BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Technopreneurship Technopreneurship
merupakan
gabungan
dari
dua
kata,
yakni
‘technology’ dan ‘enterpreneurship’.Secara umum, kata teknologi digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri. Sedangkan kata entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang dipopulerkan oleh Schumpeter (1883-1950) mengatakan keseluruhan proses perbuahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya yaitu entrepreneur (wiraswastawan) kewiraswastaan (entrepreneurship) pertama kali menyangkut perubahan. Definisi umum dari entrepreneur, menurut Bygrave (2008:49), adalah seseorang yang mendapati sebuah peluang dan membangun sebuah organisasi untuk memaksimalkan peluang tersebut.Selanjutnya, proses kewirausahawan (entrepreneurship) tersebut melibatkan semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan mewujudkan peluang dan membangun organisasi untuk mencapainya. Dimana dalam proses tersebut, dibutuhkan: •
Penelitian market dan pelanggan
•
Inovasi produk dan layanan (service)
•
Pembentukan team
•
Menemukan dan mengatur sumber daya
•
Kepemimpinan, dan lain sebagainya
7
8
Dalam wacana nasional, istilah technopreneurship mengacu pada pemanfaatan teknologi informasi untuk pengembangan wirausaha. Jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak hanya dibatasi pada wirausaha teknologi informasi, seperti vendor IT, webhosting, atau webdesign, tetapi segala jenis usaha, seperti meubel, restaurant, super market ataupun kerajinan tangan. Penggunaan teknologi informasi yang dimaksudkan disini adalah pemakaian internet untuk memasarkan produk mereka seperti dalam perdagangan online (e-Commerce), pemanfaatan software/program khusus untuk memotong biaya produksi dan kegiatan operasional lainnya.
2.2
Perencanaan Bisnis (Business Plan) 2.2.1 Pengertian Perencanaan Bisnis Menurut William D. Bygrave & Andrew Zacharakis (2010: 110), perencanaan bisnis merupakan sebuah dokumen yang disiapkan oleh wirausaha, dimana biasanya berhubungan dengan profesi mereka yang memberikan detail perihal masa lalu, masa sekarang dan masa depan perusahaan. Perencanaan bisnis ialah setiap rencana yang disusun untuk sebuah bisnis agar melihat ke masa depan, mengalokasikan sumber daya, berfokus pada key point, dan mempersiapkan diri untuk masalah dan kesempatan yang ada. Jadi perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai pada waktu usaha.Adapun isinya sering merupakan perencanaan terpadu
9
menyangkut pemasaran, permodalan, operasional dan sumber daya manusia. Kegunaan dari pembuatan perencanaan bisnis ini sebagai berikut: 1.
Kegiatan penelitian (bisnis) yang akan dilaksanakan / sedang berjalan tetap pada jalur yang direncanakan.
2.
Pedoman
untuk
mempertajam
rencana-rencana
yang
diharapkan. 3.
Alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (investor, lembaga keuangan, dan lain-lain). Sebuah perencanaan dikatakan baik dan sukses memerlukan tiga
hal penting, yakni : •
Kemana kita akan menuju
•
Dimana posisi kita sekarang
•
Bagaimana kita akan mencapai tujuan tersebut dari posisi yang sekarang
2.2.2 Tahapan Pembuatan Perencanaan Bisnis Isi dari sebuah perencanaan bisnis menurut William D. Bygrave & Andrew Zacharakis (2008: 238) ialah: a.
Cover (Halaman Judul) Pada bagian ini akan berisi nama perusahaan, ‘tagline’, orang yang dapat di hubungi, alamat, telepon, fax, email, tanggal,
10
‘disclaimer’
dan
‘copy
number’.
Hal-hal
yang
harus
diperhatikan pada bagian ini ialah : •
Orang yang di cantumkan di dalam perencanaan bisnis harus merupakan pemilik perusahaan atau orang yang menanam saham.
•
Business Plan harus bersifat rahasia dan hanya diberikan kepada investor yang berpotensial. Penerima tidak boleh membuat ulang atau menyebarluaskan tanpa ijin serta harus mengembalikan apabila tidak ada keinginan untuk berinvestasi.
Cover harus menarik perhatian baik itu menggunakan gambar agar dapat membuat investor ingin melihat serta mengetahui perencanaan bisnis yang dibuat lebih banyak lagi. b.
Executive Summary (Ringkasan eksekutif) Bagian ini merupakan bagian terpenting dari perencanaan bisnis. Apabila bagian ini investor merasa kurang tertarik maka banyak kemungkinan mereka tidak akan membaca lagi perencanaan bisnis yang telah dibuat. Pada bagian ini akan di sediakan informasi tambahan yakni deskripsi kesempatan, konsep bisnis, overview industri, target pasar, keuntungan kompetitif, model bisnis dan ekonomi, tim dan penawarannya.
c.
Table of Contents (Daftar isi)
11
Bagian ini bertujuan untuk membuat perencanaan bisnis mudah untuk di baca serta terperinci. Pada bagian ini, di haruskan mempunyai beberapa bagian yakni major section, sub-section, exhibit dan Appendix. d.
Industry, Customer, and Competitor Analysis (Analisis industri, konsumen dan pesaing) •
Industri:
Tujuan
dari
bagian
mengilustrasikan bagaimana
cara
ini
ialah
kesempatan untuk
untuk dan
mendapatkan
kesempatan itu. Dimana pada bagian ini harus diperhatikan bagaimana karateristik untuk membuat kesempatan yang menarik serta menjabarkan pangsa pasar yang akan dituju dan ekspektasi perkembangannya. Dalam bagian ini tidak boleh membahas konsep, produk dan jasa yang di tawarkan. •
Konsumen:
Penentuan/penargetan
profil
konsumen
secara akurat merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mengembangkan produk yang benar-benar diinginkan oleh konsumen dan kampanye marketing dimana bertujuan untuk mendefinisikan siapa saja profil
konsumen
yang
cocok
dengan
12
menggunakan informasi demografi dan psikografi. •
Pesaing:
Pada bagian ini akan membandingkan konsep kita dengan kompetitor lainnya pada bidang yang sejenis.
e.
Company and Product Description (Deskripsi perusahaan dan produk) Pada bagian ini akan diperkenalkan secara terperinci mengenai perusahaan dan produk yang akan di pasarkan. Sebelum melanjutkan analisis yang lebih terperinci lagi mengenai perencanaan pemasaran dan operasional, pemilik perusahaan harus mengidentifikasikan pangsa pasar mereka dan strategi pertumbuhannya. Perencanaan bisnis harus menjual visi pemilik perusahaan serta perusahaannya untuk pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
f.
Marketing Plan (Perencanaan marketing) Komponen terpenting dalam bagian ini ialah mendeskripsikan strategi produk/ jasa, strategi harga, strategi pangsa pasar, strategi distribusi, strategi komunikasi dan pemasaran, strategi penjualan serta perkiraan ke depan perihal penjualan dan pemasaran.
13
Gambar 2.1 Perencanaan Marketing (Sumber: Entrepreneurship, 2008: 251) Komponen – komponen perencanaan marketing ialah: i.
Target Market Strategy Dalam penargetan dan positioning produk yang ditawarkan, pemilik perusahaan harus melakukan analisis konsumen dan melakukan research terlebih dahulu.
ii.
Product or Service Strategy Menjelaskan apa perbedaan produk atau jasa yang ditawarkan dengan perusahaan kompetitor lainnya. Pada bagian ini, harus diberitahukan pelayananapa yang diberikan kepada konsumen seperti, apakah produk tersebut mempunyai garansi? atau kapankah ada rencana untuk produk tersebut di upgrade?
iii.
Pricing Strategy Membuat strategi berapa harga yang harus ditentukan dilihat dari kualitas dan fungsi yang dimiliki oleh produk tersebut.Dengan dilihat dari hal di atas maka,
14
harga produk yang ditawarkan dapat berada baik itu di bawah atau di atas harga pasaran. iv.
Distribution Strategy Berisi perencanaan penulisan bagaimana produk akan sampai di konsumen. Apabila cara distribusi telah ditentukan maka tahap selanjutnya adalah apakah produk tersebut mudah digapai oleh konsumen? Serta biaya dari distribusi tersebut.Kunci dari strategi ini ialah mengidentifikasi distribusi yang sesuai dengan produk yang di tawarkan serta untuk mengetahui biaya penempatan produk tersebut di tempat-tempat distribusi yang telah ditentukan.
v.
Marketing Communication Strategy Komunikasi penting untuk mendapatkan konsumen, dimana dibutuhkan promosi dan iklan serta metode lainnya untuk membuat produk tersebut menempati suatu posisi di mata konsumen.Maka dari itu, pemilik perusahaan harus menentukan baik strategi yang sesuai dengan baik. Dengan penentuan yang baik maka dapat dibangun sebuah kredibilitas di mata potensial investor dengan cara mempresentasikan dengan percaya diri bahwa pemilik perusahaan tersebut mengetahui dengan jelas pangsa pasarnya.
15
vi.
Sales Strategy Pada bagian ini, strategi penjualan merupakan pendukung
dari
semua
yang
telah
dibahas
sebelumnya.Dalam bagian ini juga dianalisis berapa banyak penjual dan representatif konsumen yang digunakan. Serta apakah akan digunakan penjual internal ataupun outsource. Dengan penentuan yang baik maka dapat dibangun sebuah kredibilitas di mata potensial investor dengan cara mempresentasikan dengan percaya diri bahwa pemilik perusahaan tersebut mengetahui dengan jelas bagaimana bisnis beroperasi. vii.
Sales Marketing Strategy Dibagi menjadi 2 metode yakni comparabel method dimana berarti perencanaa penjualan setelah apa yang perusahaan dapatkan kemudian melihat diferensiasi dengan produk perusahaan kompetitor. Pemilik perusahaan
juga
harus
memonitor
sejumlah
kompetitor dan menjelaskan apa yang membedakan bisnisnya dengan kompetitor tersebut. Metode kedua yakni Build-upmethod berarti pemilik perusahaan mengidentifikasi semua kemungkinan sumber
pendapatan
bisnis
dan
berapa
banyak
16
pendapatan yang di dapatkan dalam jangka waktu tertentu. g.
Operations Plan(Perencanaan Operasional) Menjelaskan bagaimana operasi akan menambah nilai bagi konsumen.
Gambar 2.2 Operasi Produksi (Sumber: Entrepreneurship, 2008: 255) Di dalamnya terdapat siklus operasinya serta penjelasan perihal pembayaran. Bagian ini terbagi menjadi 3 bagian yakni: i.
Operation Strategy Menyediakan strategi secara keseluruhan berdasarkan data yang didapat.Strategi ini juga menyediakan keuntungan komparatif serta menyediakan lokasi geografis dan fasilitas produk.
ii.
Ruang lingkup operasi Membuat diagram untuk melihat bagian mana dari produk yang dapat diproduksi sendiri atau pun harus di outsource ke tempat lain.
iii.
Operasi berjalan
17
Bertujuan untuk menyediakan rincian aktivitas harian dari diagram yang telah di buat sebelumnya. h.
Development Plan (Perencanaan pengembangan produk) Pada bagian ini berisi strategi pengembangan dan timeline berapa lama produk itu akan dikembangkan. Pada bagian ini akan dibagi menjadi 2 yakni Strategi pengembangan yang menyangkut apa saja yang harus diselesaikan, faktor-faktor yang mempengaruhi agar pengembangan produk dapat berhasil serta resiko-resiko yang dihadapi. Bagian kedua ialah jangka waktu pengembangan dimana merupakan penjadwalan dari sebuah proyek.Dari awal sampai akhir proyek tersebut selesai.Angka waktu ini juga diperlukan untuk melihat kegiatan yang penting, mendelegasikan tanggung jawab perihal kegiatan tersebut.
i.
Team (Tim) Mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam proyek ini, kualitas serta tanggung jawabnya. Dalam bagian ini terdapat peranan tim, penasehat dan pemilik perusahaan.
j.
Critical Risks (resiko kritis) Akan banyak resiko yang di hadapi oleh pemilik perusahaan dalam pembangunan atau pembuatan produk. Maka dari itu, pemilik perusahaan harus melihat resiko yang akan dihadapi secara kritis, dampaknya serta harus mempunyai solusi untuk resiko tersebut. Beberapa contoh bagian yang harus selalu
18
dipikirkan resiko kritisnya ialah market interest and growth potential, competitor action and retaliation, time and cost of development, operating expenses, dan availability and timing of financing. k.
Offering (Penawaran) Menjelaskan beberapa sumber daya yang dibutuhkan dan modal yang dibutuhkan. Pada bagian ini juga akan di jelaskan perihal apa saja yang dibutuhkan dan bagaimana alur penggunaan modal tersebut.
l.
Financial Plan (Perencanaan keuangan) Berisi
semua
perhitungan
keuangan
seperti
proforma,
pendapatan, cash flow, balance sheet dan funding. m. Appendices (Lampiran) Berisi semua data-data yang ingin ditambahkan untuk lebih memperjelas perencanaan bisnis yang dibuat.
2.3
SWOT Analysis SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan)
Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan). Apabila teknik analisis SWOT tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan strategi perusahaan. Dengan menganalisisa: kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
19
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut : a.
Analisis Internal 1) Analisis Kekuatan (Strenght) Setiap
perusahaan
perlu
menilai
kekuatan
yang
dimiliki
perusahaan.Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
teknologi,
sumber
daya
finansial,
kemampuan
kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. 2) Analisis Kelemahan (Weaknesses) Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan. Yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sarana dan prasarana yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. b.
Analisis Eksternal 1) Analisis Peluang (Opportunity) Analisis peluang adalah suatu kesempatan-kesempatan yang dapat mendorong seseorang untuk memulai sebuah usaha. 2) Analisis Ancaman (Threats)
20
Anccaman adalaah suatu keecenderungan n atau suatuu perkembaangan yanng tidak
m menguntung gkan
dalam m lingkunggan yang akan
mennyebabkan kemerosotaan keduduk kan perusahhaan. Ancaaman merrupakan kebbalikan penggertian peluang.Dengann demikian dapat d yang dikatakan bahw wa ancamann adalah fakktor-faktor lingkungan l tidaak mengunttungkan suaatu satuan bisnis. Jikka tidak diaatasi, anccaman akan menjadi gannjalan untukk bisnis yangg sedang berrjalan atau u baru dibanngun. Sedangkaan pengertiian SWOT menurut salah satuu pakar SW WOT Indoneesia, yaitu Freddy Ranngkuti, kuraang lebih seeperti ini: ““Analisa SW WOT adalahh identifikasi berbagai faktor f secaraa sistematis untuk meruumuskan strrategi perusaahaan. Analiisa ini didassarkan padaa hubungan atau interakksi antara un nsurunsur internal, yaaitu kekuataan dan kelem mahan, terhhadap unsur unsur ekstternal yaitu peluang p dan ancaman”. Diagram dari analisiis SWOT ddikemukakann oleh Ranggkuti (2008:p19) dapat dilihat pada Gambar 2.3 3 dibawah inni:
Gambarr 2.3 Diagram m Analisis SWOT S
21
a.
Kuadran I:
Pada kuadran I ini perusahaan sangat diuntungkan dengan berbagai peluang dan kekuatan yang dimiliki, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. strategi yang harus digunakan didalam kuadran ini adalah dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
b.
Kuadran II:
Pada situasi ini meskipun perusahaan dihadapkan dengan berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang harus diterapkan perusahaan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
c.
Kuadran III:
Situasi yang ada didalam kuadran ini adalah disatu sisi perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi perusahaan juga menghadapi beberapa kendala berupa kelemahan internal. Dan yang menjadi fokus utama
strategi
dari
perusaahan
adalah
untuk
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Perusahaan Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang telah digunakan yakni dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri mikro komputer.
22
d.
Kuadran IV:
Situasi pada kuadran ini merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan, karena perusahaan mengalami berbagai ancaman dari luar dan juga terdapat kelemahan pada internal.
2.4
Porter Five Forces Porter five forces dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter.Porter
five forces adalah suatu tool untuk menganalisa lingkungan yang kompetitif yang berpengaruh pada pemasaran suatu produk.Michael E. Porter merupakan salah satu marketing merupakan salah satu ahli marketing terkenal. Teori Porter yang paling terkenal adalah Porter’s Five Forces Analysis. Menurut Porter (2008:3) definisi analisis Five Forces ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk memiliki potensi yang menguntungkan dimana keuntungan tidak hanya diambil dari kondisi yang baik tetapi juga harus dari kondisi yang lemah.
Gambar 2.4 Porter Five Forces Porter’s Five Forces Analysis terdiri dari lima analisis yaitu :
23
1.
Ancaman Produk atau Jasa pengganti (Threat Of Subtitute Product and Services), dimana cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya lebih murah.
2.
Masuknya Kompetitor (The Threat of New Entrants), dimana di dalam analisis ini melihat bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk mulai bersaing di industri yang sudah ada.
3.
Daya tawar dari supplier (The Bargaining Power of Suppliers), dimana analisis ini melihat bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli supply barang.
4.
Daya tawar dari pembeli (Bargaining Power of Buyers), dimana analisis ini Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan utk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi.
5.
Persaingan diantara pemain yang sudah ada (Rivalry Among Existing Firms), dimana analisis Bagaimana kuatnya persaingan diantara pemain yang sudah ada. Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.
2.5
Konsep Sembilan Elemen Marketing Konsep ini dibuat oleh Hermawan Kartajaya untuk mengukur,
menganalisa, dan menyususn strategi perusahaan. Hermawan Kartajaya (2005:7) berpendapat bahwa suatu produk, merek, ataupun perusahaan akan memiliki
24
keunggulan bersaing yang bagus kalau ia mampu membangun konsep sembilan elemen pemasaran tersebut dengan baik. Sembilan konsep tersebut adalah:
Gambar 2.5 Sembilan Elemen Pemasaran 1.
Segmentation “Segmentasi
merupakan
proses
memanfaatkan
peluang
denganmembagi-bagi pasar menjadi beberapa segmen. Pasar dipetakan bedarasarkankarakteristik
tertentu
sehingga
perusahaan
mampu
memahami lebih jelaspasar yang hendak dimasuki.” (Hermawan Kartajaya, Segmentation: 2006,18) 2.
Targeting “Targeting potensialbagi
adalah
menentukan
perusahaan.
segmen-segmen
Sebelumnya,
perlu
pasar
memetakan
yang atau
menyegmentasi pasar secarakreatif, sehingga dengan begitu perusahaan akan
benar-benar
mengenal
(HermawanKartajaya, Targeting: 2006, 14)
target
perusahaannya.”
25
3.
Positioning “Positioning yaitu upaya mengarahkan pelanggan secara kredibel, yang tak lain adalah upaya membangun dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Semakin kredibel sebuah perusahaan di mata pelanggan, semakin kukuh pula positioning perusahaan tersebut.” (Hermawan Kartajaya, Positioning: 2004, 13)
4.
Differentiation “Diferensiasi adalah upaya mengintegrasikan konten, konteks, dan infrastruktur produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.” (Hermawan Kartajaya, Differentiation: 2004, 14)
5.
MarketingMix “Marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi produk atau jasa. Dengan marketing mix, perusahaan tidak hanya perlu membuat penawaran yang menarik, tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikannya.” (Hermawan Kartajaya, Marketing Mix: 2006, 18)
6.
Selling “Selling adalah bagaimana menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk dan jasa perusahaan. Dalam hal ini, selling berarti sebuah taktik yang dapat mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan relasi antara keduanya.” (Hermawan Kartajaya, Selling: 2006, 17)
7.
Brand
26
“Brand atau merek adalah resultan dari semua langkah yang dijalankan pada
sebuah
produk.
Ketika
menentukan
STP
(segmentasi
targetingpositioning) dan diferensiasi, serta mendukungnya dengan marketing mix dan strategi selling yang solid, sebenarnya perusahaan sedang membangun dan mengembangkan sebuah merek.” (Hermawan Kartajaya, Brand: 2004, 15) 8.
Service “Service merupakan jiwa dari suatu perusahaan, sikap untuk bertahan dan memenangkan persaingan di masa depan, serta strategi untuk menghindari business-category trap. Untuk lepas dari businesscategory trap, perusahaan harus menjadi sebuah sevice business, yaitu perusahaan harus total dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan.” (Hermawan Kartajaya, Service: 2006, 15)
9.
Process “Dalam konsep pemasaran, proses mencerminkan kualitas, biaya, danpenghantaran produk dari perusahaan kepada pelanggannya. Kualitas produkdan jasa merupakan buah dari proses yang baik; dimulai dari produksisampai delivery kepada pelanggan secara tepat waktu, efektif, dan denganbiaya yang efisien” (Hermawan Kartajaya, Process: 2006, 17)
2.6
Contingensy Plan Kontinjensi (contingency) adalah suatu keadaan atau situasi yang
diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi (Oxford
27
Dictionary & BNPB, 2011). Sedankan menurut Childs & Dietrich (2002) kontinjensi adalah“The additional effort to be prepared for unexpected or quickly changing circumstances” (Childs & Dietrich, 2002: 241). Perecanaan kontinjensi pada hakikatnya adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi tersebut. Beberapa lembaga internasional telah memberikan definisi perencanaan kontinjensi yang lengkap, diantaranya: 1. UNISDR yang mendefinisikan perencanaan kontinjensi sebagai proses manajemen yang menganalisis potensi kejadian atau sistuasi tertentu yang bisa mengancam masyarakat atau lingkungan dan proses menetapkan pengaturan awal, agar mampu merespon ancaman tersebut secara tepat waktu, efektif, dan sesuai (Vidiarina, undated). 2. IASC yang mendefinisikan perencanaan kontinjensi sebagai proses untuk menentukan tujuan, pendekatan, dan prosedur program untuk menanggapi situasi yang diperkirakan akan terjadi, termasuk mengidentifikasi kejadian tersebut dan membuat skenario serta rencana yang tepat untuk mempersiapkan dan menanggapinya secara efektif (Vidiarina, undated). 3. IFRC yang mendefinisikan perencanaan kontinjensi sebagai proses untuk menentukan prosedur operasional dalam merespon kejadian khusus atau risiko berdasarkan pada sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki dan memenuhi syarat sehingga respon bisa dilakukan secara tepat waktu, efektif, dan sesuai (Vidiarina, undated).
28
Dari berbagai definisi di atas bisa diketahui bahwa tujuan utama dari perencanaan kontinjensi adalah untuk meminimalisir dampak dari ketidakpastian dengan melakukan pengembangan skenario dan proyeksi kebutuhan saat keadaan darurat terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin saja tidak pernah diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak pernah terjadi.