BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Salah satu informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan adalah laporan keuangan.
Laopran keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Melalui media system akuntansi semua tarnsaksi yang dilakukan perusahaan dapat dicacat dalam buku perusahaan dan bermuara ke laporan akuntansi yang disebut juga laporan keuangan.Pada
dasarnya
laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat ukur untuk berkomunikasi antara dua data keuangan dan aktivitas atas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tesebut. Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
6
7
Sedangkan
menurut
Harahap
(2009:105),
laporan
keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan, 2009:27) mengemukakan sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan-cacatan dan bagian integral dari laporan keuangan”. Adapun definisi laporan keuangan yang dinyatakan oleh Sofyan (2007:105) adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu” Pengertian tersebut diatas, tampak bahwa akuntansi merupakan suatu seni atau kegiatan jasa secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa akuntansi menerapkan sekumpulan teknik yang dianggap mempunyai manfaat untuk bidang-bidang tertentu.Dalam substansi akuntansi berisi bahasan mengenai laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan
8
perhitungan laba rugi, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah gambaran tentang neraca, laporan laba rugi dan laporan penibahan modal dari suatu perusahaan yang terjadi saat tertentu.Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan biasanya pada akhir periode atau pada akhir tahun buku.Laporan keuangan dibuat secara bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja setra perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. 2. Tujuan laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam bukunya Pernyataan (Standar Akuntansi
Keuangan2009:5)
memberikan
suatu
pengertian
umum terhadap tujuan laporan keuangan : “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan,
kinerja
serta
perubahan
posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya dalam mengambil keputusan ekonomi”. Menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan
yang
ditujukan
kepada
pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di
9
samping pihak
manajemen
perusahaan. Para
pemakai
laporan
akan
menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi
pemakai
untuk
meramalkan,
membandingkan
dan
menilai
keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif. Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. b. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan. c. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan
10
keuangan
juga
bertujuan
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan investasi. 3. Jenis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2), laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan neraca dan laporan laba-rugi. a. Neraca Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of financial position. Karena neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca merupakan status report bukan merupakan flow report. Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi dan proses berputarnya adalah dalam waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini,
11
elemen-elemen dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripadainventory (apabila penjualan dilakukan secara kredit), karena piutang
menjadi
kas
hanya
membutuhkan
satu
langkah
saja,
sedangkan inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas. Dengan kata lain, aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan). Menurut Munawir (2010:18), hutang adalah semua kewajibankewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban-kewajiban perusahaan dapat dibebankan ke dalam kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran
12
(jatuh temponya) jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca). Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas dari sumber ini merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba yang ditahan. b. Laporan Laba-Rugi Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut: 1) Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok
perusahaan
(penjualan
barang
dagangan
atau
memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2) Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses). 3) Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar
13
usaha
pokok
perusahaan
(non
operating/financial
income dan expenses). 4) Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas atau Modal tidak terjadi perubahan seperti laporan sebelumnya,
yaitu suatu bentuk
laporan keuangan
yang
menyajikan informasi mengenai perubahan yang tejadi pada ekuitas atau
modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
Berikut dibawah ini ada unsur–unsur dari laporan perubahan ekuitas. Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas : 1) Modal awal 2) Laba (rugi) bersih 3) Setoran (penarikan) pemilik 4) Modal akhir d. Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagi dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian dalam
14
perolehannya.
Didalam
laporan
arus
kas
dapat
diklasifikasikan
penerimaan dan pengeluaran kas menurut jenisnya, yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi
yang
ditambahkan
ke
akhir
laporan
keuangan
untuk
memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian
yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan.
Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang , kelangsungan usaha, piutang , kewajiban kontinjensi , atau informasi
kontekstual
untuk
menjelaskan
angka-angka
keuangan
(misalnya untuk menunjukkan gugatan). 4. Pihak – pihak yang Berkepentingan Atas Laporan Keuangan Menurut ikatan akuntan Indonesia, (2007:2), standar
akuntansi keuangan. Pihak-pihak
keuangan adalah: a. Investor
dalam pernyataan
berkepentingan atas laporan
15
Penanaman modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
resiko
yang
melekat
serta
hasil
pengembangan
dari
investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok ynag mewakili, mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. c. Pemberi pinjaman Pemberi
pinjaman
tertarik
pada
informasi
keuangan
yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. e. Pelanggan Para
pelanggan
berkepentingan
dengan
informasi
mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila mereka terlibat dalam perjajian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan. f. Pemerintah
16
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan
dengan
alokasi
sumber
daya
dan
karena
itu
berkepentingan juga dengan aktivitas perusahaan. g. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dalam menyediakan informasi
kecenderungan
(trend)
dan
perkembangan
terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. h. Manajemen Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dalam penyajian keuangan.
5. Sifat Laporan Keuangan Laporan
keuangan
dipersiapkan atau
dibuat
dengan
maksud
untukmemberi gambaran atau laporan kemajuan secara periodeik yang dilakukanoleh
pihak
manajemen
yang bersangkutan.
Jadi
laporan
keuangan adalahbersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu laporan yangberkelanjutan. Sifat laporan keuangan yang tercantum tersebut diatas, maka dapat ditarikkesimpulan
bahwa
laporan
keuangan
mempunyai
beberapa
keterbatasan.Menurut (Sofyan, 2007:247) antara lain : a. Laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
17
b. Laporan
keuangan
bersifat
umum
dan
bukan
dimaksudkan
untukmemenuhi kebutuhan tertentu. c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan transaksi dan berbagai pertimbangan. d. Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material. e. Laporan
keuangan
bersifat
konservatif
dalam
menghadapi
ketidakpastian. f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas). g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang disampaikan. h. Ada berbagai alternative metodeakuntansi yang dapat menimbulkan variasi
dalam
pengukuran
sumber-sumber
ekonomi dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan. i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. 6. Keterbatasan laporan keuangan Menurut Munawir (2010:9), keterbatasan laporan keuangan antara lain: a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakaninterim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
18
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga. d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang. Menurut Kasmir (2008:16) keterbatasan laporan keuangan yaitu : a. Pembuatan laporan keuangan disususn berdasarkan sejarah (historis), dimana data yang diambil dari masa lalu. b. Laporan keuangan dibuat umum artinya untuk semua orang bukan untuk pihak tertentu. c. Proses penyusunan tidak lepas dari taksiran dan pertimbangan tertentu. d. Laporan keuangan bersifat dari taksiran dan pertimbangan tertentu. Pastian, missal dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan
19
selalu di hitung dari kerugiannya, contoh harta dan pendapatan dihitung dari yang paling rendah.
B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil
operasi serta perkembangan perusahaan
yang
bersangkutan. Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut Sundjaja dan Barlian (2001:37), analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil
20
operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil.
2. Tujuan dan Manfaat Analisi Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
21
Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
22
f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: 1) Dapat menilai prestasi perusahaan 2) Dapat memproyeksi laporan perusahaan 3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a) Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Ekuitas) b) Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Beban) c) Likuiditas d) Solvabilitas e) Aktivitas f) Rentabilitas atau Profitabilitas g) Indikator Pasar Modal 4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana g. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis 3. Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat
23
sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Menurut Munawir (2010:36-37), teknik analisis laporan keuangan terdiri dari : a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan: 1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. 2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. 3) Kenaikan atau penurunan dalam persentase. 4) Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio. 5) Persentase dalam total. Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. b. Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
24
c. Laporan
dengan
Size Statement),adalah
persentase suatu
per
metode
komponen
analisis
untuk
(Common mengetahui
persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. f. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. g. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. h. Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh
25
keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan
permulaan
dari proses
analisis
yang diperlukan untuk
menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 4. Prosedur Analisis Laporan Keuangan Berbagai
langkah
harus
ditempuh
dalam
menganalisis
laporan
keuangan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh (Darsono dan Ashari,2005 : 53) yaitu :
a. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan
kebijakan akuntansi
yang
dianut
dan
diterapkan
oleh
perusahaan. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan. b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan Selain latar
belakang
mempunyai pengaruh
data
terhadap
keuangan, perusahaan
kondisi-kondisi perlu
juga
yang untuk
26
dipahami. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai kecenderungan industri dimana
perusahaan
beroperasi,
perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan factorfaktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan yang terjadi didalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci. c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap secara
menyeluruh.
Apabila dipandang
perlu,
laporan
keuangan
dapat
menyusun
kembali laporan leuangan perusahaan yang dianalisis. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan
data
keuangan
yang
relevan dan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum. d. Menganalisis Laporan Keuangan Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis
yang
ada dapat menganalisis laporan keuangan dan
meninterprestasikan hasil analisis tersebut. 5. Pengertian Analisis dan Rasio Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan
27
akun
lainnya
yang
mempunyai
hubungan
yang
relevan
dan
signifikan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Margaretha (2004:22), penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, di antaranya : a. Analisis horisontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu. b. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau standar industri untuk waktu yang sama. Menurut Riyanto (2010:329), dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu: a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang
28
sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahanperubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri. Menurut Fahmi (2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan, yaitu: a. Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. b. Time series analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
29
Menurut Riyanto (2010:330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: a. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yag diambil dari atau bersumber dari neraca. b. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi. c. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan labarugi. Menurut Riyanto (2010:331), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu : a. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. b. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang. c. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. d. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Menurut Prihadi (2008:8), mengemukakan beberapa hal penggunaan rasio keuangan dengan variasinya: a. Setiap peneliti berhak menentukan rasio yang digunakan. b. Tidak ada regulasi tentang penggunaan rasio tertentu.
30
c. Setiap rasio mempunyai keterbatasan arti di samping kelebihannya. Penelitian ini di dalamnya, penulis menggunakan aspek rasio likuiditas, solvabilitas (leverage), aktivitas dan profitabilitas. a. Rasio likuiditas 1) Rasio lancar ( Current Ratio ) Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar.Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan
suatu
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban-
kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut
Fahmi
(2011:61),
kondisi
perusahaan
yang
memilikicurrent ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investmentdalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya
31
dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang retaif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaannya lebih likuid dari pada piutang. Menurut Fahmi (2011:62), apabila menggunakan rasio ini maka dapat dikatakan bahwa jika suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar kurang dari 100% atau 1:1, hal ini dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
b. Rasio Solvabilitas Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankeuangan apabila perusahaan tersebut di likuidasi, baik kewajibankeuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Rasio Profitabilitas Menurut Harahap (2009:309), rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan
mendapatkan
laba
melalui
semua
kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Mengenai rasio-rasio profitabilitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 335), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut: 1) Margin Keuntungan (Profit Margin)
32
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2009:304), semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
2) Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.
3) Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas.Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba. d. Rasio aktivitas
33
Adalah kemampuan alat ukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Rasio tersebut antara lain : 1) Receivable turn over, rasio ini menunjukkan seberapalama penagihan piutang selama satu periodeatau berapa kali dana yang ditanam dalampiutang ini berputar dalam satu periode. 2) Inventory turnover, rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode. 3) Total Assets Turnover, total asset turn over merupakanrasio yang digunakan
untuk
mengukurperputaran
semua
aktiva
yang
dimilikiperusahaan dan mengukur berapa jumlahpenjualan yang diperoleh dari tiap rupiahaktiva. Beberapa rumus perhitungan analisis rasio yaitu : a. Rasio Likuiditas 1) 2) Rasio cepat (Quick Ratio)=
b. Rasio Solvabilitas (Laverage ratio)
1) Debt to Asset Ratio = 2Debt to Equity Ratio =
100% –
34
c. Rasio Profitabilitas 1. 2. Return on Investment (ROI)= 3. Return on Equity (ROE) =
d. Rasio aktivitas
2. 3. Total aset turn over =
C. Kinerja dan Penilaian Kinerja 1. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
35
Menurut Sawir (2003:144), dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui standar rasio keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2003:31), dengan adanya standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya baik atau tidak.Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang diperoleh dengan standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan. Menurut Munawir (2010:67), selain membandingkan rasio keuangan dengan standar rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan rasio keuangan pada beberapa tahun penilaian dapat dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran kinerja keuangan sesuai dengan kegunaan masing-masing rasio tersebut. 2. Tujuan Kinerja Keuangan Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya : a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.
36
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c. Untuk
mengetahui
tingkat
profitabilitas
dan
rentabilitas,
yaitu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif. d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan. 3. Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001:416), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan.Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
37
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Dari diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan yang menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan dengan tolak ukur berdasarkan sasaran, standar atau kriteria tertentu pada periode tertentu. 4. Tujuan Penilaian Kinerja Pengukuran kinerja mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:4), informasi kinerja perusahaan, terutama profitablitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja ini adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. D. Penelitian Terdahulu
38
Telah banyak peneliti yang melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kinerja keuanagn dengan Laporan Keuangan. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya tersebut akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
No
Nama Peneliti
Variabel Penelitian
1
Desi Puspita Sari (2012)
Laporan Keuanagan, kinerja perusahaan
2
Silvi Junita dan Siti Khairani ( 2012 )
3
Classyane,Jamaluddin MD, dan Dwi Risma Deviyanti(2012)
Kinerja Perusahaan, analisis laporan keuangan Laporan Keuangan, Kinerja keuangan
4
Dian Natalia(2010)
Penilaian Kerja, rasio Profitablitas
Hasil Penelitian Rasio Likuiditas PT. Indokordsa lebih baik dibandingkan PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk. Untuk hasil perhitungan Rasio Solvabilitas PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk mampu melunasi seluruh kewajibanya lebih baik dibandingkan PT.Indokordsa, Tbk.. Rasio likuiditas,solvabilitas, dan aktivitas, maka dinilai bahwa kelima perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik. kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari rasio likuiditas meningkat dari 2010 hingga 2011. Ditinjau dari rasio solvabilitas, kinerja keuangan perusahaan juga meningkat dari 2010 hingga 2011. Pada rasio aktivitas, kinerja keuangan perusahaan tahun 2010 menjadi 2011 meningkat. Dan dalam rasio profitabilitas, kinerja perusahaan menurun dari 2010 hingga 2011. Peningkatan total kewajiban perusahaan pada tahun 2011 sangat mempengaruhi rasio likuiditas dan solvabilitas. Secara simultan, variabel ROI, EPS dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian saham atau Rate Of Return (ROR) dengan signifikansi dari Pvalue.
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
38
39
E. Kerangka Pemikiran
Analisa Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas - Rasio Lancar (Current Ratio) - Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
- Debt to Assets Ratio
- Net Profit Margin
- Debt To Equity Ratio
- Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investmet) - Hasil Pengem balian Ekuitas (Return On Equity)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sumber : Diolah 2013
Rasio Aktivitas - Perputarn Persedia an (Inventory Turn Over) - Perputarn Piutang (Receivable TurnOver) - Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)