BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa “Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media atau peralatan modern. Media massa saat ini dapat berupa surat kabar, radio, televisi, film” (Effendy, 2003:20). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa selalu menggunakan media, hal ini dikarenakan dalam komunikasi massa khalayak mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, sehingga memudahkan untuk menjangkau khalayaknya diperlukan sebuah media. Komunikasi massa juga berlangsung satu arah, artinya didalam penyampaian pesannya tidak terjadi arus balik antara komunikator dengan komunikan. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Pesan dari komunikasi yang disampaikan bersifat untuk khalayak luas dan bukan pada perseorangan ataupun kelompok tertentu. Definisi komunikasi massa yang lain dikemukakan oleh ahli komunikasi, yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia (Jalaluddin, 2003: 188) 11
12 Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang lebih detail tentang komunikasi massa. ”First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and or visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films, books, tapes” (Nurudin., 2007: 11-12) Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orangorang yang menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti masyarakat yang besar dan umumnya agak kurang jelas. Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar audio dan visual. Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti
13 apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, dan film. Pengertian komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pda sejumlah orang besar.
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa Pada prinsipnya definisi komunikasi massa yang diungkapkan oleh ahliahli komunikasi mengandung makna yang saling melengkapi antara satu dan lainnya.
Adapun karakteristik dari komunikasi massa sendiri antara lain :
(Elvinaro, 2000: 17) a. Komunikator terlembagakan Pada komunikasi melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan tersebut disampaikan melalui surat kabar, maka proses dimulai dari komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh pengggung jawab rubrik. Dari penaggung jawab rubrik tersebut diserahkan kepada redaksi utnuk diperiksa layak atau tidaknya pesan tersebut disampaikan kepada masyarakat b. Pesan bersifat umum Pesan yang disampaikan pada komunikasi massa ditujukan untuk public atau umum, dan bukan untuk perorangan atau atas nama kelompok tertentu, karena komunikasi massa itu sendiri bersifat terbuka. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta atau opini.
14 c. Komunikannya anonim dan heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antar personal komunikator akan mengenal komunikannya, sedangkan pada komunikasi massa hal ini tidak berlangsung karena proses komunikasi massa tidak terjadi secara tatap muka langsung. d. Media massa menimbulkan keserempakan Karakteristik media massa yang lain adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak yang menerima pesan-pesan yang disebarkan. Seperti pesan yang disampaikan dalam surat kabar, majalah, radio, televisi yang pada waktu bersamaan dapat memperoleh pesan yang sama. e. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan Dalam komunikasi melibatkan unsur isi dan juga unsur hubungan secara bersamaan. Pada komunikasi antar personal unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur yang terpenting adalah isis informasi yang disampaikan apakah bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. f. Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi massa terjadi secara tidak langsung, tetapi dengan menggunakan media sehingga umpan balik yang terjadi anatar komunikator dengan komunikan terjadi secara tidak langsung. Hal ini menjadikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang bersifat satu arah.
15
g. Stimuli alat indera terbatas Di dalam komunikasi anatar personal yang bersifat tatap muka seluruh alat indera pelaku komunikasi baik itu komunikator maupun komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Sedangkan dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa yang akan digunakan. h. Umpan balik tertunda Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa Dari karakteristik komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa melibatkan banyak khalayak yang bersifat serempak. Selain itu, komunikasi massa juga memerlukan sebuah media untuk menyampaikan pesan/informasi kepada khalayak. Sedangkan fungsi komunikasi massa adalah : a. Informasi Maksdunya komunikasi massa berfungsi sebagai pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang diperlukan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi yang ada sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
16 b. Sosialisasi Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyedia sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya. c. Motivasi Maksudnya adalah komunikasi massa berfungsi menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihannya dan keinginannya. d. Perdebatan dan diskusi Maksudnya komunikasi massa berfungsi untuk menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah atau untuk memungkinkan persetujuan, menyediakan bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum. e. Pendidikan Maksudnya komunnikasi massa berfungsi sebagai pengalihan ilmu pengetahuan
sehingga
mendorong
perkembangan
intelektual,
pembentukan watak, pendidikan ketrampilan serta kemahiran untuk semua bidang kehidupan. f. Memajukan kebudayaan Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu, perkembangan kebudayaan. g. Hiburan
17 Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama tari, musik, olahraga dan sebagainya untuk hiburan kelompok atau individu. h. Integrasi Maksudnya komunikasi massa berfungsi menyediakan bagi bangsa, kelompok atau individu untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar dapat saling kenal dan mengerti menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. Itulah fungsi komunikasi menurut Sean MacBride dan kawan-kawan (Effendy, 2003).
Lasswell menyebutkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut :
a. Komunikasi massa dapat digunakan untuk mengamati lingkungan serta hal-hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut. b. Komunikasi massa juga dapat menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lingkungan. Maksudnya
bahwa
komunikasi
massa
mampu
menjembatani
komunikasi antara semua lapisan masyarakat. c. Komunikasi massa dapat meneruskan atau mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Atau komunikasi massa terus berlangsung antar generasi.
Fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas
18 kategori dan daftar fungsi. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi). (Wiryanto, 2000: 11-12) Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. (Dennis McQuil, 1987:1). Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat. (Wiryanto, 2000: 11-12)
2.2
Media Massa
2.2.1
Pengertian Media Massa Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanisme seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003: 134).
19 Sifat dari media massa menurut (Effendy 2003: 79) adalah serempak cepat yaitu “yang dimaksud dengan keserempakan (simultaneilty) disini ialah keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya”. Kemampuannya untuk menimbulkan pada pihak khalayak yang besar jumlahnya secara serempak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang merupaka ciri paling hakiki media massa dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Media massa berdasarkan pendapat
tersebut
dapat
diartikan
media
yang
mampu
menimbulkan
keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media massa tersebut.
2.2.2
Efek Media Massa Menurut Dominick menjelaskan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 58) Menurut M.Chaffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dari komunikannya. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif dan konatif/behavioral (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 49). 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bari dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
20 tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa sesorang dapat memperoleh informasi tentangbenda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tetang sesuatu tetapi lebih dari itu khalayak diharapkan dapat turut merasakan perassan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa adalah suasana emosional, skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa. 3. Efek Konatif / Behavioral Efek konatif / behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau keinginan. Seperti misalnya, adegan kekerasan dalam televisi atau film dapat menjadi pemicu sesorang berbuat seperti yang ada di televisi atau film tersebut.
2.3
Televisi
2.3.1
Karakteristik Televisi Karakteristik televisi (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127) antara lain:
21 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual. 2. Berpikir dalam gambar Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: (Frank,1992: 92-93) 1.
Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna.
2.
Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun di beberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial sesorang.
3.
Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan dengan program radio.
4.
Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.
5.
Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal.
22
2.3.2
6.
Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
7.
Komunikasinya bersifat satu arah.
8.
Umpan baliknya tertunda (delayed).
Fungsi Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern (surat kabar, film, radio, dan televisi). Komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar (McQuail, 2000: 31). Jadi, yang diartikan
dengan
komunikasi
massa
ialah
penyebaran
pesan
dengan
menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan (Effendy, 2002:50) Setiap media massa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapun televisi, sesuai namanya, tele berarti jauh, vision berarti pandangan – televisi berarti bisa dipandang dari tempat yang jauh dari studio TV – maka kekuatan televisi terletak pada paduan gambar dan suara dalam satu waktu penayangan. Publik pemirsa yang sekaligus juga publik pendengar, bisa menikmati kombinasi antara gambar hidup (bergerak) dan suara seperti berhadapan langsung dengan obyek yang ditayangkan. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama ialah bahwa medium komunikasi massa ini mengutamakan bahasa gambar. Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Dalam komunikasi massa media televisi, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi
23 yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Dikaitkan dengan paradigma Lasswell, secara tegas komunikasi massa media televisi memperlihatkan bahwa setiap pesan yang disampaikan televisi mempunyai tujuan khalayak serta akan mengakibatkan efek dan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi (Kuswadi, 1996:17). Keberhasilan komunikasi massa akan bergantung dengan kemampuan media massa tersebut dalam mengemas pesannya untuk disampaikan pada khalayak sasaran. Setiap pesan yang disampaikan oleh stasiun televisi akan selalu menghasilkan umpan balik, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dimana umpan balik yang didapat, stasiun televisi tersebut dapat mengukur keberhasilannya dalam penyampaian pesan. Adapun fungsi-fungsi media massa adalah sebagai berikut : (Werner J Severin and James W. Tankard, op.cit., hal 386) http://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/televisi-sebagai-saluranmedia-massa/ 10.03.2012 10.38 WIB) 1.
Pengawasan Fungsi
ini
memberi
informasi
dan
menyediakan
berita
untuk
memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya saja seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer. 2.
Korelasi Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan. Media kerap memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus
24 bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi merupakan bagian media yang berisi editorial dan propaganda. Fungsi ini bertujuan untuk menjalankan norma sosial dan menjaga konsensus dengan mengekspose penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah. 3.
Penyampaian Warisan Sosial Ini merupakan fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Cara ini, bertujuan meningkatkan kesatuan masyarakat dengan memperluas dasar pengalaman umum mereka. Media massa dapat mengurangi perasaan terasing individu.
4.
Hiburan (Entertainment) Sebagian besar isi media adalah hiburan. Maksudnya adalah memberi waktu istirahat dari masalah yang dihadapi tiap hari dan mengisi waktu luang.
2.4
Jenis Program Acara Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selam program itu menarik dan disukai oleh audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan berlaku. Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran jenisjenis program terbagi menjadi dua bagian yaitu :
25 1.
Program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberitahuakan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audience. a. Berita keras (Hard News), adalah segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audience secepatnya. •
Straight News, suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
•
Infotaiment, adalah berita yang menyajiakan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity).
b. Berita lunak (Soft News), adalah informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. •
Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.
•
Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
•
Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan dan mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya.
26 •
Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
•
Talk Show, adalah yang menampilkan satu beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara.
2.
Program Hiburan, adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game). a. Drama , adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. b. Permainan atau game show, adalah suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. c. Musik, Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio. Program musik di televisi sangat ditentukan artis menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. d. Pertunjukan, merupakan program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio .
27
(Soenarto, 2007: 62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu Drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut : a. Program Drama Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran dan sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63). b. Program non Drama Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian (Soenarto, 2007: 62-63). Program non-drama di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games, features, star talentsearch, audisi para bintang, kombinasi program televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set, 2008: 20). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti berita, talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show.
28 2.5
Program Music Televisi
2.5.1
Pengertian Menciptakan program musik pop atau dangdut sapat menggunakan berbagai macam format, yang paling umum biasanya digunakan adalah format musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau animasi sebagai latar belakang, dipadu dengan penyanyi dan back voice-nya merupakan format klip yang konvensional. Sementara itu, untuk sekedar lagu-lagu yang bukan sekedar bercerita tentang cinta dapat diciptakan suasana yang lebih kreatif. Format lain biasanya menggunakan live show. Stage atau panggung baik indoor didalam gedung, maupun outdoor di luar gedung, dengan tata pencahayaan yang warna-warni dibuat lebih heboh dengan laser dan kamera movement yang sangat cepat geraknya. Dalam hal ini yang perlu dipikirkan penonton di rumah tidak hanya ingin menonton suasana melainkan juga artisnya. Dalam live show digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian gambar menjadi sangat bervariasi. Format lain untuk sajian musik adalah format feature dan magazine, biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau pecinta jenis musik itu. Program musik dapat ditampilkan dengan dua format yaitu video klip atau konser (Fred Wibowo, 2007: 60-61). Program musik konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) atau didalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audience. Tidak saja dari kulaitas suara maupun juga berdasarkan bagaimana pengemasan menampilkan agar menjadi terlihat lebih menarik (Morissan, 2008: 219).
29 2.5.2
Karakteristik Musik Program “Dahsyat” Pada setiap program musik memiliki beberapa karakteristik yang membuat acara ini dapat terus bersaing dengan program musik lainnya, dengan pengembangan ide atau gagasan kreatif serta adanya target audience yang merupakan segmentasi dari musik tersebut. Adapun segmentasi penonton “Dahsyat” yang dominan adalah perempuan usia 5 sampai 50 tahun keatas dari sosio-ekonomi menengah A-B-C (Data Nielsen 1 Januari-19 Maret 2011). Dengan status sosial ekonomi (SES) adalah penggolongan kelas dalam menengah keatas berdasarkan pengluaran bulanan rutin dalam rumah tangga, seperti listrik, air, bahan bakar, makanan, belanja bulanan, uang sekolah anak, dan lain-lain. Namun tidak termasuk pengeluaran untuk pembayaran cicilan, seperti kredit mobil, kredit rumah, kartu kredit dan lain-lain. 1. SES AB atau menengah keatas pengeluaran diatas 1.750.000 2. SES CDE atau menengah kebawah pengeluaran dibawah 1.750.000 Masing-masing kelas tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda, yang mempengaruhi cara pandang dan cara mereka membelanjakan uang nya. Mereka yang baru saja memasuki kelas menengah (berasal dari kelas menengah) akan memiliki kebiasaan membelanjakan uang yang berbeda dengan mereka yang sudah mapan secara turun-menurun dalam kelas itu (Morissan, 2008: 175).
2.6
Teori Khusus
2.6.1
Komunikasi Organisasi Adapun definisi dari komunikasi organisasi dibagi menjadi dua yaitu definisi fungsional dan definisi interpretif. “Secara fungsional, komunikasi
30 organisasi didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unitunit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi terntentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan” (Pace & Faules, 2006: 31). Kemudian di sisi lain, “Secara interpretif, komunikasi organisasi didefinisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi: ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa aja yang sedang terjadi. Lebih jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi” (Pace & Faules, 2006: 33). Dengan demikian definisi diatas, maka penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah bentuk interaksi yang terjadi di antara anggota organisasi, dimana di dalam proses komunikasi tersebut terjadi pemaknaan sebagai hasil dari interaksi. Komunikasi organisasi menyangkut : (Muhammad, 2007: 66) a. Komunikasi Internal Komunikasi Internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi itu sendiri. Komunikasi ini seperti komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi antar sesama karyawan dan komunikasi lintas saluran.
31 b. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi penjualan hasil produksi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian komunikasi internal. Hal ini dikarenakan komunikasi internal lebih berpengaruh terhadap kepuasan komunikasi karywan. Myers & Myers (dalam Ruslan, 2002 : 103) menyebutkan bahwa secara luas fungsi komunikasi pada suatu tingkat organisasi dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Produksi dan pengaturan a. Menentukan rencana sasaran dan tujuan. b. Merumuskan bidang-bidang masalah. c. Mengkoordinasikan tugas-tugas secara fungsional. d. Instruksi, petunjuk, dan perintah untuk melaksanakan fungsi serta tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahan. e. Memimpin dan mempengaruhi serta untuk memotivasi bawahan. f. Menentukan standar hasil prestasi dan kerja karyawan. g. Untuk menilai prestasi karyawan. 2. Sosialisasi (pemasyarakatan) a. Berkaitan dengan yang mempengaruhi harga diri, kebanggaan, rasa memiliki, dan bertanggung jawab dari pihak bawahan. b. Human ralations antar pribadi dan manajemen organisasi.
32 c. Memotivasi untuk menyatukan keinginan dan tujuan antara individu-individu dengan sasaran dan tujuan pokok organisasi atau perusahaan.
2.6.2
Metode Komunikasi Horizontal Bentuk paling umum dari komunikasi horizontal adalah kontak interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Diantara bentuk yang sering kali terjadi adalah sebagai berikut (Muhammad, 2004: 122-123): 1. Rapat-rapat komite. Rapat-rapat komite ini biasanya diadakan untuk melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik diantara sesama karyawan. 2. Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit-unit kerja dalam satu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada waktu jam istirahat merek mempunyai kesempatan berkumpul bersama saling terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain. 3. Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi diantara satu karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon. Koordinasi aktivitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui percakapan telepon. Dalam kenyataannya telepon dapat mempercepat dan menambah kontak diantara sesama anggota organisasi dengan anggota lain yang tempat kerjanya jauh.
33 4. Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam saling berhubungan dengan teman sekerja. 5. Aktivitas social. Didalam suatu organisasi biasanya ada kelompok-kelompok untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial dan sebagainya. Kelompokkelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam organisasi. 6. Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu kelompok dalam organisasi yang secara sukarela dalam organisasi bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka. Kelompok ini biasanya sekali dalam seminggu mengadakan diskusi, melakukan analisis dan memberikan saran-saran untuk penyempurnaan kualitas atau mutu dari pekerjaan mereka. Mereka ini dilatih dalam menggunakan teknik-teknik tertentu dan cara memecahkan masalah tertentu. Pemimpin kelompok dilatih dalam
keterampilan
kepemimpinan,
metode
belajar
orang
dewasa,
memotivasi dan teknik berkomunikasi. Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horizontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima pegawai untuk memproses data secara tepat.
34 2.7
Strategi Produksi
2.7.1
Pengetian Strategi Pengertian strategi adalah “Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi” (Glueck dan Jauch, 1989: 9) “Strategi adalah program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya” (Tjiptono, 1997: 3). Tujuan pokok strategi adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini atau kurang terlayani, kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen tersebut, hasil yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba yang lebih tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menjalankannya akan memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang dituju. (Tjiptono, 1997: 81). Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: 1. Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2. Pengertian Khusus Strategi
merupakan
tindakan
yang bersifat
incremental
(senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pendang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
35 demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari aoa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.
2.7.2
Tahapan Produksi Televisi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi menurut (Wibowo, 2009: 39-45) terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut dengan standard operation procedure (SOP), seperti berikut : 1. Pra-Produksi (ide, perencanaan dan persiapan) Tahap ini sangat penting sebeb jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut: a. Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau memintapenulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. b. Perencanaan
36 Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara teliti. c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan suratmenyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. 2. Produksi (pelaksanaan) Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan. 3. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan) Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.
37 2.7.3
Konsep Manajemen Strategis Manajemen Strategis mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pelaksanaannya berkaitan dengan kegiatan produksi, pemilihan (akuisisi), serta penjadwalan program untuk dapat menarik minat sebanyak mungkin audien. Bagian yang bertanggung jawab dalam perencanaan program ini biasanya dipegang oleh manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manager program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran (sebagai bagian yang nantinya akan memasarkan program kepada para pemasang iklan, serta memberikan pertimbangan dan pandangan mengenai prospek peringkat program/ rating, dsb), dan juga manajer umum. Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri dari: (Morissan, 2009: 231) 1.
Perencanaan Program Pengelolaan program siaran yang baik juga harus mengetahui apa yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda di kalangan masyarakat. Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan program yang disiarkannya. Terdapat
beberapa
hal
yang
harus
dipertimbangkan
sebelum
38 memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian scheduling terhadap suatu program yaitu: persaingan, ketersediaan audien. Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan merencanakan untuk menayangkan suatu program baru, maka pengelola program harus melihat apa yang ditangkan televisi saingan pada jam tersebut. Jika program ini tidak cukup kuat bersaing, maka sebaliknya dicarikan jam tayang yang lain. Pengelola program televsi juga harus mengetahui siapa audien yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Mengetahui siapa audien televisi pada waktu tertentu sangatlah penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting bagi pemasang iklan. (Morissan, 2009: 234-235) Dalam perencanaan pembuatan sebuah program siaran televisi, ada hal yang perlu diperhatikan selain ide atau gagasan, yakni perencanaan penayangan program. Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia.Pengelola program juga harus
39 memerhatikan
berbagai
ketentuan
yang
berlaku
ketika
menata
programnya. (Morissan, 2008: 305-306). Selain ide atau gagasan, keberhasilan sebuah tayangan siaran program acara juga ditentukan perencanaan penempatan program, terbagi menjadi dua jenis, yakni: a. Penempatan program berdasarkan Kebiasaan khalayak Penempatan program berhubungan dengan kebiasaan khalayak mengonsumsi media. Di dalam penempatan program untuk televisi, Pringles membagi satu hari menjadi beberapa bagian hari (dayparts), sesuai dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi. Pembagiaannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Dayparts Berdasarkan Kebiasaan Khalayak Bagian Hari
Audiens
Pagi hari (06.00 – 09.00)
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang siang (09.00 – 12.00)
Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiuan, dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Siang hari (12.00 – 16.00)
Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.
40 Sore hari (early fringe) (16.00 – 18.00)
Jelang malam access) (18.00 – 19.00)
(prime
Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja. time
Sebagian besar segmen audiens tersedia pada waktu ini namun belum seluruhnya.
Malam hari (prime time) (20.00 – 23.00)
Seluruh audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. namun setelah itu audiens mulai berkurang terutama audien anakanak, para pensiunan, dan mereka yang harus bangun pagipagi.
Tengah malam (late night) (23.30 – 02.00)
Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Dini hari (overnight) (02.00 – 06.00)
Karyawan yang bertugas secara giliran (shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.
(Sumber: Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt; Electronic Media Management, second edition, Focal Press, BostonLondon, 1991: 133-139)
Apabila dilihat dari tabel penempatan program untuk televisisesuai dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi di atas, target audiens dari program variety show “Dahsyat” termasuk ke dalam golongan pagi,siang dan malam hari, dimana audiensnya ialah Anakanak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift). Seluruh audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00.
41 Dalam menyusun jadwal acara, programmer harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persaingan ataukompetisi dari stasiun lainnya, yaitu denganmelakukan perubahan jadwal acara, jika perlu sebagai salah satu strategi dalam penataan acara. (Morissan, 2008: 302-304)
b. Penempatan program berdasarkan Strategi Penayangan Head-Sterling (1982), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun semdiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow), yaitu : Morissan, 2008: 306-308) •
Head to Head Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu.
42 •
Counter Program Strategi penayangan program tandingan (counter programming) adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
•
Pendahuluan Kuat Strategi penayangan yang dinamakan dengan “pendahuluan kuat” (strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.
•
Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalaah dengan tetap mempertahankan program-program
yang
berhasil
pada
posisinya
yang
sekarang.Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang
menjadi
kegemarannya.
Perubahan
jadwal
akan
membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan audiennya.
43 2.
Produksi Program Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi.Program
bisa
diperoleh
dengan
cara
membeli
atau
memproduksinya sendiri.Suatu program yang dibuat sendiri oleh mediapenyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain berarti stasiun penyiaran membeli program itu. Dengan demikian, diihat dari siapa yang memproduksi program, maka terdapat dua tipe program, yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.(Morissan, 2008: 266267)
3.
Eksekusi program Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan
dan
berkonsultasi
dengan
manajer
promosi
dalam
mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita penting (breaking news). Menurut Morissan (2008: 305-306), bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program
44 siarannya bahwa setiap menit dalam setiap waktu siaran memiliki perhitungan sendiri . Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu
dalam setiap
menitnya.
4.
Pengawasan dan evaluasi program Melaui perencanaan, stasiun penyiaran mentapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menetukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah data dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dankaryawan. Kegiatan evaluasi secara periodic terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya,
jumlah
dua
komposisi
audien
yang
menonton
atau
mendengarkan stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dandiketahui melalui laporan riset rating.Jika jumlah audien yang tertarik danmengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka prosess pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang
45 lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yangakan dilakukan untuk dapat mencari target semula. (Morissan, 2008: 314-315).
2.7.4
Konsep Analisis S.W.O.T Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: a. Strengths Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. b. Weakness
46 Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. c. Opportunies Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. d. Threats Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.