BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Audit Energi 2.1.1 Definisi Audit Energi Audit energi adalah menguji cara penggunaan energi yang sedang berlangsung pada suatu fasilitas dan mencari alternatif lain untuk mengurangi biaya penggunaan energi. Menurut Indonesia environment consultant dalam webnya mengartikan bahwa Audit energi merupakan manajemen lingkungan prooaktif yang ditujukan pada efesiensi penggunaan energi yang digunakan. Mengingat tingginya biaya energi saat ini, maka melakukan audit energi oleh suatu unit usaha penting untuk dilakukan. Manfaat audit energi yaitu dapat mengetahui tingkat efisiensi energi yang dapat menaikan tingkat keuntungan bagi perusahaan sekaligus berpartisipasi terhadap pengelolaan lingkungan. Metode yang dilakukan melalui perencanaan aksi, analisis kelayakan, penerapan dan pemantauan serta perbaikan yang berkelanjutan. Sedangkan menurut Alfred F. Waterland,1982, dalam buku energy management handbook, menyatakan bahwa audit energi adalah suatu upaya pengamatan suatu proses energi secara sistematik yang nantinya di lakukan pendataan untuk mendapatkan peluang penghematan energi. 6
2.1.2 Tujuan Audit Energi Tujuan Audit energi adalah menghitung intensitas konsumsi energi listrik pada gedung,kantor maupun pada pabrik guna mengetahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi listrik, baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing sektor penggunaan dan mencari bagaimana cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan penghuninya.
2.1.3 Prosedur Audit Energi Kegiatan audit ini meliputi pengumpulan data energi bangunan dengan data yang tersedia. Kegiatan Audit energi ini terdiri dari: a. Jumlah produksi bulanan pada Spinning Mill 1A dan 1B b. Rekening pembayaran listrik bulanan bangunan selama setahun terakhir. c. Rekening pembayaran Bahan Bakar Gas (BBG) bulanan selama setahun terakhir d. Menghitung besarnya Specific Energy Consumption (SEC). Rumus perhitungan Specific Energy Consumption (SEC) antara lain sebagai berikut: SEC = Energi Listrik Selama Sebulan
(Kwh/kg)
Jumlah Produksi per bulan Keterangan: SEC : Specific Energy Consumption Energi listrik selama sebulan di dapat dari nilai Kwh listrik ditambah nilai Kwh pada bahan bakar gas (BBG). Sedangkan Jumlah produksi di dapat dari hasil produksi per bulan. e. Mengenali peluang hemat energi (PHE). f. Laporan dan Rekomendasi
7
2.2 Lighting (Pencahayaan) Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya. Salah satu faktor penting dari lingkkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan yang baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.( Ira tri lestari,2012) Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah kita ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati obyek yang sedang dikerjakan. Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sanders dan McCormick (1987) menyimpulkan dari hasil penelitian pada 15 perusahaan, dimana seluruh perusahaan yang diteliti menunjukkan kenaikkan hasil kerja antara 4-35%. Selanjutnya Armstrong (1992) menyatakan bahwa intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan gangguna visibilitas dan eyestrain. Sebaliknya intensitas penerangan yang berlebihan juga dapat menyebabkan glare, reflections, excessive shadows, visibility dan eyestrain. Semakin halus pekerjaan dan mnyangkut inspeksi serta pengendalian kualitas, atau halus detailnya dan kurang kontras, makin tinggi illuminasi yang diperlukan, yaitu antara 500 lux sampai dengan 100 lux (Suma‟mur, 1996). 8
1.2.1 Istilah-Istilah Lighting (Pencahayaan) Istilah-istilah dalam pencahayaan yang sering digunakan baik dalam desain maupun evaluasi tingkat pencahyaan di suatu ruangan adalah: a)
Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatusumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen permeter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata“pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
b)
Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi
c)
Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan dalam lux/W/m².
d)
Efficacy Beban Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy beban target dan beban terpasang.
e)
Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
9
f)
Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi.
g)
Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt. Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
h)
Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/W/m².
i)
Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh lampulampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
j)
Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jarijari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya 10
yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah: Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd) k)
Balas: Suatu alat yang membatasi arus, untuk melawan karakteristik tahanan negatif dari berbagai lampu pelepas. Untuk lampu neon, alat ini membantu meningkatkan tegangan awal yang diperlukan untuk memulai penyalaan.
(Pedoman
Efisiensi
Energi
untuk
Industri
di
Asia
–
www.energyefficiencyasia.org)
2.2.2 Jenis-Jenis Sistem Lighting (Pencahayaan) 2.2.2.1 Lampu Pijar (GLS) Lampu pijar bertindak sebagai „badan abu-abu‟ yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan hal yang penting.
11
GAMBAR 2.1 LAMPU PIJAR
2.2.2.2 Lampu Tungsten—Halogen Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti Lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
12
GAMBAR 2.2 LAMPU TUNGSTEN-HALOGEN
2.2.2.3 Lampu Neon Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm.
13
Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu „katode panas‟, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada padakisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.
GAMBAR 2.3 LAMPU NEON
14
2.2.2.4 Lampu neon yang kompak Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu neon. Lampulampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).
GAMBAR 2.4 LAMPU NEON YANG KOMPAK
2.2.2.5 Lampu Sodium Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. 15
Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium – merkuri.
GAMBAR 2.5 LAMPU SODIUM
2.2.2.6 Lampu Uap Merkuri Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling penting tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau neon lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap merkuri dengan elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki efficacy terendah dari keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap 16
merkuri masih merupakan Sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.
GAMBAR 2.6 LAMPU UAP MERKURI
17
2.2.2.7 Lampu Kombinasi Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas. Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri. Lapisan bubuk fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV yang dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit, pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar tanpa modifikasi.
18
GAMBAR 2.7 LAMPU KOMBINASI
2.2.2.8 Lampu Metal Halida Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halide melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.
GAMBAR 2.8 LAMPU METAL HALIDA
Ciri-ciri � Efficacy – 80 lumens/Watt � Indeks Perubahan Warna – 1A –2 tergantung pada campuran halida � Suhu Warna – 3.000K – 6.000K � Umur Lampu – 6.000 – 20.000 jam, perawatan lumen buruk � Pemanasan – 2-3 menit, pencapaian panas – dalam waktu 10-20 menit
2.2.2.9 Lampu LED Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya. Ketika lampu LED 19
memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang sangat sempit,mereka dapat memproduksi “cahaya putih”. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biruhijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED, biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.( Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org )
20
2.2.3 kuat penerangan (LUX) Table 2.1 tingkat pencahayaan rata-rata,renderasi dan temperature warna yang di rekomendasikan
21
Table 2.2 Lanjutan
22
2.2.4 Daya pencahayaan maksimal Table 2.3 daya listrik maksimum untuk pencahayaan
23
Table 2.4 lanjutan
(Energy
Efficiency
and
Conservation
Clearing
House
Indonesia
(EECCHI)-http://konservasienergiindonesia.info/files/standards/199)
2.3 Air Conditioner (AC) 2.3.1 Pengertian Air Conditioner (AC) Air Conditioner Merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain, AC Berfungsi Sebagai Penyejuk Udara yang diinginkan (sejuk atau dingin ) dan nyaman bagitubuh. Ac Lebih Banyak digunakan di wilayah yang beriklim tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi (panas). 2.3.2 Komponen - Komponen Pada AC Komponen AC dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu komponen utama, komponen pendukung,kelistrikan, dan bahan pendingin (refrigeran). A. Komponen Utama AC diantaranya : 24
1. Kompresor Kompresor Adalah Sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan gas refrigeran ke seluruhsistem. Jika dianalogikan, cara kerja kompresor AC layaknya seperti jantung di Tubuh Manusia.Kompresor Memiliki 2 Pipa,, Yaitu Pipa Hisap Dan Pipa tekan. Dan Memiliki 2 daerah tekanan,yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi. Ada tiga jenis kompresor, Yaitu : Kompresor Torak (Reciproacting ) Kompresor Sentrifugal, dan kompresor rotary. 2. Kondensor Kondensor menurunkan
Berfungsi
temperatur
sebagai refrigeran,
alat
penukar
kalor,
danmengubah
wujud
refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor Pada AC biasanya disimpan pada luar ruangan (outdoor). Kondensor biasanya didinginkan Oleh Kipas (FAN), Fan iniberfungsi menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada saat pelepasan Kalor yang diserap Oleh gak refrigeran. Agar Proses Pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesainberliku dan dilengkapi dengan sirip. 3. Pipa Kapiler Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran danmengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karenamenghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. refrigeranbertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau diturunkan tekananya. Akibatdari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian inilah (pipakapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler terletak antara saringan(filter) dan Evaporator. 25
4. Evaporator Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran. Akibatnya,Wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan berubah wujud menjadi gak. Secarasederhana, evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas. Udara panas di sekitar reuangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati sirip-sirip pipa sehingga suhuudara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih
rendah
dari
kondisi
semua
atau
dingin.
(http://www.scribd.com/doc/51428151/PENGERTIAN-AC)
2.3.3 Prinsip kerja Air Conditioner (AC) Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut: 1.
Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam penampung uap.
2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor, selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor. 3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator. 4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh kipas propeller. 26
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan. 6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya. 7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC. 8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator. 9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Kejadian ini akan berulang kembali seperti di atas. ( Tugas dan Catatan sekolah
-
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/prinsip-
cara-kerja-air-conditioner.html )
27
2.4 Pengertian EER (energy efficiency ratio) yaitu perbandingan antara kecepatan pendinginan BTU. Semakin besar nilai EER, maka semakin kecil energy yang dibutuhkan. Tingkat EER juga menentukan harga, semakin tinggi maka semakin mahal karena lebih hemat listrik.
2.5 Rumus EER (energy efficiency ratio) EER = kapasits pendinginan (btu/jam) Daya listrik (watt) Keterangan: EER: (energy efficiency ratio) Kapasitas pendingin (btu/jam): Di dapat dari data yang terukur Daya listrik (watt): daya listrik terpakai (BTU dan EER-http://sankencommunity.blogspot.com/2008/04/btu-dan-eer.html) 2.6 Specific Energy Consumption (SEC) Konsumsi Energi Spesifik (KES) dikenal dengan nama Energi Efficiency Index (EEI), beberapa literatur juga menamakan Specific Energy Consumption (SEC) atau Specific Energi Ratio (SER) atau lebih sederhana Energy Index (EI). SEC = Merupakan salah satu indikator kunci untuk mengetahui kinerja penggunaan energi suatu perusahaan. 2.7 Rumus Specific Energy Consumption (SEC)
SEC = Energi Listrik Selama Sebulan Jumlah Produksi per bulan
28
(Kwh/kg)
Keterangan: SEC
: Specific Energy Consumption Energi listrik selama sebulan di dapat dari nilai Kwh listrik ditambah
nilai Kwh pada bahan bakar gas (BBG). Sedangkan Jumlah produksi di dapat dari hasil produksi per bulan.. (http://www.energyefficiencyindonesia.info/application/assets/files/3/LW_DAY_ 4_Presentasi_EINCOPS_25_Mrt_2011_Jkt-PT_Semen_Tonasa.pptx)
29