BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Gambaran Industri
Industri kreatif dan hiburan, terutama bidang musik, tak diragukan merupakan industri yang sangat besar skalanya, dan menyentuh hampir semua masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu saja perputaran uang di industri sangatlah besar, dan menguntungkan para pelaku di dalamnya. Namun di Indonesia, perputaran uang yang besar itu tidak dapat dinikmati sepenuhnya oleh para pelaku utama industri ini, yaitu artis musisi. Terlihat glamor diluar, namun miskin dan bobrok di dalam. Mungkin itulah gambaran nasib pelaku dunia musik Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, banyak masalah keuangan yang dihadapi para musisi Indonesia seperti maraknya illegal downloading (mengunduh secara ilegal). Sebelum era musik digital berkembang seperti sekarang ini, pemusik mengharapkan pemasukan dari penjualan kaset dan keping CD. Seiring berjalannya perkembangan teknologi dan juga makin akrabnya masyarakat dengan teknologi yang juga semakin murah, musisi tidak lagi bisa berharap dari penjualan fisik tersebut.
2
Perkembangan internet memungkinkan masyarakat berbagi data, termasuk data-data lagu. Di sinilah masalah mulai menjadi momok menakutkan. Menjamurnya situs unduh music gratis, dengan cepat mematikan penjualan music legal dalam bentuk CD. Hal ini coba diminimalisasi dengan mendirikan toko musik digital, namun tetap tidak bisa menghentikan kesenangan masyarakat untuk mengunduh produk gratis. Menurut data LSM Heal Our Music, sebanyak 160 juta orang mengunjungi salah satu situs penyimpanan online gratis dan terdapat 80 juta aktivitas unduh gratis selama bulan April 2011. Tentu saja jumlah ini belum termasuk aktivitas unduh gratis di situs lainnya. Masih menurut LSM Heal Our Music, secara kolektif, terdapat 104 juta pengunduhan musik secara gratis yang dilakukan di 15 situs yang sering dikunjungi masyarakat Indonesia selama bulan April 2011. Bahkan, diperkirakan terjadi 200 juta pengunduhan setiap bulannya. Sementara menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, Bambang Iriana Djajaatmadja, dalam sehari, terdapat sekitar 5 juta kopi lagu yang dibajak dari internet, dan hasilnya disimpan dalam bentuk CD untuk dikonsumsi secara liar. Sebenarnya, kemunduran industri musik Indonesia akibat mewabahnya produk bajakan dan unduh ilegal sudah terjadi sejak pertengahan tahun 90an. Awal tahun 1996, Asosiasi Indsutri Rekaman Indonesia (ASIRI) mencatat terdapat 23.068.225 produk bajakan dan 77.552.008 produk legal. Jumlah ini meningkat tajam
3
10 tahun kemudian yatu pada tahun 2007, dimana jumlah produk bajakan di Indonesia sebanyak 443.556.298, jauh sekali di atas produk legal yang hanya 19.398.208.
Tabel 2.1
Perbandingan Peredaran Produk Legal dan Bajakan Karya Rekaman Suara menurut ASIRI
Melihat angkanya yang sangat besar dan akan makin membesar, nampak mustahil untuk membasmi tindakan pembajakan dan unduh ilegal di industri musik Indonesia sekarang ini. Karena telah membudaya dan seakan ini sudah merupakan tindakan yang lazim, maka salah satu cara yang mungkin paling tepat untuk melawan
4
keadaan ini adalah dengan metode bisnis yang menyesuaikan dan mengadopsi budaya gratis yang sudah terlanjur melekat di kehidupan sosial masyarakat (Pragiwaksono, 2009).
2.2
Gratis
2.2.1 Definisi Gratis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "gratis" dapat diartikan sebagai cuma-cuma, tidak bayar, tidak dipungut biaya (Balai Pustaka, 2008). Sedangkan dalam bahasa Inggris, gratis yang artinya adalah "free", berasal dari kata Inggris kuno yaitu freon yang artinya"membebaskan" (Harper, 1975). Namun dalam konteks bisnis, gratis adalah gagasan sosial yang berkaitan dengan kebebasan, baik bebas dari perbudakan, maupun juga bebas dari biaya (Anderson, 2008).
5
2.3
Kategori Model Gratis
2.3.1 Subsidi Silang Langsung
Gambar 2.1
Subsidi Silang Langsung
Subsidi silang langsung adalah model gratis dimana konsumen akan mendapatkan sebuah barang secara gratis, yang mana barang gratis itu dapat diberikan atas subsidi barang yang sudah dibeli secara penuh oleh konsumen itu sebelumnya. Metode ini biasa dikenal masyarakat awam dengan "beli 1 dapat 2".
6
2.3.2 Pasar Tripartit
Gambar 2.2
Pasar Tripartit
Model perekonomian gratis yang paling lazim yang sering diterapkan para pengusaha adalah sistem tripartit atau tiga pihak. Pada model ini ada pihak ketiga yang membayar untuk ikut serta dalam pasar yang diciptakan oleh pertukaran di antara dua pihak pertama.
7
2.3.3 Freemium
Gambar 2.3
Freemium
Istilah ini, diciptakan oleh pemilik modal ventura Fred Wilson, adalah satu model bisnis paling umum di Web. Freemium dapat mengambil beberapa bentuk: beragam tingkatan konten dari yang gratis sampai yang mahal, atau versi "pro" yang premium dari beberapa situs atau perangkat lunak dengan lebih banyak fitur daripada versi gratisnya.
8
2.3.4 Pasar Nonmoneter
Gambar 2.4
Pasar Nonmoneter
Model ekonomi gratis ini adalah murni gratis. Setiap hal atau produk, diberikan kepada setiap orang secara cuma-cuma dan tanpa mengharapkan imbalan sepeserpun. Cukup banyak pihak yang menerapkan model ini dengan mengharapkan berbagai macam insentif, terkecuali insentif berupa keuntungan. Insentif tersebut berkisar mulai dari reputasi, perhatian, kekuasaan, kesenangan, kepuasan, dan juga faktor spiritualitas.
9
2.4
Hak Cipta
2.4.1 Pengertian Hak Cipta
Menurut Sri Sudewi M, Hak cipta merupakan hak kebendaan atau sub sistem dari hukum benda. Hak kebendaan ini, dirumuskan sebagai hak mutlak atas suatu benda di mana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda dan dipertahankan terhadap siapapun (Sofjan, 1981). Oleh karena itu, hak cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan objek hak milik. Hal ini dapat disimpulkan dari rumusan pasal 2 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (UUHC). Dalam pasal 2 UUHC, Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan.
2.4.2 Perlindungan Hak Cipta
Menurut ketentuan isi Pasal 11 ayat UUHC, ciptaan yang dilindungi oleh UUHC adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra
10
yang meliputi bebagai jenis karya berikut ini (Usman, 2003) Buku, program komputer, Famflet, susunan perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;
-
Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lainnya yang diwujudkan dengan cara diucapkan;
-
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
-
Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan, dan rekaman suara;
-
Drama, tari (koregrafi), pewayangan, pantomin;
-
Karya pertunjukan;
-
Karya siaran;
-
Seni rupa dalam bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, seni terapan yang berupa seni kerajinan tangan;
-
Arsitektur;
-
Peta;
-
Seni batik;
-
Fotografi;
-
Sinematografi;
-
Terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai dan karya lainnya
11
dari hasil
pengalihwujudan.
UUHC menyebutkan lagu atau musik berarti sebagai karya yang bcrsifat utuh, sekalipun terdiri atas unsur lagu atau melodi, syair atau lirik dan aransemennya termasuk notasi yang dimaksud dengan utuh adalah bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta.
2.4.3 Pemilik, Pemegang, dan Pengguna Hak Cipta
Menurut UU Hak Cipta, di dalam hak cipta karya musik biasanya terjadi pemisahan antara pemilik hak cipta (Pencipta), Pemegang Hak Cipta (Publisher, dll), Pengguna Hak Cipta atau biasa disebut konsumen. (Damian, 2005). Pemilik hak cipta adalah pencipta, yaitu seseorang atau beberapa orang yang dengan kemampuan bakat dan pikiran serta melalui inspirasi dan imajinasi yang dikembangkannya sehingga dapat menghasilkan karya yang spesifik dan bersifat pribadi (Damian, 2005). Tidak semua pencipta lagu bersedia mengurus sendiri semua yang berkaitan dengan penerbitan ciptaannya. Banyak juga para pencipta lagu yang lain, menyerahkan urusan tersebut kepada lembaga Penerbit Musik. Sebuah
12
lembaga penerbit musik mempunyai tiga fungsi kerja yaitu : Fungsi terpenting dari sebuah penerbit musik adalah memasarkan dan mempromosikan lagu (Husain, 2001). Menurut Damian (2005), secara lebih lengkap, 3 fungsi penerbit musik adalah: -
Penerbit musik menangani semua kepentingan administrasi atau kertas kerja yang meliputi pengurusan hak cipta, lisensi dan pemungutan royalty.
-
Penerbit musik harus membantu mendorong kreatifitas dengan mengupayakan segala kemungkinan dalam hal peningkatan karya cipta misalnya dengan melakukan kolaborasi dengan composer atau liris lain untuk memaksimalkan karya lagu ciptaan.
-
Sebagai kompensasi, untuk lagu ciptaan baru, pada umumnya penerbit musik memungut biaya sampai 50 % dari pendapatan seluruhnya.
Sedangkan
untuk
lagu
yang
sudah
pernah
dipublikasikan, mereka memungut 15% sampai dengan 20%. Pengelolaan karya cipta lagu oleh penerbit musik mempunyai dua cara tergantung kesepakatan, yaitu: -
Song by song, artinya bahwa lagu-Iagu yang diserahkan untuk dikelola oleh penerbit rnusik yang bersangkutan, terbatas pada lagu-lagu tertentu yang didaftarkan saja Pada kasus ini, pencipta
13
lagu dapat menyerahkan lagu-lagu lainnya pada penerbit rnusik yang lain pula. -
Colfeetive administration, artinya si pencipta lagu menyerahkan semua lagunya untuk dikelola, baik lagu yang sudah atau sedang dirilis maupun ciptaan baru.
Sedangkan Wahono (2009) membagi penerbit musik menurut pendiriannya, menjadi dua macam yaitu independent publisher dan in house publisher. Independent publisher terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu : -
Penerbit musik yang didirikan dengan menggunakan nama perusahuan rekaman namun secara manajemen dan fungsinya sama sekali terpisah
dari kepentingan perusahaan rekaman yang bersangkutan.
-
Penerbit musik yang didirikan secara mandiri/independent tanpa adanya hubungan baik nama maupun kepentingannya dengan sebuah
perusahaan rekaman.
Sedangkan In house publisher juga mempunyai 2 (dua) jenis yaitu : -
Penerbit musik yang didirikan oleh perusahaan rekaman dan menggunakan nama perusahan rekaman, walaupun secara manajemen dan fungsinya memang terpisah, tapi secara bisnis
14
masih mengacu pada kepentingan perusahaan rekaman yang bersangkutan. -
Penerbit musik yang didirikan oleh perusahaan rekaman tapi menggunakan nama lain, namun tetap mengacu pada kepentingan perusahaan rekaman tersebut.
2.4.4 Hak-Hak yang Melekat Pada Hak Cipta
Menurut Susilowaty (2006), hak-hak yang di miliki pencipta terdiri dari hak ekonomi (economy right) dan hak moral (moral right). Hak Ekonomi (Economy Right)adalah hak yang di miliki oleh seorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya. Hal ekonomi ini merupakan
hak
khusus
bagi
pencipta
untuk
mengumumkan
atau
memperbanyak ciptaannya dan memberi ijin untuk itu. Hak ekonomi ini dapat di alihkan kepada pihak lain. Hak ekonomi tersebut di antaranya adalah: 2.4.4.1 Hak Pengadaan Atas Ciptaan
Bentuk penggandaan atau perbanyakan ini bisa di lakukan secara tradisional maupun melalui peralatan modern Hak penggandakan ini juga mencakup perubahan bentuk ciptaan satu keciptaan lainnya misalnya: karya tulis, rekaman musik, pertunjukan drama dan film.
15
2.4.4.2 Hak Adaptasi
Hak
untuk
mengadakan
adaptasi,
dapat
berupa
penerjemahan dari bahasa satu ke bahasa lainnya, aransemen musik, dramatisasi dari non dramatik, merubah menjadi cerita fiksi dari karangan non fiksi atau sebaliknya Hak ini diatur baik dalam konvensi berne maupun konfensi universal.
2.4.4.3 Hak Distribusi Hak distribusi adalah hak dimiliki pencipta untuk menyebarkan kepada masyarakat setiap hasil ciptaannya. Penyebaran
tersebut
dapat
berupa
bentuk
penjualan,
penyewaan, atau bentuk lain yang maksudnya agar ciptaan tersebut dikenal oleh masyarakat. Dalam hak ini termasuk pula bentuk
dalam
UU
hak
cipta
2002,
disebut
dengan
pengumuman yaitu pembacaan penyuaraan, penyiaran atau penyebaran sesuatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun dan dengan cara sedemikian rupa sehingga ciptaan dapat dibaca, di dengar atau di lihat oleh orang lain.
16
2.4.4.4 Hak Penampilan Hak ini dimiliki para pemusik, dramawan, maupun seniman lainnya yang karyanya dapat terungkap dalam bentuk pertunjukan. Pengaturan tentang hak pertunjukan ini dikenal dalam konvensi Berne maupun konvensi universal bahkan diatur dalam sebuah konvensi yaitu konvensi roma. Sedangkan Hak moral (moral rights), adalah hak pencipta untuk mengklaim sebagai pencipta suatu ciptaan dan hak pencipta untuk mengajukan keberatan terhadap setiap perbuatan yang bermaksud mengubah, mengurangi atau menambah keaslian ciptaannya (any mutilation or deformation or other modification or other derogatory action) yang dapat meragukan kehormatan dan reputasi (auther's honoror reputation) hak-hak moral (moral rights) yang diberikan kepada seorang pencipta mempunyai kedudukan yang sejajar dengan hak-hak ekonomi (economic rights) yang dimiliki pencipta atas ciptaannya (Susilowati, 2006). Dikutip oleh Harsono (1990), menurut desbois dalam bukunya Le Droit D Auteur (1966) berpendapat bahwa sebagai suatu elektrin, hak moral seorang pencipta mengadung empat makna, yaitu :
17
-
Droit Depublication: hak untuk melakukan atau tidak melakukan
pengumuman ciptaanya;
-
Droit De Repentier:hak untuk melakukan perubahan perubahan yang
dianggap perlu atas ciptaannya dan hak untuk menarik dari peredaran
atas ciptaan yang telah diumumkan;
-
Droit
Au
Respect:
hak
untuk
tidak
menyetujui
dilakukannya perubahan - perubahan atas ciptaannya oleh pihak lain; -
Droit A La Patemite: hak untuk mencantumkan nama pencipta : hak untuk tidak menyetujui perubahan atas nama pencipta
yang
akan
dicantumkan:
dan
hak
untuk
mengumumkan sebagai pencipta setiap
waktu yang diinginkan.
18
2.5
Manajemen
2.5.1 Definisi Manajemen
Menurut Schermerhorn, manajemen adalah proses perencanaan, organisir, kepemimpinan, dan pengontrolan penggunaan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan (p19, 2005). Sedangkan menurut Robbins dan Coulter, manajemen adalah mengkoordinasi dan mengawasi aktivitas pekerjaan suatu kelompok sehingga aktivitas mereka dapat selesai dengan efektif dan efisien (p23, 2009).
2.5.2 SWOT Analysis Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble, Analisis SWOT adalah tools yang simpel namun kuat untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya dan defisiensi suatu perusahaan, peluang suatu pasar, dan analisis ancaman dari luar di masa yang akan datang (p106, 2009). Sedangkan menurut Chaffey (p216, 2007), analisis SWOT adalah tools yang dapat membantu organisasi menganalisis sumber daya internal mereka guna mengetahui kekuatan dan kelemahannya, sehingga dapat dipergunakan untuk melawan ancaman serta peluang dari lingkungan luar.
19
Gambar 2.5
SWOT Analysis
2.5.2.1 Threats Adalah ancaman yang datang dari luar bisnis ini : -
Pembajakan yang kian marak marak
-
Kurang didukung oleh atensi pelaku industri kreatif yang tidak berminat ikut peran serta dalam bisnis ini
-
Karena bisnis ini merupakan pionir, maka jejak usaha ini mempunyai kemungkinan diikuti oleh kompetitor baru.
20
2.5.2.2 Weakness Adalah kelemahan yang dialami oleh bisnis ini, antara lain : -
Karena merupakan bisnis yang baru di Indonesia, maka terdapat
beberapa
kekurangan,
seperti
:
kurangnya
pengetahuan marketing, kurangnya sumber daya
2.5.2.3 Opportunity Adalah kesempatan yang dimiliki bisnis ini, antara lain : -
Sebagai pionir nasional dalam strategi bisnis sejenis
-
Bisnis ini dijalankan pada pasar yang ramai berkembang
2.5.2.4 Strength Adalah kekuatan yang dimiliki oleh bisnis ini, antara lain : -
Menyelamatkan pelaku industri kreatif
-
Merupakan model bisnis baru dengan strategi yang unik
-
Merupakan segmen pasar penawaran yang berbeda
yang baru dengan cara
21
2.5.3 Five forces dari Michael Porter Michael Porter memberikan kerangka bahwa model industri sebagai dipengaruhi oleh lima kekuatan. Manajer bisnis strategis mencari untuk mengembangkan keunggulan atas saingan perusahaan dapat menggunakan model ini untuk lebih memahami konteks industri di mana perusahaan beroperasi.
Gambar 2.6
Five Competitive Forces – Michael E. Porter
22
Menurut Robbins dan Coulter (p187, 2009), dalam setiap industri, 5 competitive forces ini merupakan peraturan dasar dalam berkompetisi. Kelima aturan tersebut antara lain : 1. Threat of new entrants – Bagaimana perlakuan kompetitor baru yang datang ke industri ini. 2. Threat of substitutes – Bagaimana perlakuan produk industri lain yang dapat menggantikan produk industri ini. 3. Bargaining power of buyers – Bagaimana kemampuan penawaran yang dimiliki oleh pembeli. 4. Bargaining power of supplier – Bagaimana kemampuan penawaran yang dimiliki oleh supplier. 5. Current rivalry – Seberapa intens persaingan dan kompetisi yang terjadi dalam lingkungan industri.
2.5.3.1 Threat of new entrants Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (p67, 2009), pelaku dari suatu bisnis atau industri yang sudah terbiasa dalam bisnis tersebut seringkali merupakan kandidat yang kuat untuk memasuki segmen pasar dimana mereka tidak mempunyai saingan. Namun tidak menutup kemungkinan adanya ancaman dari pendatang baru.
23
Ancaman dari pendatang baru lebih kuat ketika : -
Hambatan masuk rendah dan memungkinkan pendatang baru leluasa memasuki industri bisnis.
-
Pendatang baru berjumlah besar dan memiliki sumber daya yang mampu membuat mereka menjadi pesaing yang hebat.
-
Pemintaan pembeli meningkat.
-
Pendatang baru dapat menjanjikan profit yang atraktif.
-
Pelaku industri (yang lama) tidak dapat berkompetisi dengan pendatang baru.
Ancaman dari pendatang baru lebih lemah ketika : -
Hambatan masuk ke industri sangat tinggi
-
Pendatang baru berjumlah sedikit
-
Permintaan pembeli menurun atau sama (stagnant)
-
Pelaku industri (yang lama) dapat dengan mudah memenangkan persaingan pasar.
2.5.3.2 Threat of Substitutes Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (p69, 2009), tekanan yang diberikan oleh penjualan barang subtitutes
24
(barang pengganti) tergantung oleh : ketersediaan barang dan harga yang menarik, pandangan pembeli mengenai barang pengganti yang lebih baik kualitasnya, dan pandangan pembeli dalam selisih harga yang ditawarkan oleh barang pengganti. Ancaman barang pengganti lebih kuat ketika : -
Barang pengganti dapat dengan mudah tersedia (readily available).
-
Menawarkan harga yang menarik.
-
Dapat dibandingkan dengan barang utama atau mempunyai performa yang lebih baik.
-
Pembeli lebih memilih barang yang lebih murah.
-
Pembeli lebih nyaman menggunakan barang pengganti.
Ancaman barang pengganti lebih lemah ketika : -
Barang pengganti tidak tersedia (not readily available or doesn’t exist)
-
Harga yang ditawarkan barang pengganti lebih mahal
2.5.3.3 Bargaining power of buyers Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (p75, 2009), faktor kemampuan penawaran buyers tergantung pada :
25
-
Jika kemampuan buyers untuk menukar antara barang utama dan barang pengganti relatif rendah.
-
Jumlah buyers yang kecil.
-
Permintaan akan suatu barang yang distok rendah.
-
Jika buyers yang akan membeli suatu barang sudah diberitahu atau mempunyai informasi mengenai harga dan proses pembelian yang akan dilakukan. Kemampuan buyers menawar lebih kuat ketika : -
Permintaan pembelian sedang menurun.
-
Kuantitas dan kualitas dari informasi yang tersedia ke buyers meningkat.
-
Buyers mempunyai kemampuan untuk menunda pembelian jika mereka tidak menyukai penawaran yang dilakukan sellers.
-
Pembelian barang dalam volume besar. Kemampuan buyers menawar lebih rendah ketika :
-
Buyers membeli barang dalam jumlah yang sedikit.
-
Reputasi seller’s brand sangat berpengaruh bagi buyers.
-
Buyer bekerjasama dengan beberapa seller menjanjikan peluang yang sama – sama menang.
26
2.5.3.4 Bargaining power of supplier Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (p72, 2009), faktor kemampuan penawaran supplier tergantung pada : -
Apakah barang yang akan disupply merupakan komoditas yang tersedia dari banyaknya supplier dapat mempengaruhi harga pasar.
-
Apakah banyaknya supplier merupakan kunci utama ketersediaan barang.
-
Apakah pelaku industri menemukan kesulitan ketika hendak menukarkan proses pembelian barang yang sama ke supplier yang berbeda (dari satu supplier ke supplier lain). Kemampuan supplier menawar lebih kuat ketika :
-
Pelaku industri menawarkan harga yang lebih tinggi ketika akan menawarkan proses pembeliannya pada supplier lain.
-
Hanya terdapat beberapa supplier dalam pasar. Kemampuan supplier menawar lebih rendah ketika :
-
Barang yang menjadi komoditas merupakan barang yang banyak tersedia dari banyak supplier.
-
Banyak terdapat supplier dalam pasar.
27
2.5.3.5 Current rivalry Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (p62, 2009), persaingan dari kompetitor yang sudah ada di pasar, lebih kuat ketika : -
Kompetisi diantara sellers terjadi secara aktif dalam membuat gerakan baru untuk meningkatkan performance bisnisnya.
-
Pemintaan pembelian bergerak lambat.
-
Jumlah pesaing meningkat dan mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang sama dan kompetitif. Sedangkan persaingan dari kompetitor yang sudah ada
di pasar, lebih lemah ketika : -
Pelaku industri bersifat nonaggressive dalam melakukan proses jual beli dan bersifat menjauh dari persaingan.
-
Permintaan pembelian meningkat.
-
Produk milik kompetitor lebih berbeda dan kondumer loyalti tinggi.
28
2.5.4 Segmenting, Targeting, Positioning (STP) Menurut
Kotler
(p172,
2008),
suatu
perusahaan
perlu
mengidentifikasikan segmen pasarnya sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumennya dengan lebih efektif.
2.5.4.1 Segmentasi Segmentasi pasar terdiri dari sekelompok konsumer yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama. Menurut Jelassi dan Enders (p68, 2008), ada dua faktor utama yang menyebabkan pentingnya analisis segmen pasar, yaitu : -
Mendapatkan wawasan preferensi pelanggan.
-
Mendapatkan informasi tentang potensi ukuran atau besaran segmen pasar. Dalam bisnis ini, segmentasi yang dicangkup adalah
semua kalangan penikmat musik (secara demographic), merupakan pengguna internet aktif, terlebih pula bagi user yang
lebih
sering
mengunduh
secara
mendapatkan keuntungan (secara behavioral).
illegal
untuk
29
2.5.4.2 Targeting Langkah selanjutnya setelah perusahaan menentukan segmentasi pasar, maka perusahaan harus menentukan target pasar yang dituju dalam pasar. Dalam bisnis ini kami memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal yaitu penikmat musik dan pengguna internet aktif.
2.5.4.3 Positioning Positioning mendesign
adalah
penawaran
kegiatan dan
image
merencanakan
atau
perusahaan
agar
mendapatkan tempat khusus di target pasar yang dituju.
2.6
E-Business
2.6.1 Definisi E-Business
Menurut Schneider (p608, 2009), E-business adalah istilah lain dari ecommerce, kadang-kadang digunakan sebagai istilah yang lebih luas untuk ecommerce yang mencakup semua proses bisnis, yang dibedakan dari definisi sempit dari e-commerce yang hanya meliputi penjualan dan transaksi pembelian saja.
30
Sedangkan menurut Jelassi dan Enders (p4, 2008), E-Business adalah penggunaan jasa electronic guna melakukan aktifitas bisnis internal maupun external dalam suatu organisasi.
2.6.2 E-business market segmentation matrix
Menurut Jelassi dan Enders (p66, 2008), E-business market segmentation matrix menyediakan tinjauan dari perbedaan peserta dalam bisnis elektronik. Perbedaan tiga tipe peserta ini – consumers, business, dan gonvernment–yang dapat bertindak sebagai suppliers dan buyers.
2.6.2.1 The consumer/peer/citizen as a supplier/provider -
Consumer-to-Consumer (C2C) Yaitu di mana salah satu pelanggan bertindak sebagai pemasok dan menjual barang ke pelanggan lain.
-
Consumer-to-Business (C2B) Yaitu secara umum consumer memberitahu pelaku bisnis (supplier) dengan informasi tentang pengalaman mereka dengan produk dan layanan.
31
-
Consumer-to-Government (C2G) Berupa interaksi pada pemerintah, seperti penyerahan formulir online pengembalian pajak dan interaksi citizento-citizen.
2.6.2.2 The business as a supplier/provider -
Business-to-Consumer (B2C) Yaitu perusahaan (supplier) menjual produk dan jasa melalui online secara langsung ke pelanggan mereka.
-
Business-to-Business (B2B) Yaitu platform untuk pembelian online operasi atau manufacturinginput dimana bisnis lainnya perlu untuk membuat produk dan layanan mereka.
-
Business-to-Government (B2G) Yaitu interaksi pada pemerintah, misalnya, penyerahan formulir online pengembalian pajak perusahaan.
32
2.6.2.3 The Government as Supplier/provider Dibandingkan dengan dua kategori di atas (consumer dan business), kegiatan pemerintah dalam e-commerce sejauh ini relatif rendah. Kegiatan pemerintah sebagai supplier dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : -
Government-to-Consumer (G2C)
-
Government-to-Business (G2B)
-
Government-to-Government (G2G)
Tabel 2.2
E-Business Market Segmentation Matrix
33
2.7
Pemasaran
2.7.1 Definisi Pemasaran
Menurut salah seorang mahaguru ilmu pemasaran dunia, Philip Kotler (2009), Pemasaran atau Marketing adalah fungsi organisasional dan beberapa rangkaian
proses
untuk
mengkreasikan,
mengkomunikasikan,
dan
mengirimkan nilai kepada para pelanggan, dan utnuk membina hubungan dengan konsumen demi kepentingan organisasi tersebut beserta para stakeholder nya.
Sedangkan menurut The Chartered Institute of Marketing, Pemasaran adalah proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan dan menguntungkan para pelanggan.
2.8
Marketing 3.0
Perkembangan dunia pemasaran terus melaju pesat mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya yang akhirnya juga mempengaruhi perilaku para konsumen. Menurut Hermawan Kartajaya (2010), pada awalnya, era pemasaran masih berupa usaha apapun yang dilakukan perusahaan untuk menjual produknya.
34
Konsep ini akrab disebut Marketing 1.0 atau product-centric.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, terutama teknologi informasi, perilaku konsumen pun cenderung berubah. Mereka dapat dengan mudah mendapat informasi dan melakukan perbandingan terhadap barang yang akan mereka beli. Sehingga pemasar juga merubah perilaku mereka dengan menerapkan konsep customer-oriented atau marketing 2.0.Konsep ini mengharuskan para pemasar untuk sangat memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai pasar dan segmen mereka. Namun konsep ini dinilai terlalu pasif kepada konsumen dan tidak memberi nilai kedekatan antara produk dan pemakainya.
Karena konsep marketing yang tidak memberi kedekatan antara produk (dan tentu saja perusahaan) dengan konsumen, konsumen mulai berkurang tingkat kepercayaannya terhadap perusahaan. Saat ini, kepercayaan terjadi lebih banyak pada hubungan horizontal daripada hubungan vertikal. Atau dengan kata lain, konsumen lebih mempercayai konsumen lain daripada perusahaann. Oleh karena itu dikembangkanlah
konsep
marketing
terbaru
yaitu
marketing
3.0,
yang
mengintegrasikan pemasaran langsung dan pemasaran mulut ke mulut.Pemasaran mulut ke mulut ini terbukti sangat ampuh meningkatkan penjualan, dan terpenting meningkatkan kedekatan konsumen dan produk.Apalagi zaman sekarang dukungan media sosial yang makin dalam menyentuh kehidupan masyarakat, sungguh sangat membantu hubungan horizontal ini.
35
2.9
Creative Commons
2.9.1 Tentang Creative Commons
Visi Creative Commons adalah memanfaatkan potensial penuh dari internet yaitu akses universal ke riset dan edukasi dan partisipasi penuh kepada kultur. Kesemuanya itu untuk masuk ke era baru dari pengembangan, pertumbuhan dan produktifitas. Sementara misi Creative Commons adalah mengembangkan, mendukung, dan mengurus legal dan infrastruktur teknik yang memaksimalkan kreatifitas digital, penyebaran, dan inovasi. Infrastruktur Creative Commons terdiri dari paket lisensi hak cipta dan perangkat yang membentuk keseimbangan didalam pengaturan tradisional dari “All Right Reserved” yang dibuat oleh hukum. Perangkat Creative Commons memberi semua kalangan mulai dari kreator individual sampai perusahaan besar dan institusi sebuah cara yang ringkas dan terstandarisasi dalam mendapatkan izin hak cipta untuk karya kreatif mereka. Creative Commons adalah sebuah content besar yang dapat di-kopi, distribusi, di-edit, di-campur, membuat karya baru berbasis karya original, semua dalam jangkauan hukum hak cipta. Lisensi Hak cipta umum Creative Commons unik dan inovatif berdasarkan desain “tiga lapis”. Setiap lisensi dimulai sebagai perangkat legal
36
tradisional, dengan bahasa dan format text yang setiap pengacara kenal dan suka.Creative Commons menyebut ini sebagai lapisan Legal Code. Tetapi karena kebanyakan kreator, pengajar dan ilmuwan bukanlah seorang pengacara, Creative Commons juga membuat lisensi tersedia dalam format yang dapat dibaca oleh khalayak umum (disebut Common Deed atau versi “Human readable”). Format ini merupakan referensi yang ringkas bagi pemberi dan penerima lisensi, merangkum dan menitikberatkan pada interface yang user-friendly untuk isi Legal Code. Lapis terakhir dari desain lisensi dititikberatkan pada perangkat lunak, mulai dari search engine, produktifitas kantor sampai editing musik, memegang peran yang penting dalam proses kreasi, kopi, pencarian dan distribusi. Untuk membuat sebuah website mudah mengidentifikasi apabila ada karya baru dibawah lisensi Creative Commons, Disediakan pula versi “Machine Readable” atau dapat dibaca oleh mesin. Mencari konten terbuka adalah fungsi yang penting untuk diterapkan.Creative Commons dapat dicari menggunakan Google, melihat gambar
dari
Flickr,
album
di
Jamendo
dan
media
umum
di
Spinxpress.Wikipedia Commons, sebuah cabang berfokus pada multimedia dari Wikipedia, adalah pengguna inti yang menggunakan lisensi Creative Commons.
37
2.9.2 Lisensi Yang Disediakan Creative Commons Keterangan icon: BY: Attribution / Atribusi. ND: No Derivative: Konten original tidak boleh diubah. SA: ShareAlike: Karya original dapat di ubah atau membuat karya baru berbasis karya original dapat karya baru tersebut dapat di distribusi dengan lisensi yang sama dengan karya original. NC: Non-Commercial: Karya original tidak boleh digunakan untuk kepentingan komersil.
2.9.2.1 Attribution – CC BY
Gambar 2.7
Attribution – CCBY
Lisensi ini mengizinkan orang untuk mendistribusikan, mencampur, mengubah, dan membuat karya baru berbasis
38
karya original, bahkan secara komersial selama mereka membubuhkan nama original sebagai kreator original. Ini adalah lisensi paling berakomodasi dan direkomendasikan untuk penyebaran maksimum dan penggunaan material berlisensi.
2.9.2.2 Attribution – ShareAlike – CC BY-SA
Gambar 2.8
Attribution – ShareAlike – CCBY - SA
Lisensi ini mengizinkan orang lain untuk mencampur, mengubah, dan membuat karya baru berbasis karya original selama mereka membubuhkan nama
kreator original dari
karya tersebut dan melisensi karya baru mereka dengan lisensi yang identikal. Lisensi ini sering disamakan dengan lisensi “copyleft” gratis dan lisensi perangkat lunak open source. Seluruh karya baru berbasis karya original akan membawa lisensi yang sama, sehingga seluruh derivatif akan diizinkan
39
untuk penggunaan komersial. Lisensi ini digunakan oleh Wikipedia
dan
direkomendasikan
untuk
material
yang
menggunakan konten dari Wikipedia ataupun projek berlisensi sejenis.
2.9.2.3 Attribution – NoDerivative – CC BY-ND
Gambar 2.9
Attributin – NoDerivative – CC BY - ND
Lisensi ini mengizinkan untuk redistribusi, komersial dan nonkomersial, selama konten yang didistribusikan tidak diubah dan seluruh kredit adalah milik original.
40
2.9.2.4 Attribution – NonCommercial CC BY-NC
Gambar 2.10 Attribution – NonCommercial CC BY - NC
Lisensi ini mengizinkan orang lain untuk mencampur, mengubah dan membuat karya baru berbasis karya original untuk kepentingan non-komersial dan meskipun karya baru mereka tetap harus menyebut nama kreator original sebagai pemilik karya dan harus non-komersial, mereka tak harus melisensi karya mereka dengan lisensi yang sama.
41
2.9.2.5 Attribution – NonCommercial – ShareAlike – CC BY NC-SA
Gambar 2.11 Attribution – NonCommercial – ShareAlike – CC BY NC-SA
Lisensi ini mengizinkan orang lain untuk mencampur, mengubah dan membuat karya baru berbasis karya original untuk kepentingan non-komersial, dan kredit tetap dipegang oleh kreator original dan hasil karya mereka dilisensi dengan lisensi yang sama dengan karya original.
42
2.9.2.6 Attribution – NonCommercial – NoDerivs – CC BY NC-ND
Gambar 2.12 Atributtion – NonCommercial – NoDerivs – CC BY NC-ND
Lisensi ini merupakan lisensi paling ketat dari seluruh lisensi yang Creative Commons tawarkan, hanya mengizinkan orang untuk mengunduh karya dan menyebarnya selama kredit tetap di nama kreator original. Tetapi mereka tidak dapat mengubah mereka dengan cara apapun.
2.9.3 Studi Kasus Creative Commons: Ancient Free Gardeners
Ancient Free Gardeners adalah band rock-indie di Melbourne, Australia, menggunakan lisensi Creative Commons untuk mendistribusikan musik mereka. Anggota band mereka terdiri dari James Milsom sebagai vokal, Gautam Raju sebagai bass, Callum Barter sebagai drum dan Steve
43
Morfesse sebagai keyboard dan vokal. Band mereka menyanyikan lagu original mereka yang dikarang oleh James Milsom di Melbourne dan seringkali menggelar konser tour. Lagu-lagu mereka dirilis menggunakan lisensi dari Creative Commons yaitu Attribution-Noncommercial-ShareAlike 2.5 Australia Licence. Album mereka yang terdiri dari 5 lagu hampir terjual habis dan pengeluaran tetap lebih tinggi ketimbang pendapatan sehingga mereka mencari cara baru untuk mendistribusikan lagu mereka, sehingga mereka mengadopsi lisensi Creative Commons untuk menfasilitasi distribusi lagu mereka. Album mereka tersedia untuk diunduh secara gratis sebagai file zip atau streaming MP3 dari website official mereka, ditambah dengan platform distribusi yang dimiliki Creative Commons yaitu Jamendo. Album mereka juga dapat didownload melalui iTunes music store dan pengunjung website mereka diberi pilihan untuk membayar download lagu mereka apabila mereka berkehendak. Meskipun tidak ada statistik jumlah total pengunduh, tetapi band yang sebelumnya mendapatkan keuntungan yang minim dari ketersediaan lagu mereka di iTunes dan retailer musik lainnya, sekarang telah mendapatkan jumlah pengunduh yang signifikan besar sejak musik mereka tersedia di website mereka dan juga Jamendo. Pengalihan ke lisensi terbuka mereka masih tergolong sangat baru sehingga mereka belum mendapatkan
44
pengalaman yang signifikan dari Creative Commons, tetapi mereka akan melihat ada harapan bagus di masa depan. Mereka
menggunakan
lisensi
Creative
Commons
Attribution-
Noncommercial-ShareAlike 2.5 Australia Licence karena mereka ingin tetap memiliki hak atribusi mereka. Karena ketika menggunakan lisensi sebelumnya mereka menemukan kesulitan mendapatkan keuntungan melalui musik independen, band kemudian menginginkan tetap mempertahankan hak lisensi komersial mereka apabila di masa depan ada kesempatan baik. Menurut James Milsom, komunitas musik di Australia cemas dengan fakta bahwa musik Australia dapat berada di luar negeri dan menjadi subjek dari dollar luar negeri. Ketika ide Creative Commons mencuri perhatian Australia seperti yang terjadi di U.S. band kemudian menyadari prospek yang baik untuk masa depan industri musik Australia.