BAB II LANDASAN TEORI
2.1 TURBIN UAP 2.1.1
Prinsip Kerja Turbin Uap Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang
terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Prinsip kerja turbin uap adalah dengan menerima uap dari superheater melalui pipa main steam dengan tekanan dan temperatur tinggi masuk kedalam HP turbine mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu turbin. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran atau energi mekanik (sumber: diktat operasi PLTU, pembidangan Siswa Prajabatan S1/D3 Suralaya)
Gambar 2.1 Turbin Uap Sumber :http://wayneronny.files.wordpress.com/2011/01/turbine-warna.gif 7
Gambar 2.2 Turbin Uap PLTU kapasitas 330 MW
Spesifikasi turbin Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model
N350-17.75/540/540
Rated output (guarantee)
330 MW
Main steam flow
969 t/h
Main steam pressure
17,75 mPa (a)
Main steam temperature
540 °C
Reheat steam flow
880.1 t/h
Reheat steam temperature
540 °C
Rated cooling water teperature
30 °C
8
Rated speed
3000 rpm
Maximum output at VWO
346,571 MW
Main steam flow at VWO
1025 t/h
Maximum feedwater temperature
282.1 °C
Steam flow at reheater outlet
929.4 t/h
Steam pressure at reheater outlet
4.235 MPa (g)
Steam temperature at reheater outlet
543℃
Steam pressure at reheater inlet
4.425 MPa (g)
Steam temperature at reheater inlet
344℃
2.1.2
Aliran Uap pada Turbin Uap Superheater yang keluar melalui main steam berupa Uap
keringmasuk ke High Pressure Turbin pada tekanan 17,75 mPa dan temperatur 540 °C. Setelah melewati HP, tekanan dan temperatur uap turun sehingga uap dialirkan kembali ke reheater di boiler melalui pipa cold reheat untuk proses pemanasan kembali untuk menaikkan temperatur. Uap ini selanjutnya dialirkan untuk memutar Intermediate Pressure turbin dengan perantara pipa hot reheat. Selesai di IP turbin, uap dialirkan kembali ke Low Pressure turbin melalui pipa cross over, kemudian putaran turbin tersebut menjadi pemutar generator. Setelah melewati ketiga turbin tersebut, temperatur dan tekanan uap turun menjadi uap basah dan selanjutnya mengalir ke kondensor menjadi air kondensat.
9
Pipa Hot Reheat
Pipa Cold Reheat
Gambar 2.3 Siklus Uap pada PLTU Sumber: Diktat operasi PLTU, pembidangan Siswa Prajabatan S1/D3 Suralaya
2.2 TURBIN AUXILIARY Turbin Auxiliary merupakan komponen pembantu dalam suatu proses turbin. Pada turbin auxiliary terdiri dari beberapa sistem diantaranya : 1. Feed water system 2. Make up water system 3. Lube oil system 4. Gland steam system 5. Cooling water system
10
Feed water system adalah suatu sistem air pengisi boiler, komponen feed water sistem terdiri dari HP heater, deaerator dan boiler feed pump. Untuk memanaskan air pada HP heater diambil dari IP turbine. HP heater berfungsi sebagai pemanas air pengisi. Deaerator merupakan alat pemanas ar pengisi disuatu pembangkit listrik tenaga uap yang berfungsi sebagai pemanas air pengisi dan membuang non condensable gas didalam air pengisi boiler sebelum masuk ke boiler, serta sebagai tanki penyimpanan air pengisi boiler. Boiler feed pump berfungsi untuk memompakan air pengisi dari deaerator ke boiler Make up water system adalah suatu sistem air penambah yang digunakan sebagai air pengisi boiler yang dialirkan melalui condenser. Dalam make up water system terdiri dari beberapa komponen diantaranya make up water tank dan transfer pump. Dimana make up water tank berfungsi sebagai air penampung air demin dan transfer pump berfungsi untuk mengalirkan air dari make up water tank ke condenser. Lube oil system merupakan sistem pelumasan pada turbin. Komponen lube oil system terdiri dari lube oil tank, main oil pump, auxiliary oil pump, DC oil pump. Lube oil tank berfungsi sebagai penampung oil turbine. Main oil pump untuk mengalirkan oil ke bearing turbine pada saat turbine sudah berputar. DC oil pump berfungsi untuk memompakan oil turbin pada saat terjadi emergency. Gland steam system merupakan suatu sistem yang berfungsi sebagai perapat pada turbin. Sistem perapat dilakukan dengan memasang labirin (sirip-
11
sirip) pada casing maupun rotor secara berderet. Tetapi perapat yang hanya menggunakan labirin masih memungkinkan terjadi kebocoran. Untuk itu pada labirin diberikan fluida uap sebagai media perapat. (gland seal steam). Cooling water system merupakan suatu sistem pendingin yang berfungsi untuk proses kondensasi didalam condenser. Komponen cooling water sysem terdiri dari circulating water pump, circulating water pipe. Circulating water pump berfungsi untuk memompakan atau mengalirkan air laut menuju condenser. Circulating water pipe berfungsi untuk menyalurkan air pendingin dari pompa circulating water pump menuju condenser.
2.3 JENIS DAN KARAKTERISTIK TURBIN UAP Pada PLTU kapasitas 330 MW menggunakan jenis Turbin yang terdiri dari : Turbin impuls
Turbin reaksi
a.Turbin impuls
b.Turbin reaksi
impuls
impuls impuls
Gambar 2.4 Jenis Turbin Uap Sumber :N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
12
Turbin impuls atau turbin tekanan tetap, adalah turbin yang ekspansi uapnya hanya terjadi pada sudu-sudu tetap atau nosel. Ketika uap melewati sudu tetap, maka tekanan turun dan uap mengalami peningkatan energi kinetik. Sudu-sudu tetap (Diafragma) berfungsi sebagai nosel dan mengarahkan aliran uap ke sudu-sudu gerak (Rotation Blade). Turbin jenis ini digunakan pada kontruksi dari HP Turbin. Turbin reaksi penurunan tekanan terjadi pada sudu tetap dan sudu gerak. Jenis turbin ini terdapat pada kontruksi HP Turbin, IP Turbin dan LP Turbin. Selain itu turbin uap pada kapasitas 330 MW termasuk jenis Multi Cylinder dikarenakan jumlah silindernya lebih dari 1 (satu).Turbin ini terdapat 3 silinder (modul) yaitu HP Turbin, IP Turbin dan LP Turbn. Pada Modul LP dirakit dan dipasang disite. Sedangkan untuk modul HP Turbin dan IP Turbin sudah dalam bentuk paket.
2.4.KONSTRUKSI DAN BAGIAN UTAMA TURBIN UAP 2.4.1.Casing
Casing adalah bagian yang diam merupakan rumah atau wadah dari rotor. Casing ini terdapat 2 (macam) yaitu Outer casing dan Inner casing. Pada casing terdapat sudu-sudu diam yang dipasang melingkar dan berjajar terdiri dari beberapa baris yang merupakan pasangan dari sudu gerak pada rotor. Sudu diam berfungsi untuk mengarahkan aliran uap agar tepat dalam mendorong sudu gerak pada rotor. Berikut diskripsi dari Outer casing dan Inner casing :
13
1.Outer Casing (A) Outer casing (B) Rotor (C) Front outer labyrinth (D) Front inner labyrinth (E) Rear labyrinth
Gambar 2.5 Outer casing yang ditunjukkan huruf (A) Sumber :N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide). 2. Inner Casing (A) Rotor
(I) Joint plane guides
(B) Outer casing
(J) Connection to thrust bearing
(C) Inner casing
(K) Connection to IP section
(D) Admission nozzle (G) Labyrinth
14
Gambar 2.6 Inner casing yang ditunjukkan huruf (C) Sumber :N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
2.4.2. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak yang terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu diam dan sudu gerak pada rotor sama dengan jumlah baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu diam dan sudu gerak disebut tingkat (stage). Sudu gerak berfungsi untuk merubah energi kinetik uap menjadi energi mekanik. Bahan Rotor ini terbuat dari alloy steel. Berikut diskripsi dari Rotor : (A) Coupling with control system shaft end (B) Shaft journal (supporting journal bearings) (C) Labyrinth surface (D) Thrust bearing collar (E) Coupling flange with IP rotor (F) Disks intended to receive blading 15
(G) Groove for balancing weight (H) Balancing weights
Gambar 2.7 Rotor Sumber :N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
2.4.3.Bantalan Fungsi bantalan adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin agar tetap pada posisi normalnya. Ada dua macam bantalan pada turbin, yaitu:
Bantalan journal (Journal Bearing) yang berfungsi untuk menopang dan mencegah poros turbin dari pergeseran arah radial. Berikut diskripsi dari bantalan journal :
(A) Journal bearing joint plane (B) Journal bearing upper part (C) Journal bearing lower part (D) Lube oil inlet (E) High pressure lube oil inlet (F) Oil return
16
Gambar 2.8 Bantalan journal Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
Bantalan aksial (thrust bearing) yang berfungsi untuk mencegah turbin bergeser kearah aksial. Berikut diskripsi dari bantalan aksial (Thrust Bearing) : (A) Upper thrust cage (B) Thrust bearing cap (C) Anti-rotation pin (D) Floating seal rings (E) Thrust bearing oil inlet (F) Thrust bearing oil outlet (G) Oil outlet orifice
17
Gambar 2.9 Bantalan aksial ( Thrust bearing) Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
Didalam bantalan kemungkinan dapat terjadi kontak (gesekan) antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam. Untuk mengurangi akibat gesekan, maka pada bantalan diberikan minyak pelumas bertekanan.
2.4.4. Katup utama
Katup utama turbin terdiri dari main stop valve (MSV) dan governor valve (GV). Pada turbin dengan kapasitas > 100 MW dilengkapi dengan katup uap reheat, yaitu reheat stop valve (RSV) dan interceptor valve (ICV). Main stop valve (MSV) Katup ini berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam dua posisi, yaitu menutup penuh atau membuka penuh. Pada saat turbin beroperasi MSV membuka penuh. Sebagai penggerak untuk membuka MSV
18
digunakan tekanan hidrolik. Sedangkan untuk menutupnya adalah dengan kekuatan pegas. Main Stop Valve ini terdapat HP Turbin. Berikut diskripsi dari Main stop valve : (A) Main stop/control valve chest (B) Lid (C) Main plug (D) Main seat (E) Stem/pilot plug (F) Bonnet (Q) Strainer (S) Pin (W) Screw (Z) Sleeve
Gambar 2.10 Main stop valve (MSV) Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
19
Governor Valve (GV) Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang berubah-ubah. Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan governor valve yang berfungsi mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan bebannya. Sistem governor valve yang digunakan umumnya adalah mechanic hydraulic (MH) atau electro hydraulic (EH). Berikut diskripsi dari Governor Valve : (A) Main stop/control valve chest (B) Lid (M) Bonnet (N) Coupling (P) Heat shield (S) Slanted pin (T) Special screw (U) Seal (V) Cap nut (W) Cylindrical pin (X) Cap (Y) Seal
20
Gambar 2.11 Governor Valve Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
Reheat Stop Valve Sistem Reheat Stop Valve fungsinya sama dengan Main Stop Valve yaitu sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk tapi terdapat pada IP Turbin. Berikut diskripsi dari Reheat stop valve : (A) Reheat stop/intercept valve chest (B) Lid (D) Main seat (M) Bonnet (Q) Strainer (S) Cylindrical pin (W) Screw (Z) Sleeve
21
Gambar 2.12 Reheat stop valve Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
Interceptor Valve Katup ini berfungsi sebagai pengendali aliran uap. Berikut diskripsi dari Interceptor Valve : (A) Reheat stop/ intercept valve chest (B) Lid (D) Seat (M) Bonnet (W) Cylindrical pin (X) Cap (Y) Seal
22
Gambar 2.13 Interceptor Valve Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
2.4.5. Sistem perapat poros Celah diantara casing (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang berputar) turbin menyebabkan terjadinya kebocoran uap keluar atau masuk Turbin. Untuk mencegah kebocoran pada celah tersebut dipasang perapat. Sistem perapat dilakukan dengan memasang labirin (sirip-sirip) pada casing maupun rotor secara berderet. Tetapi perapat yang hanya
23
menggunakan labirin masih memungkinkan terjadi kebocoran. Untuk itu pada labirin diberikan fluida uap sebagai media perapat (gland seal steam).
Gambar 2.14 Perapat poros labirin Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
2.4.6.Sistem pelumasan Pelumasan bantalan sangatlah penting sehingga turbin tidak boleh diputar tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah tekanan. Untuk menjamin tekanan minyak pelumas yang konstan disediakan beberapa pompa minyak pelumas diantaranya :
24
Main Oil Pump (MOP) Main oil pump adalah pompa pelumas utama yang digerakkan oleh poros turbin sehingga baru berfungsi ketika putaran turbin telah mencapai lebih besar 95 %. Auxiliary Oil Pump (AOP) Auxiliary oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik AC. Pompa ini berfungsi pada start up dan shut down turbin serta sebagai back bila tekanan minyak pelumas dari Main Oil Pump (MOP) turun. Emergency Oil Pump (EOP) Emergency Oil Pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik DC dan digunakan sebagai cadangan atau darurat ketika pasok listrik AC hilang.
25
Gambar 2.15 Sistem pelumasan pada Turbin Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
26
2.4.7. Turning Gear Rotor turbin yang berat dan panjang apabila dibiarkan dalam keadaan diam dalam waktu yang lama dapat melendut. Pelendutan menjadi lebih nyata apabila dari kondisi operasi yang panas langsung berhenti. Untuk mencegah terjadinya pelendutan, maka rotor harus diputar perlahan secara kontinyu atau berkala.
Gambar 2.16 Turning Gear Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
Alat untuk memutar rotor turbin ini disebut turning gear atau barring gear. Turning gear digerakkan dengan motor listrik melalui roda gigi dengan kecepatan putar antara 3-40 rpm. Turning gear juga memberikan torsi pemutar awal turbin ketika turbin start. Turning gear biasanya dipasang pada sisi turbin tekanan rendah atau diantara turbin dan generator.
27
2.4.8. Sistem Jacking Oil Pada Turbin kapasitas besar, berat rotor juga besar sehingga dalam keadaan diam rotor tersebut akan menyingkirkan lapisan minyak pelumas dari permukaan poros dan bantalan. Dalam keadaan seperti ini
bantalan
atau
poros akan rusak bila diputar. Untuk menghindari kerusakan akibat tiadanya pelumasan diantara poros dan bantalan, maka digunakan system jacking oil. Jacking oil berfungsi untuk mengangkat poros dengan minyak tekanan tinggi.
2.5. DESKRIPSI HP TURBIN, IP TURBIN DAN LP TURBIN 2.5.1. Deskripsi HP Turbin HP Turbin merupakan turbin tekanan tinggi yang memiliki 11 (sebelas) blade, 1 (satu) impuls blade dan 10 (sepuluh) reaction blade. Berikut deskripsi dari HP Turbin : Deskripsi potongan HP turbin dari pandangan depan (A) Rotor (B) Outer Casing (C) Inner Casing (D) Admission nozzle (E) Diaphragms (F) Blades
28
(G) Sealing ring carrier (H) Longitudinal guide key of inner casing (O)Drains
Gambar 2.17 Potongan HP Turbin dari pandangan depan Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide) Deskripsi potongan HP Turbin dari pandangan atas (A) Rotor (B) Outer casing (C) Inner casing (D) Admission nozzle (G) Labyrinth (I) Joint plan guides (J) Koneksi ke bantalan aksial (K) Koneksi ke bagian IP turbin
29
Gambar 2.18 Potongan HP Turbin dari pandangan atas Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
2.5.2. Deskripsi IP Turbin
IP Turbin merupakan Turbin tekanan menengah yang memiliki 12 (dua belas) blade.Pada modul ini semua menggunakan reaction blade. Uap yang digunakan untuk menggerakan IP Turbin yaitu reheat steam yang diperoleh dari Reheater Boiler atau uap yang dipanaskan ulang. Berikut deskripsi dari LP Turbin : Deskripsi potongan IP Turbin dari pandangan depan (A) Rotor (B) Outer casing (C) Inner casing diaphragm carriers
30
(D) Admission nozzle (E) Diaphragms (F) Blades (G) Sealing provisions (H) Lower guides
Gambar 2.19 Potongan IP Turbin dari pandangan depan Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
Deskripsi potongan IP turbin dari pandangan atas (A) Rotor (B) Outer casing (C) Inner casing diaphragm carriers (D) Admission nozzle
31
(G) Labyrinths (I) Supports and counter support at joint plane (J) Connection to HP section
Gambar 2.20 Potongan IP Turbin dari pandangan atas Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
2.5.3. Deskripsi LP Turbin LP Turbin merupakan Turbin dengan tekanan rendah yang memiliki 10 (sepuluh) reaction blade, 5 kekanan dan 5 kekiri. Uap untuk menggerakkan LP Turbin diperoleh dari IP Turbin yang berasal dari buangan IP Turbin dengan uap tekanan rendah. Pada LP Turbin ini dilengkapi oleh Kondensor yang nantinya digunakan sebagai tempat proses kondensasi. Berikut diskripsi dari LP Turbin :
32
Deskripsi potongan LP turbin dari pandangan depan (A) Exhaust hood (B) LP casing (C) Steam admission (D) Rotor (E) Rupture disks (F) Water spraying (G) Shaft end seals (H) Integral bearings (I) Axial guides (J) Extractions (K) (L) Inner casing inspection doors
Gambar 2.21 Potongan LP Turbin dari pandangan depan Sumber : N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
33
Deskripsi potongan LP Turbin dari pandangan atas (A) Exhaust hood (B) LP casing (D) Rotor (H) Integral bearings (G) Shaft and seals (H) LP module fixed point (O) Extract ion 1 (P) Extract ion 2 (Q) Extract ion 3
Gambar 2.22 Potongan LP Turbin dari pandangan atas Sumber :N17ASY.SJSE (330MW Turbine Generator Description Guide)
34
2.6 TAHAPAN KONSTRUKSI INSTALASI TURBIN UAP Preparation
Air Pressure tes of generator rotor
Inspection of rotor and stator of generator, installation of rotor contracting inspection of bearing pads
Inspection and adjustment of air clearance and magnetic center
Inspection of blades and air guiding ring of generator, measuring and adjusting of air guiding ring clearance
Inspection and adjustment of air clearance and magnetic center
Assembly, inspection and measurement of oil seal system
Clearance adjusting of linner oil deflector, installation of seal ring
Measuring and alignment of coupling between generator rotor and LP rotor, tightening of anchor bolts
Inspection and adjusting of seating and taper plates of sole plate, coupling alignment recheck, spot welding of the plates 35
Inspection and adjusting of carbon brush holder
Installation of adjusting shims of locating prins at both ends of generator
Coupling alignment beetwen LP rotor and generator rotor, adjusting and spot welding of iron plates
Final grouting and curing for soling plates of generator and brush holder
Alignment recheck and reamed connecting of coupling
Measure and adjusting top and side clearance of bearing pads, fastening force of pads and clearance of outer oil deflector
Reaming, fabrication and installation of locating pin of generator stator
Installation of generator lagging and decoration
Completion
Gambar 2.23 Tahapan Konstruksi Instalasi Turbin Uap
36
1) Preparation Pembuatan pondasi untuk posisi turbin disesuaikan dengan kondisi tanah yang sudah ditentukan oleh desain. Pekerjaan sipil yang berkaitan dengan installasi turbin harus diperiksa dan disetujui sesuai dengan prosedur installasi Pekerjaan sipil yang berkaitan dengan knstruksi turbin diantaranya : a) Pengecekan pondasi turbin b) Pengecekan posisi-posisi anchor untuk mesin turbin dan semua fasilitasnya seperti bolt dan nuts . c) Pengecekan leveling kedudukan turbin 2) Inspection of rotor and stator of generator, installation of rotor contracting inspection of bearing pads. Untuk instalasi tahap ini dilakukan inspeksi rotor, stator generator dan bearing. Dimana untuk pengecekan rotor dilakukan tes kebocoran pada kisikisi pada rotor.Untuk inspeksi stator generator dilakukan tes kebocoran pada sistem pendingin stator generator.Pada bearing dilakukan inspeksi aligment antar bearing dan rotor. 3) Measuring and alignment of coupling between generator rotor and LP rotor, IP rotor, HP rotor, tightening of anchor bolts. Installasi pada tahap selanjutnya adalah measuring dan alignment pada kopling generator, LP, IP dan HP sebelum dipasang baut kopling. Dan setelah itu dilakukan tightening pada anchor bolts.
37
4)
Final grouting and curing for soling plates of generator and brush holder.
Setelah dilakukan komplit alignment pada tubin generator dilakukan final grouting pada sole plates.
5)
Installation of generator lagging and decoration.
Pada tahap ini untuk mengurangi panas disekitar turbin generator, maka dilakukan pemasangan insulation dan lagging. 6) Completion Penyelesaian dari pekerjaan, berupa serah terima dokumen pekerjaan yang telah disetujui. 2.7 RUMUS DAYA SPESIFIK, NILAI ENTROPY PADA KONDISI CAMPURAN, NILAI FRAKSI (TWO PHASE) PADA KONDISI CAMPURAN (UAP+BASAH) a.
Daya Spesifik : wturb,out = wturb,I + wturb,II = (h3 – h4) + (h5 – h6) wturb, out = Daya keluaran Turbin wturb, I = Daya Turbin HP wturb, II = Daya Turbin LP+HP h3 = Nilai Enthalpy dari Tekanan turbin HP h4 = Nilai Enthalpy dari proses reheat, dimana Entropy S3=S4 h5 = Nilai Enthalpy dari Tekanan turbin LP h6= Nilai Enthalpy dari Tekanan turbin IP Sumber :Thermodynamics An Engineering Approach 5th Edition –
Gengel,Boles
38
b.
Nilai Entropy Pada Kondisi Campuran : s = sf + (x. (sg – sf) ) sf =Nilai Entropy Saturated Liquid sg = Nilai Entropy Saturated Vapor x = Nilai Entropy Saturated (two phase) Sumber: Thermodynamics An Engineering Approach 5th Edition –
Gengel,Boles
c.
Mencari nilai fraksi (saturated two phase) :
S =Nilai Entropy Superheated sg = Nilai Entropy Saturated Vapor sf = Nilai Entropy Saturated Liquid Sumber: Thermodynamics An Engineering Approach 5th Edition – Gengel,Boles
Tabel Enthalpy dan Entropy Superheated Tabel 2.24 Nilai Enthalphy dan Entropy Superheated
Sumber: Steam Table
39
Tabel Enthalpy dan Entropy Saturated Tabel 2.25 Nilai Enthalphy dan Entropy Saturated
Sumber: Steam Table
2.8 SIKLUS EFISIENSI RANKINE ISENTROPIK DENGAN SUPERHEATER DAN REHEATER (TURBIN KESELURUHAN)
Gambar 2.26 Siklus Rankine untuk turbin keseluruhan Sumber : Thermodynamics An Engineering Approach 5th Edition –Gengel,Boles
40
2.9 EFISIENSI SIKLUS MOLLIER UNTUK MASING-MASING TINGKAT
Gambar 2.27 Siklus Mollier untuk masing-masing tingkat Sumber: Incorporating Modern Power System Practice, British Electricity International
41