BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Monitoring Budgeting
2.1.1
Pengertian Monitoring Menurut Undang-undang Perbendaharaan Negara tanggal 30 Agustus
tahun 1970, Monitoring adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan suatu pekerjaan atau kegiatan itu dilakukan sesuai dengan rencana, aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan. Monitoring juga merupakan bagian dari kegiatan pengawasan, dalam pengawasan ada aktivitas memantau. Pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa apakah program yang telah berjalan itu sesuai dengan sasaran atau sesuai dengan tujuan dari program. 2.1.2. Tujuan Monitoring Adapun tujuan dari kegiatan monitoring ini diantaranya adalah : a. Pengukuran dan penilaian kinerja pembinaan, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan baik secara kualitas dan kuantitas yang efektif. b. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan. Secara umum monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan proses program
yang sedang berjalan, dengan mengetahui
kebutuhan ini pelaksanaan program akan segera mempersiapkan kebutuhan dalam proses tersebut. 2.1.3. Pengertian Budgeting (Anggaran) Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris “budget” yang sebenarnya berasal dari bahasa perancis “bougette”. Kata ini mempunyai
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
arti
sebuah
tas
kecil.
Berdasarkan
dari
arti kata
asalnya,
anggaran
mencerminkan adanya unsur keterbatasan. Pada dasarnya anggaran perlu disusun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik dana, sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Karena terbatasnya dana misalnya, maka diperlukan alokasi sesuai dengan prioritas dan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Anggaran dalam hal ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2.1.4. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut R.A. Chalit, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau juga dikenal dengan Anggaran Daerah adalah suatu bentuk kongkrit rencana kerja keuangan daerah yang komprehensif yang mengkaitkan penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah yang dinyatakan dalam bentuk uang untuk mencapai tujuan atau target yang direncanakan dalam jangka waktu tertentu dalam satu tahun anggaran (R.A. Chalit, 1976). Sedangkan menurut Achmad Fauzi, menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan program pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun mendatang, yang diwujudkan dalam satu bentuk uang (Achmad Fauzi, 1982). Ateng Syafruddin, memberikan pengertian bahwa APBD adalah rencana kerja atau program kerja Pemerintah Daerah untuk tahun kerja tertentu, di dalamnya memuat rencana pendapatan dan rencana pengeluaran selama tahun kerja tersebut. 2.1.5. Prinsip-Prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan dalam pengelolaan keuangan daerah harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip anggaran yang baik. Prinsip-prinsip anggaran daerah ini
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah (Mardiasmo, 2002), yaitu mencakup : 1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Transparansi tentang anggaran daerah merupakan salah satu persyaratan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggungjawab, mengingat anggaran daerah merupakan salah satu
bentuk
pertanggungjawaban
pemerintah
daerah
kepada
masyarakat, maka APBD harus memberikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, hasil dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Selain itu setiap dana yang diperoleh, penggunaannya harus dapat dipertanggungjawabkan. 2. Disiplin Anggaran APBD disusun dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa
harus
meninggalkan
penyelenggaraan
keseimbangan
pemerintah,
antara
pembangunan
dan
pembiayaan pelayanan
masyarakat. Oleh karena itu anggaran yang disusun harus dilakukan berlandaskan asas efisiensi, tepat guna, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan perlu ditetapkan secara jelas tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang akan diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang diprogramkan. 4. Format Anggaran Pada dasarnya APBD disusun berdasarkan format anggaran defisit (deficit budget format). Selisih antara pendapatan dan belanja mengakibatkan terjadinya surplus dan defisit anggaran. Apabila terjadi surplus, daerah dapat membentuk dana cadangan, sedangkan bila terjadi defisit, dapat ditutup melalui sumber pembiayaan pinjaman dan atau penerbitan obligasi daerah sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.6. Fungsi dan Kedudukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Ateng Syafrudin (1993) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai berikut : 1. Sebagai
dasar
kebijakan
menjalankan
keuangan
yang
akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk masa tertentu yaitu satu tahun anggaran. 2. Sebagai pemberian kuasa dari pihak Legislatif yaitu DPRD kepada Kepala
Daerah
sebagai pimpinan
eksekutif untuk
melakukan
pengeluaran dalam rangka menjalankan roda pemerintahan daerah. 3. Sebagai penetapan kewenangan kepada Kepala Daerah untuk melaksanakan
pembangunan
daerah
dan
pelayanan
kepada
masyarakat. 4. Sebagai bahan supaya pengawasan yang dilakukan oleh yang behak melaksanakan pengawasan dapat berjalan dengan lebih baik. 2.1.7. Tujuan Pengelolaan Keuangan Dan Anggaran Anggaran (budget) adalah suatu daftar atau pertanyaan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pengelolaan anggaran meliputi : 1. Kesejahteraan masyarakat Dengan pengelolaan anggaran yang baik maka akan mendorong kearah perbaikan ekonomi, distribusi pendapatan yang tepat sasaran sehingga akan menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan mengarah kepada pencapaian kesejahteraan masyarakat. 2. Membuka kesempatan kerja Anggaran dikelola dengan baik dan alokasi anggaran yang tepat terhadap objek-objek vital akan menarik tenaga kerja, membuka kesempatan kerja karena adanya lapangan kerja sehingga ada distribusi anggaran kepada para pekerja sehingga daya beli masyarakat
menjadi
tinggi
dan
meningkatkan
masyarakat.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keseahteraan
3. Mengurangi pengangguran Efektivitas dan efisiensi anggaran dan perubahan alokasi anggaran kepada
optimalisasi
angkatan
kerja
dengan
berbagai
bentuk
perluasan lahan pekerjaan yang baru. 4. Pelayanan masyarakat Indikator keberhasilan sebuah pemerintahan adalah bagaimana masyarakat merasa terlayani dengan baik dengan memperoleh tingkat kepuasan yang optimal. Masyarakat merasakan kepuasan maka masyarakat akan semakin sejahtera. Dari keempat tujuan pengelolaan anggaran tersebut di atas dapat dilihat adanya kesinambungan dan keselarasan antara tujuan penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dengan pengelolaan anggaran sehingga dapat diilustrasikan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan baik jika ditopang dengan pengelolaan anggaran yang efektif, efisien dan ekonomis. 2.2.
Kegiatan Pelaksanaan Anggaran
2.2.1. Penyusunan Rancangan DPA-SKPD DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran atau pengguna barang. Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan pendapatan memuat informasi tentang kelompok, jenis, objek dan rincian objek pendapatan daerah yang dikelola atau diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan belanja memuat informasi tentang kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masingmasing diuraikan menurut jenis, objek dan rincian objek belanja. Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan pembiayaan memuat informasi tentang kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup defisit APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
surplus APBD yang masing-masing diuraikan menuru jenis, objek dan rincian objek pembiayaan. 2.2.2. Penyusunan Rencana Pengeluaran Anggaran Rencana pengeluaran anggaran atau yang disebut RPA adalah dokumen perkiraan arus masuk yang bersumber dari penerimaan perkiraan dan perkiraan arus anggaran keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup, guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam satu periode. Penyusunan rencana pengeluaran anggaran pada dasarnya dilakukan untuk memberikan informasi yang jelas dan terencana serta mengatur ketersediaan dana yang cukup, mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. 2.2.3. Penatausahaan Pengeluaran Anggaran Penatausahaan pengeluaran merupakan serangkaian proses kegiatan menerima,
menyimpan,
menyetor,
membayar,
menyerahkan
dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPD. Penatausahaan pengeluaran daerah pada tingkat SKPD dilaksanakan oleh Pengguna Anggaran, Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Bendahara Pengeluaran. Dokumen
yang
digunakan,
dalam
melakukan
pengeluaran terdiri atas : 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2. Surat Penyediaan Dana (SPD) 3. Surat Permintaan Pembayaran (SPP), meliputi: a. SPP-Uang Persediaan (SPP-UP) b. SPP-Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) c. SPP-Langsung (SPP-LS)
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penatausahaan
4. Surat Perintah Membayar (SPM) 5. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang dikeluarkan oleh BPKAD 2.3.
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1. Pengertian Data dan Informasi Menurut Nana Danapriatna dan Rony Setiawan, Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta (Nana Danapriatna dan Rony Setiawan, 2005). Setelah data tersebut diproses dengan berbagai langkah dan prosedur yang tepat maka mampu menghasilkan sebuah informasi yang berkualitas. Menurut Kusrini, Informasi merupakan hasil olahan data, dimana data tersebut sudah diproses dan diinterprestasikan menjadi sesuatu yang bermakna untuk pengambilan keputusan. Informasi juga diartikan sebagai himpunan dari data yang relevan dengan satu atau beberapa orang dalam suatu waktu (Kusrini, 2007). 2.3.1
Pengertian Sistem Menurut James A O’Brien, Sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (James A O’Brien, 2005). Sistem yang baik adalah sistem yang mempunyai tujuan, batas, subsistem, input, proses, output dan feed back (umpan balik) secara jelas. 2.3.2
Pengertian Sistem Informasi Menurut Turban, McLean dan Wetherbe, Sistem Informasi merupakan
sebuah sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Turban, McLean dan Wetherbe, 1999). Sedangkan menurut Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon, Sistem Informasi (Information System) dapat didefinisikan secara teknis sebagai
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
seperangkat lima komponen yang saling berhubungan yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan (mengambil), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan sebagai kontrol dalam organisasi.
Selain
mendukung
pengambilan
keputusan,
koordinasi
dan
pengontrolan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja untuk menganalisa
masalah,
memvisualisasikan
subjek
yang
kompleks
dan
menciptakan produk baru. Adapun komponen-komponen sistem informasi berbasis komputer menurut James A O’Brien (2005), adalah sebagai berikut : a. Manusia b. Hardware c. Software d. Data e. Jaringan 2.4.
Metode Pengembangan Sistem Informasi Ada berbagai model pengembangan sistem salah satunya adalah SDLC
(System Development Life Cycle). Model ini dapat digunakan sebagai acuan untuk membangun dan mengelola sistem dengan baik. 2.4.1. SDLC ( System Development Life Cycle) SDLC adalah pengembangan atau rekayasa sistem informasi (system development) dan atau perangkat lunak (software engineering) dapat berarti menyusun sistem atau perangkat lunak yang benar-benar baru atau yang lebih sering terjadi untuk menyempurnakan yang telah ada sebelumnya (Adi Nugroho, 2010:2). 2.4.2. Perancangan SDLC ( Model Waterfall ) Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan sistem ini mengacu pada tahapan-tahapan dalam ketentuan SDLC (Systems
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Development Life Cycle) dengan menggunakan model waterfall. Menurut Satzinger dalam Bukunya Ssystem Analys Is Changing the world (2010, p41) model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. (Satzinger, 2010 : 41). Adapun fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Satzinger, sebagai berikut :
Gambar 2.1 Metode Waterfall (Sumber :Satzinger, 2010 : 41). 1.
Planning Fase membuat tujuan dan mengumpulkan data maupun informasi dibutuhkan,termasuk pengerjaan,
didalamnya
perencanaan
kegunaan
anggaran
biaya
software,
rencana
pembuatan
yang waktu
sistem
yang
diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi atau data biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survei , diskusi maupun studi pustaka. 2.
Analysis Tahapan ini sering disebut sebagai proses analisa , analisa data yang telah terkumpul, analisa masalah ditemukan
dan analisa dokumen planning.
Segala Informasi dan data dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya 3.
Design Dalam tahap ini dibuatkan desain sistem yang akan dibangun dari hasil analisa
yang
sudah
dilakukan
sebelumnya.
Desain
sistem
ini
menggambarkan arsitektur, role, fungsional, modul hingga antarmuka yang diinginkan.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.
Implementation Ditahap ini barulah
mulai proses pengkodean yang dilanjutkan dengan
testing kemudian dijalankan pada lingkungan sebenarnya dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum dan masih terdapat kesalahan atau tidak. 2.5.
Analisis Sistem
2.5.1. Pengertian Analisis Sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004), Analisis Sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponennya sebagai prasyarat sistem desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru dan diperbaiki. Berpindah dari definisi klasik analisis sistem ini ke suatu sedikit lebih kontemporer, analisis sistem sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan langkah-langkah awal pengembangan sistem. Sedangkan menurut Yakub (2012), Analsis Sistem (System Analysis) dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem & solution), business tolls, dan rencana-rencana perusahaan (busines plan). Analisis sistem sangat penting dan sangat berguna bagi proses pengembangan sistem informasi manajemen. Dengan analisis yang tepat kemungkinan besar sistem informasi yang dirancang tersebut akan sesuai dengan
keinginan,
namun
dengan
analisis
yang
tidak
maksimal sulit
menghasilkan sebuah sistem informasi manajemen yang berkualitas. Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa Analsis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah desain logic dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.5.2. Fungsi Analisis Sistem Fungsi analisis sistem sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah-masalah dari pemakai atau user b. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai. c. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah. d. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem sesuai dengan permintaan user. 2.5.3. Model Analisis Sistem Model- model analisis sistem diantaranya : a. Model berbasis skenario, yang menggambarkan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dari berbagai sudut pandang “aktor” sistem perangkat lunak. b. Model data, yang menjelaskan ranah informasi untuk permasalahan yang akan diselesaikan. c. Model berorientasi kelas, yang memperlihatkan kelas-kelas dalam konteks pemrograman berorientasi objek (yang memiliki atribut-atribut dan operasi-operasi di dalamnya) dan dengan cara bagaimana kelaskelas tersebut saling bekerjasama untuk mencapai sasaran-sasaran spesifikasi-spesifikasi kebutuhan sistem atau perangkat lunak. d. Model berorientasi aliran, yang menggambarkan elemen-elemen fungsional sistem atau perangkat lunak dan yang menggambarkan bagaimana caranya mereka melakukan transformasi terhadap data, saat data yang bersangkutan melintasi sistem. e. Model prilaku, yang menggambarkan bagaimana perangkat lunak berprilaku terhadap event-event yang datang dari luar sistem. Model-model analisis di atas memberikan pada seorang perancang perangkat lunak informasi-informasi yang dapat diterjemahkan menjadi arsitektur sistem, dan perancangan berperingkat komponen. Terakhir, model-model spesifikasi kebutuhan (dan spesifikasi-spesifikasi kebutuhan perangkat lunak)
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memungkinkan para pengembang melakukan penilaian kualitas saat perangkat lunak selesai dikembangkan. 2.5.4. Analisis Metode PIECES Perlu diketahui yang menjadi dasar untuk dilakukan analisa sistem dikarenakan adanya suatu masalah dalam sistem itu, untuk mencari kekurangan sistem ataupun kelebihan sistem metode yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan metode PIECES. Analisa PIECES merupakan analisa yang melihat sistem dari sisi Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service. Kerangka PIECES disesuaikan untuk menganalisa sistem dari aplikasi manual dan terkomputerisasi. Adapun pengertian dari analisis metode PIECES sebagai berikut (Whitten L. Jeffery, 2004) : 1. Analisis Kinerja (Performance) Analisis kinerja adalah suatu kemampuan dari sistem itu sendiri untuk menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga tujuan bisa tercapai. 2. Analisis Informasi (Information) Analisis informasi merupakan sesuatu yang sangat penting yang nantinya bisa digunakan untuk menentukan pengambilan keputusan. Jika
informasi yang dihasilkan dari sistem
berkualitas maka
perusahaan akan sangat mudah untuk mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. 3. Analisis Ekonomi (Economic) Analisis
ekonomi
merupakan
biaya
yang
digunakan
untuk
mengembangkan sistem seharusnya minimal sesuai dengan hasil yang didapatkan, jangan sampai biaya yang dikeluarkan tinggi namun manfaat yang didapatnya kurang. 4. Analisis Kontrol (Control) Analisis
kontrol
pengendalian
memiliki
untuk
tujuan
mendeteksi
untuk dan
kesalahan yang dan atau akan terjadi. 5. Analisis Efisiensi (Eficiency)
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
peningkatan
memperbaiki
terhadap kesalahan-
Analisis Efisiensi membahas bagaimana sumber daya sistem informasi dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan. 6. Analisis Pelayanan (Service) Analisis pelayanan yang diberikan dari sistem tersebut apakah sudah efektif dan efisien. Secara umum pelayanan dengan cara manual masih bisa dikatakan lebih lama jika dibandingkan dengan cara terkomputerisasi. 2.6.
Unified Modelling Language (UML)
2.6.1. Pengertian UML Unified Modelling Language (UML) adalah himpunan struktur dan tehnik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP). UML adalah metodologi untuk mengembangkan OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. Menurut Braun (2011) menyatakan bahwa
“UML
adalah
suatu
alat
untuk
memvisualisasikan
dan
mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintak dalam memodelkan sistem secara visual”. Menurut Satzinger (2010 : p241 ) dalam bukunya “System Analys & Desaign Changing the Wold Fifth edition” menyatakan bahwa UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.2 Diagram-Diagram Pada UML Versi 2.0 (Sumber : www.uml.org)
2.6.2. Use Case Diagram Menurut Satzinger (2010, p390) Use Case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dan sistem Use case merupakan
sebuah
pekerjaan
tertentu,
misalkan
login
ke
sistem.
Sedangkan aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar (Sumber : Satzinger 2010: p244 )
Gambar 2.3 Use Case Diagram (Sumber : Satzinger : 2010)
Tabel 2.1 Keterangan Simbol Use Case Simbol
Deskripsi
Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor. Biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase .
Nama use case
Aktor / Actor
Orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat. Biasanya menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Nama aktor
Asosiasi / Association
Komunikasi antara actor dengan use case yang berpartisipasi pada usecase atau usecase memiliki interaksi dengan actor
Ekstensi / extend
Relasi usecase tambahan ke sebuah usescase dimana usecase yang ditambahkan dapat berdiri sendiri, mirip dengan prinsip inheritance pada OOP.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
«extends»
Generalisasi /Generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisai (umumkhusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.
Include / uses
Include berarti uses case yang ditambahkan akan selalu dipanggil dan melakukan pengecekan apakah case yang ditambhkan telah dijalankan sebelum use case tambahan dijalankan.
«uses»
2.6.3. Activity Diagram Menurut Satzinger (2010, p249) Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masingmasing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada bebearapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Sebuah aktivitas
dapat
mengilustrasikan
direalisasikan proses-proses
oleh
satu
paralel
use
(fork
case dan
atau
join)
lebih.
Untuk
digunakan
titik
singkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggungjawab untuk aktivitas tertentu.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.4 Activity Activity ( Sumber Satzinger (2010, p249))
Tabel 2.2 Keterangan Simbol Activity Diagram Simbol
Deskripsi
Status awal
Status awal diagram aktivitas system
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
aktivitas lebih dari satu
Penggabungan / join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir
Status akhir yang dilakukan system
Swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi.
Nama swinlane
2.6.4. Sequence Diagram Menurut Satzinger (2010 : p165) Sequence Diagram adalah diagram yang di gunakan untuk mendefinisikan input dan output serta urutan interaksi antara pengguna dan system untuk sebuah use case.
Gambar 2.5 Sequence Diagram (Sumber Satzinger (2010 : p165))
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.3 Keterangan Simbol Sequence Diagram Simbol
Deskripsi
Actor
Orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang akan dibuat biasanya menggunakan kata benda.
Top Package::nama aktor
Garis hidup / lifeline
Menyatakan kehidupan suatu objek.
Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi pesan.
nama objek : nama kelas
Waktu aktif
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi pesan.
Pesan tipe create
Menyatakan suatu objek, membuat objek yang
<
>
Pesan tipe call
lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat. Menyatakan
1 : nama_metode()
suatu
objek
memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri, arah panah mengarah pada objek yang
memiliki
operasi/metode,
karena
ini
memanggil operasi/metode maka operasi/metode yang dipanggil harus ada pada diagram kelas
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sesuai dengan objek yang berinteraksi. Pesan tipe send
Menyatakan
bahwa
suatu
objek
mengirim
data/masukan/informasi ke objek lainnya, arah
1 : masukan
panah mengarah pada objek yang menerima kembalian.
Pesan tipe return
Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan
1 : keluaran
suatu
operasi
atau
metode
menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah
panah
mengarah
pada
objek
yang
menerima kembalian. Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang
<<destroy>>
diakhiri, sebaiknya jika ada create maka ada destory. X
2.6.5. Class Diagram Menurut Satzinger (2010 : p391) Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) memanipulasi
suatu keadaan
sistem,
sekaligus
tersebut
menawarkan
(metoda/fungsi).
layanan Class
untuk diagram
menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Susunan struktur kelas yang baik dalam class diagram sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut:
Kelas main, kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
Kelas view, kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kelas use case (controller), kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari pendefinisian use case. Kelas ini biasa disebut dengan kelas proses yang menangani proses bisnis perangkat lunak.
Kelas
model, kelas
yang
digunakan
untuk memegang
atau
membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas
Gambar 2.6 Class Diagram (Sumber Satzinger (2010 ,p 413))
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Table 2.4 Keterangan simbol Class Diagram Simbol
Deskripsi
Kelas
Kelas pada struktur system
nama_kelas -attribute +operation()
Antarmuka / interface
Sama dengan konsep interface pemrogaman berorientasi objek
dalam
Nama_interface Asosiasi / association
Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai multiplicity.
Asosiasi berarah / direction association
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multicplicity.
Generalisasi
Relasi antar kelas dengan makna generalisasispesialisasi (umum-khusus)
Dependency
Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.
2.7. Perangkat Lunak Pendukung Aplikasi 2.7.1. XAMPP XAMPP merupakan perangkat lunak bebas yang mendukung banyak sistem operasi dan merupakan kompilasi dari beberapa program, XAMPP
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP, Perl, XAMPP mempunyai tool yang menyediakan paket perangkat lunak kedalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (Database), PHP (Server Side Scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan paket ini maka tidak perlu lagi instal dan konfigurasi web server Apache, PHP, MySQL secara manual fungsinya adalah sebagai server yang terjadi sendiri (Localhost). 2.7.2
PHP PHP
atau
Hypertext
Preprocessor
adalah
salah
satu
bahasa
pemrograman open source yang sangat cocok atau dikhususkan untuk pengembangan web dan dapat ditanamkan pada sebuah script HTML. Bahasa PHP dapat dikatakan menggambarkan beberapa bahasa pemrograman seperti C, Java, dan Perl serta mudah untuk dipelajari. PHP diciptakan untuk mempermudah pengembangan web dalam menulis halaman web dinamis dengan cepat, bahkan lebih dari itu kita dapat mengeksplorasi hal-hal yang luar biasa dengan PHP. Sehingga dengan demikian PHP sangat cocok untuk para pemula, menengah maupun expert seklipun. 2.7.3. MySQL MySQL adalah salah satu perangkat lunak sistem manajemen basis data (database) SQL atau sering disebut dengan DBMS. Berbeda dengan basis data konvensional seperti .dat, .dbf, .mdb, MySQL memiliki kelebihan yaitu bersifat multhitread, dan multi-user serta mendukung sistem jaringan. MySQL di distribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), namun
ada
juga
yang
versi
komersial
bagi
kalangan
tertentu
yang
menginginkannya. (A.M Hirin dan Virgi, 2011:25-26) 2.8. Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah sebuah proses yang dikatakan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal (Rizky, 2011:14). Pengujian perangkat lunak merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean. Pentingnya pengujian perangkat lunak dan implikasinya yang mengacu pada kualitas perangkat lunak melibatkan sederetan aktivitas produksi dimana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar, guna memotivasi dilakukannya perencanaan pada pengujian yang baik melalui pengujian yang teliti. 2.8.1. Whitebox Testing (Pengujian Kotak Putih) Whitebox Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat sehingga membutuhkan proses testing yang jauh lebih lama dan lebih “mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan teknis pemrograman bagi para tester. (Soetam, 2011:261) 2.8.2
Blackbox Testing (Pengujian Kotak Hitam) Blackbox Testing adalah tipe pengujian yang memperlakukan perangkat
lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya, sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar. (Soetam, 2011:264) 2.9.
Basis Data
2.9.1. Pengertian Basis Data Menurut Bambang Hariyanto (2004), Basis Data (Database) adalah kumpulan
data
(elementer)
yang
secara
logic
berkaitan
dalam
merepresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di organisasi. Basis data mendeskripsikan state organisasi atau
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perusahaan atau sistem. Saat satu kejadian muncul di dunia nyata mengubah state organisasi atau perusahaan sistem maka satu perubahan pun harus dilakukan terhadap data yang disimpan di basis data. Sedangkan menurut Ramez Elmasri dan Shamkant B Navathe (2010), Mendefinisikan database is a collection of reloated data. Maksudnya adalah database merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan. Dengan data yang akurat kita akan mengetahui fakta yang telah dicatat dan bisa kita fahami secara lengkap. Secara umum bisa disimpulkan bahwa Basis data (database) adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari data atau informasi yang akan disimpan. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi pada para pengguna atau user.
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/