BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, icommunico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti pada kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “ kita mengirimkan pesan”.3 Komunikasi menurut Hovland, Janis & Kelly adalah suatu proses melalui masa seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Komunikasi menurut George Gerbner yaitu dimana seseorang melihat suatu kejadian lalu bereaksi dalam satu situasi melalui beberapa cara yang mengandung isi dengan beberapa akibat.4 Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rakhmat mengutip bahwa komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1974:9-13) 3 4
Deddy Mulyana,M.A, Ph.D.2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Hal.41 Denis McQuail dan Sven Windahl,1985.Model-model Komunikasi, Jakarta: Uniprimas.hal.20
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengeruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.5 Dari pendapat para ahli komunikasi diatas, dapat didefinisikan bahwa komunikasi adalah panduan pikiran dan perasaan individu, lembaga, dan institusi lainnya baik secara verbal (baik lisan dan tulisan), ataupun nonverbal (misalnya dalam bentuk gambar, warna, jarak dan bentuk lambang lainnya) dalam mengubah sikap, opini,dan perilaku orang lain untuk memperoleh tanggapan (perhatian).
2.2
Komunikasi Media Foto Foto adalah sebuah ruang diskusi yang sifatnya dua arah, dari seorang
fotografer Kepada yang melihatnya. Salah jika kita menganggap foto tidak perlu dimaknai oleh orang lain Dalam sebuah foto anda akan dipaksa untuk memaknai isi dari foto tersebut, sekan akan fotografer tersebut mengajak anda untuk berdialog melalui fotonya. Dan pada akhirnya anda akan mampu merasakan aspek emosi yang dititipkan oleh fotografer tersebut melalui fotonya.6
2.3 Media Massa Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Massa teori dan praktek, mengatakan: “Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk
5
Jalaludin Rakhmat,2004.Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), Bandung: Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, Hal.13 6 Feininger Andreas, 1994.Unsur Utama Fotografi ( Edisi Revisi ),Semarang:Penerbit Dahara Prize, Hal.121
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relatif banyak.7
2.4 Definisi Komunikasi Visual Menurut definisinya, Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bias diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. 8 Secara etimologi, istilah “komunikasi visual” ini terdiri dari dua kata yaitu: Kata komunikasi yang berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa latin “communis” yang berarti “sama” (dalam bahasa Inggris:common). Kemudian komunikasi dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan).
7 8
Onong Uchjana.2002.Ilmu Komunikasi Massa Teori dan Praktek, Rosdakarya,Bandung, hal.4 Kotler Philip, Pengantar Desain Komunikasi Visual, C.V Andi Offset, 2002, hal 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indra pengelihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukan kedalam bahasa Inggris visual.9
2.4.1 Istilah Visual Terdapat berbagai istilah visual yang digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bahasa pendidikan atau ilmu pengetahuan. Berikut beberapa istilah yang berhubungan dengan visual:10 1. Visual Languange, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual. 2. Visualiser, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah visual atau mewujudkan suatu ide kedalam bentuk visual dalam suatu proyek desai. 3. Visual Effect, membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi sesuatu keadaan yang sulit dilakukan manusia. Misalnya ,umcul seekor dinosaurus atau monster lain yang luar biasa besarnya, efek seolah-olah manusia sedang mendarat disebuah planet asing, atau sebagainya. 4. Visual Information adalah informasi melalui pengelihatan misalnya gambar rokok di coret yang artinya dilarang merokok dan sebagainya. 5. Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar karya visual.
9
Kusmiati, A,S. Pudjiastuti & P. Suptandar, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta, 1999, hal 6 10
Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, C.V Andi Offset, 2007, hal 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Jadi, Komunikasi Visual merupakan ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya. Singkatnya komunikasi visual merupakan komunikasi yang mengkomunikasikan pesan atau informasi secara visual.
2.5
Fungsi Dasar Komunikasi Visual Dalam perkembangannya selama beberapa abad, komunikasi visual
mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.11 1. Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapan orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenal, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih dan “sehat”
11
Kusmiati, A,S. Pudjiastuti & P.Suptandar, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta, 199, hal 22-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2. Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan untuk menunjukan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol
dan
petunjuk
arah.
Informasi
akan
berguna
apabila
dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain lainharus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desai komunikasi visual harus bersifat universal 3. Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk jasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.6
Peranan Komunikasi Visual Pekerjaan seseorang komunikasi visual adalah menggunakan kata (huruf) dan gambar serta elemen – elemen visual lain yang berkomunikasi. Seni mereka merupakan ekspresi verbal visual. Seorang desain komunikasi visual menjembatani antara klien dengan sebuah pesan yang dikirim ke target sasaran secara visual. Seorang desain komunikasi visual atas nama klien memberikan informasi, membujuk, meningkatkan atau menjual12.
2.7
Kaitan Komunikasi Visual dengan Promosi Menurut Jim Aitchison dalam bukunya Clueless In Advertising promosi merupakan bagian dari Marketing Communication, dimana suatu perusahaan yang ingin memasarkan produknya memerlukan adanya jasa Advertising untuk mempromosikan produknya. Advertising sendiri menggunakan komunikasi visual untuk mempromosikan produk yang ingin dipasarkan oleh kliennya. Disinilah kaitannya antara komunikasi visual dengan promosi. Menurut Adrian Payne dalam bukunya Strategi Pemasaran, promosi mempunyai kaitan yang erat dengan pemasaran. Pemasaran merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimuli, dan memahami kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan
12
Arif Rustam. Teori Seni Rupa dan Desain. Djambatan, Jakarta: 1999
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
menyalurkan sumber –sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan tersebut13. Menurut Lamb, Hair dan Mc Daniel dalam bukunya, pemasaran
promosi
adalah
komunikasi
orang
atau
pasar
yang
menginformasikan dan mangingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respon14. Sedangkan menurut Fred E. Hahn dan Kenneth G. Magun dalam bukunya yang berjudul Do-it-your self Advertising and Promotion, beriklan dan berpromosi sendiri, promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk atau jasa di tempat jaringan penjualan, melalui dari bahan – bahan presentasi yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan surat kabar yang mencoba mengikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan15. Fungsi pemasaran dapat dianggap terdiri dari tiga komponen kunci: 1. Bauran Pemasaran : Unsur – Unsur atau elemen – elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi
13
Adrian Payne. Strategi Pemasaran. PT Remaja Rosda Karya, Bandung: 1993 Charles W. Lamb, Joe F. Hair, Carl McDaniel. Pemasaran. Jilid kedua, Salemba Empat (PT Salemba Empat Patria), 2001 15 Fred Hahn, Kenneth G Mangun. Do-it-your self Advertising and Promoting, Beriklan dan Berpromosi Sendiri. Edisi Kedua. Grasindo, Jakarta: 1999 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2. Kekuatan Pasar : Peluang dan ancaman eksternal dimana operasi – operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi 3. Proses Pemasaran : proses strategi dan managerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan – kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar
yang
Kebanyakan
telah
ditentukan
pembahasan
dalam
pemasaran.
mengenai
pemasaran
memusatkan perhatian sekitar empat komponen kunci bauran pemasaran yang disebut 4P. Komponen ini meliputi: 1. Produk – produk atau jasa yang sedang ditawarkan. 2. Harga (price), harga yang dibayar dan cara – cara atau syarat – syarat yang berhubungan dengan penjualannya. 3. Promosi, program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk dan jasa. 4. Tempat (place), fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka menyediakan produk dan jasa sebuah perusahaan. Menurut
Fandy
Tjiptono
dalam
bukunya
“Strategi
Pemasaran” edisi ke-2, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
informasi,
14
mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Hanry Simamora dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Pemasaran
Internasional”
promosi
adalah
mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak – pihak lainnya saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan perilaku16.
2.7.1 Tujuan Promosi Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta meningkatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya17.
Secara rincian tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menginformasikan (informing), dapat berupa: a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar d. Menjelaskan cara kerja suatu produk e. Menginformasikan jasa- jasa yang disediakan oleh perusahaan 16
Henry Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid II. Penerbit: Salemba Empat (PT Salemba Empat Patria), 2000 17 Andrian Payne. Strategi Pemasaran. PT Remaja Rosda Karya, Bandung: 1993
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
f. Meluruskan kesan yang keliru g. Mengurangi ketakukan atau kekhawatiran pembeli h. Membangun citra perusahaan 2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk: a. Membentuk pilihan merek b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman) 3. Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas: a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat b. Mengingatkan pembeli akan tempat – tempat yang menjual produk – produk perusahaan c. Membuat pembeli tetap ingin walaupun tidak ada kampanye iklan d. Menjaga agar pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Menurut Hanry Simamora dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Internasional” fungsi promosi untuk mencapai berbagai macam tujuan komunikasi dengan setiap pemirsa18.
18
Henry Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid II. Penerbit: Salemba Empat (PT Salemba Empat Patria), 2000
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2.7.2
Media Promosi Pemilihan saluran komunikasi yang tepat sesuai dengan segmentasi sangat penting agar pesan yang disampaikan dapat tersampaikan secara efektif. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan karakteristik dan efek yang dihasilkan oleh masing – masing media tersebut berbeda. Pemilihan media disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan tantangan persaingan dan anggaran dana yang tersedia19. Menurut M. Suyanto, dalam bukunya yang berjudul, Aplikasi Desain Grafis untuk periklanan terdapat klasifikasi media yang dibagi menjadi: 1. Beberapa Media Atas atau Above The Line antara lain: Media cetak: Surat kabar, majalah, tabloit, media elektronik: Televisi, Radio, Internet, Media luar luang: Billboard, Mobile add 2. Media Lini Bawah atau Bellow The Line. Media ini adalah iklan yang langsung diberikan oleh pengiklan kepada sasarannya tanpa harus membayar kepada media lain. Beberapa media Lini Bawah atau Bellow The Line antara lain: Kaos, Mug, Stiker, Topi, dan lain sebagainya.
19
Suyanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Penerbit ANDI, Yogyakarta: 2004
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.7.3
Bauran Promosi Meskipun secara umum bentuk – bentuk promosi mempunyai fungsi yang sama, tapi bentuk – bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas – tugas khususnya. Beberapa tugas khususnya itu atau sering disebut bauran promosi adalah: 1. Advertisement Adalah kandungan utama dari menejemen promosi yang menggunakan ruang media bayaran – televisi, radio, surat kabar, majalah, guna menyampaikan pesan. Kebanyakan bentuk iklan diarahkan kepada kelompok – kelompok spesifik dengan siapa pengklan ingin berkomunikasi. Ada banyak jenis periklanan yang berbeda: a. Iklan Strategis Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dari periklanan strategis ini dalam jangka panjang “memposisikan” merek, serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengandung konsumen menikmati hubungan dengen merek serta meyakinkan ulang bahwa merek ini tetap tersedia bagi para pengguna yang sudah ada. b. Iklan Taktis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan tektis memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memicu konsumen memberikan jawaban pada hari yang sama. c. Iklan Ritel Iklan ini dilakukan oleh toko serba ada, pasar swalayan, dan dealer yang memberikan banyak penawaran khusus dan mempunyai banyak persediaan
d. Iklan Bisnis kepada Bisnis Terjadi
ketika
sebuat
perusahaan
berbicasa
kepada
perusahaan lain, yang biasanya dilakukan melalui halaman – halaman majalah bisnis20.
2. Personal Seling Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
20
Jim Aitchinson, May Lwin, Clueless In Marketing Communication. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta: 2005
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
3. Mass Selling Terdiri dari periklanan dan publisitas, mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.
4. Promosi Penjualan Menurut Aitchinson, promosi penjualan adalah persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan menningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Ada beberapa aktivitas promosi penjulan yang dilakukan oleh produsen
adalah
:
Discount,
Bonus,
Premium
Gift,
Merchandizing Item and Gimmick. 5. Public Relations (Hubungan Masyarakat) Merupakan
upaya
komunikasi
menyeluruh
dari
suatu
perusahaan untuk mempenyaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut, mempunyai
kepentingan,
dan
dapat
mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak atau orang – orang yang tinggal di sekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah serta massa.
6. Direct Marketing Adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan
satu
atau
beberapa
media
iklan
untuk
menimbulkan iklan yang teratur atau transaksi disembarang lokasi21.
2.8
Desain Grafis Desain mempelajari dalam konteks tata letak dan komposisi, bukan seni
grafis murni. Area kinerja desain grafis diantaranya: stasionary kit atau sales kit: desain kartu nama, kop surat, amplop, map, balpoint. Profil usaha, annual report, corporate identity yang terdiri dari logo dan trade mark berikut aplikasi penerapannya. Desain grafis lingkungannya berupa sign system: papan petunjuk arah, papan nama, dan infografis: chart, diagram, statistik, denah dan peta lokasi. Desain grafis industri, sistem informasi pada jasa dan produk industri. Desain beragam produk percatakan dari mulai prepress sampai hasil cetakan akhir. Perancangan pameran produk dan jasa industri. Garis arsitektur berikut produk sign system. Desain perwajahan buku, koran, tabloid, majalah, dan jurnal. Desain sampul kaset, dan cover CD. Desain kalender, desain grafis pada
21
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. PT Remaja Rosda Karya, Bandung: 2001
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
kaos oblong, desain kartu pos, perangko, dan mata uang. Desain stiker, pin, cocard, id card, desain undangan, desain tiket dan karcis, desain sertifikat, dan ijasah. Desain huruf dan typografi, ilustrasi dan komik Desain dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri (yang bisa disebut seni komersial). Aplikasi – aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk : menciptakan identitas untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis: desain, informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Media komunikasi massa, cetak, film, dan elektronik adalah sarana untuk pesan visual.
2.9 Elemen elemen desain Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen/unsur untuk menunjang desainnya. Elemen- elemen desain tersebut ialah:22 a. Titik Titik adalah suatu elemen visual yang wujudnya relatif kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung diterampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, dan kepadatan tertentu.
b.
Garis
22
Cendani Christine Suharto, Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual, Nirmana Vol.1, No.1,1999, hal 1-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Garis dianggap sebagai salah satu unsur/elemen visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek, sehingga garis selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapat arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya/ kualitas ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan. Goresan suatugaris memiliki arti atau kesan sebagai berikut: 1. Garis tegak: kuat kokoh, tegas, dan hidup 2. Garis datar: lemah tidur, dan mati 3. Garis lengkung: lemah, lembut, mengarah 4. Garis patah: tegas, tajam, hati hati, naik turun 5. Garis miring: sedang, menyudutkan 6. Garis berombak: halus, lunak, berirama23 c.
Bidang
Bidang merupakan elemen visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari
bentuknya,
bidang
bisa
dikelompokan
menjadi
2,
yaitu
bidang
geometri/beraturan dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non-geometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu,
23
Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, C.V Andi Offset, 2007, hal 46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih.
d.
Ruang
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis bidang dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti.
e.
Warna
Warna sebagai elemen visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannyaditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna diantaranya adalah hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekatan) dan Lightness (nilai cahaya dari gelap keterang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang paling menentukan adalah Lightness. Dalam pembagian warna, digunakan lingkaran warna. Warna-warna dalam lingkaran warna terdiri atas bagian yaitu:24 1. Warna Primer terdiri atas warna merah, kuning dan biru. Warna primer merupakan warna dasar dalam lingkaran warna.
24
Anne Dameria, Color Basic: Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan Industri Grafika, (Jakarta: Link & Match Graphic, 2007), hal 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2. Warna Sekunder terdiri dari orange, hijau dan ungu. Warna sekunder merupakan percampuran dua warna primer dengan perbandingan sama. Warna orange merupakan percampuran warna merah dan kuning, warna hijau merupakan percampuran warna biru dan kuning, sedangkan warna ungu adalah percampuran antara warna merah dan biru. 3. Warna Tersierwarna merupakan percampuran antara warna premier dan warna sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama. Warna tersier terlihat unik dan cantik. Seperti hijau limau dihasilkan dari warna hijau dan kuning. Ada warna hijau toska dihasilkan dari campuran hijau dan biru. Warna indigo dihasilkan dari campuran warna ungu dan biru. Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan komunikator dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan pengelihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira atau semangat dan lain-lain. Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon psikologis. Molly E. Holzsclag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing- masing warna ketika memberikan respon secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut:25 1.
Merah
Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresif, bahaya.
25
Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, C.V Andi Offset, 2007, hal 47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.
Biru
Kepercayaan, kebersihan,
3.
Hijau
konservatif,
keamanan,
teknologi,
perintah
Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan
4.
Kuning
Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran/kecurangan, pengecut, penghianatan.
5.
Ungu
Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan
6.
Orange
Energi, keseimbangan, kehangatan.
7.
Coklat
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan
8.
Abu-abu
Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak
9.
Putih
Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa),steril, kematian
10.
Hitam
Kekuatan seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, ketidak bahagiaan, keanggunan
f.
Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi
menjadi tekstur kasan dan tekstur halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, teksture digolongkan menjadi teksture nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan hasil raba dan hasil pengelihatan. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil pengelihatan dan perabaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
g. Kontras Nilai Nilai digunakan untuk menggambar tentang kecerahan dan kegelapan sebuah elemen visual. Hubungan antar satu elemen dengan elemen lain yang berkaitan dengan kecerahan dengan kegelapan disebut kontras nilai. Kontras nilai memberikan citra dan persepsi secara rinci. Kita membutuhkan kontras nilai untuk membaca kata atau tulisan pada suatu layar multimedia. Tulisan pada layar mempunyai nilai hampir sama membuat kita kesulitan bahkan tidak dapat membacanya. Gunakan nilai kontras, misalnya jika tipe tulisan putih, maka layar berwarna hitam. Perbedaan kontras nilai akan memberikan efek yang berbeda baik visual maupun emosional jika rentang kontras nilai sempit maka disebut kontras rendah, tetapi jika rentang kontras nilai tinggi disebut kontras tinggi. 2.10
Gaya dan Kesan Pengertian gaya dan kesan secara umum adalah suatu ragam yang khas dari ekspresi, desain, arsitektur atau cara pelaksanaan suatu hal. Gaya dan kesan dalam desain grafis berarti keindahan visual yang mempunyai pengaruh besar pada suatu masa dan tempat tertentu. Desainer grafis pada dasarnya bertugas untuk mengatur dan mengkomunikasikan pesan untuk menempatkan sebuah produk atau ide di benar audience, memberikan kesan baik, serta memberitahukan dan mempublikasikan suatu informasi dengan cara yang efektif. Dalam proses ini, gaya juga berarti sebuah cara untuk menginformasikan dan menandai pesan yang ditujukan bagi audience tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Sejak era Victoria hingga sekarang, desain grafis telah berfungsi melayani berbagai macam kebutuhan di sector ekonomi dan budaya, oleh sebab itu gaya desain grafis berkembang beraneka ragam pula. Suatu gaya diciptakan karena alasan estetika (Art Nouveau), sedangkan yang lain dengan alasan politik (Dada). Adapula berdasarkan keinginan untuk mendapatkan identitas bersama (Swiss International Style) atau tuntutan komersial (Post-Modernism), serta berdasarkan landasan moral dan filsafat (Bauhaus). Beberapa gaya dipengaruhi oleh seni murni (Art Deco), atau ada yang terpengaruhi oleh industry (Plakatstil). Beberapa gaya nasional bahkan menjadi sebuah gerakan internasional (Futurism). Namun ada pula beberapa gaya yang bertahan hingga saat ini dan masih terus digunakan (Contructivism, Expressionism, Surrealism). Beberapa gaya tidak mampu bertahan dan hilang ditelan jaman, beberapa gaya dihidupkan dan dipakai kembali hari ini dan bahkan disalahgunakan oleh generasi berikutnya.
2.11
Katalog Katalog adalah alat publikasi yang digunakan perusahaan sebagai cara mempromosikan produk dan layanan mereka. Katalog ini memungkinkan berbagai macam perusahaan untuk menginformasikan kepada calon pelanggan tentang harga dan fitur produk mereka, dalam rangka mendorong penjualan mereka. Katalog adalah sarana bagi perusahaan untuk menyajikan secara rinci cakupan produk dan jasa langsung kepada pelanggan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Jumlah halaman publikasi ini dapat bervariasi sesuai dengan kemungkinan dan ukuran masing – masing perusahaan. Metode penjilidan pun berbeda- beda, begitu pula dengan jenis kertas yang digunakan untuk katalog, tergantung pada jenis katalog, mengingat besar anggaran masing – masing perusahaan berbeda. Katalog merupakan alat penting untuk mempromosikan dan menjual produk dan jasa, berkat ruang yang tersedia, dapat dimasukkan banyak gambar dan teks yang bersifat mengutarakan semua rincian yang dibutuhkan pelanggan untuk dapat memilih apa yang mereka ingin beli. Desain yang baik dan kualitas foto serta ilustrasi dapat menjadi daya tarik sendiri bagi para calon pelanggan.
2.12
Illustrasi atau Gambar Secara umum dapat dikatakan, desain komunikasi visual yang
tidak disertai ilustrasi cenderung monoton, kurang informatif, kurang menyenangkan, dan tidak memiliki unsur eye catcher. Adanya ilustrasi dimaksudkan untuk memperjelas informasi atau pesan dan sekaligus sebagai alat untuk menarik perhatian pembaca (attention grabber). Kendati demikian, ilustrasi yang kurang berkualitas dapat menjadi bumerang, berbalik merusak desain dan menghancurkan image. Pengertian ilustrasi secara luas tidak terbatas pada gambar dan foto. Ilustrasi bisa berupa garis, bidang, dan bahkan susunan huruf bisa disebut ilustrasi. Seorang desainer grafis Amerika, Herb Lunalin, sangat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
dikenal di dunia karena kepintarannta mengesploitasi bentuk huruf sebagai ilustrasi. Pengertian ilustrasi secarau umum adalah gambar atau foto yang bertujuan menjelaskan teks dan sekaligus menciptakan daya tarik. Ilustrasi yang berhasil menarik perhatian pemcara pada umumnya memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1.
Komunikatif, informatif, dan mudah dipahami.
2.
Menggugah perasaan dan hasrat untuk membaca.
3.
Punya daya pakau (eye catcher) yang kuat.
4.
Jika perlu foto atau gambar, harus punya kualitas memadai, baik dari aspek seni maupun teknik pengerjaan. Saat ini komputer banyak tersedia ilustrasi yang siap pakai, seperti
clip art, teksture, pattern, dan dingbat (jenis font berupa gambar, ornamen, dan simbol – simbol). Desainer profesional umumnya kurang suka menggunakan illustrasi dari komputer karena dianggap tidak orisinl, tidak kreatif, dan yang pasti tidak memiliki keunikan spesial. Ilustrasi dapat digunakan untuk memperjelas dan mempermudah pembaca dalam memahami pesan, serta menambah daya tarik desain, buka sebaliknya.
Penggunaan
ilustrasi
yang
berlebih
justru
dapat
membingungkan nilai keterbacaan. Ilustrasu apapun bentuknya, memiliki potensi besar untuk merebut perhatian pembaca26. Tujuan ditambahkannya ilustrasi antara lain untuk:
26
Agustin Mario. Desain Komunikasi Visual- Teori dan Aplikasi. C.V Andi, Yogyakarta: 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
1. Menangkap perhatian pembaca. 2. Memperjelas isi yang terkandung dalam teks (body copy). 3. Menunjukkan identitas perusahaan. 4. Menunjukkan produk yang ditawarkan. 5. Meyakinkan pembaca terhadap informasi yang disampaikan melalui teks. 6. Membuat pembaca tertatik untuk membaca judul. 7. Menunjolkan keunikan produk. 8. Menciptakan kesan yang mendalam terhadap produk atau pengiklan.
2.13 Pengertian Fotografi Fotografi ( dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari bahasa yunani yaitu “Fos”: Cahaya dan “Grafo”: Melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prisip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar mediaum penangkapan cahaya. Medium yang telah
dibakar
dengan
ukuran
luminitas
cahaya
yangtepat
akan
menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
pembiasan ( selanjutnya disebut lensa ). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO speed), diafragma (Aperture), dan Kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film
yang semula digunakan
berkembang menjadi digital ISO.
2.13.1
Sejarah Fotografi Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka dibagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranyayaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuan Arab Ibnu Al Haitam ( Al Hazen ) pada abad ke-10 Sm, dan kemudian berusaha menciptakan serta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
mengembakan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahuun 1558, seorang ilmuan italia, Giambattista della Porta menyebut “camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar. Menurut Szarkowski dalam hartoyo, nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611: “By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finally give a device a name that stuck: camera obscura. The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which focussed the image of the scene outside onto a piece of papper”. ( Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya member nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura. Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda diatas selembar kertas). Pada awal abad ke-17 seorang ilmuan berkebangsaan italia bernama Angelo Sala menemjkan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich schulse, pada tahun 1727 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak ia gagal mempertahankan gambar secara permanen. Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama thomas wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk masuknya cahaya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse
membuat gambar-gambar negatif ( sekarang dikenal dengan istilah
fotogram ) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang disaputi komponen perak. Sementara itu di Inggris, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan
cholride
perak, tapu bernasib sama denga Schulse. Pelatnya
dengan cepat merubah warna hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa. Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman Lithography Perancis, joseph-Nicephore Niepce ( 1765 - 1833 ), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan
dari
jendela
kamarnya,
melalui
proses
yang disebutnya
Heliogravure ( proses kerjanya mirip lithograph )di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang tak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanen. Kemudian ia pun mencooba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut Heliogravure pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mandde Daguerre ( 1787-1851 ) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum bereksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, meraka pernah meramal bahwa: “ fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman”. Sayang, sebelum menunjukan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 agustus 1893, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembar plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri ( neon ). Proses ini disebut Daguerretype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan air suling. Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar gencarnya. Pada tahun 1839 yang direncanakan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, LouisJacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan keseluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar keseluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Fotografi
kemudian
berkembang
dengan
sangat
cepat.
Menurut
Szarkowski dalam Hartoyo ( 2004: 22 ), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kameraboks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto. Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film. Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam ukuran sebesar koran.27
2.13.2
Jenis-Jenis Fotografi
Menurut berbagai sumber, jenis fotografi ada beberapa golongan, tergantung dari mana kita hendak menggolongkannya. Dan karena fotografi itu sendiri berasal dari barat, maka penggolongannya pun mengikuti aturan meraka.
27
Edi,S.Mulyanta, Teknik Modern Fotografi Digital, Yogyakarta; CV.Andi Offset, 2007, hal 4.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Jika digolongkan berdasarkan macam, maka fotografi akan terbagi menjadi 4 bagian: 1.
Black and White fotografi
2.
Color fotografi
3.
Infrared fotografi
4.
Digital fotografi
Sementara itu, kalau digolongkan berdasarkan gaya, fotografi terbagi menjadi 13: 1.
Advertising fotografi
2.
Fashion and Glamour fotografi
3.
Crime fotografi
4.
Still life fotografi
5.
Food fotografi
6.
Journalism fotografi
7.
Portrait dan Wedding fotografi
8.
Fine art fotografi
9.
Landscape fotografi
10. Conceptual fotografi 11. Wildlife fotografi 12. Pornography fotografi 13. Photo sharing Tidak menutup kemungkinan apabila penggolongan jenis fotografi tersebut jadi bertambah, karena bisa saja ada sub-bagian tambahan dari salah satu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
jenis fotografi tersebut. Apabila disimpulkan, menurut aku ( subjective ), secara umum, jenis fotografi itu bisa dibagi ke dalam dua bagian: 1.
Indoor ( dalam ruangan )
2.
Outdoor ( luar ruangan ) Hal tersebut berhubungan dengan cahaya yang dibutuhkan, dimana
biasanya, di dalam ruangan, cahaya ( lighting ) yang dibutuhkan akan lebih banyak apabila dibandingkan dengan luar ruangan28
2.14
Foto Essay Sebuah narasi dalam bentuk sekumpulan foto yang dirangkaikan dalam
satu topik tertentu. Esai foto yang lengkap terdiridari headline, naskah dan pengaturan tata letak foto yang saling mendukung. Semua itu akan menunjang pemahaman ide cerita yang ingin disampaikan.29 Secara umum, sebuah esai foto tidak berbeda jauh dengan esai tulisan. Hanya saja yang menjadi media utama adalah foto. Dalam menyampaikan masalah yang diangkat, foto merupakan elemen utama serta naskah yang menyertainya menjadi sekunder. Sementara, hal hal yang tidak dapat diungkapkan oleh foto terungkap dalam naskah. Perbedaan esai foto dan tulisan terletak pada media yang dipilih untuk bertutur sehingga pada prisipnya batasannya pun sama.30
2.14.1 Elemen Foto Essay Beberapa elemen penting yang harus dipahami dalam membuat foto esai:
28
Bachtiar, Ray, Ritual Fotografi. Jakarta, 2008, hal. 42 Nugroho, R. Amien, Kamus Fotografi.Yogyakarta 30 Feininger Andreas, 1994.Unsur Utama Fotografi ( Edisi Revisi ),Semarang:Penerbit Dahara Prize, Hal.84 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Elemen utama
: Foto ( untuk menggantikan kata kata )
Elemen kedua
: Naskah/teks atau caption ( dapat juga tanpa naskah )
Esai memang tidak memecahkan persoalan, tetapi melukiskan persoalan. Atau tepatnya, esai melukiskan kehidupan sebagai fenomena kehidupan manusia, dalam aspek intelektual maupun emosionalnya. Dalam keseharian sering kita meyakini sebuah kebenaran yang secara empiris dan tanpa keinginan lebih jauh untuk membuktikan kebenaran tersebut secara teoritis. Dalam situasi ini tulisan berbentuk esai menjadi pilihan yang paling tepat. Karena tujuan esai adalah untukmemancing opini pembacanya. Esai menggambarkan hubungan manusia dengan dunianya secara nyata ( realis ). Penggambaran tersebut kadang secara analitis, kadang interpretative, deskriptif atau emosional sejauh merangsang juru fotonya. Jadi dia merekam kehidupan secara riil. Bila pada ilmu ( tulisan Ilmiah ) dan seni ( puisi ) keduanya berusaha mencapai kemutlakan filosofis, yang satu kearah positif, yang lain kearah idealis, maka esai menuju pada kenyataan fenomenologis ( melihat fenomena kehidupan secara sederhana dalam realitas ). 1.
Elemen dalam foto esai:
Foto tunggal ( dapat berdiri sendiri, tanpa perlu ada foto lain untuk menerangkan ), dibagi menjadi 3: a.
Foto berita - foto gambaran umum
b.
Foto feature foto perbandingan/kontras foto sekuen foto illustrasi ( hanya untuk memberikan penekanan pada tulisan )
2.
Rumusan foto esai menurut majalah LIFE:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Tampak umum atau keseluruhan medium shot; fokuskan pada grup atau aktifitas close up; detail kuat yang relevan potret; wajah yang berkarakter dengan latar belakang lingkungan interaksi; sedang bercakap cakap atau bekerja: negosiasi, berdebat desisif momen; menggabungkan muatan semua elemen cerita dalam satu foto sekuen; repetitive atau foto awal sampai akhir penutup; mengakhiri cita. 3.
Menurut ( mantan ) editor LIFE, Maitland Edey, Foto esai sebaiknya: a. Orang terkenal: tokoh masyarakat, artis b. Tidak terkenal tapi menarik: seniman eksentrik, pemanjat gunung, pengeliling dunia. c. Tidak terkenal tapi menjadi contoh sebuah trend dalam masyarakat: wanita karir, pialang, birokrat dilema kehidupan tantangan dalam kehidupan penderitaan manusia31 Foto dengan tema apapun akan mendapat nilai tambah bila tampil d alam
tata letak yang diperhitungkan dengan baik. Tata letak yang baik font, dll) akan menonjolkan interaksi antara foto dan
(ukuran, jenis
membentuk
satu
kesatuan yang utuh.
2.15 Jenis-jenis Layout dalam Desain Komunikasi Visual Menurut wdagdi (1993:31) desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Ada beberapa macam layout dalam bidang Desain Komunikasi Visual, diantaranya sebagai berikut:
31
Alwi, Audy Mirza.Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2004,hal.51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
1.
Mondrian Layout - Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait, dimana masing -masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.
2.
Multi Panel Layout - Bentuk media informasi dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).
3.
Picture Window Layout - Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure).
4.
Copy Heavy Layout - Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing teks (copy).
5.
frame
Layout
-
Suatu
tampilan
media
informasi
dimana
border/bingkai/frame-nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita). 6.
Silhouette Layout - Sajian media informasi yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/ warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
7.
Type Specimen Layout - Tata letak media informasi yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.
8.
Circus Layout - Penyajian media informasi yang tata letanya tidak mengacu pada ketentuan baku, komposisi gambar visualnya, bahkan kadang- kadang teks dan susunannya tidak beraturan.
9.
Jumble Layout - Penyajian media informasi yang merupakan kebalikan dari sircus layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.
10. Grid Layout - Suatu tata letak media informasi yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain media informasi tersebut seolah olah bagian perbagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid. 11. Bleed Layout - Sajian media informasi dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau trim sudah dipotong. 12. Vertical Panel Layout - Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi layout media informasi tersebut. Vertical dan membagi layout media informasi tersebut. 13. Alphabet Inspired Layout - tata letak media informasi yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
14. Angular Layout - penyajian media informasi dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat. 15. Informal Balance Layout - Tata letak media informasi yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang. 16. Brace Layout i- Unsur-unsur dalam tata letak media informasi membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa terbalik, dan dimuka bentk L tersebut dibiarkan kosong. 17. Two Mortises Layout - Penyajian bentuk media informasi yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan. 18. Quadran Layout - Bentuk tampilan media informasi yang gambarnya dibagi menjadi 4 (empat) bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar). 19. Comic Strips Layout - Penyajian media informasi yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya. 20. Rebus Layout - Susunan layout media informasi yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita.32
32
David Dabnet, Design and Layout: Understanding and Using Graphics, hal.1.26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
2.16 Tipografi Tipografi merupakan ilmu yang mempelajari tantang huruf. Ada banyak jenis dan bentuk huruf pada komputer. Kita akan sangat leluasa memilih jenis font yang diinginkan. Sehingga saking banyaknya jenis font akan sangat melelahkan bagi kita untuk memilih jenis yang pas untuk desain kita. Namun dari sekian banyak jenis, dapat kita bagi menjadi 5 kelompok jenis huruf, yang masing masing memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda. Sifat dan kegunaanya pun akan berbeda pula.33 1. Huruf tak berkait (Sans Serif) a.
Tidak memiliki kait (hook), hanya batang dan tangkainya saja
b.
Ujungnya bisa tajam atau tumpul
c.
Sifatnya kurang formal, sederhana, akrab
d.
Sangat mudah dibaca
e.
Cocok untuk huruf desain dilayar komputer, e-book, CD profile
Contoh: Arial, Avant Garde, Swiss, VAG Rounded, Helvetica 2. Huruf Berkait (Serif) a.
Memiliki kait (hook) pada ujungnya
b.
Sifatnya formal, elegant, mewah, anggun, intelektual
c.
Kurang mudah dibaca
d.
Cocok untuk body teks dikoran dan majalah
Contoh: Times, Tiffany, Bookman 3. Huruf tulis (Script) 33
Jonathan Sarwono, Metode untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta; CD.Andi Offset, 2007, hal. 89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
a.
Setiap hurufnya saling berkait seperti tulisan tangan
b.
Sifatnya anggun, tradisional, pribadi, informal
c.
Kurang mudah dibaca, sehingga jarang dipakai terlalu banyak dan terlalu kecil
d.
Cocok untuk desain diundangan pernikahan, ulang tahun
Contoh: Brush Script, Commercial Script, Vivaldi 4. Huruf Dekoratif a.
Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks dan rumit
b.
Sifatnya mewah, bebas, anggun
c.
Sangat sulit dibaca, hanya baik tampil 1 huruf saja
d.
Cocok untuk aksen, hiasan pada awal alinea, logo pernikahan, logo perusahaan.
Contoh: Aughsburger Initial, english, Cantebury 5. Huruf Monospace a.
Bentuknya sama seperti sanserif dan serif, hanya jarak dan ruang setiap hurufnya sama
b.
Sifatnya formal, sederhana, futuristik, kaku
c.
Mudah dibaca, namun terlihat kurang rapi dan tidak efisien, karena memakan banyak ruang
d.
2.17
Cocok untuk tampil pengetikan kode/bahasa program,logo
Sejarah Sunda Kelapa Sunda kelapa merupakan sebutan tertua bagi tempat yang
kemudian dikenal sebagai Jakarta. Dengan dukungan kesultanan cirebon
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
dan banten, pasukan demak dibawah pimpinan Fatahilah berhasil merebut pelabuhan sunda kelapa pada abad ke-16. Sunda Kelapa pun diganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti „Kota Kemenangan‟. Pada tahun 1619, giliran Belanda dibawah pimpinan J.P. Coen yang menyerbu dan menduduki Jayakarta. Pelabuhan perdagangan rempahrempah terpenting di Nusantara itu pun berubah nama menjadi Batavia. yang terletak di Penjaringan, Jakarta Utara, dimana pelabuhan ini sudah ada pada abad ke-5 pada jaman Tarumanegara, yang dulu lebih dikenal dengan Sundapura Dahulu pelabuhan ini diperebutkan oleh kerajaan kerajaan nusantara dan eropa, kemudian pada abad ke- 19 pelabuhan ini mengalami pendangkalan sehingga kapal kapal tidak dapat bersandar di pelabuhan ini. Pelabuhan ini menjadi tidak begitu produktif dalam pusat perdagangan, karena setelah ada pembangunan pelabuhan Tanjung Priok maka perdagangan laut dialihkan
2.18
Pengertian Obyek Wisata
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1979, tanggal 13 Agustus 1979, dinyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan obyek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni dan budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. (Amiruddin Saharuna, PR. 7 Februari 1989). Sedangkan atraksi wisata dapat diartikan sebagai obyek wisata yang dinamis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
(bergerak), yang meliputi kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk di dalamnya upacara-upacara tradisional, kesenian (terutama seni tari dan musik), permainan rakyat, industry kerajinan rakyat, dan lain-lain34
2.18.1
Tujuan Wisata
Tujuan wisata yang berupa kebudayaan yang hidup (baik yang bersifat kebudayaan masa kini maupun yang berkembang sejak masa lalu dan masih hidup hingga sekarang) pada dasarnya diarahkan kepada terjadinya penghayatan bagi si Wisatawan, yang seringkali merupakan sesuatu yang baru dan dirasakan unik. Kebijakan dalam hal ini adalah agar pada diri wisatawan tertumbuhkan kesan yang sedalam-dalamnya, serta penghargaan yang baik terhadap kebudayaan yang „dikunjunginya‟ itu35
34
Siti Aminah, dkk. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sulawesi Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. hal. 30 35
Edi Sedyawati. Keindonesiaan dalam Budaya. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Hal. 213
http://digilib.mercubuana.ac.id/