BAB II
LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Energi Energi adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar di buktikan tetapi
dapat di rasakan adanya. Kalau menurut definisi dalam Undang – undang Republic Indonesia No.30 tahun 2007, Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia dan elektromagnetika. Misalnya energi panas ( kalori ) hasil pembakaran bahan minyak ( BBM ) mampu menggerakkan poros mesin kendaraan. Selanjutnya lewat mekanisme tertentu energi putaran mesin di transfer ke roda – roda kendaraan. Akhirnya kendaraan tersebut melaju di jalan – jalan. Energi Primer adalah energi yang ( di sediakan ) langsung oleh alam kemudian manusia memanfaatkannya secara langsung atau mengkonversikannya kedalam bentuk energi lain. misalnya energi yang terkandung pada air terjun. Karena menyimpan energy mekanik ( potensial dan kinetic ), air terjun mampu mengerakkan turbin. Selanjutnya energi mekanik hasil putaran pada turbin di konversikan menjadi energi listrik yang merupakan salah satu bentuk energi sekunder. Tiba di rumah – rumah pemukiman atau perkantoran listrik tersebut bisa menyalakan lampu,menyalakan pendingin ruangan, memanaskan alat listrik, dan mendinginkan lemari es. Energi alternatif adalah energi pengganti minyak bumi, yaitu gas, batubara, dan semua jenis energi non fosil. Jika menyangkut pemanfaatan langsung, misalnya saja untuk membangkitkan tenaga listrik, semua jenis energi
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
alternative pengganti minyak bumi dapat di katakana tidak ada kendala karena memang teknologi yang ada saat ini sudah mampu melakukannya. Paling – paling kenadalanya teletak pada sisi ke ekonomiannya. Ketersedian energi listrik maupun energi bahan bakar untuk supply pembangkit sangat terbatas sebagai akibat krisis energy. Masyarakat harus selektif dalam mengunakan energi listrik untuk kehidupan sehari – hari agar dapat menghemat dalam segi keuangan maupun ketersediaan energi. Dunia industri memerlukan energy dalam jumlah yang besar. Energi tersebut di antarannya di gunakan untuk keperluan menjalankan mesin- mesin industry . sumber energy yang di gunakan di bidang industry biasanya berasal dari listrik dan bahan bakar fosil,seperti solar,bensin, dan gas . seperti telah di sebutkan di atas bahwa salah satu sumber energy yang di gunakan di bidang industry adalah energy listrik. Sumber energy ini di sarankan sangat penting peranannya dalam perkembabangan industry yang semakin modern. Krisis energy tersebut diatas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian dan industry national. Hal ini dapat di lihat dengan semakin buruknya kinerja industry di karenakan biaya produksi domestic yang meningkat, dengan kenaikan harga BBM dan energy listrik. Sementara itu tingkat konsumsi energy listrik perkapita national serta daya beli ekonomi yang rendah, menyebabkan efisiensi dan nilai tambah yang di hasilkannya juga relatif rendah, Peningkatan efisiansi pemanfaatan energy memerlukan infrastruktur, teknologi dan know – how mengenai system konversi dan konservasi, serta kebijakan dan manajemen energy yang optimal.
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengunaan energy yang bijaksana dan hemat akan mengurangi biaya produksi. Salah satu upaya untuk menuju penghematan pemakaian energi adalah dengan menggatur jam pemakaian alat listrik yang ada di toko. Sebelum mengatur pemakaian alat listrik di perlukan juga menganalisa terhadap konsumsi energi per alat – alatnya dan di bandingkan antara konsumsi real energi peralatan dengan konsumsi berdasarkan spesifikasi peralatan. Dalam keperluan praktis, energy sering kali di bandingkan dengan jumlah bahan bakar atau konsumsi jumlah listrik. Untuk melakukan analisis energi suatu sisitem, harus di lakukan berbagai proses perhitungan yang melibatkan jumlah material/ zat dan energy. Oleh karena itu perlu di pahami berbagai satuan yang sering di gunakan dalam menyatakan besar atau jumlah dari suatu besaran. Untuk menyatakan jumlah materi beberapa besaran yang dapat di gunakan, yaitu : a. b.
Massa, dengan satuan kg, lbm, ton, dan sebagainya Volume, dengan satuan liter,m3, gallon dan sebagainya Untuk menyatakan jumlah energy, ada beberapa satuan yang di gunakan,
misalnya jole, ft, lbf, Kwh, BTU dan sebagainya. Satuan joule merupakan satuan standart international ( SI ) yang biasa di guankan untuk semua bentuk energy. Sedangkan kWh adalah satuan yang biasa di gunakan untuk menyatakan energy – energy listrik, ft, lbf adlah satuan yang biasanya di gunakan untuk menyatakan energy termal. 2.1.1 Teori Dasar Tentang Perhitungan Biaya Pemakain Listrik Teori Dasar tentang perhitungan biaya pemakain listrik per kWH dan berdasarkan
kwitansi dari pihak penyedia layanan PT.PLN (Persero) dengan
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
rincian biaya pemakaian WBP (Waktu Beban Puncak) dan LWBP (Lama Waktu Beban Puncak) PT.PLN (persero) memberlakukan dua tarif pada pemasangan daya 350 Kva ke atas Biaya Pemakaian Listrik a. Tarif WBP (Waktu Beban Puncak) per kWH dari PLN Harga Rp.1.200 / kWH/jam berlaku pukul 17.00 s/d 22.00 (5 jam) Dengan simulasi (kWH WBP × 100 × 800 ×1.02 × 1,5) b. Tarif LWBP (Lama Waktu Beban Puncak) per kWH dari PLN Harga Rp.800/kWH/jam berlaku pukul
22.00 s/d 17.00 (19 jam),
Dengan simulasi (kWH LWBP × 100 × 800 × 1,02) Untuk mengetahui nilai tarif rata-rata listrik yang berlaku di gedung Alfamart adalah sebagai berikut: WBP = Rp 1.200/kWH × 5 jam = Rp 6.000 jam/kWH LWBP = Rp.800/kWH × 19 jam = Rp.15.200 jam/kWH Total = Rp.21.200 jam/kWH Sehingga tarif rata-rata per kWH per jam di dapatka sebagai berikut Rp.21.200 jam/kWH 24 jam = 883/kWH 2.1.2 Teori Dasar tentang Perhitungan tagihan listrik PLN Rekening Listrik, seperti diketahui, merupakan biaya yang wajib di bayar pelanggan setiap bulan. Untuk mengetahui besarnya pemakaian tenaga listrik dalam waktu 1(satu) bulan itu, di gunakan alat pengukur yang di pasang di lokasi pelanggan, Akan tetapi, kendati alat alat pengukur itu di pasang di lokasi 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pelanggan, umumnya pelanggan tidak tahu benar bagaimanakah cara membaca alat ukur tersebut. Dan berikut perhitungan dasar kWH dari masing – masing peralatan sehingga dapat di hitung presentasinya dan di bandingkan dengan standart dari pemerintah untuk kelas bisnis dengan rumus sumber dari PLN (persero) Daya (W) × Jumlah Unit × Harga kWH × Jam Pengunaan × Hari …….2.1 1000 2.2 Konservasi Energi Koservasi energy merupakan langkah kebijaksanaan yang pelaksanaanya paling mudah dan biayanya paling murah, serta dapat di laksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan energi ini di maksudkan untuk memanfaatkan sebaik – baiknya sumber energi yang ada . juga dalam rangka mengurangi ketergantungan akan minyak bumi, dengan pengertian bahwa konservasi energy tidak boleh menjadi penghambat kerja operational maupun pembangunan yang telah di rencanakan. Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden ( Inpres ) No. 9 tahun 1982 tertanggal 7 Aprol 1982, yang di keluarkan oleh pemerintah Republik Indinesia, tentang Konversi Energi. Inpres ini terutama di tujukan terhadap pencahayaan gedung, Ac, peralatan dan perlengakapan kantor yang mengunakan listrik, dan kendaraan dinas. Inpres No. 9 tahun 1982 tersebut kemudian di perkuat dengan kepres No. 43 tahun 1991 tentang Konservasi energy, yang isinya merinci lebih jauh petunjuk langkah – langkah konversi energy melalui : a.
Kampanye hemat energy
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b.
Diklat konservasi
c.
Peragaan dan contoh peralatan hemat energi
d.
Litbang ( Penelitian dan pengembangan ) teknologi konversi
e.
Pengembangan system audit energi, identifikasi potensi peningkatan efisiensi.
f.
Standarisasi. Keppres No. 43 tahun 1991 ini, selain mencakup aspek teknis, juga
mencakup aspek pelaksanaan dan implementasi seperti kebijakan di bidang investasi, perkreditan, serta harga dan tarif energy, selanjutnya Inpres No. 10 tahun
2005,
tentang
penghematan
energy,
di
keluarkan
dengan
mempertimbangkan potensi ancaman krisis energy listrik karena pasokan yang tersedia, yaitu kapasitas terpasang, tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan konsumsi listrik national dengan pertumbuhan rata – rata 7 % pertahun.Kebutuhan energy listrik dari dua sektor utama yaitu rumah tangga dan industry, bahkan mengalami peningkatan dengan laju kenaikan rata – rata 10% 15 % pertahun. Oleh karena itu di samping harus secepatnya mengembangkan sumber – sumber energy dari bahan bakaar non fosil seperti biomassa, biogas, dan sebagainya, harus juga berusaha untuk dapat mengoptimalkan pengunaan energy miinyak bumi secara lebih tepat, cermat, hemat dan efisien dalam rangka pelaksanaan program konversi energy, keberhasilan penghematan energy di pengaruhi oleh kesadaraan semua pihak serta komitmen pemimpin yang jelas dan
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tegas dalam menentukan kebijakan dan melakukan motivasi dan memaksa keterlibatan karyawan secara insentif. 2.3 Audit Energy 2.3.1. Pengertian audit energy Audit energy adalah menguji cara penggunaan energy yang sedang berlangsung pada suatu fasilitas dan mencari alternatif lain untuk mengurangi biaya pengunaan energy. Audit energy suatu gedung adalah suatu survey terorganisir di satu gedung tertentu untuk mengidentifikasi dan mengukur semua pengunaan energy, menentukan sumber pemborosan energy, dan menentukan peluang penghematan energy ( ECO = Energi Conservation Opportunities ) Audit energy ini merupakan dokumentasi spesifik atas berbagai bentuk energy yang di gunakan selama rentang waktu tertentu – biasanya untuk satu tahun
Tujuan audit energy adalah mengetahui penggunaan energy actual gedung serta mengetahui pilihan ECO yang paling tepat. a.
Pemeriksaan system energy secara berkala untuk memastikan bahwa energy tersebut di gunakan seefisien mungkin
b.
Identifikasi pemborosan energy, potensi dan peluang penghematan serta menetapkan langkah – langkah penyempurnaan di tindak lanjuti dengan langkah nyata untuk merealisasikan potensi penghematan energy.
c.
Memperkirakan berapa potensi nilai manfaat finansial yang di peroleh dari penghematan tersebut
d.
Merupakan top – down initiative.
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
e.
Hasil audit energy tersebut bergantung pada resources yang dialokasikan oleh top management.
f.
Dalam banyak cara, audit energy sama halnya dengan laporan keuangan dan pemeriksaan. Audit energy ini merupakan dokumentasi spesifik atas berbagai bentuk energy yang di gunakan selama rentang waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun.
g.
Merupakan suatu prosedur sistematis yang di lakukan secara terbatas hanya pada gedung, situs, atau objek tertentu, yang bertujuan untuk : Mengidentifikasi dan mengukur pengunaan energy. Menentukan sumber pemborosan energy. Menentukan peluang penghemtan energy yang paling tepat ( ECO = Energy Conservation Opportunities ). Melaporkan temuan yang di dapat
2.3.2 Keuntungan Audit Energy a. Meningkatkan pengetahuan tentang efisiensi energy b. Mengidentifikasi biaya energy yang di gunakan c. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal yang terbuang d. Membuat perubahan procedure, peralatan, dan system untuk menyimpan energy e. Menghematkan sumber energy yang tidak dapat di perbaharui. f. Menjaga lingkungan dengan mengurangi pembangkitan tenaga g. Mengurangi running cost
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.3 Tingkat Audit energy Audit energy secara garis besar dapat di bagi dalam 3 tingkat : Tingkat I penaksiran selintas a. Merupakan penaksiran penggunaan energy suatu sistem menganalisis rekening energy sistem atau dengan melakukan survey sederhana atas sistem b. Analisis energy pada tingkat ini dapat mengidentifikasi pilihan – pilihan ECO tanpa biaya atau berbiaya sangat rendah, dengan analisis penghematan dan biayanya. Tingkat II survey dan analisi energy a. Mencakup suatu survey system yang lebih mendetail dan analisis energy untuk setiap bagian dalam system. b. Tingkatan audit ini akan mengidentifikasi, mengahsilkan analisis penghemtan dan analisis biaya dari semua tindakan penghematan praktis yang masih memenuhi kriteria pemilik / pengelola, bersama dengan pembahasan mengenai prosedur operasi dan pemeiharaan. c. Dan memberikan daftar ECO yang layak di perhatikan Tingkat III Analisis mendetail atas modifikasi padat modal a. Tingkat audit ini membutuhkan pengumpulan data dan analisis teknik yang lebih mendetail untuk proyek – proyek padat modal yang telah diidentifikasi di tingkat II
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Tingkat ini akan memeberikan informasi penghematan dan biaya proyek yang lebih mendetail dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan layak sebagai dasar pengambilan keputusan proyek – proyek bermodal besar. 2.3.4 Ruang Lingkup Audit Energi. a. Pelibatan semua level-top management hinga staff dalam penentuan ruang lingkup kerja dan ketersediaan sumber daya untuk mengadakan audit energi. b. Meliputi area yang di audit, tingkat pengalaman, kebutuhan untuk pelatihan dan kebutuhan untuk meningkatkan organisasi dan manajemen. c. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012 sampai September 2012 dan bertempat di Kantor Alfamart Cikokol Tangerang 2.3.5 Karakteristik Pemakain Energy Listrik Pada Gedung a. Umumnya untuk mengarahkan AC Lighting Komputer Lift Peralatan lain b. Karakteristik setiap gedung berbeda c. Hasil penelitian penggunaan energy pada beberapa bangunan d. Dari data hasil penelitian di lakukan AC konsumsi Di ikuti penerangan
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk penghematan di lakukan Bench marking IKE dengan penggunaan energy actual 2.3.6 Proses Audit Energi Adapun audit Energi di awali dengan beberapa hal Data – data yang di perlukan pada audit energy awal meliputi : a. Dokumentasi Bangunan Denah bangunan Denah Instalasi pencahayaan bangunan Diagram panel listrik,lengkap dengan penjelasan pengunaan daya listrik dan besarnya sambungan daya dari PLN serta besarnya cadangan dari diesel atau generating set ( Genset ) Pembayaran Rekening Listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun terakhir dan rekap pembelian bahan bakar minyak (bbm) b. Pendataan equipment – equipment
yang mengkonsumsi energy listrik
antara lain : Komputer Lampu AC Lift Pompa air ( Deep well )
c. Tingkat konsumsi energy atau menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) gedung,
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasar data banguanan dan data energy seperti disebutkan di atas dapat di hitung : Rincian lus bangunan dan luas total bangunan ( m² ) Daya listrik total yang di butuhkan Daya listrik per m² luas lantai untuk keseluruhan banguanan Intensitas konsumsi energy bangunan Biaya pemakaian energy bangunan Intensitas
Konsumsi Energy ( IKE )listrik merupakanistilah yang di
gunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian pada suatu system ( bangunan ) Menurut hasil penelitian yang di lakukan oleh ASEAN – USAID pada tahun 1987 yang laporannya baru di keluarkan tahun 1992, target besarnya intensitas konsumsi energy ( IKE ) listrik untuk Indonesia adalah sebagai berikut : a. IKE untuk perkantoran ( komersil ) : 240 kwh/m² per tahun b. IKE untuk pusat belanja
: 330 kwh/m² per tahun
c. IKE untuk hotel / apartemen
: 300 kwh/m² per tahun
d. IKE untuk rumah sakit
: 380 kwh/m² per tahun
Audit energy di lakukan apabila nilai IKE bangunan lebih besar dari target niali IKE ,standart rekomendasi yang disampaikan oleh Tim Hemat Energy (THE) yang di bentuk oleh pemilik/ pengelola banguanan gedung di laksanakan sampai di perolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari target nilai IKE , standart untuk bangunan di Indonesia dan selalu di upayakan untuk di pertahankan atau di usahakan lebih rendah di masa mendatang.
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4 Sistem Penerangan Ruangan Penerangan ( iluminasi ) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai suatu permukaan cahaya merupakan sinar elektomagnet yang hanya de bedakan oleh panjang gelombang dan frekuensi dengan gelombang elektromagnet lainya. 2.4.1 Definisi dan istilah yang umum di gunakan Definisi dan istilah yang umumu di gunakan dalam pencahayaan adalah sebagai berikut : a. Lumen adalah satuan flux cahaya yang di pancarkan di dalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu Candela. Satu Lux adalah satu lumen permeter persegi. Lumen ( lm ) adalah kesetaraan foto metrik dari watt, yang memadukan respon mata ' pengamat tandart “ 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555nm. b. Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampuatau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu dan di hubungkan lampu ke pasokan daya. c. Lux adalah merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah di tentukan. Satu lux setara dengan satu lumen permeter persegi
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Footcandle adalah pengukuran iluminasi ( level cahaya ) pada suatu permukaan. Satu footcandle setara dengan satu lumen per kaki kuadrat e. Intensitas Cahaya dan flux adalah satuan intensitas cahaya I adalah candela ( cd ) juga di kenal dengan dengan internationall candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi ( m2 ) pada lingkaran dengan radius satu meter ( lm ) jika sumber cahayanya isotropik 1 – candela ( yang bersinar sama ke seluruh arah ) merupakan pussat isotropik lingkaran. Di karenakan luas lingkarann dengan jari jari r adalah 4 лm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang di pancarkan oleh sumber 1 – cd adalah 4 л 1 m. jadi flux cahaya yang di pancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah : flux cahaya ( lm ) = 4л x intensitas cahaya ( cd )………………..2.2 Perbedaan antara lux dan lument adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal dimana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi , menerangi meter persegi tersebut dengan dengan cahaya 1000 lux, Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar ke sepuluh meter persegi, hanya mengahsilkan cahaya suram 100 lux. f. Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan obyek dan di pantulkan. Luminance dapat di ukur dengan mengunakan photometer g. Reflektance adalah merupakan perbandingan antara cahaya yang di pantulkan oleh suatu benda yang dinyatakan dalam persen ( % ) 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
h. Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruangan di pengaruhi oleh banyak factor, antara lain : dimensi ruangan,kegunaan / fungsi ruangan,warna dinding,type armature yang akan di guanakan, dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan jumlah lampu pada suatu ruangan di tentukan atau dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :
E×L×W N= ………………………………………….2.3 Q × LLF × CU × n
Dimana : N
= Jumlah Lampu
E
= Kuat Penerangan / target kuat penerangan yang akan di capai (Lux)
L
= Panjang Ruangan
W
= Lebar Ruangan
Q
= Total Lumen Lampu / Lamp luminous Flux
LLF
= Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi ( 0,7 – 0,8 )
CU
= Coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan ( 50 – 65% )
N
= Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu
Standarisasi (SNI ) dalam Kuat Penerangan (E) adalah : a. Perkantoran
=
200 - 500 Lux
b. Apartemen / Rumah
=
100 - 250 Lux
c. Hotel
=
200 - 400 Lux
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Rumah sakit / Sekolahan
=
200 - 800 Lux
e. Basement / Toilet / Coridor / Hall
=
100 - 200 Lux
=
200 - 500 Lux
Gudang / Lobby f. Restaurant / Store / Toko
Untuk Menentukan Lumen Lampu (Q) dengan rumus sebagai berikut :
Q = W × L ………………………………………………..2.4 w Dimana : W = Daya lampu L/w = Luminous efficacy Lamp / Lumen per watt ( dapat di lihat pada spesifikasi lampunya ) 2.4.2 Jenis – jenis Sistem Pencahayaan Macama – macam jenis lampu berdasarkan cara kerjanya, lampu dapat di bedakan menjadi beberapa kelompok antara lain : a. Lampu Pijar Lampu pijar sering di sebut sebagai lampu panas karena sebagai listrik berubah menjadi panas dan sebagian lagi berubah menjadienergi cahaya, lampu pijar sangat tidak efisien apabila untuk mengenali warna dan juga dapat mengeluarkan pnas hingga 60 C, hal ini akan membuat ketidaknyamanan dalam bekerja.
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lampu pijar bertindak sebagai badan abu-abu' yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak, Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan penguapan, warna gelap bola lampu lampu di karenakan tungsten yang terupakan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert. Akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan.Untuk lampu biasanya dengan harga yang murah, di gunakan campur arogan nitrogen ddengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya di gunakan dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan hal yang penting . Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar. Sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lmapu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinnggi , jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering tidak begitu halnya. b. Lampu Fluorescent Lampu fluorescent lebih di kenal oleh masyarakat indonesia dengan istilah lampu TL. Lampu ini di kembangkan sejak tahun 1980, prinsip kerjanya mengunakan media gas mineral flour yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya, dimana energi listrik akan membangkitkan gas di dalam tabung lampu sehingga
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
akan timbul sinar ultra violet, dari sinar ultra violet itu akan menimbulkan phoshors yang kemudian akan bercampur dengan mineral lainya yang telah di lukiskan pada tabung lampui sehingga akan tiimbul cahaya putih sehingga sebagian besar lampu model jenis ini berwarna putih. Lampu flourescent ini sangat peka terhadap temperature udara di sekitarnya karena temperature tabung lampu sangat berpengarug terhadap cahaya yang akan di hasilkan, jadi apabila suhu ruangan terlalu dingin di bandingkan dengan suhu lampu, maka ada kemungkinan lampu jenis ini tidak dapat menyala . Pada umumnya temperature minimum pada sebuah lampu tergantung dari ballast itu sendiri dan sudah tercantum jelas pada spesifikasi ballast tersebut. Lampu jenis ini juga akan mengalami panas, namun masih bisa di sentuh oleh manusia tanpa terluka.
Gambar 2.1 Kontruksi lampu Fluorescent Pada sebuah lampu fluorescent umumnya terdiri dari beberapa bagian komponen, antara lain adalah lampu bolder, starter, switch dan ballast
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Lampu PL Lampu SL dan lampu PL pada prisipnya secara teknis sama dengan model lampu jenis Fluorescen biasa yaitu efficacy lampu berkisar 60 Lumen/ W, hanya keistimmewaan nya mempunyai bentuk yang ringkas, tidak memanjang seperti lampu fluorescen biasa, pada komponen elektrisnya terdiri dari ballas, capasitor dan stater terpadu dalam suatu kesatuan dalam lampu dan disebut model SL, sedangkan model PL untuk komponen elektrisnya terpisah dari lampu. Bentuk kaki lampu di buat sama seperti pada kaki lampu pijar yaitu dengan sistem ulir dengan ukuran satndar E.27. Hal iini di maksudkan untuk memudahkan penggantian pada lampu pijar di ubah menjadi lampu fluorescen. Ada juga lampu Fluorescen model ring yang kaki lampunya di ubah mengikuti seperti lampu pijar, yaitu sistem ulir ukuran standar E.27. Konstruksi lampu PL ini sama seperti tabung lampu flourescen yang terdiri dari gelas yang di mana dinding bagian di lapisi oleh serbuk phosphor sehingga tabung berwarna putih susu. Ukuran umumu yang tersedia di pasaran yaitu lampu PL = 18 watt yang memiliki intensitas cahaya nya 1200 lumen, untuk yang 24 watt memiliki intensitas cahaya sebesar 1800 lumen, untuk yang 36 watt memiliki intensitas cahaya sebesar 2900 lumen. Untuk pemasangan lampu PL tersebut dapat di lakukan dengan dua cara yaitu yang pertama fitting lampu yang menempel pda plafon yang telah di tentukan letaknya. Dan yang kedua fitting lampu dengan mengunakan lampu PL yang di gantungkan, di mana tinggi lampu dari bidang kerja telah di atur dan di sesuaikan dengan keperluan.
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Prinsip Kerja lampu PL adalah Serupa dengan lampu natrium, lampu TL mempunyai efisiensi yang tinggi sehingga menghemat rekening listrik. Sebuah karakternya ialah ketika saklar dinyalakan, TL memerlukan waktu tunggu sebelum terang sepenuhnya, Tetapi kemudian orang menganti ballas konvensional pada lampu dengan sistem penyala elektronik, hasilnya menjadi lebih cepat terang, tidak berkedip-kedip dulu, porsi listrik yang termanfaatkan sebagai cahayapun bertambah, di pihak lain, tabungnya di buat tidak panjang tetapi di tekuk atau di gulung seperti spiral sehingga lebih ringkas dan praktis. Keseluruhannya di kenal sebagai “ lampu hemat energi “ ( CFL, compact fluorescent lamp ) Perhatikan bahwa TL maupun CFL mengandung merkuri yang beracun. Perlukehati-hatian dengan kedua jenis lampu ini. Jika sampai terjatuh dan pecah, lokasinyaharus segera dijauhi, pintu dan jendela dibuka lebar setidaknya selama 15 menit untuk membersihkan udara.Lampu TL merupakan jenis dari lampu fluoresen yang diisi dengan uap air raksa dan gas mulia argon. Juga dalam keadaan menyala, tekanan uap air raksa dalamtabung sangat rendah. Uap air raksa ini memancarkan sinar ultraungu dengan panjanggelombang 253,7 milimikro. Sinar ini diserap oleh serbuk fluoresen dan diubah menjadicahaya tampak.Dalam tabung selalu ada kelebihan air raksa cair. Karena itu tekanan uap air raksa dalam tabung selalu sama dengan tekanan uap air raksa jenuh, yang ditentukanoleh suhu tabung di tempat yang paling dingin. Suhu ini disebut dengan suhu kerja dankirakira sama dengan dengan 40 C
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk
tabung-tabung
dengan
daya
besar,
agak
sulit
untuk
mempertahankan suhu kerja yang sedemikian rendah.Pada perubahan suhu keliling sangat mempengaruhi suhu kerja tabung dan juga rendemennya, Lampu PL ini lampu hemat energi yang memerlukan daya kecil. Tetapi kelemahannya adalah jika kesulitan mencari pengganti jika lampu neonnya mati karena pada umumnya pabrik tidak menyediakan pengganti neon.
Gambar 2.2 Lampu PL c. Lampu LED ( Light Emiting Diodes ) Light Emiting Diodes ( LED ) merupakan elektroluminasi yaitu emisi cahaya yang di sebabkan akibat interaksi dari sebuah medan listrik dengan benda yang solid, lampu LED ini di kembangkan sejak tahun 1962 ketika di temukan Galium Arsenide di biaskan arah maju ( forward ) merupakan radiasi emitter yang sangat efisien penggunaa laampu LED salah satunya adalah sebagai indicator pada bagian elektronik.
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Secara umumu konsep dasar sebuah lampu adalah salah satu bentuk pemanfaatan radiasi elektromagnetik yang di hasilkan dari transfer energi baik yang bersifat fisik maupun kimiawi yang terjadi pada saat lampu menyala. Fugsi lampu LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. LED dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel atau PDA serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya Kualitas cahayanya memang berbeda dibandingkan dengan lampu TL atau lampu lainnya. Tingkat pencahayaan LED dalam ruangan memang tak lebih terang dibandingkan lampu neon, inilah mengapa LED dianggap belum layak dipakai secara luas. Untungnya para ilmuwan di University of Glasgow menemukan cara untuk membuat LED bersinar lebih terang. Solusinya adalah dengan membuat lubang mikroskopis pada permukaan LED sehingga lampu bisa menyala lebih terang tanpa menggunakan tambahan energi apapun. Pelubangan tersebut menerapkan sistem nano-imprint litography yang sampai saat ini proyeknya masih dikembangkan bersama-sama dengan Institute of Photonics. Sementara ini beberapa jenis lampu LED sudah dipasarkan oleh Philips. Anda bisa menemui beberapa model lampu LED bergaya bohlam yang hadir dalam warna putih susu dan juga warna-warni. Daya yang diperlukan lampu jenis ini hanya sekitar 4-10 Watt saja dibandingkan lampu neon sejenis yang mencapai 12-
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 watt. Jika dihitung secara seksama memang bisa diakui bahwa lampu LED menggunakan daya yang lebih hemat daripada lampu TL. LED sebagai Sumber Cahaya Masa Depan Sumber cahaya dari waktu ke waktu semakin berkembang, mulai dari penemuan lampu pijar oleh Edison dan dalam waktu yang hampir bersamaan ditemukan juga lampu fluorescence (TL) dan merkuri. Saat ini ada beberapa jenis lampu yang digunakan manusia untuk berbagai keperluan, yaitu lampu pijar, TL, LED, Merkuri, Halogen, Sodium dan sebagainya. Namun masih ada kekurangan pada lampu generasi pertama sehingga lampu terus dikembangkan agar bisa menghasilkan cahaya yang terang, memberikan warna yang bagus, hemat energi, portable (mudah dibawa) dan lain sebagainya. Yang paling menarik dari beberapa jenis lampu adalah LED LED Sebagai Dioda Semikonduktor Light Emitting Diode (LED) merupakan jenis dioda semikonduktor yang dapat mengeluarkan energi cahaya ketika diberikan tegangan.
Gambar 2.3 Structure dasar lampu LED 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semikonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik, meskipun tidak sebaik konduktor listrik. Semikonduktor umumnya dibuat dari konduktor lemah yang diberi „pengotor‟ berupa material lain. Dalam LED digunakan konduktor dengan gabungan unsur logam aluminium-gallium-arsenit (AlGaAs). Konduktor murni tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga tidak dapat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses doping dengan menambahkan elektron bebas untuk mengganggu keseimbangan konduktor tersebut, sehingga material yang ada menjadi semakin konduktif LED sebagai sumber cahaya Lampu pijar lebih murah tapi juga kurang efisien dibanding LED. Lampu TL lebih efisien daripada lampu pijar, tapi butuh tempat besar, mudah pecah dan membutuhkan starter atau rangkaian ballast yang terkadang terdengar suara dengungnya. LED mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan lampu pijar konvensional. LED tidak memiliki filamen yang terbakar, sehingga usia pakai LED jauh lebih panjang daripada lampu pijar, LED tidak memerlukan gas untuk menghasilkan cahaya. Selain itu bentuk dari LED yang sederhana, kecil dan kompak memudahkan penempatannya. Dalam hal efisiensi, LED juga memiliki keunggulan.
Pada
lampu
pijar
konvensional,
proses
produksi
cahaya
menghasilkan panas yang tinggi karena filamen lampu harus dipanaskan. LED hanya sedikit menghasilkan panas, sehingga porsi terbesar dari energi listrik yang ada digunakan untuk menghasilkan cahaya dan membuatnya jauh lebih efisien. 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.4 Lampu LED T8 18 watt 2.5 Sistem Pengkodisian Udara Pengadaan suatu system pengkodisian udara adalah agar tercapai kondisi termperatur, kelembaban, kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat di pertahankan pada tingkat keadaan yang di harapkan, suatu system pengkodisian udara bisa berupa sebuah system pemanasan, pendingin dan ventilasi, untuk kondisi iklim di Indonesia (tropis), untuk proses pengkodisian udara yang berupa pendingin banyak sekali di gunakan, Pendingin ini berfungsi untuk menciptakan kondisi nyaman bagi beberapa aktivitas manusia. Pada bangunan besar biasanya mengunakan system pengkodisian udara central. Sistem tersebut mungkin terdiri satu atau lebih mesin pendingin air (water chilling plants) dan mesin pemanas air (secara tradisional berupa sebuah ketel) 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang di letakan di dalam sebuah ruangan mesin, Ruangan yang kondisikan mengunakan satu atau lebih saluran segar dan udara balik atau dapat juga berbentukaliran panas atau dingin melalui pipa ke penukar kalor yang terdapat pada ruangan tersebut. 2.5.1 AC ( Air Conditioner ) Air Conditioner ( AC ) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara.Dengan kata lain , AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan AC di maksudkan untuk memperoleh temperature udara yang di inginkan ( sejuk atau dingin ) dan nyaman bagi tubuh. Dalam penggunaannya, AC tidak hanya menyejukkan atau mendinginkan udara tetapi bisa juga mengatur kebersihan dan kelembapan udara didalam ruangan sehingga tercipta kondisi udara berkualitas dan nyaman bagi tubuh. 2.5.2 Prinsip Kerja AC Split Prinsip kerja AC Split maupun pada mesin pendingin model lainya adalah sama yaitu menyerap panas udara di dalam ruangan yang didinginkan, kemudian melepaskan panas ke luar ruangan. Jadi pengertian AC split adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai yang di kita inginkan, terutama mengkondisikan suhu ruangan menjadi lebih rendah suhunya di banding suhu lingkungan sekitarnya. Pada Air Conditioner udara ruang terhisap disirkulasikan secara terus ,menerus oleh blower (pada indoor unit) melalui pipa evaporator yang mempunyai 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
suhu yang lebih dingin dari suhu ruangan, saat udara ruangan bersirkulasi melewati evaporator, udara ruangan yang bertemperatur lebih tinggi dari evaporator di serap panasnya oleh bahan pendingin atau refrigran (evaporator), kemudian kalor yang diterima evaporator di lepas ke luar ruangan ketika aliran refrigran melewati condenser (Unit Outdoor) Jadi , temperatur udara yang rendah atau dingin yang kita rasakan pada ruangan sebenarna adalah sirkulasi udara di dalam ruangan, bukan udara yang di hasilkan oleh perangkat ac split. Unit Ac hanyalah tempat bersikulasinya udara ruangan yang sekaligus menangkap kalor ( panas ) pada udara ruangan yang bersirkulasi melewati evaporator hingga mencapai temperatur yang di inginkan. 2.5.3 Komponen - komponen pada AC 1. Evaporator Pada mesin pendingin Ac split evaporator terbuat dari pipa tembaga dengan dengan panjang dan diameter tertentu yang di berlekuk – lekuk agar menghemat tempat dan lebih efektif menyerap panas dari udara ruangan yang berdirkulasi melaluinya. Karena pipa evaporator di lewati refrigerant yang memiliki suhu yang sangat rendah, maka suhu evaporator menjadi rendah (dingin) dengan kisaran suhu hingga mencapai 5 C dengan begitu, suhu udara ruangan akan menjadi rendah (dingin) ketika melewati evaporator.
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.5 Evaporator indoor AC 2. Motor Blower & Motor Pengatur aliran udara ( Motor Stepper ) Motor Blower berfungsi untuk mensirkulasikan udara dalam ruangan, sehingga udara ruangan dapat bersirkulasi melewati evaporator, setelah udara melewati evaporator aliran udara di arahkan ke ruangan oleh pengatur aliran udara ( motor stepper ), blower akan bekerja sampai temperatur udara ruangan sesuai keinginan, dengan kata lain blower akan berhenti kerja ( Off ) ketika temperatur udara ruangan mencapai suhu yang kita inginkan ( setting suhu pada pengaturan remote kontrol AC Split )
Gambar 2.6 Motor blower
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Kondensor Ketika refrigran keluar melewati bagian indoor AC split ( evaporator ), kalor (panas) udara ruangan yang terbawa akan dilepaskan di bagian kondensor. Serupa dengan evaporator, kondensor terbuat dari pipa tembaga yang di buat berkelok – kelok dan di lengkapi sirip – sirip yang bertujuan untuk melepaskan kalor udara berjalan dengan efektif dan kalor ( panas ) udara yang terbawa oleh refrigerant ( Freon ) lebih cepat di lepaskan atau di buang ke udara bebas ( luar ruangan ).
Gambar 2.7 kondensor AC 2. Kipas ( Fan ) Pada bagian kondensor AC Split juga di lengkapi dengan kipas ( fan ), Fungsinya adalah membuang panas pada kondensor ke udara bebas.
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.8 Fan Motor Outdoor AC 3. Accumulator Accumulator pada mesin pendingin berfungsi sebagai penampung sementara refr sirkulasi aliran bahan refrigran cair bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigran agar bisa keluar – masuk melalui saluran isap kompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigran yang masuk ke kompresor tetap dalam wujud gas,sebab, ketika wujud refrigran berbentuk gas akan lebih mudah masuk ke dalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.
Gambar 2.9 Accumulator
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Kompresor Kompresor Ac Split berfungsi mensirkulasikan aliran refrigerant. Dari kompresor refrigerant ( Freon ) akan di pompa dan di alirkan menuju komponen utama AC split yaitu : condenser,pipa kapiler,evaporator dan kembali lagi ke kompresor. Refrigran secara terus menerus melewati 4 komponen utama Ac
Gambar 2.10 Kompresor 5. Pipa kapiler Pipa kapiler/katup ekspansi pada unit AC Split berfungsi menurunkan tekanan refrigran sehingga merubah wujud refrigerant cair menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup ekspansi / pipa kapiler dan memasuki evaporator
Gambar 2.11 Pipa kapiler 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sirkulasi Refrigran ( bahan pendingin/Freon ) di dalam AC Split Pada Ac Split Refrigran ( Freon ) merupakan zat atau bahan yang bersirkulasi secara terus menerus melewati komponen utama system pendingin ( kompresor, kondensor, pipa kapiler, dan evaporator ). Bahan pendingin atau refrigran tidak akan berkurang selama tidak terjad kebocoran pada system pendingin. Saat melewati komponen utama pendingin, refrigran akan mengalami perubahan wujud, temperature dan tekanannya, sirkulasi refrigran dalam unit AC di sebut siklus refrigrasi kopresi uap.sekarang mari kita tinjau sirkulasi refrigerant pada komponen utama AC
Gambar 2.12 Sirkulasi Refrigran dalam AC Split Dari skema kerja di atas refrigran, kita coba membagi ke dalam empat tahapan proses kerja. 1. Proses Kompresi Proses kompresi pada mesin pendingin di mulai ketika refrigran meninggalkan evaporator ( proses 1- 2 ), masukan refrigran ( bahan pendingin /
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Freon ) kedalam kompresor melalui pipa masukan kompresor ( intake ). Dilihat dari wujud,suhu, dan tekanan, ketika akan masuk kedalam kompresor, refrigran berbentuk uap atau gas bertemperatur dan bertekanan rendah, selanjutnya melalui kompresor, refrigran di kondisikan tetap berwujud gas, tetapi memiliki tekanan dan suhu tinggi, hal tersebut bisa di laukan karena kompresor dapat mengisap gas dan mengkompresika refrigran hingga mencapai tekanan kondensasi. Setelah tekanan dan suhu refrigran di rubah, selanjutnya refrigran di pompa dan di alirkan menuju condenser. 2. Proses Kondensasi Proses kondensasi pada mesin pendingin di mulai ketika refrigran meninggalkan kompresor ( proses 2-3 ). Refrigran berwujud gas yang bertekanan dan bertemperatur tinggi di alirkan menuju
kondensor. Didalam kondensor,
wujud gas refrigran menjadi wujud cair, panas yang di hasilkanrefrigran di pindahkan ke udara luar pipa kondensor. Agar proses kondensasi lebih efektif, di gunakan kipas ( Fan ) yang dapat menghembuskan udara luar tepat di permukaan pipa kondensor. Dengan begitu, panas pada refrigran dapat dengan mudah di pindahkan ke udara luar, setelah melewati proses kondensasi, refrigran menjadi berwujud cair
yang bertemperatur lebih rendah,tetapi tekanan masih tinggi,
selanjutnya, refrigran di alirkan menuju ke pipa kapiler.
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Proses Penurunan Tekanan Proses
penurunan tekanan refrigran di
meningalkan condenser
mulai
ketikan refrigran
( proses 3-4 ), Didalam pipa kapiler,terjadi proses
penurunan refrigran sehingga refrigran yang keluar memiliki tekanan yang rendah, selain itu, pipa kapiler juga berfungsi mengontrol aliran refrigran di antara 2 sisi tekanan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi dan rendah, selanjutnya, refrigran cair yang memiliki
suhu dan tekanan rendah di alirkan menuju
evaporator, proses ini di sebut proses pendingin. 4. Proses Evaporasi Proses evaporasi pada mesi pendingin dimulai ketika refrigran akan masuk ke dalam evaporator. Dalam keadaan ini, refrigran berwujud cair, bertemperatur rendah, dan bertekanan rendah, kondisi refrigran seperti ini di manfaatkan untuk mendinginkan udara ruangan, di guanakan blower ( indoor ) untuk mengatur sirkulasi udara agar melewati evaporator. Proses yang terjadi pada pendingin udara ruangan adalah : Proses penangkapan kalor ( panas ), udara ruangan yang mempunyai temperature lebih tinggi di bandingkan dengan refrigran yang mengalir di dalam evaporator. Karena evaporator menyerap panas udara di dalam ruangan,
wujud
refrigran
cair
dalam
evaporator
akan
menjadi
gas,
selanjutnya,refrigran akan mengalir menuju ke kompresor. Proses ini terjadi berulang dan terus menerus sampai suhu atau temperature ruangan sessuai dengan keinginan.
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Teori Dasar Tentang perhitungan AC Menghitung kebutuhan daya (PK) AC Ruangan perkantoran, harus di laukan beberapa pengukuran terhadap geometri ruangan, mengidentifikasi kaca, pintu, peralatan, dinding, atap dan lantai – lantai dan tidak lupa estimasi jumlah Penghu ni ruangan maksimum, rumus perhitungan kebutuhan kapasitas AC ruangan : Kebutuhan BTU = ( L × W × H × I × E )…………………………………2.4 60 Keterangan : L
= Panjang Ruang ( dalam feet )
W
= Lebar Ruangan ( dalam feet )
I
= Nilai 10 jika ruang berinsulasi ( berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain), Nilai 18 jika ruangan tidak berinsulasi ( di lantai atas )
H
= Tinggi Ruangan ( dalam feet )
E
= Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara, nilai 17 jika menghadap timur, nilai 18 jika menghadap selatan, dan nilai 20jika menghadap barat.
1 meter = 3,28 feet Kapasitas AC berdasarkan PK : AC ½ PK
= ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK
= ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK
= ± 9.000 BTU/h
AC 1 ½ PK
= ± 12.000 BTU/h
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
AC 2PK
= ± 18.000 BTU/h
2.5.4 Sistem Ducting
Gambar 2.13 Ducting AC AC Ducting biasanya dipakai untuk instalasi AC sentral atau AC Split
Duct. AC Sentral biasanya diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall atau di dalam bis ber-AC. Sedangkan Sistem ducting untuk AC, atau juga popular dengan sebutan “Air Handling System”, merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan. Selain efisiensi, juga ada tuntutan kenyamanan (termasuk kesehatan dan keselamatan) bagi pengguna. Oleh karena itu dalam desain ducting meliputi pula desain untuk kebutuhan ventilasi, filtrasi, dan humidity. Tiap tipe sistem ducting memiliki manfaat untuk aplikasi tertentu. Suatu tipe sistem yang tidak umum dipakai mungkin lebih efisien bila dipakai untuk suatu aplikasi tertentu yang tergolong unik. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai tipe sistem ducting, dan ini akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan munculnya aplikasiaplikasi yang baru. Dalam suatu desain ducting untuk suatu gedung tertentu, sangat mungkin beberapa tipe dipakai untuk memenuhi masing-masing kebutuhan. Selain biaya instalasi, efisiensi dan operasional sistem ducting harus menjadi perhatian penting. Dahulu ketika harga energi, material dan ruang belum terlalu menjadi pertimbangan, desain ducting tidak terlalu memiliki banyak batasan. Salah satu contoh dalam hal energi adalah mulai populernya sistem Variable Air Volume di tahun 1970-an, terlebih sejak terjadinya embargo minyak Arab di tahun 1973-1974 yang memaksa seluruh industri melakukan peningkatan efisiensi energi. Sejak masa tersebut terjadi kecenderungan penggantian sistem dari Constant Air Volume ke Variable Air Volume. Dalam hal penggunaan
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
material sangat jelas, yaitu semakin besar penggunaan material maka semakin besar biaya instalasi, dan bahkan perawatan sistem. Dalam hal pemakaian ruang, saat ini ruang sekecil apapun sangat berharga, sehingga dalam perancangan gedung terjadi pengurangan tinggi ceiling, juga tinggi antar lantai, yang di masa lalu hal ini belum terlalu menjadi perhatian utama.Berbagai pertimbangan sering memunculkan benturan dalam mendesain sistem ducting. Misalnya pertimbangan ruang versus energi. Pengurangan tinggi ceiling akan menyebabkan lebih tingginya tekanan udara yang dibutuhkan di dalam ducting, yang berarti lebih tingginya kebutuhan energi. Namun saat ini terjadi kecenderungan untuk mengutamakan efisiensi energi dan kelestarian lingkungan. Bahkan beberapa negara membuat regulasi yang mengarahkan desainer, developer, dan user pada hal tersebut. Tentu saja ini menjadi tantangan dan peluang besar bagi para desainer untuk menentukan kombinasi tipe sistem ducting yang tepat, atau bahkan melakukan inovasi.
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/