BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (suetēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika sering kali dapat dibuat. Kata sistem banyak sekali digunakan dalam perbincangan sehari-hari, dalam banyak forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian paling umum, sebuah sitem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Menurut Sommerville (2001) menyatakan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Definisi umum ini mencakup banyak jenis sistem. Keberhasilan berfungsinya setiap komponen sistem bergantung dari berfungsinya beberapa komponen lain. Menurut Mcleod (2004) menyatakan sistem adalah sekelompok elemenelemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian diatas, pengertian sistem dapat kita ambil kesimpulan bahwa sistem memang kompleks dan sangat terkait dengan hal apa yang ada di dalamnya, karena sistem tidak akan jalan apabila salah satu elemen dari sistem tersebut tidak jalan.
5
6
2.1.2 Pengertian Informasi Informasi adalah sekumpulan data / fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima dan memiliki manfaat dari penerima data tersebut. Data yang telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi si penerima maksudnya yaitu dapat memberikan keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi adalah data. Informasi juga dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Menurut Gordan B. Davis (2008) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. Menurut McLeod (2001) informasi adalah data yang sudah di proses dan mempunyai arti bagi manusia. Menurut O’Brien (2003) informasi adalah data yang telah di proses atau data yang telah memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir tertentu. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Contoh informasi: dokumen dalam MS Excel, berbentuk spreadsheet seringkali digunakan untuk membuat sebuah informasi dari data yang terdapat di dalamnya, seperti laporan untung, rugi, dan neraca adalah bentuk informasi dan angka yang terdapat di dalamnya adalah data. Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
2.1.3 Pengertian Geografis
7
Setiyono, Herioso. 1996, menyatakan bahwa: Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya dan merujuk pada pola persebaran horisontal di permukaan bumi.
Mustofa, Bisri. 2007, menyatakan bahwa: Geografi merupakan ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil yang diperoleh dari bumi.
2.1.4 Pengetian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem, terdiri atas: beberapa komponen, sumberdaya manusia (human resource), sumberdaya perangkat lunak (software resource), sumberdaya perangkat keras (hardware resource), sumber data (data resource), dan sumberdaya jaringan (network resource) untuk menjalankan input,proses,output, penyimpanan, dan pengendalian aktivitas dalam mengubah sumberdaya data menjadi sumberdaya informasi (O’Brien 1999). Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan, pengawasan dalam suatu organisasi. (Kenneth Loudon et al, 2007). Sistem informasi memiliki tiga aktivitas yang dapat memproduksi informasi
yang dibutuhkan suatu instansi untuk membuat keputusan,
mengendalikan operasi, manganalisis permasalahan dan menciptakan produk baru. Ketiga akivitas tersebut yaitu: .
Input (masukan)
: merekam atau mengumpulkan data mentah dari
dalam maupun luar instansi. .
Proses (processing)
: mengubah data input mentah menjadi bentuk
yang berarti. .
Output (keluaran)
: mengirimkan informasi yang telah diproses ke
8
orang- orang yang menggunakan informasi tersebut. 2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografis Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG juga merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat. SIG atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasi, dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers, 1997). SIG atau Geographic Information System GIS adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis (Nuarsa, 2005). SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya (Prahasta, 2001).
2.1.6 Sub Sistem Sistem Informasi Geografis SIG dapat diuraikan menjadi beberapa sub sistem (Prahasta, 2005), yaitu: 1. Data Input Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Sub sistem ini pula bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
9
3. Data Management Sub sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki. 4. Data Manipulation and Analysis Sub sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.1.7 Komponen Sistem Informasi Geografis
1. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer untuk mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Adapun pembagian berdasarkan prosesnya terdiri dari input data, pengolahan data dan output data. a. Input data: mouse, digitizer, scanner b. Pengolahan data: hardisk, processor, RAM, VGA Card c. Output data: plotter, printer, screening 2. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem Operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber daya dan tata kerja komputer. Menyediakan fasilitas-fasilitas dasar yang dapat digunakan program aplikasi untuk menggunakan perangkat keras yang terpasang dalam komputer dan menyediakan tampilan
10
(interface) yang memungkinkan pengguna mengatur setting (nantinya akan digunakan oleh program aplikasi yang bekerja pada sistem operasi tersebut) misalnya Windows 98, Windows XP, Windows Vista, Windows 7, dan lain-lain. b. Software SIG, yaitu software yang digunakan untuk membuat aplikasi khusus mengenai geografi seperti penentuan lintang bujur dan lintang selatan, lokasi, dan lainnya. Biasanya digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data baik data spasial maupun non-spasial. Software SIG terbagi menjadi 2, yaitu: 1) SIG berbasis web: google maps, google maps API, arcIMS, map info dan MapServer. 2) SIG berbasis desktop: map info, Quantum GIS dan arcGIS.
3. Data dan Informasi SIG dapat dikumpulkan berupa data yang diolah menjadi informasi untuk dipergunakan baik secara langsung mengimportnya dari perangkat lain. Pada prinsipnya terdapat dua jenis data yang mendukung SIG: a. Data Spasial Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu. Data spasial yang berupa lokasi eksplisit suatu geografi yang di set ke dalam bentuk koordinat. b. Data Non Spasial (Atribut)
11
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada. 4. Manajemen Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari. SIG berhasil dengan baik jika dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian yang baik, dalam hal ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa sehingga data spasial mudah dicari, di update dan diedit untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.1.8 Kemampuan Sistem Informasi Geografis Bagaimana mengenali kemampuan SIG adalah dengan melihat kemampuan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Mencari keterangan (atribut-atribut) atau deskripsi mengenai suatu unsur peta yang terdapat pada posisi-posisi yang ditentukan. 2. Mengidentifikasi unsur peta yang deskripsinya (salah satu atau lebih atributnya) ditentukan. Sebagai contoh SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk mengembangkan lahan pertanian tanaman lada yang memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi. 3. Pertanyaan kecenderungan, mengidentifikasi kecenderungan perubahan trend spasial dari berbagai unsur-unsur peta. 4. Pertanyaan yang lebih menekankan pada keberadaan pola-pola yang terdapat di dalam data-data spasial (juga atribut) suatu SIG. Jika ada
12
penyimpangan data aktual terhadap pola-pola yang sudah biasa dikenali SIG mampu merepresentasikan. 5. Pertanyaan yang berbasiskan model. Permodelan di dalam SIG adalah penggunaan fungsi dasar manipulasi dan analisis untuk menyelesaikan persoalan yang kompleks. 2.1.9 Fungsi Analisa Sistem Informasi Geografis Fungsi analisis spasial dari SIG terdiri dari : 1. Reclassify (Klasifikasi) :
Fungsi ini mengklasifikasi atau mengklasifikasikan
kembali suatu data spasial/atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. 2. Network (Jaringan) : Fungsi ini merujuk pada data-data spasial yang berupa titiktitik atau garis-garis sebagai suatu jaringan yang tak terpisahkan. 3. Overlay (Tumpang susun) : Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.
4. Buffering Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk polygon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya.
5.
3D Analysis Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi.
6. Digital Image Processing
13
Fungsi ini dimiliki oleh SIG yang berbasis raster, karena data spasial permukaan bumi citra digital banyak didapat dari perekaman data satelit yang berformat raster. 2.2 Pengertian Basis Data Basis data adalah sekumpulan data organisasi untuk melayani banyak aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengendalikan redudansi data (Kenneth C., 2007). Basis data adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data (Stephens dan Plew, 2000). Informasi adalah sesuatu yang kita gunakan sehari-hari untuk berbagai alasan. Dengan basis data pengguna dapat menyimpan data secara teroganisasi. Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil. Kriteria dapat digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan dalam basis data menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan banyak kriteria. Data pun harus mudah ditambahkan ke dalam basis data.
2.2.1 Sistem Basis Data Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola recordrecord menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Salah satu cara menyajikan data untuk mempermudah modifikasi adalah dengan cara pemodelan data. Model yang akan dipergunakan adalah Entity Relationship Model.
2.2.2 Komponen Sistem Basis Data Beberapa komponen yang terdapat dalam sistem basis data: 1. Data Disimpan secara terintegrasi, artinya basis data merupakan gabungan dari berbagai macam file aplikasi yang berbeda yang disusun dengan menghilangkan fungsi aggregate. Sebagai alat penghubung digunakan key.
14
Dipakai secara bersama-sama, artinya masing-masing bagian dari suatu data dapat digunakan atau diakses bersama-sama dalam waktu yang bersamaan oleh pemakai untuk aplikasi yang berbeda.
2. Perangkat Keras Mencakup peralatan atau perangkat komputer yang digunakan untuk pengolahan sistem basis data.
3. Perangkat Lunak Sebagai penghubung antara pengguna dengan basis data.
4. Pengguna Dibagi menjadi 4 katerogi: a. System Engineer Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan sistem basis data, dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalah dari sistem tersebut. b. Database Administrator Tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakan dan mengaturnya. c. Programmer Pengguna yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language (DML) yang disertakan dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk. d. Pengguna Akhir •
Casual User (pengguna mahir) Pengguna yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program.
•
End User (pemakai umum)
15
Pengguna yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen yang telah di tulis. •
Specialized/ Sophisticated User (pengguna khusus) Pengguna yang menulis aplikasi basis data non-konvensional, tetapi untuk keperluan-keperluan khusus seperti aplikasi Pengolahan Citra, Sistem Pakar.
2.2.3 Model Basis Data Relasional Model Relational untuk manajemen database merupakan model database berdasarkan logika urutan pertama, pertama sekali dirumuskan dan dikemukakan oleh Edgar F. Codd pada tahun 1969. Pada model database relasional, seluruh data diwakili dalam bentuk tuple, digabungkan dalam relasi-relasi. Database yang diorganisasikan dalam hal model relasi merupakan database relasi. Tujuan dari model relasi ini ialah untuk menyediakan metode deklaratif untuk menspesifikasikan data dan queri. Pengguna secara langsung menyatakan bahwa informasi dari database mengandung informasi apa dan informasi yang diinginkan, serta membiarkan sistem software manajemen database mengatur struktur data yang berhubungan dengan penyimpanan data dan perbaikan prosedur untuk menjawab queri. Implementasi yang paling banyak dari model relasional ini ialah pada definisi data SQL dan bahasa queri. Tabel pada skema database SQL menyesuaikan dengan variabel prediksi, isi dari tabel relasi, kendala kunci, dan kendala lainnya, serta penyesuaian queri SQL secara predikatif. 2.2.4 Terminologi Di Dalam Model Basis Data Relasional Model ini menjelaskan tentang hubungan logik antar data dalam basis data dengan cara memvisualisasikan ke dalam bentuk table dua dimensi yang terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukan atribut-atribut.
16
Istilah dalam model basis data relasional: 1. Record: sebuah baris dalam suatu relasi. 2. Cardinality: banyaknya record dalam sebuah relasi. 3. Atribute: suatu kolom dalam sebuah relasi. 4. Domain: batasan nilai dalam atribut dan tipe datanya. 5. Derajat/degree: banyaknya kolom dalam relasi. 6. Candidate Key: atribut atau sekumpulan atribut yang unik yang dapat digunakan untuk membedakan suatu record. 7. Primary Key: salah satu dari Candidate Key yang dipilih dan dipakai untuk membedakan suatu record. 8. Alternate Key: Candidate Key yang tidak dipilih menjadi Primary Key. 9. Unary relation: suatu relasi yang hanya mempunyai satu kolom. 10. Binary relation: suatu relasi yang hanya mempunyai dua kolom. 11. Ternary relation: suatu relasi yang mempunyai tiga kolom.
2.2.5 Data Base Management System (DBMS) Data Base Management System atau kadang disingkat DBMS, adalah suatu sistem atau
perangkat
lunak yang
dirancang
untuk
mengelola
suatu basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna. Contoh tipikal DBMS adalah akuntansi, sumber daya manusia, dan sistem pendukung pelanggan, DBMS telah berkembang menjadi bagian standar di bagian pendukung (back office) suatu perusahaan. Penyimpanan data dalam bentuk DBMS mempunyai banyak manfaat dan kelebihan dibandingkan dengan penyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya: 1. Performa yang dapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup besar, sangat jauh berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file. Disamping memiliki unjuk kerja yang lebih baik,
17
juga akan didapatkan efisiensi penggunaan media penyimpanan dan memori. 2. Integritas data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering terjadi dalam flat file. Redudansi adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan. 3. Independensi. Perubahan struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga pembuatan antar muka ke dalam data akan lebih mudah dengan penggunaan DBMS. 4. Sentralisasi. Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database. Kemudahan di dalam melakukan bagi pemakai DBMS dan juga kekonsistenan data yang diakses secara bersama-sama akan lebih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang tersebar. 5. Keamanan. DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel dari pada pengamanan pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan kenyamanan dalam pemberian hak akses kepada pengguna. 2.2.6 Structure Query Language Menurut Connoly and Begg (1995) Structure Query Language (SQL) adalah sebuah bahasa yang dirancang dengan menggunakan hubungan untuk mengubah input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai sebuah bahasa, SQL memiliki dua komponen utama, yaitu: Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). DDL merupakan bahasa khusus yang menspesifikasikan struktur atau skema basis data yang menggambarkan atau mewakili desain basis data secara keseluruhan. Sedangkan DML merupakan suatu bahasa yang menyediakan serangkaian operasi untuk melakukan manipulasi terhadap data dasar yang ada di dalam suatu basis data.
Operasi manipulasi data dapat berupa: 1. Penyisipan atau penambahan data baru ke dalam basis data.
18
2. Modifikasi data yang sudah tersimpan dalam basis data. 3. Pengambilan data yang ada di dalam suatu basis data. 4. Penghapusan data pada suatu basis data.
2.2.7 Kamus Data “Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan mengunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap”. (Jogiyanto Hartono,MBA,Ph.D.Akt, 2000).
2.2.8 Entity Relationship Modeling (ER Model) Entity Relationship Diagram (ERD) salah satu bentuk pemodelan basis data yang sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi. Pembahasan tersebut meliputi: Pengertian ERD, Notasi ERD, Metode ERD, Tahap ERD, Kardinalitas, dan Contoh kasus ERD.
1. Pengertian ERD Dalam
rekayasa
Model (ERM)
perangkat
merupakan
lunak,
abstrak
dan
sebuah Entity-Relationship konseptual
representasi
data. Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional,
dan
menggambarkan
ketentuannya model
bersifat top-down. Diagram
Entitiy-Relationship ini
untuk
disebut Entitiy-
Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. 2. Notasi ERD Ada sejumlah konvensi mengenai Notasi ERD. Notasi klasik sering digunakan untuk model konseptual.
19
Notasi-notasi simbolik yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram adalah sebagai berikut: •
Entitas, Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999). Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas anggota. Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.
•
Atribut, Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas atau key diberi garis bawah.
•
Relasi atau Hubungan, Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
•
Penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atribut dinyatakan dalam bentuk garis.
3. Derajat relasi atau kardinalitas Menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Macam-macam kardinalitas adalah: •
Satu ke satu (one to one), Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya.
•
Satu ke banyak (one to many), Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B tetapi tidak sebaliknya.
20
•
Banyak ke banyak (many to many), Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas B dan demikian pula sebaliknya.
4. Tahap ERD Tahap pertama pada desain sistem informasi menggunakan model ER adalah menggambarkan kebutuhan informasi atau jenis informasi yang akan disimpan dalam database. Teknik pemodelan data dapat digunakan untuk menggambarkan setiap ontologi (yaitu gambaran dan klasifikasi dari istilah yang digunakan dan hubungan antar informasi) untuk wilayah tertentu. Tahap berikutnya disebut desain logis, dimana data dipetakan ke model data yang logis, seperti model relasional. Model data yang logis ini kemudian dipetakan menjadi model fisik, sehingga kadang-kadang, Tahap kedua ini disebut sebagai “desain fisik”. Secara umum metodologi ERD sebagai berikut: 1. Menentukan entitas
Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan konsep dimana penggunaan untuk menyimpan data
2. Menentukan relasi
Menentukan hubungan antar pasangan entitas menggunakan matriks relasi
3. Gambar ERD sementara 4. Isi Kardinalitas
Entitas digambarkan dengan kotak, dan relasi digambarkan dengan garis Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan
21
5. Tentukan kunci utama
Menentukan atribut yang mengidentifikasikan satu dan hanya satu kejadian masing-masing entitas
6. Gambar ERD berdasarkan kunci
Menghilangkan relasi many to many dan memasukkan primary key dan foreign key pada masing-masing entitas
7. Menentukan atribut
Menentukan field-field yang diperlukan sistem
8. Pemetaan atribut
Memasangkan atribut dengan entitas yang sesuai
9. Gambar ERD dengan atribut
Mengatur ERD dari langkah 6 dengan menambahkan entitas atau relasi yang ditemukan pada langkah 8
10. Periksa hasil
Apakah ERD sudah menggambarkan sistem yang akan dibangun?
2.2.9 Database Lifecycle (DBLC) Database Lifecycle ini digunakan untuk perancangan dan pengembangan basis data untuk suatu sistem informasi tertentu (Connoly dan Begg, 2005).
22
Gambar 2.1 Database Lifecycle
•
Database Planning Perencanaan basis data merupakan aktifitas manajemen yang mengijinkan tingkatan dari aplikasi basis data untuk direalisasikan se-efisien dan se-efektif
23
mungkin (Connoly dan Begg, 2005). Database planning harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Bagaimana mengumpulkan data 2. Bagaimana format yang dibutuhkan 3. Dokumen penting apa yang dibutuhkan 4. Bagaimana proses perancangan dan implementasi •
System Definition System Definition adalah tahapan dalam menguraikan jangkauan dan batasan aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para pemakai. Sebelum merancang suatu aplikasi basis data penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasi batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari sistem. Perlu dipikirkan juga untuk kebutuhan yang akan datang selain dari keadaan saat ini. Aplikasi basis data diterapkan untuk satu atau lebih pandangan pemakai sehingga harus diidentifikasi terlebih dahulu dari berbagai pandangan pemakai (Connoly dan Begg, 2005).
•
Requirement Collection and Analysis Requirement Collection and Analysis adalah proses pengumpulan data analisis informasi tentang bagian dari perusahaan ataupun instansi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem baru (Connoly dan Begg, 2005).
•
Database Design Database Design adalah proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan ataupun instansi (Connoly dan Begg, 2005). Database Design dibagi dalam 3 tahapan yaitu: 1. Perancangan basis data conceptual 2. Perancangan basis data logical 3. Perancangan basis data physical
•
DBMS Selection (Optional )
24
Pemilihan DBMS harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan mendukung aplikasis basis data (Connoly dan Begg, 2005). •
Aplication Design Aplication Design adalah merancang antarmuka pemakai (user interface) dan program aplikasi, yang akan memproses basis data. Ditinjau dari (Gambar 2.2) bahwa perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah aktifitas bersamaan pada database lifecycle (Connoly dan Begg, 2005). Dalam kasus sebenarnya, adalah tidak mungkin menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai. Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua pertanyaan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan perubahan terhadap isi data (retieve, update, dan kegiatan keduanya). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antarmuka pemakai yang tepat. Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara user friendly. Bagaimanapun, antarmuka harus dijadikan sebagai komponen dari sistem yang penting. Hal ini dimaksudkan agar aplikasi yang dibuat menjadi mudah dipelajari dan mudah digunakan, sehingga pemakai akan cenderung untuk mendapatkan dan memberdayakan informasi yang disajikan dengan baik.
•
Prototyping (Optional) Prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data yang memperbolehkan perancang atau pemakai untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupub fungsi yang dimiliki sistem. Tujuan dari pengembangan prototype aplikasi basis data adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untul mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangannya, dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau melengkapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basis data baru tersebut (Connoly dan Begg, 2005).
25
•
Implementation Implementation adalah membuat definisi basis data secara eksternal, konseptual, dan internal, serta program aplikasi (Connoly dan Begg, 2005). Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan peracangan aplikasi. Implementasi basis data dibangun dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih dan Graphic User Interface (GUI). Statement DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong. Selain itu pandangan pemakasi (user view) lainnya juga diimplementasikan pada tahapan ini.
•
Data Conversion and Loading Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari sistem lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem basis data lama (Connoly dan Begg, 2005). Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukan file ke dalam basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan sasaran basis datanya. Kegunaan ini memungkinkan pengembangan (developer) untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakaan oleh sistem baru. Ketika data conversion and loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
•
Testing Testing adalah proses menjalankan program aplikasi basis data yang baru dikembangkan dan harus diuji secara menyeluruh. Jika testing menunjukan ketidaksesuaian, maka penguji akan menemukan kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis datanya (Connoly dan Begg, 2005).
•
Operational Maintenance
26
Operational Maintenance adalah proses memantau dan memelihara sistem setelah di instal. Pada tahapan sebelumnya basis data benar-benar diuji dan diimplementasikan. Sekarang sistem beralih ketahapan pemeliharaan. Aktifitas dari tahapan pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1. Memantau kinerja dari sistem 2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi data
2.3 SDLC (System Development Life Cycle) 2.3.1 Defini SDLC Dalam
pengembangan
software
dibutuhkan
tahapan-tahapan
pengembagan yang sesuai. Sistem yang ada pada umumnya digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) (Pressman, 2001,p10). Dalam definisi lain, SDLC adalah sekumpulan kegiatan yang dibutuhkan dalam membangun suatu solusi sistem informasi yang dapat memberi jawaban bagi permasalahan maupun kesempatan bisnis (Turban, 2003, p461). Pembuatan solusi yang tepat harus melibatkan pihak pengembang software terkait agar didapatkan suatu solusi yang tepat. Pada saat ini telah dikenal beberapa model pengembangan sistem, yaitu antara lain: waterfall, prototyping, spiral, incremental, fourth generation techniques. Model waterfall merupakan salah satu model pengembangan sistem yang paling baik dan efektif. Model waterfall sangat terstruktur dan bersifat linier. Model tersebut memerlukan pendekatan yang sistematis dan sequential dalam pengembangan sistem perangkat lunak.
2.3.2 Metode Waterfall Menurut Royce (1970) dalam buku Sommerville (2001) menyatakan bahwa model pertama yang diterbitkan untuk proses pengembangan perangkat lunak
27
diambil dari proses rekayasa lain. Berdasarkan penurunan dari satu fase ke fase yang lainnya, model ini dikenal sebagai model air terjun (waterfall) atau siklus hidup perangkat lunak. Tahap-tahap
utama
dari
model
ini
memetakan
kegiatan-kegiatan
pengembangan dasar, yaitu: 1. Analisis dan definisi persyaratan Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem.
Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi
sebagai spesifikasi sistem.
2. Perancangan sistem dan perangkat lunak Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan indetifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
3. Implementasi dan pengujian unit Pada tahap ini perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya.
4. Integrasi dan pengujian sistem Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah pengujian sistem, perangkat lunak dikirim ke pelanggan.
5. Operasi dan pemeliharaan Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini merupakan fase siklus yang paling lama. Sistem di install dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas
28
implementasi unit sistem, dan pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan baru ditambahkan.
Gambar 2.2 Metode Waterfall 2.3.3 Data Flow Diagram (DFD) 2.3.3.1 Pengertian Data Flow Diagram (DFD) Menurut Pressman (2010), DFD atau diagram aliran data adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari DFD disebut juga data flow graph atau bubble chart. Pada DFD level 0, disebut juga model sistem dasar atau model konteks, merepresentasikan keseluruhan elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input dan output yang ditunjukan oleh anak panah masuk dan keluar secara berurutan. Proses tambahan (bubble) dan jalur aliran informasi direpresentasikan pada saat DFD level 0 dipartisi untuk mengungkap detail lebih. DFD merepresentasikan suatu sistem, baik optimis maupun manual melalui gambar yang berupa jaringan grafik. Dengan DFD, seorang analis sistem dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem. Keuntungan memahami aliran data dalam suatu sistem adalah : 1.
DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
29
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
2.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
3.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
2.3.3.2 Tingkatan-Tingkatan DFD Terdapat beberapa tingkatan yang ada di dalam Data Flow Diagram, yaitu: 1. Diagram Konteks menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliranaliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan. 2. Diagram Nol (diagram level-1) merupakan satu lingkaran besar yang mewakili
lingkaran-lingkaran
kecil
yang
ada
didalamnya.
Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. Di dalam diagram ini memuat penyimpanan data.
30
3. Diagram Rinci merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram Nol. 2.3.3.2 Simbol-simbol DFD Di dalam DFD terdapat simbol-simbol yang digunakan dan terdiri dari 4 macam, yaitu: 1. External Entity Entitas eksternal menggambarkan penghasilan atau pengguna informasi yang ada di luar sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan gambar persegi.
Gambar 2.3 External Entity 2. Process Proses menggambarkan sebuah transformasi informasi (fungsi) yang ada di dalam sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan lingkaran.
Gambar 2.4 Process 3. Data Object Data object mengindikasikan arah dari data flow. Dilambangkan dengan arah panah.
Gambar 2.5 Data Object
31
4. Data Store Data store menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan oleh salah satu proses atau lebih. Dilambangkan persegi panjang tanpa satu sisi tinggi.
Gambar 2.6 Data Store 2.3.4 State Transation Diagram (STD) State Transation Diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem (Whitten, 2004, p636). State Transation Diagram merupakan suatu alat pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat di observasi (Pressman, 2001). Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan jumlah state dan serangkaian aktifitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD memiliki komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. 2.4 Teori Web Web adalah sebuah penyebaran informasi melalui media internet. Www atau world wide web dan web adalah sama, karena banyak yang menyingkat www menjadi web. Web tidak dapat dipisahkan dari dunia internet. Melalui web, setiap pemakai internet bisa mengakses informasi di situs web yang tidak hanya berupa teks saja, tetapi juga bisa gambar, suara, film maupun animasi. Web merupakan kumpulan-kumpulan
32
dokumen yang banyak tersebar di beberapa komputer server yang berada di seluruh penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan melalui jaringan yang disebut dengan internet. Berikut beberapa unsur di dalam web yaitu: 1. Domain name Domain name yaitu alamat permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs. Domain name bisa untuk menemukan situs pada dunia internet. Berikut beberapa domain name yang tersedia di dalam internet yaitu: - Generic Domains Merupakan jenis domain name yang diakhiri dengan .com .net .org .edu .mil dan .gov. Domain name ini disebut sebagai top level domain. - Country spesific domains Merupakan second level domain yang diakhiri dua huruf ekstensi seperti .id (Indonesia), .au (Australia), .jp (Jepang). 2. Hosting Hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file, maupun gambar yang nantinya akan ditampilkan disebuah situs web. Besar kecilnya data yang bisa dimasukkan ke dalam web, bergantung dari besarnya hosting yang disewa, jika semakin besar hosting semakin besar data yang bisa dimasukkan dan ditampilkan pada situs web. 3. Scripts atau bahasa program Scripts digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs pada saat diakses. Jenis scripts yang digunakan menentukkan statis, dinamis, dan interaktifnya sebuah situs. Jika menggunakan banyak ragam scripts, akan terlihat situs semakin lebih dinamis dan interaktif. 4. Design web
33
Unsur situs yang paling utama dan sangat penting yaitu design. Design web sangat menentukan keindahan suatu situs dan berpengaruh kepada penilaian pengunjung mengenai bagus tidaknya design sebuah web site. 5. Publikasi Untuk mengenalkan sebuah situs kepada masyarakat perlu dilakukan publikasi atau promosi agar situs tersebut mendapatkan pengunjung yang besar dan komentar yang masuk. Sebuah situs tidak ada gunanya jika tidak dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat maupun pengunjung internet. 2.4.1 World Wide Web Menurut Turban dkk (2003,p680), WWW (World Wide Web) adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri, memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien atau server yaitu menggunakan fungsi-fungsi transport dari internet. World Wide Web adalah kombinasi dari empat ide, yaitu : 1. Hypertext adalah sebuah format data yang memungkinkan suatu halaman memiliki banyak media seperti teks panjang. Serta memungkinkan untuk menggabungkan suatu teks dengan teks lainnya melalui sebuah hyperlink. 2. Resource Identifier adalah identifikasi yang unik digunakan untuk mengalokasikan file atau dokumen di dalam jaringan. Biasanya dikenal dengan URL (Uniform Resource Language). 3. Client server adalah sebuah sistem dimana komputer client meminta sebuah informasi, dapat berupa data atau file computer kepada server. Kemudian server akan mencari data atau file komputer yang diminta client. Setelah didapat data tersebut, maka server akan mengirimkan kembali kepada client. 4. Markup Language adalah kumpulan karakter atau kode untuk mengidentifikasikan data atau teks yang dikirim untuk mengakses sebuah situs web.
34
2.4.2 HTML Menurut Kuswayanto (2006,p47), HTML adalah kependekan dari Hyper Text Markup Language. Fasilitas hypertext merupakan metode yang menautkan (link) satu dokumen ke dokumen lain melalui suatu teks. HTML merupakan halaman yang berada pada suatu situs internet. Jadi, suatu situs terdiri dari Hypertext Markup Language. Fungsi HTML di dalam sebuah dokumen web adalah untuk mengatur struktur tampilan dokumen tersebut dan juga untuk menampilkan link atau sambungan ke halaman web lain yang ada di internet. Biasanya sebuah dokumen HTML disimpan dalam ekstensi .html. dan HTML juga dapat berfungsi untuk memperindah file tulisan(text) biasa untuk dapat dilihat pada sebuah web browser. 2.4.4 Web Mapping Menurut Peng (2003) web mapping berkaitan dengan pembuatan peta, pemrosesan query-query dan proses analisis data spasial pada server, dan output dari proses tersebut ditampilkan pada web browser.
2.4.5 MapServer Menurut Prahasta (2007) menyatakan MapServer merupakan salah satu dari sekian banyak (tools) perangkat lunak yang beredar di pasaran dan atau tersedia di jaringan internet, baik yang komersial maupun open source (free) lingkungan pengembangan (perangkat lunak) open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial (peta digital).
2.4.6 MapServer for Windows framework Chameleon
35
Menurut Redfern (2005) dalam Prahasta (2007) MapServer for Windows framework Chameleon (MS4W framework Chameleon) merupakan salah satu framework atau tools yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi pemetaan (SIG) yang berbasis layanan web. Tool yang merepresentasikan kemajuan yang bersifat revolusioner di bidang teknologi web mapping ini menggunakan MapServer dan juga dapat mengakses data spasial (server Web Map Server remote) dengan memanfaatkan spesifikasi protocol Open Geospatial Consortium.
2.4.7 Mapfile Mapfile merupakan inti dari MapServer. Mapfile adalah mekanisme konfigurasi dasar pada MapServer. MapServer menggunakan file *.map (file dengan akhiran .map, misalkan Indonesia.map) sebagai file konfigurasi peta. File ini akan berisi komponen tampilan peta, seperti: definisi layer, definisi proyeksi peta, pengaturan legenda, skala, dan sebagainya (Nuryadin, 2005). 2.4.8 Shapefile Menurut Ormsby (1999) shapefile adalah salah satu format data spasial yang ada. Format ini adalah format keluaran dari Enviromental System Resource Institute (ESRI) yang merupakan salah satu vendor SIG terkemuka. Shapefile menyimpan lokasi geografis dan informasi atribut titik (point), garis (line), dan polygon (polygon). Shapefile terdiri atas tiga dokumen dan masing-masing dokumen memiliki ekstensinya sendiri, yaitu:
1. .shp (shape) Dokumen ini menyimpan data geografis dengan metode penyimpanannya sendiri sebagai daftar pasangan koordinat x,y. Dikarenakan di setiap data (kecuali data titik) dapat berupa pasangan koordinat yang berbeda angka, maka setiap data pada dokumen .shp dapat memiliki besar yang berbeda. Besar variable data memiliki waktu yang lama untuk diolah dan
36
digambarkan pada layer, oleh karena itu, .shp di-index dengan dokumen .shx.
2. .shx (shape index) Dokumen ini berisi satu besar data yang pasti untuk setiap data yang ada pada dokumen .shp. Setiap dokumen yang ada pada dokumen .shx berisi sejumlah data dan ukuran besarnya dalam byte untuk setiap data yang ada pada dokumen .shp. karena data pada dokumen .shx memiliki besar yang sama, maka dokumen tersebut dapat dibaca secara cepat dan berperan sebagai lookup table bagi dokumen .shp.
3. .dbf (dBase file) Dokumen ini menyimpan informasi atribut dari data yang ada pada dokumen .shp. Dokumen .dbf berisi satu data untuk setiap data yang ada pada dokumen .shp.
2.4.9 Content Management System Content Management System (CMS) adalah software yang digunakan untuk membuat, mengubah dan mempublikasikan content ke dalam sebuah website. Fasilitas yang umumnya terdapat dalam CMS sangat banyak, terutama yang berkaitan dengan publikasi isi website, pengaturan halaman, pengubahan isi, pencarian, dan lain-lain. Sebuah CMS, dapat berbentuk program yang sederhana atau dapat juga merupakan suatu program kompleks yang terdiri dari berbagai modul-modul sesuai dengan fasilitas yang terdapat didalamnya. Terminologi CMS sendiri cukup luas, diantaranya adalah software aplikasi, database, arsip, workflow, dan alat bantu lainnya yang dapat dikelola sebagai bagian dari mekanisme jaringan informasi suatu perusahaan maupun global.
2.5 Crustacea dan Oseanografi 2.5.1 Crustacea
37
Crustacea merupakan bagian dari filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang memiliki kaki bersegmen (arthron=segmen; podos=kaki). Crustacea memiliki rangka luar yang disebut exoskeleton (exos=luar; skeleton=rangka), dengan sebuah karapas yang menutupi badan bagian dorsal dan dua pasang antenna. Perkiraan jumlah spesies crustacea yang telah dideskripsikan lebih dari 52.000 spesies, namun masih banyak spesies crustacea yang belum diketahui. Crustacea memiliki 6 kelas, yaitu: Branchipoda Latreille, 1817; Remipedia Yager, 1981; Cephalocarida Sanders, 1955; Maxillopoda Dahl, 1956; Ostracoda Latreille, 1802 dan Malacostraca Latreille, 1802. Kelas Maxillopoda dan Malacostraca memiliki banyak grup. Kelas Malacostraca inilah yang sering kita jumpai dan lebih banyak dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang berprotein tinggi. Contoh: kepiting, lobster, udang mantis dan udang krill. •
Ciri-ciri Crustacea Ciri-ciri crustacean sebagai berikut: 1. Hewan yang beruas-ruas 2. Kulit keras dari kitin 3. Tubuh terdiri dari (1) Kepala (cephalin), (2) dada (thorax), dan (3) abdomen. Kepala dan dada bergabung membentuk kepala sampai dada (Cephalothorurax) 4. Kepala terdiri dari 5 ruas yang tergabung menjadi satu 5. Mempunyai 2 pasang antena, 1 pasang rahang (mandible), 2 pasang maksila 6. Bernafas dengan insang, makan dengan cara menyaring (plankton dan detritus) 7. Sistem peredaran darah terbuka 8. Reproduksi sexual, dioeceous, dan melakukan pergantian kulit (molting).
2.5.1 Oseanografi Oseanografi berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi, disebut juga oseanologi atau ilmu kelautan. Oseanologi adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari aspek dari samudera dan
38
lautan. Secara sederhana oseanografi diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap oseanografi dapat diartikan sebagai penjelahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya (Wikipedia, 2009).