BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Sistem pakar dipandang berhasil ketika mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh pakar aslinya baik dari sisi proses pengambilan keputusannya maupun hasil keputusan yang diperoleh (Kusrini, 2009:3). Sistem pakar memiliki dua komponen utama yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar. Ada banyak cara untuk merepresentasikan pengetahuan, diantaranya daalah logika (logic), jaringan semantic (semantic nets), Object-Atribut-Value (OAV), bingkai (frame), dan kaidah produksi (production rule). Mesin inferensi merupakan otak dari aplikasi sistem pakar. Bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Apa yang dilakukan oleh mesin inferensi ini didasarkan pada pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan.
2.1.1 Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan
pengetahuan
dalam
sebuah
sistem
pakar.
Representasi
dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting masalah dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah (Kusrini, 2009:6).
7
8
Adapun karakteristik dari metode representasi pengetahuan adalah: 1. Harus bisa deprogram dengan bahasa pemograman atau dengan shells dan hasilnya disimpan dalam memori. 2. Dirancang sedemikian sehingga isinya dapat digunakan untuk proses penalaran. 3. Model representasi pengetahuan merupakan sebuah struktur data yang dapat dimanipulasi oleh mesin inferensi dan pencarian untuk aktivitas pencocokkan pola. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa dalam sistem pakar ada beberapa metode representasi pengetahuan. Jika pengetahuan berupa pengetahuan deklaratif, maka metode representasi pengetahuan yang cocok adalah jaringan semantic, frame dan logika predikat. Tetapi jika pengetahuannya berupa pengetahuan prosedural yang merepresentasikan aksi dan prosedur, maka metode represenrasi pengetahuan yang cocok adalah kaidah produksi.
2.1.2 Kaidah Produksi Pengetahuan dalam kaidah produksi direpresentasikan dalam bentuk: JIKA [antecedent] MAKA [konsekuen] JIKA [kondisi] MAKA [aksi] JIKA [premis] MAKA [konklusi] Contoh: Aturan 2: JIKA terjadi luka MAKA berikan Betadine Aturan 3: JIKA tidak punya uang MAKA berikan ambil tabungan
9
Aturan 4: JIKA bersin-bersin MAKA terserang influenza Aturan 5: JIKA bensin habis MAKA motor akan mogok Aturan terkadang menggunakan operator logika AND atau OR. Contoh: Aturan 6: JIKA dana mencukupi DAN pengiriman bisa dilakukan kurang dari satu bulan MAKA beli laser printer Aturan 7: JIKA kontraktor tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ATAU biaya melebihi anggaran MAKA kontrak batal Aturan dalam kaidah produksi diklasifikasikan menjadi kaidah derajat pertama dan kaidah meta. Kaidah derajat pertama adalah aturan yang bagian konklusinya tidak menjadi premis bagi kaidah lain. Sebaliknya, kaidah meta merupakan kaidah yang konklusinya merupakan premis bagi kaidah yang lain. Aturan 8 merupakan contoh kaidah meta dan aturan 9 merupakan contoh kaidah derajat pertama. Aturan 8: JIKA Pusing DAN Cepat Lelah DAN Sering Kesemutan MAKA Anemia
10
Aturan 9: JIKA Anemia DAN Batuk Kronis MAKA TBC Untuk hasil yang lebih akurat dalam memecahkan masalah dalam suatu domain, biasanya dibutuhkan aturan yang cukup banyak karena masing-masing aturan berisi detail pengetahuan. Jumlah aturan akan menggambarkan kompleksitas sistem pakar.
2.1.3 Tabel Keputusan dan Pohon Keputusan Menurut Ginanjar Wiro Sasmito (2010:35), tabel keputusan merupakan suatu cara untuk mendokumentasikan pengetahuan. Tabel keputusan juga merupakan matrik kondisi yang dipertimbangkan dalam pendeskripsian kaidah. Walaupun kaidah secara langsung dapat dihasilkan dari tabel keputusan tetapi untuk menghasilkan kaidah yang efisien terdapat suatu langkah yang harus ditempuh yaitu membuat pohon keputusan terlebih dahulu. Dari pohon keputusan dapat diketahui atribut (kondisi) yang dapat direduksi sehingga menghasilkan kaidah yang efisien dan optimal. Contoh tabel keputusan dan pohon keputusan adalah sebagai berikut :
11
Tabel 2.1 Contoh Tabel Keputusan
Sumber: Sasmito, Ginanjar Wiro. 2010. “Aplikasi Sistem Pakar untuk Simulasi Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah dan Cabai Menggunakan Forward Chaining dan Pendekatan Berbasis Aturan”. Tesis. Semarang:Universitas Diponegoro.
Mengacu pada Tabel 2.1, dapat dibuat pohon keputusan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Contoh Pohon Keputusan Sumber: Sasmito, Ginanjar Wiro. 2010. “Aplikasi Sistem Pakar untuk Simulasi Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah dan Cabai Menggunakan Forward Chaining dan Pendekatan Berbasis Aturan”. Tesis. Semarang:Universitas Diponegoro.
12
Keterangan:
A:
Evidence A
H1:
Hipotesa 1
y:
Ya
B:
Evidence B
H2:
Hipotesa 2
t:
Tidak
C:
Evidence C
H3:
Hipotesa 3
**:
Tidak menghasilkan hipotesa
D:
Evidence D
H4:
Hipotesa 4
E:
Evidence E
tertentu
2.1.4 Metode inferensi Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi) (Kusrini, 2009:8). Ketika representasi pengetahuan (RP) pada bagian knowledge base telah lengkap atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar yaitu runut maju (forward chaining) dan runut balik (backward chaining). 1. Runut Maju (Forward Chaining) Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Kusrini, 2009:8). Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis). Untuk memudahkan
13
pemahaman mengenai metode ini, akan diberikan ilustrasi kasus pembuatan sistem pakar sebagai berikut: Ingin diperoleh konklusi dari daftar konklusi yang ada berdasarkan premispremis dalam aturan dan fakta yang diberikan oleh user. Berikut ini adalah daftar aturannya: Aturan 9: Jika Premis 1 Dan Premis 2 Dan Premis 3 Maka Konklusi 1 Aturan 10: Jika Premis 1 Dan Premis 3 Dan Premis 4 Maka Konklusi 2 Aturan 11: Jika Premis 2 Dan Premis 3 Dan Premis 5 Maka Konklusi 3 Aturan 12: Jika Premis 1 Dan Premis 4 Dan Premis 5 Dan Premis 6 Maka Konklusi 4
14
Jika aturan ini kita gambarkan sebagai sebuah graph yang memetakan antara premis-premis dan konklusi-konklusi akan tampak seperti Gambar 2.1. Penelusuran maju pada kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu fakta yang dialami pengguna itu termasuk konklusi 1, konklusi 2, konklusi 3, atau konklusi 4 atau bahkan bukan salah satu dari konklusi tersebut, yang artinya sistem belum mampu mengambil kesimpulan karena keterbatasan aturan.
Premis 1 Konklusi 1
Premis 2
Premis 3
Konklusi 2
Premis 4
Konklusi 3
Konklusi 4
Premis 5
Premis 6
Gambar 2.2 Graph Pengetahuan Sumber: Kusrini. 2009. Aplikasi Sistem Pakar: Menentukan Faktor Kepastian dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. ANDI:Yogyakarta.
Dalam penalaran ini, user diminta memasukkan premis-premis yang dialami. Untuk memudahkan pengguna, sistem dapat memunculkan daftar premis yang mungkin sehingga user dapat memberikan umpan balik premis mana yang dialami dengan memilih satu atau beberapa dari daftar premis yang tersedia. Berarti daftar premisnya adalah premis 1, premis 2, premis 3, premis 4, premis 5, dan premis 6. Berdasarkan premis-premis yang dipilih, maka sistem akan mencari aturan yang sesuai sehingga akan diperoleh konklusinya. Seandainya user memilih premis 1, premis 2 dan premis 3, maka aturan yang terpilih adalah aturan 1 dengan konklusinya adalah konklusi 1. Seandainya user
15
memilih premis 1 dan premis 6, maka sistem akan mengarah pada aturan 4 dengan konklusinya adalah konklusi 4, tetapi karena aturan tersebut premisnya adalah premis 1, premis 4, premis 5 dan premis 6, maka premis-premis yang dipilih oleh user tidak cukup untuk mengambil kesimpulan konklusi 4 sebagai konklusi terpilih.
2. Runut balik (Backward Chaining) Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut. Runut balik disebut juga sebagai goaldriven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur (Kusrini, 2009:11). Tujuan inferensi adalah untuk mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis. Dengan menggunakan kasus yang sama pada proses penalaran runut maju, yang ingin didapatkan pada penalaran ini juga sama yaitu salah satu konklusi dari konklusi 1, konklusi 2, konklusi 3 konklusi 4 atau bahkan tidak dari keempat konklusi tersebut. Penelusuran didasarkan pada suatu keyakinan bahwa ada kemungkinan konklusi dari daftar konklusi merupakan salah satu tujuan atau konklusi terpilih berdasarkan fakta yang diberikan oleh user. Sistem dengan urutan tertentu akan mengambil sebuah konklusi sebagai calon konklusinya. Misalnya, urutannya adalah sesuai dengan urutan konklusi. Awalnya sistem akan mengambil hipotesis bahwa konklusinya adalah konklusi 1. Untuk membuktikan hipotesisnya, sistem akan mencari-premis-premis aturan yang mengandung konklusi 1. Setelah itu, sistem akan meminta umpan balik kepada user mengenai premis-premis yang ditemukan tersebut. Untuk konklusi 1, premisnya adalah premis 1, premis 2 dan
16
premis 3, maka sistem akan mencari tahu apakah user memilih premis-premis tersebut. Cara untuk mengambil umpan balik dari user bisa dilakukan dengan mencari dari daftar premis yang dipilih oleh user atau dengan menanyakan satu per satu premis-premis yang seharusnya dipilih. Jika ternyata ada premis yang tidak terpilih oleh user, maka hipotesis terhadap konklusi tersebut gugur, yang artinya fakta yang dimasukkan user konklusinya bukan konklusi 1. Oleh karena itu, sistem akan melanjutkan hipotesis ke konklusi berikutnya. Demikian seterusnya sampai ditemukan konklusi yang semua premis dalam aturannya terpilih. Jika sampai akhir konklusi yang mungkin tidak ada premis yang terpenuhi, maka sistem akan mengambil kesimpulan bahwa konklusinya adalah diluar pengetahuannya, yang artinya sistem tidak menemukan solusi untuk premispremis pilihan user. 3. Metode Gabungan Selain menggunakan metode runut maju dan runut balik, sebuah aplikasi sistem pakar juga bisa menggunakan gabungan dari kedua metode tersebut. Misalnya, dalam diagnosis penyakit pasien memberitahukan keluhan utama yang dialami. Dari keluhan tersebut dokter akan melakukan runut maju untuk mendapatkan kemungkinan penyakit dengan cirri yang dikeluarkan oleh pasien. Setelah itu runut balik dapat dilakukan untuk memastikan penyakit mana yang dialami pasien diantara beberapa kemungkinan penyakit dengan ciri yang dikeluhkan oleh pasien.
17
2.1.5 Faktor Kepastian Kusrini (2009:15) mengungkapkan bahwa faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shotliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty factor didefinisikan sebagai berikut:
( , )=
CF(H,E):
( , )−
( , )
[2.1]
certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai 1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak, sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan mutlak.
MB(H,E):
ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi gejala E.
MD(H,E):
ukuran kenaikan ketidakkepercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi gejala E.
Selain menggunakan rumus diatas, terdapat cara lain untuk menentukan CF yaitu dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar. Nilai CF(Rule) serta bobot dari masing-masing fakta didapat dari interpretasi istilah dari pakar menjadi nilai CF serta bobot tertentu, seperti contoh pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Interpretasi Nilai CF Uncertain Term
CF
Definitely not
- 1.0
Almost certainly not
- 0.8
Probably not
- 0.6
18
Maybe not
- 0.4
Unknown
- 0.2 to 0.2
Maybe
0.4
Probably
0.6
Almost certainly
0.8
Definitely
1.0
Sumber: Puspitasari, Denok. 2010. “Sistem Pakar Diagnosa Diabetes Nefropathy dengan Metode Certainty Factor Berbasis Web dan Mobile”. Skripsi. Surabaya:Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS.
Tabel 2.3 Interpretasi Nilai Bobot Istiah
Bobot
Kurang Berpengaruh
0.1 s/d 0.4
Berpengaruh
0.5 s/d 0.7
Sangat Berpengaruh
0.8 s/d 1
Sumber: Puspitasari, Denok. 2010. “Sistem Pakar Diagnosa Diabetes Nefropathy dengan Metode Certainty Factor Berbasis Web dan Mobile”. Skripsi. Surabaya:Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS
Contoh: Pakar: “Bila sakit kepala dan pilek dan demam, maka ‘kemungkinan besar’ penyakitnya adalah influenza” Rule: IF gejala1 = sakit kepala (bobot=0.3) AND gejala2 = pilek (bobot=0.3) AND gejala3 = demam (bobot=0.2) THEN penyakit = influenza (CF = 0.8)
19
2.1.6 Menentukan CF Paralel Menurut Kusrini (2009:15), certainty factor paralel merupakan CF yang diperoleh dari beberapa premis pada sebuah aturan. Besarnya CF paralel dipengaruhi oleh CF user untuk masing-masing premis dan operator dari premis. Rumus untuk masing-masing operator adalah sebagai berikut : (
)=
(
)= −
(
=
(
(
( ),
( ),
( )
( ))
( )))
[2.2] [2.3] [2.4]
2.1.7 Menentukan CF Sequensial Bentuk dasar rumus certainty factor sebuah aturan JIKA E MAKA H ditunjukan oleh Kusrini (2009:17) dalam rumus berikut : ( , )=
( , )∗
( , )
[2.5]
Keterangan: CF(E,e):
certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e
CF(H,E):
certainty factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti, yaitu ketika CF (E,e) = 1
CF(H,e) :
certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e
Jika semua evidence pada antecedent diketahui dengan pasti maka rumusnya adalah sebagai berikut : ( , )=
( , )
[2.6]
CF sequensial diperoleh dari hasil perhitungan CF paralel dari semua premis dalam satu aturan dengan CF aturan yang diberikan oleh pakar. Rumus untuk melakukan perhitungan CF sequensial adalah sebagai berikut :
20
( , )=
( )∗
( )
[2.7]
Keterangan: CF(x,y) :
CF sequensial
CF(x):
CF paralel dari semua premis
CF(y):
CF pakar
2.1.8 Menentukan CF Gabungan CF gabungan merupakan CF akhir dari sebuah calon konklusi. CF ini dipengaruhi oleh semua CF paralel dari aturan yang menghasilkan konklusi tersebut CF gabungan diperlukan jika suatu konklusi diperoleh dari beberapa aturan sekaligus. CF akhir dari satu aturan dengan aturan yang lain digabungkan untuk mendapatkan nilai CF akhir bagi calon konklusi tersebut. Rumus untuk melakukan perhitungan CF gabungan adalah sebagai berikut (Kusrini, 2009:18):
( , )=
⎧ ⎨ ⎩
( )+ ( )+
( )−(
( )
(|
( )
( )|,|
( )∗
( )|)
( ) ∗ (1 +
,
( )), ℎ
( )) ,
( )>0 (
( ),
( )<0
( )>0
( )) < 0
( )<0
[2.8]
21
2.2 UML (Unified Modeling Language) 2.2.1 Model Fungsional (Functional Modeling) Menurut Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden (2009:158), model fungsional menggambarkan proses bisnis dan interaksi dari suatu sistem informasi dengan lingkungannya. Dalam pengembangan sistem berorientasi objek, ada dua jenis model yang digunakan untuk menggambarkan fungsi dari sistem informasi: diagram aktivitas dan diagram use case. Diagram aktivitas mendukung pemodelan logis dari proses bisnis dan alur kerja. Use case digunakan untuk menggambarkan fungsi dasar pada sistem informasi. Baik diagram aktivitas maupun use case dapat digunakan untuk menggambarkan arus as-is sistem dan to-be sistem yang sedang dikembangkan. Sebuah diagram aktivitas dapat digunakan untuk semua jenis aktivitas process-modeling . Dalam bab ini, akan dijelaskan penggunaannya dalam konteks pemodelan proses bisnis. Model proses menggambarkan bagaimana sebuah sistem bisnis beroperasi. Model proses menggambarkan proses-proses atau kegiatankegiatan yang dilakukan dan bagaimana objek (data) bergerak di antara mereka. Sebuah model proses dapat digunakan untuk mendokumentasikan sistem saat ini (as-is system) atau sistem baru yang sedang dikembangkan (to-be system), baik sistem terkomputerisasi atau tidak. Ada banyak teknik pemodelan proses yang berbeda yang digunakan saat ini. Sebuah use case adalah cara formal untuk merepresentasikan cara bagaimana sebuah
sistem
bisnis
berinteraksi
dengan
lingkungannya.
Use
case
menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pengguna sistem. Dengan demikian, pemodelan use case sering dianggap sebagai pandangan eksternal atau fungsional suatu proses bisnis dalam hal menunjukkan bagaimana para penggunanya melihat proses, bukannya mekanisme internal dimana proses dan sistem-sistem pendukung beroperasi. Seperti diagram aktivitas, use case dapat mendokumentasikan sistem saat ini (as-is system) atau sistem baru yang dikembangkan (to-be system).
22
Diagram aktivitas dan use case adalah logical models--model yang menggambarkan aktivitas-aktivitas bisnis domain tanpa menunjukkan bagaimana mereka dilakukan. Logical models kadang-kadang disebut sebagai problem domain models. Sebagai langkah pertama, tim proyek mengumpulkan kebutuhankebutuhan dari para penggunanya. Selanjutnya, dengan menggunakan kebutuhankebutuhan yang dikumpulkan, tim proyek memodelkan proses bisnis secara keseluruhan
dengan
menggunakan
diagram
aktivitas.
Selanjutnya
tim
menggunakan kegiatan teridentifikasi untuk menentukan use case yang terjadi dalam bisnis. Tim kemudian mempersiapkan deskripsi use case dan diagram use case. Use case adalah kegiatan-kegiatan diskrit yang para pengguna lakukan, seperti menjual CD, memesan CD, dan menerima pengembalian CD dari pelanggan. Para penggunanya bekerja sama dengan tim proyek untuk membuat model proses bisnis dalam bentuk diagram aktivitas dan deskripsi use case yang berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk memulai pemodelan sistem. Setelah diagram aktivitas dan deskripsi use case siap, sistem analis mengubah mereka menjadi diagram use case, yang menggambarkan pandangan eksternal perilaku atau fungsional dari proses bisnis. Selanjutnya, analis biasanya menciptakan diagram kelas untuk membuat model struktural dari problem domain models.
1. Diagram Aktivitas Diagram aktivitas digunakan untuk memodelkan perilaku dalam proses bisnis independen pada objek. Dalam banyak hal, diagram aktivitas dapat dipandang sebagai data flow diagram (DFD) yang canggih yang digunakan sehubungan dengan analisis terstruktur. Namun, tidak seperti DFD, diagram aktivitas mencakup notasi yang membahas pemodelan paralel, kegiatan bersamaan dan proses pengambilan keputusan yang kompleks. Dengan demikian, diagram aktivitas dapat digunakan untuk memodelkan segala sesuatu dari alur kerja bisnis tingkat tinggi yang melibatkan banyak use case yang berbeda, hingga ke perincian use case secara individual. Singkatnya, diagram aktivitas dapat digunakan untuk
23
memodelkan segala jenis proses (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:159).
Gambar 2.3 Elemen-Elemen pada Diagram Aktivitas Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
24
Gambar 2.4 Diagram Aktivitas untuk Sistem Pembuatan Janji di Kantor Dokter Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
a. Actions dan Activities. Actions dan activities digunakan untuk beberapa alasan bisnis yang spesifik. Actions dan activities dapat mewakili perilaku manual atau komputerisasi. Mereka digambarkan dalam suatu diagram aktivitas sebagai persegi panjang bulat (lihat gambar 2.2). Selain itu, mereka harus memiliki nama yang diawali dengan kata kerja dan diakhiri dengan kata benda (misalnya, Make Appointment atau Make Payment Arrangement).
25
Nama harus pendek, namun mengandung informasi yang cukup sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami apa yang mereka lakukan. Satusatunya perbedaan antara actions dan activity adalah bahwa suatu activity dapat diuraikan lebih lanjut menjadi serangkaian activities dan / atau actions, sementara action merupakan bagian nondecomposable sederhana dari perilaku keseluruhan yang dimodelkan. Dalam kebanyakan kasus, setiap activity berhubungan dengan use case. Diagram aktivitas pada Gambar 2.3 menunjukkan enam kegiatan terpisah namun berhubungan untuk sistem pembuatan janji yang secara umum digunakan di kantor dokter: Get Patient Information, Create New Patient, Make Payment Arrangements, Create Appointment, Cancel Appointment, dan Change Appointment. b. Object Nodes. Activities dan actions biasanya memodifikasi atau mengubah objek. Objek nodes memodelkan objek-objek ini dalam diagram aktivitas. Objek nodes digambarkan dalam diagram aktivitas sebagai persegi panjang (Lihat Gambar 2.2). Nama kelas objek ditulis dalam persegi panjang. Pada dasarnya, objek nodes mewakili aliran informasi dari satu aktivitas ke aktivitas-aktivitas lain. Sistem pembuatan janji sederhana digambarkan dalam Gambar 2.3 menunjukkan objek nodes mengalir dari Create Appointment dan Change Appointment activities. c. Control Flows dan Object Flows. Ada dua jenis aliran dalam diagram aktivitas: control dan object (Lihat Gambar 2.2). Control flows memodelkan jalur eksekusi melalui proses bisnis. Sebuah control flow digambarkan sebagai garis yang solid dengan panah di ujungnya yang menunjukkan arah aliran. Control flows dapat dipasang hanya untuk actions atau activities. Gambar 2.3 menggambarkan satu set control flows melalui sistem pembuatan janji dengan dokter. Object flows memodelkan aliran objek melalui proses bisnis. Karena activities dan actions memodifikasi atau mengubah objek, object flows diperlukan untuk menunjukkan objek-objek aktual yang mengalir masuk dan keluar dari actions atau activities. Object flow digambarkan sebagai garis putus-putus dengan panah di ujungnya yang menunjukkan arah aliran. Object flow harus terpasang ke action atau activity di satu ujung dan sebuah object
26
Node di ujung lainnya. Gambar 2.3 menggambarkan satu set control dan object flows melalui sistem pembuatan janji tempat praktek dokter. d. Control Nodes. Ada tujuh jenis control nodes dalam sebuah diagram aktivitas: initial, final-activity, final-flow, decision, merge, fork, dan join (lihat Gambar 2.2). Initial node menggambarkan awal dari serangkaian actions atau activities. Initial node ditampilkan dengan lingkaran kecil yang berisi. Finalactivity node digunakan untuk menghentikan proses yang sedang dimodelkan. Kapan saja final-activity node tercapai, semua actions dan activities akan berakhir segera, tanpa memperhatikan apakah actions dan activities telah selesai. Final-activity node direpresentasikan sebagai sebuah lingkaran yang mengelilingi sebuah lingkaran kecil berisi, sehingga menyerupai mata banteng. Sebuah control node baru yang ditambahkan ke diagram aktivitas di UML 2.0 adalah final-flow node. Final-flow node ini mirip dengan finalactivity node, hanya saja final-flow node menghentikan jalur spesifik dalam pelaksanaannya pada proses bisnis tetapi memungkinkan jalur lain yang secara bersamaan atau secara paralel untuk terus berlanjut. Final-flow node ditampilkan sebagai lingkaran kecil dengan X di dalamnya. Desicion dan merge nodes mendukung pemodelan struktur keputusan dari suatu proses bisnis. Decision node digunakan untuk mewakili kondisi pengujian yang sebenarnya yang menentukan mana yang merupakan jalur keluar yang akan dilalui. Dalam hal ini, setiap jalur keluar harus diberi label dengan guard condition. Guard condition mewakili nilai uji untuk jalan tertentu yang akan dieksekusi. Sebagai contoh, pada Gambar 2.3, decision node langsung berada di bawah activity Get Patient Information dimana memiliki dua jalur eksklusif yang satu sama lain bisa dieksekusi: yang satu untuk pasien lama [old patient] dan yang lainnya untuk pasien baru [new patient]. Merge node digunakan untuk menyatukan kembali beberapa jalur eksklusif satu sama lain yang telah dibagi sebelumnya berdasarkan decision sebelumnya (misalnya, jalur pasien lama [old patient] dan pasien baru [new patient] pada Gambar 2.3 disatukan kembali bersama-sama). Namun, terkadang, untuk tujuan kejelasan, mungkin lebih baik untuk tidak menggunakan merge node. Sebagai contoh, pada Gambar 2.4, yang mana dari
27
kedua diagram aktivitas yang lebih mudah dimengerti? Yang di sebelah kiri berisi merge node untuk More Items, tapi yang di sebelah kanan tidak ada. Dalam arti tertentu decision node memainkan tugas ganda dalam diagram di sebelah kanan. Decision node disebelah kanan juga berfungsi sebagai merge node. Secara teknis, kita tidak harus menghilangkan merge node, namun kadang-kadang penggambaran diagram yang sesuai dengan aturan diagram UML dapat membingungkan pembaca diagram. Fork dan join nodes memungkinkan proses paralel dan proses yang berjalan bersamaan untuk dimodelkan (lihat Gambar 2.2). Fork node digunakan untuk membagi perilaku pada proses bisnis menjadi beberapa aliran paralel atau yang berjalan secara bersamaan. Berbeda dengan decision node, jalur-jalur yang dibuat fork node tidak bersifat eksklusif (yaitu, kedua jalur dijalankan secara bersamaan). Sebagai contoh, dapat dilihat pada Gambar 2.5. Join node berfungsi untuk menyatukan kembali jalur paralel atau jalur yang berjalan secara bersamaan yang sebelumnya terpisah e. Swimlanes. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, diagram aktivitas dapat memodelkan proses bisnis independen dari setiap pelaksanaan objek. Namun, ada kalanya hal ini membantu untuk memecah suatu diagram aktivitas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menetapkan tanggung jawab untuk objek atau individu yang benar-benar akan melakukan activity. Hal ini sangat berguna ketika memodelkan alur kerja bisnis dan ini dapat dilakukan dengan menggunakan swimlanes. Dalam Gambar 2.5, swimlanes digunakan untuk memecah antara dua orang tua dalam pembuatan makan siang untuk sekolah. Dalam hal ini, kita menggunakan swimlanes vertikal. Kita juga bisa menggambar diagram aktivitas menggunakan swimlanes yang berorientasi dari sebelah kiri ke kanan. Dalam hal ini, swimlanes akan ditarik secara horizontal.
28
Gambar 2.5 Diagram Aktivitas yang Sangat Mirip Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
29
Gambar 2.6 Diagram Aktivitas untuk Membuat Makan Siang Sekolah Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
30
2. Use Case Description Use case adalah deskripsi sederhana pada fungsi suatu sistem dari pandangan luas pengguna. Diagram use case adalah diagram fungsional dimana mereka menggambarkan fungsi dasar dari sistem, yaitu apa yang pengguna dapat lakukan dan bagaimana sistem harus menanggapi tindakan pengguna. Membuat diagram use case memerlukan dua langkah: Pertama, para penggunanya bekerja dengan tim proyek untuk menulis use case description berbasis teks, kedua, tim proyek menerjemahkan use case description ke diagram use case formal. Baik use case description maupun diagram use case didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi serta deskripsi diagram aktivitas dalam proses bisnis. Use case description berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan diagram use case. Meskipun dimungkinkan untuk melewatkan langkah use case description dan langsung membuat diagram use case dan diagram lainnya, para penggunanya sering mengalami kesulitan menggambarkan proses bisnis mereka hanya menggunakan diagram use case. Sebuah use case description berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk membangun diagram yang selanjutnya, tapi use case description mengungkapkan informasi dengan cara yang kurang formal yang biasanya mudah bagi para pengguna untuk memahaminya. Gambar 2.6 menunjukkan contoh use case description. Sebuah description use case memiliki tiga bagian dasar: overview information, relationships, dan flow of events (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:166-171). a. Overview Information. Overview information mengidentifikasi use case dan memberi informasi dasar use case. Nama use case harus merupakan frase kata kerja-kata benda (misalnya, Make Appointment). Nomor ID use case menyediakan cara yang unik untuk menemukan setiap use case dan juga memungkinkan tim untuk melacak keputusan desain kembali ke kebutuhan spesifik. Tipe use case bisa berupa overview atau detail serta essential atau real.Primary actor (aktor utama) biasanya menjadi pemicu use case--orang atau hal yang memulai pelaksanaan use use. Tujuan utama dari use case adalah untuk memenuhi tujuan dari aktor utama. Brief description (deskripsi
31
singkat) biasanya berisi satu kalimat yang menggambarkan intisari use case. Importance
level
(tingkat
kepentingan)
dapat
digunakan
untuk
memprioritaskan use case. Importance level dapat menggunakan skala fuzzy, seperti high (tinggi), medium (sedang), dan low (rendah) (misalnya, dalam Gambar 2.6 dipaparkan Importance level dengan skala high untuk use case Make Appointment). Sebuah use case dapat memiliki beberapa stakeholder yang memiliki kepentingan dalam use case. Dengan demikian, setiap use case berisi masing-masing stakeholders dengan kepentingan masing-masing dalam use case (misalnya, Patient (Pasien) dan Doctor (Dokter)). Daftar stakeholder selalu mencakup aktor utama (misalnya, Pasien). Setiap use case biasanya memiliki trigger (pemicu)--peristiwa yang menyebabkan use case dimulai. (misalnya, pasien memanggil dan meminta janji baru atau meminta untuk membatalkan atau mengubah janji yang sudah ada). Pemicu bisa menjadi pemicu eksternal, seperti pelanggan menempatkan pesanan atau dering alarm kebakaran, atau dapat menjadi pemicu temporal, seperti sebuah buku yang jatuh tempo di perpustakaan atau kebutuhan untuk membayar sewa. b. Relationships. Relationships pada use case menjelaskan bagaimana use case berhubungan dengan use case lain dan pengguna (user). Ada empat tipe dasar relstionships: association, extend, include, dan generalization. Sebuah relationship association mendokumentasikan komunikasi yang terjadi antara use case dan actor yang menggunakan use case. Seorang actor adalah representasi UML untuk peran seorang pengguna yang ada di use case. Sebagai contoh, pada Gambar 2.6, use case Make Appointment dikaitkan dengan actor Patient. Dalam kasus ini, pasien membuat janji (make an appointment). Semua actor yang terlibat dalam use case didokumentasikan dengan relationship association. Extend relationship merupakan perpanjangan dari fungsi use case untuk menggabungkan perilaku opsional. Dalam Gambar 2.6, use case Make Appointment secara kondisional menggunakan use case Create New Patient. Use case ini dijalankan hanya jika pasien tidak ada dalam database pasien. Dengan demikian, itu bukan bagian dari aliran normal peristiwa dan harus dimodelkan dengan extend relationship dan alternate/ exceptional flow.
32
Sebuah include relationship merepresentasikan penyertaan wajib use case lain.
Include
relationship
memungkinkan
dekomposisi
fungsional--
Terpecahnya sebuah use case yang kompleks menjadi beberapa use case yang lebih sederhana. Sebagai contoh, pada Gambar 2.6, use case Arrangements Make Payment dianggap kompleks dan cukup lengkap untuk diperhitungkan sebagai sebuah use case terpisah yang dapat dieksekusi oleh use case Make Appointment. Include relationship juga memungkinkan bagian dari use case untuk digunakan kembali dengan menciptakan mereka sebagai use case terpisah. Generalization relationship memungkinkan use case untuk mendukung sifat pewarisan. Sebagai contoh, use case pada Gambar 2.6 dapat diubah sedemikian rupa sehingga pasien baru dapat dihubungkan dengan sebuah use case khusus yang disebut Make New Patient Appointment dan pasien lama dapat dihubungkan dengan Make Old Patient Appointment. c. Flow of Events. Setelah Overview Information dan Relationship, selanjutnya langkah-langkah individual dalam proses bisnis dipaparkan. Ada tiga kategori yang berbeda dari flows of events, yang dapat didokumentasikan: normal flow of events, subflows, dan alternate, or exceptional, flows Normal flow of events hanya mencakup langkah-langkah yang biasanya dijalankan dalam sebuah use case. Langkah-langkah dicantumkan dalam urutan di mana mereka dilaksanakan. Dalam Gambar 2.6, pasien dan receptionist (resepsionis) memiliki percakapan tentang nama pasien, alamat pasien, dan tindakan yang akan dilakukan. Dalam beberapa kasus, normal flow of events harus didekomposisi menjadi serangkaian subflows untuk menjaga normal flow of events sesederhana mungkin. Dalam Gambar 2.6, kita telah mengidentifikasi tiga subflows: New Appointment, Cancel Appointment, dan Change Appointment. Setiap langkah-langkah dari subflows dicantumkan. Alternate or exceptional flows. Alternate or exceptional flows adalah event yang memang terjadi tetapi tidak dianggap sebagai event yang normal terjadi. Alternate or exceptional flows harus didokumentasikan. Sebagai
33
contoh, pada gambar 2.6, kita telah mengidentifikasi empat alternate or exceptional flows.
Gambar 2.7 Contoh Use Case Description Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
34
3. Diagram Use Case Diagram use case mengilustrasikan dalam cara yang sangat sederhana fungsi utama dari sistem dan berbagai jenis pengguna yang akan berinteraksi dengannya. Gambar 2.7 menjelaskan aturan sintaks dasar untuk diagram use case. Gambar 2.8 menyajikan diagram use case untuk sistem pembuatan janji di kantor dokter. Kita bisa melihat dari diagram bahwa patient (pasien), doctor (dokter), dan management personnel (karyawan) masing-masing akan menggunakan sistem pembuatan janji untuk make appointments (membuat janji pertemuan), record availability (mencatat ketersediaan waktu), dan produce schedule information (menghasilkan informasi jadwal) (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:173).
35
Gambar 2.8 Elemen-Elemen pada Diagram Use Case Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
36
Gambar 2.9 Diagram Use Case Sistem Pembuatan Janji di Kantor Dokter Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
37
2.2.2 Model Struktural (Structural Modeling) Sebuah model struktural, atau konseptual, menggambarkan struktur data yang mendukung proses bisnis dalam suatu organisasi. Selama analisis, model struktural menyajikan pengaturan logis dari data tanpa menunjukkan bagaimana data disimpan, dibuat, atau dimanipulasi sehingga analis dapat fokus pada bisnis, tanpa terganggu oleh rincian teknis. Kemudian selama desain, model struktural diperbarui untuk mencerminkan persis bagaimana data akan disimpan dalam database dan file. Untuk menciptakan model struktural, dapat dibuat classresponsibility-collaboration (CRC) cards, class diagrams, dan object diagrams. Salah satu tujuan utama dari model struktural adalah untuk menciptakan sebuah kosakata yang dapat digunakan oleh analis dan para pengguna (users). Model struktural mewakili hal-hal, ide-ide, atau konsep-konsep--yaitu,--objek yang terdapat dalam domain masalah. Model struktural juga memungkinkan representasi hubungan antara hal-hal, ide-ide, atau konsep-konsep. Dengan membuat model struktural dari domain masalah, analis menciptakan kosakata yang diperlukan untuk analis dan para pengguna untuk berkomunikasi secara efektif (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:208). Biasanya, model struktural digambarkan menggunakan CRC cards, class diagram dan dalam beberapa kasus, object diagram (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:207-208). 1. Classes, Attributes, dan Operations Sebuah class adalah template umum yang kita gunakan untuk membuat instansi-instansi khusus, atau objek-objek, di dalam domain permasalahan. Semua objek dari kelas yang diberikan adalah identik dalam struktur dan perilaku tetapi berisi data yang berbeda dalam atribut mereka. Umumnya, ada dua jenis class yang berbeda: concrete (konkrit) dan abstract (abstrak). Class konkrit digunakan untuk membuat objek-objek. Class abstrak tidak benar-benar ada di dunia nyata. Misalnya, dari class employee (karyawan) dan class customer (pelanggan), dapat diidentifikasikan generalisasi dari dua kelas tersebut dan menamai class abstraknya sebagai class person (manusia/orang).
38
Klasifikasi kedua class adalah tipe yang nyata di dunia yang diwakili kelas. Ada class domain, class user interface, class struktur data, class struktur file, class lingkungan operasi, class dokumen, dan berbagai jenis class multimedia. Sebuah atribut dari class merupakan bagian dari informasi yang relevan dengan deskripsi class dalam domain aplikasi dari masalah yang diteliti. Sebagai contoh, atribut yang kemungkinan relevan pada class employee adalah employee name (nama karyawan), sedangkan satu yang mungkin tidak relevan adalah hair color (warna rambut). Keduanya menggambarkan sesuatu tentang seorang karyawan, tapi warna rambut mungkin tidak begitu berguna untuk aplikasi bisnis. Hanya atribut-atribut yang penting bagi tugas yang harus dimasukkan dalam class. Selanjutnya, tipe atribut yang bersifat primitif atau atomik (yaitu, integers, strings, doubles, date, time, boolean, dll) harus ditambahkan. Perilaku class analisis didefinisikan dalam sebuah operation (operasi), atau service Pada tahap selanjutnya, operation akan dikonversi ke methods (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:209). 2. Relationships Ada berbagai jenis relationships yang dapat didefinisikan, tetapi semua dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori dasar berdasarkan mekanisme abstraksi data: generalization relationships, aggregation relationships dan association relationships. Mekanisme abstraksi data ini memungkinkan analis untuk fokus pada dimensi-dimensi penting dan mengabaikan dimensi-dimensi yang tidak penting. Seperti atribut, analis harus berhati-hati untuk memasukkan hanya relationships yang relevan. a. Generalization Relationships. Generalization abstraction memungkinkan analis untuk menciptakan class-class yang mewarisi atribut-atribut dan operasi-operasi dari class-class lain. Analis menciptakan superclass yang berisi atribut-atribut dasar dan operation-operation yang akan digunakan dalam beberapa subclass. Subclass mewarisi atribut-atribut dan operationoperation dari superclass dan subclass juga dapat berisi atribut-atribut dan operation-operation yang unik hanya untuk subclass itu sendiri. Sebagai
39
contoh, class customer dan class employee dapat digeneralisasi ke class person dengan mengekstraksi atribut-atribut dan operation-operation yang memiliki kesamaan dan menempatkannya ke dalam superclass baru, person. Dengan cara ini, analis dapat mengurangi redundansi dalam definisi class sehingga elemen umum didefinisikan sekali dan kemudian digunakan kembali dalam subclass. Generalisasi direpresentasikan dengan a-kind-relationship, sehingga kita mengatakan bahwa seorang employee adalah a-kind-person. b. Aggregation Relationships. Ada banyak jenis aggregation atau composition relationships yang diusulkan dalam pemodelan data, representasi pengetahuan, dan linguistik. Sebagai contoh, a-part-of, a-member-of, contained-in, relatedto, dan associated-with. c. Association Relationships. Secara teknis, relationship ini biasanya merupakan bentuk yang lebih lemah dari aggregation relationship. Sebagai contoh, pasien menjadwalkan janji temu. Dapat dikatakan bahwa pasien is-part-of janji (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:209-210).
3. Class Diagram Sebuah class diagram adalah model statis yang menunjukkan class-class dan hubungan antar class yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:209-213).
40
Gambar 2.10 Elemen-Elemen pada Class Diagram Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
41
Gambar 2.11 Contoh Class Diagram Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
42
2.2.3 Model Perilaku (Behavioral Modeling) Model perilaku menggambarkan aspek dinamis internal dari suatu sistem informasi yang mendukung proses bisnis dalam suatu organisasi. Selama analisis, model perilaku menggambarkan logika internal dari proses tanpa menentukan bagaimana proses harus dilaksanakan. Kemudian, dalam fase desain dan implementasi, desain rinci dari operasi yang terkandung dalam objek sepenuhnya ditentukan. Dalam bab ini, akan dijelaskan satu diagram UML 2.0 yang digunakan dalam pemodelan perilaku yaitu sequence diagram (diagram urutan) (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:209-239). 1. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan objek-objek yang berpartisipasi dalam use case dan memberikan pesan yang melewati objek dari waktu ke waktu untuk satu use case. Sebuah sequence diagram adalah model dinamis yang menunjukkan urutan eksplisit pesan yang lewat di antara objek dalam interaksi didefinisikan. Karena sequence diagram menekankan pengiriman pesan berbasis waktu dari aktivitas yang terjadi di antara satu set objek, sequence diagram ini sangat membantu untuk memahami spesifikasi real time dan use case kompleks (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:209-240). Gambar 2.11 menunjukkan contoh diagram urutan yang menggambarkan objek-objek dan pesan-pesan untuk use case Make Appointment, yang menggambarkan proses dimana pasien membuat janji baru atau membatalkan atau menjadwal ulang janji untuk sistem pembuatan janji di kantor dokter. Dalam contoh spesifik ini, proses Make Appointment digambarkan. Actor-actor dan objek-objek yang berpartisipasi dalam sequence diagram ditempatkan di bagian atas diagram menggunakan simbol actor dari diagram use case dan simbol objek dari diagram objek (lihat Gambar 2.12). Perhatikan bahwa actor dan objek-objek pada Gambar 2.11 adalah aPatient, aReceptionist, Patients, UnpaidBills, Appointments, dan anAppt. Mereka tidak ditempatkan dalam urutan tertentu, meskipun itu bagus untuk mengatur mereka dalam beberapa cara yang logis, seperti urutan di mana mereka berpartisipasi dalam sequence diagram.
43
Gambar 2.12 Contoh Sequence Diagram Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
Untuk setiap objek, nama kelas yang adalah turunan diberikan setelah nama objek (misalnya, Patients: PatientsList berarti bahwa Patients adalah turunan bagi class PatientsList yang berisi objek-objek individu pasien). Sebuah kotak persegi panjang tipis, disebut occurrence execution, yang diletakkan ke lifeline untuk menunjukkan ketika class-class mengirim dan menerima pesan (lihat Gambar 2.12). Sebuah pesan adalah komunikasi antara objek yang menyampaikan informasi dengan harapan bahwa activity akan terjadi. Ada berbagai jenis pesan yang dapat digambarkan pada diagram urutan. Namun, dalam kasus menggunakan diagram urutan untuk memodelkan use case, ada dua jenis pesan yang biasanya digunakan: operasi call ( panggilan) dan operasi return (kembali).
44
Gambar 2.13 Elemen-Elemen pada Sequence Diagram Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
45
Operasi call messages terjadi di antara class-class dengan tanda panah yang menunjukkan arah yang pesan diantara objek yang dihubungkan. Argument values (nilai argumen) untuk messages (pesan) ditempatkan dalam tanda kurung di samping nama pesan. Urutan messages berjalan dari atas ke bawah halaman, sehingga messages yang terletak lebih tinggi pada diagram mewakili messages yang terjadi sebelumnya di sequence diagram. Sebuah return message digambarkan sebagai garis putus-putus dengan panah di ujung garis yang menggambarkan arah kembali. Informasi yang dikembalikan digunakan sebagai label panah. Namun, karena menambahkan return messages cenderung mengacaukan diagram, kecuali return messages menambahkan banyak informasi pada diagram, mereka dapat dihilangkan. Pada saat pesan dikirim hanya jika kondisi terpenuhi. Dalam kasus tersebut, kondisi ini ditempatkan di antara satu set tanda kurung, [] {misalnya, [aPatient Exists] LookupBills ()}. Kondisi ini ditempatkan di depan nama pesan. Ada kejadian dimana pesan diulang. Hal ini digambarkan dengan tanda bintang (*) di depan nama pesan (misalnya, * Request CD). Sebuah objek dapat mengirim pesan ke dirinya sendiri. Hal ini dikenal sebagai self-delegation.Kadang-kadang, sebuah objek akan membuat objek lain. Hal ini ditunjukkan oleh pesan yang dikirim langsung ke objek bukan lifeline nya. Pada Gambar 2.11, actor aReceptionist menciptakan objek anAppt. Gambar 2.13 menggambarkan dua contoh tambahan untuk contoh spesifik diagram urutan. Yang pertama berkaitan dengan use case Pembuatan Makan Siang yang digambarkan sebelumnya di diagram aktivitas yang digambarkan dalam Gambar 2.5. Yang kedua adalah terkait dengan use case Place Order yang terkait dengan diagram aktivitas pada Gambar 2.4. Di kedua contoh tersebut, diagram-diagram tersebut hanya merupakan skenario tunggal. Perhatikan, pada sequence diagram Pembuatan Makan siang ada pesan yang dikirim dari actor untuk dirinya sendiri [CreateSandwich ()]. Tergantung pada kompleksitas skenario yang dimodelkan, pesan khusus ini bisa telah dieliminasi (Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan David Paul Tegarden, 2009:209-243).
46
Gambar 2.14 Contoh Tambahan untuk Sequence Diagram Sumber: Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom and David Paul Tegarden. 2009. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0: “An Object-Oriented Approach” 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc: USA.
47
2.3 PHP PHP merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor. Saat pertama kali dikembangkan oleh programmer bernama Rasmus Lerdoff, PHP awalnya adalah singkatan dari Personal Home page Tools. Namun setelah dikembangkan oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans, dan fiturnya bertambah, maka PHP diubah singkatannya menjadi yang sekarang ini. Ditinjau dari segi sintak bahasanya, PHP mirip dengan C, bagi mereka yang sudah berpengalaman dengan C akan mudah memahami PHP. Secara keseluruhan, PHP lebih sederhana dibandingkan dengan C karena PHP tidak menggunakan konsep rumit seperti C. selain itu, PHP tidak seperti C yang tidak memiliki fitur pemograman low level untuk langsung mengakses hardware. Salah satu kelebihan PHP adalah kemudahannya untuk berinteraksi dengan database. PHP dapat mendukung beberapa database secara langsung, tanpa harus menginstal konektor seperti halnya bahasa pemograman Java. Dengan demikian, PHP sangat fleksibel berhubungan dengan berbagai database. Dari beberapa database, yang paling banyak disandingkan dengan PHP adalah MySQL. Untuk menghubungkan PHP dengan database, anda hanya perlu mengetahui nama database dan lokasinya, serta username dan password untuk menuju ke database tersebut
2.3.1 Keuntungan PHP PHP makin popular dan banyak digunakan orang karena punya banyak keuntungan. Berikut ini diantara banyak keuntungan yang ada di PHP 1. Aksesnya cepat, karena ditulis di tengah kode HTML(scripting), sehingga waktu respon programnya lebih cepat. 2. Murah, bahkan gratis. Anda tidak perlu membayar software ini untuk menggunakannya. Semuanya bebas dan gratisan
48
3. Mudah dipakai, fitur dan fungsinya lengkap, cocok dipakai untuk membuat halaman web dinamis 4. Dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, Mac OS dan berbagai varian Unix. 5. Dukungan teknis banyak tersedia. Bahkan banyak forum dan situs didedikasikan untuk trouble shooting berbagai masalah seputar PHP 6. Aman, pengunjung tidak akan bisa melihat kode PHP 7. Mendukung banyak database 8. Bisa dkostumisasi. Karena software ini open source
2.3.2 Cara kerja PHP PHP merupakan jenis bahasa scripting yang lazim digunakan di halaman web. Artinya kode ini langsung dimasukkan ke dalam kode HTML. Anda menggunakan tag HTML untuk membungkus PHP yang ada di file HTML. Cara mengedit kode PHP sama seperti mengedit kode HTML yaitu anda perlu menggunakan software editor teks seperti notepad atau notepad ++. Ketika software PHP parser sudah ada di server, maka ketika anda meminta file PHP tersebut, server akan melihat apakah ada kode di dalam kode HTML anda. Jika ada maka kode – kode yang akan dikirimkan ke browser tidak akan kode mentahan, namun kode – kode PHP di dalamnya akan diproses dahulu baru kemudian hasil pemrosesannya ditampilkan kepada user. Dan PHP parser ini bisa menghubungi ke berbagai resource lain seperti database, file system, atau mail server sebelum kemudian mengembalikan respon ke client. Jadi yang dikirim ke user adalah kode HTML biasa. Bahasa pemrograman PHP yang sudah dituliskan tidak dimasukan ke dalam output yang dikirim ke user. Inilah yang dimaksud kode PHP aman, karena kode tersebut tidak bisa dilihat oleh user dan bisa dilihat oleh programmer di server saja. Adapun user hanya bisa melihat hasil pengolahan yang berupa kode HTML saja.
49
2.4 MySQL MySQL merupakan salah satu software untuk database server yang banyak digunakan. MySQL bersifat open source dan menggunakan SQL. MySQL bisa dijalankan diberbagai platform misalnya Windows, Linux dan lain sebagainya. MySQL memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Multiuser MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah. 2. Performance Tunning MySQL memiliki kecepatan yang bagus dalam menangani query sederhana yaitu dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu 3. Jenis Kolom MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan masih banyak lagi. 4. Perintah dan fungsi MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh dan mendukung perintah Select dan Where dalam perintah query. 5. Keamanan MySQL memiliki keamanan yang bagus karena beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang lengkap serta sandi terenkripsi. 6. Skalabilitas dan pembatasan MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 7. Konektivitas MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 8. Lokalisasi
50
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 9. Antar muka MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 10. Portabilitas MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi. 11. Open source MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. 12. Klien dan peralatan MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
51
2.5 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan perangkat lunak sejak dari tahap perancangan hingga tahapan implementasi serta pasca implementasi sehingga siklus hidup perangkat lunak dapat berlangsung secara efisien dan terukur (Pressman, 2012). 2.6 Model Waterfall Model air terjun (Waterfall) kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak, yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan – tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem/perangkat lunak ke para pelanggan /pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan
Komunikasi Permulaan proyek teknik untuk mendapatka n spesifikasi kebutuhan pengguna
Perencanaa n Membuat prakiraan – prakiraan penjadwalan pelacakan
Pemodelan Analisis perancangan
Konstru ksi Penulisan kode –
kode program pengujia n
Penyerahan sistem/perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna Pengiriman dukungan terhadap pengguna umpan balik
Gambar 2.15 Model Waterfall Sumber: Pressman, R. S., 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 2 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
52
2.7 White Box Testing (Pengujian Kotak Putih) Menurut Roger S. Pressman, Ph.D (2012:588), pengujian kotak putih, terkadang disebut juga pengujian kotak kaca (glass-box testing), merupakan sebuah filosofi perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol yang dijelaskan sebagai bagian dari perancangan peringkat komponen untuk menghasilkan test case. Dengan menggunakan metode white box testing, Anda dapat memperoleh test case yang: 1. Menjamin bahwa semua jalur independen di dalam modul telah dieksekusi sedikitnya satu kali. 2. Melaksanakan semua keputusan logis pada sisi benar dan yang salah. 3. Melaksanakan semua loop pada batas mereka dan dalam batas-batas operasional mereka. 4. Melakukan struktur data internal untuk memastikan kesahihannya.
2.7.1 Basis Path Testing (Pengujian Jalur Dasar) Menurut Roger S. Pressman, Ph.D (2012:588), pengujian jalur dasar adalah teknik pengujian kotak putih yang pertama kali diajukan oleh Tom McCabe [McC76]. Metode ini memungkinkan perancang test case untuk menurunkan ukuran kompleksitas logis dari suatu rancangan prosedural dan menggunakan ukuran ini sebagai pdoman untuk menentukan rangkai dasar jalur eksekusi. Test case diturunkan untuk menguji rangkaian dasar yang dijamin untuk mengeksekusi setiap pernyataan dalam program, setidaknya satu kali selama pengujian. 1. Flow Graph Notation (Notasi Grafik Alir) Sebelum kita mempertimbangkan jalur dasar, sebuah notasi sederhana untuk representasi aliran kontrol yang disebut grafik alir (atau grafik program) harus diperkenalkan.
Grafik
alir
menggambarkan
arus
kontrol
logis
dengan
menggunakan notasi yang diilustrasikan pada Gambar 2.16. Masing-masing bangunan struktur memiliki simbol grafik alir yang sesuai.
53
Gambar 2.16 Notasi Grafik Alir Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
Gambar 2.17 Diagram Alir Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
54
Untuk menggambarkan penggunaan grafik alir, perhatikanlah representasi perancangan prosedural yang ada pada Gambar 2.17. diagram alir pada gambar tersebut digunakan untuk menggambarkan struktur pengendalian program. Gambar 2.18 memetakan diagram alir ke grafik alir yang sesuai (dengan asumsi bahwa tidak ada kondisi gabungan yang tercantum dalam berlian-berlian keputusan diagram alir). Mengacu pada Gambar 2.18, setiap lingkaran disebut simpul (node) grafik alir, merupakan satu atau lebih pernyataan-pernyataan prosedural. Urutan kotak-kotak proses dan berlian-berlian keputusan bisa dipetakan menjadi satu node. Panah pada grafik alir, yang disebut edge atau link, merupakan aliran kendali dan analog dengan panah diagram alir. Sebuah edge harus berhenti di sebuah node, bahkan jika node tidak mewakili pernyataanpernyataan prosedural (misalnya, lihat simbol-simbol grafik alir untuk konstruksi if-then-else). Area yang dibatasi oleh edge dan node disebut region. Ketika menghitung region, kita memasukkan pula area di luar grafik sebagai region (Roger S. Pressman, Ph.D, 2012:589).
Gambar 2.18 Grafik Alir Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
55
Ketika kondisi-kondisi gabungan ditemui dalam perancangan prosedural, pembuatan sebuah grafik alir menjadi sedikit lebih rumit. Sebuah kondisi gabungan terjadi ketika satu atau lebih operator Boolean (logika OR, AND, NAND, NOR) hadir dalam sebuah pernyataan bersyarat (Roger S. Pressman, Ph.D, 2012:589). Mengacu pada Gambar 2.19, potongan bahasa perancangan program (Program Design Language [PDL]) diterjemahkan kedalam grafik aliran yang ditampilkan. Perhatikan bahwa dibuat node terpisah untuk masing-masing kondisi a dan b dalam pernyataan IF a OR b. setiap node yang berisi kondisi ini disebut node predikat dan ditandai oleh dua atau lebih edge yang berasal dari node tersebut.
Gambar 2.19 Logika Gabungan Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
2. Jalur Program Independen Jalur independen adalah setiap jalur
yang melalui program
yang
memperkenalkan setidaknya satu kumpulan pernyataan-pernyataan pemrosesan atau kondisi baru. Bila dinyatakan dalam grafik alir, jalur independen harus bergerak sepanjang setidaknya satu edge yang belum dilintasi sebelum jalur
56
tersebut didefinisikan (Roger S. Pressman, Ph.D, 2012:590). Misalnya, satu set jalur independen untuk grafik alir diilustrasikan pada Gambar 2.18 adalah: Path 1: 1-11 Path 2: 1-2-3-4-5-10-1-11 Path 3: 1-2-3-6-8-9-10-1-11 Path 4: 1-2-3-6-7-9-10-1-11 Perhatikan bahwa setiap jalur baru memperkenalkan edge baru. Jalur 1-2-3-45-10-1-2-3-6-8-9-10-1-11 tidak dianggap sebagai jalur independen karena hanya merupakan kombinasi dari jalur yang sudah ditentukan dan tidak melintasi edge baru. Jalur 1 hingga 4 merupakan basis set untuk grafik alir dalam Gambar 2.18. artinya, jika Anda dapat merancang pengujian untuk memaksa pelaksanaan jalur ini (satu basis set), setiap pernyataan dalam program ini akan dijamin dieksekusi minimal satu kali dan setiap kondisi akan telah dilaksanakan pada sisi true dan false. Perlu dicatat bahwa basis set tidak unik, bahkan sebuah basis set yang berbeda dapat diturunkan dari perancangan prosedural yang diberikan (Roger S. Pressman, Ph.D, 2012:590). Bagaimana Anda tahu berapa banyak jalur yang dapat dicari? Perhitungan kompleksitas siklomatik memberikan jawabannya. Kompleksitas siklomatik adalah metrik perangkat lunak yang menyediakan ukuran kuantitatif dari kompleksitas logis suatu program. Bila digunakan dalam konteks metode pengujian jalur dasar, nilai yang dihitung untuk kompleksitas siklomatik mendefinisikan jumlah jalur independen dalam basis set suatu program dan menyediakan batas atas untuk jumlah pengujian yang harus dilakukan guna memastikan bahwa semua pernyataan telah dieksekusi minimal sekali (Roger S. Pressman, Ph.D, 2012:590). Kompleksitas siklomatik dilandaskan padsa teori Graph, dan menyediakan bagi Anda metrik perangkat lunak yang sangat berguna. Kompleksitas dihitung dalam salah satu dari tiga cara berikut:
57
a. Jumlah daerah-daerah grafik alir yang berhubungan dengan kompleksitas siklomatik. b. Kompleksitas siklomatik V (G) untuk grafik alir G didefinisikan sebagai V (G) = E – N + 2. c. Kompleksitas siklomatik V (G) untuk grafik alir G juga didefinisikan sebagai V (G) = P + 1. Sekali lagi merujuk grafik alir pada Gambar 2.18, kompleksitas siklomatik dapat dihitung menggunakan algoritma-algoritma yang baru saja dijelaskan: a. Grafik aliran memiliki empat region. b. V (G) = 11 edge – 9 node + 2 = 4 c. V (G) = 3 node predikat + 1 = 4 Oleh karena itu, kompleksitas siklomatik dari grafik alir pada Gambar 2.18 adalah 4. Yang lebih penting, nilai untuk V (G) memberi Anda batas atas untuk jumlah jalur independen yang membentuk basis set dan, dengan implikasi, sebuah batas atas pada jumlah pengujian yang harus dirancang dan dilakukan untuk memastikan cakupan dari semua pernyataan program.
3. Menghasilkan Test Case Gambar 2.20 akan digunakan sebagai contoh untuk mengilustrasikan masingmasing langkah dalam metode perancangan test case. Menurut Roger S. Pressman, Ph.D (2012:590), beberapa langkah berikut ini dapat diterapkan untuk menurunkan basis set: a. Menggunakan perancangan atau kode sebagai sebuah dasar, buatlah gambar grafik alir yang sesuai. Sebuah grafik alir dibuat dengan menggunakan simbol dan aturan-aturan konstruksi yang disajikan pada bagian sebelumnya. Mengacu pada PDL untuk average di Gambar 2.20, grafik alir diciptakan dengan member nomor pada pernyataan-pernyataan PDL yang akan dipetakan ke node grafik yang sesuai. Grafik yang terkait ditunjukkan pada Gambar 2.21.
58
b. Tentukan kompleksitas siklomatik dari aliran grafik yang dihasilkan. Kompleksitas siklomatik V (G) ditentukan dengan menerapkan algoritma yang telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya. Perlu dicatat bahwa V (G) dapat ditentukan tanpa mengembangkan sebuah grafik alir, dengan cara menghitung semua pernyataan-pernyataan kondisional PDL (untuk prosedur average, kondisi gabungan dihitung sebagai dua buah kondisi) dan menambahkan 1. Mengacu pada Gambar 2.21 V (G) = 6 region V (G) = 17 edge – 13 node + 2 = 6 V (G) = 5 node predikat + 1 = 6 c. Tentukan sebuah basis set dari jalur independen linier. Nilai V (G) memberikan batas atas pada jumlah jalur independen linier melalui struktur program pengendalian. Dalam kasus prosedur average, kami berharap menentukan 6 jalur: Jalur 1: 1-2-10-11-13 Jalur 2: 1-2-10-12-13 Jalur 3: 1-2-3-10-11-13 Jalur 4: 1-2-3-4-5-8-9-2- . . . Jalur 5: 1-2-3-4-5-6-8-9-2- . . . Jalur 6: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-2- . . . Ellipsis (. . .) yang mengikuti jalur 4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa setiap jalan melalui sisa struktur pengendalian dapat diterima. Hal ini sering berguna untuk mengidentifikasi node predikat sebagai bantuan untuk menghasilkan test case. dalam hal ini, node 2, 3, 5, 6, dan 10 adalah node predikat.
59
Gambar 2.20 PDL dengan Node-Node yang Diidentifikasi Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
Gambar 2.21 Grafik Alir untuk Prosedur Average Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI. .
60
d. Menyiapkan test case yang akan memaksa pelaksanaan setiap jalur di basis set. Data harus dipilih sehingga kondisi-kondisi di node predikat adalah set yang tepat saat masing-masing jalur diuji. Setiap test case dieksekusi dan dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Setelah semua test case selesai, penguji dapat yakin bahwa semua pernyataan dalam program ini telah dilaksanakan setidaknya sekali.
4. Matrik-Matrik Grafik Prosedur untuk menurunkan grafik alir dan bahkan menentukan satu set jalur dasar selalu selaras dengan mekanisasi. Sebuah struktur data yang disebut matriks grafik bisa sangat berguna untuk mengembangkan perangkat lunak yang membantu pengujian jalur dasar. Matriks grafik adalah matriks persegi yang ukurannya (jumlah, baris, dan kolom) sama dengan jumlah node pada grafik alir. Setiap baris dan kolom terkait dengan node yang diidentifikasi, dan masukkan matriks terkait dengan koneksikoneksi (edge) yang berada di antara node-node (Roger S. Pressman, Ph.D, 2012:594). Sebuah contoh sederhana dari sebuah grafik alir dan matriks grafik yang sesuai [Bei90] ditunjukkan pada Gambar 2.22. Mengacu pada gambar, setiap node pada grafik alir diidentifikasi dengan nomor, sedangkan setiap koneksi (edge) diidentifikasi dengan huruf. Sebuah masukkan berupa huruf dibuat dalam matriks sesuai dengan koneksi antar dua node. Sebagai contoh, node 3 dihubungkan ke node 4 dengan koneksi b.
Gambar 2.22 Matriks Grafik Sumber: Pressman, R. S. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak-Buku 1 Ed.7. Yogyakarta: ANDI.
61
2.8 Penyakit Gastritis Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, menurut dr.Rudy Hermanto Kurniawan, penyakit gastritis atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung merupakan keadaan Hiperskresi asam lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai hal yang mengakibatkan inflamasi pada mukosa dinding lambung. Pada penderita gastritis, lapisan mukosa dinding lambung menjadi terkikis diakibatkan produksi asam lambung yang berlebihan. Bila keadaan ini terus berlanjut, maka akan mengakibatkan timbulnya ulcer (luka) pada mukosa lambung (tukak lambung). 2.8.1 Penyebab Penyakit Gastritis Nurheti Yuliarti (2009:2) menyatakan bahwa gangguan keseimbangan asam lambung memegang peranan penting terjadinya gastritis. Peningkatan produksi asam lambung dapat mencerna dinding lambung itu sendiri sehingga sakit maag pun terjadi. Padahal, secara normal asam lambung memang perlu diproduksi tubuh untuk mencerna makanan. Peradangan pada lambung pun tidak hanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang meningkatkan produksi asam lambung, tetapi juga infeksi sejumlah bakteri. Jika kondisinya sudah parah, maka infeksi bakteri dapat menyebabkan terbentuknya borok-borok pada lambung atau tukak lambung. Berikut ini adalah sejumlah faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit gastritis.
1. Infeksi Bakteri Nurheti Yuliarti (2009:2) menyatakan bahwa orang yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori dapat mengalami gastritis. Penemuan bakteri ini dilakukan oleh Barry Marshall dan Robin Warre, dua dokter peraih nobel dari Australia. Mereka menemukan adanya bakteri yang bisa hidup dalam lambung manusia.
62
Penemuan ini mengubah cara pandang para ahli mengenai penyebab penyakit lambung, termasuk pada pengobatannya. Selanjutnya menurutnya, seiring bertambahnya usia, infeksi Helicobacter pylori makin sering terjadi. Infeksi oleh bakteri ini merupakan infeksi yang cukup umum terjadi pada manusia. Di negara-negara barat, sekitar 35% s.d 40% penduduk mengidap bakteri Helicobacter pylori. Peningkatan infeksi terjadi sekitar 8% setahun. Di negara berkembang, termasuk Indonesia, frekuensi terjadinya infeksi bakteri ini lebih tinggi, terutama pada usia muda. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan sosio-ekonomi dan faktor kebersihan yang rendah. Dalam pertemuan di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Georgia pada 1991, semua mengakui hubungan langsung antara Helicobacter pylori dengan penyakit gastritis. Sekitar 75% jenis penyakit tukak lambung yang telah terbukti disebabkan oleh Helicobacter pylori dapat diobati secara permanen menggunakan larutan antibiotik. Infeksi yang disebabkan bakteri biasanya dimulai sejak kanak-kanak. Seringkali, bakteri tersebut ditularkan melalui sesame anggota keluarga melalui feses atau ludah, termasuk alat makan yang tidak dicuci dengan bersih. Bakteri ini kemudian tinggal di dalam perut hingga dewasa. Jika tidak diobati, penyakit tersebut bahakan dapat menyebabkan kanker. Bakteri Helicobacter pylori ini memiliki banyak senjata sehingga dampak yang ditimbulkan oleh peradangan lambung menjadi semakin kompleks. Hal itu terutama bila bakteri tidak terdeteksi sehingga bakteri akan terus berkembang biak, meluas membentuk tukak lambung, dysplasia, adenoma, dan akhirnya kanker lambung yang sangat ditakuti. Akan tetapi. Infeksi bakteri tersebut dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan bersih. Pola makan yang memenuhi syarat kesehatan dan higienis serta kesehatan umum yang memadai bisa menghindarkan kita dari serangan infiltrasi bakteri ini. Umumnya gastritis yang terjadi karena infeksi bakteri merupakan gastritis kronis.
Separuh
populasi
orang
di
dunia
terinfeksi
bakteri
ini
dan
63
menyebarkannya dari satu orang ke orang yang lain. Pada sejumlah orang, bakteri Helicobacter pylori akan merusak lapisan lambung. Sejumlah dokter percaya bahwa tingginya kejadian penyakit ini pada orang tua disebabkan oleh kebiasaan yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti merokok dan stres. 2. Obat-Obatan Mengkonsumsi beberapa jenis obat-obatan yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti: a. Antibiotik golongan macrolite. b. Obat penghilang nyeri seperti Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs) misalnya aspirin, ibnuproven (Advil, Motrin, dan lain-lain). c. Obat pengencer darah.
3. Konsumsi Makanan atau Minuman Tertentu Ada beberapa jenis makanan atau minuman yang dapat memicu terjadinya penyakit gastritis yaitu: a. Alkohol Mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi dan mengikis permukaan lambung sehingga asam lambung dengan mudah dapat mengikis permukaan lambung. Selanjutnya, gastritis akut pun terjadi. b. Kafein Kafein terdapat dalam minuman yang mungkin kita minum sehari-hari, di antaranya kopi dan teh. Dalam tubuh, kafein berpengaruh antara lain sebagai stimulan sistem syaraf pusat dan stimulan otot, meningkatkan aliran darah. Kafein relatif aman dikonsumsi. Namun, zat ini juga dapat menimbulkan reaksi yang mungkin tidak diharapkan. Apalagi, jika dikonsumsi berlebihan. Reaksi-reaksi tersebut antara lain insomnia, gelisah, ritme pernafasan meningkat, dan tremor otot.
64
Kafein dikenal sebagai zat yang dapat memicu terjadinya sakit gastritis. Bagaimana? Biasanya apabila zat ini dikonsumsi dalam keadaan perut kosong atau kurang terisi. Maka, banyak penderita sakit gastritis yang perutnya terasa mulas seusai mengkonsumsi makanan/minuman berkafein. Konsumsi kafein memang perlu dibatasi. Sejauh mana batasannya tergantung kondisi kesehatan masing-masing orang. Penderita gastritis tentu perlu lebih waspada. Secara umum, hingga 75% kafein dalam tubuh manusia berasal dari konsumsi kopi. Biasanya, 5 cangkir kopi sehari adalah batas maksimal konsumsi kafein. Tentunya ini juga tergantung kadar kafein dalam kopinya. Konsumsi lebih dari 5 cangkir sehari meningkatkan risiko infark (kematian otot jantung) hingga 60-120 % dibanding orang yang tidak minum kopi. c. Makanan Asam dan Pedas Mengkonsumsi makanan asam dan pedas dapat merusak dinding lambung sehingga dinding lambung akan teriritasi dan memicu terjadinya penyakit gastritis. d. Makanan Bergas Makanan bergas seperti kol, ubi, dan-lain-lain dapat menimbulkan gas dalam lambung sehingga membuat perasaan kembung dan berpotensi menyebabkan gastritis.
e. Makanan Berlemak Makanan tinggi lemak juga dapat meningkatkan produksi asam lambung. Oleh karena itu, bagi penderita gastritis disarankan tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi.
65
4. Stres Asam lambung akan meningkat jika seseorang mengalami stres. Sehingga peningkatan asam lambung ini dapat menyebabkan gastritis. Menurut
dokter
Rino
A
Gani
SpPD-KGH
dalam
situs
www.ahlinyalambung.com, selain pola makan tak teratur, penyakit gastritis juga bisa disebabkan oleh stres. Hal ini dimungkinkan karena sistem persyarafan di otak berhubungan dengan lambung, sehingga bila seseorang mengalami stres maka
bisa
muncul
kelainan
pada
lambung.
''Dalam
hal
ini,
terjadi
ketidakseimbangan,'' tuturnya. Perlu Anda tahu, stres bisa menyebabkan terjadinya perubahan hormonal di dalam tubuh. Selanjutnya, perubahan itu akan merangsang sel-sel di dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih, dan kembung. Lama-kelamaan, hal ini dapat menimbulkan luka pada dinding lambung. 5. Pola Hidup yang Tidak Sehat Mempunyai tubuh yang sehat dan bugar merupakan dambaan tiap orang dan untuk mendapatkan hal itu sangat mudah dan tak perlu mengeluarkan biaya mahal. Yang harus kita lakukan hanyalah menerapkan menerapkan pola hidup sehat dan bugar dalam kehidupan sehari-hari. Kendati sebagian besar masyarakat telah mengetahui dan sadar tentang keuntungan pola hidup sehat dan bugar. Namun pada kenyataaannya, pola hidup masyarakat modern yang sarat dengan kesibukan kerap mengesampingkan kesehatan. Aktivitas padat seringkali tak disertai olah raga dan pola makan yang benar. Ironisnya lagi, akibat perubahan kesibukan tersebut,tanpa disadari pola hidup kita ke arah yang serba instan. Pola memilih makanan pun berubah. Masyarakat cenderung memilih makanan instan yang kandungan gizi dan proteinnya tidak menyehatkan. Padahal sejatinya, menerapkan pola hidup sehat tidaklah sulit. Menerapkan pola hidup sehat dan bugar berarti kita harus melakukan lima sehat yaitu makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat, aktivitas sehat, dan lingkungan sehat. Walau terdengar mudah, bukan berarti untuk menjalan pola hidup sehat dan
66
segar itu mudah. Perlu tekad dan kemauan yang kuat untuk menata kembali pola hidup yang telah dilakukan supaya kita benar-benar mendapatkan kebahagiaan berupa hidup sehat. Salah satu kebiasaan yang tidak mengikuti aturan pola hidup sehat adalah pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang rentan mengalami nyeri di ulu hati, mual dan kembung. Jika hal ini sering terjadi pada Anda, bukan tak mungkin Anda terkena penyakit gastritis. Seringkali pola makan yang tidak sehat diakibatkan karena seseorang ingin melakukan diet. Selain itu kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan gastritis, masyarakat pada umumnya sudah sangat paham jika rokok akan mengganggu jantung dan pernapasan. Padahal rokok juga mengganggu organ pencernaan. Dalam hal ini lambung. Asap yang terkandung dalam rokok mengandung berbagai macam zat yang sangat reaktif terhadap lambung. Nikotin dan kadmium adalah dua zat yang sangat reaktif tersebut yang dapat mengakibatkan luka pada lambung. Sehingga rokok bisa memperberat penyakit gastritis.
2.8.2 Gejala Umum Penyakit Gastritis Berikut ini adalah gejala-gejala penyakit gastritis yang umumnya dialami penderita. 1. Rasa nyeri ulu hati (sebelah kiri rongga dada bawah). 2. Mual. 3. Mengalami muntah jika mual-mual yang parah 4. Dalam waktu tiga puluh menit hingga satu jam setelah makan, merasakan sesak napas. 5. Kembung akibatnya cepat merasa kenyang. 6. Tidak nafsu makan akibat lambung yang selalu terasa penuh/kembung. 7. Sering bersendawa. 8. Sering buang gas (flatus). 9. Demam.
67
10. Diare kurang dari empat kali dalam 24 jam. 11. Kepala pusing. 12. Feses berwarna hitam/ berak darah. 13. Muntah darah. 14. Lemas.
2.8.3 Klasifikasi Penyakit Gastritis Klasifikasi penyakit gastritis berdasarkan waktu dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Penyakit Gastritis Akut Penyakit gastritis akut merupakan jenis penyakit gastritis yang menyerang penderitanya secara tiba-tiba dan tidak terjadi terus-menerus. Bila tidak ditangani dengan tepat maka penyakit gastritis akut dapat menjadi kronis. Pada penyakit gastritis akut, gejalanya masih tidak separah gejala-gejala gastritis kronis. 2. Penyakit Gastritis Kronis Menurut dr. Rudy Hermanto Kurniawan, gastritis kronis dapat ditentukan lebih akurat jika telah dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Namun umumnya penderita gastritis kronis memiliki gejala-gejala yang lebih parah intensitasnya dibandingkan dengan gastritis akut. Pada gastritis kronis, biasanya penderita akan mengalami muntah darah atau berak darah.
2.8.4 Tes dan Diagnosis Menurut Nurheti Yuliarti (2009:10), ada lima cara yang dapat dilakukan untuk memastikan penyakit gastritis. 1. Tes Darah Dokter biasa meminta pasien untuk melakukan cek darah untuk melihat adanya antibody terhadap serangan Helicobacter pylori. Hasil tes yang positif
68
menunjukkan bahwa seseorang pernah mengalami kontak dengan bakteri Helicobacter pylori dalam hidupnya, tetapi keadaan tersebut bukan berarti seseorang telah terinfeksi Helicobacter pylori. Tes darah juga dapat digunakan untuk mengecek terjadinya anemia yang mungkin saja disebabkan oleh pendarahan yang disebabkan karena gastritis. 2. Urea Breath Test Tes ini merupakan tes berdasarkan penelitian napas. Menurut Misnadiarly (2009:17), tes ini dilakukan melalui suatu alat khusus lalu dilihat reaksi kimianya. Pertama-tama, pasien diberi minuman yang mengandung unsur urea (13C) ditandai dengan elemen isotopic karbon non radioaktif. Bila hasilnya positif, gas karbon dioksida 13C akan muncul dalam 10-20 menit, berarti bakteri menghancurkan urea. Sebaliknya, jika hasilnya negative, unsur 13C karbon dioksida tidak muncul. Pemeriksaan ini belum dilakukan di Indonesia karena biaya alatnya yang mahal. 3. Stool Test Tes ini digunakan untuk mengetahui adanya Helicobacter pylori dalam sampel tinja seseorang. Hasil tes yang positif menunjukkan orang tersebut terinfeksi Helicobacter pylori. Biasanya dokter juga menguji adanya darah dalam tinja yang menandakan adanya pendarahan dalam lambung karena gastritis. 4. Endoskopi Menurut Nurheti Yuliarti (2009:10), endoskopi digunakan untuk melihat kelainan pada lambung yang mungkin tidak dapat dilihat dengan sinar X. Misnadiarly (2009:25) mengungkapkan bahwa cara kerja endoskopi dilakukan dengan memasukkan alat endoskopi melalui mulut sampai lambung, lalu dokter melihat melalui kamera khusus untuk melihat kerusakan lambung dan mengecek ada tidaknya inflamasi. Selanjutnya melakukan biopsy mengambil sampel untuk dites.
69
5. Rontgen Rontgen bertujuan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang dapat dilihat
dengan
sinar
X.
Agar
dapat
dilihat
dengan
jelas,
biasanya
penderitadiinjeksi terlebih dahulu dengan bubur barium.
2.8.5 Pengobatan Penyakit Gastritis Menurut dr. Rudy Hermanto Kurniawan, diperlukan beberapa langkah untuk mengobati penyakit gastritis yaitu dengan pemberian obat untuk: 1. Melapisi lambung. 2. Menetralisir asam lambung. 3. Menghilangkan kembung. 4. Menekan produksi asam lambung. 5. Mengatasi kejang pada saluran pencernaan. Untuk mengkonsumsi obat diperlukan kehati-hatian dan rasa waspada yang tinggi karena obat-obatan yang diminum dengan tidak tepat dan tanpa konsultasi dokter berpotensi merugikan, seperti kerusakan terhadap organ ginjal dan hati. Oleh karena itu, jika ingin mengkonsumsi obat, sebaiknya dilakukan pemeriksaan medis dan konsultasi ke dokter terlebih dahulu dibandingkan dengan pembelian obat secara bebas. Selain dengan mengkonsumsi obat, penderita gastritis juga dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang menjadi pencetus gastritis yang telah dijelaskan sebelumnya. Mengkonsumsi makanan lunak dan menerapkan pola hidup yang sehat dan teratur perlu dilakukan juga supaya penyakit ini bisa sembuh.
70
1. Melapisi lambung. Melapisi lambung dapat dilakukan dengan mengkonsumsi sukralfat. Berdasarkan situs http://www.informasiobat.com, didapatkan informasi mengenai sukralfat. Tabel 2.4 Penjelasan Sukralfat Nama Generik Nama Kimia Struktur Kimia Sifat Fisiokimia Sub Kelas Terapi
Sukralfat -D-Fructofuranosyl-a-D-glucopyranoside octakis (hydrogen sulphate) aluminium complex.7 C12HmAl16OnS8 Merupakan garam aluminium dari sukrosa oktasulfat. Serbuk warna putih, praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam kuat dan basa. Obat Untuk Saluran Cerna Absorpsi : setelah pemberian oral, Sukralfat diabsorpsi dalam jumlah kecil dari saluran cerna, kemungkinan disebabkan karena polaritas yang tinggi dan kelarutan yang rendah dari Sukralfat pada saluran cerna.2,7;Bioavailabilitas oral (lokal) : komponen disakarida 5%, aluminium < 0.02%. (1);Distribusi (2) : distribusi ke dalam jaringan dan cairan tubuh setelah absorpsi sistemik
Farmakologi
belum ditentukan. Studi pada hewan, volume distribusi kurang lebih 20% dari berat badan.;Ekskresi (1,2) : Sukralfat bereaksi dengan asam klorida dalam saluran cerna, membentuk sukrosa sulfat yang tidak dimetabolisme. ;Studi pada hewan menunjukkan 90% dosis oral sukrosa sulfat diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui feses dalam waktu 48 jam. ;Sejumlah kecil sukralfat (3-5%) diabsorpsi sebagai sukrosa sulfat, diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dalam waktu 48 jam.
Stabilitas Penyimpanan Kontra Indikasi Efek Samping
Tablet Sukralfat disimpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar dan stabil selama 2 tahun setelah tanggal produksi. Suspensi Sukralfat disimpan pada suhu 15-300C, hindari penyimpanan yang terlalu dingin (beku). Hipersensitif terhadap produk sukralfat. Konstipasi (paling sering, sekitar 2%). ; mual, muntah, kembung, mulut kering, gatal-gatal, sakit kepala, insomnia, diare (sangat jarang, < 1%) Absorpsi obat berikut berkurang bila digunakan bersamaan:;Utama : Ciprofloxacin, Cimetidine, Ranitidin, Digoxin, Ketoconazole, Teofilin,
Interaksi Obat
Fenitoin, Tetrasiklin.;Sedang : Moxifloxacin, Norfloxacin, Ofloxacin, Sparfloxacin, Warfarin.;Penggunaan obat-obatan tersebut di atas sebaiknya dilakukan pada 2 jam sebelum atau sesudah pemberian Sukralfat
71
Pengaruh Anak
Keamanan dan khasiat bagi anak-anak belum ada informasi.
Pengaruh
Kategori B.;Tidak ditemukan bukti bahwa obat yang mengandung
Kehamilan
aluminium seperti sukralfat dapat mempengaruhi janin.
Pengaruh Menyusui
Sukralfat disekresi lewat ASI dalam jumlah kecil, sehingga pemakaiannya perlu hati-hati. Tidak ditemukan data pemakaian sukralfat pada manusia, dimungkinkan untuk bisa digunakan. Berkurangnya rasa tidak nyaman pada bagian perut/abdomen,perbaikan hasil
Parameter
endoskopik,CBC (Complete Blood Count),;tanda-tanda dan gejala-gejala
Monitoring
dari toksisitas aluminium terutama pada pasien dengan gagal ginjal kronis atau pasien yang menjalani dialisis
Bentuk Sediaan
Suspensi 500 mg/5 ml, Tablet 500 mg Antasida dapat digunakan sebagai tambahan pada terapi dengan Sukralfat untuk mengurangi rasa sakit, tetapi sebaiknya tidak diminum dalam waktu 30
Peringatan
menit sebelum atau setelah pemberian sukralfat. ;Penderita gagal ginjal kronis dan pasien dialisis dapat meningkatkan risiko akumulasi dan toksisitas aluminium.
Informasi Pasien
Diminum dalam keadaan perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan sebelum tidur malam. Sukralfat bekerja dengan cara melindungi mukosa dari serangan asam pepsin pada tukak lambung dan duodenal setelah membentuk kompleks dengan
Mekanisme Aksi
eksudat yang bersifat protein seperti albumin dan fibrinogen pada lokasi tukak. ;Pada kondisi yang lebih ringan, Sukralfat membentuk viscous sehingga memberikan perlindungan pada permukaan mukosa lambung dan duodenum.
Sumber: http://www.informasiobat.com/sukralfat
2. Menetralisir asam lambung. Menetralisir asam lambung dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi antasida. Berdasarkan situs http://www.informasiobat.com, didapatkan informasi mengenai antasida.
72
Tabel 2.5 Penjelasan Antasida Nama Generik
Antasida (a) Aluminium Hydroxide; (b) Magnesia magma, milk of magnesia (MOM),
Nama Kimia
magnesium hydroxide; (c) Magnesii trisilicas; (d) Magnesii subcarbonas; (e) Aluminum magnesium hydroxide sulfate; (f) Calcii carbonas;
Struktur Kimia
Al(OH);Mg(OH)2;(Al 5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O;(CaCO3 ); (a) Gel aluminium hidroksida (USP 29): suspensi aluminium hidroksida amorf dimana terdapat substitusi sebagian karbonat untuk hidroksida. ;Berupa suspensi kental berwarna putih dari sejumlah kecil cairan jernih yang terpisah selama pendiaman, mempunyai pH antara 5,5 dan 8,0. ;Simpan dalam wadah tertutup rapat dan hindari pembekuan. ;Gel kering aluminium hidroksida (USP 29):bentuk amorf dari aluminium hidroksida dimana terdapat substitusi sebagian karbonat untuk hidroksida. ;Mengandung ekivalen dengan tidak kurang dari 76,5 % Al(OH)3 dan dapat mengandung aluminium karbonat dan bicarbonat basa dalam jumlah yang bervariasi.;1 g gel kering aluminium hidroksida ekivalen dengan 765 mg Al(OH). ;Merupakan serbuk amorf yang tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih, tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidrosida. ;Dispersi 4% dalam air mempunyai pH tidak lebih dari 10,0. simpan dalan wadah tertutup rapat;(b) USP 29 : serbuk putih meruah, praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut
Sifat Fisiokimia
dalam asam-asam encer, simpan dalam wadah tertutup rapat,;(c) USP 29 : suatu senyawa dari magnesium oksida dan silikon dioksida dengan proporsi air yang bervariasi.Mengandung tidak kurang dari 20% magnesium oksida dan tidak kurang dari 45% silikon dioksida.;Berupa serbuk halus berwarna putih, bebas dari partikel.;(d) Tidak larut dalam air dan alkohol, segera terurai oleh asam mineral;(e) Mengandung ekivalen dengan 40,0%-43,5 % MgO. Berupa serbuk berwarna putih meruah, tidak berbau, atau massa rapuh berwarna putih yang ringan.;Praktis tidak larut dalam air dan alkohol. Larut dalam asam encer dan effervescent.;(f) USP 29 : merupakan kombinasi aluminium magnesium hidroksida dan sulfat, mengandung ekivalen dengan 90%-105% Al5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O, dihitung berdasarkan basis kering. ;Berupa serbuk kristalin berwarna putih, tidak berbau, tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam larutan encer asam mineral, kehilangan 10%-20% dari beratnya bila dikeringkan pada suhu 2000C selama 4 jam.;(g) USP 29 : serbuk mikrokristalin, berwarna putih halus, tidak berbau, praktis tidak larut dalam air, tidak larut dalam alkohol. ;Kelarutannya dalam air ditingkatkan dengan adanya karbondioksida atau garam-garam amonium
73
meskipun keberadaan alkali hidroksida mengurangi kelarutannya. Sub Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Cerna (a);(b) Mula kerja obat:laksatif:4-8 jam. Sekitar 30% ion magnesium diserap oleh usus halus. Ekskresi:urin (sampai dengan 30% sebagai ion-ion magnesium yang terabsorpsi); feses (obat yang tidak diabsorpsi). (1,3);(c) Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCL di lambung dari pada magnesium hidroksida.1Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCL di lambung dari pada magnesium hidroksida. (1);(d) Pada
Farmakologi
pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida. Karbon dioksida dapat menyebabkan kembung dan eruktasi/bersendawa. (1);(e);(f) Kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung. Kalsium karbonat juga mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan mengurangi absorpsi fosfat.;Beberapa dari kalsium diabsorpsi dari usus dan bagian yang tidak terabsorpsi diekskresikan melalui feses. (1) (a) Hipersensitivitas terhadap garam aluminum atau bahan-bahan lain dalam formulasi.;(b) Hipersensitivitas terhadap bahan-bahan dalam formulasi,
Kontra Indikasi
pasien dengan kolostomi atau ileostomi, obstruksi usus, fecal impaction, gagal ginjal, apendisitis.;(f) Pada pasien yang harus mengontrol asupan sodium (seperti:gagal jantung, hipertensi, gagal ginjal, sirosis, atau kehamilan). (1) (a) Gastrointestinal:konstipasi, kram lambung, fecal impaction, mual, muntah, perubahan warna feses (bintik-bintik putih). Endokrin dan metabolisme:hipofosfatemia, hipomagnesemia. (3);(b) Kardiovaskuler:hipotensi. Endokrin dan metabolisme:hipermagnesemia. Gastrointestinal:diare, kram perut. Neuromuskuler dan skeletal:kelemahan otot. Pernapasan:depresi pernapasan (3);(f) Kadang-kadang menyebabkan konstipasi, kembung akibat pelepasan karbondioksida pada beberapa pasien.
Efek Samping
Dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipersekresi lambung dan kembalinya asam (acid rebound). ;Kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia, khususnya pada pasien dengan gangguan ginjal atau pada pemberian dengan dosis tinggi. Alkalosis dapat juga terjadi akibat absorpsi ion karbonat (1);Efek samping lain (1-10% paisne) : bengkak, CHF, hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.
Interaksi Obat
(a) Aluminium hidroksida dapat mengurangi absorpsi allopurinol, efek antibiotik (tetrasiklin, kuinolon, beberapa sefalosporin), turunan
74
bifosfonat,kortikosteroid, siklosporin, garam-garam besi, antifungi imidazol, ;isoniazid, penisilamin, suplemen fosfat, fenitoin, fenotiazin. Absorbsi aluminium hidroksida dapat dikurangi oleh turunan asam sitrat.;(b) Menurunkan absorpsi tetrasiklin, digoksin, garam-garam besi, isoniazid, atau kuinolon.;(f) Kalsium karbonat berinteraksi dengan banyak obat karena mengubah pH asam lambung dan pengosongan lambung dengan pembentukan kompleks yang tidak diabsorpsi. ;Interaksi dapat diminimalisasi melalui pemberian terpisah kalsium karbonat dari obat lainnya selama 2-3 jam Dosis magnesium-aluminium hidroksida 0,5 ml/kg direkomendasikan untuk Pengaruh Anak
infant dengan refluks. Berdasarkan monitoring pH intragastrik serial, hasil terbaik diperoleh bila antasida diberikan sebelum dan sesudah asupan formula.
Pengaruh Hasil
(a) Mengurangi kadar fosfat anorganik.;(b) Meningkatkan magnesium;
Lab
menurunkan protein, kalsium; menurunkan kalium
Pengaruh Kehamilan Pengaruh Menyusui
(a) Kategori C. Tidak ada data yang tersedia mengenai efek klinis pada fetus; bukti yang ada saat ini menyatakan aman digunakan selama kehamilan dan menyusui.;(b) Kategori B Tidak diketahui. Efek terapetik:heartburn:perbaikan gejala-gejala berikut:disfagia, odinofagia, batuk, sakit kerongkongan, nyeri dada nonkardiak, regurgitasi, mual, nafsu
Parameter Monitoring
makan menurun, indigesti, bersendawa. ;Efek toksik:konstipasi (terutama akibat garam-garam aluminium dan kalsium) atau diare (terutama akibat garam-garam magnesium); ;kadar aluminium, kalsium, dan magnesium pada pasien dengan gangguan ginjal berat; sesuai kebutuhan, elektrolit dalam urin, darah dan pH untuk menunjukkan kemungkinan alkalosis Kaplet 200 mg, Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg;Tablet
Bentuk Sediaan
Kunyah 250 mg, 300 mg, 400 mg, 500 mg;Suspensi 200 mg/5 ml, 250 mg/5 ml, 300 mg/5 ml, 325 mg/5 ml, 400 mg/5 ml. (2) (a) Hiperfosfatemia dapat terjadi pada pengunaan jangka lama atau dosis besar; intoksikasi aluminium dan osteomalasia dapat terjadi pada pasien dengan uremia. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung
Peringatan
kongesti, gagal ginjal, edema, sirosi;diet rendah natrium, serta pada pasien yang baru saja mengalami perdarahan saluran cerna. Pasien uremia yang tidak menerima dialisis dapat mengalami osteomalasia dan osteoporosis akibat deplesi fosfat.;(b) Hati-hati digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (khususnya bila dosis>50 mEq magnesium/hari).
75
Hipermagnesemia dan toksisitas dapat terjadi akibat penurunan klirens ginjal dari magnesium yang diabsorpsi. Penurunan fungsi ginjal;(Clcr<30 ml/menit) dapat menyebabkan toksisitas (a) Sebaiknya diminum 1-3 jam setelah makan bila digunakan sebagai antasida. Bila digunakan untuk menurunkan kadar fosfat, sebaiknya diminum dalam 20 menit dari saat makan. Setelah minum obat harus diikuti minum Informasi Pasien
air.3 Bentuk sediaan tablet seharusnya;dikunyah seluruhnya untuk mencapai efektivitas optimal, namun bentuk sediaan cair/suspensi dipilih terutama untuk ulcer duodenum.;(b)(c)(d)(e)(f)Bentuk sediaan tablet seharusnya dikunyah seluruhnya untuk mencapai efektivitas optimal, namun bentuk sediaan cair/suspensi dipilih terutama untuk ulcer duodenum. (a) Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O;(b) Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik
Mekanisme Aksi
cairan yang mengembangkan kolon;dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.;(c) Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada magnesium hidroksida;(d) Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida
Sumber: http://www.informasiobat.com/antasida
3. Menghilangkan Kembung. Menghilangkan kembung dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi obat enzyplex. Obat enzyplex terdiri dari berbagai kemasan, salah satunya adalah yang terdapat pada situs http://apotik.medicastore.com, didapatkan informasi mengenai enzyplex.
76
Gambar 2.23 Penjelasan Enzyplex Sumber:http://apotik.medicastore.com/obat/enzyplex-tablet.html
4. Menekan produksi asam lambung. Menekan
produksi
asam
lambung
dapat
dilakukan
dengan
cara
mengkonsumsi: 1. Simetidin. 2. Ranitidine. 3. Famotidin. 4. Omeprazol. 5. Lansoprazol. 6. Pantoprazol. Menurut dr. Rudy Hermanto Kurniawan, pemberian obat tersebut diputuskan berdasarkan tingkat keparahan penderita gastritis jika gastritis yang diderita masih ringan, maka dapat diberikan obat simetidin, jika pemberian simetidin tidak memberikan dampak kesembuhan maka biasanya dokter akan memberikan ranitidin dan seterusnya.
77
Berdasarkan situs http://www.informasiobat.com, didapatkan informasi mengenai simetidin. Tabel 2.6 Penjelasan Simetidin Nama Generik
Simetidin
Nama Kimia
2-Cyano-l-methyl-3-[2-(5-methylimidazol-4-ylmethylthio)ethyl] guanide.
Struktur Kimia
C10H16N6S. Serbuk kristal warna putih sampai hampir putih, tidak berbau atau sedikit
Sifat Fisiokimia
berbau merkaptan; ;larut dalam alkohol dan makrogol 400; tidak larut dalam eter; larut sebagian dalam isopropil alkohol; larut sempurna dalam methanol.
Sub Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Cerna. Absorpsi : Simetidine diabsorpsi secara cepat setelah pemakaian per oral. Bioavailabilitas oral 60-70% setelah mengalami metabolisme lintas pertama di hati.2,7 Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak pada pemberian oral yaitu 45 - 90 menit.1;Metabolisme (1) : metabolit utama yaitu
Farmakologi
sulfoxide.;Distribusi (2,7) : Simetidine terikat dengan protein plasma 15-20%, volume distribusi 1 L/kg.;Eliminasi (2) : waktu paruh Simetidine 2 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Setelah pemberian IV, 80-90% Cimetidine diekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam. 50-73% diekskresi dalam bentuk tidak berubah. 10% diekskresi melalui feses. Simetidine tablet, Simetidine HCl larutan oral dan injeksi disimpan pada suhu 15-300C, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Sediaan injeksi cimetidine tidak boleh disimpan dalam freezer karena dapat
Stabilitas
mengendap;Simetidine HCl secara fisik dapat tercampurkan dengan sebagian
Penyimpanan
besar cairan infus IV (NaCl 0,9%, Dextrose 5% atau 10%, Ringer lactate, Sodium Bicarbonate 5%).;Sediaan Simetidine HCl injeksi dalam NaCl 0,9% stabil selama 24 bulan setelah tanggal produksi. Wadah yang digunakan terbuat dari PVC.
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap Simetidine atau komponen lain dalam produk.
Efek Samping
Kemerahan, diare, pusing, sakit kepala, gynaecomastia. Penggunaan bersama antacid tidak direkomendasikan, karena antacid dapat mengganggu absorpsi Simetidine.;Simetidine menghambat / memperlambat
Interaksi Obat
metabolisme oxidative hepatic drug melalui ikatan dengan microsomal cytochrome P450; sehingga sebaiknya dihindari pada pasien yang telah rutin menggunakan warfarin, fenitoin, dan teofilin.;Simetidine mengurangi absorpsi Ketoconazole, Itraconazole, dimana absorpsinya tergantung pada pH asam
78
lambung. Pihak produsen menyatakan bahwa sehubungan dengan terbatasnya Pengaruh Anak
pengalaman klinis pada anak-anak, maka Simetidine tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak dibawah usia 12 tahun,;kecuali atas petunjuk dokter dan pertimbangan manfaat terhadap risiko.
Pengaruh Hasil Lab
Meningkatkan serum creatinine dan serum glucose. Kategori B.;Simetidine melewati plasenta dengan cara difusi sederhana.;Tidak ada peningkatan risiko kejadian malformasi kongenital setelah pemakaian
Pengaruh Kehamilan
Simetidine.;Kelompok reviewer merekomendasikan Simetidine untuk tidak digunakan selama kehamilan karena adanya risiko feminisasi, seperti yang dijumpai pada beberapa hewan dan orang tidak hamil.;Pihak produsen menganjurkan sebaiknya penggunaan Simetidine pada ibu hamil dihindari kecuali memang sangat diperlukan. Simetidine disekresi lewat ASI.Efek secara klinis pada bayi yang
Pengaruh
mendapatkan Simetidine dari ASI belum diketahui. The American Academy
Menyusui
of Pediatric menyatakan aman untuk digunakan pada ibu menyusui.;Pihak produsen menganjurkan sebaiknya dihindari penggunaannya.
Parameter
Berkurangnya rasa tidak nyaman pada bagian perut/abdomen atau
Monitoring
gastroesofageal, perbaikan hasil endoskopik, CBC (Complete Blood Count).
Bentuk Sediaan
Tablet/Kaplet 200 mg dan 400 mg, Kapsul 200 mg, Ampul 100 mg/ml, Ampul 200 mg/2 ml. Pasien diabetes, immunocompromised , penyakit paru kronis berisiko terhadap berkembangnya community-acquired pneumonia.;Pasien lansia (> 50 tahun) dan penderita liver atau ginjal merupakan faktor risiko untuk
Peringatan
berkembangnya kondisi bingung (confusional) yang berulang / reversibel.;Neonatus yang lahir dengan bobot sangat ringan (401-1500 g) meningkatkan risiko terjadinya necrotizing enterocolitis.;Pemberian IV bolus (garam HCl) yang cepat dapat berisiko terhadap terjadinya aritmia dan hipotensi.
Informasi Pasien
Mekanisme Aksi
Jika diperlukan satu kali minum, maka cimetidine diminum malam hari. Jika diperlukan dua kali dalam sehari, dosis pertama diminum pagi hari dan berikutnya malam hari. Cimetidine bisa diminum bersama dengan makanan. Pengeblok reseptor H2 yang bekerja menyembuhkan tukak peptik dan duodenal dengan cara pengeblokan reseptor H2 sehingga mengurangi sekresi asam lambung dan pepsin.
Sumber: http://www.informasiobat.com/simetidin
79
Berdasarkan situs http://www.informasiobat.com, didapatkan informasi mengenai ranitidin. Tabel 2.7 Penjelasan Ranitidin Nama Generik Nama Kimia Struktur Kimia
Ranitidin. Ranitidin : NN-Dimethyl-5-[2-(1-methylamino-2nitrovinylamino)ethylthiomethyl]furfurylamine ; Ranitidin hidroklorida. (C13H22N4O3S), C13H22N4O3S,HCl. (1). Ranitidin hidroklorida (USP 29) : serbuk kristalin berwarna putih sampai
Sifat Fisiokimia
kuning pucat, praktis tidak berbau. Sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam alkohol. Larutan 1% dalam air mempunyai pH 4,5-6,0. ;Penyimpanan (serbuk) : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Sub Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Cerna. Absorpsi oral : 50%. Distribusi : volume distribusi untuk fungsi ginjal normal : 1,7 L/kg; Clcr 25-35 ml/menit:1,76 L/kg; penetrasi melalui sawar darah otak minimal; berdistribusi ke dalam ASI; ikatan dengan protein 15%; ;dimetabolisme di hati menjadi metabolit N-oksida, S-oksida, dan N-desmetil.
Farmakologi
Bioavailabilitas oral : 48%. ;Waktu paruh eliminasi oral : untuk fungsi ginjal normal : 2,5-3 jam; Clcr 25-35 ml/menit:4-8 jam; waktu paruh eliminasi IV untuk fungsi ginjal normal : 2-2,5 jam. ;Waktu untuk mencapai kadar puncak dalam serum : oral : 2-3 jam, IM : <=15 menit. Ekskresi : di dalam urin : oral = 30%, IV = 70%(dalam bentuk tak berubah), feses (sebagai metabolit). (3) Vial injeksi disimpan pada suhu antara 40C-300C, terlindung dari cahaya. Larutan jernih tak berwarna sampai berwarna kuning; warna yang agak tua tidak mempengaruhi potensi. Kantung premixed disimpan pada suhu antara 20C-250C, ;terlindung dari cahaya. Sirup disimpan pada suhu antara 40C-250C,
Stabilitas Penyimpanan
terlindung dari cahaya. ;Tablet disimpan di tempat kering pada suhu antara 150C-300C, terlindung dari cahaya. Larutan injeksi dalam vial dapat dicampur dengan normal saline atau larutan dekstrosa 5% dalam air, larutan stabil selama 48 jam pada suhu kamar. ;Injeksi bolus intermiten diencerkan sampai maksimum 2,5 mg/ml. ;Infus intermiten diencerkan sampai dengan maksimum 0,5 mg/ml. jangan menambahkan obat lain ke dalam kantung premixed.
Kontra Indikasi Efek Samping
Hipersensitivitas terhadap ranitidin atau bahan-bahan lain dalam formulasi. Terbatas dan tidak berbahaya: aritmia, vaskulitis, pusing, halusinasi, sakit kepala, confusion, mengantuk, vertigo, eritema multiforme, kemerahan,
80
pankreatitis, anemia haemolitic acquired, agranulositosis, anemia aplastik, granulositopenia, leukopenia, ;trombositopenia, pansitopenia, gagal hati, anafilaksis, reaksi hipersensitivitas. Interaksi Makanan
Makanan tidak mengganggu absorpsi ranitidin. Meningkatkan efek/toksisitas siklosporin (meningkatkan serum kreatinin), gentamisin (blokade neuromuskuler), glipizid, glibenklamid, midazolam (meningkatkan konsentrasi), metoprolol, pentoksifilin, fenitoin, kuinidin, triazolam. ;Mempunyai efek bervariasi terhadap warfarin. Antasida dapat
Interaksi Obat
mengurangi absorpsi ranitidin. Absorpsi ketokonazol dan itrakonazol berkurang; dapat mengubah kadar prokainamid dan ferro sulfat dalam serum, mengurangi efek nondepolarisasi relaksan otot, ;cefpodoksim, sianoklobalamin (absorpsi berkurang), diazepam dan oksaprozin, mengurangi toksisitas atropin. Penggunaan etanol dihindari karena dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung.
Pengaruh Hasil
Berinteraksi dengan tes sekresi asam lambung, tes alergi pada kulit
Lab
menggunakan ekstrak alergen, serum kreatinin, tes protein urin.
Pengaruh
Kategori B. Ranitidin menembus plasenta, efek teratogenik pada fetus belum
Kehamilan
dilaporkan. Hati-hati bila digunakan pada kehamilan.
Pengaruh Menyusui Parameter Monitoring Bentuk Sediaan
Ranitidin berdistribusi ke dalam ASI; gunakan dengan berhati-hati.
AST, ALT, serum kreatinin, fungsi ginjal, foecal occult blood. Tablet 75 mg, 150 mg, Kaplet 300 mg, Sirup 75 mg/5ml (60 ml, 100 ml, 150 ml), Ampul 25 mg/ml (2 ml). unakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati; dibutuhkan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal; hindari
Peringatan
penggunaan pada pasien dengan sejarah porfiria akut (dapat memicu serangan); ;terapi jangka panjang mungkin berhubungan dengan defisiensi vitamin B12; keamanan dan efikasi belum ditetapkan untuk pasien anak-anak usia<1 bulan. Dosis oral ranitidin dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Bila obat ini
Informasi Pasien
digunakan untuk mencegah heartburn, obat diminum 30-60 menit sebelum makan atau minum apapun yang dapat menyebabkan heartburn.;Pasien seharusnya tidak menggunakan obat ini bila alergi terhadap ranitidin, simetidin, atau nizatidin
Mekanisme
Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2 sel-sel parietal
Aksi
lambung, yang menghambat sekresi asam lambung; volume lambung dan
81
konsentrasi ion hidrogen berkurang. ;Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.
Sumber: http://www.informasiobat.com/ranitidin
Berdasarkan situs http://www.situsobat.com, didapatkan informasi mengenai famotidin.
Gambar 2.24 Penjelasan Famotidin Sumber: http://www.situsobat.com/2013/04/famotidin-20-mg-tab-ogb.html
82
Berdasarkan situs http://www.informasiobat.com, didapatkan informasi mengenai omeprazol. Tabel 2.8 Penjelasan Omeprazol Nama Generik Nama Kimia Struktur Kimia
Omeprazol. (RS)-5-Methoxy-2-(4-methoxy-3,5-dimethyl-2pyridylmethylsulphinyl)benzimidazole. C17H19N3O3S.
Sifat
Serbuk warna putih sampai hampir putih, polimorfisa. Sangat sedikit larut dalam
Fisiokimia
air, larut sebagian dalam alkohol dan metanol, larut dalam diklorometan.
Sub Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Cerna. Omeprazol merupakan obat yang tidak tahan asam lambung sehingga untuk menghindari terjadinya dekomposisi dibuat dalam bentuk granul salut enterik dengan pelepasan yang tertunda (delayed-release) dan suspensi oral yang mengandung sodium bikarbonat. (2);Absorpsi : Omeprazol cepat diabsorpsi
Farmakologi
setelah pemberian per oral.1 Konsentrasi plasma puncak terjadi pada 30 menit sampai 3,5 jam setelah pemberian. (2);Bioavailabilitas : 30-40%. (1);Distribusi (6) : 95% terikat dengan protein plasma.;Metabolisme (1) : hepatik.;Ekskresi (1) : melalui feses (18-23%) dan ginjal (70-77%). Waktu paruh eliminasi pada dewasa 0,5-1 jam; penyakit hati kronis 3 jam; pasien geriatri 1 jam.
Stabilitas
Simpan pada suhu 2-80C, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Penyimpanan
dan lembab.
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap Omeprazol. Efek samping yang paling sering muncul yaitu sakit kepala, diare dan
Efek Samping
kemerahan pada kulit. Efek samping yang lain meliputi gatal, pusing, konstipasi, mual, muntah, kembung, nyeri pada perut / abdomen, mulut kering. Omeprazol memperpanjang eliminasi Diazepam, Warfarin dan Fenitoin atau obat lain yang mengalami metabolisme oleh cytochrome P-450-mediated
Interaksi
oxidation di hati. ;Omperazol mengurangi absorpsi Ketoconazol, Itraconazol,
Obat
dimana absorpsinya tergantung pada pH asam lambung. ;Pada penggunaan bersama Voriconazol, konsentrasi plasma kedua obat ini dapat meningkat dan direkomedasikan untuk mengurangi dosis Omeprazol.
Pengaruh
Studi keamanan dan efikasi untuk pengobatan refluks gastroesofageal, erosive
83
Anak
esofagitis, pada anak-anak usia 2-16 tahun telah dilakukan. Tetapi studi pada anak-anak di bawah usia 2 tahun belum dilakukan.
Pengaruh Kehamilan
Pengaruh Menyusui
Kategori C. ;Tidak diketahui berbahaya.;Data pada manusia menunjukkan risiko yang rendah, meskipun demikian sebaiknya dihindari terutama pada trimester pertama. Disekresikan ke dalam ASI, tetapi tidak diketahui berbahaya. ;Data pada manusia masih terbatas, namun mengarah pada kemungkinan terjadinya toksisitas, sehingga sebaiknya dihindari.
Parameter
Berkurangnya rasa tidak nyaman pada bagian perut / abdomen atau
Monitoring
gastroesofageal, perbaikan hasil endoskopik, CBC (Complete Blood Count).
Bentuk Sediaan
Kapsul 20 mg, Vial 40 mg + Ampul 10 ml solven. Gunakan dengan hati-hati pada pasien hipokalemia dan gangguan hati.
Peringatan
;Penggunaan Omeprazol jangka panjang dapat menyebabkan risiko atrofik gastritis. Delayed-release capsules:Kapsul ditelan utuh atau jika kesulitan menelan,keluarkan isi kapsul (granul/pelet jangan dikunyah/digerus)kemudian
Informasi
dispersikan/ campurkan dengan jus buah(campuran ini jangan disimpan) dan
Pasien
segera minum dengan 1 gelas air dingin.;Diminum segera sebelum makan, lebih baik di pagi hari. ;Omeprazole harus diminum hingga habis meskipun pasien sudah merasa lebih baik kondisinya. Omeprazol merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible.
Mekanisme Aksi
Omeprazol menekan sekresi asam lambung dengan menghambat sistem enzim Hidrogen-Kalium ATPase pada permukaan sel parietal. ;Efek penghambatan ini terkait dengan dosis. Penghambat pompa proton dapat meningkatkan risiko infeksi gastrointestinal karena efek penekanan sekresi asam.
Sumber: http://www.informasiobat.com/omeprazol
84
Berdasarkan situs http://www.informasiobat.com, didapatkan informasi mengenai lansoprazol. Tabel 2.9 Penjelasan Lansoprazol Nama Generik Nama Kimia
Lansoprazol. 2-({3-Methyl-4-(2,2,2-trifluoroethoxy)-2-pyridyl)methyl} sulphinylbenzimidazole.
Struktur
Serbuk warna putih sampai putih kecoklatan. Praktis tidak larut dalam air,
Kimia
sangat mudah larut dalam dimetil formamide
Sifat
Serbuk warna putih sampai putih kecoklatan. Praktis tidak larut dalam air,
Fisiokimia
sangat mudah larut dalam dimetil formamide.
Sub Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Cerna. Lansoprazol tidak stabil pada pH asam sehingga dibuat dalam bentuk granul salut enterik dengan pelepasan yang tertunda (delayed-release). (2,6);Absorpsi (1,6) : Lansoprazol cepat diabsorpsi di sistemik setelah pemberian per oral, dengan konsentrasi plasma puncak dicapai setelah 1,5 jam. Bioavailabilitas lebih
Farmakologi
dari 80%, adanya makanan dapat menurunkan absorpsi;Distribusi : volume distribusi (sistemik) 0,5L/kg.1 97% terikat plasma protein. (6);Metabolisme (1) : hepatik.;Ekskresi (1) : sistemik : biliary / fecal : 2/3; ginjal 14-25%, kurang dari 1% dalam bentuk tidak berubah. Waktu paruh eliminasi pada dewasa 1,5 jam, pada geriatrik 1,9-2,9 jam.
Stabilitas
Simpan pada suhu tidak lebih dari 400C, dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Penyimpanan
dari cahaya.
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap Lansoprazol. Efek samping yang umum / paling sering muncul yaitu nyeri abdomen, diare,
Efek Samping
mual, sakit kepala, kemerahan pada kulit. Efek samping yang lain meliputi gatal, pusing, konstipasi, mual, muntah, kembung, nyeri pada perut / abdomen, mulut kering. ;Efek samping yang serius yaitu retak pada tulang panggul (hip fracture).
Interaksi Makanan
Adanya makanan dapat menurunkan absorpsinya.
Interaksi
Antacid dan sukralfat mengurangi bioavailabilitas Lansoprazol dan sebaiknya
Obat
tidak diminum dalam waktu 1 jam setelah pemberian Lansoprazol.
Pengaruh Anak
Keamanan dan efikasi untuk anak-anak di bawah 1 tahun belum ada informasi.
85
Pengaruh Kehamilan
Kategori B. ;Data pada manusia masih terbatas, namun data pada hewan memberikan informasi risiko yang rendah. Meskipun demikian, sebaiknya dihindari selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.
Pengaruh
Tidak tersedia data penggunaan pada manusia, namun berpotensi untuk
Menyusui
menimbulkan toksisitas, sehingga sebaiknya dihindari.
Parameter
Berkurangnya rasa tidak nyaman pada bagian perut / abdomen atau
Monitoring
gastroesofageal, perbaikan hasil endoskopik, CBC (Complete Blood Count).
Bentuk Sediaan Peringatan
Kapsul 15 mg, 30 mg, Tablet 15 mg, 30 mg. Pada pasien dengan gangguan hati berat, diperlukan pengurangan dosis. Delayed-release capsules : Kapsul ditelan utuh atau jika kesulitan menelan,
Informasi Pasien
keluarkan isi kapsul (granul / pelet jangan dikunyah / digerus) kemudian dispersikan / campurkan dengan jus buah (campuran ini jangan disimpan) ;dan segera minum dengan 1 gelas air dingin. ;Diminum 30 menit sebelum makan, lebih baik di pagi hari. Lansoprazol merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible. Dalam lingkungan asam di sel parietal lambung, Lansoprazol
Mekanisme
dikonversi menjadi turunan sulfenamid aktif yang terikat dengan gugus
Aksi
sulfhidril dari (H+, K+)-ATPase, ;yang juga dikenal sebagai pompa proton. Hambatan Lansoprazol pada (H+, K+)-ATPase menyebabkan hambatan sekresi asam lambung. Efek penghambatan ini terkait dengan dosis.
Sumber: http://www.informasiobat.com/lansoprazol
Berdasarkan situs http://id.kalbe.co.id, didapatkan informasi mengenai pantoprazol. Tabel 2.10 Penjelasan Pantoprazol Nama Generik
Pantoprazol/Pantoprazole. Diindikasikan pada pengobatan ulkus lambung, ulkus duodenum, refluks
Indikasi
esofagitis derajat sedang dan berat serta kondisi hipersekresi patologis seperti sindrom Zollinger-Ellison atau keganasan lainnya. Digunakan sebagai terapi alternative pada pasien yang tidak diindikasikan pemberian pantoprazole oral.
Dosis dan Pemberian
Injeksi PRANZA hanya diberikan secara intravena (IV), Dosis rekomendasi untuk ulkus duodenum, ulkus lambung, refluks esofagitis sedang-berat:
86
1 vial (pantoprazole 40 mg) IV/hari. Terapi jangka panjang sindrom Zollinger-Ellison dan keadaan hipersekresi patologis lain : dosis awal 80 mg IV, selanjutnya dosis di atas 80 mg/hari harus diberikan dalam 2 dosis terbagi. Pantoprazole dapat diberikan sampai di atas 160 mg, tetapi tidak boleh diberikan dalam jangka waktu lama. Perubahan dari rute oral ke intravena atau dari intravena ke oral, harus dilakukan untuk mempertahankan efek penghambatan sekresi asam lambung secara berkelanjutan. Jika ada sisa obat dalam vial atau terjadi perubahan fisik obat (keruh atau ada endapan), maka obat harus dibuang.Isi vial hanya untuk sekali penggunaan. Pantoprazole merupakan pengganti benzimidazole. Bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung melalui kerja spesifik pada pompa proton sel parietal.
Farmakologi
Pantoprazole dikonversikan menjadi bentuk aktif dalam lingkungan asam (pada sel parietal), yang berdampak pada proses inhibisi enzim H+K+ATPase dalam produksi asam lambung tahap akhir. Proses inhibisi ini tergantung dari besaran dosis.
Kontra
Pantoprazole dapat mempengaruhi sekresi asam lambung tanpa dipengaruhi zat lain (acetylcholine, histamine, gastrin). Efek yang sama terjadi pada pemberian secara per oral atau intravena. Dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap salah satu
Indikasi
komponen obat. Perubahan dalam hal absorpsi harus dipantau untuk obat yang penyerapannya bergantung pada kondisi pH, seperti ketoconazole, pada saat diberikan bersamaan dengan pantoprazole.
Interaksi Obat
Kandungan aktif dari pantoprazole dimetabolisme oleh hati melalui sistem enzim Cytochrome P450. Adanya interaksi antara pantoprazole dengan obat atau zat lain yang dimetabolisme dengan menggunakan enzim yang sama tidak dapat diabaikan. Meskipun secara klinis tidak terlihat adanya interaksi yang bermakna, akan tetapi sebaiknya dilakukan pemantauan pada saat pantoprazole diberikan bersama dengan obat atau zat yang mengandung carbamazepine, caffeine, diazepam, diclofenac, digoxin, ethanol, glibenclamide, metoprolol, naproxen, nifedipine, phenytoin, piroxicam, theophyline, warfarin dan kontrasepsi oral. Pasien yang sedang menjalani terapi dengan antikoagulan coumarin perlu dilakukan pemantauan terhadap waktu protrombin/INR pada saat pemberian pantoprazole dimulai, dihentikan atau pada saat diberikan secara tidak teratur. Tidak terlihat adanya interaksi pada saat diberikan bersamaan dengan antasida.
Sumber:http://id.kalbe.co.id/ProdukdanJasa/ObatResep/ProdukAZ/tabid/267/ID/1131/PR ANZA.aspx
87
5. Mengatasi Kejang Pada Saluran Pencernaan Menurut dr. Rudy Hermawan Kurnianto, kejang pada saluran pencernaan dapat diatasi dengan mengkonsumsi obat antispasmodik. Antispasmodik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa
jenis
dari
antispasmodik
yang
dilansir
dari
http://apotik.medicastore.com. a.
Hyoscine Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paruparu. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung.
b. Clidinium Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi mungkin terjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke doakter anda terlebih dahlu. Penghentian obat yang mendadak akan memeperparah kondisi penyakit anda dan menimbulkan gejala withdrawal symptoms (anxiousness, sleeplessness, and irritability).
88
c. Mebeverine Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet. d. Papaverine Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole e. Timepidium Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi. f. Pramiverine Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut pada saat haid), nyeri setelah operasi. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi. g. Tiemonium Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodik antikolinergik sintetis. Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan
uterus.
Tiemonium
diindikasikan
untuk
nyeri
pada
penyakit
89
gastrointestinal dan biliary and seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis, colonopathies. Untuk pemilihan golongan obat pencernaan ini yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
2.8.6 Pencegahan Penyakit Gastritis Nurheti Yuliarti (2009:13) menyatakan, timbulnya gastritis dapat dicegah dengan hal-hal berikut. 1. Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tetapi sering serta memperbanyak makan makanan yang mnegandung tepung seperrti nasi akan menormalkan produksi asam lambung. Kurangilah makanan yang dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan pedas, asam, digoreng dan berlemak. 2. Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi alkohol dapat mengiritasi atau merangsang lambung, bahkan menyebabkan lapisan dalam
lambung
terkelupas
sehingga
menyebabkan
peradangan
dan
pendarahan di lambung. 3. Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulcer. Merokok juga akan meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan risiko kanker lambung. 4. Ganti obat penghilang rasa sakit. Jika memungkinkan, jangan mengunakan obat penghilang rasa sakkit dari golongan NSAIDs, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen. Obat-obatan tersebut dapat mengiritasi lambung. 5. Berkonsultasi dengan dokter. Jika anda menemui gejala-gejala gastritis, maka sebaiknya anda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi terbaik. 6. Peliharalah berat badan. Masalah pada saluran pencernaan seperti rasa terbakar di lambung, kembung, dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu, memelihara berat badan agar tetap ideal dapat mencegah terjadinya gastritis.
90
7. Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobik dapat meningkatkan detak jantung yang dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga mendorong isi perut dilepaskan dengan lebih cepat. Disarankan aerobik dilakukan setidaknya selama 30 menit setiap harinya. 8. Manajemen stres. Stres dapat meningkatkan serangan jantung dan stroke. Kejadian ini akan menekan respon imun dan akan mengakibatkan gangguan pada kulit. Selain itu, kejadian ini juga akan meningkatkan produksi asam lambung dan menekan pencernaan. Tingkat stres seseorang berbeda-beda. Untuk menurunkan tingkat stres, disarankan banyak mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara teratur, serta selalu menenangkan pikiran dengan melakukan meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah, kelelahan, dan rasa letih.
2.8.7 Penyakit-Penyakit Lain yang Memiliki Gejala Mirip dengan Gejala wwGastritis
1. Penyakit Jantung Rasa nyeri di lambung bukan hanya karena sakit gastritis. Lewat pemeriksaan, bisa jadi nyeri di lambung menjadi tanda-tanda menderita penyempitan pembuluh darah koroner (penyakit jantung koroner). Saat ini penyakit jantung koroner menduduki peringkat pertama dari semua penyebab kematian penyakit jantung. Menurut dr. Rudy Hermanto Kurniawan, penderita jantung ketika diberi obat untuk gastritis tidak merasa membaik dan tetap ada keluhan berupa nyeri dibagian dada hingga ulu hati. Dan penderita penyakit jantung juga bisa mengalami nyeri hingga kepunggung sampai ke bagian bahu sebelah kiri sementara penderita gastritis hanya mengalami nyeri dibagian ulu hati saja. Selain itu, menurutnya penderita penyakit jantung juga sering mengalami penurunan tekanan darah (hipotensi), berkeringat dingin, gelisah, dan umumnya berusia lebih dari 45 tahun.
91
Dilansir dari http://ahlinyalambung.com, "Sebagian besar tanda-tanda penyakit jantung koroner mirip sakit maag. Tidak hanya pasien yang awam, dokter juga ada yang mengganggap sakit nyeri Itu sakit maag," kata Dr M Taufik Arifin Pohan SpJP. FIHA, FESC kepada wartawan dengan tema "Coronary Anglografi, Terobosan Solusi Masalah Jantung Koroner Tanpa Bedah" di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, pekan lalu. 2. Penyakit Typhus Gejala thypus dan maag punya persamaan yakni perut yang terasa sakit serta mual dan muntah. Akibatnya banyak orang yang salah prediksi dikira sakit gastritis/maag ternyata kena thypus. Typhus merupakan penyakit infeksi yang menyerang usus halus, disebabkan oleh sejenis bakteri yaitu Salmonella typhi. Penyakit thypus biasanya terjadi ketika seseorang sedang tidak dalam kondisi yang fit sehingga daya tahan tubuhnya menurun, dan mengkonsumsi makanan atau minuman yang kurang higienis. 3. Penyakit Hepatitis Hepatitis biasanya disebut sakit kuning oleh masyarakat Indonesia. Penyakit hepatitis itu adalah penyakit yang menyerang organ hati. Menurut dr Rudy Hermanto Kurniawan, pada penderita hepatitis, mereka juga mengalami rasa nyeri tetapi bukan dibagian perut sebelah kiri seperti gastritis, melainkan di sebelah kanan. Selain itu, skleral atau bagian mata yang berwarna putih pada pengidap hepatitis akan berwarna kuning, warna air kencingnya juga akan seperti warna air teh, dan kulit penderita hepatitis umumnya berwarna kekuning-kuningan. Bila bagian perut sebelah kanan diketuk-ketuk, maka terasa perut bagian kanan itu terisi penuh karena organ hati yang membengkak.