BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Peramalan (Forecasting) Untuk menyelesaikan masalah di masa datang yang tidak dapat dipastikan, orang senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatanpendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan peramalan. Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut. Peramalan diperlukan disamping untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang juga para pengambil keputusan perlu untuk membuat planning.
2.1.1 Definisi Peramalan (Forecasting) Peramalan ( forecasting ) adalah kegiatan mengistemasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjangan waktu ( timelag ) antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka peran peramalan begitu penting dan
6
sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadi suatu sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan. Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat. Dengan kata lain metode peramalan dapat membantu para manajer untuk mengambil keputusan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
2.1.2 Karakteristik Peramalan Yang Baik Karakteristik dari peramalan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu dari hal-hal sebagai berikut: a. Ketelitian/ Keakuratan Tujuan utama peramalan adalah menghasilkan prediksi yang akurat. Peramalan yang terlalu rendah mengakibatkan kekurangan persediaan (inventory). Peramalan yang terlalu tinggi akan menyebabkan inventory yang berlebihan dan biaya operasi tambahan. b. Biaya Biaya untuk mengembangkan model peramalan dan melakukan peramalan akan menjadi signifikan jika jumlah produk dan data lainnya semakin besar. Mengusahakan melakukan peramalan jangan sampai menimbulkan ongkos yang terlalu besar ataupun terlalu kecil. Keakuratan peramalan dapat ditingkatkan dengan mengembangkan model lebih komplek dengan konsekuensi biaya menjadi lebih mahal. Jadi ada nilai tukar antara biaya dan keakuratan. c. Responsif Ramalan harus stabil dan tidak terpengaruhi oleh fluktuasi demand.
7
d. Sederhana Keuntungan utama menggunakan peramalan yang sederhana yaitu kemudahan untuk melakukan peramalan. Jika kesulitan terjadi pada metode sederhana, diagnosa dilakukan lebih mudah. Secara umum, lebih baik menggunakan metode paling sederhana yang sesuai dengan kebutuhan peramalan.
2.1.3 Jenis-jenis Pola Data Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: (Makridakis, 1988) 1. Pola Horizontal (H) atau Horizontal Data Pattern Pola data ini terjadi bilamana data berfluktuasi di sekitar nilai ratarata. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Bentuk pola horizontal ditunjukan seperti
gambar 2.1.
8
2. Pola Trend (T) atau Trend Data Pattern Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Contohnya penjualan perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya, selama perubahan sepanjang waktu. Bentuk pola trend ditunjukan seperti gambar 2.2.
3. Pola Musiman (S) atau Seasional Data Pattern Pola data ini terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulan atau hari-hari pada minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim dan bahan bakar pemanas ruang semuanya menunjukan jenis pola ini. Bentuk pola trend ditunjukan seperti gambar 2.3.
9
4. Pola Siklis (S) atau Cyclied Data Pattern Pola data ini terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangkan panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Contohnya penjualan produk seperti mobil, baja. Bentuk pola siklis ditunjukan seperti gambar 2.4.
10
2.2 Investasi Investasi adalah pengeluaran untuk suatu harapan di masa yang akan datang dan bertujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) yang layak. Ada dua faktor yang mempengaruhi suatu investasi. Kedua faktor itu adalah waktu dan resiko. Investasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam yakni investasi fianansial dan investasi nyata. Investasi finansial adalah suatu investasi yang dilakukan dengan cara menyimpan uang di bank dalam bentuk tabungan, deposito, obligasi, saharn, reksa dana dan lain-lain. Sedangkan investasi nyata adalah investasi yang dilakukan dalam wujud benda nyata seperti pabrik, peralatan produksi, tanah, rumah dan sebagainya. Pengambilan keputusan suatu investasi selalu berkaitan dengan penentuan layak tidaknya suatu investasi dilakukan dan penentuan yang terbaik di antara alternatif-alternatif yang ditawarkan. Proses pengambilan keputusan itu terjadi karena investasi suatu proyek bisa dikerjakan lebih dari satu cara sehingga harus ada proses pemilihan. Selain itu sumber daya yang tersedia untuk melakukan investasi selalu terbatas rnaka tidak semua alternatif bisa dilakukan. Untuk itu, perlu dilakukan pernilihan yang paling menguntungkan. Hampir semua proses pengambilan keputusan mulai dari adanya ketidakpuasan terhadap suatu hal atau adanya pengakuan terhadap kebutuhan sehingga pembuat keputusan merasa perlu untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu. Proses pengambilan keputusan akan berakhir dengan rencana untuk memperbaiki ketidakpuasan mernenuhi kebutuhan tersebut.
2.3 Bunga Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjarnan sehingga besarnya bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh 11
karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya bisa menjamin nilai kekayaan yang bersangkutan relatif tetap dan stabil. Besarnya bunga dapat dicari dengan mengurangkan antara jumlah utang yang dibayar dengan utang semula. Pernyataan itu dapat diformulasikan sebagai berikut: Interest = Present amount owed – Original Investment Bunga = Jumlah utang sekarang – Jumlah Pinjaman semula
2.4 Biaya A. Biaya produksi Biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang/produk jadi. Yang termasuk biaya produksi ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya head pabrik. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk. Biaya tenaga kerja ialah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Biaya overhead pabrik ialah biaya produksi selain biaya bahan baku dan penolong, misalnya biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik, biaya telepon dan lain-lain. B. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran ialah biaya dalam rangka penjualan produk jadi sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi permasaran, iklan, contoh barang gratis dan lain-lain.
12
C. Biaya Administrasi dan Umum Biaya administrasi dan umum ialah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Yang termasuk dalam biaya ini ialah gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personal ia, alat-alat tulis, benda-benda pos dan lain-lain. D. Biaya Keuangan Biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan misalnya biaya bunga pinjaman, hutang jangka panjang dan pendek dan lain-lain.
2.5 Teknik Industri dan Ekonomi Teknik
2.5.1 Teknik Industri “Teknik industri” merupakan istilah nama disiplin ilmu
yang
diterjemahkan dari Industrial Engineering (IE). Kata “engineering” lebih cocok diartikan dengan kata “rekayasa”. Disiplin ini merupakan bagian dari disiplin engineering yang didefinisikan oleh The Instituteo of Industrial Engineering sebagai disiplin yang berkenaan dengan perancangan, perbaikan, dan pemasangan sistem integral dari manusia, material, informasi, mesin, dan energi. Penerapannya mencakup berbagai disiplin ilmu seperti matematika, fisika, dan ilmu sosial secara bersama-sama dengan prinsip-prinsip dan metode analisis rekayasa dan perancangan untuk membuat suatu evaluasi, perkiraan, dan pengelompokan hasil yang bisa dicapai dari sistem tersebut (Industrial Engineering is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of people, materials, information, equipment and energy. It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physiscal, and social sciences together with the principles and methods of engineering analysis and design to specify, predict and evaluate the results to be obtained from such systems.) Tidak seperti disiplin engineering yang lain, yaitu lebih bersifat product oriented,
13
disiplin Teknik Industri lebih berorientasi pada menghasilkan proses (process oriented), dimana proses yang dimaksudkan tersebut adalah: “Proses untuk memperbaiki performansi keseluruhan dari sistem yang dapat diukur dari ukuran-ukuran ekonomi, pencapaian kualitas, dampak terhadap lingkungan, dan bagaimana semua hal tersebut dapat memberikan manfaat pada kehidupan manusia” (Biles, 1991). Saat ini, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi.
2.5.2
Ekonomi Teknik Alternatif-alternatif timbul karena adanya keterbatasan dari sumber daya
(manusia, material, uang, mesin,kesempatan,dll). Dengan berbagai alternatif yang ada tersebut maka diperlukan sebuah perhitungan untuk mendapatkan pilihan yang terbaik secara ekonomi, baik ketika membandingkan berbagai alternatif rancangan, membauat keputusan investasi modal, mengevalusai kesempatan finansial dll. 2.6
Analisis Ekonomi Teknik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Proses Produksi Analisa ekonomi teknik melibatkan pembuatan keputusan terhadap
berbagai penggunaan sumber daya yang terbatas. Konsekuensi terhadap hasil keputusan biasanya berdampak jauh ke masa yang akan datang, yang konsekuensinya itu tidak bisa diketahui secara pasti merupakan pengambilan keputusan dibawah ketidakpastian. Sehingga penting mengetahui: a. Prediksi kondisi masa yang akan datang b. Perkembangan teknologi c. Sinergi antara proyek-proyek yang didanai
14
Namun demikian keputusan-keputusan yang diambil (sekalipun dengan berbagai presikdi-prediksi yang masuk akal) terkadang terdapat juga perbedaan terhadap kenyataannya, yang lebih dikenal RISIKO. Dalam pengambilan keputusannya yang berdasar faktor-faktor (parameter) tertentu yang tidak diketahui dengan pasti mengharuskan kita menganalisa sebesara besar pengaruh faktor-faktor tersebut saling mempengaruhinya, yang dikenal analisis SENSITIVITAS Sumber-sumber ketidakpastian: 1. Kemungkinan ketidakakuratan estimasi yang digunakan dalam analisis 2. Jenis bisnis yang berkaitan dengan kesehatan perekonomia masa depan 3. Jenis fisik bangunan dan peralatan yang digunakan 4. Lama (waktu) periode yang diasumsikan Proses Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan yang rasional merupakan proses yang komplek. Delapan step rational decision making proses: 1. Mengenal Permasalahan 2. Definisikan Tujuan 3. Kumpulkan Data yang Relevan 4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible) 5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik 6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif 7. Prediksi hasil dari semua alternatif 8. Pilih alternatif terbaik Prinsip-prinsip pengambilan keputusan
Gunakan suatu ukuran yang umum (misal, nilai waktu uang, nyatakan segala sesuatu dalam bentuk moneter ($ atau Rp)
Perhitungkan hanya perbedaannya Sederhanakan
alternatif
yang
mengesampingkan biaya-biaya umum 15
dievaluasi
dengan
Sunk cost (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan
Evaluasi keputusan yang dapat dipisah secara terpisah (misal keputusan finansial dan investasi)
Ambil sudut pandang sistem (sektor swasta atau sektor publik)
Gunakan perencanaan ke depan yang umum (bandingkan alternatif dengan bingkai waktu yang sama)
2.7
Analisis Ekonomi
2.7.1 Metode Net Present Value (NPV) Metode ini membandingkan keseluruhan pengeluaran dengan keseluruhan penerimaan pada tingkat bunga tertentu berdasarkan pada konsep keekivalenan nilai dari seluruh arus kas relatif terhadap beberapa dasar atau titik awal dalam waktu saat ini. Artinya, seluruh seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan terhadap titik waktu sekarang pada suatu tingkat bunga yang umumnya MARR. Beberapa asumsi yang diperlukan adalah cash flow serta suku bunga diketahui dan tidak ada inflasi serta pajak tidak dimasukkan dalam perhitungan. Hal yang mungkin menjadi kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan kekeliruan dalam penetapan interest, apalagi jika terjadi inflasi karena suatu kejadian yang tidak diduga (masalah politis). Kelebihannya adalah penggunaaan yang universal dan bisa digunakan untuk membandingkan alternatif yang aliran kasnya tidak teratur.
NPV = [Nilai Pendapatan + Nilai Sisa] – [Investasi + Biaya] NPV = [FPn(P/F.i%.n) + Nilai Sisa (P/F.i%.n)] – [I + FBn(P/F.i%.n)] …………………………………………………………………………(2-1)
16
2.7.2
Metode Payback Periode (PP) Metode Payback Period sering disebut yang sering disebut metode
pembayaran sederhana (simple payout method), terutama menunjukkan likuiditas proyek dan bukan kemampulabaannya. Dalam sejarahnya, metode pengembalian telah digunakan sebagai tingkat resiko suatu proyek, karena likuiditas berhubungan dengan seberapa cepat suatu investasi dapat dikembalikan. Periode pengembalian yang cepat merupakan sesuatu yang diinginkan. Secara sederhana metode pengembalian menghitung jumlah tahun yang diperlukan untuk arus kas masuk agar sama dengan arus kas keluar. Periode pengembalian tidak menyatakan apapun tentang daya tarik proyek kecuali kecepatan dalam mengembalikan investasi, metode ini dapat menghasilkan akibat yang menyesatkan, dan hal ini hanya direkomendasi sebagai informasi tambahan dalam hubungannya dengan satu atau lebih dari metode sebelumnya. Variasi dari periode pengembalian sederhana menghasilkan umur impas (break even life) dari suatu proyek dalam pandangan nilai uang terhadap waktu. Akan tetapi, tidak ada perhitungan periode pengembalian yang mencakup arus kas yang terjadi sesudah periode studi, hal ini berarti bahwa metode ini tidak mempertimbangkan umur ekonomis aset-aset fisik. Dengan demikian metode ini akan menyesatkan apabila salah satu alternatif yang mempunyai periode pembayaran lebih panjang (kurang diinginkan) dibandingkan yang lain justru menghasilkan tingkat pengembalian (atau PW) yang lebih tinggi terhadap modal yang diinvestasikan. Io Payback Period =
CF x 1 tahun
Io
= Investasi awal
C F
= Proceeds/ kas masuk bersih ………………….(2.2)
Kelemahan lain metode ini, tidak mempertimbangkan prinsip time value of money dalam penentuan N’ serta tidak mempertimbangkan resiko alternatif secara eksplisit.Penggunaan periode pembayaran dalam membuat keputusan-keputusan 17
investasi harus dihindari kecuali untuk ukuran seberapa cepat modal yang diinvestasi akan diperoleh kembali yang merupakan indikator dari resiko proyek. Akan tetapi selain beberapa kelemahan, metode ini memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan dan memiliki konsep yang sederhana sehingga mudah dipahami. 2.7.3
Metode Internal rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. IRR adalah suatu nilai petunjuk yang identik dengan seberapa besar suku bunga yang dapat diberikan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga yang berlaku umum (suku bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of return / MARR). Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV = 0, dengan perkataan lain bahwa IRR tersebut mengandung makna suku bunga yang dapat diberikan investasi, yang akan memberikan NPV = 0. Syarat kelayakannya yaitu apabila IRR > suku bunga MARR.
IRR =
|
|
x (iNPV- - iNPV+)…………. (2.3)
i1 = suku bunga ke 1
i2 = suku bunga ke 2
NPV1= Net Present Value pada suku bunga ke 1
NPV2= Net Present Value pada suku bunga ke 2
18
2.7.4
Metode Profitabilty Index (PI) Pemakaian metode profitability index (PI) adalah dengan menghitung
melalui perbandingan antara nilai sekarang atau PV (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi yang telah dilaksanakan (Umar, 2007). Jadi profitability index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Rumus nya adalah :
=
………………………………………(2.4)
Dimana, PI = nilai PI yang dicari nilai nya PV kas masuk = nilai PV arus kas masuk atau arus kas operasional PV kas keluar = nilai PV arus kas keluar atau arus kas awal Kriteria penilaian adalah : a. Jika PI > 1 maka usulan investasi bisnis dikatakan menguntungkan b. Jika PI < 1 maka usulan investasi bisnis tidak menguntungkan 2.8
Metode Penyusutan (Depresiasi) Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal
suatu aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu: 1. Metode Garis Lurus 2. Metode Saldo Menurun 3. Metode Jumlah Angka Tahun 4. Metode Unit Input 5. Metode Unit Output
19
2.8.1. Metode Garis Lurus Metode garis lurus membebankan jumlah beban penyusutan yang sama dari depresiasi untuk setiap periode akuntansi selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya awal dan membaginya
dengan
jumlah
tahun
dari
perkiraan
usia.
Oleh
karena
kemudahannya, maka metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan. Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu: a. (Cost-Nilai Residu): Umur Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00. b. Ditentukan Persentase (%) Penyusutan Kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut: 1) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%. 2) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00\ 2.8.2. Metode Saldo Menurun Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang popular untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Metode ini tidak memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah lebih tinggi di tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya. 20
Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya. 2.8.3. Metode Angka-angka Tahun Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15. Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut : Tahun ke 1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) = 5.000.000
21
Tahun ke 2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) = 4.000.000 Tahun ke 3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) = 3.000.000 Tahun ke 4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000)= 2.000.000 Tahun ke 5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) = 1.000.000 2.8.4. Metode Unit Input Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah : (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000 2.8.5. Metode Unit Output Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah: (20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp. 1.500.000
22
2.9. Umur Ekonomis Untuk melindungi investasi alat dan kesanggupan untuk mengganti alat, pemilik alat harus memperhitungkan kembali (recover Over) umur manfaat alat seiring dengan biaya penurunan nilai jual (loss in resale value) dengan biaya pemilikan alat termasuk bunga, asuransi dan pajak. Pemilik alat untuk tujuan ekonomis memperhitungkan penurunan nilai jual kembali di masa datang dan memperoleh kembali investasi alat aslinya dengan menetapkan jadwal waktu depresiasi alat sesuai dengan jenis penggunaan alat. Depresiasi alat dalam hal ini tidak semata pada pertimbangan pajak tapi lebih kepada harapan penggunaan dalam pemakaian alat secara menguntungkan. Karena untuk pertimbangan yang sangat hati-hati yang dilakukan dalam menyeleksi peri ode depresiasi dan untuk keperluan perhitungan biaya pemilikan dan operasional alat lebih berdasarkan pada manfaat alat dari pada perhitungan pajak. Tabel standar kondisi operasi alat yang diberikan pabrik dalam pemanfaatan periode alat adalah dalam jumlah jam operasi alat (equipment operating hours). Umur ekonomis itu sangat tergantung pada jenis-jenisnya masing-masing dan juga pada kebijakan dan cara menilai dari suatu perusahaan. Berikut beberapa contohnya: 1. Bangunan memiliki umur ekonomis yang cukup lama kecuali diperuntukan produksi yang cukup berat, misalnya: Bangunan kantor akan memiliki umur ekonomis yang lama seperti: 15 sampai 20 tahun. Sedangkan untuk bangunan gudang atau pabrik bisa memiliki umur 10 sampai 15 tahun. 2. Mesin dan peralatan produksi, serta kendaraan memiliki umur ekonomise yang tidak terlalu lama. Umur ekonomisnya dalam kisaran 5 sampai 10 tahun. Apalagi yang berhubungan dengan teknologi canggih yang biasanya perkembangan sangat cepat. 3. Peralatan kantor biasanya kisaran 5 sampai 10 tahun tergantung kebijakan dan penilaian masingmasing perusahaan.
23
Biaya utilitas tidak perlu dicari nilai depresiasinya dan tidak perlu umur ekonomisnya. Hal ini disebabkan karena biaya utilitas merupakan pembebanan yang dilakkukan dibawah satu periode keuangan. Depresiasi muncul apabila pembebanan biaya terjadi dalam lebih dari satu periode keuangan. Nilai sisa masing-masing dihitung dengan cara perkiraan. Penghitungan nilai sisa didapatkan dari pengurangan nilai perolehan dengann akumulasi depresiasi.
24