BAB II LANDASAN TEORI
2.1 IS/IT Strategis 2.1.1 Strategi Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara. Sedangkan secara umum, strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Fathurrohman dan M. Sutikno, 2007, hal. 3) Strategi mengacu kepada pemikiran secara global mengenai sistem informasi dan terintegrasi dengan seluruh enterprise. Strategi harus bersifat coherent (jelas untuk kedua sisi, baik bisnis maupun sistem informasi pada suatu organisasi), konsisten, dan terarah. (Cassidy, 2006, hal.1)
2.1.2 Information System Information
system
(IS)
merupakan
sebuah
proses
untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan yang spesifik, dan kebanyakan sistem informasi dikomputerisasi. (Turban, 2009, hal. 415) Selain itu, menurut Stair dan Reynolds (2010, hal. 10) information system didefinisikan sebagai seperangkat elemen atau komponen yang saling terkait yang dikumpulkan (input), dimanipulasi (process), dan 10
11
disebarkan (output) data dan informasi, serta memberikan reaksi korektif (feedback) untuk memenuhi tujuan.
2.1.3 Information Technology Information menggambarkan
technology
setiap
(IT)
teknologi
adalah
yang
bentuk
membantu,
umum
yang
menghasilkan,
memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan informasi. (William, Sawyer, 2005). Selain itu, menurut John Ward and Peppard (2002, hal. 3), information technology mengacu pada teknologi, seperti: hardware, software dan jaringan telekomunikasi, baik tangible (server, PC, router dan kabel jaringan) dan intangible (perangkat lunak). IT memfasilitasi akuisisi, pengolahan, penyimpanan, pengiriman serta berbagi informasi dan konten digital lainnya. Berdasarkan definisi-definisi dari strategi, Information System, serta Information technology di atas, maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa IS/IT Strategy adalah cara yang digunakan sebagai acuan dan landasan untuk mencapai suatu tujuan, yang dibagi menjadi dua komponen bagian, yaitu: komponen information system (IS) dan komponen information technology (IT). Dimana information system (IS), fokus pada kebutuhan organisasi atau permintaan yang dapat mendukung strategi bisnis secara keseluruhan. Sedangkan information technology (IT) fokus pada visi suatu organisasi, yaitu bagaimana IT dapat mendukung kebutuhan atau permintaan suatu organisasi berdasarkan teknologi
12
(supported by technology). Beberapa contoh supported by technology seperti: penyediaan sumber daya (hardware, software), service IT operation, development system, serta IT support operation.
2.2 IT Strategic Planning IT Strategic Planning adalah proses bagi suatu organisasi dalam menetapkan tujuan dan sasaran, serta rencana jangka panjang, berdasarkan aspek information system maupun aspek information technology untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Strategic model pada IT strategic planning dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: internal business environment, external business environment, intenal IT environment, serta external IT environment. Setiap bagian IT strategic planning, dianalisis di dalam IT strategy proses dengan melihat dan mempertimbangkan kondisi dari sisi bisnis maupun current application portofolio. Output dari IT strategy proses adalah Business IS Strategy, IS Management Strategy, serta IT Strategy. Sehingga dihasilkan future application portofolio sesuai dengan goals dari suatu organisasi. Ward and Peppard (2002, hal. 154)
2.3 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode analisis yang di pakai perusahaan dalam mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang digunakan untuk melakukan improvisasi dan meningkatkan daya saling pada perusahaan (Bernard, 2012, hal. 124)
13
2.3.1 Diagram Analisis SWOT Diagram analisis SWOT merupakan diagram yang berfungsi untuk mengidentifikasi situasi dan posisi yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan bisnis menurut faktor-faktor strategi internal yang dimiliki perusahaan dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Diagram SWOT menurut Rangkuti (2000) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Diagram SWOT (Rangkuti 2000, hal. 19)
Analisis SWOT dibagi menjadi 4 kuadran yang mewakili setiap kondisi, sebagai berikut: a)
Kuadran 1, merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan, karena perusahaan memiliki peluang serta kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy)
14
b)
Kuadran 2, merupakan kondisi yang menghadapi berbagai macam ancaman, akan tetapi perusahaan yang berada pada kuandran ini tetap memiliki kekuatan dari sisi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasi (produk atau pasar)
c)
Kuadran 3, pada kondisi ini perusahaan mempunyai peluang pasar yang sangat besar, tetapi mempunyai beberapa kendala pada faktor internal. Perusahaan harus menyelesaikan masalah-masalah yang ada disisi internal sehingga bisa merebut peluang pasar yang lebih baik
d)
Kuadran 4, kondisi ini sangat tidak menguntungkan perusahaan, karena harus menghadapi berbagai ancaman dari faktor eksternal dan kelemahan internal.
2.3.2 Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat strategi yang dapat membantu suatu organisasi untuk menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal (EFAS), yang dihadapi suatu organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) serta untuk melihat alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan, yang dimiliki suatu organisasi berdasarkan 4 tipe strategi (David, 2009, hal. 328), yaitu: 1. Strategi Strength – Opportunity (SO) 2. Strategi Weakness – Opportunity (WO) 3. Strategi Strength – Threat (ST) 4. Strategi Weakness – Threat (WT)
15
Langkah-langkah pembuatan Matriks SWOT adalah: 1. Tentukan faktor–faktor kekuatan internal dan petakan ke dalam kolom Strength (S). 2. Tentukan faktor–faktor kelemahan internal dan petakan ke dalam kolom Weakness (W). 3. Tentukan faktor–faktor peluang eksternal dan petakan ke dalam kolom Opportunity (O). 4. Tentukan faktor–faktor ancaman eksternal dan petakan ke dalam kolom Threat (T). 5. Hubungkan kekuatan internal (S) dan peluang eksternal (O), kemudian jabarkan strategi yang dapat diterapkan pada kolom Strength – Opportunity (SO). 6. Hubungkan kelemahan internal (W) dan peluang eksternal (O), kemudian jabarkan strategi yang dapat di terapkan pada kolom Weakness – Opportunity (WO). 7. Hubungkan kekuatan internal (S) dan ancaman eksternal (T), kemudian jabarkan strategi yang dapat diterapkan pada kolom strategi Strength – Threat (ST). 8. Hubungkan kelemahan internal (W) dan ancaman eksternal (T), kemudian jabarkan strategi yang dapat diterapkan pada kolom strategi Weakness – Threat (WT).
16
IFAS EFAS
Strengths (S) Daftar faktor kekuatan internal
Opportunities (O)
Strategi SO
Daftar peluang eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
Strategi ST
Daftar ancaman eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Weaknesses (W) Daftar faktor kelemahan internal Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 2.2 Matriks SWOT (Rangkuti, 2000, hal.31) Penjelasan Matriks SWOT: a. Strategi Strength – Opportunity (SO) Strategi ini menggunakan kekuatan internal organisasi untuk meraih dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada pada suatu organisasi. b. Strategi Weakness – Opportunity (WO) Strategi ini bertujuan untuk meminimalisir kelemahan-kelemahan internal organisasi dengan memanfaatkan peluang-peluang eksernal. Strategi ini dapat berupa suatu kerjasama dengan instansi lain di luar organisasi. c. Strategi Strength – Threat (ST) Strategi ini digunakan suatu organisasi untuk menghindari ancaman atau meminimalisir dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
17
d. Strategi Weakness – Threat (WT) Strategi ini merupakan suatu cara organisasi yang bersifat difensif dengan meminimalisir kekurangan internal dan menghindari ancaman yang ada.
2.3.3 Perhitungan IFAS - EFAS a.
Tahap Penentuan Strategi Internal (IFAS) : 1. Pada tahap awal, tentukan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada organisasi dan petakan pada kolom I. 2. Masukkan tiap bobot pada faktor kekuatan dan kelemahan berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi organisasi, yang dimulai dari skala 0 (tidak penting) sampai skala 1 (sangat penting). Jumlah semua bobot tidak boleh melebihi dari skor total = 1,00. 3. Hitunglah rating untuk masing-masing faktor tersebut (pada kolom 3), berdasarkan pengaruh faktor yang ada terhadap kondisi organisasi, yang dimulai dari skala 0 (tidak penting) sampai skala 4 (sangat penting). Berilah nilai 1 sampai dengan 4 pada variabel yang masuk kedalam kategori kekuatan (bersifat positif), dengan membandingkan rata-rata pesaing utama. Selain itu, pada variabel yang masuk ke dalam kategori kelemahan (bersifat negatif), seperti contoh: jika organisasi memiliki kelemahan dibandingkan dengan rata-rata pesaingnya, maka dapat diberi bobot nilai -1 dan apabila
18
kelemahan organisasi di bawah rata- rata dibandingkan dengan rata-rata pesaingnya, maka diberi bobot nilai -4. b.
Tahap Penentuan Strategi Eksternal (EFAS) 1. Petakan faktor-faktor peluang dan ancaman pada 1 kolom 2. Hasil pemetaan tersebut memungkinkan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis dengan memberikan bobot nilai, yang di mulai dari skala 0 (tidak penting) sampai skala 1 (sangat penting). 3. Masing- masing faktor (pada kolom 3) diberikan bobot nilai 4 (outstanding) sampai dengan skala 1 (poor) untuk menghitung rating pencapaian atau pengaruh faktor terhadap kondisi organisasi. Berikut penjabaran positif negative pada bobot nilai rating. Nilai positif (jika peluang semakin besar, maka diberi bobot nilai rating 4. Namun jika peluangnya kecil maka diberi bobot nilai rating 1). Berikut untuk pemberian bobot nilai rating ancaman, apabila nilai ancaman sangat besar maka bobot nilai rating -1. Sebaliknya, jika nilai ancaman kecil maka bobot nilai rating -4. 4. Kemudian hitung bobot rating dengan cara mengkalikan bobot kolom 2 dengan rating kolom 3, guna memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan dari masing-masing faktor (dari skala 4,0 untuk outstanding sampai dengan 1,0 untuk poor). 5. Kemudian jumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan guna organisasi tersebut (pada kolom 4). Nilai
19
dari hasil penjumlahan skor menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap faktor- faktor strategis eksternal.
2.4 IT Balanced Scorecard Balanced
Scorecard
(BSC)
didefinisikan
sebagai
suatu
alat
manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menterjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat. (Papasi, Soegoto, & Suryana, 2008). Selain itu Balance Scorecard juga dapat mengidentifikasikan informasi-infomasi apa saja yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja organisasi terhadap tujuan yang ingin dicapai (Ward & Peppard, 2002, hal. 206). Pengukuran dengan metode IT Balanced Scorecard dilakukan untuk mengukur kinerja infrastruktur teknologi informasi yang sudah ada, dengan begitu
bisa
didapatkan
skala
prioritas
untuk
mengoptimalisasikan
infrastruktur teknologi informasi yang sekarang (Rusydiawan dan Krisnadi, 2011). IT Balanced Scorecard sendiri mempunyai fungsi yang sama seperti Balance Scorecard yaitu mengukur kinerja, tetapi yang membedakannya adalah IT Balanced Scorecard mengukur kinerja IT di sebuah perusahaan dengan memandang 4 (empat) perspektif yaitu perspektif kontribusi pengguna, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional serta orientasi masa depan. Menurut Harjanto (2007), metode untuk mengukur efektifitas dan efisiensi IT dapat menggunakan IT Balanced Scorecard yang memiliki
20
empat perspektif, yaitu: 1)
Corporate Contribution
2)
User Orientation
3)
Operational Excellence
4)
Future Orientation Tiap-tiap perspektif memiliki ukuran-ukuran dan target yang harus
dicapai organisasi IT dan diturunkan dalam ukuran-ukuran dan target tiap fungsi yang ada di perusahaan. Jenis ukuran dan target dapat diubah, diperbaiki, atau disempurnakan sesuai dengan perkembangan dan sasaran perusahaan. Pengukuran IT Balanced Scorecard dimulai dengan menyelaraskan visi, misi serta strategi perusahaan dengan visi, misi dan strategi IT pada perusahaan tersebut.
D a r i h asil penyelarasan tersebut kemudian akan
muncul ukuran dan sasaran strategis yang menjadi target perusahaan berdasarkan 4 (empat) perspektif IT Balanced Scorecard, setelah itu dilakukan pengukuran terhadap keadaan saat ini di perusahaan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditentukan sebelumnya.
21
Tabel 2.1 Misi dan Sasaran IT Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 2000) USER ORIENTATION BUSINESS CONTRIBUTION Bagaimana pandangan user terhadap Bagaimana pandangan manajemen departemen IT ? terhadap departemen IT ? Misi Menjadi supplier pilihan sistem informasi
Misi Memperoleh alasan kontribusi bisnis dari invesment IT
Sasaran • Pemilihan aplikasi supplier • Pemilihan operasi untuk supplier • Kemitraan dengan user • Kepuasan user
Sasaran • Mengontrol pembelanjaan IT • Nilai bisnis dari projek IT • Penyediaan kemampuan bisnis baru
OPERATIONAL EXCELLENCE Seberapa efektif dan efesien proses IT yang digunakan?
FUTURE ORIENTATION Seberapa bagus posisi IT untuk mengakomodasi kebutuhan di masa yang akan datang? Misi Membuat kemungkinan untuk mengakomodasi tantangan masa depan Sasaran • Pelatihan dan pendidikan staf IT • Keahlian staf IT • Riset akan teknologi baru • Masa aplikasi portofolio
Misi Mendistribusikan aplikasi dan servis yang efektif dan efesien Sasaran • Pembuatan aplikasi yang efektif dan efesien • Proses operasi yang efektif dan efesien
1.
Perspektif kontribusi perusahaan Perspektif ini fokus tentang bagaimana perusahaan memandang divisi IT dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif terhadap investasi IT. Sasarannya adalah pengendalian investasi atas aplikasi yang akan digunakan, nilai bisnis dari penggunaan proyek IT yang baru dan sedang berjalan di perusahaan.
22
2. Perspektif orientasi pengguna Perspektif ini fokus tentang bagaimana pengguna melihat divisi IT dengan tujuan pengoptimalan aplikasi SI/TI untuk mendapatkan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan memberi dukungan terhadap IT untuk menyediakan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna aplikasi. 3. Perspektif keunggulan operasional Perspektif ini fokus tentang seberapa optimal operasional SI/TI dalam suatu perusahaan, hal ini diukur dengan fokus kepada komputerisasi dengan misi untuk menyampaikan informasi secara efektif dan efisien serta kualitas pelayanan yang sesuai dengan tujuan perusahaan. 4. Perspektif orientasi masa depan Perspektif ini fokus tentang bagaimana infrastruktur atau sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat mendukung tujuan perusahaan, yaitu dengan mengadakan pelatihan atau pendidikan secara periodik sehingga dapat meningkatkan skill personil.
2.4.1 Logical Data Model Logical data model merupakan model data semantik yang dapat dikembangkan dengan menggunakan model tradisional terstruktur dan simbologi (Entity Relationship Diagram), atau dapat juga menggunakan metode berorientasi dan simbologi (UML), yang di mana menghasilkan Class Diagram dan/atau Object Diagram (Bernard, 2012, hal. 300).
23
2.4.2 Network Connectivity Diagram Konektivitas Jaringan Diagram menunjukkan hubungan fisik antara suara perusahaan, data, dan jaringan video termasuk eksternal Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) juga disebut 'extranets' dan 'intranet'. (Bernard, 2012, hal. 313).
Gambar 2.3 Network Connectivity Diagram (Bernard, 2012, hal. 313)
2.4.3 Portofolio Aplikasi Portofolio aplikasi menggambarkan keseluruhan aplikasi yang ada di perusahaan baik yang sudah ada, yang direncanakan, maupun yang potensial. Aplikasi-aplikasi tersebut dipetakan ke dalam 4 kategori berdasarkan penilaian kepentingan bisnis saat ini dan masa yang akan datang.
24
Tabel 2.2 Aplikasi Portofolio McFarlan (Ward & Peppard, 2002, hal. 42)
Berikut penjabaran dari 4 kategori penilaian portofolio aplikasi: 1.
Strategic Aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap kesuksesan bisnis di masa yang akan datang. Aplikasi strategis yang mampu membuat dan mendukung organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Teknologi yang digunakan tidak menunjukkan aplikasi tersebut strategis
atau
tidak,
namun
berdasarkan
kontribusi
terhadap
organisasi. 2.
Key Operational Aplikasi yang menunjang kelangsungan bisnis yang sudah ada, membantu suatu organisasi terhindar dari kerugian. Apabila aplikasi tersebut mengalami gangguan, maka akan mengganggu proses bisnis perusahaan.
25
3.
Support Aplikasi yang meningkatkan efisiensi bisnis dan keefektifan manajemen, namun tidak menunjang organisasi untuk keuntungan kompetitif.
4.
High Potensial Aplikasi yang bersifat inovatif, walaupun belum dapat dibuktikan secara langsung, namun aplikasi tersebut dapat membuat peluang guna mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
2.4.4 Enterprise Architecture 3 Cube Framework Enterprise adalah serangkaian aktivitas dan tujuan dalam suatu organisasi atau antara beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi. Kata “enterprise” menggambarkan strategi tingkat tinggi dari keseluruhan organisasi, sedangkan kata “architecture” menggambarkan struktur kerangka kerja untuk keperluan analisis, perencanaan, dan pengembangan dari seluruh jenis sumber daya. Sehingga, Enterprise Architecture didefinisikan sebagai analisis dan dokumentasi keadaan saat ini dan keadaan masa depan sebuah enterprise dari perspektif strategi terintegrasi, bisnis, dan teknologi. Ide dari Enterprise Architecture adalah mengintegrasikan strategi, bisnis, dan teknologi. (Bernard, 2012, hal. 31)
26
Gambar 2.4 Gambar EA³ Cube Documentation Framework (Bernard, 2012, hal. 32)
Enterprise Architecture adalah sebuah analisis dan dokumentasi pada suatu organisasi yang sedang berjalan mencakup strategi bisnis dan prespektif teknologi (Bernard, 2012, hal. 31).
2.4.5 Enterprise Architecture Management Plan
Gambar 2.5 Dokumentasi EA (Bernard, 2012, hal. 182)
27
Dokumentasi
EA
digunakan
untuk
menentukan
langkah-langkah
selanjutnya bagi suatu organisasi, melalui 6 elemen dasar, yaitu: 1.
Dokumentasi kerangka kerja EA
2.
Metodologi implementasi yang mendukung
3.
Arsitektur saat ini
4.
Arsitektur pada masa depan
5.
Pengembangan
6.
Pengelolaan EA untuk mengelola transisi perusahaan dari saat ini ke arsitektur masa depan.
2.4.6 Enterprise Architecture Repository Enterprise Architecture Repository merupakan sebuah tempat penyimpanan dan pengambilan artefak EA repository dapat diakses dengan mudah, maka EA Repository berbasikan online web dan ditempatkan pada jaringan LAN internal perusahaan untuk menjaga kemanan informasi yang dapat diakses oleh eksekutif, manager, dan staff (Bernard, 2012, hal. 233). Level Hirarki Sasaran dan Inisiatif Strategi (Goal and Initiatives) Sasaran dan Inisiatif Strategi (Goal and Initiatives) merupakan tahap awal yang mengidentifikasi arah strategis, tujuan dan inisiatif organisasi, serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai teknologi informasi yang akan dirancang dalam mencapai tujuan tersebut. Laporan menyeluruh yang didukung melalui identifikasi tujuan dan
28
mendukung inisiatif yang mencakup pengukuran hasil dan ukuran kinerja. (Bernard 2012, hal. 112) Produk dan Layanan Bisnis (Products and Services) Produk dan Layanan Bisnis (Products and Services) merupakan tahap kedua dari kerangka EA³, yang mengidentifikasi produk atau jasa organisasi dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut. Istilah 'layanan bisnis' digunakan untuk proses dan prosedur yang mencapai misi dan tujuan organisasi. (Bernard, 2012, hal. 127) Data and Informasi Mengoptimalkan data dan pertukaran informasi adalah tujuan sekunder arsitektur. Tahap ketiga dari kerangka EA³ dimaksudkan untuk mendokumentasikan bagaimana informasi yang sedang digunakan oleh organisasi dan bagaimana informasi dimasa yang akan datang nantinya. Tujuan dari strategi teknologi informasi adalah untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah, dan menyebarkan informasi pada suatu organisasi. Penggunaan konsep-konsep seperti manajemen pengetahuan, data mining, gudang informasi, data mart, dan portal web dapat diatur melalui strategi teknologi informasi (Bernard, 2012, hal. 129). Sistem dan Aplikasi Tahap keempat kerangka EA³ dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan sistem informasi dan aplikasi saat ini. Tergantung pada perubahan di tingkat atas kerangka EA³ (jasa bisnis atau arus informasi) mungkin ada direncanakan perubahan sistem/aplikasi yang
29
harus tercermin dalam pandangan arsitektur masa depan (Bernard, 2012, hal. 131). Jaringan dan Infrastruktur (Networks and Infrastrukture) Jaringan dan Infrastruktur merupakan tahap kelima pada EA³, untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan, baik data dan jaringan video yang digunakan oleh organisasi untuk sistem host, aplikasi, situs web, dan database. Tahapan ini juga mendokumentasikan infrastruktur perusahaan (misalnya bangunan, ruang server, peralatan modal). Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), System Application Network (SAN), intranet, extranet, Jaringan Nirkabel semua terorganisir dan didokumentasikan pada tingkat ini sehingga desain yang efisien dapat diimplementasikan melalui arsitektur masa depan yang mengurangi duplikasi, meningkatkan biaya dan efisiensi kinerja, dan mempromosikan ketersediaan dan bertahan hidup. (Bernard, 2012, hal. 134) Learning Process Mengacu pada peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, mengenai Standar Nasional Pendidikan pasal 19, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan, dan kemampuan sebagai hasil pembelajaran (Sugihartono, 2007, hal. 74). Berikut ini
30
beberapa hasil penelitian mengenai pentingnya integrasi sistem IT Arsitektur dalam meningkatkan/mendukung learning process, yaitu: hasil penelitian yang dilakukan oleh M. San Nicolas Santos dan kawan-kawan, kepada mahasiswa/i La Laguna University dengan penggunaan website sebagai media Virtual Classroom Information and Communication Technology, yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (social learning network), untuk melakukan dan manajemen kelas, dan
aktivitas pembelajaran
memuat konten-konten digital yang
dapat
diakses, melakukan share data atau informasi di mana, dari, dan kapan saja. Hasil penelitian menunjukkan 85,9% mahasiswa/i La Laguna University memanfaatkan Virtual Classroom sebagai resources untuk mendukung proses belajar mengajar. Selain itu, Penelitian terkait juga dilakukan oleh Zahra Taleb dan Amir Sohrabi, kepada mahasiswa/i Islamic Azad University dengan menggunakan teknologi M-Learning, yang merupakan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dan perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat tersebut dapat berupa PDA, telepon seluler, laptop, tablet PC dan sebagainnya. Dengan mobile learning, pengguna dapat mengakses konten pembelajaran di mana saja dan kapan saja, tanpa harus mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59% dari siswa/i merasakan manfaat M-learning dengan menggunakan media smartphone, dan 67% dari siswa/i merasakan manfaat M-Learning dengan camera and camcorder dan camcorder yang memiliki resolusi tinggi. Sehingga membantu mereka dalam memahami curriculum and educational affairs.
31
2.4.7 Excellent Roles and Performance of Lecturer Berdasarkan Undang – Undang No. 12 tahun 2005, Dosen adalah pendidik
profesional
mentransformasikan, Pengetahuan
dan
dan
ilmuwan
mengembangkan, Teknologi
dengan
dan
tugas
utama
menyebarluaskan
melalui Pendidikan,
Ilmu
Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat. Dosen memiliki peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat penting
dalam
mencerdaskan
mewujudkan kehidupan
tujuan
bangsa,
pendidikan
meningkatkan
nasional, kualitas
yaitu
manusia
Indonesia, meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur dan beradab. Dosen
yang
kompeten
untuk
melaksanakan
tugas
secara
profesional adalah Dosen yang memiliki kompetensi pedagogic, professional, kepribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek pendidikan, penelitian, dan pengabdian diri kepada masyarakat.
2.4.7.1 Profesionalisme/Kompetensi Dosen Berdasarkan
Undang-undang
No.14
tahun
2005
mengenai
kompetensi Dosen, Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang kulifikasi standar akademik dan kompetensi Dosen, mengamanatkan bahwa setiap Dosen harus memiliki 4 aspek kompetensi, yang berkonsentrasi kepada peserta didik dan lembaga pendidikan. Dosen sebagai agent of change, agent of transformation, dan memacu seorang Dosen untuk terus berupaya
dalam
mengembangkan
potensi
diri
dan
menambah
32
pengetahuan. Berikut ini 4 aspek kompetensi yang harus dimiliki seorang Dosen, yaitu:
PEDAGOGIK
Kemampuan merancang pembelajaran Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran Kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran Kemampuan memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
KEPRIBADIAN
Empati Berpandangan positif terhadap orang lain Berpandangan positif terhadap diri sendiri Genuine (authenticity) Berorientasi pada tujuan
Kemampuan menghargai keragaman sosial konservasi lingkungan Menyampaikan pendapat dengan runtut, efisien dan jelas Kemampuan menghargai pendapat orang lain Kemampuan membina suasana kelas Kemampuan membina suasana kerja Kemampuan mendorong peran serta masyarakat Berorientasi pada tujuan
SOSIAL
PROFESIONAL
Penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam Kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada masyarakat
Gambar 2.6 Aspek Kompetensi Dosen
2.4.7.2 Government Regulation Berdasarkan lampiran keputusan menteri negara koordinator bidang pengawasan pembangunan dan pendayagunaan aparatur Negara
33
No. 38/Kep/MK. WASPAN/8/1999 Tanggal: 24 Agustus 1999 menyatakan jabatan fungsional Dosen terdiri atas Dosen pada program pendidikan akademik dan Dosen pada program pendidikan profesional. Jenjang jabatan Dosen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dari yang terendah sampai tertinggi, yaitu: Dosen pada program pendidikan akademik terdiri atas:
Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, Guru
Besar. Selanjutnya, Dosen pada program pendidikan profesional terdiri atas: Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala. Berikut penjabaran jenjang jabatan Dosen pada program pendidikan dan professional:
Tabel 2.3 Klasfikasi JJA dan Pendidikan
34
Tabel 2.4 Klasifikasi Tugas dan Tanggung Jawab Dosen
Keterangan : S1/D IV S2/Sp.I S3/Sp.II B D
M B.a B.b B.c
2.4.8
: Pendidikan Sarjana/Diploma : Pendidikan Magister/Spesialis I : Pendidikan Doktor/Spesialis II : Membantu Dosen yang lebih Senior : Ditugaskan atas tanggung jawab Dosen yang lebih senior yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh dalam bidang tugasnya : Melakukan tugas secara mandiri : Melaksanakan pendidikan dan pengajaran : Melaksanakan penelitian : Melaksanakan pengabdian maysrakat
Konsep Faculty Member di Universitas Bina Nusantara (FM) Faculty member merupakan anggota fakultas atau Dosen tetap di Universitas Bina Nusantara yang untuk mempelajari kompetensi program dan kemampuan untuk mencapai world class university.
35
Gambar 2.7 Faculty Member pada Universitas Bina Nusantara Di Universitas Bina Nusanatara, faculty member terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: Faculty Member (FM), FM Structural (FMSTR), FM Subject Content Specialist (FM- SCS), FM Subject Content Coordinator (FM- SCC) dan FM Subject Content Coordinator (FMCCC).
Tabel 2.5 Konsep dari Faculty Member
Konsep Faculty Member Faculty Member (FM)
Dosen tetap di Universitas Bina Nusantara yang memiliki kewajiban catur darma
FM Structural (FM-STR)
Dosen tetap di Universitas Bina Nusantara yang bekerja selama 40 jam / minggu, memiliki kewajiban catur darma dan tanggung jawab terhadap kegiatan operasional di Universitas Bina Nusantara.
FM Subject Content Specialist (FM- SCS)
Dosen tetap di Universitas Bina Nusantara yang bekerja selama 20 jam / minggu, memiliki kewajiban catur darma dan bertanggung jawab untuk membuat dan mereview matakuliah sesuai dengan rumpun ilmu yang diampunya.
36
FM Subject Content Specialist (FM- SCC)
Dosen tetap di Universitas Bina Nusantara yang yang bekerja selama 40 jam / minggu, memiliki kewajiban catur darma dan bertanggung jawab untuk mengkordinasi Dosen FM-SCS, serta mereview matakuliah keahlian dasar dibawah kelompok rumpun ilmunya.
FM Concentration Content Coordinator (FM- CCC)
Dosen tetap di Universitas Bina Nusantara yang yang bekerja selama 40 jam / minggu, memiliki kewajiban catur darma dan bertanggung jawab untuk mengkordinasi Dosen FM-SCS, serta mereview matakuliah keahlian (penjurusan) dibawah kelompok rumpun ilmunya.
2.4.8.1 Kualifikasi Faculty Member Kualifikasi faculty member di Universitas Bina Nusantara meliputi beberapa aspek, yaitu: general qualification, umur, pre assessment,
JJA
(jenjang
pengalaman mengajar.
jabatan
akademik),
pendidikan,
dan
Berikut ini detail kualifikasi faculty member
dengan aspek-aspek di atas :
Tabel 2.6 Aspek Kualifikasi FM ASPEK KUALIFIKASI
General Qualification
Umur
Pre Assesment
FACULTY MEMBER
WNI Bukan PNS/ABRI/BUMD aktif Tidak memiliki Homebase atau sebagai Dosen Tetap PT lain Belum pernah mengajar di Universitas Bina Nusanatara : S2 : Maks 45 tahun S3 : Maks 55 tahun Pengecualian dapat diberikan oleh lembaga berdasarkan usulan Rektor Belum pernah mengajar di Universitas Bina Nusantara atau belum pernah memiliki KPI mengajar Dosen Lulus Test/ Assesment Psikologi
37
JJA
Pendidikan
Lulus Demo Teaching Lulus tes Bahasa Inggris Lulus tes computer Deskripsi Diri Belum pernah mengajar di Universitas Bina Nusantara Wajib mengurus JJA dalam kesempatan pertama periode pengurusan JJA sejak terdaftar sebagai FM Yang sudah mengajar di Universitas Bina Nusanatara wajib segara mengurus JJA Harus sesuai dengan kompetensi Prodi Program S1/D4/D3 : minimal S2 Program S2/S3 : minimal S3 Pengalaman mengajar Min. 2 semester atau praktisi di Industri dengan bidang pekerja sesuai kompetensi prodi min. 2 tahun
Tabel 2.7 Academic Grade (Jenjang Kepangkatan Akademik – JKA)
38
Keterangan : Komponen penilaian JJA Bidang A: Didik / ajar (min. 30%), Bidang B: Penelitian (min. 25%), Bidang C: PKM (Min. 1 : Max 15%), Bidang D: Penunjang (Min. 1 : Max. 20%) Tabel 2.8 Jenjang Jabatan Akademik
2.4.8.2 Key Performa Indicator FM di Universitas Bina Nusantara Berikut
ini
merupakan
kewajiban
Faculty
Member
di
Universitas Bina Nusantara, baik FM-STR, FM-SCS, FM-SCC, dan FMCCC terkait dengan aktivitas catur dharma. Tabel 2.9 Kewajiban Faculty Member terkait Catur Dharma INDIKATOR IKADQ Publication (Compulsory)* Community Service Self Development Other Activities
FM TARGET PER SEMESTER Rata-rata >=4 (skala 1-6) Minimal 1 Paper (Min 2 point per tahun Min 1 Act Mengikuti program pengembangan diri Min 1 Act
39
Tabel 2.10 Peran Dosen Tetap dan Tidak Tetap
Salah satu kewajiban catur dharma Universitas Bina Nusantara adalah melakukan penelitian. Berikut ini penjabaran untuk penilaian hasil karya penelitian/publikasi, yaitu: Academic papers, case studies, book, serta professional/popular articles/books. Tabel 2.11 Scoring Research dan Publication RESEARCH/PUBLICATION POINT OUTPUT 1 3 4 Academic papers 4
Case Studies
8 1 2
REMARKS Local National Conference Nat Accredited Journal International Conference International Accredited Journal National Conference International
40
4 6 1 2
Books Professional/popular arcticles/books
National (textbook) International (textbook) National International
2.4.9 Empat Pilar Catur Dharma Universitas Bina Nusantara Perguruan
Tinggi
adalah
satuan
pendidikan
yang
menyelenggarakan Pendidikan Tinggi. Setiap perguruan tinggi memiliki kewajiban melakukan Tri Dharma.
Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Tridharma Perguruan
Tinggi
adalah
kewajiban
Perguruan
Tinggi
untuk
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan salah satu visi dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tinggi ialah salah satu tujuan pencapaian yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi. Karena setiap perguruan tinggi melahirkan generasi yang memiliki semangat juang yang tinggi, dengan pemikiran-pemikiran yang kritis, kreatif, mandiri, serta inovatif (Yulianti, 2014). Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Pendidikan dan Pengajaran b. Penelitian (Research) c. Pengabdian kepada Masyarakat Tugas utama dosen adalah melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Prinsip penetapan Beban Kerja Dosen Dan Evaluasi Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut: a. Berbasis evaluasi diri
41
b. Saling asah, asih dan asuh c. Meningkatkan profesionalisme dosen d. Meningkatkan atmosfer akademik e. Mendorong kemandirian perguruan tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak hanya menjadi tanggung dosen (pendidik), melainkan seluruh bagian yang terlibat dalam proses pembelajaran (sivitas akademika) yang memiliki tanggung jawab yang sama. a. Pendidikan dan Pengajaran Pendidikan dan pengajaran adalah bagian pertama dan utama dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan dan pengajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual
kegamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian, proses pembelajaran yang ada di perguruan tinggi memiliki peranan penting untuk mencipkan bibit- bibit unggul. Pendidikan dan pengajaran yang baik akan menghasilkan bibit unggul dari suatu perguruan tinggi yang akan mampu membawa bangsa ini kearah bangsa yang lebih maju. Lulusanlulusan yang berkualitas dari perguruan tinggi akan menjadi penerus
42
bangsa yang membawa Indonesia kearah yang lebih maju. Sesuai dengan pembukaan Undang-Udang Dasar 1945 yaitu, mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi pokok dan sumber utama dalam mencapai tujuan dari perguruan tinggi b. Penelitian (Research) Penelitian (research) juga penting bagi kemajuan perguruan tinggi, kesejahteraan
masyarakat
serta
kemajuan
bangsa
dan
negara.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
penelitian
dan
pengembangan,
maka
Dosen
mampu
mengembangkan ilmu dan teknologi. Pada penelitian (research), Dosen dengan kritis dan kreatif dalam mejalankan perannya sebagai agent of change. Dosen harus mampu memanfaatkan penelitian ini dalam suatu proses pembelajaran untuk memperoleh suatu perubahan-perubahan yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih maju dan terdepan. c. Pengabdian Kepada Masyarakat Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk
memajukan
kesejahteraan
masyarakat
dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengabdian kepada masyarakat dapat
43
dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Pada hal ini Dosen bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi nyata. Kontribusi nyata yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Perbedaan antara tri dharma perguruan tinggi dengan catur dharma Universitas Bina Nusantara adalah pada dharma keempat, yaitu pengembangan diri. Bagi Universitas Bina Nusantara, peningkatan resources yang ada, kemajuan teknologi informasi, perubahan zaman yang terus berkembang dan perbedaan karakter, membuat para Dosen pengajar tidak hanya dibekali dengan pemenuhan kewajiban tri dharma, namun harus dilengkapi dengan pengembangan diri untuk menghadapi dunia global yang berkembang secara terus-menerus. Berikut ini detail kegiatan catur dharma Universitas Bina Nusantara yang meliputi Pengajaran, Penelitian
(Research),
Pengabdian
Kepada
Masyarakat,
dan
Pengembangan Diri. TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
CATUR DHARMA UNIVERSITAS BINA NUSANATARA
Gambar 2.8 Catur Dharma Universitas Bina Nusantara