19
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Keuangan Menurut James A.F Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1.
Perencanaan (planning) Adalah memikirkan apa yang akan dikerjkan dengan sumber daya yang dimiliki. Perencaan dilakukakan ntuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternative sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian (organizing) Dilakukan dengan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatankegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
20
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas
tersebut
dikelompokkan,
siapa
yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. 3.
Pengarahan (Directing) Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa manajemen
merupakan proses dengan mana tujuan-tujuan dicapai. Selain itu manajemen juga dapat didefinisikan sebagai bekerja degan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penyusunan
personalia
atau
kepegawaian
(staffing),
pengarahan dan kepemimpina (leading) dan pengawasan (controlling). Sedangkan pengertian Manajemen Keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pengelolaan dana untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan yaitu harga dimana calon pembeli siap atau bersedia membayarnya jika suatu perusahaan menjualnya. Berikut ini pengertian tentang manjemen keuangan: Menurut Suad Husnan (2004), Manajemen Keuangan adalah kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian keuangan.
21
Menurut Darsono (2007), Manajemen Keuangan adalah aktifitas pemilik dan manjemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya
dan
menggunakannya
seefektif,
seefesien
dan
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Menurut Bambang Riyanto (2001) Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Dari berbagai sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Keuangan adalah seluruh aktivitas atau atas kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efesien dalam memaksimalkan nilai perusahaan yaitu harga dimana calon pembeli siap atau bersedia membayarnya jika suatu perusahaan menjualnya. 2.2
Aktivitas Manajemen Keuangan Seorang Manajer Keuangan akan selalu berhadapan dengan keputusan yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Keputusan itu meliputi keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan dividen. Aktivitas dalam manajemen keuangan menurut Darsono (2007) meliputi : 1.
Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity)
22
Kegiatan pemilik dan manjemen perusahaan dalam mencari sumber modal untuk membiayai kegiatan bisnis. Sumber pembiayaan terdiri dari sumber eksternal dan sumber internal. a. Sumber Eksternal : 1.
Modal Pemilik dan Modal Sendiri (Owner Capital atau owner Equity), atas Modal Saham (Capital Stock) yang tersdiri dari saham istimewa (Preferred Stock) dan saham biasa (Common Stock).
2.
Hutang (Debt) terdiri dari Hutang Jangka Panjang (long term debt) dan Hutang Jangka Pendek (short term debt).
3.
Lain-lain, seprti hibah.
b. Sumber Internal : 1.
Laba Ditahan (Retained Earning)
2.
Penyusutan,
Amortisasi
dan
Deplesi
(Depreciation,
Amprtization, dan Deplention). 3. 2.
Lain-lain, seperti penjualan harta tetap yang tidak produktif.
Aktivitas Investasi (Investment Activity) Adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebsar-besarnya dan resiko sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi : a.
Modal Kerja (working capital) atau harta lancar (Current Assets).
b.
Harta Keuangan (financial assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan obligasi (Bond).
23
c.
Harta Tetap (real assets) yang terdiri dari : tanah, gedung, dan peralatan.
d.
Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang dan Goodwil.
3.
Aktivitas Bisnis (Business Activity) Adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa effesiensi biaya yang akan menghasilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur : a. Pendapatan (sales atau revenies) b. Beban (Expenses) c. Laba-Rugi (Profit-Loss) Tugas seorang Manajer Keuangan adalah perolehan dana dengan
biaya murah, penggunaan dana efektif dan efesien, analisis laporan keuangan dan analisis lingkungan Internal dan Eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus. Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain adalah : memaksimalkan nilai perusahaan dan membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang. 2.3
Anggaran 2.3.1 Definisi Anggaran Saat ini banyak definisi tentang anggaran yang dikemukakan oleh para tokoh manajemen. Namun dari sekian banyak definisi tentang anggaran masing-masing memiliki pola pikir dan maksud
24
yang sama. Pada kesempatan ini penulis akan mencoba mengutip beberapa definisi tentang anggaran dari beberapa sumber. Anggaran merupakan alat untuk membantu manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi perencanaan dan fungsi kontrolnya dalam periode waktu tertentu. Pengertian tersebut sebagaimana diungkapkan sebagai berikut ; “ A budget is the quantitative Expression of a proposed plan of action by management management for a specified period ” (Horngren et al. 2003 : 176). Sementara itu menurut Christina et al. (2001 : 1) anggaran adalah: “ Suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimassa yang akan datang ”. Pendapat lain tentang definisi anggaran dikemukakan oleh Mulyadi (2001 : 488) anggaran adalah “ Suatu rencana moneter standard an satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun yang ditetapkan dalam proses penyususnan program ”. Dari ketiga macam pengertian diatas dapat ditarik beberapa intisari, yaitu : a.
Anggaran
merupakan
alat
bantu
manajemen
dalam
melaksanakan fungsi perencanaan dan fungsi kontrolnya. b.
Anggaran merupakan suatu proses sistematis dari rangkaian perencanaan perusahaan.
25
c.
Anggaran disusun dalam bentuk satuan moneter dan satuan lainnya.
d.
Anggaran disusun mencakup periode-periode waktu tertentu dimasa yang akan datang, namun pada umumnya adalah periode tahunan.
e.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
2.3.2 Fungsi Anggaran Anggaran mempunyai fungsi yang penting dalam manajemen perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 : 502) angaran mempunyai enam fungsi, yaitu : a.
Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b.
Anggaran
merupakan
cetak
biru
aktivitas
yang
akan
dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang. c.
Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajemen bawah dan manajemen atas.
d.
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.
26
e.
Anggaran
berfungsi
sebagai
alat
pengendalian
yang
memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. f.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mepengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan organisasi. Pengertian efektif adalah “ Kemampuan suatu kegiatan untuk
menunjukkan sampai seberapa jauh pencapaian sasaran dengan membandingkan hasil nyata dengan sasaran yang ditetapkan ”. (B.N Marbun 2005 : 7). Sedangkan pengertian efisien adalah “ Suatu kesanggupan untuk menunjukkan sampai seberapa jauh sumber daya dapat atau berhasil dimanfaatkan dengan membandingkan masukan (input) material dengan keluaran (ouput) material ”. (B.N Marbun 2005:7) 2.3.3 Keterbatasan Anggaran Disamping mempunyai beberapa fungsi yang membawa dampak positif bagi manajmen perusahaan, anggaran juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada proses penyusunan anggaran tersebut. Dikemukakan
bahwa
keterbatasan-keterbatasan
tersebut
menurut Supriyono (2008 : 18) antara lain : a.
Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atau kegiatan yang akan datang. Ketepatan dari estimasi sangat tergantung
27
kepada pengalaman dan kemampuan. Ketidaktepatan anggaran berakibat tidak dipakai sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan dengan baik. b.
Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi tertentu, oleh karena itu perubahan kondisi dan asumsi yang mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi anggaran agar anggaran tersebut dapat digunakan sebagai alat manajemen Perusahaan. Perubahan kondisi dan asumsi misalnya dapat berupa : laju inflasi atau kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.
c.
Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen apabila semua pihak terutama manajer-manajer perusahaan secara terus
menerus
bertanggungjawab
dan atas
terkoordinasi tercapainya
berusaha
tujuan
yang
dan telah
ditentukan. d.
Semua pihak didalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran adalah alat untuk membantu manajemen, dan keputusan manajemen masih harus diperlukan atas dasar pengetahuan dan pengalamannya.
28
2.3.4 Jenis Anggaran Dalam menyusun anggaran, menurut Christina et al. (2001 : 12) perusahaan dapat mengacu pada ruang lingkup/intensitas penyusunannya, fleksibilitas ataupun periode waktunya. a.
Berdasarkan
ruang
lingkup/intensitas
penyusunannya,
anggaran dibedakan menjadi : 1)
Anggaran Parsial yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja.
2)
Anggaran komperehensif yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis kegiatannya meliputi seluruh
aktivitas
perusahaan
dibidang
marketing,
produksi, keuangan, personalia, dan administrasi. b.
Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dibedakan menjadi : 1)
Anggaran Tetap (Fixed Budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume yang sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana mengenai revenue, cost, dan expense.
2)
Anggaran kontinyu (Continous Budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume tertentu, dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost, dan expenses, namun secara periodic dilakukan penilaian kembali.
29
c.
Berdasarkan periode waktu anggaran dibedakan menjadi : 1)
Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
2)
Anggaran jangka Panjang (anggaran Strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran Jangka Panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran Jangka Panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggara jangka pendek (Nafarin 2006 : 22).
2.3.5 Organisasi Penyusunan Proses penyusunan anggaran memerlukan suatu unit organisasi yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran dari berbagai
jenis
usulan
anggaran
dari
berbagai
pusat
pertangungjawaban untuk kemudian disusun menjadi anggaran induk (master budget). Unit organisasi ini disebut dengan komite anggaran. Unit organisasi ini hanya dibentuk pada saat proses penyusunan angaran saja. Jika penyusunan anggaran perusahaan telah selesai, komisi ini menjadi tidak berfungsi dan fungsi pengendalian
pelaksanaan
anggaran
diserahkan
kepada
unit
30
organisasi perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 : 502) anggota komisi anggaran terdiri dari : a.
Direktur Utama, sebagai ketua merangkap anggota.
b.
Direktur Pemasaran, sebagai anggota.
c.
Direktur Produksi, sebagai anggota.
d.
Direktur keuangan dan Administrasi sebagai anggota.
e.
Manajer Departemen Keuangan, sebagai sekretaris komisi anggaran. Komite anggaran tersebut memiliki tugas dan wewenang
utama. Secara rinci menurut Christina et al. (2001 : 10) tugas dan wewenang utama dari komite aggaran adalah sebagai berikut : a.
Menyediakan pedoma umum untuk penyusunan anggaran.
b.
Menawarkan saran teknis.
c.
Menerima dan mengkaji ulang angaran.
d.
Mengusulkan perubahan.
e.
Menyelaraskan berbagai perbedaan pandangan.
f.
Menyetujui anggaran dengan atau tanpa perubaan.
g.
Meneliti dengan cermat laporan-laporan anggaran yang ada.
2.3.6 Mekanisme Penyusunan Anggaran Dalam mekanisme penyusunan anggaran harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan erat dengan proses penyusunan anggaran tersebut, yaitu : a.
Pendekatan dari sudut siapa yang meyusun anggaran.
31
b.
Pendekatan dalam memulai penyusunan anggaran.
c.
Kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan anggaran yang efektif. Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para
pelaksana anggaran dengan mempertimbangkan hal-hal berikut : a.
Anggaran harus dibuat realistis dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi. Angaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah anganangan.
b.
Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi manajemen puncak (Direksi)
c.
Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
d.
Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat
dan tepat
waktu, sehingga apabila tejadi
penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi sejak dini. Anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan apabila : a.
Pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berfikir kedepan dan tidak memilki wawasan yang luas.
b.
Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas.
c.
Pelaksana tidak cakap
32
d.
Tidak didukung oleh masyarakat.
e.
Dana tidak cukup. Secara umum ada tiga pedekatan yang biasa digunakan oleh
perusahaan pada umumnya berkaitan dengan siapa yang menyusun anggaran. Pendekatan penyusunan anggaran dilihat dari segi siapa penyusunannya, yaitu : 1.
Otoriter atau Top Down Penyusunan
anggaran
berdasarkan
pendekatan
yang
menyatakan bahwa penyusunan anggaran dimulai dari atas ke bawah. Hal ini berarti anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dijalankan oleh unit-unit dibawahnya atau pusat pertanggungjawaban tanpa keterlibatan unit-unit pelaksana dalam proses penyusunan anggaran. 2.
Demokrasi atau Bottom Up Penyusunan
anggaran
berdasarkan
pendekatan
yang
menyatakan bahwa penyusunan anggaran dimulai dari bawah ke atas. Hal ini berarti anggaran disusun dimulai dari unit-unit kerja atau pelaksana atau pusat-pusat pertanggungjawaban kemudian dilanjutkan ke manajer puncak untuk diminta persetujuannya.
33
3.
Kombinasi atau Top Down dan Bottom Up Penyusunan
anggaran
berdasarkan
pendekatan
yang
menyatakan bahwa perusahaan menyusun anggaran dengan memulai dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan untuk bawahan dalam menyusun anggaran. Hal berikutnya yang juga harus menjadi pusat perhatian manajemen sebelum penyusunan anggaran adalah kondisi prasyarat yang dibutuhkan guna mendapatkan anggaran yang efektif dan efesien. 2.4
Perencanaan 2.4.1 Definisi Perencanaan Perencanaan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses manajemen. Pada Tahap perencanaan ini suatu program operasi terinci untuk semua fase opeasi dirancang oleh manajemen perusahaan. Definisi perancanaan adalah sebagai berikut : “ Perencanaan adalah suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut “ (Welsch et al. 2000 : 3). Sementara itu pendapat lain mengutarakan bahwa
“
Perencanaan adalah penentuan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat utuk mencapainya dan oran-orang yang bertanggungjawab
34
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. “ (A.M Kadarman dan Jusuf Udaya 2001 : 54). Dari dua definisi diatas,
jelaslah bahwa
perencanaan
merupakan suatu fungsi manajemen yang harus dilakukan dalam suatu perusahaan dan merupakan kegiatan yang menumpang kegiatan manajemen, karena perencanaan memberi arah dan pedoman bagi manajemen dalam menjalankan perusahaan. 2.4.2 Jenis Perencanaan Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2001 : 91) perencanaan terdiri dari beberapa jenis, yaitu : a.
Tujuan (Objective), merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b.
Kebijakan (Policy), adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan.
c.
Strategi, merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat.
d.
Prosedur,
merupakan
rangkaian
tindakan
yang
akan
dilaksanakan untuk waktu mendatang. e.
Aturan (Rule), adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
35
f.
Program merupakan kombinasi antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran (Budget).
2.4.3 Tahap-Tahap Perencanaan Tahap-tahap yang harus diambil untuk menyusun suatu perencanaan adalah sebagai berikut : a.
Menetapkan Tujuan Tahap pertama yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan adalah menetapkan tujuan. Lebih dulu dibuat tujuan secara umum, kemudian baru dipecah-pecah menjadi beberapa
tujuan
untuk
masing-masing
bagian.
Tujuan
menggambarkan tentang apa yang diharapkan dapat dicapai dan merupakan suatu titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Selain itu tujuan menggambarkan pula tentang apa yang harus dicapai setelah dibuatnya pola kerja (Network) daripada kebijakan, strategi, prosedur, aturan, anggaran, dan program. b.
Menyusun anggapan-anggapan Tahap kedua yang harus dilakukan adalah menciptakan kesesuaian perencanaan.
penggunaan
dan
menyebarkan
anggapan
36
c.
Menentukan berbagai alternatif tindakan Banyak sekali cara yang dapat ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, tetapi semua cara yang ada belum tentu dapat digunakan. Ada cara-cara yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan dan ada pula cara yang sudah sesuai. Oleh karena itu, agar tujuan dapat tercapai sebaiknya dipilih cara yang sesuai saja.
d.
Mengadakan penilaian terhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah dipilih. Meskipun pada tahap ketiga telah dilakukan pemilihan berbagai alternative yang diperkirakan sesuai, belum tentu semuanya dapat dipakai. Dalam tahap keempat ini dilakukan usaha-usaha untuk mencari alternatif mana yang akan memberikan hasil maksimal dengan pengeluaran tertentu.
e.
Mengambil Keputusan Setelah diadakan penilaian dengan mengadakan pembandingan serta
pertimbangan-pertimbangan
berbagai
alternatif,
yang
masak
terhadap
barulah diambil keputusan tentang
alternatif mana yang diharapkan akan diambil. f.
Menyusun rencana Pendukung Setelah tahap kelima dapat diselesaiakan, boleh dikatakan langkah penyusunan perencanaan sudah selesai. Namun demikian sering terjadi bahwa dengan dibuatnya suatu
37
perencanaan membutuhkan dukungan dari perencanaan yang lain. 2.4.4 Manfaat dan Kelemahan Perencanaan Perencanaan mempunyai beberapa manfaat yaitu : a.
Dapat memberikan arah dari arti tujuan bagi perusahaan.
b.
Dapat ditentukan suatu pedoman sebagai standar atau ukuran untuk mengurangi ketidakpastian serta perubahan dimasa yang akan datang.
c.
Digunakan sebagai alat ukur berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan, dan hal ini akan mempermudah pengawasan.
d.
Membantu
memperkirakan
peluang
dimasa
mendatang.
Dengan perencanaan akan dapat diminimumkan resiko-resiko dan memperkirakan peluang yang dapat dijangkau. e.
Perencanaan akan timbul efisiensi sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan. Selain mempunyai beberapa manfaat, perencanaan juga
mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: a.
Pekerjaan
yang
tercakup
dalam perencanaan
mungkin
berlebihan pada kontribusi nyata. b.
Perencanaan cenderung menunda kegiatan.
c.
Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.
38
d.
Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi.
e. 2.5
Rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
Pengendalian 2.5.1 Definisi Pengendalian Definisi Pengendalian adalah “ Suatu proses pengawasan kinerja serta pengambilan tindaan untuk memastikan hal-hal yang diinginkan ” (John R. Schermer, Jr. 2000 : 164). Pendapat lain tentang definisi pengendalian dikemukakan oleh Welsch et al (2003 : 3) pengendalian adalah “Suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan”. Pengendalian berfungsi menjamin tercapainya tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan standar-standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dasar utama pengendalian adalah informasi yang digunakan secara tepat dalam pembuatan keputusan penyelesaian masalah. Pengendalian melengkapi fungsi manajemen yang lainnya dengan memastikan bahwa segala sesuatu terlaksana secara benar, dengan cara dan waktu yang tepat.
39
2.5.2 Jenis Pengendalian
a.
Pengendalian Produksi (Productional Control) yaitu untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan rencana yang ada.
b.
Pengendalian Keuangan ((Financial Control) yaitu pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan, termasuk pengendalian anggaran.
c.
Pengendalian Pegawai (Personal Control) yaitu ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai, dan lain-lain.
d.
Pengendalian Waktu (Time Control) yaitu pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak sesuai dengan rencana.
e.
Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control), pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaankebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
40
f.
Pengendalian Teknis (Technical Control), pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
g.
Pengendalian Penjualan (Sales Control) yaitu pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
2.5.3 Tahap Pengendalian Pengendalian menyangkut tiga langkah (tahap), yaitu : a.
Penetapan standard an metode untuk mengukur prestasi
b.
Pengukuran kegiatan untuk dibandingkan dengan standar
c.
Tindak koreksi terhadap penyimpangan dari standar. Apabila terjadi penyimpangan dari standar maka manjaemen
perlu mengadakan tindakan korektif dengan mengadakan perubahan beberapa aktivitas atau terhadap standar kerja yang telah ditetapkan semula. 2.5.4 Manfaat Pengendalian Terdapat beberapa manfaat dari pengendalian didalam setiap organisasi atau perusahaan yaitu : a.
Pengendalian dilingkungan
dapat
mendeteksi
perusahaan
sehinga
adanya manajemen
perubahan mampu
mengadapi tantangan dan dapat memnfaatkan adanya peluang yang disebabkan oleh perubahan tersebut.
41
b.
Pengendalian dapat menjaga kualitas dan profitabilitas perusahaan.
c.
Pengendalian dapat mendeteksi kesalahan yang mungkin dapat diperbuat oleh pelaku organisasi.
d.
Pengendalian merupakan cara yang tepat untuk memeriksa pelaksanaan tugas-tugas pekerja yang telah didelegasikan dari atasan masing-masing.
2.6
Biaya Operasional 2.6.1 Pengertian biaya Biaya adalah “ Harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan ” (R.A Supriyono 1999 : 16). Selanjutnya, Abdul Hakim (1999 : 3) mengatakan biaya sebagai “Pengorbanan yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi “. Menurut L. Gayle Rayburn (1999 : 19) biaya (cost) mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk, biaya menunjukkan ukuran moneter sumber daya yang digunakan, seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead. Untuk suatu jasa, biaya merupakan pengorbanan moneter yang dilakukan untuk menyediakan jasa. Pengertian Biaya dalam arti luas menurut Mulyadi (1999 : 8) adalah ”Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
42
uang yang telah terjadi untuk tujuan tertentu”. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : a.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b.
Diukur dalam satuan uang
c.
Telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2.6.2 Pengertian Biaya Operasional Biaya operasional adalah semua pengeluaran untuk operasi yaitu pengeluaran yang masa manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran dapat dikaitkan secara langsung dengan pendapatan dalam periode tertentu. Ciri-ciri biaya operasional secara umum adalah sebagai berikut: a.
Pengeluaran untuk menjangkau kebutuhan sehari-hari.
b.
Pengeluaran untuk memberikan manfaat untuk tahun yang bersangkutan.
c.
Pengeluaran untuk mempertahankan mutu dan keandalan suatu aktiva tetap atau instalasi.
d.
Menggantikan,
memperbaiki,
mengubah
atau
menyempurnakan atau memodifikasi suatu aktiva tetap yang merupakan bagian dari suatu kode perkiraan yang tidak mengubah kapasitas atau masa pakai aktiva tetap yang bersangkutan.