7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Marketing dan Marketing Mix Dalam
mempelajari
pemasaran
banyak
orang
yang
salah
mengartikan mengenai arti pemasaran atau marketing, pemasaran sering diartikan sama dengan penjualan, serta ada juga yang menyamakan pemasaran dengan periklanan. Pemasaran tidak identik dengan pengertian penjualan, karena pemasaran mencakup kegiatan yang luas termasuk didalamnya kegiatan penjualan. Dengan kata lain aktifitas penjualan hanyalah bagian dari pemasaran. Dengan berkembangnya
perekonomian suatu
negara, maka
semakin berkembang pula kegiatan pemasaran pada negara tersebut. Banyak perusahaan menggantungkan hidupnya pada kelancaran kegiatan usaha mereka di bidang pemasaran. Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dan usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkan. Apalagi dalam keadaan dimana persaingan sangat ketat, maka pemasaran sangatlah mutlak
di
dalam
sebuah
perusahaan.
Pemasaran
sesungguhnya
menggabungkan beberapa kegiatan yang dirancang untuk memberikan
7
8
arti, melayani dan memuaskan kebutuhan untuk mencapai kebutuhan organisasi. Banyak
pakar yang sudah menulis teori pemasaran, namun
demikian tanpa bermaksud mengurangi nilai dari pendapat-pendapat mereka, pada intinya pemasaran dapat dikaitkan merupakan suatu pola pemikiran yang menyadari bahwa perusahaan tidak mampu hidup tanpa konsumen. Jadi pemasaran merupakan suatu konsep bagaimana untuk mendapatkan konsumen. Untuk lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan pemasaran, mari kita simak satu persatu pendapat para ahli tentang pemasaran. Menurut Philip Kotler dalam buku
manajemen
pemasaran :
analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian (2006:4) adalah sebagai berikut :“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapat kebutuhan dan kegiatan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain” Menurut William J. Stanton dalam buku Fundamentals Of Marketing (2006:7), Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga distribusi barangbarang yang dapat memuaskan keinginan barang dan jasa kepada konsumen pada saat ini. maupun konsumen potensial. Menurut Asosiasi pemasaran Amerika dalam buku pengantar Ekonomi Perusahaan (2006 : 281) adalah sebagai berikut :
9
Pemasaran sebagai pelaksanaan dari kegiatan dunia usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai. Menurut John Suprihanto dalam bukunya teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan (2006 : 201) adalah sebagai berikut : Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan uraian definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pemasaran adalah seluruh aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk
memuaskan
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen,
sekaligus
memberikan keuntungan kepada para produsen yang menggunakan keseluruhan sumber dayanya
dengan maksimum.
Pemasaran juga
merupakan hasil interaksi dari banyak kegiatan dan keinginan manusia, sehingga dalam keinginan pemasaran tercakup kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memindahkan barang dan jasa dari tangan produsen ke konsumen. Juga merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mendekatkan antara pihak produsen dan pihak konsumen. Sehingga konsep pokok dari definisi pemasaran
adalah sebagai berikut: Kebutuhan,
keinginan dan permintaan produk, nilai dan kepuasan transaksi, serta pemasaran dan pasar. Dengan bertambahnya tingkatan konsumen yang ada dewasa ini akan mendorong perusahaan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhubungan erat dengan masalah bagaimana menetapkan bentuk penawaran yang sesuai atas produknya pada suatu segmen pasar.
10
Hal ini dapat diantisipasi melalui strategi yang disebut marketing mix atau bauran pemasaran. Dalam bukunya fundamental of marketing definisi marketing mix adalah: “Marketing mix is the combination of product,how it is distributed and promoted and its price”. (Stanton 2006 : 25) Menurut Stanton, marketing mix merupakan suatu kombinasi dari produk, bagaimana produk itu didistribusikan, dipromosikan, dan penetapan harganya. Dalam buku marketing management definisi marketing mix adalah: “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market” ( Kotler & Keller 2009 : 92) Marketing mix adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Marketing Mix (bauran pemasaran) menggambarkan kombinasi dari empat variable system pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Keempat variable ini harus dikoordinasikan dengan baik agar dapat mencapai pasar sasaran. Variabel-variabel pemasaran adalah sebagai berikut : a.
Produk Produk sebagai salah satu variable dari bauran pemasaran dapat dipandang sebagai faktor pemula dari pemasaran. Yang termasuk produk adalah produk fisik, jasa, tempat, orang, organisasi dan
11
gagasan atau pendapat. Dalam buku marketing management definisi produk adalah: ”A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want it include physical goods, services, person, place, organizations, and ideas” (Kotler & Keller 2009:430) Dimana produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan, termasuk didalamnya obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Suatu produk mempunyai klasifikasi sebagai berikut: 1. Barang Tahan Lama, Barang Tidak Tahan Lama dan Jasa 1)
Durable goods (Barang tahan lama) adalah barang berwujud yang digunakan selama kurun yang panjang dan biasanya tetap bertahan setelah pemakaian yang banyak. Barang ini pada umumnya perorangan, memiliki margin keuntungan yang lebih besar dan memerlukan jaminan penjual yang lebih besar. Contoh: lemari es, mesin berat, dan mobil.
2)
Non durable goods (Barang tidak tahan lama) adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa
kali
pemakaian,
karena
barang
ini
cepat
dikonsumsinya dan sering dibeli, maka strategi yang tepat adalah
membuatnya
tersedia
di
berbagai
tempat,
membebankan keuntungan yang tidak terlalu besar dan mengiklankannya dengan gencar untuk merangsang orang
12
agar mencoba dan memilihnya. Contoh: sabun, garam, pasta gigi, dsb. 3)
Service (Jasa) adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan barang yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, bervariasi, dan tidak tahan lama. Jasa memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kepercayaan kepada penjual dan kemampuan beradaptasi. Contoh: tukang cukur, supir taksi, bengkel mobil dan bank.
2. Barang Konsumsi Barang konsumsi merupakan barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi: 1) Convenience goods (Barang konveniens atau barang kebutuhan sehari-hari) adalah barang yang pada umumnya seringkali dibeli konsumen, dalam waktu yang cepat dan memerlukan
usaha
yang
sangat
minim
dalam
membandingkan dan membelinya. Contoh: surat kabar, rokok dan sabun. Barang kebutuhan sehari-hari dibagi menjadi: a. Barang-barang konsumen secara
pokok yaitu barang yang dibeli teratur. Contoh: pasta gigi, beras dan
garam. b. Barang-barang impulsif, yaitu barang yang dibeli tanpa direncanakan atau dilakukan usaha-usaha mencarinya. Barang-barang ini biasanya tersedia di banyak tempat
13
karena konsumen pada umumnya tidak berusaha mencarinya. Contoh: majalah, rokok dan permen. c. Barang-barang darurat, yaitu barang yang dibeli pada saat kebutuhan dirasa mendesak. Contoh: payung yang dibeli pada saat musim hujan dan mantel yang dibeli selama musim dingin. 2) Shopping goods (Barang took dan barang belanjaan) adalah barang dimana konsumen, yang dalam proses seleksi pembelian, biasanya membandingkan barang yang satu dengan barang yang lainnya berdasarkan kesesuaian mutu, harga dan modelnya. Barang belanjaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Homogeneous shopping goods adalah barang-barang yang memiliki kualitas dan penampilan serupa, misalnya peralatan rumah tangga. b. Heterogeneous Shopping goods adalah barang-barang yang memiliki ciri yang berbeda seperti fungsi, kualitas, maupun penampilan misalnya mobil, furniture dan stereo set. c. Specialty goods (barang special) adalah barang yang memiliki karakteristik atau identitas merk yang unik yang mana mengakibatkan sekelompok konsumen bersedia melakukan upaya khusus untuk membelinya. Contoh: mobil, barang-barang mewah dengan merek
14
dan model tertentu. Barang spesial tidak melibatkan pembeli
dalam
menggunakan
membuat
perbandingan
banyak waktu
pembeli
untuk mencapai
penjualan untuk memperoleh barang tersebut. d. Unsought goods (Barang yang tidak dicari) adalah barang yang tidak diketahui konsumen tetapi biasanya tidak pernah terpikirkan untuk membelinya. Contoh: asuransi jiwa. Barang yang tidak dicari memerlukan usaha pemasaran yang besar dalam bentuk iklan dan penjualan perseorangan. 3. Barang Industri Barang industri adalah barang yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk diolah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.organisasi melakukan pembelian barang atau jasa dalam jumlah yang sangat besar dan beragam. Barang industri dapat dibagi menjadi: 1. Material and parts (bahan baku dan suku cadang) Adalah barang-barang yang seluruhnya masuk kedalam suatu produk akhir yang dibagi menjadi dua: a. Bahan baku mentah b. Bahan baku hasil produksi dan suku cadang
15
2. Capital goods (Barang modal) Merupakan barang-barang yang sebagian masuk ke barang akhir, yang mencakup: a.
Instalasi merupakan sesuatu yang besar yang umumnya dibeli langsung dari produsen, dengan didahului proses negosiasi yang memakan waktu. Instalasi terdiri dari bangunan dan peralatan tetap.
b.
Peralatan tambahan sifatnya membantu proses produksi. Peralatan tambahan terdiri dari peralatan pabrik dan peralatan kantor.
3.
Supplies and Services ( persediaan dan jasa ) Merupakan barang-barang yang tidak masuk ke barang akhir sama sekali. Supplies dapat dibagi menjadi dua yaitu operasional
dan
alat-alat
pemeliharaan
dan
reparansi.
Sedangkan services mencakup jasa perawatan dan perbaikan. Philip Kotler & Keller dalam buku manajemen pemasaran (2009:430) membagi produk kedalam lima tingkatan yaitu: 4. Core Benefits (Manfaat Inti) Manfaat inti merupakan sesuatu yang sesungguhnya dapat dibeli oleh konsumen dari suatu produk. Contohnya: rumah yang manfaat intinya adalah tempat untuk berlindung dan berteduh.
16
a.
Generic Product ( Manfaat dasar tambahan ) Manfaat dasar tambahan adalah manfaat yang terdapat pada inti produk yang disertai dengan karakteristiknya. Contoh: rumah yang didalamnya terdapat taman dan kolam.
b.
Expected Product ( Harapan dari suatu produk ) Merupakan suatu kelompok atribut dan kondisi yang lengkap dari suatu produk yang diterima oleh konsumen pada saat produk tersebut dibeli. Contohnya : di dalam rumah terdapat fasilitas telepon dan antenna parabola.
c.
Augmented Product (Kelebihan yang dimiliki produk) Merupakan salah satu manfaat dari pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan pesaing. Contohnya perumahan yang dijual dengan system kredit serta memberikan jaminan dan pelayanan nonstop kepada pada penghuni perumahan tersebut.
d.
Potential Product ( Masa depan potensi produk ) Merupakan bagaimana harapan masa depan produk bila terjadi perubahan perkembangan teknologi dan selera konsumen. Contohnya rumah mempunyai lahan lebih untuk dikembangkan.
17
b. Harga Definisi harga menurut Philip Kotler dalam buku Dasar-dasar Pemasaran (2009 : 442) adalah : Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lainnya menghasilkan biaya. Harga dipergunakan oleh perusahaan untuk memperoleh kembali semua biaya yang telah dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Perusahaan menetapkan harga untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti memperoleh laba yang maksimal. Oleh karena itu harga harus ditentukan sesuai degan kualitas produk dengan mempersatukan harga pokok pembuatan produk tersebut. Keputusan-keputusan yang diambil perusahaan mengenai harga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kondisi perekonomian, tingkat penawaran dan permintaan, persaingan, elastisitas permintaan, tujuan perusahaan dan pengawasan pemerintah.
c.
Tempat ( Distribusi ) Distribusi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang mempunyai peranan penting dalam mengusahakan agar barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dapat sampai ke konsumen dalam rangka mencapai tujuan pemasaran dari suatu perusahaan. Dalam buku marketing management definisi distribusi adalah
sebagai
berikut:
”Marketing
channels
are
sets
of
18
interdependent organizations involved in the process of marketing the product or services available for use consumption” (Kotler 2009:530). Dikatakan bahwa saluran pemasaran atau distribusi merupakan sekumpulan organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu saluran distribusi dibentuk untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen, selain itu penyaluran distribusi dipengaruhi pula oleh tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berusaha menyusun distribusi yang paling efektif sehingga produk dapat sampai kepada konsumen dengan efektif.
d. Promosi Dalam buku marketing management definisi promosi adalah: ”Promotion is the activities that company undertakes to communicate and promote its product to the target market” (Phillip Kotler & Keller 2009:93) Promosi merupakan sarana komunikasi produsen untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan pada pembeli potensial. Sasaran utama promosi adalah mendapatkan tanggapan cepat dan mengalihkan calon konsumen menjadi tertarik oleh produk yang ditawarkan oleh produsen. Unsur-unsur bauran produksi antara lain adalah : penjualan perorangan, periklanan, promosi penjualan, dan
19
publisitas. Dengan adanya promosi ini perusahaan menciptakan kesan yang baik agar hasil produksinya diketahui dalam dunia perdagangan dan masyarakat. Selain itu harus dapat menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat tentang adanya produk tersebut di pasaran.
2.2. Pemasaran Jasa Produk yang dihasilkan ataupun yang dimiliki oleh dunia perbankan bisa dikelompokkan ke dalam produk jasa. Pengertian jasa menurut Philip Kotler & Keller dalam buku manajemen Pemasaran (2009:467) adalah sebagai berikut: “A service is any act of performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its product may or may not be tied to a physcall product” Menurut William J. Stanton dalam buku fundamental of marketing (2003:488) definisi jasa adalah: “Services are identifiable, intangible activities that are the main object of a transaction design to provide want satisfaction to customers by this definition exclude supplementary services that support the sale intangible goods or other services” Dari berbagai pendapat ahli di atas tentang jasa maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa adalah suatu kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen dimana produk yang ditawarkan tersebut tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun tetapi dapat memberikan manfaat dan kepuasan. Pada produk dapat atau tidak dikaitkan dengan fisik suatu produk.
20
Karakteristik jasa menurut Philip Kotler & Keller dalam buku manajemen Pemaaran (2009:468 ) adalah: 1. Intangible ( Tidak berwujud) Jasa tidak berwujud oleh karena itu jasa tidak bisa diraba, dirasa, didengar atau dicium sebelum ada transaksi pembelian. 2.
Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Jasa dihasilkan dan digunakan secara bersamaan sehingga tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang asing atau mesin.
3.
Variability (Keragaman) Jasa sangat beragam dan sangat bergantung pada waktu, tempat dan pihak yang menyajikan, akibatnya pengguna jasa harus menanyakan terlebih dahulu kepada pihak lain sebelum dapat memilih jasa yang diinginkan.
4.
Perishability (Daya tahan) Berbeda dengan produk fisik, maka produk jasa tidak mempunyai daya tahan lama. Hal ini karena produk jasa hanya akan mempunyai nilai disaat pembeli jasa membutuhkan. Daya tahan jasa ini tidak akan menjadi masalah jika permintaan akan jasa tersebut selalu ada dan bersifat pasti. Lima strategi pemasaran bagi perusahaan jasa menurut Philip Kotler
dalam buku marketing management (2003:474) adalah:
21
1. Mengelola Perbedaan Perusahaan jasa harus mampu membedakan jasa-jasa mereka dari para pesaing. Terutama dengan semakin banyaknya perusahaan jasa yang berdiri maka semakin besar pula tingkat persaingan harga yang ditawarkan oleh masing-masing perusahaan jasa tersebut. 2. Mengelola mutu jasa Perusahaan memberikan jasa dengan mutu yang lebih baik dari para pesaing secara konsisten untuk memenuhi harapan dan keinginan konsumen. Untuk dapat memberikan mutu yang lebih baik dilakukan dengan cara mengelola dan meningkatkan perbedaan yang ada melalui pelatihan para karyawan untuk memberikan yang maksimal kepada para konsumen. 3. Mengelola produktivitas Untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan jasa ada enam pendekatan : a. Mengharuskan para penyedia jasa untuk bekerja lebih keras dan cekatan. b. Mengindustrikan jasa dengan menambah peralatan dan standarisasi produksi. c. Merancang jasa yang lebih efektif. d. Memberikan pelanggan insentif e. Meningkatkan kuantitas jasa dengan melepaskan beberapa kualitas.
22
f. Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan akan jasa dengan menemukan suatu solusi produk 4. Mengelola jasa pendukung produk Sejauh kita memusatkan perhatian pada industri jasa, yang tidak kalah penting adalah industri berbasis produk yang harus menyediakan sejumlah jasa bagi pelanggannya. 5. Strategi jasa setelah penjualan Perusahaan manufaktur harus memutuskan bagaimana mereka ingin menawarkan jasa setelah penjualan kepada pelanggan, termasuk jasa pemeliharaan dan perbaikan, jasa pelatihan dan sejenisnya yang semua ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Adapun jenis jasa perbankan diantaranya adalah: a. Deposito berjangka Yaitu deposito yang dibuat atas nama seseorang dan tidak dapat dipindah tangankan. b. Sertifikat Deposito Yaitu sertifikat deposito yang diterbitkan oleh suatu bank disebut di atas nama yang ditunjuk dan dapat dipindah tangankan. c. Giro Yaitu simpanan uang pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran atau pemindah bukuan dan atau alat penarikan lainnya.
23
d. Tabungan Yaitu bentuk simpanan yang sangat cocok digunakan sebagai tabungan pribadi atau keluarga yang menguntungkan dan bermanfaat untuk menghadapi keperluan rutin mendadak. e. Call Center Layanan transaksi perbankan melalui telepon 24 jam. Fasilitas ini diberikan kepada nasabah pemegang rekening giro perorangan dan tabungan. f. Authomatic Teller Machine Sistem layanan secara elektronik dengan menggunakan computer untuk mengupayakan penyelesaian fungsi-fungsi secara otomatis dan sebagian fungsi yang biasanya dilakukan oleh teller. g. Kartu Niaga X-Tra Kartu plastic yang dikeluarkan oleh PT.Bank CIMB Niaga yang diberikan kepada nasabah untuk digunakan sebagi kemudahan melakukan transaksi keuangan.
2.3. Arti Pentingnya Pengembangan Produk Dalam dunia usaha dewasa ini, tingkat persaingan semakin ketat, teknologi semakin dinamis dan selera konsumen selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Di tengah situasi seperti ini, setiap perusahaan yang ingin meningkatkan pertumbuhan, mempertahankan dan meningkatkan penjualan serta pangsa pasarnya dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan produk yang sudah ada tetapi
24
harus secara terus menerus melakukan pengembangan terhadap produknya agar dapat mempertahankan eksistensinya. Pemasaran yang baik adalah komitmen yang lebih baik kuat terhadap bisnis dengan konsumen sebagai sudut pandang dan strategi pemasaran yang baik sebagai implementasi strategi bisnis, termasuk pula pelaksanaan strategi pemasaran, hubungan yang seksama antara perencanaan, evaluasi dan
usaha
pemasaran.
Orang-orang
pemasaran,
penelitian
dan
pengembangan serta manajemen perusahaan harus memiliki gagasan pengembangan atau inovasi produk untuk menjawab kebutuhan yang selalu berubah dan terus bertanggung jawab atas usaha-usaha khusus beserta hasilhasil dituntut perusahaan. Pengembangan produk merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk merubah produknya kearah yang lebih baik. Mengingat selera konsumen cenderung berubah, maka kegiatan pengembangan produk harus dilakukan secara terus menerus mengikuti dan mengimbangi selera konsumen tersebut. Menurut Drs. Komarudin dalam bukunya, ensiklopedia manajemen : “Pengembangan produk adalah suatu tingkatan yang bertujuan untuk meneliti, menguji dan memperbaiki suatu hasil dari proses produksi sehingga dapat melancarkan proses pembuatannya, umumnya merupakan tingkatan antara perancangan dan pembuatan besar-besaran sesungguhnya”. Dalam buku marketing in age of change approach definisi pengembangan produk adalah : “Product development is the creation and adjustment of goods and services to satisfy customer demands” (Udell dan Lacziac 2006:233).
25
Definisi di atas dapat diketahui bahwa pengembangan produk merupakan suatu cara untuk dapat meningkatkan penjualan. Cepatnya perubahan selera dan pendapatan konsumen menyebabkan konsumen menginginkan produk yang lebih sempurna. Semakin ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan tidak dapat hanya mengandalkan produk yang sudah ada, tetapi harus melakukan pengembangan produk-produk mereka. Pentingnya pengembangan produk menurut William J Stanton dalam buku fundamental of marketing (2006:219) adalah sebagai berikut: a. Konsumen semakin Selektif Dengan tingkat pendapatan yang selalu meningkat, konsumen menjadi lebih kritis dalam melakukan penilaian suatu produk. Konsumen akan melakukan perbandingan antara produk yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu suatu perusahaan perlu melakukan suatu pengembangan produk. b. Keadaan lingkungan dan sumber daya Pada masa sekarang ini konsumen sudah mulai perduli dengan kelestarian lingkungan. Konsumen peduli dengan produk yang tidak merusak lingkungan. c. Produk mempunyai daur hidup Produk mempunyai daur hidup yang dibagi menjadi empat tahapan yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan kemunduran.
26
Setiap produk yang ada akhirnya tidak akan terpakai lagi karena pangsa pasar dan volume penjualan dikurangi oleh pesaing. Selain itu keuntungan pada umumnya juga akan menurun. Jika tidak diganti maka laba pangsa pasar dan volume penjualan perusahaan akan berkurang. d. Produk akan menentukan laba Produk baru akan berperan dalam menentukan laba yang telah direncanakan perusahaan. Dengan memperkenalkan produk baru dipasar akan membantu perusahaan mempertahankan tingkat laba yang diinginkan. Menurut Booz, Allen dan Hamilton dalam buku marketing management Philip Kotler (2006:307) ada enam kategori produk baru berdasarkan tingkat kebaruan (newness) yaitu: 1) New to The World Product (Produk yang benar-benar baru) Merupakan suatu produk yang benar-benar berbeda dengan produk yang telah ada sebelumnya namun dapat tetap memberikan tingkat kepuasan yang sama bahkan lebih kepada konsumen. 2) New Product Lines ( Lini Produk baru) Produk baru yang memungkinkan perusahaan memasuki pasar yang sudah ada untuk pertama kalinya. 3) Additions to Existing Product Lines ( Tambahan pada lini produk yang sudah ada)
27
Produk baru yang diciptakan untuk menambah kelengkapan pada lini produk yang sudah ada dalam perusahaan. 4) Improvement in Revisions to Existing Products ( Perbaikan atas produk yang sudah ada) Produk yang diciptakan dengan tingkat manfaat dan kegunaan yang lebih tinggi sehingga sangat berfungsi untuk menggantikan produk yang lama. 5) Repositioning (Penempatan Kembali) Produk yang sudah ada ditempatkan kembali pada suatu segmen pasar baru. 6) Cost Reductions (Penekanan biaya ) Produk baru yang memilik penampilan yang sama dengan produk yang sudah ada namun dengan harga yang lebih rendah. Menurut Warren J. Keegan, Sandra E. Moriarty dan Thomas R Duncan dalam buku marketing (2006:407) terdapat empat tujuan perusahaan menggunakan produk barunya: (a) Untuk memberikan perusahaan sebuah kedudukan dalam kategori segmen baru. (b) Untuk meningkatkan penjualan perusahaan secara menyeluruh ketika produk lain menurun. (c) Untuk menduduki terlebih dahulu suatu segmen baru. (d) Untuk memelihara posisi perusahaan seperti layaknya produk inovasi.
28
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk: 1. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanaan Pengembangan Produk Menurut Philip Kotler dalam buku marketing management (2009:377) faktor-faktor pendorong pelaksanaan pengembangan produk adalah: a. Perubahan kebutuhan konsumen Kebutuhan konsumsi senantiasa berubah antara lain disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dan tingkat pendidikan. Agar konsumen tidak merasa bosan dan jenuh, maka perusahaan perlu melaksanakan kegiatan pengembangan produk. b. Kemajuan Teknologi Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka akan semakin mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk, karena hal ini dapat membantu perusahaan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. c. Adanya faktor persaingan Adanya persaingan yang ketat antar perusahaan-perusahaan sejenis, mendorong perusahaan untuk selalu berusaha dalam mengembangkan produknya agar dapat menyaingi produk pesaingnya. d. Keinginan perusahaan untuk meningkatkan laba pangsa pasar e. Daur hidup produk yang singkat. f. Perubahan dalam kebijakan pemerintah.
29
Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pengembangan produk menurut Philip Kotler dalam buku marketing management (2009:308) yaitu: 1) Kurangnya gagasan dan inovasi pada suatu jenis produk Pada umumnya ide-ide yang timbul saat ini bersifat memperbaiki atau menyempurnakan produk yang sudah ada, sedangkan gagasan yang benar-benar baru dan bernilai tinggi jarang terjadi. 2) Pasar yang terpecah Tingkat persaingan yang tajam menyebabkan pasar menjadi terpecahpecah sehingga perusahaan terpaksa mengarahkan produknya pada pasar yang lebih sempit dan ini berarti menurunkan penjualan dan keuntungan untuk tiap produk. 3) Batasan sosial dan peraturan pemerintah Pada masa sekarang ini, setiap produk baru yang diciptakan harus memenuhi persyaratan atau ketentuan umum seperti keselamatan konsumen, tidak mencemari lingkungan dan sesuai dengan peraturan pemerintah. 4) Mahalnya proses pengembangan produk baru Untuk menghasilkan suatu gagasan yang baik harus melewati beberapa tahap pemilihan gagasan yang membutuhkan biaya cukup besar, seringkali terjadi bahwa perusahaan menghadapi masalah yang cukup besar dalam hal mendapatkan dana untuk mengembangkan suatu pengembangan produk.
30
5) Kurangnya modal Kebanyakan perusahaan tidak mampu mengumpulkan dana untuk melakukan pengembangan produk dan akhirnya mereka hanya melakukan identifikasi produk saja. 6) Waktu pengembangan yang lebih cepat Tidak sedikit pesaing yang mungkin mendapatkan gagasan yang sama, pada saat yang sama dan dapat menyelesaikan produknya lebih cepat. Kesiapan perusahaan untuk memperoleh waktu yang singkat dalam pengembangan produk perlu ditingkatkan. 7) Siklus hidup produk yang pendek Apabila suatu produk berhasil dipasar, maka para pesaing dengan cepat akan menirunya sehingga akan memperpendek daur hidup produk yang sudah berhasil dipasar. 2. Faktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan Pengembangan Produk Menurut Cooper dan Kleinschmidt dalam buku manajemen pemasaran karangan Philip Kotler & Keller (2009:309) ada lima faktor penentu keberhasilan, yaitu: a. Keunggulan dan keunikan produk Keunikan dan keunggulan tertentu yang dimiliki suatu produk sangat berguna untuk menentukan tingkat keberhasilannya di pasar yang penuh dengan persaingan b. Konsep produk yang didefinisikan dengan baik Konsep produk yang didefinisikan dengan baik akan dapat mempermudah perusahaan untuk menerapkan konsep produk tersebut menjadi suatu produk baru yang mudah memasuki pasar.
31
c. Pelaksanaan kualitas dalam semua tahapan Pelaksanaan kualitas dalam semua tahapan pengembangan produk akan sangat mendukung terciptanya suatu produk baru yang benarbenar baik dari segi nilai maupun mutu. d. Adanya ketertarikan pasar Semakin besar ketertarikan pasar atas suatu produk baru, maka semakin besar pula tingkat keberhasilan produk baru tersebut di pasar. e. Teknologi dan marketing sinergi Produk baru yang bagus hanya akan tercipta apabila perusahaan dalam proses pengembangan produknya memanfaatkan teknologi yang sesuai. Selanjutnya produk baru akan dapat berhasil di pasar jika didukung dengan penerapan strategi pemasaran yang tepat. Menurut Warren J. Keegan (2006:409) dalam buku marketing faktor penyebab kegagalan usaha pengembangan produk adalah: 1) Konsep produk yang buruk Produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen atau tidak menawarkan nilai yang tinggi. 2) Perbedaan produk yang tidak penting (signifikan) Dalam produk tersebut terdapat perbedaan tetapi tidak cukup signifikan 3) Anggaran yang tidak memadai Pengembangan produk tidak diawali dengan menciptakan gagasan dan diakhiri komersialisasi memerlukan dana yang tidak sedikit dan mungkin saja melampaui batas yang telah ditentukan.
32
4) Waktu yang tidak mendukung Produk yang dihasilkan perusahaan diperkenalkan pada waktu yang kurang tepat atau dalam lingkungan atau kebudayaan yang kurang tepat. 5) Adanya kesalahan dalam menargetkan Sebuah produk yang ditawarkan kepada sebuah kelompok yang tidak memerlukannya. 6) Adanya kesalahan dalam penempatan Kesalahan dalam penempatan produk mungkin disebabkan oleh pihak komunikasi pemasaran yang kurang jelas dalam memberikan keterangan sebuah produk baru. 7) Adanya kesalahan dalam memperkirakan penjualan Perkiraan penjualan mungkin terlalu tinggi atau biaya yang mungkin di bawah perkiraan. 8) Perubahan pasar Lingkungan pasar mungkin mengalami perubahan pada waktu diadakannya pengujian pasar dengan pada waktu produk diluncurkan. 9) Pelaksanaan yang buruk Produk tidak pernah benar-benar menyerupai aslinya. 10) Kesalahan penilaian tentang kondisi persaingan Perusahaan
mengalami
sebenarnya dari persaingan. 11) Kekurangan ukuran pasar
kegagalan
dalam
membaca
keadaan
33
12) Ukuran pasar tidak cukup besar untuk memenuhi volume penjualan yang harus dicapai agar menghasilkan laba. 3. Tahap-tahap Pengembangan Produk Menurut Philip Kotler & Keller
dalam buku manajemen
pemasaran (2009:311) pengembangan produk harus melalui delapan tahapan, yaitu: a. Idea Generation ( Penciptaan gagasan) Kegiatan pengembangan produk diawali dengan pencarian gagasan baru sebanyak mungkin. Sebuah gagasan dapat timbul dari hasil riset terhadap kecenderungan pasar dan adanya pengembangan produk yang dilakukan oleh pesaing. Pada tahap ini manajemen puncak menetapkan dan menegaskan kelompok produk apa dan pasar mana yang akan dimasuki. Gagasan dapat diperoleh dari sumber intern (karyawan dan manajemen puncak), pelanggan, pesaing, tenaga penjual dan perantara, serta sumber-sumber lain (surat kabar, seminar, majalah, iklan, pameran, konsultan industri dan laboratorium). Beberapa teknik penciptaan ide yaitu: 1) Attribute listing ( Daftar atribut) Atribut utama dari suatu produk diperinci kemudian masingmasing atribut ini dimodifikasi agar dapat menghasilkan suatu produk yang disempurnakan.
34
2) Forced relationship (keterkaitan yang dipaksakan) Pada teknik ini beberapa obyek didaftarkan dan tiap obyek dihubungkan terhadap obyek lain, agar dapat dijadikan gagasan suatu produk baru. 3) Morphological Analysis ( Analisis morfologis) Teknik ini memerlukan pengidentifikasian dimensi structural dari suatu masalah dan pengujian hubungan-hubungan diantara mereka. 4) Need/problem identification (identifikasi masalah/kebutuhan) Dengan masukan yang diberikan konsumen maka produsen dapat mengidentifikasikan
apa
yang
diinginkan
dan
dibutuhkan
konsumen. 5) Brainstorming (Sumbang saran) Teknik ini dimaksudkan untuk menghasilkan kreatifitas melalui suatu forum yang dihadiri berbagai staf marketing, R&D dan produksi yang didorong untuk memberikan gagasan baru. 6) Synthetic (Sinetika) Teknik ini mengorganisasi suatu gagasan yang baik, yaitu dengan memotivasi kelompok kepada masalah yang lebih spesifik. b. Idea screening (Penyaringan gagasan) Manajemen harus menghindari dua jenis kesalahan dalam proses penyaringan, yaitu: 1) Drop Error (Kesalahan membuang), terjadi jika perusahaan membuang atau membatalkan gagasan yang sebenarnya baik.
35
2) Go Error (Kesalahan jalan terus), terjadi jika perusahaan mengijinkan gagasan yang buruk untuk terus dikembangkan dan dikomersilkan. c. Concept development and testing (Pengembangan dan pengujian konsep) Tahap selanjutnya adalah mengembangkan gagasan tersebut ke dalam beberapa konsep produk dan melakukan pengujian pada beberapa kelompok konsumen. Pengujian konsep dilakukan dengan membuat pernyataan kepada kelompok konsumen seperti: 1) Apakah manfaat produk terlihat jelas dan dapat dipercaya? (mengukur komunikasi dan kepercayaan konsep) 2) Apakah harganya wajar dalam hubungan dengan nilainya? (mengukur nilai yang diberikan) 3) Siapakah yang membeli produk ini dan berapa sering produk ini akan dipakai? (mengukur sasaran pemakaian dan frekuensi pembelian) d. Marketing strategy development (Pengembangan strategi pemasaran) Strategi pemasaran adalah salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menyusun suatu strategi guna memasarkan produk baru yang sedang dikembangkan ke dalam pasar. Ada tiga rencana pokok dalam rencana strategi pemasaran, yaitu: 1) Menjelaskan ukuran, struktur dan perilaku pasar sasaran, posisi produk yang direncanakan dan penjualannya,pangsa pasar dan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.
36
2) Menguraikan harga yang direncanakan untuk produk tersebut, strategi
distribusi,
dan
anggaran
yang
dibutuhkan
untuk
memasarkan produk tersebut. 3) Menjelaskan penjualan dan sasaran laba serta strategi bauran pemasaran yang sudah direncanakan. e. Business analysis (Analisa bisnis) Pada tahap ini perusahaan perlu memperkirakan apakah nilai penjualan cukup besar agar bisa menghasilkan keuntungan yang memuaskan, serta perkiraan biaya pengembangan produk. Disamping itu
perusahaan
juga
perlu
menetapkan
harga
jual
dengan
mempertimbangkan strategi mana yang akan dipakai agar penetapan harga tersebut dapat dijangkau oleh segmen yang dituju. f. Product development (Pengembangan produk) Pada tahap ini semua gagasan dan konsep yang telah ada harus diwujudkan dalam bentuk dan perlu dinilai apakah layak untuk dipasarkan. Dalam proses ini diharapkan akan terbentuk prototype yang memenuhi tiga kriteria, yaitu: 1) Konsumen melihatnya sebagai suatu realisasi dari atribut utama yang dijelaskan dalam pernyataan konsep produk. 2) Prototype harus bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan normal. 3) Prototype tersebut dapat diproduksi sesuai dengan biaya produksi yang dianggarkan.
37
Setelah itu dilakukan pengujian produk yang terdiri dari: a) Pengujian
fungsional
yaitu
pengujian
yang
dilakukan
di
laboratorium maupun pada keadaan sesungguhnya untuk menjamin bahwa produk dapat berfungsi secara aman dan efektif. b) Pengujian konsumen yaitu pengujian yang dapat dilakukan dengan cara mengajak konsumen ke laboratorium untuk mencoba produk tersebut dan memberikan contoh produk secara cuma-cuma kepada konsumen untuk dipakai selama jangka waktu tertentu. g. Market testing (Pengujian Pasar) Setelah dibuktikan bahwa produk dapat berfungsi dengan baik, maka tiba saatnya produk tersebut diberi merek, kemasan dan disiapkan program pemasarannya serta produknya tersebut diuji dalam pasar yang nyata. Pengujian pasar memberikan manfaat: 1) Resiko menjadi relatif kecil karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan belum terlalu besar jika produk gagal di pasaran. 2) Memberikan gambaran tentang volume penjualan terakhir dengan melihat tanggapan konsumen dan penyalur terhadap produk tersebut. 3) Memungkinkan manajer untuk menilai dan memperkuat rencana pemasaran dan promosinya. h. Commercialization (Komersialisasi) Komersialisasi
adalah
tindakan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan untuk meluncurkan dan memasarkan produk baru hasil pengembangan produk ke pasar. Pada tahap ini perusahaan
38
membutuhkan penanaman modal yang besar untuk membangun dan menyewa fasilitas produksi dengan kapasitas penuh. Empat keputusan penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam komersialisasi, yaitu: 1) When ( Kapan ) Pihak perusahaan harus cepat menentukan waktu yang tepat untuk memperkenalkan produk barunya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang bersifat sementara, sebab dalam penentuan waktu akan membawa dampak keruigan bagi perusahaan itu sendiri. 2) Where ( Dimana ) Perusahaan harus dapat memutuskan untuk meluncurkan produk baru pada suatu lokasi tertentu, sebuah kawasan, beberapa wilayah, pasar nasional maupun pasar internasional. Hal ini tergantung pada sumber daya yang dimiliki perusahaan serta peluang yang tersedia di pasar. 3) Whom ( Kepada Siapa ) Perusahaan harus dapat menentukan kelompok pembeli potensial sebagai sasaran promosi dan distribusi. Yang terpenting adalah perusahaan harus mendapatkan gambaran tentang calon konsumen dari uji pemasaran, sehingga perusahaan dapat mempertajam identifikasi pasarnya.
39
4) How ( Bagaimana ) Perusahaan
harus
dapat
mengembangkan
suatu
rencana
pelaksanaan untuk memperkenalkan produk baru ke dalam pasar sasaran. Perusahaan harus mengalokasikan anggaran pemasaran dan menjadwalkan berbagai aktivitas. Tahap-tahap dalam pengembangan Produk menurut Swastha (2006: 184-186): a. Tahap Penyaringan Tahap Penyaringan dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk telah tersedia. Dalam tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai macam sumber. Adapun informasi atau ide berasal dari manager perusahaan, pesaing, para ahli termasuk konsultan, para penyalur, langganan, atau lembaga lain. b. Tahap Analisa Bisnis Pada tahap ini msing-masing ide dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan ide tersebut dapat menghasilkan laba. c. Tahap Pengembangan Pada tahap ini, ide-ide yang telah dianalisa perlu dikembangkan karena ide-ide tersebut dianggap lebih menguntungkan. Pengembangan ini tentunya harus sesuai dengan kemampuan perusahaan.
40
d. Tahap Pengujian Tahap pengujian merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan, meliputi: 1) Pengujian tentang konsep produk 2) Pengujian terhadap kesukaan konsumen 3) Penelitian laboratorium 4) Test penggunaan 5) Operasi pabrik percontohan 6) Tahap Komersialisasi Tahap ini merupakan tahap terakhir dari rangkaian pengembangan produk baru. Pada tahap ini semua fasilitas telah disiapkan baik itu fasilitas produksi maupun fasilitas pemasaran. Semua kegiatan harus saling bekerja sama meskipun mempunyai tujuan berbeda. Jika semua tahapan dalam pengembangan produk dilakukan dengan baik, diharapkan pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan efektif. Berikut ini dapat dilihat Bagan Alur Pengembangan Produk dan Kerangka Pemikiran dari pembahasan di atas:
1
Gambar 1 BAGIAN ALUR PENGEMBANGAN PRODUK
41
Koordinasikan rangsang dan gali gagasan dari luar perusahaan atau karyawan
Identifikasi 1. Faktor yang ada di Perusahaan 2. Bobotnya
1. Pengumpulan gagasan apakan gagasan tertentu patut dipertimbangkan
2. penyaringan gagasan apakah gagasan produk sesuai dengan tujuan, strategi dan seluruh sumber daya perusahaan ?
YA
Kembangk an berbagai konsep produk
YA
3. Pengembangan dan pengujian konsep Apakah konsep yang baik untuk produk itu sehingga nanti konsumen akan mencoba ?
Usulkan 1. Harga 2. Distribusi 3. Promosi
YA
Siapkan 1. Analisis dasar 2. Analisis Biaya
4. Pengembangan strategi Dapatkah kita susun rencana pemasaran yang efektif dan dapat diterapkan dari sudut biaya ?
YA
5. Analisis bisnis Mampukah produk ini menghasilkan keuntungan ?
YA
Selenggarakan 1. Uji Teknis 2. uji Pilihan Konsumen 3. Merek 4. Kemasan
Produksikan dalam jumlah terbesar dan disiapkan periklanan
6. Pengembangan produk Bisakah produk dibuat dan ternyata bisa diandalkan dari segi teknik dan komersial ?
7. Uji coba pasar Apakah penjualan apakah produk ini memenuhi harapan ?
YA
Bangun instalasi baru dan produksi dengan kapasitas serta distribusi penuh
YA
TIDAK
8. Tahap komersial Benarkah penjualan memenuhi harapan perusahaan ?
YA
Rencana selanjutnya
TIDAK
YA TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
BATALKAN
TIDAK
Haruskah gagasan dikembangkan untuk pengembangan produk ?
Bisakah dibantu dengan perbaikkan produk atau program pemasaran ?
YA
42
Gambar 2 BAGAN RANGKA PEMIKIRAN
PRODUK
Kebijakan Pengembangan Produk
Faktor Pendorong Pengembangan Produk : 1. Kemampuan teknologi 2. Keuntungan Perusahaan 3. Perubahan Keinginan Konsumen 4. Persaingan Pasar
Tahapan Pengembangan Produk 1. Tahap Penciptaan Gagasan 2. Tahap Penyaringan Gagasan 3. Tahap Pengembangan dan Pengujian konsep 4. Tahap Pengembangan Strategi Pemasaran 5. Tahap Analisa Bisnis 6. Tahap Pengembangan Produk 7. Tahap Pengujian Pasar 8. Tahap Komersialisasi
Keberhasilan Pengembangan Produk
43
2.4. Pengertian Automatic Teller Machine ( ATM ) ATM dikenal di pasar dunia sejak pertengahan tahun 1970-an, yang saat itu tersebar secara terbatas pada bank-bank. Alat ini umumnya besar dan digunakan secara terbatas untuk deposit (penampungan) bagi penarikan tunai dan verifikasi rekening yang ditempatkan di bank untuk tujuan membatasi jumlah personil di meja teller (front office) dan untuk memperpendek antrian. Pada awalnya bank membatasi penggunaan alat ini hanya untuk nasabahnya. Akan tetapi, sekarang semakin berkembang dimana penggunaan mesin ini menjadi lebih luas dan universal, jika jaringan telah ada maka konsumen (nasabah) dapat menggunakannya untuk berbagai kartu kredit (credit card), debit card dari bank lain pada berbagai ATM.Penggunaan secara universal ini memerlukan jaringan yang telah tersedia secara baik seperti Master Card atau Cirrus dan Visa atau Plus. Dalam buku Perbankan Elektronik pengertian ATM adalah:”ATM adalah alat kasir otomatis tanpa orang, ditempatkan didalam atau diluar pekarangan bank, yang sanggup mengeluarkan uang tunai dan menangani transaksi-transaksi keuangan yang rutin” (Hasyim 2004:3) ATM mempunyai dua fasilitas yaitu: a. Fasilitas input (masukan) adalah: 1) Card reader (tempat memasukkan kartu ATM ) untuk membaca informasi rekening yang berada pada lapisan magnit di belakang kartu ATM atau kartu kredit. Host processor menggunakan informasi ini untuk mengirim transaksi ke bank pemilik kartu
44
2) Key pad (papan ketik) yang membantu pemilik kartu untuk memerintahkan bank mengenai jenis transaksi yang diinginkan (penarikan
tunai,lihat
saldo
dan
lain-lain)
dan
berapa
jumlanya.Bank juga memerlukan Personal Identification Number ( PIN ) dari pemegang kartu untuk keperluan verifikasi. b. Fasilitas Output (keluaran)adalah: 1) Pengeras suara (speaker) yang memberikan umpan balik bagi pemegang kartu saat menekan tombol. 2) Layar ( display screen ) yang memberikan petunjuk pada pemegang kartu untuk setiap langkah dalam proses transaksi mesin leased line umumnya menggunakan CRT monochrome atau berwarna. 3) Sebagai tambahan speaker dan display screen, pada ATM mempunyai mesin pencetak transaksi (receipt printer) yang memberikan pemegang kartu catatan untuk transaksinya. 4) Mekanisme pengaman dan pengaturan uang (cash dispensing mechanism).Yang paling penting dari seluruh bagian ATM adalah keamanan atas uang yang tersimpan. (a) Cash Dispensing Mechanism memiliki mata elektrik yang dapat menghitung setiap uang kertas yang keluar dari dispenser mechanism. Lembaran uang dihitung dan seluruh informasi yang terkait dengan setiap transaksi direkam dalam journal. Informasi dalam jurnal dicetak secara periodik dan cetakannya dipelihara oleh pemilik mesin selama dua tahun. Manakala pemegang kartu
45
mempermasalahkan transaksinya, pemegang kartu tersebut akan minta cetakan jurnal untuk menunjukkan transaksi tersebut dan kemudian menghubungi host processor. Bila tidak ada yang memberikan cetakan jurnal, pemegang kartu perlu menghubungi bank atau institusi yang mengeluarkan kartu pelru mengisi formulir akan dikirmkan ke host processor. Dalam hal ini host processor bertanggungjawab untuk menyelesaikan permasalahan ini. (b) Disamping mata elektrik yang menghitung setiap lembaran uang, cash dispensing mechanism juga memiliki sensor yang mengevaluasi ketebalan dari setiap lembar uang tersebut. Bila dua lembar uang keluar bersamaan (rangkap) sebelum uang tersebut akan dipisahkan ketempat penampungan. Hal ini juga terjadi apabila uang tersebut rusak, sobek atau terlipat. Lembaran yang rusak (reject) tersebut disimpan ke tempat penampungan. Papan tombol fungsi ATM biasanya menentukan jenis dan jumlah jasa-jasa yang dapat diberikan oleh mesin itu dan menawarkan beberapa atau seluruh pilihan sebagai berikut: 1. Fungsi penarikan uang tunai: a. Dari sebuah rekening b. Dari sebuah tabungan c. Dari sebuah rekening kartu kredit
46
2. Fungsi penyetoran: a. Ke sebuah rekening giro b. Ke sebuah rekening tabungan c. Ke sebuah rekening kartu kredit 3. Fungsi pemindahan uang: a. Cek ke tabungan b. Tabungan ke Cek 4. Fungsi pembayaran: a. Mengurangkan dari rekening giro b. Mengurangkan dari rekening tabungan c. Pembayaran terlampir ATM merupakan mesin sederhana berupa terminal data dengan dilengkapi dua prasarana input dan empat output. Seperti terminal data lain, ATM terhubung satu sama lain dan berkomukasi dengan pusat proses (host processor). Host processor mirip dengan internet ATM sehingga dapat digunakan oleh pemegang kartu. Sebagian besar host processor dapat melayani baik mesin yang bersifat leased line dan dial-up. 1) Mesin leased line terhubung langsung ke host processor dengan cara four-wire, point to point, dedicate telephone line. Mesin ATM leased line disukai untuk lokasi dengan volume transaksi yang sangat padat (very high volume). 2) Mesin dial-up terhubung dengan host processor dengan cara sambungan telepon biasa dengan menggunakan modem dan nomor
47
bebas hambatan ( toll free number) atau langsung ke internet service provider dengan menggunakan nomer akses loak melalui modem ATM dial-up cocok untuk lokasi pedagang eceran di banding dengan kapasitas sambungan. Biaya dari mesin dial-up separuh lebih rendah dibanding dengan menggunakan mesin leased line. Biaya operasi bulanan untuk dial-up hanya sebagian kecil dari biaya leased line.
2.5. Kerangka Pemikiran Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Jumlah ATM
Jumlah Kartu ATM
X1
Y
Jumlah Dana yang dihimpun X2
Dari gambar kerangka pemikiran di atas, menjelaskan bagaimana pengaruh dari biaya pengembangan produk ATM yang direpresentasikan dalam bentuk Jumlah ATM dan Jumlah Kartu ATM terhadap Jumlah Dana yang dapat dikumpulkan dari pemilik kartu ATM. Dari analisis statistik regresi ini ingin diketahui apakah Jumlah Dana yang dapat dikumpulkan dari biaya pengembangan produk dapat dijelaskan atau diprediksi oleh kedua variabel Jumlah ATM dan Jumlah Kartu ATM.