yang Baik dan yang Buruk Citra PR yang ideal adalah kesan yang baik yaitu bekerja berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Sehingga citra tidak dapat dipoles agar menjadi lebih indah, karena apabila dilakukan hal itu dapat mengacaukan. Suatu citra yang lebih baik sebenarnya dapat dimunculkan kapan saja, termasuk pada saat tengah terjadi musibah atau sesuatu yang
buruk.
Cara
yang
dapat
dilakukan
dengan
mengatakan secara jujur dan sesuai dengan fakta yang terjadi, baik itu informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru. Dalam rangka menegakkan kredibilitas PR maka usaha pemolesan citra harus dihindari.
2.2.2.3 Peran Citra Bagi Perusahaan Perusahaan yang memiliki citra yang baik dimata publik akan menjadi aset yang sangat penting dan berharga, sehingga harus selalu dijaga dan dipertahankan. Menurut
27
Groonroos (Nova, 2011:303) mengatakan bahwa peran citra bagi perusahaan antara lain : 1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasar eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang poisitif memudahkan organisasi untuk berkomunikasi secara efektif. 2. Citra adalah sebagai penyaring uang mempengaruhi persepsi kegiatan perusahaan. 3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen. 4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.
2.2.2.4 Manfaat Citra Bagi Perusahaan Citra sangat penting dalam dunia bisnis, dimana dengan terbentuknya citra di masyarakat maka akan membantu berhasilnya kegiatan dalam perusahaan. Citra juga membawa banyak manfaat, bahkan manfaat tersebut dapat dirasakan baik pada saat perusahaan mengalami masa jaya maupun pada saat menghadapi berbagai macam krisis. Menurut Sutojo (Nova, 2011:304), citra yang baik dan kuat mempunyai manfaatmanfaat yaitu : 1. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (Mid and Long Term Sustainable Competitive Position)
28
2. Menjadi perisai selama masa krisis (An Insurance for Adverse Times) 3. Menjadi daya tarik eksekutif handal (attraction The Best Executive Available) 4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (Increasing Effectiveness of Marketing Instruments) 5. Penghematan biaya operasional (Cost Saving)
2.2.2.5 Proses Pembentukan Citra Menurut Alma (Prihastiti & Kusumastuti, 2012:115) menyatakan bahwa “ citra dibentuk berdasarkan impresi, yaitu berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan.” Dengan kata lain, terbentuknya citra sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh perusahaan terhadap khalayaknya. Menurut John S. Nimpoeno (Soemirat & Ardianto, 2008:114-115) menjelaskan bahwa proses pembentukan citra dalam struktur kognitif sebagai berikut :
29
Kognisi
Stimulus
Persepsi
Perilaku
Sikap
Motivasi
Gambar 2.1 Model Pembentukan Citra Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus
yang
berasal
dari
luar
diorganisasikan
dan
mempengaruhi respons. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsangan ditolak, proses selanjutnya tidak akan berjalan. Sebaliknya, jika rangsangan diterima oleh individu berarti terdapat komunikasi serta perhatian dari organisme. Dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan. Menurut Soemirat dan Ardianto (2008:116), 4 (empat) komponen diartikan
persepsi-kognisi-motivasi-sikap-perilaku sebagai
Penjelasan
lebih
citra
individu
lengkap
terhadap
tentang
empat
dapat
rangsangan. komponen
pembentukan citra yaitu : a. Persepsi Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata
30
lain,
individu
rangsangan
akan
memberikan
berdasarkan
makna
pengalamannya
terhadap mengenai
rangsangan tersebut. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.
b. Kognisi Suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti akan rangsangan diberikan
tersebut,
informasi
yang
sehingga cukup
individu
harus
sehingga
dapat
mempengaruhi perkembangan kognisinya.
c. Motivasi Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.
d. Sikap Kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi, dimana sikap seseorang dapat menentukan apakah orang itu harus pro
31
atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai. Diharapkan dan diinginkan.
2.3 Penelitian Terdahulu 1. Dari penelitan terdahulu mengenai strategi yang digunakan dalam epr, penulis menggunakan jurnal yang berjudul: “ An Analysis of the Website Strategies of Top Fee Generating U.S.-Based Public Relations Agencies” yang ditulis oleh John G. Wirtz dan Prisca Ngondo. Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan bahwa dalam melakukan kegiatan PR
untuk
dapat berkomunikasi dengan
masyarakat, biasanya konsumen yang potensial lebih banyak mengakses
informasi
dengan
menggunakan
situs-situs
internet/website sehingga isi dari website tersebut menjadi penilaian konsumen itu tersendiri. Seperti logo perusahaan, agency contact information, informasi penting mengenai perusahaan, e-newslatter, dan hal-hal lainnya. Selain itu, PR dapat menggunakan sosial media untuk membangun percakapan dengan calon konsumen dan konsumen potensial mereka. Seperti penggunaan Facebook, Twitter dan blog yang digunakan untuk menjawab komentar-komentar dari masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan jurnal dengan pembahasan ini sebagai tolak ukur karena sesuai dengan indikator yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian, yaitu website, e-newslatter dan media sosial (Facebook dan Twitter). Dan juga terdapat kesamaan dalam jurnal ini, dengan
32
penggunaan metodologi kuantitatif dimana metode tersebut juga digunakan penulis dalam penelitian ini.
2. Dari penelitian terdahulu mengenai pembentukan citra, yang berjudul “ Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Listrik Negara Melalui Implementasi Community Relations” yang ditulis oleh Nurdini Prihastiti dan Yati Indah Kusumatuti dalam Jurnal Sosiologi Pedesaan. Dalam jurnal ini, penulis menyatakan bahwa citra sangat penting dalam suatu perusahaan, karena perusahaan akan dapat bertahan apabila dipandang baik oleh masyarakat. Publik akan memberikan dukungan, bantuan serta kerjasama dengan perusahaan apabila perusahaan tersebut dapat dipercaya. Kepercayaan merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kerjasama dengan publik eksternal. Maka penting bagi Public Relations tiap perusahaan untuk memiliki strategi-strategi yang tepat. Kaitannya dengan penelitian, penulis memilih menggunakan jurnal ini sebagai bahan acuan karena pembahasan dalam jurnal sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pembentukan citra. Selain itu, dilihat dari variabel yang ada dalam jurnal tersebut sama dengan penelitian dan juga metodologi yang akan digunakan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan sehingga penulis menjadikan jurnal ini sebagai tolak ukur dalam melakukan penelitian.
3. Dari penelitian terdahulu, penulis memilih menggunakan jurnal yang berjudul “ A Benchmark Analysis of the Strategic Use of Social Media
33
for Fortune’s Most Admired U.S. Companies on Facebook, Twitter and YouTube “ yang ditulis oleh Marcia W. Distaso dan Tina McCorkindale. Dalam jurnal ini dinyatakan bahwa strategi sosial media digunakan oleh 250 perusahaan di Amerika dengan menggunakan Facebook, Twitter dan YouTube untuk melakukan hubungan dan komunikasi dengan stakeholder dan masyarakatnya. Dan sosial media juga membantu public relations membangun hubungan dengan stakeholder yang membawa dampak kesuksesan atau kegagalan dalam organisasi. Kaitannya dengan penelitian ini adalah penggunaan sosial media seperti Facebook, Twitter dan YouTube menjadi indikator penulis dalam melakukan penelitian ini. Sehingga jurnal ini digunakan oleh penulis untuk dijadikan tolak ukur dan bahan referensi untuk mengetahui seberapa besar dampak dari ketiga sosial media tersebut.
4. Dari penelitian terdahulu, penulis menggunakan jurnal yang berjudul “ A Quantitative Analysis of Governments Use Interactive Media as a Global Pubblic Relations Strategi ” yang ditulis oleh Ji Young Kom dan Juan Carlos molleda. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa interactive media dan public relations memiliki hubungan yang kuat untuk membangun komunikasi dengan setiap kalangan, baik dari pihak stakeholder maupun masyarakat. dan website merupakan alat yang berguna untuk dijadikan komunikasi interaktif baik didalam pemerintah maupun diluar pemerintah, sehingga isi dari website mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kondisi komunikasi.
34
Penulis memilih untuk menggunakan jurnal ini karena terdapat keterkaitan indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu interaktif media website. Sehingga jurnal ini dijadikan oleh penulis menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian ini yang membahas mengenai kegunaan website.
5. Dari penelitian terdahulu, penulis menggunakan jurnal yang berjudul “ Cyber-PR and Dynamic Touch “ yang ditulis oleh Chris Galloway. Dalam jurnal ini menjelaskan mengenai tantangan bagi seorang PR untuk berkerja dengan menggunakan teknologi komunikasi mobile yang dapat mempengaruhi pikiran dan cara kerja praktek mereka. Sehingga PR disebut juga sebagai Cyber PR yang berinteraksi dengan menggunakan startegi baru dengan konsep komunikasi yang dinamis. Kaitannya dalam penelitian ini adalah kesamaan dalam indikator yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian yaitu cyber PR atau dapat dikatakan juga sebagai Electronic PR (EPR). Sehingga jurnal ini akan dijadikan oleh penulis sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian.
35
2.4 Kerangka Pikir Strategi Electronic Public Relations (E-PR) Variabel (X) -
Website Perusahaan
-
Publisitas Situs Penyari (Google/Yahoo)
-
E-Newslatter
-
Forum (jejaring sosial : Faceboook
-
dan Twitter)
Pembentukan Citra menurut Soemirat dan Elvinaro Variabel (Y) -
Persepsi
-
Kognisi
-
Motivasi
-
Sikap
Sumber : Soemirat dan
Ardianto (2008:116) Sumber : (Onggo,2004)
Gambar 2.2 Kerangka Pikir