BAB II LANDASAN TEORI
2.1 PURA BESAKIH
2.1.1 Sejarah Berdirinya Pura Besakih Menurut (Budi, 2011) mengatakan banyak sekali Pura di Indonesia, salah satu yang terkenal terletak di daerah Bali, karena Bali merupakan dearah yang penduduknya paling banyak menganut agama hindu, sedangkan pura itu sendiri merupakan tempat beribadah umat hindu di Indonesia. Salah satu pura yang terkenal di Bali yaitu Pura Besakih. Pura Besakih adalah pura yang paling besar di Bali, dan merupakan induk pura yang ada di Bali atau dikenal dengan Mother Temple. Oleh karena itu Pura Besakih menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan karena terkenal dengan komplek puranya. Pura Besakih terletak di kaki Gunung Agung yaitu gunung tertinggi di Bali. Pada Pura Besakih terdapat 18 pura pendamping dan 1 pura sebagai pusatnya yaitu Pura Penataran Agung sehingga dikenal dengan komplek pura. Pada Pura Penataran Agung terdiri dari tiga candi besar yang merupakan symbol stana dari sifat Tuhan yang disebut Tri Murti yaitu Dewa Wisnu sebagai Pencipta, Dewa Brahma sebagai Perlamban Pencipta, dan Dewa Siwa sebagai Pelebur, sesuai dengan konsep bahwa kita lahir, hidup dan mati. Pura Besakih membutuhkan waktu hampir 1000 tahun dalam proses pembangunanya sampai terbentuk seperti sekarang ini, semua itu diperkuat dengan banyaknya bukti peninggalan sejarah di komplek pura seperti struktur teras piramid, menhir, dan tahta batu yang berada disana. Eka Dasa Ludra 6
7
adalah puncak ritual yang paling besar, diadakan setiap 100 tahun sekali, dan upacara ini terakhir kali dilakukan pada tahun 1979. Kata Pura sebenarnya mempuyai arti yaitu kota, kota menara atau istana atau kota berbenteng. Dalam perkembangannya kata puri dipakai sebagai nama tempat tinggal untuk para raja dan bangsawan, sedangkan pura dipakai untuk tempat beribadah. Asal mula sebelum adanya Besakih, hanya terdapat kayu-kayu dan hutan belantara ditempat tersebut, demikian pula dengan selat Bali yang belum ada atau muncul. Pulau Jawa dan Pulau Bali dahulunya masih menjadi satu dan belum dipisahkan oleh laut yang bernama Pulau Dawa. Di Jawa Timur yaitu di Gunung Rawang terdapat seorang Yogi atau petapa yang bernama Resi Markandeya yang berasal dari Hindustan (India), oleh para pengiringnya disebut Batara Giri Rawang karena kesucian rohaninya dalam kecakapan dan kebijaksanaan. Pada mulanya sang Yogi bertapa di gunung Demulung dan pindah ke gunung Hyang. Sekian lama beliau bertapa, dia mendapatkan perintah dari Hyang Widhi Wasa agar beliau dan para pengikutnya untuk menebas habis semua hutan di Pulau Dawa untuk dibagikan kepada para pengikutnya. Sang Yogi melaksanakan perintah itu dan berangkat ke arah Timur dengan membawa 8000 orang pengikut, setelah sampai disana Sang Yogi menyuruh para pengikutnya untuk menebas habis hutan tersebut. Dalam proses penebasan hutan, banyak para pengikut Sang Yogi yang sakit dan mati juga dimakan binatang buas yang dikarenakan dalam proses penebasan hutan tidak didahului dengan upacara yadnya. Kemudian penebasan hutan dihentikan dan Sang Yogi pun kembali ke tempat pertapaannya di gunung Raung untuk bertapa. Pada suatu hari yang dipandang baik beliau kembali ingin melanjutkan penebasan hutan itu untuk pembukaan daerah baru, dia mengajak beberapa resi dan petapa lain untuk diajak bersama-sama memohon wara nugraha kehadapan Hyang Widhi Wasa untuk keberhasilan pekerjaan ini.
8
Kali ini dia membawa pengikut yang berjumlah 4000 orang berasal dari Desa Age dengan membawa alat-alat pertanian lengkap beserta bibit yang akan ditanam di hutan yang akan di tebas habis. Setelah tiba di tempat yang dituju, sang Yogi Markandeya segera melakukan tapa yoga semedi bersama-sama para yogi lainnya dan mempersembahkan
upacara
yadnya.
Setelah
upacara
selesai,
para
pengikutnya disuruh bekerja melanjutkan penebasan hutan tersebut, menebang pohon-pohonan dan lain-lain yang di mulai dari selatan ke utara. Karena dipandang sudah cukup banyak hutan yang ditebas, maka berkat Asung Wara Nugraha Hyang Widhi Wasa, Sang Yogi memerintahkan untuk menghentikan penebasan hutan dan mengadakan pembagian tanah untuk pengikutnya yang dijadikan sawah, tegal dan perumahan. Di tempat dimana dimulai penebasan hutan itu Sang Yogi menanam kendi berisi air, juga pancan datu yaitu berupa logam emas, perak, tembaga, besi dan perunggu disertai permata mirah adi dan upacara sesajen lalu dipercikan air suci, dan tempat itu dinamakan Basuki. Sejak saat itu para pengikut Sang Yogi yang datang pada waktu berikutnya serta menebas hutan untuk membuka wilayah baru, tidak lagi ditimpa bencana sebagai mana yang pernah dialami dulu.
2.1.2 Asal Mula Pura Besakih (Anonymous, 2009) mengatakan Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, pura ini berada di kaki Gunung Agung di lereng barat daya pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, sedangkan Gunung Agung itu sendiri adalah gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian sekitar 3142 meter yang merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Pura Besakih, Gunung Agung juga pernah meletus beberapa kali pada tahun 1089, 1143, 1189 dan 1963. Kata Besakih berasal dari kata Basuki yang mempunyai arti selamat dan berkembang menjadi Basukir dan Basukih lalu terakhir menjadi Besakih,
9
nama ini terdapat dalam prasasti yang disimpan di gedong penyimpanan di Natar Agung, Merajan Selonding, dan Pura gaduh Sakti di Desa Selat. Fungsi umum Pura Besakih adalah sebagai tempat beribadah umat hindu untuk memohon keselamatan. Pada waktu Bhatara Turun Kabeh yang jatuh pada setiap purnama sasih kedaksa sekitar oktober setiap tahunnya, seluruh umat hindu berbondong-bondong untuk menyampaikan sujud baktinya pada Tuhan. Di Pura ini juga diadakan upacara Panca Wali Krama setiap 10 tahun sekali dan yang terbesar adalah upacara Eka Dasa Ludra setiap 100 tahun sekali yang terakhir kali dilakukan pada tahun 1997. Berdasarkan catatan yang terdapat dalam prasati logam maupun lontar, pada mulanya Pura besakih merupakan bangunan pelinggih kecil yang diperbesar dan diperluas secara bertahap dalam waktu yang sangat lama, dari catatan tersebut diketahui bahwa Pura Besakih memang sudah ada dari abad ke-11 pada tahun 1007. Pada masa pemerintahan Airlangga di Jawa Timur (1019-1042) dan Empu Kuturan yang menjadi senopati di Bali, yang berkedudukan di Silayukti, padangbai, kabupaten karangasem. Empu Kuturan memperbesar dan memperluas Pura Besakih dengan membangun sejumlah pelinggih dan beberapa meru yang dibangun meniru bangunan di Jawa saat ini. Kemudian, pada masa pemerintahan Shri Wira Kesari Warmadewa sampai masa pemerintahan Dalem Waturenggong, Pura Besakih tetap mendapatkan pemeliharaan yang baik. Hampir semua pelinggihnya diperbaiki, areanya diperluas, bahkan oleh Dang Hyang Dwijendra atau Pedanda Sakti Wawu Rauh ditambah dengan pelinggih beruang tiga yang sekarang terdapat di Pura Penataran Agung Besakih pada sekitar abad ke-16, pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali. Dalam
lontar
Jaya
Kesunu
disebutkan
Raja
Sri
Jayakesunu
memerintahkan memasang penjor pada Hari Raya Galungan sebagai lambang Gunung Agung. Pada pemerintahan Sri Kresna Kepakisan, seperti terdapat dalam lontar Raja Purana Besakih tentang upacara, nama pelinggih, tanah pelaba, susunan pengurus, hingga tingkatan upacara, diatur dengan baik.
10
2.1.3 Struktur Pura (Anonymous, 2009) mengatakan dari apa yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai sejarah dan asal mula berdirinya Pura Besakih, kita jadi tahu bagaimana asal terbentuknya pura besakih, dan sampai sekarangpun pura besakih masih menduduki pura terbesar di Bali untuk tempat beribadah umat hindu di Indonesia. Mengenai struktur pura besakih itu sendiri, pura besakih sebenarnya memiliki 18 komplek pura utama dan sebagian lagi sebagai pura pendamping, berikut ini sebagian pura yang ada di Besakih. 1. Pura Bangun Sakti Pura ini berada di sebelah kanan jalan menuju ke Penataran Agung dan di sebelah utara Pura Manik Mas. Di Pura ini terdapat empat bangunan dan pelinggih. Yang dimaksud pelinggih yaitu Gedong Simpan sebagai linggih Sang Hyang Ananthaboga. 2. Pura Goa Pura ini berada di sebelah kanan jalan berhadapan dengan Pura Merajan Slonding. Di komplek ini terdapat goa yang besar, tetapi bagianbagiannya sudah banyak yang runtuh. Menurut kepercayaan rakyat, goa itu tembus ke Goa Lawah, di sebelah timur Kusamba, Sebagai goa untuk Sang Hyang Basuki. Di pura ini terdapat empat pelinggih. 3. Pura Merajan Kanginan Pura ini berada di sebelah timur Pura Banuwa. Di pura ini terdapat tujuh bangunan dan pelinggih, di antaranya ada pelinggih untuk Empu Baradah. 4. Pura Persimpangan Pura ini berada di Desa Kedungdung, di tengah-tengah ladang sekitar 1,5 km, di Sebelah selatan Pura Penataran Agung. Di Pura ini terdapat 4 buah bangunan dan pelinggih. Fungsinya sebagai tempat
11
pesimpangan sementara bhatara Besakih ketika diadakan upacara melasti (mencari toya ning ke Toya Sah), ke Tegal Suci atau ke Batu Kiotok yang dilakukan tiap-tiap tahun. 5. Pura Ulun Kulkul Pura ini berada sekitar 350 meter sebelah kiri jalan menuju Pura Penataran Agung. Di Pura ini terdapat tujuh bangunan dan pelinggih. Pelinggih yang terpentingnya adalah Gedong Sari beratap ijuk sebagai linggih Dewa Mahadewa. Pura ini adalah salah satu linggih Dewa Catur Loka Phala, yaitu manifestasi Sang Hyang Widhi yang menguasai arah barat. Warna perhiasaan atau busana di pura ini, pada waktu upacara, serba kuning. 6. Pura Dalem Puri Pura ini berada di sebelah utara tikungan jalan terakhir, sebelum sampai di Desa Besakih sekitar 1 km di sebelah barat daya Pura Penataran Agung Besakih. Di pura ini terdapat 10 bangunan, termasuk pelinggih berbentuk gedong beratap ijuk. Fungsinya Sebagai linggih bhatari Uma dan Dewi Durga. Di Pura ini juga terdapat pelinggih Sang Hyang Prajapati sebagai penguasa roh manusia. Di Sebelah utara terdapat tanah lapang yang disebut Tegal Penangsar. 7. Pura Manik Mas Pura ini berada di pinggiran sebelah kiri jalan menuju ke Pura Penataran Agung, jaraknya sekitar 750 meter di sebelah selatan Penataran Agung. Di Pura ini terdapat 6 bangunan dan pelinggih, termasuk pelinggih pokoknya berbentuk gedong simpan, bertiang empat menghadap ke barat. Fungsinya sebagai linggih Ida Ratu Mas Melilit.
12
8. Pura Basukihan Pura ini berada di sebelah kanan tangga naik menuju Pura Penataran Agung. Di sana tendapat 10 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya berbentuk meru dengan atapnya bertinggkat 9 sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki. 9. Pura Batu Madeg Pura ini berada sekitar 150 meter di sebelah kanan (utara) Pura Penataran Agung. Pura ini adalah komplek pura yang besar, dengan 29 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya berbentuk meru besar beratap ijuk beratap 11. Bangunan ini merupakan linggih Dewa Wisnu sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi, yang menguasai arah Sebelah utara. Warna busana di pura ini adalah serba hitam. 10.Pura Merajan Selonding Pura ini berada di Sebelah kiri Pura Penataran Agung, dengan lima bangunan pelinggih. Di pura itu tersimpan prasasti dan sejumlah pratima, serta gamelan slonding. Menurut catatan sejarah, pura ini merupakan bekas bagian dan istana raja Sri Wira Dalem Kesari. Kini, pura ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka. 11.Pura Gelap Pura ini terletak sekitar 600 meter pada sebuah bukit sebelah timur Pura Penataran Agung. Di dalamnya terdapat enam bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya adalah meru beratap 3 sebagai linggih Dewa Iswara manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai penguasa tanah sebelah timur. Warna busana di pura ini adalah serba putih. 12.Pura Banuwa Pura ini berada di sebelah kanan jalan di hadapan Pura Besakih, sekitar 50 meter dan Pura Penataran Agung. Dalam pura ini terdapat empat bangunan dan pelinggih pemujaan pokoknya ditujukan kepada
13
Dewi Sri. Setiap sasih kepitu atau sekitar Januari, di sini diadakan upacara Ngusaba Ngeed dan Ngusaba Buluh yang bertujuan mohon kemakmuran di sawah dan di ladang. 13.Pura Hyang Aluh Terletak di sebelah barat Pura Penataran Agung, berjarak sekitar 200 meter. Di dalamnya terdapat tujuh bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokok pada pura ini berbentuk gedong untuk linggih Ida Ratu Ayu. 14.Pura Pengubengan Letaknya 1,5 km disebelah utara Pura Penataran Agung, di dalamnya ada enam bangunan dan pelinggih. Fungsinya sebagai tempat ngayat atau nubeng, suatu upacara pemakaman kepada Sang Hyang Widhi bahwa di Pura Penataran Agung akan dilangsungkan upacara. Pelinggih pokoknya berupa meru beratap tingkat 11. 15.Pura Penataran Agung Besakih Pura ini terletak di tengah-tengah kelompok pura yang termasuk lingkungan Pura Besakih. Komplek pura ini termasuk terbesar di Pura Besakih. Terdiri dari 7 tingkat halaman dengan jumlah bangunan dan pelinggih seluruhnya sebanyak 53 buah. Disini terdapat meru yang besarbesar beratap tujuh tingkat 11, 9, 7, 5, dan 3. Pelinggih yang merupakan pemujaan pokoknya adalah Padma Tiga sebagai linggih Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya Sebagai Purusa yaitu Ciwa, Sadha Ciwa dan Panama Ciwa yang sekaligus merupakan poros dari pura-pura yang lainnya. 16.Pura Kiduling Kreteg Pura ini berada sekitar 300 meter di sebelah kiri (Selatan) Pura Penataran Agung, di atas suatu bukit. Di dalamnya ada 21 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya adalah meru besar beratap tingkat 11
14
sebagai linggih Dewa Brahma yaitu manifestasi dari Sang Hyang Widhi sebagai penguasa arah selatan. Komplek pura ini merupakan komplek yang besar, hampir sama besarnya dengan komplek Pura Batu Madeg. Warna busana di pura ini merah. 17.Pura Tirta Pura ini berada sekitar 300 meter di Sebelah timur laut Pura Pengubengan. Di pura ini terdapat dua bangunan dan pelinggih, serta air suci (tirta). Jika ada upacara di komplek Pura besakih, maka di pura inilah umat memohon tirta atau air suci. 18.Pura Peninjauan Pura ini terletak sekitar 1 km di sebelah kanan Pura Penataran Agung, di dalamnya terdapat 12 bangunan dan pelinggih. Pelinggih pokoknya berbentuk meru beratap tingkat 11, tempat Empu Kuturan memohon restu kepada Sang Hyang Wicthi dalam rangka suatu upacara di Gunung Agung. 19.Pura Pasar Agung Pura ini letaknya di lereng Gunung Agung, melalui Desa Selat ke Desa Sebudi, lalu mendaki sekitar empat jam mendaki ke arah utara. Pelinggihnya hancur semua ketika Gunung Agung meletus pada 1963, dan menjelang karya Eka Dasa Rudra di Besakih telah mulai diperbaiki secara bertahap sarnpai sekarang.
2.1.4 Akses Untuk akses menuju Pura Besakih yang pertama harus dilakukan adalah menuju Sanur jika kita menginap di Kuta, setelah itu ambil jalur ke Klungkung lewat jalan by pass. Setelah itu kita akan tiba di pertigaan Pantai Klotok (pantai selatan klungkung), belok ke sebelah kiri menuju ke Kota Klungkung. Ikuti jalan besar ke arah utara, mungkin kira-kira sekitar satu jam
15
dari pusat kota kita akan tiba di Besakih, jika dihitung dari kuta, perjalanan ini akan memakan waktu sekitar tiga jam.
2.1.5 Ikut Tur Apabila kita ingin yang simpel dan mudah dalam melakukan perjalanan, kita bisa menggunakan jasa biro Travel, ada banyak sekali jasa angkutan wisata yang bersedia menjemput sampai ke hotel tempat kita menginap dimanapun, apakah di Kuta, Legian, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua yang akan mengantar sampai ke Desa Besakih. Pelayanan yang akan diberikan biasanya menjemput ke hotel di pagi hari dan mengantarkan sampai ke Pura Besakih, dan ada bonus perjalanan menuju ke pusat kerajinan perak saat perjalanan pulang. Untuk biaya perjalanan sangat bervariasi, tergantung dari paket yang anda pilih, tapi rata-rata paket paling murah berkisaran Rp 450.000.
2.1.6 Pakaian Sebagai wisatawan kita diwajibkan untuk menghormati adat istiadat setempat, seperti ketika berkunjung ke Pura Besakih harus mengenakan busana yang rapih dengan kain dan selendang, apabila kita tidak membawanya kita bisa menyewa kain yang terletak di dekat pintu masuk. Kita tidak akan diizinkan masuk oleh penjaga untuk memasuki area Pura apabila kita memakai Tank Top, Vest, Bikini, Rok Mini, atau semacamnya. Karena tempat suci, bagi perempuan yang sedang menstruasi tidak diperkenankan masuk ke area Pura Besakih.
16
2.1.7 Waktu Berkunjung Bagi anda para wisatawan yang ingin berunjung ke Pura Besakih, komplek Pura Besakih dibuka dari pukul 08.00 – 17.00 WITA. Tapi jika anda mempunyai teman yang tinggal di Bali maka anda dapat mengunjungi Pura Besakih sepuas yang anda inginkan, karena area ini terbuka 24 jam untuk anda.
2.1.8 Harga Tiket Untuk harga tiket masuk ke komplek Pura Besakih kita akan dikenakan biaya sebesar Rp 7.000 plus Rp 3,000 jika membawa kendaraan bermotor dan Rp 5.000 jika membawa mobil. Untuk yang membawa Kamera foto akan dikenai biaya Rp 1.500 dan Rp 2500 untuk kamera video. Kalau kita berkunjung sendiri, biasanya pemandu wisata akan menghampiri dan menawarkan diri untuk menemani berkeliling komplek pura. Mereka yang merupakan penduduk lokal biasanya meminta bayaran berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 30.000, maka dari itu pandai-pandailah kita menawar untuk mendapatkan harga yang terjangkau. Jika kita mempunyai teman orang Bali, sebaiknya mintalah dia untuk menemanimu, supaya kita mendapat banyak kemudahan.
2.1.9 Makanan Dan Minuman Bagi anda yang lupa membawa bekal, di luar pura anda akan menemukan banyak penduduk yang berjualan makanan dan minuman, buahbuahan dan masih banyak lagi. Namun, umumnya harganya sedikit mahal di area ini, disarankan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung, untuk membawa makanan dan minuman sendiri. Di sepanjang jalan utama, di antara toko-toko kerajinan, anda akan dengan mudah menemukan warung makanan dengan menu beragam. Tak ada menu spesial yang mereka tawarkan disini.
17
2.1.10 Penginapan Bagi anda yang ingin berkunjung ke Pura Besakih dalam waktu yang lama, anda tidak perlu kawatir, karena anda dapat bermalam di Hotel Lembah Arca yang berlokasi di jalan antara Menanga dan Besakih, Hotel ini terdiri dari dua bungalow dengan harga yang cukup murah. Di Desa Besakih juga terdapat Guest House, tapi standarnya sangat sederhana, sekelas rumah-rumah penduduk biasa, jika anda memutuskan untuk menginap sebaiknya anda membawa pakaian yang tebal dan hangat, karena cuaca pada malam hari sangat dingin. Jika anda tidak mempunyai waktu untuk menikmati seluruh keindahan yang terdapat di Pura Besakih sebaiknya anda memusatkan perhatian anda untuk mengunjungi Pura Basukian, Pura Penataran Agung, Pura Gelap dan Pura Batu Madeg.
2.2 TEORI ANIMASI 2.2.1 Pengertian Animasi Pengertian Animasi menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya Macromedia Flash Animation & Cartooning : A creative Guide, animasi definisikan sebagai berikut : “Animation is the process of recording and playing back a sequence of stills to achieve the illusion of continues motion” ( Ibiz Fernandez McGrawHill/Osborn, California, 2002). Yang artinya kurang lebih adalah : “Animasi adalah sebuah proses merekam
dan
memainkan
kembali
serangkaian
gambar
statis
untuk
mendapatkan sebuah ilusi pergerakan”. Berdasarkan arti harfiah, animasi adalah menghidupkan. Arti menghidupkan disini yaitu sebuah rangkaian gerak yang berturut-turut dan beraturan sehingga tampak seperti sebuah gerakan aslinya yang nampak seperti ilusi.
18
Ada juga yang mengatakan animasi adalah sebuah gambar yang di gerakkan dari sekumpulan gambar yang diletakan pada posisi gerak bergantian secara beraturan dengan sangat cepat, objek tersebut bisa berupa benda hidup atau benda mati.
2.2.2 Jenis Animasi Animasi saat ini sudah sangat berkembang pesat dan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Animasi 2D Animasi 2D adalah animasi yang paling sering kita temukan dan akrab dengan keseharian kita, salah satu contohnya adalah film kartun. Kartun itu sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar lucu. Memang, kebanyakan dari film kartun semuanya lucu. Contoh yang sering kita lihat di TV yaitu Looney Tones, Tom and Jerry, Casper, Tarzan, dan masih banyak lagi. 2. Animasi 3D Dengan berkembangnya teknologi dan komputer saat ini sangat mempengaruhi perkembangan dunia animasi, yang awalnya hanya berbentuk 2D menjadi animasi 3D. Animasi 3D itu sendiri adalah pengembangan dari animasi 2D, dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, hampir mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak (Pixar Studio) buatan Disney mengeluarkan animasi 3D yang berudul Toy Story, maka berlombalah studio animasi lainnya yang memproduksi film sejenis. Seperti Bug’s Life, The AntZ, Dinosaur, Final Fantasy, Monster Inc, Finding Nemo, The Incredible, Shark Tale, Cars, Valiant dan yang saat ini banyak digemari anak-anak adalah Upin Ipin, semuanya itu biasa disebut 3D atau CGI (Computer Generated Imagery).
19
3. Animasi Tanah Liat Film animasi jenis ini paling jarang dibuat, animasi ini menggunakan plasticin, bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutupi dengan plasticin sesuai dengan tokoh yang ingin di buat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak. 4. Animasi Jepang (Anime) Film-film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan Eropa. Namun, Jepang pun tak kalah soal animasi. Jepang sudah banyak memproduksi anime (sebutan film animasi buatan Jepang). Berbeda dengan animasi Amerika dan Eropa, anime Jepang tidak semua diperuntukan untuk anak-anak, bahkan ada yang khusus untuk dewasa.
Gambar 2.1 Contoh Animasi
2.2.3 Software Pembuat Animasi Ada banyak sekali software pembuat animasi yang beredar dipasarkan saat ini, baik itu 2D atau 3D. Beberapa contoh software pembuat animasi 2D yaitu Macromedia Flash, CoRETAS, Corel R.A.V.E, After Effects, Moho, CreaToon, ToonBoom, Autodesk Animation, dan lain-lain. Sedangkan Software pembuat
20
animasi 3D yaitu Maya, 3D Studio Max, Maxon Cinema 4D, LightWave, SoftImage, Poser, Motion Builder, Hash Animation Master, Wings 3D, Carrara, Infini-D, Canoma, Blender dan lain-lain.
2.3 BLENDER Blender adalah program aplikasi 3D yang bersifat opensource, yang bebas untuk dikembangkan oleh penggunanya atau didistribusikan kembali dan bersifat legal. Bebas disini mengandung arti “freedom” atau kemerdekaan dalam mendownload,
menggunakan,
memodifikasi
kode
sumbernya,
bahkan
mengkomersilkannya. Blender banyak membantu studio animasi dalam pengurangan biaya karena Blender bersifat free. Jika tadinya sebuah produksi animasi membutuhkan biaya pembelian lisensi software (Maya, 3DS Max, XSI Softimage) yang menguras sebagian besar biaya produksi, kini dengan menggunakan Blender biaya untuk membeli lisensi bisa ditekan dan digunakan untuk keperluan lain. Hal ini mempermudah siapa saja yang ingin membuka industri studio independent dan skala kecil. Tidak terkecuali animator freelance, dimana mereka bisa berkarya secara legal tanpa dibatasi pembelian lisensi software.
Gambar 2.2 Tampilan Splash Screen
21
2.3.1 Modeling Ini adalah tahap awal pembuatan model 3D berdasarkan konsep, proses modeling 3D itu sendiri terdiri dari mendesain, memberi material, menyusun seunik mungkin sesuai konsep yang akan dijadikan sebagai background karakter animasi 2D yang akan dijadikan Model 3D.
Gambar 2.3 Modeling
2.3.2 Texturing Texturing adalah tahap pemberian warna pada permukaan objek 3D atau disebut juga dengan pengecatan. Untuk memberikan warna pada kulit agar sesuai dengan bentuk gambar maka harus menggunakan texture dari gambar objek yang dimaksud dengan menggunakan teknik Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Gambar 2.4 Texturing
22
2.3.3 Animation Animation adalah proses pemberian gerakan dan animasi pada sebuah objek. Pembuatan animasi didasarkan pada keyframe, rotasi dan ukuran dari suatu objek yang dianimasikan sehingga dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang diinginkan. Kita tinggal menentukan atau membuat keyframekeyframe pada objek yang akan digerakkan. Setelah proses keyframing dibuat, komputer akan menghitung dan membuat sendiri inbetween secara otomatis.
Gambar 2.5 Animation
2.3.4 Rendering Rendering adalah proses akhir dari penyatuan keseluruhan proses animasi pada komputer dari mulai proses modeling, animation, texturing, dan pencahayaan dengan parameter tertentu sehingga menghasilkan sebuah output seperti Movie dan Game. Untuk mendapatkan hasil rendering yang baik dan cepat dibutuhkan spesifikasi komputer yang besar agar hasil rendering dapat maksimal dan waktu yang diperlukan tidak banyak dalam proses rendering.
23
Gambar 2.6 Rendering
2.3.5 Compositing Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah compositing, yaitu pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.
Gambar 2.7 Compositing
2.4 ADOBE FLASH CS3 Sekilas tentang Adobe Flash CS3, ini merupakan software yang biasa digunakan untuk membuat sebuah animasi 2 dimensi berbasis vector dengan ukuran yang sangat kecil, dan aplikasi ini juga dirancang untuk bisa tekoneksi ke internet secara online. Dengan Adobe Flash ini sudah banyak aplikasi-aplikasi animasi yang banyak dibuat dengan berbagai variasi seperti game, media
24
interaktif, bahan kuis, simulasi dan masih banyak lagi, berikut ini adalah tampilan Adobe Flash.
Gambar 2.8 Area Kerja Flash
2.4.1 Menu Bar Ini merupakan tampilan yang berisi kumpulan menu atau perintahperintah yang digunakan dalam Adobe Flash CS3.
Gambar 2.9 Area Menu Bar
2.4.2 Tool Bar Tool bar merupakan panel berisi berbagai macam tool. Tool-tool tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok : Tools berisi tombol-tombol untuk membuat dan mengedit gambar, View untuk mengatur tampilan lembar kerja, Colors menentukan warna yang dipakai saat mengedit, Option alat bantu lain untuk mengedit gambar.
25
Gambar 2.10 Area Toolbar
26
2.4.3 Timeline Timeline biasanya digunakan untuk mengatur dan mengontrol waktu yang akan menghasilkan sebuah animasi, dalam timeline terdiri dari beberapa layer yang digunakan untuk menempatkan satu atau beberapa objek dalam stage agar dapat diolah dengan objek lain. Setiap layer digunakan untuk mengatur kecepatan animasi pada frame-frame tertentu. Semakin panjang frame dalam layer, maka semakin lama animasi akan berjalan.
Gambar 2.11 Area Timeline
2.4.4 Stage Stage disebut juga layar atau panggung. Stage biasa digunakan untuk memainkan objek-objek yang akan diberi animasi seperti membuat gambar, teks, memberi warna dan masih banyak lagi.
Gambar 2.12 Area Stage
27
2.4.5 Panel Berikut ini adalah beberapa panel penting diantaranya yaitu Panel, Properties, Filters, Parameters, Actions, Library, Color, Align, Info dan Transform.
Gambar 2.13 Area Panel
2.4.6 Properties Panel ini akan berubah tampilan dan fungsinya sesuai dengan bagian mana yang sedang diaktifkan. Misalnya Anda sedang mengaktifkan Line tool, maka yang muncul pada jendela properties adalah fungsi-fungsi untuk mengatur line atau garis seperti besarnya garis, bentuk garis, dan warna garis.
Gambar 2.14 Properties
2.4.7 Library Di dalam flash semua file yang anda masukan tidak bisa langsung begitu saja dimasukan, melainkan harus di import terlebih dahulu ke dalam panel library, dan panel library sendiri mempunyai banyak sekali fungsi, salah satunya adalah sebagai perpustakaan simbol atau media yang digunakan dalam pembuatan animasi yang sedang dikerjakan. Sedangkan simbol itu
28
sendiri merupakan kumpulan dari movie, tombol (button), sound, dan gambar statis (graphic).
Gambar 2.15 Library
2.4.8 Actionscripts Untuk membuat sebuah animasi yang dapat berinteraksi dengan pengguna, maka kita memerlukan sebuah script yang akan digunakan untuk menjalankan animasi tersebut, dalam flash ini dinamakan ActionScript. Sedangkan menurut Chandra (Chandra, 2006 : 146) dalam bukunya “7 jam belajar interaktif flash professional 8 untuk orang awam” ActionScript adalah bahasa pemrograman yang ada dalam aplikasi flash dan digunakan untuk menciptakan interaktifitas pada movie flash agar dapat berinteraksi dengan pengguna. Sebagai contoh, anda dapat membuat tombol navigasi, memasukan informasi, menggerakan objek dengan keyboard, membuat menu dan masih banyak lagi. Dalam hal penulisan, script terbagi menjadi dua yaitu : -
Frame Script, adalah script yang diberikan pada frame,
sehingga nantinya frame tersebut akan diberi tanda “a”. -
Object Script, adalah script yang diberikan pada objek
tombol atau movie klip.
29
2.5 Metode Luther Menurut (Sutopo, 2003) Metodologi Pengembangan Multimedia itu sendiri terdiri dari 6 tahapan yaitu Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing dan Distribution seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.16 Metode Pengembangan Multimedia (Sutopo, 2003)
1. Concept Tahap concept (konsep) adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audience). Selain itu menentukan macam aplikasi (presentasi, interaktif, dll) dan tujuan aplikasi (hiburan, pelatihan, pembelajaran, dll). 2. Design Design (perancangan) adalah tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material atau bahan untuk program. 3. Material Collecting Material Collecting adalah tahap dimana pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan dilakukan. Tahap ini dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly. Pada beberap kasus, tahap Material Collecting dan tahap Assembly akan dikerjakan secara linear tidak paralel.
30
4. Assembly Tahap assembly (pembuatan) adalah tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design. 5. Testing Tahap testing dilakukan setelah selesai tahap pembuatan (assembly) dengan menjalankan aplikasi atau program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini disebut juga sebagai tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. 6. Distribution Tahapan dimana aplikasi disimpan dalam suatu media penyimpanan. Pada tahap ini jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut.
2.6 UML (Unified Modelling Language) UML atau biasa dikenal dengan Unified Modeling Language adalah sebuah standar bahasa untuk visualisasi dalam merancang dan mendokumentasikan sebuah sistem perangkat lunak, dengan UML akan mempermudah dalam pembuatan model untuk semua jenis perangkat lunak, sehingga aplikasi tersebut dapat berjalan pada perangkat keras, dalam pembuatan aplikasi penyebar informasi pura besakih berbasis animasi, penulis menggunakan tiga metode UML yaitu use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram. Sedangkan menurut (Munawar, 2005) “Unified Modelling Language (UML) adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek”. Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa untuk menentukan visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak). Artifact dapat berupa model, deskripsi atau perangkat lunak dari sistem perangkat lunak, seperti pada pemodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak lainnya.
31
UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks. UML tidak hanya digunakan dalam proses pemodelan perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan. Notasi UML merupakan pendefinisian persyaratan-persyaratan sistem yang disebut dengan use case dengan metode untuk perancangan sistem yang disebut Object – Oriented yang berfokus pada analisis. UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukan beberapa aspek sistem yaitu : Class Diagram, Object Diagram, Component Diagram, Deployment Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Package Diagram, Sate Machine Diagram, Activity Diagram, Communication Diagram, Composit Structure Diagram, Interaction Overview Diagram, Timing Diagram.
32
Tabel 2.1 Konsepsi Dasar UML (Munawar, 2005) Major Area
View
Diagrams
Static View
Class Diagram Use Case
Depedency, Realization, Interface Use Case, Actor, Association, Extend,
Implementation
Diagram Component
Include, Usecase Generalization Component, Interface, Depedency,
View Deployment
Diagram Deployment
Realization
View State Machine
Diagram Statechart
View
Diagram
Activity View
Activity Diagram
Use Case View Structural
Main Concepts Class, Association, Generalization,
Dynamic
Sequence Interaction
Node, Component, Dependency, Location State, Event, Transition, Action State, Activity, Completion Transition, Fork, Join Interaction, Object, Message, Activation
Diagram Collaboration
Collaboration, Interaction, Collaboration
Diagram
Role, Message
Management
Class Diagram
Package, Subsystem, Model
View All
All
Constraint, Strereotype, Teggedvalues
View Model
Model Management Extensibility
Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan model management. Bisa kita pahami dengan mudah apabila kita melihat tabel 2.1 dari diagram. Main consepts bisa kita pandang sebagai term yang akan muncul pada saat kita membuat diagram, dan view adalah kategori dari diagram tersebut.