BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan Islami Definisi dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan kepandaian. 12 Pengetahuan merupakan segala sesuatu neliput proses, cara dan pemahaman yang dipelajari baik-baik agar faham. Menurut Prita Hazari Ghozie, perencanaan keuangan adalah sebuah proses di mana seseorang atau individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan memudahkan rencana keuangan ibaratkan sbuah blue print yang dapat menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu berjalan.13 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain dari pengalaman, kita juga menjadi tahu lewat informasi dari orang lain. Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan itu terjadi setelah prang lain melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni; penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.14 Banyak individu khususnya mahasiswa yang masih awam mengenai perencanaan keuangan. Dilihat dari penelitian terdahulu banyak pembahasan mengenai perencanaan keuangan yang menganggap bahwa perencanaan keuangan hanya berlaku pada perusahaan-perusahaan besar saja dan yang memiliki banyak uang. Padahal pemikiran mereka salah, perencanaan keuangan berlaku bagi siapa saja dan tidak memandang apapun.
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikutip dari http://www.kamusbesar.com/, diakses pada 19 Oktober 2015. 13 Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal 62. 14 Soekido Notoatmodjo, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rienka Cipta, hal. 121
12
Pengetahuan tentang perencanaan keuangan sangat penting. Pengetahuan keuangan tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengelola keuangan dengan bijak, namun juga memberi manfaat bagi ekonomi. Dalam mengelola keuangan haruslah ada perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan finansial. Baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk dapat mengelola perencanaan keuangan dengam baik mahasiswa bisa melakukan perencanaan keuangan sederhana seperti menabung, baik menabung melalui lembaga keuangan syariah seperti pengelolaan investasi dan menabung dalam bentuk tradisional seperti celengan. Dengan adanya perencanaan keuangan yang baik dapat menghindari mahasiswa dari prilaku konsumtif serta pemborosan. Dalam Islam, menurut bahasa Arab bahwa pengetahuan disebut dengan „ilm atau ma‟rifah. 15 „Ilm yang kemudian diserap ke bahasa Indonesia menjadi „ilmu‟ atau „ilmu pengetahuan‟. Dan menurut perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh dari para ilmuwan muslim atas persoalan-persoalan dunia
dan ukhra
dengan bersumber kepada
16
wahyu Allah. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu proses mengenali, menyadari, dan mengerti akan sesuatu hal yang mana didapatkan dari usaha manusia itu sendiri agar mengetahui dengan sungguh-sungguh, dan bersumber pada wahyu Allah. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya: 1.
Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. 2.
Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. 15
Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah, 1999,Kamus Al-Bisri: Indonesia-Arab Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, hal. 354. 16 Mohammad Kosim, 2008, “IlmuPengetahuanDalam Islam (PerspektifFilosofis-Historis)”, Jurnal Tadris Stain Pamekasan, Vol. 3 No.2, hal. 122.
13
Informasi
3.
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi. Dengan pengalaman yang dimiliki, berbekal keterangan yang diperoleh dari orang lain, dan dengan melakukan uji coba terhadap suatu objek untuk menemukan sebuah kebenaran maka seseorang dapat memperoleh pengetahuan. Maka secara umum bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu mencakup latar belakang pendidikan, sumber-sumber yang berupa media, dan informasi. Pada konsep Islamic financial planning, pengetahuan perencanaan keuangan mutlak diperlukan untuk mengambil keputusan agar mahasiswa mampu memilih produk investasi syariah berdasarkan kebutuhan perencanaan keuangan masing-masing individu.
B. Perencanaan Keuangan dalam Perspektif Keuangan Islam 1. Definisi Perencanaan Keuangan dalam Perspektif keuangan Islami Perencanaan kuangan merupakan hal yang penting dalam mencapai suatu tujuan finansial. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai perencanaan keuangan. Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.17
17
Didin, Hafidhuddin dan Henri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2008), Hal. 77.
14
Dalam konteks perencenaan keuangan konvensional dikenal dengan sebutan financial freedom yang identik dengan kebebasan dari bekerja dan pendapatan pasif yang besar. Menurut Robert Kiyosaki mengatakan bahwa financial freedom itu diperoleh ketika seseorang sudah bisa men-support berbagai keperluan dirinya hanya dari passive income, seperti hasil investasi properti atau bisnis. Kebebasan finansial sebagai suatu keadaan ketika seseorang telah berhasil “menempatkan harta ditangannya, tetapi tidak dihatinya”. Dengan kata lain, financial freedom diperoleh ketika sudah muncul sifat qana‟ah dalam hati seseorang atau terbebas dari kekhawatiran dari hartanya. Artinya, seseorang tidak lagi merasa kekurangan dengan harta yang sedikit dan tidak pula boros ketika harta sudah banyak.18 Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering menemukan istilah perencanaan keuangan. Definisi perencanaan keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards, Inc. adalah proses mencapai tujuan seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.19 Konsep perencanaan keuangan syariah adalah konsep perencanaan keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Islam mengajarkan pada para umatnya untuk melakukan ritual keagamaan yang sering disebut ibadah dan juga mengajarkan tata cara melakukan kegiatan ekonomi dan pengelolaan harta. Para perencana keuangan syariah berusaha melakukan eksplorasi yang maksimal agar investasi dan tata cara pengelolaan keuangan memenuhi hukum-hukum yang telah diatur dalam Al-Quran dan Hadits. 20 Perencanaan keuangan adalah
selain proses penentuan tujuan
keuangan dan prioritas keuangan, juga mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki, profil risiko dan gaya hidup saat ini. Agar rencana dibuat secara realistis dan seimbang untuk mencapai sasaran tersebut (gol). Rencana inilah
18
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami), Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 9. 19 Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 11 20 Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari http://perencanakeuangan123.com/2010/10/08/ perencanaan- keuangan- syariah /, diakses pada 25 Mei 2015.
15
yang digunakan sebagai panduan dan memetakan suatu tindakan, “Bagaimana dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 21 Perencanaan Keuangan Syariah juga dapat didefiniskan sebagai proses perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan perencanaan, pemilihan serta pengelolaan kekayaan dan keuangan dalam kehidupan untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek, menengah, dan jangka panjang baik di dunia maupun akhirat.22 Perencanaan Keuangan kita tidak hanya berhenti dari sisi duniawi akan tetapi insya Allah akan terus berlanjut ke akhirat dengan ketika pahala yang terus bersambung tersebut. Oleh sebab itu, segala sesuai persiapan secara keuangan di dunia ini. Konsep lain yang berbeda di dalam Islamic Financial Planning, salah satunya adalah bahwasannya seluruh perbuatan yang kita lakukan di dunia ini seyogyanya perbuatan yang baik, halal dan memberikan berkah contohnya adalah dalam mencari rizki. Dari perbuatan yang halal dan membawa berkah ini pun barulah kita melakukan Perencanaan Keuangan secara Islami yang menyangkuat di antaranya adalah: Pendapatan secara Islami, Pengeluaran secara Islami, Manajemen Utang, Perlindungan (Manajemen Resiko) secara Islami, Investasi, serta Zakat, Sedekah, Amal, dan Wakaf. Tujuan investasi kemudian dimulai dengan perencanaan pernikahan (bagi yang belum menikah) dan perencanaan sekolah untuk menambah ilmu. Menambah ilmu tidak hanya ilmu secara duniawi tapi juga memperkuat ilmu keagamaan seperti memupuk kebiasaan membaca atau Iqra‟ termasuk membaca Al-Qur‟an. Dengan membaca akan menambah ilmu kita, oleh sebab itu perencanaan pendidikan menjadi hal pertama yang sangat penting dalam Perencanaan Keuangan secara Islami. Perencanaan lainnya antara lain adalah;
Perkawinan
(Sunnah
Rasul),
Tabungan/Investasi,
Memenuhi
keperluan Rumah Tangga, Wasiat, Memiliki Keturunan, Mengurusi Orang Tua, Mobil, Properti, Pajak, Asuransi (Takaful), serta perencanaan Darurat 21
Abu Yusuf, Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari http:// ekonomi. kompasiana .com /moneter/ 2011/10/18/ perencanaan- keuangan-syariah/ , diakses 25 Mei 2015. 22 Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: MudaMapan Publishing, hal. 41
16
(Emergency Fund) dan lain sebagainya yang akan dibahas lebih lanjut di tulisan berikutnya.Bisa dilihat bahwa dengan melakukan Perencanaan Keuangan secara Syariah (Islami) kita tidak hanya mengharapkan ketenangan secara dunia, tapi juga mengharapkan keberkahan hidup dan ketenangan di akhirat nanti.23
2. Tujuan Perencanaan Keuangan Dalam Perspektif Keuangan Islami Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan memudahkan kita untuk mencapai suatu tujuan finansial. Tujuan perencanaan keuangan adalah untuk mengehemat apapapun menjadikan pengeluaran menjadi lebih efektif, atau digunakan untuk hal-hal yang perioritas. Artinya kita bisa mengelola besarnya uang yang masuk dan mengelolanya dengan baik. Tujuan perencanaan keuangan dalam perspektif Islam adalah perencanaan menjadikan fallah sebagai tujuan finansial yang berarti mendapat keberuntungan, kemuliaan, dan ketenangan tidak hanya didunia namun juga diakhirat. 24 Berikut adalah beberapa contoh rencana finansial untuk masing- masing tujuan25
\
23
Aidil Akbar, Seputar Perencanaan Keuangan Syariah (Finance Detik.com), Dikutip dari http://finance.detik.com/read/2013/07/24/070313/2312229/722/masih-seputar-perencanaan-keuangansyariah , diakses pada 23 mei 2015. 24 Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 12-13. 25 Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008), Hal. 46.
17
TABEl 2.1. RENCANA FINANSIAL DAN KESESUAIANNYA DENGAN TUJUAN
RENCANA FINANSIAL
TUJUAN
Rencana Pengelolaan Uang
Pengendalian anggaran biaya
Rencana Tabungan
Untuk pembentukan dana darurat
Rencana Investasi
Untuk menaikkan nilai kekayaan
Rencana Pengelolaan Kewajiban
Pengendalian kewajiban utang kepada pihak lain
RencanaAsuransi Syariah
Untuk antisipasi risiko jiwa maupun properti
Rencana Pensiun
Untuk persiapan pensiun
Rencana Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf
Pengelolaan warisan agar terjadi terjadi transfer yang mulus kepada ahli waris dn menjadi bekal akhirat
Sumber: Dinar Solution Tahun 2008
3. Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Perspektif Islami a) Memastikan semua kebutuhan pokok terpenuhi dan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan keuangan. b) Sebagai evalasi pengelolaan keuangan kita. Salah satu caranya adalah dengan memeriksa kondisi keuangan kita atau financial chek up dalam mencapai tujuan finansialm c) Sebagai pemberi semangat (motivasi).26
2. Menyusun Rencana Keuangan dalam Perspektif keuangan Islami a. Perencanaan Keuangan Bagian Dari Maqasyid Syariah Secara bahasa „Maqashid syariah‟sebagai maksud atau tujuan dari syariah, yang artinya sebagai hukum Islam atau agama Islam itu sendiri. 26
Ibid, Hal. 134.
18
Menurut Ibnul Qayyim, maqashid syariah yang termasuk dalam kategori kebutuhan yang mendasar mempunyai lima dimensi yaitu:27 1) Pemeliharaan agama (hidfdhun-din), 2) Pemeliharaan jiwa atau kehidupan (hifdhul-hayah), 3) Pemeliharaan intelek/ilmu pengetahuan (hifdhul-„aql), 4) Pemeliharaan keturunan (hifhun-nasl), dan 5) Pemeliharaan harta (hifdhun-maal). Dari kelima dimensi diatas telihat bahwa Islam melalui penerapan hukum-hukum Allah menjamin keberlangsungan umat Islam melalui perlindungan ang terkait elemen-elemen penting dalam hidup: nyawa, harta benda, akal pikiran, keturunan, dan agama itu sendiri. Agama perlu dilindungi agar hidup tidak menjadi pelantara tanpa perdaban, begitu juga akal dan ilmu pengetahuan perlu dikembangkan dan diasah. Keturunan juga harus dilindungi dan dikembangkan agar umat manusia tidak puna. Dengan demikian salah satu cara melindungi harta adalah dengan merencanakan keuangan. Bukan sekedar melindungi dari pencurian, perampokan atau kejahatan lainnya, melainkan untuk menghindari penyalahgunaan dalam mengelola keuangan seperti perilaku konsumtif, mubazir, berlebih-lebihan yang pada akhirnya membuat uang tersebut tidak terarah. b. Kerangka pengelolaan keuangan dalam Islam28 1) Goal pengelolaan keuangan Islam adalah falah. 2) Goal perantara untuk mencapai falah adalah maslahah.
27
Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance (Solusi Mudah Mengatur Keuangan Keluarga Islami), Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 24. 28 Achmad Firdaus, Kajian Islam Tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga, dikutip dari http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/03/31/kajian-islam-tentang-pengelolaan-keuangankeluarga/, diakses pada 26 Mei 2015.
19
3) Pengelolaan keuangan didedikasikan untuk kehidupan di akhirat (Al-Qur‟an Surat Al-Hasyr Ayat 18 )29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 4) Menghindari cara-cara yang maisir, ghoror, riba dan dzalim baik dalam
mengumpulkan
pendapatan
maupun
dalam
membelanjakannya. 5) Utamakan shadaqoh meskipun rizki sedang sempit (Al-Qur‟an Surat At-Thalaq Ayat 7) 30
Artinya: “hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”
29 30
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010). Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).
20
6) Menjauhi sifat boros (Al-Qur‟an Surat Al-Isra‟ Ayat 26)31
Artinya:
“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ال
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Radhiallahu Ta‟ala „Anhu, pelayan Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam, dari Nabi Shallallahu „Alaihi a Sallam, beliau bersabda:
“Tidak beriman salah seorang kalian sampai dia mencintai saudaranya, seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)32
Hadits ini adalah pedoman utama dalam akhlaq yang mulya. Berbuatlah kepada orang lain sebagaimana engkau suka diperlakukan demikian. Mencintai sesuatu terjadi pada saudara kita sebagaimana kita suka hal itu terjadi pada diri kita. Sikap itu akan menyebabkan iman seseorang menjadi lebih sempurna. Tidak sempurna iman seseorang hingga ia bersikap demikian. Hendaknya kita sebagai manusia selalu
31 32
Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010). http//Muslim.or.id.hadits_HR_Bukhori
21
mencintai saudara kita dan selalu membantu dalam saat kesusahan dengan sedikit harta yang kita berikan bisa kita sedekahkan. 33
a. Tahap Perencanaan Keuangan Melakukan perencanaan keuangan dapat membantu seseorang mencapai kebebasan financial. Dengan melakukan perencanaan keuangan yang benar didalam keluarga maka keluarga mapan yang diimpikan oleh setiap keluarga dapat tercapai. Secara sistematis perencanaan finansial dapat didekati dengan lima langkah yatu:34 1) Penilaian terhadap sumber daya finansial saat ini. 2) Pendefinisian sasaran finansial saat ini. 3) Pengembangan rencanan finansial secara sistematis. 4) Implementasi rencana finansial. 5) Memantau hasil dan revisi sasaran dan rencana apabila dibutuhkan. Ada beberapa pendapat lagi mengenai proses perencanaan keuangan yaitu: 35 a) Menetapkan Tujuan Keuangan dan Menentukan Prioritas Pada tahap ini seseorang (selanjutnya kita sebut individu) bersama perencana keuangan menentukan tujuan keuangannya, memahami jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, mendiskusikan bagaimana perasaan individu atas risiko yang mungkin muncul dan selanjutnya memprioritaskannya. Yang perlu ditekankan adalah tujuan tersebut haruslah SMART atau spesifik (specific), dapat diukur (measurable), dapat dicapai (achievable), realistis (realistic), dan punya target waktu pencapaian (target). Contoh dari tujuan keuangan: 33
Di kutip dari https://muslim.or.id/9427-panduan-zakat-1-keutamaan-menunaikan-zakat.html, di akses pada 15 maret 2016 34 Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008), Hal. 31. 35 Andrie Wongso, proses perencanaan keuangan, dikutip dari http://www.andriewongso.com /articles/details/ 5267/Proses-Perencanaan-Keuangan, diakses pada 26 Mei 2015.
22
o Mempertahankan gaya hidup saat ini. o Mengakumulasikan kekayaan untuk tujuan pensiun. o Proteksi jiwa dan kesehatan. o Pendidikan anak. o Pembagian warisan secara adil. o Kebebasan finansial. o Meminimalkan pajak yang dibayar. o Dan sebagainya. b) Mengumpulkan Informasi yang Relevan Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data finansial yang diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok guna merealisasikan tujuan. Semua informasi atau dokumen yang diperlukan harus ditemukan, sebelum mendapatkan nasihat yang dibutuhkan. Informasi mengenai data keuangan dapat diperoleh melalui pengumpulan data, survei, maupun pengisian kuesioner. Cara apa pun yang ditempuh mempunyai kelebihan masing-masing. Contoh informasi yang harus dikumpulkan: o Data tentang aset/kekayaan dan kewajiban/utang. o Proyeksi pendapatan di masa mendatang. o Analisis arus kas dan budget. o Tabungan, polis asuransi yang dimiliki. o Profil risiko individu. o Dan sebagainya. c) Analisis Informasi yang Ada Selanjutnya, individu dan perencana keuangan harus melakukan analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh untuk menentukan situasi individu saat ini dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan individu tersebut. Pada tahap ini perencana keuangan mencoba melihat kekuatan dan kelemahan status keuangan individu dan menganalisis bahaya atau risiko potensial yang mungkin muncul yang dapat menghalangi pencapaian tujuan keuangan. Analisis yang dilakukan termasuk analisis aset, kewajiban dan arus kas, asuransi yang telah dimiliki, serta investasi yang 23
telah dilakukan. Hal ini tergantung dari jenis pelayanan yang diinginkan sang individu. Dari analisis ini, perencana keuangan dapat menilai apakah tujuan keuangan kliennya realistis atau tidak. Jika tidak, sang individu akan disarankan untuk mengubah harapannya. Contoh area penting pada saat melakukan analisis dan evaluasi ini: o Prospek karier dan pendapatan nasabah. o Akumulasi dana yang sudah terkumpul untuk kebutuhan pensiun. o Kepemilikan rumah. o Pengelolaan kewajiban (utang). o Dana yang telah dipersiapkan untuk pendidikan. o Perencanaan bisnis pribadi. o Tabungan yang sudah dimiliki hingga saat ini. o Dan sebagainya.
d) Menyajikan rekomendasi perencanaan keuangan Perencana keuangan harus memberikan rekomendasi perencanaan keuangan yang dititikberatkan pada tujuan keuangan individu berdasarkan informasi yang diberikan dan mengakomodir sejumlah faktor eksternal yang mungkin menghambat pencapaian tujuan keuangan. Perencana keuangan harus memastikan bahwa rekomendasi yang dibuatnya dibangun atas dasar pertimbangan yang sangat hati-hati dari seluruh data kuantitatif dan kualitatif yang terkumpul. Perencana keuangan bersama-sama dengan individu yang menjadi kliennya akan mempelajari rekomendasi tersebut. Tujuannya adalah menolong individu untuk memahami rekomendasi tersebut sehingga individu dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar. Perencana keuangan juga harus mendengarkan apa yang dipikirkan oleh individu tersebut dan melakukan
revisi
atas
rekomendasi
tersebut
apabila
diperlukan.
Rekomendasi yang dibuat harus komprehensif dan sebaiknya terdiri dari: o
Perencanaan warisan dan perencanaan pajak
o
Perencanaan asuransi, perencanaan pensiun & pendidikan anak
o
Perencanaan investasi dana lokasi aset.
o
Perencanaan untuk memiliki rumah pribadi. 24
o
Perencanaan tabungan rutin maupun arus kas.
o
Dan sebagainya.
e) Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan Langkah
selanjutnya
yang
paling
penting
adalah
mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Ibarat dokter yang sudah memberikan resepnya kepada pasien, maka agar bisa sembuh, pasien tersebut harus menebus resep tersebut. Perencana keuangan dan individu bersamasama mempelajari rekomendasi perencanaan keuangan dan harus sepakat tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencana keuangan dapat menjadi semacam "pengawas" dalam melakukan koordinasi atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama individu dan profesional lainnya, seperti pengacara/notaris, pialang saham atau konsultan pajak/akuntan. f) Mengawasi Perencanaan Keuangan Mengingat proses perencanaan keuangan adalah proses yang dinamis, maka diperlukan pemeriksaan dan revisi secara berkesinambungan. Tujuan dan status keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari. Sebab perubahan adalah hal yang absolut. Dan perubahan bisa terjadi baik secara internal (dari individu itu sendiri) maupun secara eksternal (misalnya inflasi dan sebagainya). Pertemuan rutin antara perencana keuangan dengan individu dalam rangka pengawasan ini sangat penting untuk melihat perubahan maupun perkembangan keadaan keuangan individu. Di samping itu juga penting untuk memonitor portofolio aset individu tersebut dan memberikan saran yang cocok dengan perubahan-perubahan tersebut. Tujuan akhir dari pengawasan perencanaan keuangan ini adalah untuk memastikan bahwa perencanaan tersebut tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pengendalian Pengelolaan Keuangan 1. Alokasi Penghasilan Yang Sehat Problema yang sering timbul dalam kehidupan manusia. Saat pengeluaran berlebih, terkadang kita sering protes kaena selalu merasa tidak 25
cukup, tekadang bingung uang yang diterima atau gaji yang diterima akan dialokasikan kemana saja. Prioritas keuangan bisa dikelola dan dianggarkan dengan kosep zapin yaitu:36 a) Zakat untuk mensucikan harta dan berbagi tehadap yang membutuhkan. b) Assurance (asuransi) bertujun untuk melindungi diri maupun keuarga dari hal-hal yang tak terduga. c) Present Consumption yaitu menyisihkan dana untuk kebutuhan hidup ini. d) Future Spending yaitu menabung untuk rencana-rencana indah di beberapa tahun mendatang. e) Investment yaitu berinvestasi untuk masa depan bahkan ketika setelah pensiun. Sebagai patokan umum, kita bisa mengalokasikan keuangan dengan cara: a) Mengalokasikan dana 2,5% untuk zakat. b) Minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk membayar premi asuransi. c) Alokasi untuk konsumsi bulan ini (termasuk pengeluaran gaya hidup) sebaiknya tidak lebih dari 60% d) Paling tidak 15% dari penghasilan ditujukan untuk tabungan dan investasi. e) Jika masih memiliki cicilan hutang, maka porsiny dihrapkan tidak lebih dari 30%.
2. Kecerdasan Finansial Dalam
perencanaan
keuangan
dibutuhkan
adanya
strategi
perencanaan keuangan. Tidak sedikit individu yang mnempuh cara tutup lubang gali lubang. Dengan keadaan tersebut menyebabkan seseorang berhutang kepada orang lain dan selalu berfikir siapa yang nanti akan memberikan pinjaman. Masalah finansial seperti ini bukan karena banyak 36
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.
26
sedikitnya uang yang ada, namun bagaimana kita bisa menikmati tanpa menghabiskan uang tersebut. Beikut strategi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup: pertama, membuat catatan keuangan dengan menyediakan buku khusus untuk mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan
disetiap
memisahkannya
di
minggunya. amplop
sesuai
Kedua, dengan
menyimpan kebutuhan
uang
dan
yang telah
direncanakan sebelumnya.37 Disamping itu strategi nlain dari perencanaan keuangan adalah dapat membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want). Karena keinginan lebih didorong dari kekuatan dalam diri kita yang bersifat pribadi. Jadi seringkali subyektif, yaitu berbeda satu orang dengan orang lainnya. Keinginan juga seringkali tidak berjalan dengan rasionalitas atau nilai rasa lebih mendominasi dalam diri kita, sehingga sifatnya tak terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Keinginan bisa dikendalikan dengan rasio dan realitas yang ada disebut dengan kebutuhan. Sifat kebutuhan lebih obyektif karena karena berpegangan pada realitas yang ada.38 Memenuhi keinginan saja adalah suatu pemborosan jika kita tidak bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Maunya mengeluarkan uang terus untuk mendapatkan sesuatu meski sesuatu itu tidak dibutuhkan. Orang boros biasanya termakan gengsi, ia tak ingin dibilang pelit. Tak peduli penghasilan per bulan berapa. Penting adanya perilaku hemat untuk mencegah pemborosan. Karena orang hemat akan mengeluarkan uang tanpa terencana. Memahami mana yang dibutuhkan atau tidak. Bagi orang yang suka berhemat, prinsip berhitung, menghitung, dan memperhitungkan selalu diterapkan. kebutuhan hidup tidak hanya makan dan membeli baju hidup kadang sederhana karena harus memikirkan kebutuhan orang lain. Orang hemat suka membelanjakan uangnya untuk sedekah/jalan Tuhan tapi tidak perlu gembar-gembor untuk bisa disebut
37
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-
128. 38
Ibid, hal. 156-158.
27
royal. Harus ada urutan mana yang penting, kurang penting, dan tidak penting kemudian mendisiplinkan diri dalam prioritas.39
3. Siklus hidup Finansial Sejalan dengan berjalannya siklus kehidupan manusia mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai tua renta, maka berbagai pandangan dan kebutuhan finansial kita juga selalu berubah-rubah sesuai kondisinya. Contohnya, saat seseorang berada di usia 30-an, kemungkinan sedang sangat menikmati masa mudanya, bekerja dengan giat dan agresif namun berkejaran dengan gaya hidup konsumtif yang bergulat dengan tagihan kartu kredit Menjelang pensiun di usia sekitar 50-an, seseorang biasanya sedang berusaha keras memastikan sudah punya cukup uang untuk bisa melanjutkan hidupnya setelah tidak bekerja. Mempelajari hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan finansial, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang sebaiknya tidak kita lakukan berkaitan dengan uang dari tiap tahapan kehidupan kita. Lebih dari, manfaatnya bukan sekedar hanya untuk menambah pengetahuan kita sendiri, namun juga membantu memahami kebutuhan dan pandangan orang lain secara finansial, sesuai dengan usianya juga.Bersamaan dengan bertambahnya usia, perioritas rencana finansial juga berubah. Berikut contoh perubahan prioritas rencana finansial yang terkait dengan usia.
39
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial, (Yogyakarta: Asda Media, Maret 2014), Hal.
173-175.
28
TABEL 2.2 TINGKAT KEPENTINGAN RENCANA FINANSIAL PADA USIA YANG BERBEDA
KELOMPOK USIA Usia 2-an s.d 30-an
Usia 30-an s.d 40-an
Usia Di atas 50-an
RENCANA FINANSIAL
Rencana Simpanan
Pengelolaan Uang
Rencana Perumahan
Rencana Investasi
Rencana Kewajiban
Rencana Zakat
Rencana Pajak
Rencana Investasi
Rencana Asuransi Syariah
Rencana Pajak
Rencana Pensiun
Rencana Waris
Rencana Hibah, Wasiat, Wakaf
Sumber: Dinar Solution Tahun 2008 4. Menyusun Rencana Pengeluaran Setelah selesai menyusun rencana atau strategi dalam siklus finansial, maka selanjutnya harus ada rencana pengeluaran atau standing plan. Ada juga yang menyebutnya istilah anggaran. Berikut adalah contoh perioritas pengeluaran:40
40
Isnaini DK, Gaji Sebulan Habis Sehari (Solusi Financial Planning Untuk Hidup Lebih Sejahtera), (Jawa Tengah: Caesar Media Pustaka, Juni 2014), Hal. 53.
29
TABEL 2.3 CONTOH PERIORITAS PENGELUARAN
NO
Keterangan
Contoh
1
Jumlah Penghasilan
4.000.000
2
Bayar zakat
300.000
3
Bayar Utang
1.000.000
4
Menabung
1.000.000
Sisa (biaya konsumsi)
1.700.000
Sumber: Gaji Sebulan Habis Sehari Tahun 2014
Dengan contoh diatas bisa menjadi cara agar kita bisa mengatur pengeluaran dari penghasilan. Dengan membuat perencanaan yang demikian, kita dengan mudah membayar zakat sehingga hati merasa makin kaya dan lapang, kita tidak memiliki beban untuk menyisakan uang karena segala macam kewajiban sudah terpenuhi. Menyisihkan uang untuk menabung terlebih dahulu sangatlah baik dalam menyusun rencana pengeluaran untuk kebutuhan darurat nantinya. Sangat perlu membuat skala perioritas agar kita bisa mngelola alokasi pengeluaran dengan baik. Dalam mengatur kas kita perlu menentukan kebutuhan kas untuk mengatur jumlah kas yang tersedia dan yang diperbolehkan. Oleh karena itu perlu membiasakan budaya menabung. Menabung memerlukan kebulatan tekad dan cara yang tepat. Harus diperioritaskan, mengingat manfaatnya yang bukan hanya bisa menyelematkan saat defisit namun juga membuat kita lebih sejahtera. Mindset atau pola pikir manusia perlu diubah.41 Pertama, jangan pernah berfikir bahwa bisa menabung dari sisa gaji. Sulit untuk melakukannya. Sebab, jika kita masih memegang uang, maka semua seolah-olah menjadi penting untuk dibeli, sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan, seolah semua menjadi kebutuhan yang mendesak. 41
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (menabung yang benar), (Yogyakarta: Asda Media, Maret 2014), Hal. 145-146.
30
Contohnya saat menerma gaji, bisa disisihkan 10 % dari gajin tersebut. 10% tersebut disisihkan karena tidak terlalu mengguncang finansial. Kedua, pilihlah bank yang tepat. Terutama dari segi keamanan karena niat awal menabung adalah untuk mengamankan kesehatan finansial. Uang yang diperoleh usaha keras dan susah payah tentunya pihak bank menyimpan dengan aman. Ketiga, memisahkan rekening tabungan. Uang yang disisihkan 10% jangan digabungkan dengan rekening yang biasa digunakan untuk bertransaksi. Perlu membuat rekening tabungan lain agar tidak tergoda untuk menggunakannya baik secara tunai maupun keperluan konsumtif. Bahkan jika perlu tidak menggunakan kartu ATM agar tidak tergoda untuk membeli hal-hal yang belum terlalu diperlukan. Keempat, mengingat bunga tabungan relatif kecil, maka setiap kali saldo tabungan sudah cukup banyak maka sebaiknya sebagian diubah kedalam bentuk tabungan lain yang lebih menguntungkan seperti deposito atau membeli barang yang cenderung naik nilainya seperti emas, rumah, atau tanah yang berprospek lokasinya atau untuk modal membuka usaha sendiri atau investasi lainnya. Ketentuan Syariah berkaitan dengan penggunaan pengeluaran antara lain :42 a. Tidak Boros dan Tidak Kikir Allah SWT sebagai sang pencipta mengajarkan keada kita suatu konsep hidup “pertengahan” yang luar biasa, untuk hidup dalam batas-batas kewajaran, tidak boros/berlebih-lebihan dan tidak kikir. b.
D. Perencanaan Investasi Dalam Perenacanaan Keuangan Islami 1. Memilih Produk Investasi Syariah Filosofi Islam sangat mendorong diproduktifkannya harta kekayaan, salah satunya adalah melalui bentuk investasi. Landasan filosofi yang 42
Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah Di Indonesia, cet. Pertama, (Jakarta: Salemba Empat, September 2014), Hal. 53.
31
beorientasi pada produktivitas dilatarbelakangi oleh adanya kewajiban membayar zakat bagi kepemilikan aset yang tidak diproduktifkan, sebaliknya aset yang produktif pengenaan zakatnya hanya berdasarkan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut. Meskipun demikian tujuan investasi bukan hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri namun juga mementingkan norma dan etika Islami yang ditetapkan oleh Al-Qur‟an dan hadits nabi SAW. Investasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain itu juga investasi merupakan suatu komitmen atau sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk memperleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.43 Seseorang melakukan kegiatan investasi tentunya harus dimulai dari adanya sebuah rencana atau tujuan keuangan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi: a) Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi yang menjanjikan
keuntungan besar dalam jangka waktu yang
singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai karakter dan skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi b) Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Hampir semua orang sudah memiliki pemahaman bahwa semakin tinggi risiko maka kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.44 Menurut Ahmad Gozali, dalam perencana keuangan, menyatakan setiap orang memiliki portofolio investasi yang berbeda. Melihat dari kebutuhan, usia, dan statusnya. Apakah Anda lajang tetapi menjadi tulang 43
Mochammad Nadjib, Investasi Syariah, Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik, (Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta, Februari, 2008), Hal. 3-7. 44 Vera Intanie Dewi, “Asset Allocations, Diversification Dan Rebalancing Sebagai Bagian Dari Proses Perencanaan keuangan (Suatu Kajian Pustaka)”, Jurnal Bina Ekonomi, Vol. 16&17, No. 1, Januari 2013, Hal. 17, dikutip dari http:// journal.unpar.ac.id /index.php/ BinaEkonomi /article /view/ 805, diakses pada 27 Mei 2015.
32
punggung keluarga, atau lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang lain. Apalagi bagi yang sudah menikah, perhitungan cermat sangat diperlukan. Portofolio investasi sangat tergantung perhitungan setiap individu, tidak pernah bisa berlaku mutlak. Melihat kebutuhan, usia, bahkan jumlah anak yang ditanggungnya. Berikut beberapa portofolio investasi sesuai usia :45 A) Usia 20-30 tahun Pada usia produktif ini, investasi risiko rendah dan tinggi masih cukup aman. Komposisinya bisa seimbang (50:50). Produk investasi cukup beragam, mulai dari emas, asuransi investasi, unit link hingga saham. B) Usia 30 - 40 tahun Pada usia ini, fokus investasi sebaiknya kepada produk dengan risiko menengah. Komposisinya lebih dominan (60-70 %). Instrumen investasinya bisa berupa properti, reksa dana, dan unit link. Kurangi investasi pada produk berisiko rendah dan hindari investasi berisiko tinggi. C)
Usia di atas 50 tahun Mendekati masa pensiun, sebaiknya fokus berinvestasi dengan
produk berisiko rendah, komposisinya 50 %. Salah satu produk investasi rendah risiko yaitu ORI, masih aman berinvestasi produk berisiko menengah, tetapi sebaiknya kurangi investasi berisiko tinggi. D) Usia pensiun Sebaiknya jual investasi berisiko menengah dan tinggi yang sudah dimiliki sebelumnya. Boleh saja menyisakannya, tetapi porsinya masing-masing 10 persen saja untuk investasi risiko menengah dan tinggi. Selebihnya, 80 % sebaiknya berinvestasilah di produk dengan risiko rendah, emas salah satu contohnya.
45
Ahmad Gozali, memilih Investiasi Sesuai Usia, dikutip dari http://female.kompas.com/ read/2010/07/26/14100964/memilih.investasi.sesuai.usia, diakses pada 27 Mei 2015.
33
2 . Risiko dalam Investasi Dalam kehidupan yang fana ini, banyak sekali bahaya yang mengancam keselamatan diri. Ancaman bahaya yang ditujukan pada kekayaan, jiwa, bahkan raga kita. Ancaman bahaya terus berlangsung selama kekayaan itu ada dan selama kita hidup, maka selama itu pula ancaman datang. Dalam berinvestasi diaset finansial pasti mengandung risiko. Kita harus memahami risiko apa saja yang ada. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menghadapi risiko tersebut.46 Ada beberapa jenis risiko investasi sebagai berikut: a) Risiko Volatilitas Risiko ini terlihat saat naik turunnya nilai investasi secara periodik. Contohnya, IHSG selama kurun waktu tahyun 1998-2012, pernah mengalami kenaikan dan penurunan return setahun. Tahun 2017, IHSG memberikan hasil 52,10% selama setahun, tahun 2008 50,6% . ternyata pada 2009 IHSG naik kembal dan memberikan hasil 87%. b) Risiko Likuiditas Risiko harta investasi tidak dapat diuangkan dengan segera. Kalaupun bisa, risiko yang dihadapi adalah nilai investasi lebih kecil dari prinsipal yang di investasikan. Contohnya investasi tanah, belum tentu dapat cepat terjual dengan harga pasar yang diinginkan. c) Risiko penipuan Risiko ini adalah risiko yang palinmg berbahaya karena seringkali tidak diketahui sampai penipuan sudah terjadi.47 d) Risiko Bisnis Risiko bisnis terkait dengan kegiatan usaha dilingkungan perusahaan investasi, termasuk makro dan kebijakan, faktor-faktor hukum dan peraturan, serta infrastruktur sektor keuangan secara keseluruhan seperti sistem pembayaran dan auditor. 46
Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-
128. 47
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.
34
e) Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko dimana sebuah sebuah perusahaan mengalami kerugian akibat fluktuasi pergerakan harga pasar. Risiko pasar merupakan hasil dari perubahan harga instrumen ekuitas, komoditas, surat berharga pendapatan tetap, dan nilai tukar. Risiko pasar dalam lembaga keuangan muncul dalam bentuk harga pergerakan harga yang tidak menguntungkan, seperti hasil, harga tolak ukur, nilai tukar uang mata uang asing, dan harga komoditas serta modal yang memiliki dampak potensial terhadap nilai keuangan dari sebuah aset selama masa perjanjian.48
3. Bentuk-Bentuk Investasi Islami Investasi Islami merupakan bentuk penggunaan modal untuk investasi dengan tujuan memberi manfaat yang luas, namun tidak terbatas pada pencapaian keuntungan duniawi. Bentuk investasi sngat penting dalam pengembangan ekonomi Islam yaitu investasi langsung yang merupakan investasi di sektor rill, perdagangan maupun jasa, namun bisa jadi bentuk investasi langsung yang paling berisiko, namun investasi langsung juga berpeluang memberikan potensi hasil yang besar.49 Adapun bentuk-bentuk investasi Islami diantara lain.50 a) Produk-produk perbankan Syariah Adapun produk-produk investasi pada perbankan syariah seperti tabungan dan deposito baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam pelaksanaannya, investasi syariah bmemiliki 2 format, yaitu investasi kedalam kepemilikan perbankan secara aktif (musyarakah)
dan
investasi
dengan
partisipasi
aktif/pasif
(mudharabah). b) Reksadana Syariah 48
Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Risk Analisis For Islamic Banks, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), Hal. 148-149. 49 Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008), Hal. 101. 50 Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami), Cet. Pertama ( Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 105-109.
35
Reksadana merupakan suatu portofolio investasi. Satu reksadana harus terdiri dari minimal 10 jenis instrumen investasi. Berdasarkan alokasi uang-uang yang ditanamkan, reksadana dibagi beberapa jenis, yaitu: 1) Reksadana
Pasar
Uang
(RDPUI)
yaitu
reksadana
yang
menempatkan 100% dananya dalam instrumen pasar uang, seperti deposito, sertifikat Bank Indonesia-Syariah, atau obligasi/sukuk yang jatuh tempo kurang dari stu tahun. Reksadana ini relatif aman karena lebih likuid dan mudah dicairkan. Reksadana ini berjangka pendek dan mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito. 2) Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) yaitu reksadana yang menempatkan minimum 80% dari dananya dalam instrumen obligasi atau sukuk. Jenis reksadana ini menjanjikan potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang dan bersifat jangka menengah. 3) Reksadana Dana Campuran (RDC) yaitu reksadana yang menempatkan dananya pada instrumen pasar uang/sukuk atau saham dengan komposisi yang fleksibel. Secara umum reksadana campuran mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi karena merupakan investasi jangka menengah sampai panjang dengan risiko yang sedikit lebih besar daripada pendapatan tetap. 4) Reksadana Saham yaitu reksadana yang menempatkan minum 80% dari dananya dalam saham. Reksadana saham merupakan investasi jangka panjang dan menjanjikan keuntungan paling tinggi sesuai dengan profil rsiko yang juga lebih tinggi daripada reksadana lainnya. Langkah-langkah berinvestasi reksadana antara lain: 51
Tentukan tujuan dari berinvestasi
Hitung kebutuhan investasi reksadana
51
Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 117-121.
36
Pilih produk reksadana
Beli reksadana melalui agen penjual atau langsung ke MI
Monitor investasi reksadana secara berkala
c) Saham Saham adalah investasi modal dan bisa dikatakan sebagai sebutan pemegang saham. Saham merupakan salah in strumen keuangan yang paling berisiko, namun dalam jangka panjang memberikan potensi keuntungan yang paling tinggi. Saham sangat cocok bagi individu pada usia sekitar 40 tahun dan belum memiliki dana pensiun, saham bisa menjadi teman terbaik. Saham juga cocok digunakan
untuk
berbagai
kebutuhan
lain
yang baru
akan
direalisasikan lebih dari 5 tahun mendatang. Di Indonesia, saham diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada perbedaan antara berdagang saham dan berinvestasi saham. Dalam berinvestasi saham, seorang investor mencari keuntungan dari pertumbuhan nilai investasi dan juga bagi hasil dalam bentuk deviden dari investasinya. Jangka waktu investasi yang dituju pun jangka panjang, diatas 5 tahun. Sedangkan berdagang saham atau trading, mencari keuntungan dari jual beli saham dalam jangka pendek. Kemudian akan dijual kembali saham yang telah dibeli dengan mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga. d) Sukuk Sukuk adalah suatu surat pernyataan utang dari penerbit surat kepada pemegangnya, beserta janji untuk membayar kembali pokok utang pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Sukuk ritel ini diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset surat berharga syariah Negara, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing melalui agen penjual. e) Emas Statistik menunjukkan, disaat nilai investasi lain seperti saham dan obligasi menurun, harga emas cenderung tetap stabil secara rata-
37
rata sehingga emas sangat cocok untuk kebutuhan investasi dalam jangka menengah sampai panjang. Dalam segala keputusan finansial, setiap orang memiliki kombinasi mimpi dan harta yang berbeda. Tabel berikut untuk memudahkan kita dalam memilih investasi. TABEL 2.4 BRBAGAI MACAM INVESTASI DAN TINGKAT RISIKO
Aset Investasi
Tabungan berjangka
Tujuan
Kenaikan Modal
Risiko
Potensi Return
Rendah
Rendah
Deposito
Arus kanan
Rendah
Rendah
ORI & Sukuk Ritel
Arus kas
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Jangka waktu invstasi Di bawah 2 tahun Di bawah 1 tahun
Di bawah 4 Tahun
Kenaikan Saham untuk
modal &arus
investasi
kas dari
Di atas 8 tahun
deviden Saham untuk trading
Emas
Kenaikan modal Kenaikan modal
Reksadana
Kenaikan
campuran
modal
Di bawah 1 Bulan Di atas 5 tahun Antara 5-8 tahun
38
Sumber: ZAP Finance Research Division Tahun 2012 4. Finansial Check Up Sering terjadi masalah finansial dikarena kurangnya evaluasi atas target-target yang telah dibuat sebelumnya atau malah tidak membuat financial sama sekali. Punya targt saja belum tentu memiliki kehidupan finansial yang baik, apalagi jika tidak ada. Evaluasi target bertujuan mengawal apa yang yang kita rencanakan agar tidak meleset jauh dari rencana awal. 52 Finansial check up dilakukan secara rutin, minimal satu tahun sekali. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan sebagai berikut:53 a) Penghasilan Selama hidup kita harus memiliki penghasilan. Penghasilan yang jumlahnya terus-menerus tidak akan bisa mengejar inflasi. Sehingga jika penghasilan tidak meningkat, itu berarti standar hidup harus dikurangi. Penghasilan tidak hanya didapat dari gaji, namun juga bisa berasal dari investasi. Tujuan pengukuran penghasilan adalah untuk menila bahwa faktanya meningkat atau menurun dibandingkan dengan lau inflasi. b) Pengeluaran Pengeluaran sudah termasuk premi asuransi, cicilan utang, maupun keperluan rumah tangga. Lebih baik jika pengeluaran lebih kecil agar kesempatan menabung semakin besar. c) Likuiditas Penghitungan tingkat rasio likuiditas bisa membandingkan aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan, dan deposito dengan kebutuhan rata-rata satu bulan. Jika rasio likuiditas terlalu besar melebihi kebutuhan, menyebabkan ketidakefesienan pengelolaan aset. d) Utang 52
Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (evaluasi target pribadi), (Yogyakarta: Asda Media, Maret 2014), halm. 211. 53 Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial. (Jogjakarta: Diva Press, Desember 2009), halm. 134144.
39
Rasio pembayaran cicilan utang bisa digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan utang dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode waktu yang sama. 5. Perencanaan Keuangan Islami Untuk mahasiswa Menjadi mahasiswa adalah tantangan ntersendiri dalam hal mengelola keuangan pribadi. Apalagi, bagi mahasiswa yang harus tinggal jauh dari orang tua. Segala urusan harus ditangani sendiri, mulai dari waktu hingga urusan keuangan. Urusan keuangan termasuk yang paling krusial. Mahasiswa harus menyesuaikan agar kiriman orang tua, dana beasiswa atau hasil jerih payah sendiri melalui kerja sampingan tidak menguap begitu saja. Banyak mahasiswa yang tidak tahu cara mengatur keuangan mereka dan hanya melakukan kebiasaan masing-masing atau yang dipelajari dari orang tua. Jika Anda sudah berstatus mahasiswa sekarang dan berpikir bahwa Anda bisa lebih baik dengan uang yang Anda akan kelola, Anda harus serius membuat anggaran pribadi. Menyusun anggaran tidaklah sulit. Jika Anda memiliki dasar matematika yang baik, Anda bisa segera menyusunnya. Hanya saja, butuh niat dan tekad.54 a.
Menjelang akhir bulan, mahasiswa pelu membuat daftar pemasukan yang Anda estimasikan akan didapatkan untuk bulan depan, misalnya tunjangan beasiswa, kiriman dari orang tua, hasil jerih payah dari kerja sampingan, hasil menjual barang di situs online atau hasil apa saja yang bisa mendatangkan uang untuk Anda. Pastikan jumlahnya.
b.
Lalu hitung daftar pengeluaran untuk bulan depan, misalnya:
54
Dikutip dari http://perencanaankeuangansyariah.com/2015/09/09/menyusun-anggaranpribadi-ala-mahasiswa-baru/, diakses pada 18 Januari 2016.
40
– biaya asrama atau kos, termasuk jika Anda ingin menggunakan jasa cuci pakaian – bensin atau biaya transportasi – makanan sehari-hari – belanja pakaian – pulsa telepon seluler – biaya buku, alat tulis dan pembuatan makalah – biaya berlangganan internet atau ke warung internet – sumbangan amal – biaya nongkrong – dan keperluan lainnya Penting pula bagi para mahasiswa untuk disiplin menyisihkan uang yang dapat ditabung, baik untuk biaya kuiah semester depan atau tabungan untuk berlibur, membeli barang-barang dengan harga mahal yang memang Anda butuhkan, atau untuk simpanan masa depan Anda. c. Sesuaikan setiap pos sehingga bisa jadi Anda jadikan acuan untuk bulan depan. Misalnya, mana biaya yang rutin harus Anda keluarkan setiap bulan dan yang tidak rutin. Jumlah untuk pengeluaran tidak rutin tiap bulan bisa berubah-ubah. d. Setiap kali Anda mengeluarkan uang, catatlah dan kurangi jumlah angka di pos yang terpakai. Lakukan pencatatan ini dengan tekun setiap kali Anda mengeluarkan uang atau setiap malam sebelum tidur. Ini bagian yang sulit karena butuh disiplin dan ketekunan.
41
e. Menjelang akhir bulan, kembali susun anggaran Anda untuk bulan depan. Perhatikan sejumlah penyesuaian yang Anda lakukan bulan sebelumnya. Penyesuaian ini meliputi kondisi jika secara tiba-tiba Anda harus menghabiskan uang lebih banyak dari yang Anda telah anggarkan di suatu pos, misalnya pengeluaran untuk buku dan pembuatan makalah.
Konsekuensinya,
Anda
harus
mengurangi
pengeluaran di pos lain di bulan berikutnya.
F. Mahasiswa Ekonomi Islam Sebutan Ekonomi Islam belakangan sangat populer dikalangan masyarakat umum. Pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa ekonomi Islam saat di Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aset serta market share lembaga-lembaga keuangan syariah yang terdiri dari perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, pegadaian syariah, lembaga keuangan mikro syariah serta meningkat pula aset-aset pada lembaga keuangan public Islam seperti pada lembaga amil zakat. Kenapa ekonomi Islam? Jawaban ringkasnya karena peluang untuk menciptakan suatu konsensus dalam dunia muslim lebih besar jika bahasan masalah dilakukan dalam kerangka pandangan dunia Islam55 Kedudukan sistem ekonomi menurut Islam sangatlah penting. Tegaknya sistem ekonomi Islam sebagai bagian dari ibadah harus dilaksanakan oleh setiap muslim, dan sebagai bagian dari sistem kehidupan harus menjadi salah satu kebijakan pemerintah. Pemahaman seperti inilah yang harus diberikan kepada umat, terutama pada pengajaran ekonomi Islam. Kelak, bila sistem ekonomi Islam benar-benar tegak, para birokrat yang sebelumnya telah mempelajari tidak akan ragu melaksanakan sistem ekonomi Islam
secara sungguh-sungguh dan
menempatkannya sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijakan negara. Sementara itu, secara personal, orang yang telah mempelajari ihwal ekonomi
55
Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam/The Future of Economics: An Islamic Perspective. Ikhwan Abidin Basri (terj.) (Jakarta: Gema Insani Press,2001), Hal. 33.
42
Islam tentu akan terdorong untuk mengamalkannya. Dan bila kelak memiliki berbagai usaha, ia diharapkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip bisnis Islami yang merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Bila ia bukan pemilik, tapi sekadar pegawai, ia akan terdorong untuk mengingatkan perusahaan atau lembaga tempat ia bekerja untuk tetap di jalan syariah.56 Terdapat beberapa peran mahasiswa ekonomi Islam antara lain:57 1. Aktor Artinya, mahasiswa semestinya menjadi pionir-pionir dalam praktik ekonomi Islam. Misalnya mahasiswa hanya menjual dan membeli barang dan jasa yang halal saja. Mengelola keuangan tanpa riba. Mengembalikan bila meminjam barang. Melakukan kegiatan sewa menyewa dengan benar. Serta berbisnis sesuai syariah. Bukan hanya semasa mahasiswa, selepas kuliah nanti peran sebagai pionir semestinya tetap dilakukan karena melaksanakan ekonomi Islam adalah kewajiban setiap muslim. Dengan adanya pionir-pionir ini yang seiring dengan waktu diharapkan semakin banyak, masyarakat akan melihat secara langsung praktik ekonomi Islam dan kebaikankebaikan yang dihasilkannya. 2. Edukator Sebagai kelompok masyarakat terdidik, mahasiswa secara relatif lebih cepat memahami dan memiliki akses ke khasanah wacana ekonomi Islam ketimbang kelompok masyarakat lain. Karenanya, mahasiswa
harus
mampu
mengedukasi
masyarakat
agar
pemahamannya tentang ekonomi Islam bisa meningkat hingga praktik ekonomi Islam di tengah masyarakat juga semakin berkembang. Tapi harus disadari, untuk bisa menjadi pionir dan mengedukasi masyarakat tentu diperlukan kesediaan mahasiswa untuk terus menerus mengkaji ekonomi Islam.
56 57
Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 maret 2016. Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 Maret 2016.
43
3. Motivator Pengkajian dan praktik ekonomi Islam di tengah sistem kapitalis bukanlah tindakan yang populer, terasa asing dan mudah menimbulkan rasa putus asa mengingat nature dari masyarakat memang tidaklah kompatibel dengan ekonomi Islam. Disinilah diperlukan motivasi terus menerus, terutama dari para mahasiswa untuk tidak mudah putus asa dalam mengkaji dan mengimplementasi ekonomi Islam. Bila mahasiswa yang katanya cenderung idealistik saja putus asa dalam berekonomi Islam, apatah lagi masyarakat yang cenderung lebih pragmatis.
4. Akselerator Mahasiswa harus menyadari bahwa sebesar apapun praktik dan setinggi apapun kesadaran masyarakat tentang ekonomi Islam di tengah sistem sekuler tetaplah belum merupakan wajah sesungguhnya dari keadaan yang sebenarnya bila ekonomi Islam diterapkan secara keseluruhan. Oleh karena itu, mahasiswa tidak boleh puas sekadar melihat sebagian wajah ekonomi Islam. Harus ada upaya terus menerus dengan mendorong percepatan (akselerasi) penerapan dan kesadaran ekonomi Islam hingga betul-betul terwujud di tengah masyarakat melalui tegaknya sistem kehidupan Islam. Saat itulah kita akan melihat wajah ekonomi Islam secara relatif lebih utuh, serta turut merasakan kerahmatan yang dijanjikan.
G. Perguruan Tinggi Islam Negeri dan Swasta Belajar di Perguruan Tinggi sudah menjadi tuntutan pada zaman sekarang ini. Perusahaan- perusahaan swasta serta BUMN telah banyak yang mensyaratkan pendidikan minimal D3 ataupun S1 bagi pelamar di instansi ataupun lembaga tersebut. Dengan demikian, persaingan akan semakin ketat dan menuntut profesionalitas dari para pencari kerja. Maka dari itu, ada baiknya jika Kamu seharusnya memilih tempat belajar atau perguruan tinggi yang mampu membimbing menjadi seorang yang profesional di bidang tertentu dan memiliki nilai „plus‟. Universitas Islam Negeri bisa menjadi jawaban atas
44
kegalauan itu. Selain membimbing menjadi seorang yang profesional dibidang tertentu dan memiliki intelektualitas tinggi, Universitas Islam Negeri juga menitikberatkan pengajaran pada nilai-nilai moral berdasarkan ajaran Islam. Hal ini bisa menjadi nilai plus bagi kamu, karena sebuah Instansi atau lembaga tidak hanya butuh keprofesionalan atau intelektualitas pekerja, tetapi juga membutuhkan moral pekerja yang baik.58 Perguruan tinggi di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menyiapkan SDM integratif yaitu memiliki kompetensi yang memadai dari aspek syariahsekaligus mumpuni dalam bidang ekonomi dan keuangan baik dari segikonsep maupun operasional. Hanya saja saat ini masih terjadi keragamanstruktur akademik yaitu posisi bidang kajian Ekonomi Islam pada sebagian perguruan tinggi telah menjadi program studi tetapi kebanyakan baru berbentuk konsentrasi dan penyelenggaraan mata kulah yang bersifatindependen maupun terintegrasi pada mata kuliah keIslaman. Demikian pulaada ketidakkonsistenan dalam istilah yang digunakan yaitu “ekonomi Islam”dan/atau “ekonomi syariah” pada nama program studi maupun mata kuliah.Variasi nama program studi dan konsentrasi menimbulkan kekaburan dalamkompetensi yang akan dihasilkan dan pengkajian ekonomi Islam hanya dalam bentuk beberapa mata kuliah menyebabkan pemahaman lulusan tentangekonomi Islam parsial dan tidak komprehensif.59 Departemen Agama membina madrasah, pesantren dan perguruan tinggi agama. Untuk jenjang pendidikan tinggi Departemen Agama pada mulanya hanya membina perguruan tinggi agama Islam, namun dalam perkembangan selanjutnya hingga sekarang ini, Departemen Agama juga membina perguruan tinggi agama non Islam. Perguruan tinggi agama Islam dikelola oleh Ditjen Pendidikan Islam, sedangkan perguruan tinggi agama non Islam dikelola oleh Ditjen Bimas terkait, yakni Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Departemen Agama saat ini membina 562 PTAI, dengan rincian 52 PTAIN sedangkan selebihnya dikelola oleh masyarakat atau berstatus swasta. PTAI ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hampir semua kabupaten/kota memiliki PTAI. Pengecualian dalam hal ini adalah beberapa kabupaten/kota yang baru dimekarkan atau pemeluk Islam di daerah itu sangat sedikit. Dengan demikian dilihat dani segi jumlah lembaga, maka kehadiran PTAIS lebih menonjol dari PlAIN. Salah satu peran nyata dari 58
Dikutip dari http://www.berkuliah.com/2014/08/10-universitas-islam-negeri-terbaik-di.html, di akses pada 15 Maret 2016. 59 M. Nur Rianto Al Arif, “Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi Dengan Kebutuhan SDM Pada Industri Keuangan Syariah” Jurnal Inferensi STAIN Salatiga, Vol. 7, No. 1, Juni 2013, dikutip dari https:/ /www.academia.edu/ 4389927/ KESESUAIAN _PEMBELAJARAN_ EKONOMI_ISLAM_DI_PERGURUAN_TINGGI_DENGAN_KEBUTUHAN_SDM_PADA_ INDUSTRI_ KEUANGAN_SYARIAH_DI_INDONESIA, di akses pada 15 Maret 2016.
45
PTAIS adalah memberi kesempatan kepada umat Islam di berbagai daerah untuk memperoleh kesempatan belajar di bangku pendidikan tinggi. Alumni PTAIS yang sebagian besan berdomisili di kabupaten/kota yang bersangkutan berperan dalam menyampaikan ilmu yang diperolehnya ke masyarakat melalui lembaga pendidikan atau institusi sosial dan keagamaan. Beberapa daerah di Indonesia yang maju dari segi kualitas pemahaman dan pengamalan agama tak terlepas dari peran PTAI, termasuk PTAIS yang ada di daerah itu. Peran untuk membina masyarakat di pedesaan ataupun daerah terpencil dimungkinkan karena sebagian besar alumni PTAIS berasal dari pedesaan dan sudah akrab dengan masyarakat desa. Menurut Keputusan Menteri Agama RI Nomor 353 Tahun 2004, tujuan pendidikan tinggi agama Islam adalah terwujudnya lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, baik di bidang ilmu agama maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan ilmu lainnya.60
60
Dikutip dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/25Agustus2007.pdf, diakses pada 15 Maret
2006.
46