BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teknologi Informasi Teknologi informasi secara umum dapat dikatakan sebagai semua teknologi
yang dikontrol dengan menggunakan teknologi mikroprosesor (Sleight, 2000, p6). Mengacu pada definisi di atas teknologi informasi memiliki cakupan yang sangat luas yang meliputi komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak, proses pengolahan informasi, proses transmisi informasi dan teknologi antarmuka. Aplikasi teknologi informasi dalam dunia industri memiliki cakupan meliputi antara lain: industri pabrikan komputer, komunikasi data, sistem robotik, otomasisasi pabrik, peralatan kantor elektronik, computer aided design, computer graphics, software house, dan lain-lain. Industri teknologi informasi merupakan industri yang terbesar di dunia dan yang memiliki pertumbuhan sangat pesat. Pertumbuhan tahunan gabungan di seluruh dunia pada tahun sembilan puluhan mencapai antara 15 samapi 20 persen (Scott, 1986, p149). Teknologi informasi tanpa kita sadari telah banyak mempengaruhi dan banyak memberikan kontribusi yang nyata pada kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Sebagai contoh adalah kehadiran telepon genggam, teknologi Internet, cara baru belajar jarak jauh, melakukan belanja on-line, mengambil uang dari ATM,
8
memakai PDA, memainkan game di komputer dan lain-lain, semuanya ini ada karena keberhasilan teknologi informasi.
2.1.1 Internet Internet
merupakan
jaringan
komputer
yang
sangat
besar
yang
menghubungkan jaringan komputer yang satu dengan jaringan komputer yang lain dari berbagai lokasi di seluruh dunia yang memungkinkan setiap orang dapat melakukan interaksi secara on-line. Dapat dikatakan juga Internet adalah jaringan dari jaringan-jaringan komputer yang saling terhubung satu dengan lainnya, yang masing-masing memberikan kontribusi, sehingga antar jaringan dapat saling berkomunikasi. Jaringan komputer yang sangat besar ini dibangun oleh inisiatif masyarakat, sehingga dalam dunia Internet tidak ada lembaga tertinggi yang dapat memiliki dan mengontrolnya (Purbo, 2001, p2) Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari teknologi Internet, hal ini tentunya tergantung kepada keperluan dari masing-masing pemakai. Secara umum orang menggunakan Internet untuk hal-hal berikut: •
Mendapatkan Informasi: Internet merupakan sumber informasi masa kini yang luar biasa, bahkan boleh dikatakan hampir tidak terbatas. Ragam dan jenis informasi yang dapat diperoleh dari Internet pun ada bermacam-macam. Mulai dari informasi yang bermanfaat, misalnya informasi bisnis, berita
9
politik, berita olah raga, informasi pendidikan, maupun informasi yang kurang ada manfaatnya, misalnya informasi tentang pornografi, gosip, dan lain-lain. •
Mengirim Surat Secara Elektronik (e_mail): Di Internet setiap orang dapat memperoleh fasilitas e_mail dengan mudah, baik fasilitas yang gratis maupun yang penggunanya dipungut bayaran. Kelebihan e_mail dibanding dengan surat biasa adalah terletak pada kecepatan penyampaian pesan. Dengan e_mail kita dapat mengirim surat kapan saja, ke seluruh penjuru dunia dan surat tersebut akan sampai kepada si penerima dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dalam hitungan menit bahkan detik.
•
Melakukan Pembicaraan Elektronik (chatting): Bahasa sederhananya chatting adalah "ngobrol" dengan orang lain secara elektronik di Internet. Chatting tidak seperti lazimnya orang berbicara dengan suara, dalam melakukan chatting pembicaraan dilakukan dengan tulisan yang dimasukkan ke komputer melalui keyboard.
•
Melakukan Transaksi Perdagangan Elektronik (e_commerce): Dengan Internet transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan lebih cepat, lebih nyaman, dan tidak ada batasan daerah maupun waktu. Dengan Internet orang dapat membeli dan menjual barang-barang atau jasa secara on-line. Sebagai contoh kita dapat membeli buku di situs Amazon.com secara on-line dan buku tersebut akan kita terima beberapa waktu kemudian. Atau kita juga dapat menjadi supplier on-line dari perusahaan e_commerce seperti e_Cosway.
10
•
Belajar Jarak Jauh (e_learning): Bagi orang yang sibuk dan tidak dapat menghadiri kelas secara fisik, belajar melalui teknologi e_learning merupakan jawaban yang tepat dan baik, karena kita dapat melakukan proses pembelajaran dimana saja dan kapan saja kita mau. Dengan e_learning kita dapat belajar dengan leluasa dan tidak terbatas pada kehadiran fisik maupun waktu belajar. Saat ini telah banyak penyedia jasa belajar jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi Internet.
•
Bermain Game: Sudah banyak tersedia game on-line yang ada di Internet. Disini kita dapat bermain game secara bersama-sama walau tempat kita berjauhan. Dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita lakukan dengan menggunakan teknologi Internet yang tidak mungkin disebutkan satu persatu pada tulisan ini.
2.1.2 Electronic Commerce Pada saat ini perdagangan elektronis atau e_commerce masih menjadi topik pembicaraan yang menarik dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dalam
masyarakat modern, e_commerce telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan tatanan sosial masyarakat. Ada banyak definisi mengenai e_commerce. Sampai saat ini sejauh pengetahuan penulis belum ada definisi standar tentang e_commerce. Secara umum pengertian e_commerce adalah suatu transaksi bisnis yang didasarkan pada konsep
11
bisnis konvensional namun dalam proses transaksinya dilakukan secara elektronis melalui jaringan Internet. E_commerce mencakup suatu aktivitas bisnis on-line untuk suatu produk atau jasa, baik dalam hubungan business-to-business maupun business-to-customer melalui jaringan Internet (Rosen, 2000, p5-10).
Merchant Web Site
Online Consumer
Internet
Online Transaction Server Private Gateway Processing Network
Acquiring Merchant Bank
Issuing Consumer Bank
Gambar 2.1. Proses Perdagangan Elektronik Sumber: Purbo, 2001, Mengenal eCommerce
E_commerce merupakan suatu aplikasi teknologi Internet dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui jaringan elektronik dalam perdagangan barang, jasa, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Dengan demikian melalui e_commerce bisnis dapat dibawa lebih dekat dan lebih cepat kepada pelanggan karena pelanggan dapat mengakses informasi
12
secara langsung dimanapun mereka berada. (Purbo dan Wahyudi, 2001, p2-10) Dengan kata lain e_commerce adalah suatu proses bisnis yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Internet untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha dengan mendekatkan informasi produk atau jasa kepada pelanggan dan mempercepat proses transaksi secara elektronik. Proses perdagangan elektronik dapat dilihat pada gambar 2.1. Dari gambar ini pertama-tama seorang pelanggan akan melakukan akses ke Internet, kemudian ia akan masuk ke situs web e_commerce untuk melihat barang atau jasa yang akan dibelinya. Setelah ia memutuskan untuk membeli sesuatu barang atau jasa, maka informasi pembelian ini akan diteruskan ke On-line Transaction Server untuk disandikan dan kemudian diteruskan ke Processing Network melalui Private Gateway ke Acquiring dan Issuing Bank untuk mendapat persetujuan apakah transaksi ini dapat diproses atau ditolak. Proses pembelian barang atau jasa ini dapat berlangsung sangat cepat dan biasanya berlangsung kurang dari satu menit.
2.1.3 Warung Internet Kita dapat melakukan akses Internet dari rumah dengan menggunakan koneksi dial-up melalui jalur telepon seperti terlihat pada gambar 2.2. atau melalui koneksi cable vision. Untuk melakukan koneksi Internet dari rumah yang diperlukan adalah seperangkat komputer dan perlengkapannya, sebuah modem dan saluran telepon atau saluran cable vision. Di samping itu kita harus berlangganan fasilitas
13
koneksi internet ke ISP tertentu, misalnya CBN, Centrin, Idola atau juga dapat menggunakan fasilitas koneksi Internet langsung dari telkom. Dengan cara ini untuk koneksi ke Internet kita memerlukan modal awal yang tidak murah, karena kita harus menyediakan satu perangkat komputer dan perlengkapan yang diperlukan. Biaya awal yang mahal ini masih merupakan kendala yang besar bagi kebanyakan masyarakat kita.
Telephone Line
Modem
PSTN
Internet
ISP
Gambar 2.2. Mengakses Internet dari Rumah.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas timbullah konsep Warung Internet (Warnet) yang sampai saat ini masih merupakan solusi murah bagi masyarakat Indonesia untuk akses ke Internet (Purbo dan kawan-kawan, 2001).
Internet
Hub/Switch
ISP LAN
Gateway/Server
Gambar 2.3. Model Sederhana Sebuah Warnet
14
Ditinjau dari sisi teknologi Warung Internet, secara umum memiliki topologi sederhana tampak pada gambar. Pada dasarnya Warnet merupakan sebuah Local Area Network (LAN) yang tersambung ke Internet melalui sebuah Server/Gateway seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. Secara umum Warnet dapat didefinisikan sebagai suatu jasa layanan komersial umum untuk akses ke dalam jaringan Internet. Karena merupakan jasa layanan komersial, maka dalam melakukan akses ke Internet pelanggan akan dikenakan biaya akses yang besarnya biasanya dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dipakai akses ke Internet. Besarnya biaya akses Internet bervariasi dari Warnet yang satu ke Warnet yang lainnya. Di kota Jakarta dan sekitarnya pengusaha Warnet memungut biaya akses Internet berkisar dari Rp. 4.000,00 s/d Rp 6.000,00. per jam Biaya ini relatif lebih murah dibandingkan kalau kita mengakses Internet dari rumah karena disamping kita harus membayar langganan ke penyedia jasa sambungan Internet kita juga harus membayar pulsa telepon.
2.2
Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah merupakan suatu hal yang penting untuk
dimengerti bagi pelaku bisnis, baik dalam bisnis skala kecil maupun dalam skala besar. Hal ini perlu disadari benar oleh pengusaha karena dari konsumenlah pelaku bisnis mendapatkan keuntungan. Sebaik apa pun produk atau jasa yang ditawarkan oleh pengusaha tidak akan
15
memberikan keuntungan bila tidak ada konsumen yang membeli produk atau jasa tersebut. Jadi boleh dikatakan bahwa, memahami perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam dunia usaha.
Bahkan dalam perkembangan konsep
pemasaran yang mutakhir, konsumen ditempatkan dalam sentral perhatian. Karena itu para praktisi bisnis maupun akademisi berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran (Sutisna, 2002).
2.2.1 Model Perilaku Konsumen Mempelajari perilaku konsumen pada dasarnya bertujuan untuk memahami aspek-aspek yang dimiliki konsumen yang akhirnya akan digunakan untuk menyusun strategi pemasaran. Dalam mempelajari perilaku konsumen ada banyak variabel yang terkait, sehingga topik ini menjadi cukup kompleks. Umpan Balik Bagi Konsumen (Evaluasi pasca pembelian)
Konsumen Individu
PengaruhPengaruh Lingkungan
Pembuatan Keputusan Konsumen
Tanggapan Konsumen
Penerapan dari Perilaku Konsumen pada Strategi Pemasaran
Umpan Balik Bagi Pemasaran
Gambar 2.4. Model Perilaku Konsumen Sumber: Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Riset Pemasaran
16
Untuk mempermudah dalam mempelajari perilaku konsumen, Henry Assael membuat Model Perilaku Konsumen seperti pada gambar 2.4 yang menggambarkan perilaku antara pemasar dengan konsumen. Dalam model ini proses pembuatan keputusan konsumen adalah dimulai dari merasakan produk, mengevaluasi produk dan mempertimbangkan bagaimana
alternatif-alternatif produk dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dan pada akhirnya konsumen mengambil keputusan produk apa yang akan dibeli.
2.2.2 Model Pengambilan Keputusan Konsumen Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan transaksi pembelian suatu produk atau jasa diawali dengan kesadaran akan pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya, setelah disadari adanya suatu kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi akan keberadaan produk atau jasa yang diinginkan tersebut. Setelah informasi dari produk atau jasa yang diperlukan didapatkan, maka konsumen akan melakukan seleksi dari pilihan-pilihan yang ada.
Dalam proses
seleksi ini konsumen akan memilih produk atau jasa sesuai dengan kriteria-kriteria yang dimiliki dalam benaknya atau pikirannya (Sutisna, 2002). Sebuah model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan konsumen dapat dilihat pada gambar 2.5. pada halaman berikut ini. Dari model ini pertama-tama konsumen harus mengenal kebutuhannya terlebih dahulu, dan baru setelah konsumen sadar akan kebutuhannya ia akan
17
berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Setelah memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya dan memperolehnya, maka konsumen akan melakukan evaluasi terhadap keputusannya dan barang atau jasa yang diperolehnya tersebut
Pengenalan masalah/kebutuhan dan keinginan
Pencarian berbagai informasi
Evaluasi berbagai merek produk
Umpan Balik
Pemilihan atas merek produk untuk dibeli
Evaluasi pasca pembelian
Gambar 2.5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber: Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Riset Pemasaran
Hasil evaluasi dalam pikirannya dengan menggunakan kriteria-kriteria yang konsumen miliki akan memberikan rasa puas atau tidak puas terhadap apa yang telah diperolehnya. Perasaan inilah yang nantinya akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan proses pemenuhan kebutuhan yang berikutnya. Kalau konsumen puas, maka konsumen akan mempertimbangkan untuk mengambil kembali produk atau jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Dan sebaliknya bila konsumen tidak puas, maka ia akan memilih produk atau jasa yang lain dengan kriteria-kriteria yang ia miliki.
18
2.3
Mengukur Kepuasan Pemakai Jasa Warnet
Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai tingkat keadaan perasaan seseorang yang diakibatkan dari hasil membandingkan kinerja produk atau jasa yang ia beli atau terima dengan harapan-harapannya terhadap kinerja produk atau jasa tersebut (Kotler, 1994, p40). Dengan demikian, kepuasan pemakai jasa Warnet dapat dikatakan sebagai tingkat perasaan pemakai terhadap kenyataan kinerja jasa Warnet dibandingkan dengan kinerja jasa Warnet yang diharapkan oleh pemakai tersebut.
Word of Mouth Communication
Personal Needs
Past Experience
Expected Service
GAP 5 Perceived Service
Consumer Marketer
External Communications to Consumer.
Service Delivery GAP 5
GAP 1
GAP 3 Transition of Perceptions into Service Quality Specs. GAP 2 Management Perceptions of Consumer Expectations.
Gambar 2.6. Service Quality Model Sumber: Kotler, 1994, Marketing Managemet: Analysis, Planning, Implementation & Control Berpijak dari definisi di atas untuk mengetahui faktor-faktor atau mengukur
19
kepuasan pemakai jasa Warnet perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja jasa Warnet yang sekarang (kenyataan) dan kinerja jasa Warnet yang diharapkan oleh pemakai jasa tersebut. Untuk mendapat gambaran lebih jelas dapat dilihat pada diagram Service Quality Model pada gambar 2.6. Untuk mengukur kepuasan pemakai jasa Warnet dapat dilakukan gap analysis, yaitu analisis kesenjangan yang merupakan perbedaan antara harapan pemakai jasa
dan persepsi pemakai jasa tentang kenyataan kinerja jasa yang
diterimanya. Dalam penelitian ini hanya akan dilakukan analisis kesenjangan kinerja dan harapan pemakai, yang digambarkan sebagai gap 5 pada model di atas. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan sudah merupakan hal yang penting dalam usaha-usaha penyediaan jasa, terutama yang memiliki banyak pesaing. Hal ini diperlukan untuk mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi pelanggan dan sejauh mana pelanggan telah puas dengan jasa yang disediakan.
Karena bila
pelanggan tidak puas, maka pelanggan akan beralih ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga akibatnya akan dapat menurunkan keuntungan usaha dan bahkan bila tidak diatasi dapat mengancam kelangsungan hidup usaha jasa tersebut.
2.4
Dimensi Kualitas Jasa Kualitas merupakan faktor yang penting dalam hal yang berhubungan dengan
kepuasan pelanggan dalam industri jasa. Menyangkut tentang kualitas jasa, menurut Philip Kotler ada 5 (lima) dimensi yang menjadi penentu, yaitu (Kotler, 1994, p477):
20
1.
Keandalan: kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2.
Ketanggapan: kemauan untuk memberikan jasa dan membantu para pemakai jasa dengan cepat.
3.
Keyakinan: pengetahuan, kemampuan dan kesopanan karyawan yang dapat menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan.
4.
Empati: rasa peduli, memberi perhatian secara pribadi kepada pelanggan dan memahami kebutuhan pelanggan.
5.
Berwujud: sesuatu yang nyata yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, personel, dan media komunikasi.
Secara umum kelima dimensi di atas merupakan hal-hal yang menentukan kepuasan pemakai jasa. Agar kualitas jasa dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memuaskan, kelima dimensi di atas harus dipertimbangkan dengan seksama dalam kita merencanakan produk-produk jasa yang akan kita berikan kepada para pelanggan.
2.5
Teknik Statistik Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif analisis statistik merupakan alat
yang lazim digunakan untuk menganalisis data penelitian untuk memperoleh informasi-informasi yang diperlukan. Pada penelitian ini akan digunakan teknik statistik regresi ganda, uji F, uji Z, dan uji t. Model regresi ganda akan digunakan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
21
independen dari model regresi. Uji F akan digunakan untuk melihat signifikansi dari nilai R, R2, dan model regresi secara keseluruhan. Uji Z akan digunakan untuk melihat signifikansi dari koefisien korelasi secara individu, dan uji t berpasangan digunakan analisis kesenjangan.
2.5.1 Regresi dan Korelasi
a. Regresi Linier Sederhana
Menentukan hubungan dari dua kelompok variabel acak X dan Y dari data hasil observasi tidaklah selalu mudah untuk dilakukan. Analisa hubungan dua variabel ini secara statistik dapat dilakukan dengan membentuk garis lurus yang mewakili titik-titik yang dihasilkan dari pasangan data X dan Y. Garis lurus ini akan membentuk persamaan yang sesuai guna dapat meramalkan rata-rata Y melalui X yang tertentu atau sebaliknya rata-rata X dari nilai Y yang tertentu serta menduga kesalahan dari peramalan tersebut. Metode untuk menyelesaikan persoalan hubungan antara dua kelompok variabel acak di atas disebut dengan regresi linier (Dajan, 1986, p298).
Bila hubungan antara dua variabel acak terjadi antara satu variabel
independen dan satu variabel dependen, maka model matematik ini disebut dengan regresi linier sederhana. Persamaan regresi liner sederhana dapat ditulisan sebagai berikut: Y = a + b*X
22
dimana: Y = variabel dependen X = variabel independen b = koefisien regresi a = konstanta Nilai dari koefisien regresi b dan nilai konstanta a dapat dicari dengan persamaan berikut(Umar, 2002, p171):
∑ Y (∑ X a= n∑ X i
b=
2
i
) − ∑ X i ∑ X i Yi
2 i
− (∑ X i ) 2
n∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi n∑ X i2 − (∑ X i ) 2
Sebagai contoh kita lihat persamaan regresi linier sederhana yang dihasilkan dari pasangan variabel acak X dan Y pada gambar 2.7 pada halaman berikut. Bila kita menarik garis lurus yang sesuai pada kumpulan titik-titik pada gambar tersebut, maka akan diperoleh persamaan garis
Y = 3.0 + 0.5*X.
Persamaan garis ini
memiliki variabel independen X, variable dependen Y, konstanta 3.0 dan koefisien regresi 0.5. Nilai konstanta dari persamaan regresi ini adalah sama dengan nilai Y pada saat nilai X sama dengan 0 (nol). Dengan menggunakan persamaan garis ini kita dapat meramalkan nilai Y pada nilai X tertentu atau sebaliknya.
23
10
8
6
Y 4
2
0 0
2
4
6
8
10
12
X
Gambar 2.7. Grafik Regresi Linier Sederhana Y = 3.0 + 0.5*X Setelah persamaan garis dari gambar di atas diperoleh, maka kita dengan mudah dapat meramalkan nilai Y bila nilai X diketahui. Misal nilai X=2, maka nilai Y adalah 4.0.
b. Regresi Ganda Regresi ganda adalah sebuah model regresi linier yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen. Sebagai contoh bila seseorang ingin mengetahui bagaimana hubungan antara omset penjualan dengan promosi yang telah dilakukan, jumlah tenaga penjual, dan harga jual. Dalam kasus ini hubungan antara variabel promosi, jumlah tenaga penjual, dan harga jual dengan omset penjualan dapat dipelajari dengan menggunakan model regresi ganda. Secara umum persoalan hubungan seperti di atas dapat dituliskan ke dalam model persamaan matematik regresi ganda berikut:
24
y = a + b1X1 + b 2X2 + ... + b nXn dimana: Y = variabel dependen X1..Xn = variabel independen b1..bn = koefisien regresi a = konstanta
c. Korelasi Untuk melihat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen dalam regresi ganda perlu dihitung besarnya koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi adalah besarnya prosentasi dari variasi yang dapat diterangkan oleh suatu persamaan regresi. Untuk mencari koefisien korelasi (R) dapat dipakai di bawah ini (Sugiyono,2001, pp 182).
R=
R2 =
∑ XY (∑ X )(∑ Y 2
(∑ XY ) 2
2
)
(∑ X 2 )(∑ Y 2 )
dimana: R = koefisien korelasi
25
Sebagai pedoman dalam menafsirkan arti dari koefisien korelasi (R) yang diperoleh dari penelitian dapat dipakai table 3.1 pada halaman berikut.
Tabel 3.1. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0, 199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
c. Uji Hipotesis dalam Regresi Ganda
Dalam sebuah regresi ganda perlu diadakan uji hipotesis untuk menguji signifikansi model regresi secara keseluruhan dan signifikansi dari masing-masing koefisien regresi. Pengujian signifikansi model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas X1..Xn dengan variabel tak bebas Y. Sedangkan pengujian signifikansi tiap-tiap koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui apakah nilai-nilai koefisien mempunyai pengaruh yang signifikan pada model regresi. Bila nilai-nilai koefisien tersebut ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan, maka variabel bebas dengan koefisien tersebut dapat diabaikan dari model regresi. Dan sebaliknya bila nilai koefisien tersebut ternyata signifikan, maka
26
variabel bebas yang memiliki koefisien tersebut tidak dapat diabaikan dalam model regresi. •
Hipotesis untuk Menguji Model Regresi:
H0 : β1 = β2 =…= βn = 0 H1 : Tidak semua β1... βn = 0, minimal ada satu nilai βi ≠ 0 Dalam hal uji hipotesis ini H0 ditolak apabila ada paling sedikit satu variabel bebas Xi memiliki pengaruh signifikan pada model regresi tersebut. Untuk menguji apakah H0 dapat diterima atau apakah H0 harus ditolak digunakan uji statistik F atau F-test. Persamaan matematik untuk fungsi F adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2001, p218):
F=
R 2 (n − k − 1) k (1 − R 2 )
dimana:
k = jumlah prediktor derajat kebebasan ν = (n - k - 1) R2 = koefisien determinasi Kriteria penolakan Ho dapat dilakukan dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel atau dengan menggunakan nilai probabilitas dengan mengikuti pedoman berikut (Santoso, 2002, p336):
27
a. Berdasarkan nilai F dari Statistik Tabel.
Jika F statistik hitung < F statistik tabel atau F hitung < Fα,k,(n-k-1), H0 diterima, berarti semua koefisien regresi memiliki nilai nol, sehingga tidak ada variabel independen pada model regresi yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika F statistik hitung > F statistik tabel atau F hitung > Fα,k,(n-k-1), maka H0 ditolak, berarti paling sedikit ada satu koefisien regresi yang nilainya tidak sama dengan nol, sehingga ada variabel independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen.
b. Berdasarkan Nilai Probabilitas.
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, berarti semua koefisien regresi memiliki nilai nol sehingga tidak ada variabel independen pada model regresi yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, berarti paling sedikit ada satu koefisien regresi yang nilainya tidak sama dengan nol sehingga ada variabel independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen.
•
Hipotesis untuk Menguji Signifikansi Koefisien Regresi:
Pengujian signifikansi tiap-tiap koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui apakah nilai-nilai koefisien mempunyai pengaruh yang signifikan pada model regresi. Bila nilai-nilai koefisien tersebut ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan, maka variabel bebas dengan koefisien tersebut dapat diabaikan dari model regresi. Dan sebaliknya bila nilai koefisien tersebut ternyata signifikan, maka
28
variabel bebas yang memiliki koefisien tersebut tidak dapat diabaikan dalam model regresi. Hipotesis untuk keperluan pengujian signifikansi nilai-nilai koefisien di atas adalah sebagi berikut: H0 : βi = 0 H1 : βi ≠ 0 Apabila H0 diterima, maka menunjukkan bahwa variabel bebas Xi tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada model regresi, sehingga dapat diabaikan dari model regresi tersebut. Penolakan H0 pada uji signifikansi nilai-nilai koefisien regresi dapat dilakukan dengan uji t (t-test) dengan menggunakan formula t hitung sebagai berikut (Dajan, 1996, p336):
t=
bi − Bi S bi
dimana: bi = parameter penduga sampel regresi Bi = parameter dari populasi yang di diduga Sbi = standar kesalahan Pada uji ini H0 ditolak apabila harga mutlak nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau apabila t > t α/2, ν atau jika nilai probabilitas lebih kecil dari (0,05). dimana: ν= derajat kebebasan
29
2.5.2 Pendugaan Selisih Dua Rata-rata Data Berpasangan Dalam penelitian sering diperlukan untuk membandingkan dua kondisi yang berbeda dari dua gugus populasi yang tidak saling bebas.
Dalam hal ini data
pengamatan dapat berasal dari subyek yang sama dengan perlakuan berbeda, sehingga perlakuan berikutnya dipengaruhi perlakuan sebelumnya.
Untuk data
berpasangan, maka rata-ratanya akan menyebar mengikuti distribusi t (Sugiarto, 2001, p154). Berikut ini adalah rumus yang dipakai dalam pendugaan selisih dua rata-rata untuk data berpasangan:
t=
d − µd Sd n
dimana:
d = perbedaan rata-rata n = banyaknya sampel
µ d = perbedaan mean populasi S d = Standar deviasi Rumus di atas dapat ditulis kembali sebagai berikut:
t=
( x1 − x 2 ) − ( µ1 − µ 2 ) s12 s 22 + n1 n 2
30
2.5.3 Pengujian Hipotesis Parameter Rata-rata ( µ ) Pengujian hipotesis parameter rata-rata ada dua macam, yaitu pengujian dua sisi dan pengujian satu sisi. Pengujian satu sisi dibagi dua juga, yakni pengujian sisi kiri dan pengujian sisi kanan. Formulasi untuk masing-masing pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut (Sugiarto, 2001, p158-169):
a.
Untuk ukuran sampel besar (n>30) digunakan uji Z:
•
Pengujian satu sisi kiri:
H0: µ = µ 0 H1: µ < µ 0
daerah penolakan H0
daerah penerimaan H0
Nilai kritis untuk uji sisi kiri adalah –Z( α ) Ho ditolak apabila Z hitung < –Z( α ) •
Pengujian satu sisi kanan:
H0: µ = µ 0 H1: µ > µ 0
daerah penerimaan H0
daerah penolakan H0
31
Nilai kritis untuk uji sisi kiri adalah Z( α ) Ho ditolak apabila Z hitung > Z( α ) •
Pengujian satu dua sisi:
H0: µ = µ 0 H1: µ ≠ µ 0
daerah penolakan H0
daerah penerimaan H0
Nilai kritis untuk uji sis kiri adalan Z( α /2) Ho ditolak apabila Z hitung> Z( α /2)
b.
Untuk ukuran sampel kecil (n<30) digunakan uji t:
•
Pengujian satu sisi kiri:
H0: µ = µ 0 H1: µ < µ 0
Nilai kritis untuk uji sisi kiri adalah –t( α ,ν) Ho ditolak apabila t hitung < –t( α ,ν)
32
•
Pengujian satu sisi kanan:
H0: µ = µ 0 H1: µ > µ 0
Nilai kritis untuk uji sisi kiri adalah t( α ,ν) Ho ditolak apabila t hitung > t( α ,ν) •
Pengujian satu dua sisi:
H0: µ = µ 0 H1: µ ≠ µ 0
daerah penolakan H0
daerah penerimaan H0
Nilai kritis untuk uji sisi kiri adalah t( α /2, ν) Ho ditolak apabila t hitung > t( α /2, ν)