BAB II LANDASAN TEORI II.1 Data Center II.1.1 Pengertian Data Center Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi, dan penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catur daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (mis. AC, Ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. Data center dikelola oleh administrator. Pengelolaan data center yang baik diperlukan guna mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standar pengukuran merupakan hal yang penting dari administrasi Data Center. Beberapa tahun ini data center menjadi pembahasan yang ramai, yang sebelumnya data center bukan merupakan bahasan yang perlu di bahas lebih dalam secara teori, tetapi kebutuhan akan informasi dari pengolahan data center yang baik membuat pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas data center lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TI sendiri. Servis utama yang secara umum diberikan oleh data center adalah sebagai berikut:
6
7
Gambar 2.1 Service Data Center 1. Infrastruktur
yang
Menjamin
Kelangsungan
Bisnis
(Business
Continuance Infrastructure) Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan fire suppresion. 2. Infrastruktur Keamanan Data Center (Data Center Security) Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada
8
perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan. 3. Optimasi Aplikasi (Application Optimization) Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-toend yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan endto-end flow control, end-to-end error detection and correction, dan mungkin juga
menyediakan congestion
control tambahan.
Sedangkan
layer
5
menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem. 4. Infrastruktur IP Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable.
Sedangkan
pada
memungkinkan fast-convergence
layer
3,
routed
isu
yang
terkait
network (seperti
adalah
dukungan
terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut [[Intelligent
Network
Services]],
meliputi
fitur-fitur
yang
9
memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah
mengenai QoS
(Quality
of
Services), multicast (memungkinkan
kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private LANS dan policy-based routing. 5. Media Penyimpanan (Storage). Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel switching, replikasi, backup serta archival. II.1.2 Kriteria Perancangan Data Center Agar dalam memiliki data center yang baik dan dapat dianadalkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance dan penggunaan data center adalah sebagai berikut : 1. Server performance metrics Dalam mengukur kinerja dari server diperlukan standar pengukuran yang diakui oleh masyarakat dan vendor-vendor IT, sehingga dibentuklah sebuah konsorsium yang
menentukan
hal tersebut. SPEC(Standard
Performance Evaluation
Corporation)Benchmark merupakan standar ukuran kinerja yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Aspek yang berpengaruh pada kinerja sistem adalah utilization,latency, throughput, resource efficiency. Faktor yang mempengaruhi kinerja CPU adalah pemakaian cache pada CPU (L1 Cache, L2 Cache, L3 Cache) 2. Server capacity planning Server capacity planning terdiri dari 2 hal penting, yaitu server sizing dan capacity planning. Server sizing adalah bagaimana melakukan estimasi kebutuhan hardware
10
pada server sesuai kebutuhan dari aplikasi dan aktifitas dari pengguna, contohnya dalah untuk memenuhi 3000 end user, kita membutuhkan 2 load-balanced application server (4 CPU 1,3 GHz & 8 GB RAM) dan satu back-end database server (8 CPU & 10 GB RAM). Capacity planning terdiri dari 2 fase yaitu melakukan tes untuk mengukur utilization dan performance, yang kedua adalah perencanaan
harus
dapat
mendukung
beban
kerja
yang
berat.
Pengecekan memory secara berkala merupakan hal yang penting setelahserver capacity planning dilakukan. 3. Best practices in IT Merupakan hal-hal terbaik yang dilakukan di IT, salah satunya adalah berdasarkan pengalaman dan komunitas IT. Beberapa dari Best practices in IT yang dapat digunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut: a) System Deployment (Mempersiapkan sistem dengan baik) b) Power Source (Estimasi pemakaian listrik) c) Hardware Maintenance (Maintenance pengkabelan hingga server) d) Software Deployment (Mempersiapakan software) e) Cluster (Menggunakan sistem cluster bila diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan secara keseluruhan, penyimpanan tersebar dan mendukung backup yang lebih baik) f)
Data Storage (Menggunakan RAID, cluster storage, multiple control)
g) Network Management Best Practices (Melakukan network analisis yang baik) h) Documentation Best Practices (Dokumentasi pada berbagai tahap antara lain metodologi, proposal, hingga diagram)
11
4. Server Security Keamanan harus diperhatikan, baik keamanan hardware server, software server dan gangguan dari manusia atau alam. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan pada keamanan server adalah sebagai berikut : a) Simplicity (menyederhanakan) b) Fail Safe (kesalah tidak menyebar) c) Complete Mediation (mediasi dengan pengguna) d) Open Design e) Separation of privilege (pembagian hak akses) f) Update (selalu ada perubahan lebih baik) g) Hapus pemakaian file dan aplikasi yang tidak digunakan h) Software keamanan bila diperlukan (anti virus, anti malware, anti spam, dll) 5. Server Administration Best practices pada system administration adalah sebagai berikut : 1. Memperhatikan permasalahan 2. Log dan dokumentasi yang baik 3. Cek permasalahan dari yang sederhana (berurutan OSI layer) 4. Team work yang baik 5. Otomasi Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam otomasi adalah sebagai berikut : •
Mengumpulkan dokumen
•
Menentukan target
•
Kritik dan saran dari komunitas
12
•
Improve
•
Simplify
•
Testing
6. Device Naming Penamaan device yang dijelaskan disini yaitu : a) NIS (Network Information Service) Digunakan menyimpan data profil user dan biasa disebut dengan yellow pages. NIS mengijinkan para pengguna dan aplikasi melalui jaringan untuk menenmukan berkas dan aplikasi dimanapun di sebuah jaringan dengan mengakses server NIS terpusat b) NIS + Setelah NIS dirasakan memiliki kekurangan pada segi keamanan, SUN mengeluarkan NIS+ yang mendukung pada segi keamanan c) DNS (Domain Naming System) Merupakan distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP / IP. Keuntungan dari pemakaian DNS adalah memudahkan pengguna dalam mengingat IP, penamaan konsisten / tidak berubah, Satu user satu domain. Struktur domain merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : root level domains, second level domains, host names d) LDAP (Lightweight Directory Access Protokol) Merupakan service direktori yang berjalan pada layer TCP / IP. LDAP adalah sebuah protocol yang mengatur pengaksesan layanan direktori
13
yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai informasi. Fungsi LDAP adalah memberikan hak akses pada direktori. Direktori dapat berisi
berbagai
informasi
(merupakan
suatu
database
tempat
penyimpanan data), contoh : direktori dapat berupa phone book 7. Load balancing Merupakan cara untuk membagi kinerja server yang bertujuan mengurangi beban server. Load balancing dapat berupa software maupun hardware Menggunakan software memungkinkan pemakaian virtual server dan virtual IP. Keuntungan yang didapat dari penerapan load balancing adalah : 1. Toleransi kesalahan dapat diperhatikan 2. Layanan lebih baik 3. Performance 4. Scalabilitas 5. Fleksibel 6. Hemat 7. Memperhatikan keamanan 8. Fault Tolerance Terdapat standar dari ukuran toleransi kesalahan diatantaranya adalah MTBF (Mean Time Between Failures), MTTDL (Mean Time to Data Loss), MTTDI (Mean Time to Data Inaccessibility). Faktor yang mempengaruhi adalah : 1. Swap 2. Sistem pendingin 3. Power
14
4. RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks) 9. RAID Merupakan implementasi toleransi kesalahan pada media penyimpanan / disk dengan tujuan mengurangi redundansi data (Akses ataupun proses). RAID dibagi menjadi lima tipe, yaitu RAID 0 (stripping), RAID 1 (mirroring), RAID 2 (humming), RAID 3 (pengecekan disk tunggal dalam kelompok disk, penggunaan sudah
lebih
dari
3
disk), RAID
4 (pembacaan
dan
penulisan
secara
independen),RAID 5 (sebaran data dan paritas ke semua drive) Penggunaan RAID pada server sesuai kebutuhan, karena setiap server memiliki spesifikasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Storage 7000 dari SUN yang memungkinkan
pemakaian SATA
menggunakan SID dalam
mengupdate
storage pada server, kecepatan
akses
dan
tanpa
merubah
pemakaian RAID. II.1.3 Tier Pada Data Center Perancangan data center berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi berbarengan dengan perencanaan infrastruktur data center yang lain. Ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda
disesuaikan
(Telecommunication
dengan Industry
kebutuhan Association).
suatu
data
Berikut
center diberikan
menurut TIA tabel
942
spesifikasi
setiap tier pada data center: Tabel 2.1 Tier Pada Data Center
PARAMETER
Tingkat availabilitas
TIER I - BASIC
99.671%
TIER II - REDUNDANT COMPONENTS
99.741%
TIER III CONCURRENTLY MAINTAINABLE
99.982%
TIER IV - FAULT TOLERANT
99.995%
15
Sifat terhadap gangguan (terencana atau tidak)
Keadaan power dan cooling distribution
Ketersediaan raised floor, UPS,generator
Agak Rentan
Tidak rentan terhadap gangguan terencana (karena sudah ada skenario penanggulangan), namun masih rentan terhadap gangguan tidak terencana
Tidak Rentan
Single path with Single path with redundant no redundancy component (N+1)
Multiple power and cooling distribution path tetapi hanya satupath yang aktif, termasuk komponen yang redundant (N+ 1)
Multiple active power and cooling distribution path termasuk komponen yang redundant 2(N+1)
Rentan
Bisa ada maupun tidak
Harus Harus punya raised Harus punya raised punya raised floor, UPS dangener floor, UPS dan gen floor, UPS dange ator erator nerator
Waktu implementasi 3 bulan
3-6 bulan
15-20 bulan
15-20 bulan
Downtime tahunan
22.0 jam
1.6 jam
0.4 jam
Hanya untuk power path dan beberapa bagian lain dari infrastruktur yang memerlukan proses shutdown
Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup untuk menampung beban yang dipunyai sistem utama ketika sistem tersebut di maintenance
28.8 jam
Cara untuk melakukan maintenance preventif
Harus dishutdown keseluruhan
Skala data centeryang cocok dibangun
Kecil
Besar (skala enterprise)
Sedang
Besar (skala enterprise)
Pengertian N di atas mengacu kepada cacah komponen yang diperlukan agar seluruh pusat data dapat beroperasi pada beban penuh. Sebagai contoh, apabila pusat data
pada
beban
penuh
memerlukan
5
unit
AC,
maka
pusat
data tier-4
mempersyaratkan total 2(5+1)=12 unit AC, 7 diantaranya sebagai cadangan. Untuk tier3, maka hanya diperlukan 6 unit AC, hanya 1 sebagai cadangan.
16
II.1.5 Sistem Listrik Data Center Kebutuhan energi sebuah data center didapat dari sistem listrik yang dalam hal ini disediakan oleh PLN. Kebutuhan akan listrik pun akan terus bertambah seiring bertambahnya energi yang dibutuhkan oleh data center. Ada 4 pertimbangan umum yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus bertambah pada data center yaitu : ¾ Membuat sistem energi (sistem energi dapat berupa sistem listrik, sistem pembangkit energi lainnya) yang modular sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi. ¾ Pre-engineered, terapkan solusi identifikasi energi yang standar sehingga menimialkan perencanaan dan perekayasaan yang akan dilakukan sendiri guna mempercepat pembangunan dan pengimplementasian pada data center. ¾ Memilih sistem energi dengan fitur mistake-proofing dan sedikit titik kegagalan yang dapat meningkatkan availabilitas. ¾ Menerapkan sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan pengontrolan energi pada berbagai level. Tujuan dari pembuatan sistem energi yang menggunakan modular, sesuai dengan standar, hot swappable, dan terbuktu handal dapat mengurangi MTTR (Mean Time to Recover). Perencanaan komponen listrik secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendefinisian kebutuhan energi listrik dan pendistribusiannya 2. Pendefinisian perangkat listrik yang dibutuhkan 3. Pemilihan power DC dan AC 4. Implementasi perangkat listrik pada data center
17
5. Maintenance Masalah umum yang sering terjadi pada sistem elektrik di data center adalah pemasangan sistem listrik yang salah dan tidak umum antara lain ketiadaan labeling dan dokumentasi, kemudian sistem pengawasan tidak berjalan dengan baik atau adanya ketidaklengkapan pemasangan infrastruktur listrik sehingga dapat mengakibatkan tidak berfungsinya sistem listrik. Sistem elektrik yang dimiliki oleh data center menimbulkan suatu masalah bagi lingkungan karena konsumsi listrik bagi sebuah data center sangatlah banyak dan berdampak pada emisi CO2 akan meningkat hingga 4 kali lipat seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik untuk menghidupi data center yang berkembang secara signifikan (Mckinsey &Co). II.1.6 Sistem Pendingin Data Center Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang cocok untuk data center. Keadaan temperatur dan kelembapan yang harus dijaga di dalam data center adalah: •
Temperatur kering : 200C – 250 (680F - 770F), dengan rata-rata keadaan temperatur normal diset menjadi 220C.
•
Kelembapan relatif : 40%-50%, dengan titik normal berada pada 45%
•
Titik embun maksimum : 210C (69.80F)
•
Perubahan maksimum yang boleh terjadi dari batas suhu sekarang adalah sebesar 50C(90F) per jam.
18
Desain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar aliran udara dari perangkat pendingin mengalir dengan arah parallel ke barisan kabinet/rak. Kriteria umum desain sistem pendingin pada data center yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut : •
Memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik
•
Sudah terstandarisasi
•
Sederhana namun cerdas
•
Manajemen yang baik
Kegiatan pengaturan temperatur dan sirkulasi udata yang dikenal sebagai HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning), bertujuan untuk menjaga agar temperatur tetap dalam keadaan rendah dan konstan serta menyebarkan titik-titik panas yang dibuat oleh suatu kelompok perangkat yang dalam hal ini terletak di data center. Temperatur yang rendah sangat diperlukan untuk efisiensi operasi server dan perangkat jaringan untuk menghindarkan dari fluktuasi. Sistem pendingin pada data center pada prinsipnya adalah sistem aliran udara dingin, yang terbagi menjadi tiga perangkat utama yaitu air handler, chiller, dan menara pendingin. Selain itu, juga ada perangkat pendingin tambahan Tabel 2.2 Perangkat Pendingin dan Fungsi
Perangkat Pendingin Data Center Perangkat Utama Air Handler
Fungsi dan Keterangan Lainnya • •
•
Untuk mesirkulasikan udara di dalam data center Air handler diinstall baik di dalam data center atau di koridor yang berdekatan dengan menhubungkannya dengan saluran khusus yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara Air handler harus mempunyai sistem filter untuk menangkap debu atau polutan lainnya untuk meningkatkan
19
Chiller
Menara pendingin House air
Makeup Air
kualitas udara data center • Berfungsi untuk menyimpan kumparan dalam air handler agar tetap dingin. Terdiri dari tiga komponen : o Evaporator (mengubah bahan pendingin cair menjadi gas dan mendinginkan air yang bersirkulasi dari dan ke air handler) o Kompresor (mengubahnya menjadi tekanan tinggi) o Kondenser (mengubah uap menjadi cairan kembali, menghilangkan panas dan mengembalikannya menjadi cairan dingin ke evaporator). • Chiller diletakkan di luar ruangan data center(dapat diletakkan pada lantai atau di atas atap) Berfungsi untuk mendinginkan chiller • Dipakai untuk data center yang hanya memiliki sedikit kabinet server, dapat digunakan air conditioner yang biasa dipakai pada gedung. • Adanya pengesetan penyediaan sistem pendingin melalui waktu secara otomatis • Didapat dari luar, untuk proses di dalam chiller • Pastikan tidak ada kebocoran untuk pipa penyaluran make up air ke dalam chiller.
II.2 Green Computing Green IT strategy atau yang sering disebut Green Computing mulai diperbincangkan pada tahun 1992. Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada
20
teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Istilah Green Computing muncul dengan booming-nya Energy Star ini, khususnya merujuk ke bagaimana kita bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan). Beberapa peneliti merumuskan definisi Green Computing dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dapat dilihat dari beberapa definis berikut ini “How to use your computer more sustainably” (Young Yi), “Information technologu that is environmental friendly and energy efficient” (Wachara Chantatub), “The study and practice of using computing resource efficiently” (Rawan M. AlGhofaili), “Reduce the increasing amount of useless data/work” (Jordi Torres) Dari beberapa definisi diatas dapat dilihat beberapa kata kunci yang menjadi definisi green computing yaitu sustainability, environmental friendly, energi efficient, resource efficient, dan reduce useless work. Dan ternyata green computing tidak hanya membahas tentang energy consumption, tapi juga bagaimana kita bisa menggunakan komputer plus berbagai tool dan konten dengan lebih efisien dan jelas manfaatnya. Green Computing diterapkan di berbagai tingkatan komputasi yang ada pada setiap organisasi. Mulai dari yang terendah, seperti meminimalkan penggunaan monitor CRT, membiasakan mematikan komputer jika tidak dipakai, penggunaan metode paperless hingga pemanfaatan energi alternatif untuk sumber daya data center. Green Computing pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu green of IT dan green by IT. Green of IT adalah memaksimalkan hasil dari suatu sistem IT yang
21
produknya menggunakan perangkat IT yang ramah lingkungan. Seperti contoh mengganti mesin server yang lama dengan mesin yang ramah lingkungan. Sedangkan green by IT adalah dengan memanfaatkan teknologi IT agar dapat mengurangi polusi. Seperti contoh membuat sistem aplikasi paper less dengan sistem paper less maka teknologi IT telah membantu dalam mengurangi pemakaian kertas. Menerapkan green computing pada data center dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Dan dengan menerapkan green computing dalam jangka panjang, akan menghasilkan ROI dari penghemetan energi yang seharusnya dikeluarkan. Selain itu lingkungan organisasi bisa lebih nyaman dan lebih sehat. Langkah-langkah dalam menerapkan green computing pada data center adalah : 1. Evaluasi efisiensi energi Perhatikan tagihan energi yang ada. Pelajari tagihan tersebut, dari penyedia jasa apa, dengan sumber daya apa, kemana pasokan energi tersebut disalurkan apakah sudah efisien atau tidak. Buat perencanaan untuk memantau dan mengurangi pemakaian energi yang ada. Evaluasi awal dapat dengan cara menghitung ROI setelah melakukan perubahan. 2. Mendesain ulang sistem pendingin Pelajari kembali sistem pendingin yang ada. Server menghasilkan suhu panas yang cukup tinggi. Pendingin dapat langsung diarahkan ke rak server secara langsung, dan pastikan untuk minimalisir kehilangan aliran udara dan menutup lubang-lubang di dinding, atau kemungkinan kebocoran aliran udara. Dan pastikan menerapkan saluran udara yang tepat 3. Menkaji ulang redundansi sistem
22
Banyak perusahaan yang berinvestasi pada sistem pendingin maupun pemanas yang redundan yang menggunakan jumlah daya dua kali lipat. Hal ini memang membantu mempersiapkan sistem untuk pertumbuhan data dan juga performa disaat jam sibuk. Dikarenakan sistem redundan ini jarang digunakan, menyebabkan banyak energi yang terbuang sia-sia, oleh karena itu perlu dikaji ulang bagaimana meminimalisasi sistem pendingin maupun pemanas yang redundan agar sedapat mungkin untuk beroperasi hanya berdasarkan kebutuhan. 4. Menggunakan adjustable equipment Untuk mempersiapkan pertumbuhan sistem dan juga performa sistem di saat jam sibuk, bisa menerapkan perangkat server yang terukur dan modular. Sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Seperti scalable blade server dapat
mengkonsentrasikan pemakaian daya lebih kecil, kebutuhan ruang juga lebih kecil, dan juga pendingin yang lebih terfokus. Dan juga sistem-sistem lainnya yang menggunakan daya rendah akan tetapi dapat bertumbuh sesuai dengan kebutuhan. 5. Virtualisasi media penyimpanan Banyak server yang kurang dimaksimalkan dalam penggunaan media penyimpanan, hal ini bisa terjadi karena teknologi yang cepat usang, atau sistem yang jarang digunakan. Untuk menghemat ruang penyimpanan, hal ini bisa diatasi dengan menggunakan media penyimpanan virtual. Dengan media penyimpanan virtual, server dapat dikurangi, dan pengaturan media penyimpanan bisa lebih mudah. 6. Menggunakan peralatan dengan standar Energy Star – Rated
23
Walaupun belum ada standar, energy star untuk server data center, akan tetapi untuk peralatan lainnya bisa menggunakan standart ini, seperti pendingin, monitor, ataupun peralatan elektrik lainnya. 7. Donasikan atau recycle server yang tidak terpakai Teknologi terbaru akan memakan konsumsi lebih sedikit dibandingkan teknologi lama. Oleh karena itu tidak heran jika semua peralatan terus diperbarui. Mengeluarkan biaya lebih untuk menghemat biaya perawatan. Akan tetapi serverserver yang sudah tidak terpakai jangan langsung dibuang begitu saja. Karena limbah elektronik sangat susah untuk terurai. Ada baiknya mendonasikan serverserver tersebut ke pihak-pihak yang membutuhkan. Atau banyak vendor-vendor diluar sana yang dapat mendaur ulang tiap-tiap part dari server tersebut. 8. Lihat diluar lingkup datacenter Selain dari perangkat server, perusahaan dapat memotong biaya dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti karpet dengan bahan emisi rendah, cat yang tidak beracun dan sumber pencahayaan alami. 9. Research sumber daya alternatif Cara terbaik untuk memelihara kelestarian alam adalah mencari energi alternatif sebagai sumber daya perangkat elektronik yang ada. Bisa dengan menggunakan solar panel pada atap, atau menggunakan tenaga angin, dan berbagai macam tenaga alternatif lainnya. 10. Libatkan pihak manajemen. Untuk dapat melakukan perubahan sepenuhnya pada data center, anda perlu mendapatkan dukungan dari manajemen atas. Untuk dapat meningkatkan
24
semangat, bisa dengan memaparkan konsep-konsep ramah lingkungan yang dapat berdampak global baik untuk karyawan-karyawan perusahaan tersebut, atau untuk masyarakat luas. Setelah mereka tertarik baru diarahkan kepada pembahasan pertumbuhan data center yang membutuhkan strategi green IT. II.2.1 Energi Alternatif Kita tahu bahwa mau tidak mau kita pasti menggunakan sumber daya energi yang ada sebagai sumber tenaga data center. Salah satu energi yang paling banyak digunakan sebagai sumber listrik saat ini adalah bahan bakar fosil yang diolah menjadi minyak dan kemudian dijadikan bahan bakar pembangkit listrik. Semakin hari persediaan bahan bakar di muka bumi semakin menipis. Sehingga perlu diadakan penelitian terus menerus untuk dapat menemukan bahan bakar alternatif. Untungnya, ternyata disekitar kita terdapat terdapat bermacam-macam energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi minyak yang tentunya tidak merusak lingkungan. Macam-macam energi alternatif itu diantaranya sebagai berikut : •
Air Air mempunyai kekuatan luar biasa besar. Air yang mengalir, bahkan dapat menghancurkan bangunan yang kuat ketika terjadi banjir bandang ataupun tsunami. Karena kekuatan inilah, manusia dapat memanfaatkannya sebagai sumber daya alternatif. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Prosesnya yaitu menampung air sungai yang berarus deras ke dalam sebuah waduk. Lalu, dialirkan melalui pintu. Pengaturannya dilakukan di pusat pengendalian bendungan atau waduk tersebut. Saat pintu bendungan dibuka, air akan mengalir sangat deras melalui terowongan sehingga mampu memutar turbin yang dapat menggerakan generator dan menghasilkan listrik.
25
•
Matahari Matahari juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya alternatif. Energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya atau dikenal dengan sebutan sel fotovoltaik. Contoh mudahnya dalam penggunaan calculator, pemanas air, mobil bertenaga surya, atau komp
•
Gelombang permukaan laut Pemanfaatannya yaitu menjadikan energi ombak sebagai pembangkit tenaga listrik. Hal ini didukung dengan didirikannya sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta. Prosesnya dengan memanfaatkan gerakan turun naik atau bergulung-gulungnya ombak menjadi energi yang digunakan untuk menggerakan turbin pembangkit listrik.
•
Angin Perpindahan udara atau yang biasa disebut angin ini dapat menghasilkan energi kinetik. Energi inilah yang dipergunakan untuk menggerakkan kincir angin atau turbin. Hal ini karena angin pada dasarnya memiliki kekuatan yang besar sehingga bisa dimanfaatkan untuk sumber energi alternatif. Terutama, angin yang terdapat ditengah lautan.
•
Biogas Biogas dihasilkan dari kotoran hewan yang diproses lebih lanjut
untuk
menjadi gas metana yang dapat dipergunakan sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan. Metana sebagai energi alternatif diperoleh dari sampah organik dan sistem saluran limbah. Prosesnya mempergunakan bakteri tertentu
26
atau dekomposer yang dapat memecah biomassa lingkungan dalam kondisi pernapasan anaerob bakteri tersebut. •
Baterai Baterai untuk saat ini sering digunakan untuk dijadikan sumber daya energi alternatif dari alat transportasi. Banyak perusahaan otomotif yang menciptakan kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar baterai. Kendaraan tersebut sudah dikomersilkan dan diterima oleh masyarakat secara luas sebagai kendaraan sehari-hari dengan menggunakan baterai sebagai pengganti bahan bakar bensin.
II.3 Benchmarking Benchmarking adalah proses membandingkan suatu bisnis proses dan metrik kinerja untuk industri terbaik atau best practices dari industri lainnya. Dimensi yang biasa diukur adalah kualitas, waktu dan biaya. Hasil dari Benchmarking diharapkan dapat meningkatkan dimensi-dimensi tersebut menjadi lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. Benchmarking merupakan alat yang populer diantara perusahaan yang mencoba untuk menjadi lebih kompetitif dan berusaha menjadi perusahaan yang terbaik dalam kelasnya (David dan Stanley, 1997). Menurut Gregory H. Watson (1996), Benchmarking adalah merupakan proses pengukuran dan pembandingan yang sistematis dan berkesinambungan atas prosesproses bisnis antar organisasi yang bertujuan untuk mengaplikasikan praktek-praktek yang lebih baik secara terus menerus. Sedangkan menurut Goetsch dan Davis (1997), Benchmarking sebagai proses perbandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun luar industry.
27
Menurut Watson (dalam Widayanto, 1994), konsep Benchmarking sebenarnya telah mengalami setidaknya lima generasi, yaitu :
1. Reverse Engineering Dalam tahap ini dilakukan perbandingan karakteistik produk, fungsi produk dan kinerja terhadap produk sejenis dari pesaing. 2. Competitive Benchmarking Selain melakukan Benchmarking terhadap karakteristik produk, juga melakukan Benchmarking terhadap proses yang memungkinkan produk yang dihasilkan adalah produk unggul 3. Process Benchmarking Memiliki lingkup yang lebih luas dengan anggapan dasar bahwa beberapa proses bisnis perusahaan terkemuka yang sukses memiliki kemiripan dengan perusahaan yang akan melakukan Benchmarking 4. Strategic Benchmarking Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis dan memperbaiki kinerja dengan memahami dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan oleh mitra eksternal yang telah berpartisipasi dalam aliansi bisnis membahas tentang hal-hal yang berkitan dengan arah strategis jangka panjang 5. Global Benchmarking
28
Mencakup semua generasi yang sebelumnya dengan tambahan bahwa cakupan geografisnya sudah mengglobal dengan membandingkan terhadap mitra global maupun pesaing global. Secara umum manfaat yang diperoleh dari Benchmarking dapat dikelompokkan menjadi (Ross, 1994 pp.239-240) : 1. Perubahan Budaya Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang realisitis berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi akan kredibilitas target 2. Perbaikan Kinerja Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki 3. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Memberikan dasar bagi pelatihan karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan dengan apa yang dikerjakan karyawan lain diperusahaan lain. Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan Tujuan utama Benchmarking adalah menemukan kunci atau rahasia sukses dan kemudian mengadaptasi dan memperbaikinya untuk diterapkan pada perusahaan (organisasi) yang melaknsanakan Benchmarking tersebut. Benchmarking bersifat legal, paling tidak melibatkan dua perusahaan (organisasi) yang sebelumnya telah sepakat untuk membagi informasi mengenai proses (legalitas ini diikat dalam etika Benchmarking)
yang
Clearinghouse/IBC).
diatur
dan
bersumber
dari
International
Benchmarking
29
II.3.1 Jenis-Jenis Benchmarking Pada umumnya terdapat empat jenis dasar dari Benchmarking, antara lain : 1. Benchmarking internal Pada pendekatan ini dilakukan perbandingan antara operasi/proses suatu bagian dengan bagian internal lainnya pada suatu organisasi. Benchmarking internal dapat memberikan informasi yang detail tentang potensi pengembangan proses karena tidak adanya hambatan antar perusahaan. 2. Benchmarking kompetitif Pada pendekatan ini melakukan perbandingan dengan berbagai pesaing. Target pendekatan ini adalah desain produk, kemampuan proses, atau metode administratif tertentu yang digunakan oleh pesaing-pesaing bisnis secara langsung. 3. Benchmarking fungsional Dalam pendekatan ini diadakan perbandingan fungsi atau proses dari perusahaanperusahaan yang berada di berbagai industri. Tipe pendekatan ini menawarkan kesempatan baik untuk mengembangkan hasil-hasil terobosan dalam indentifikasi dan pemahaman terhadap factor-faktor penentu proses. 4. Benchmarking generik/umum
30
Pada pendekatan ini merupakan perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung sama di setiap industri. Dikarenakan proses yang sama di setiap perusahaan
seperti
penerimaan
pesanan,
pelayanan
pelanggan
dan
mengembangkan strategi, maka dapat dilakukan Benchmarking meskipun perusahaan itu berada dibidang industri yang sama.