BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kebisingan 2.1.1
Pengertian Kebisingan Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai
dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia (Dwi P. Sasongko, dkk, 2000:1). Selain itu pengertian kebisingan merupakan bunyi yang didengar sebagai rangsanganrangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis manakala bunyi-bunyi tersebut tidak diinginkan (Suma’mur P.K.,1996:57). Menurut Kepmenkes RI No.261/MENKES/SK/11/1998, Kebisingan adalah terjadinya
bunyi
yang
tidak
dikehendaki
sehingga
mengganggu
atau
membahayakan kesehatan. Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki bagi manusia (Benny L. Priatna dan Adhi Ari Utomo, 2002:246).
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.1.2
Sumber Bising Dari sisi dunia industri, bising merupakan bunyi yang sangat mengganggu dan
membuang energi (Ridwan Harrianto, 2010:130).
Sumber bising dapat
diidentifikasikan jenis dan bentuknya. Tingkat kebisingan bersumber dari berbagai peralatan memiliki tingkat kebisingan yang berbeda-beda dari suatu model ke model lain. Proses pemotongan seperti proses penggergajian kayu merupakan sebagian contoh bentuk benturan antara alat kerja dan benda kerja yang menimbulkan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar dapat menimbulkan tingkat kebisingan antara 80-120 dB (Sihar Tigor B.T, 2005:4). Sumber kebisingan di perusahaan (Tarwaka, dkk., (2004:39)) biasanya berasal dari mesin untuk proses dan alat lain yang dipakai untuk melakukan pekerjaan. Contoh beberapa sumber kebisingan di perusahaan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan seperti: (1) generator; mesin diesel untuk pembangkit listrik; (2) mesin produksi; (3) mesin potong, gergaji, serut di 10 perusahaan kayu; (4) ketel uap atau boiler untuk pemanas air; (5) alat yang menimbulkan suara dan getaran seperti alat pertukangan; (6) kendaraan bermotor dari lalu lintas dll.
2.1.3
Tipe Kebisingan
Kebisingan memiliki beberapa tipe. Adapun tipe kebisingan yang sering dijumpai menurut Suma’mur P.K. (1996:58) yaitu: 1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state wide band noise)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state narrow band noise) 3. Kebisingan terputus-putus (intermittent) 4. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise) 5. kebisingan impulsif berulang.
Ditempat kerja, menurut Sihar Tigor Benjamin Tambunan (2005:7), kebisingan diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Kebisingan tetap (steady noise), yang terbagi menjadi dua yaitu: a.
Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise), berupa “nada-nada” murni pada frekuensi yang beragam
b. Broad band noise, kebisingan yang terjadi pada frekuensi terputus yang lebih bervariasi (bukan “nada” murni). 2. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise), yang terbagi menjadi tiga yaitu: a. Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu, b. Intermittent noise, kebisingan yang terputus putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contoh kebisingan lalu lintas, c. Impulsive noise, dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata api.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2.1.4
Pengukuran Kebisingan Kebisingan diukur untuk melakukan aksi pengendalian terhadap lingkungan
kerja namun ada juga pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja yang bersangkutan (Anizar, 2009:167).
Satuan bunyi
adalah desibel (dB). Prinsipnya adalah mengukur besarnya tekanan udara yang ditimbulkan oleh gelombang bunyi. Satuan desibel mempunyai range dari 0 sampai 140, atau bunyi terlemah yang masih dapat didengar oleh manusia sampai tingkat bunyi yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada telinga manusia. Desibel biasa disingkat dB dan mempunyai skala A, B, C. Skala yang terdekat dengan pendengaran manusia adalah skala A atau dBA (Anies, 2005:93). Alat untuk mengukur kebisingan biasanya adalah alat “Sound Level Meter” (Gambar 2.1). Alat Sound Level Meter dapat mengukur intensitas kebisingan antara 40-130 dB(A) pada frekuensi antara 20-20.000 Hz. Sebelum dilakukan pengukuran harus dilakukan countour map lokasi sumber suara dan sekitarnya. Selanjutnya pada waktu pengukuran “Sound Lever Meter” di pasang pada ketinggian ± (140-150 cm) atau setinggi telinga (Tarwaka, dkk., 2004:39). Maksud pengukuran kebisingan menurut Suma’mur P.K (2010:118) yaitu: 1. Memperoleh data tentang frekuensi dan intensitas kebisingan. 2. Menggunakan data hasil pengukuran kebisingan untuk mengurangi intensitas kebisingan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Gambar 2.1 Sound Level Mater 2.1.5
Nilai Ambang Kebisingan Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja
adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari dan 5 (lima) hari kerja seminggu atau 40 jam seminggu (Suma’mur P.K, 2009:129). NAB kebisingan adalah 85 dB(A), NAB kebisingan tersebut merupakan ketentuan dalam PERMENAKERTRANS RI Nomor Per.13/Men/X/2001 (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas (NAB) Waktu Paparan perhari
Waktu Intensitas
Kebisingan db (NAB)
8 4 2
Jam Jam Jam
85 88 91
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Waktu Paparan perhari
Waktu Intensitas
Kebisingan db (NAB)
1 30 15 7,5 3,75 1,88 0,94 28,12 14,06 7,03 3,52 1,76 0,88 0,44 0,22 0.11
Jam Menit Menit Menit Menit Menit Menit Detik Detik Detik Detik Detik Detik Detik Detik Detik
94 97 100 103 106 109 112 115 118 121 124 127 130 133 136 139
2.2 Output Kerja Output kerja merupakan hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja. Hasil kerja atau output kerja merupakan bagian dari variabel dari produktivitas kerja. Produktivitas mengandung sebuah pengertian perbandingan antara hasil yang
dicapai
dengan
peran
serta
tenaga
kerja
persatuan
waktu
(Ravianto,1985:16). Atau bisa dikatakan juga produktivitas sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan penghasilan (output)(Suprihanto, 1992:7). Dari Pengertian Rivianto menunjukkan bahwa ada kaitan antara hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Menurut Gomes (2003:160), indikator-indikator produktivitas kerja adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang yang dinilai dari pengetahuannya mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan tugas, penggunaan alat kerja maupun kemampuan teknis atas pekerjaannya. b. Ketrampilan (skills), adalah kecakapan yang spesifik yang dimiliki seseorang berkaitan atau berhubungan dengan penyelesaian tugas secara cepat dan tepat. c. Kemampuan (abilities), yaitu kapasitas atau sifat individu yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan berbagai macam tugas dan pekerjaan. d. Sikap (attitudes), yaitu keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya. e. Perilaku (behaviors), yaitu keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya.
2.3 Warehouse Elnusa Warehouse PT Elnusa beralamat di Jl.Babek ABRI No.1 Rt 11 Rw 06 Kel.Cakung Jakarta Timur. Warehouse ini sebagai area fabrikasi dan maintenance peralatan-peralatan salah satunya yaitu peralatan rig workover, warehouse ini memilki luas 84,890 m X 64,440 m
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Gambar 2.2 Layout Warehouse PT Elnusa
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Warehouse
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Warehouse ini memiliki 8 area kerja yaitu : 1. Area Grinding Area Grinding merupakan area yang digunakan untuk menghaluskan material besi. Hasil output dari area grinding berupa penghalusan pipa-pipa. Jumlah batang-batang pipa yang telah dihaluskan akan menjadi parameter output di area grinding.
Gambar 2.4 Area Grinding
2. Area Welding Area Welding merupakan area yang digunakan untuk menyambung suatu material dengan material lainnya. Hasil output dari area welding biasanya berupa penyambungan/welding pipa-pipa. Jumlah batang-batang pipa yang telah disambung akan menjadi parameter output di area welding.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Gambar 2.5 Area Welding 3. Area Cutting Area ini digunakan untuk memotong material pipa. Hasil output dari area cutting biasanya berupa pemotongan pipa-pipa. Jumlah batang-batang pipa yang telah dipotong akan menjadi parameter output di area cutting.
Gambar 2.6 Area Cutting 4. Area Rig Simulation Area Rig merupakan area yang digunakan untuk melakukan simulasi Rig beroprasi secara penuh untuk function test,start up engine,warming up engine, start up mesin pompa, mesin dan penggerak hydraulic, suara bising mesin kompresor, Output pada area rig tidak dapat dikuantifikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Gambar 2.7 Area Rig Simulation 5. Area Maintenance Area Maintenance merupakan area yang digunakan untuk overhaul peralatan, aktifitas chipping. Peralatan-peralatan yang akan diperbaiki di area maintenance. Output pada area Maintenance tidak dapat dikuantifikasi sebagai satuan barang.
Gambar 2.8 Area Maintenance
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
6. Area Junk Equipment Area Junk Equipment merupakan area yang digunakan untuk penempatan barang tidak terpakai. Output pada area junk equipment tidak dapat dikuantifikasi sebagai satuan barang sumber bisingnya berasal dar paparan area sekitar beroperasinya engine.
Gambar 2.9 Area Junk Equipment 7. Area Rig Equipment Area Rig Equipment merupakan area yang digunakan untuk reposisi peralatan Rig.
Gambar 2.10 Area Rig Equipment
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
8. Area Asset Equipment Area Asset Equipment merupakan area yang digunakan untuk penataan stock peralatan dan spare part. Output pada area asset equipment tidak dapat dikuantifikasi sebagai satuan barang.
Gambar 2.11 Area Asset Equipment
2.4 Penelitian Sebelumnya Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan: Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya
Nama Penulis, Tahun dan Judul Novantari Faradillah (2012), Pengendalian Kebisingan pada Industri Pencuci Pasir di PT. Maharadia Prakasa rembang-Jawa tengah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil Penelitian Nilai kebisingan di industri sekitar 85101 dB sehingga perlu dipasang enclosure
Persamaan Sama-sama menghitung nilai kebisingan di industri
Perbedaan Penelitian lebih luas di semua area industri
22
Nama Penulis, Tahun dan Judul
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Panji Aryo P (2012) Analisis Pengaruh Kebisingan pada Pengepakan Bando di Mesin Injection. Jakarta
Output pengepakan dengan area kebisingan > 85 db lebih kecil hasil outputnya dibanding area pengepakan yang < 85 db
Sama-sama menghitung nilai kebisingan diarea kerja dan mencari korelasi
Penelitian tidak menghitung kebisingan dengan earplug
Ana Ekawati (2011), Analisis Kebisingan Pesawat Terbang di Kawasan Sekitar Bandara (Studi Kasus: Bandara Pekanbaru dan Surabaya) Micel Pichard (2007) Accidents with noise exposure in the workplace. Canada : Universete Demonrel
Nilai kebisingan disekitar lingkungan bandara 39.87-86.11 dB untuk bandara Pekanbaru dan 42.23-75.7 dB untuk bandara Surabaya Adanya potensi kecelakaan ditempat kerja yang disebabkan dari area bising > 85 db
Sama-sama menghitung nilai kebisingan
Dilakukan di bandara bukan dunia industri
Sama-sama menghitung nilai kebisingan di industri
Analisa korelasi kebisingan terhadap potensi accident
Daniel Baker (2014) Application of Noise Guidence to the Assesment of Industrial Noise with Caracter on Residentia. United Kingdom : Cambridge
Pemetaan area kerja berdasarkan tingkat kebisingan masingmasing. - Kebisingan rendah 40-65 db - Kebisingan sedang 66-85 db - Kebisingan tinggi > 85 db
Sama-sama menghitung nilai kebisingan diarea kerja
Tidak menghitung korelasi / pengaruh terhadap output atau produktivitas
Kebisingan mempengaruhi terhadap gangguan psikologis, semakin tinggi kebisingan psikologis semakin menurun/terganggu
Sama-sama menghitung nilai kebisingan diarea kerja dan analisa pengaruhnya
Pengaruh dari kebisingan yang diuji berupa kondisi psikologis
Iwan M Ramdan (2014) Hubungan paparan Kebisingan terhadap gangguan psikologis. FKM Universitas Mulawarman
http://digilib.mercubuana.ac.id/