BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Macam – macam Perangkat Akses
2.1.1 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)
DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) merupakan suatu peralatan yang memungkinkan terjadinya jaringan DSL. DSLAM mengumpulkan koneksi dari pelanggan dan meneruskan melalui jalur kecepatan tinggi ke Internet Service Provider (ISP). Akses dari end-user melalui DSLAM akan tersentralisasi melalui BRAS. DSLAM dapat mengakomodir banyak pelanggan yang dihubungkan dengan satu jaringan backbone kecepatan tinggi, baik ATM switch maupun IP base. DSLAM menyediakan layanan transmisi data kecepatan tinggi dengan memanfaatkan kabel tembaga yang sudah ada. Pada perangkat DSLAM biasanya sudah terpasang splitter yang berfungsi memisahkan sinyal suara dan sinyal data, dimana sinyal suara akan menuju perangkat sentral telepon dan sinyal data akan diarahkan menuju BRAS melalui 6
7
media transmisi yang bisa berbentuk E-1, STM-1 (Synchronous Transport Module-1), Fiber Optic. E1 merupakan saluran digital yang dapat menampung 30 sambungan telepon PSTN. Selanjutnya dari BRAS akan diarahkan ke masingmasing ISP yang sudah bekerja sama. Terdapat dua jenis modulasi yang dipergunakan pada perangkat DSLAM dalam konfigurasi layanan Speedy, yaitu CAP (Carrierless Amplitude/Phase Modulation) dan DMT (Discrete Multitone). CAP merupakan teknik modulasi yang bekerja dengan membagi spektrum frekuensi yang terdapat pada jalur Speedy menjadi tiga bagian, yaitu kanal suara (berkisar antara 0 – 4 KHz), kanal upstream (25 Khz – 188 KHz), dan kanal downstream
(240
KHz
ke
atas).
Pemisahan
ini
dimaksudkan
untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya interferensi antar kanal tersebut. Sedangkan teknik modulasi DMT bekerja dengan membagi frekuensi menjadi 256 kanal, yang masing – masing lebarnya 4,3125 KHz. Pada teknik modulasi ini, kecepatan data yang dikirim ke setiap kanal dapat diatur secara terpisah. Dengan cara ini, modulasi DMT dapat mengeliminasi kanal – kanal yang mengalami gangguan atau interferensi dikanal tersebut. Perangkat DSLAM merupakan suatu perangkat yang menyediakan layanan data digital kecepatan tinggi dan telepon analog secara simultan pada sisi sentral. Secara umum komponen dalam DSLAM terdiri dari Backbone Interface dan Line Interface Module (LIM). Backbone Interface adalah antarmuka antara DSLAM dengan jaringan Switch. Karena sebagian besar negara di Asia termasuk Indonesia mengacu pada
8
sistem standarisasi Eropa maka antarmuka ini sedapat mungkin menggunakan standar ESTI untuk 155 Mbps. LIM merupakan modul gabungan antara modem ADSL (ATU-C) dengan POTS Splitter. ATU-C dalam DSLAM mempunyai fungsi yang sama dengan ATU-R yaitu mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog dan sebaliknya. POTS Splitter memisahkan sinyal digital dan sinyal telepon analog. Selain itu, DSLAM juga berfungsi mengatur transmisi data, data dari beberapa pelanggan akan dikonsentrasikan untuk kemudian ditransmisikan ke ATM Switch, dan data dalam jumlah besar dari ATM akan distribusikan oleh DSLAM ke masing– masing kanal pelanggan. ATM (Asynchronous Transfer Mode) adalah teknologi switching dan multiplexing yang memiliki bandwidth yang lebar dan delay yang kecil. Pada teknologi DSL, setiap pelanggan terhubung langsung ke perangkat DSLAM sehingga tidak terjadi penurunan kinerja pada pelanggan apabila terjadi penambahan pelanggan.
Gambar 2.1 Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM)
9
Prinsip kerja DSLAM pada prinsipnya sama dengan ADSL. DSLAM memisahkan frekuensi sinyal suara dari trafik data kecepatan tinggi, serta mengontrol dan merutekan trafik digital subcriber line (xDSL) antara perangkat end–user, seperti: router, modem, dan network interface card, dengan jaringan penyedia layanan. DSLAM menyalurkan data digital memasuki jaringan suara (POTS). DSLAM mengalihkan kanal suara (biasanya dengan menggunakan splitter) sehingga sinyal tersebut dapat dikirimkan melalui PSTN, dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL. Setelah menghilangkan sinyal suara analog, DSLAM mengumpulkan sinyal-sinyal yang berasal dari end-user dan menyatukan menjadi sinyal tunggal dan bandwidth lebar, melalui proses multiplexing. Sinyal yang sudah disatukan ini disalurkan dengan kecepatan Mbps ke dalam kanal oleh peralatan switching backbone melalui jaringan akses yang biasa disebut Network Service Provider. Sinyal yang dikirimkan melalui internet atau jaringan lain muncul kembali pada sentral telepon yang dituju, dimana DSLAM yang lain menunggu. DSLAM bersifat flexible dan dapat mendukung berbagai macam DSL yang terdapat dalam sebuah sentral telepon, yang juga menyediakan routing maupun penomoran IP secara dinamik untuk pelanggan (end-user). Jika tidak tersedia tempat di dalam MDF atau ternyata jarak antara sentral dengan pelanggan terlalu jauh maka solusinya dengan menggunakan mini DSLAM. Mini DSLAM ini dapat diletakkan pada RK yang terdapat di antara STO dengan pelanggan. Adapun parameter - parameter yang digunakan untuk menentukan performansi DSLAM, yaitu :
10
Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput juga mengacu pada banyaknya data yang dapat dikirimkan dalam suatu waktu. Hal ini sangat bergantung pada ketersediaan bandwidth pada jaringan. Kecepatan upstream dan downstream, yaitu kecepatan saat melakukan upload dan download. SNR (Signal to noise ratio), yaitu perbandingan puncak sinyal dengan noise yang diukur. Nilai SNR dipengaruhi oleh kekuatan signal dan besarnya noise. Secara kasar tanpa melihat nilai power signal dan noise, semakin besar nilai SNR maka kualitas yang didapat akan semakin baik (bisa jadi signalnya yang besar atau noisenya yang kecil). Attenuation (dB), yaitu besarnya faktor redaman kabel. Kabel mempunyai velocity factor yang menyebabkan semakin panjang kabel maka loss-nya akan semakin besar. Setiap kabel memiliki nilai yang berbeda – beda tergantung dari bahan dan luas penampang kabel. Dengan begitu, semakin kecil nilai Line Attenuation maka akan semakin baik. Output power, yaitu besarnya power yang dihasilkan dari suatu perangkat.
2.1.1.1
Komponen penyusun DSLAM DSLAM terdiri dari: Splitter – Low Pass Filter untuk melewatkan band suara dan high pass filter untuk melewatkan band ADSL Modul-modul pelanggan dapat berupa modul ADSL, SDSL, VDSL, dan lain-lain. Untuk layanan Speedy dipergunakan
11
modul ADSL. Modul ADSL di sisi DSLAM disebut ATU-C, sedangkan ADSL di sisi pelanggan disebut ATUR. ADSL Transceiver Unit – Central Office (ATU-C), melakukan multiplexing dasar, demultiplexing, receiving, fungsi sistem kontrol dan menyediakan interface untuk loop, jaringan transport serta sistem operasi dan switching. ADSL Transceiver Unit – Remote (ATU-R), menyediakan interface untuk
distribusi
lokal
yang digunakan
untuk
layanan
broadband melalui service module.
Jaringan telepon terdiri dari sentral telepon, RK (Rumah Kabel), DP (Distributin Point), dan pelanggan. Pada saat ini, PT. TELKOM tidak hanya menawarkan pelayanan data suara saja (telepon) tetapi juga menawarkan pelayanan dalam bentuk data digital. Data digital tersebut antara lain: VoIP, IPTV, internet, dll. Untuk itulah dibutuhkan perangkat DSLAM yang memiliki fungsi : Sebagai filter voice dan data. Sebagai modulator / demodulator DSL. Sebagai multiplexer
12
Dari hal tersebut dapat digambarkan diagram jaringan lokal sebagai berikut :
Gambar 2.2 Diagram Jaringan Lokal
2.1.2 MSAN (Multi Service Access Node)
MSAN (Multi Service Access Node) adalah layanan multi service yang menyediakan fungsi broadband akses multiplexer melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optic. MSAN di implementasikan untuk menyediakan suatu solusi layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau tembaga dengan cost-effective pada suatu layer jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN, NGN dan jaringan broadband berada pada daerah yang sama.
Mengenai penjelasan tentang MSAN akan dibahas lebih lanjut di BAB III bagian pertama.
13
2.1.3 GPON (Gigabit Passive Optical Network)
GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT (Optical Line Terminal), maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU (Optical Network Unit), untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan. Pada prinsipnya, PON adalah sistem point to multipoint, yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3.
2.1.3.1
Keunggulan GPON Adapun
beberapa
keunggulan
yang dimiliki
oleh
teknologi GPON adalah: a. Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optic b. Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT. c. GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).
14
d. Alokasi bandwidth dapat diatur. e. Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif. f. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream. g. Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih effisien. Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik konvensional.
2.1.3.2
Komponen GPON Konfigurasi network GPON intinya dapat dibagi menjadi
5 bagian: o Network Management System (NMS) o Optical Line Terminal (OLT) o Optical Distribution Cabinet (ODN) o Optical Distribution Pack (ODP) o Optical Network Termination/Unit (ONT).
15
Gambar 2.3 Konfigurasi GPON
Network Management System (NMS) NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun beda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VOIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun comment line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh.
16
Optical Line Terminal (OLT) OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel . ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT. Perangkat interior pada ODC terdiri dari :
- Konektor Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang
17
digunakan pada Optical Access Network dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.
- Splitter Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32
port.
Berdasarkan
ITU
G.983.1
BPON
Standard
direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.
18
Tabel 2.1 Redaman Passive Splitter Rasio
Redaman
1:2
2,8 – 4,0 dB
1:4
5,8 – 7,5 dB
1:8
8,8 – 11,0 dB
1:16
10,7 – 14,4 dB
1:32
14,6 – 18,0 dB
Optical Distribution Pack Instalasi atau terminasi yang bagus dari fiber adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel fiber optik, pada implementasi dari suatu jaringan, beberapa jenis DP yang diperkenalkan. Syarat utama DP adalah
DP dapat di ubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel fiber optik beberapa meter.
Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter.
DP harus memiliki akses dari sisi depan.
Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung fiber.
DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel fiber optik.
19
Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU) ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan.
2.2 Macam – macam Service MSAN
2.2.1 Service Narrowband Service Narrowband pada MSAN meliputi:
POTS POTS (Plain Old Telephone Service) adalah layanan suara yang didasarkan pada transmisi sinyal analog yang umum sebelum munculnya ISDN (Integrated Services Digital Network), telepon seluler, dan Voice over Internet Protocol (VoIP).
Payphone Payphone adalah layanan suara yang menggunakan frekuensi 16 Khz, layanan ini lebih dikenal dengan layanan telepon koin.
Fax Fax adalah layanan pengiriman / penerimaan dokumen dengan menggunakan suatu perangkat yang mampu beroperasi melalui jaringan telepon dengan hasil yang serupa dengan aslinya.
20
2.2.2 Service Broadband Service Broadband pada MSAN meliputi:
Internet Internet (Interconnection - Networking) adalah suatu sistem global jaringan komputer yang saling menghubungkan pada satu dengan yang lain di semua penjuru dunia
IP TV IPTV (Internet Protocol TV) adalah sebuah sistem yang memungkinkan ratusan saluran TV dan video untuk dilihat pada jumlah yang tidak terbatas pada TV dan PC yang terhubung ke jaringan data yang ada.
VPN VPN (Virtual Private Network) adalah sebuah koneksi yang aman antara dua bagian dari sebuah jaringan pribadi yang digunakan pada sebuah jaringan publik seperti Internet.
VoBB VoBB (Voice over BroadBand) adalah layanan panggilan suara melalui internet dengan menggunakan Voice over Internet Protocol.
21
2.3 Macam – macam Metode Akses Internet
2.3.1 IP Static IP Static yaitu IP yang dedicated dengan sebuah PC atau perangkat networking lain, misal router. Alamat IP Static adalah sebuah pemberian alamat IP yang tidak pernah berubah. Alamat IP Static penting karena server memakai alamat IP ini dan mungkin mempunyai pemetaan DNS (Domain Name System) menunjuk kepada server tersebut, dan biasanya memberikan informasi kepada mesin lain (seperti email server, web server, dll. ). Blok alamat IP Static mungkin diberi oleh ISP (Internet Service Provider), baik dengan permintaan atau otomatis bergantung pada cara hubungan ke internet.
2.3.2
DHCP DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol
yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
22
2.3.2.1 Cara Kerja DHCP Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client. DHCP
Server
merupakan sebuah mesin
yang
menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini. DHCP menjalankan
Client
merupakan
perangkat
lunak
mesin klien
klien
yang
DHCP
yang
memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini. DHCP Server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu “penyewaan” alamat IP tersebut habis
23
masanya,
klien
akan
meminta
kepada
server
untuk
memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya. DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP Server dalam proses empat langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP Client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif. 2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP Server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP Client. 3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP Server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan. 4. DHCPACK: DHCP Server akan merespon permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat dan konfigurasi TCP/IP lainnya kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
24
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP Server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya. Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP Server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP Server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP Server tersebut berbenturan, karena protokol IP
tidak
mengizinkan
dua
host
memiliki
alamat
yang
sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
2.3.3 PPPoE PPPoE (Point-to-Point Protocol over Ethernet) adalah protokol jaringan untuk mengenkapsulasi Point-to-Point Protocol (PPP) frame dalam frame Ethernet. Hal ini digunakan terutama dengan layanan DSL di mana pengguna individu terhubung ke modem DSL over Ethernet dan di dataran jaringan Ethernet Metro. Ini dikembangkan oleh UUNET, Redback Networks dan Router Ware (sekarang Wind River Systems) dan tersedia sebagai informasi RFC 2516.
25
Jaringan Ethernet berbasis paket dan tidak memiliki konsep sambungan atau sirkuit dan juga kurangnya fitur keamanan dasar untuk melindungi terhadap konflik IP, MAC dan DHCP Server. Dengan menggunakan PPPoE, pengguna dapat "memanggil" dari satu komputer ke komputer lain melalui jaringan Ethernet, membentuk titik ke titik koneksi antara mereka dan kemudian transportasi paket data yang aman melalui koneksi tersebut.
2.3.3.1 Cara Kerja PPPoE Ada beberapa tahapan proses untuk PPPoE, yaitu PADI, PADO, PADR, PADS dan PADT. Client to Server : Initiation (PADI) PADI (PPP Active Discovery Initiation), Jika user ingin "dial up" ke internet menggunakan DSL (Digital Subscriber Line), maka komputer pertamanya harus menemukan DSL Access Concentrator (DSLAC) pada POP (Point Of Presence) ISP (Internet Service Provider) user. Komunikasi over Ethernet hanya mungkin melalui alamat MAC . Sebagai komputer yang tidak tahu alamat MAC dari DSL-AC, komputer itu mengirimkan paket PADI melalui Ethernet broadcast (MAC: ff: ff: ff: ff: ff: ff). Paket PADI ini berisi alamat MAC dari komputer pengirim.
26 Frame 1 (44 bytes on wire, 44 bytes captured) Ethernet II, Src: 00:50:da:42:d7:df, Dst: ff:ff:ff:ff:ff:ff PPP-over-Ethernet Discovery Version: 1 Type 1 Code Active Discovery Initiation (PADI) Session ID: 0000 Payload Length: 24 PPPoE Tags Tag: Service-Name Tag: Host-Uniq Binary Data: (16 bytes)
Src = source, menyimpan alamat MAC dari komputer pengirim PADI tersebut. Dst = destination, alamat broadcast Ethernet.
Paket PADI dapat diterima oleh lebih dari satu DSL-AC. Hanya peralatan DSLAC yang dapat melayani tanda "Service-Name" untuk membalas.
Server to client: Offer (PADO) PADO (PPP Active Discovery Offer) Setelah komputer pengguna telah mengirimkan paket PADI, DSL-AC menjawab dengan paket PADO, menggunakan alamat MAC yang disertakan dalam PADI tersebut. Paket PADO berisi alamat MAC dari DSL-AC, namanya (misalnya LEIX11-ERX untuk TCom DSL-AC di Leipzig ) dan nama layanan. Jika lebih dari satu jawaban POP DSL - AC dengan paket PADO, komputer pengguna memilih DSL-AC untuk POP tertentu dengan menggunakan nama atau layanan yang disediakan.
27
Berikut adalah contoh dari paket PADO: Frame 2 (60 bytes on wire, 60 bytes captured) Ethernet II, Src: 00:0e:40:7b:f3:8a, Dst: 00:50:da:42:d7:df PPP-over-Ethernet Discovery Version: 1 Type 1 Code Active Discovery Offer (PADO) Session ID: 0000 Payload Length: 36 PPPoE Tags Tag: AC-Name String Data: IpzbrOOl Tag: Host-Uniq Binary Data: (16 bytes)
Nama AC -> String Data memegang nama AC, dalam hal ini "Ipzbr001" (the Arcor DSL-AC di Leipzig) Src = Menyimpan alamat MAC dari DSL-AC. Alamat MAC dari DSL-AC juga mengungkapkan produsen DSL-AC (dalam hal ini Nortel Networks ).
Client to server: request (PADR) PADR (PPP Active Discovery Request) Sebuah paket PADR dikirim oleh komputer pengguna ke DSL-AC berikut diterimanya paket PADO diterima dari DSL-AC. Ini menegaskan penerimaan tawaran koneksi PPPoE yang dibuat oleh DSL-AC mengeluarkan paket PADO.
28
Server to client: session-confirmation (PADS) PADR (PPP Active Discovery Session-confirmation) PADR paket di atas dikonfirmasi oleh DSL-AC dengan paket PADS, dan ID Sesi diberikan dengan itu. Koneksi dengan DSL-AC untuk POP yang sekarang telah sepenuhnya didirikan.
Either end to other end: termination (PADT) PADT (PPP Active Discovery Termination) Paket ini mengakhiri sambungan ke POP. Ini dapat dikirimkan baik dari komputer pengguna atau dari DSL-AC.