.BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Animasi Animasi berasal dari bahasa menghidupkan).
latin, Animatio (Usaha untuk
Animasi sering diartikan sebagai menghidupkan dari
sesuatu benda statis menjadi bergerak, berkesan bergerak atau hidup. Bisa juga disebut sebagai simulasi gerakan yang diciptakan berdasarkan rangkaian gambar, atau sering disebut frame, sehingga menciptakan ilusi gambar yang bergerak, gambar yang hidup. Usaha untuk memahami sebuah pergerakan sudah dimulai dari dahulu kala. Dimana ditemukannya sebuah mangkuk yang memiliki
5 urutan
gambar seekor kambing yang berusaha mencapai dahan pohon, yang diperkirakan berumur 5200 tahun, ditemukan di Iran. Penemuan urut-urutan gambar dua prajurit yang sedang bergulat, yang menjadi dekorasi dinding sebuah makam di Mesir, yang diperkirakan sudah berumur 4000 tahun. Perkembangan animasi saat ini berkembang begitu pesat. Yang dahulu hanya bisa dilihat sebagai mainan, seperti Zoetrope (1834) dan Flipbook (1868). Sekarang dengan menggunakan teknik animasi seseorang dapat menggambarkan sebuah cerita.
Gambar 2.1 Zoetrope (Sumber: porij.wordpress.com)
3
4
Animasi di barat telah mengalami beberapa era. Silent era, era dimana awal-awal industri animasi mencoba mencari kemungkinan-kemungkinan agar dapat mencapai potensi maksimal. Pada saat itu, hiburan animasi tidak memiliki suara yang independen, suara musik dimainkan oleh grup musik secara langsung, dan gambar dihasilkan oleh proyektor. Golden age, Era dimana nama-nama besar dalam Industri animasi bermunculan. Seperti Walt Disney dan Warner Brothers Cartoon. Film animasi yang paling sukses pada masa ini ialah Snow White and the Seven Dwarfs, yag dirilis pada tahun 1937. The television era, Nama besar seperti Hanna-Barbera muncul di era ini, yang menelurkan acara televisi yang ikonik, The Flintstones. Animasi pertama yang memiliki jam tayang di waktu Prime Time. Pada saat ini Animasi benar-benar berkembang dengan pesat. Bahkan sudah bisa diterapkan pada basis 3 dimensi, yang memiliki z axis.
2.1.2 Salah Paham Salah paham ialah kekeliruan dalam memahami sesuatu.
Hampir
semua masalah terjadi karena kesalahpahaman. Konflik sering terjadi karena cara berkomunikasi yang buruk. Biasanya juga, karena adanya konflik kita seringkali malah mengurangi intensitas komunikasi kita, yang dampaknya malah akan membuat kita semakin dalam kepada kesalahpahaman. Karena itu Komunikasi berperan penting dalam sebuah konflik. Salah paham merupakan salah satu kendala komunikasi yang efektif dan sangat berpeluang menciptakan konflik. Terjadi karena si pemberi dan penerima informasi memiliki pemahaman atau pandangan yang berbeda dalam hal yang diinformasikan.
5
2.1.3 Masalah Komunikasi 1. Memahami dengan keliru Dalam
situasi
normal
pun
kita
sering
gagal
dalam
menyelaraskan pemahaman kita dalam sebuah informasi yang disampaikan, antara penerima dan pemberi informasi. Saat dalam hubungan kita dengan orang lain sedang disertai dengan kemarahan kemungkinan akan terjadinya
kesalahpahaman
tentu
semakin
meningkat. 2. Gagal memahami padangan pihak lain Setiap pribadi seringkali memandang sebuah permasalahan dengan cara yang berbeda, disebabkan karena latarbelakang budaya, ekonomi, dan keyakinan atau kepercayaan. Diperlukan pemahaman pandangan dari pihak lain. 3. Pengaruh budaya Budaya berkomunikasi.
mempengaruhi Bagaimana
aturan
dan
mengekspresikan
cara
kita
perasaan
dalam kita,
bagaimana, dan kepada siapa kita berbicara, seringkali itu semua dipengaruhi oleh budaya. Contohnya, saat beberapa orang terbiasa berbicara secara terbuka kepada siapa saja, beberapa orang lainnya hanya terbuka secara jujur kepada orang-orang tertentu, seperti teman dekat, sementara orang yang lain lagi mungkin memiliki cara yang benar-benar berbeda. Hal-hal seperti itu jelas membuat kita salah paham, tentang apa yang layak pihak lain bicarakan dan apa yang tidak semestinya mereka bicarakan.
6
4. Perbedaan bahasa Seringkali sebuah rasa yang kompleks atau makna atau inti yang sudah jelas tergambarkan dalam sebuah kata di bahasa kita tidak dapat ditangkap oleh bahasa yang lain 5. Menafsirkan motivasi secara keliru Motivasi sangat mudah disalahpahami. Misalnya, jika ada dua pihak yang bersengketa, seringkali kita selalu membangun anggapan yang salah tentang motivasi pihak lawan, sehingga sulit untuk terjadinya komunikasi yang baik. 6. Stereotipkal umum yang keliru Seringkali kita merasa sudah tau akan siapa dan bagaimana seteru kita, sehingga kita merasa komunikasi tidak perlu dilanjutkan untuk lebih jauh. 7. Tidak tahu cara berkomunikasi Seringkali yang bersengketa tidak mengetahui metode untuk berkomunikasi dengan lawannya. Menyebabkan ketakutan untuk berkomunikasi. Sehingga tidak adanya komunikasi yang baik menyebabkan babak yang lebih buruk lagi dalam sebuah sengketa. 8. Tidak memperhatikan dengan baik. Komunikasi yang baik itu disertai dengan memperhatikan secara aktif dan
hati-hati terhadap setiap pertanyaan dan peryataan
lawan bicaranya, untuk menangkap dengan baik maksud dan tujuannya. Alih-alih pihak yang bersengketa malah sibuk dengan persiapanakan tanggapan, tanpa memerhatikan lawan dengan baik. Hal seperti ini seringkali berujung pada salah paham.
7
9. Kerahasiaan dan kecurangan Seringkali informasi yang akurat tidak diperlihatkan, dengan alasan keamanan. Jelas hal seperti ini sangat mudah disalahpahami oleh pihak lawan. 10. Pernyataan yang Menghasut Pernyataan
yang
berkesan
mengancam
dan
bernada
permusuhan Jelas akan memperkeruh suasana. 11. Pernyataan negatif dari media masa Masalah ini bisa timbul saat terjadinya konflik, atau bahkan sbelum dan sesudahnya. Kenyataannya pernytaan-pernyataan media tersebut mempersulit terwujudnya duduk bersama. 12. Kurangnya Informasi Pengumpulan informasi untuk memiliki pandangan yang baik itu membutuhkan waktu dan biaya. Dalam beberapa kasus, Kesalahpahaman Seringkali
semakin
karena
parah
akibat
ketersediaan
waktu
kurangnya yang
informasi.
tidak
cukup
mengakibatkan hal demikian. Dan saat komunikasi terputus secara tidak sadar kita bisa terpengaruh oleh rumor dan pernyataan media, yang padahal bukan sumber yang belum tentu akurat untuk pengumpulan informasi 13. Krisis komunikasi Ada
saat
dimana
kecepatan
komunikasi
tidak
dapat
berdampingan dengan laju konflik yang begitu cepat, sehingga membuatnya tidak lagi efektif.
8
14. Pihak yang terkait kekurangan informasi Sering kali posisi pemimpin berganti-ganti, sehingga mereka memiliki pemahaman yang terbatas mengenai konflik yang sedang terjadi. Kurangnya informasi bebuah pada keputusan-keputusan yang buruk.
2.1.4 Penyebab umum antara pria dan wanita 1.
Wanita
Memberi
Sinyal,
Pria
Meminta
Langsung
Pria terbiasa mengutarakan maksudnya secara langsung, sementara wanita lebih suka memberi isyarat. Dalam sebuah hubungan, wanita seringkali mengharapkan pasangannya bisa membaca pikiran mereka dan tahu apa yang mereka mau, tanpa memberitahunya secara langsung. Agar tidak selalu terjadi salah paham, sebaiknya Anda mengatakan secara langsung apa yang Anda inginkan dari si dia. Kesal atau marah tak lantas membuatnya tahu apa yang ada di pikiran Anda. Sebaliknya, dia akan pusing dan depresi karena harus menebaknebak kenapa wanitanya marah tiba-tiba. 2.
Wanita
Memerhatikan
Detail,
Pria
Tidak
Wanita punya ingatan luar biasa pada hal-hal kecil, termasuk hari pertama kencan, hadiah-hadiah, bahkan kecupan pertama. Sifat bawaan ini membuatnya lebih sentimentil daripada pria. Sementara pria cenderung, lebih memikirkan hal-hal yang sifatnya penting dan besar. Lupa tanggal kencan pertama, bukan berarti pasangan tidak peduli terhadap hubungan asmaranya. Anda harus mengerti bahwa pria tidak bisa mengingat hal-hal secara detail dengan baik karena cara mereka memroses informasi dalam otak berbeda dengan wanita. 3. Pria Fokus Pada Satu Hal, Wanita Bisa Fokus pada Berbagai Ha Pria dan wanita memiliki cara pandang yang berbeda. Pikiran pria mudah terbagi dan hanya bisa fokus pada satu hal. Ini berarti secara
9
mental dan emosional mereka tidak bisa memikirkan cinta, pekerjaan atau hobi sekaligus. Sementara wanita bisa memandang segala sesuatu dalam 'gambar besar', artinya, dia mampu menggabungkan berbagai aspek kehidupan mereka dalam satu pikiran. Jika tiba-tiba si dia menonton pertandingan bola di tengah-tengah perbincangan serius, bukan berarti dia tidak memedulikan apa yang Anda ucapkan. 4. Wanita Bicara Banyak, Pria Lebih Banyak Diam Saat marah atau didera stres, wanita cenderung meluapkan semua kekesalannya. Baik itu masalah pekerjaan, jadwal harian yang padat atau masalah keluarga. Wanita juga kadang menggunakan katakata atau ucapan yang mendramatisasi keadaan sebenarnya. Emosi wanita lebih mudah meledak, seperti katup ketel yang terbuka ketika air mendidih. Namun, wanita pun bisa cepat meredakan amarahnya. Di sisi lain, saat pria mengalami stres, dia lebih memilih diam untuk beberapa waktu. Pria hanya ingin menenangkan diri dengan menonton TV, bermain komputer atau menyendiri untuk melupakan masalahnya. Wanita secara naluriah akan bertanya kenapa kekasihnya bersikap lain dan menjauh darinya, apakah ada tindakan atau perkataannya yang salah? Jangan terburu-buru berpikir Anda akan dicampakkan saat si dia terkesan menjauh. Beri dia waktu untuk tenang, dan lebih baik menyibukkan diri daripada merong-rongnya terus dengan sejuta pertanyaan. Jika saat perasaannya sudah lebih baik, si dia pasti akan kembali dan mengajak Anda untuk menghabiskan waktu bersama.
10
5. Pria Bisa Emosional, Wanita Bepikir Sebaliknya Wanita berpikir semua pria tidak punya sisi emosional. Kenyataannya, kebanyakan pria justru sangat sensitif dan punya perasaan mendalam. Namun mereka tidak selalu menunjukkannya. Wanita sebaiknya tidak berasumsi bahwa pasangannya tidak merasakan hal-hal emosional seperti sakit hati atau penolakan. Pria merasakannya lebih dari yang Anda tahu, tapi bukan berarti Anda bisa tahu perasaan yang sebenarnya. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah bertanya langsung. 2.1.5 Menyikapi salah paham Bila didiamkan berlarut-larut, salah paham dapat menimbulkan rasa kesal atau perasaan tidak suka yang berlebihan kepada pihak tertuju. Perasaan tidak suka inilah yang membuka pintu-pintu salah paham yang lain. Kebanyakan dari kita sulit melihat sisi baik dari seseorang yang tidak kita suka, sehingga perasaan tidak suka yang berawal dari salah paham justru semakin hari semakin kuat. Salah paham ini bisa dicegah kalau kita bisa menerapkan komunikasi yang baik dan lugas. Komunikasi yang baik bukan berarti semua hal kita komunikasikan termasuk hal-hal yang tidak mengenakkan bagi kita atau lawan bicara kita. Namun berkomunikasi dengan hati-hati, menghindari segala kemungkinan terjadinya salah paham. Tidak semua orang adatnya sama. Jadi kita harus hati-hati dalam berbicara. Pikirkan dulu baik-baik jika hendak mengeluarkan kata-kata pada pihak lain. Ia melihat gaya pengklarifikasian secara langsung cenderung cocok untuk orang-orang baik sebagai pemberi atau penerima pesan dalam berkomunikasi—dengan tipe terbuka. Sedangkan untuk orang-orang yang cenderung tertutup, kebanyakan lebih memilih mengklarifikasi melalui orang yang dapat dipercaya untuk menyelesaikan masalah. Barangkali kita perlu menumbuh suburkan keinginan untuk berkomunikasi yang sehat dengan orang lain. Sehingga tidak perlu lagi kita
11
temui banyak kasus salah paham di sekitar kita. Lebih baik bertanya daripada menyimpan salah paham dalam hati.
2.1.6 Data dari Group Discussion
Dari setiap peserta ada yang sudah berpacaran dari sejak SD, namun mayoritas banyak yang memulainya dari bangku SMP, begitu juga temanteman mereka. Salah paham memang sering terjadi dalam hubungan muda-mudi, bahkan yang dewasa pun tidak asing dengan hal ini. Pada umumnya yang menyebabkan remaja salah paham dalam hubungan asmaranya ialah terputusnya komunikasi, yang disebabkan oleh banyak faktor; sudut pandang yang berbeda, pola tingkah laku yang berbeda, latar belakang keluarga, latar belakang pergaulan dan kecemburuan. Kecemburuan termasuk hal yang paling umum terjadi dalam peserta yang mengikuti diskusi ini, dan bisa dibilang paling menarik, mengapa? Karena saat faktor lain dalam kesalahpahaman disebabkan oleh rasa tersinggung, tidak demikian dengan kecemburuan. Kecemburuan disebabkan atau didasari oleh rasa kasih sayang, namun ternyata bisa juga menyebabkan konflik.
2.1.7 Target Audience
1. Target Primer Unisex, 17-24 tahun, kemampuan ekonomi dari Status B hingga Status A, memiliki pengalaman berpacaran. 2. Target sekunder Unisex, 25 tahun keatas, kemampuan ekonomi dari status B hingga status A.
12
2.1.8 Data Produk 1. Motion Comic Arti dari Motion Comic 1. Penggabungan dari elemen-elemen komik dan animasi (Wikipedia) 2. Penceritaan dengan artwork komik, suara dan pergerakan (Digitalmotioncomics) 3. Proses memberikan nafas kehidupan kepada gambar seorang artis, dengan teknik yang lebih murah dan efektif, untuk membebaskan batasan-batasan dalam dua dimensi. (Whatnotintertainment) 2.1.9 Data pembanding Didalam negeri
sudah ada orang yang membuat motion comic.
Walaupun masih sederhana, namun sudah bisa mengkomunikasikan cerita dengan baik dan tersampaikan.
Gambar 2.2 Motion comic dari Indonesia (sumber: www.Kaskus.co.id.)
Namun Di luar negeri motion comic sudah sangat sering dijumpai. Dengan kualitas yang baik, dan eye catching untuk para remaja. Biasanya motion comic dibuat untuk mempromosikan produk komik.
13
Gambar 2.3 Motion Comic; Ashtonoising X-Men (Sumber: www.Youtube.com)
2.1.10 Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Faktor pendukung 1. Isu yang diangkat dalam cerita ini yaitu salah paham dan asmara
sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari,
terutama remaja. 2. Sampai saat ini media motion comic belum begitu banyak dipakai untuk penceritaan di Indonesia. 3. Motion comic memiliki kelebihan dalam mempertahankan detail dalam artwork. 4. Perkembangan animasi di Indonesia yang masih hangat, dan perkembangan
sosial
media
yang
mempercepat
dan
mempermudah pemberitahuan akan sebuah karya. 2. Faktor Penghambat 1. Media yang asing (motion comic) di kalangan awam. 2. Walaupun Animasi dalam negeri sedang hangat, namun animasi luar negeri masih lebih di apresiasi.
14
3. Terbiasanya Masyarakat kita dengan tontonan lain (bukan animasi). 2.2 Tinjauan khusus 2.2.1 Landasan Teori dan Metode 1. Prinsip-prinsip Animasi yang terpakai 1. Pose to pose Gambaran gerakan inti yang Merupakan penentu gerakan sebuah animasi, yang nanti pada in between-nya akan diisi dengan gambar. 2. Timing & Spacing Timing adalah penempatan waktu. Kapan dan bagaimana sebuah pergerakan harus bergerak. Sedangkan spacing adalah Percepatan atau perlambatan sebuah pergerakan.
Gambar 2.4 Timing & Spacing (Sumber: www.87seconds.com)
15
3. Anticipation Ancang-ancang sebelum melakukan gerakan. Agar berkesan realistis. Seperti contoh pada gerakan melompat ialah ancangancang badan yang turun sebelum akhirnya melonjak ke atas.
Gambar 2.5 Anticipation (Sumber: courses.cs.washington.edu)
4. Follow Through & overlapping action Prinsip Follow through ialah bagian-bagian tubuh yang masih bergerak akibat perhentian gerakan. Overlapping action adalah gejala perbedaan kecepatan pergerakan atara bagian-bagian tubuh. Contohnya ialah seperti seorang wanita yang tiba-tiba berhenti berlari, disaat badannya sudah diam, rambut dan roknya masih dikenai gaya laju dan kecepatan pergerakan antara rambut dan roknya berbeda.
16
Gambar 2.6 Follow Through & overlapping (sumber: gossipisanimationclass.blogspot.com)
5. Solid Drawing Kemampuan untuk menggambarkan segala sesuatu secara tiga dimensional, dan pengertian yang akurat akan menggambar anatomi, berat, keseimbangan, gelap dan terang. 6. Exaggeration Gerakan
yang
melebih-lebihkan,
dibutuhkan
untuk
mendramatisir suatu keadaan.
Gambar 2.7 Perbandingan gerakan Exxageration (Sumber: jeantohan.blogspot.com)
7. Stagging Penataan komposisi Latar belakang dalam setiap adegan. Sangat penting, karena mempengaruhi nilai estetis dan mood. 8. Personality Menunjukan kharisma dari karakter. Bisa ditunjukan dengan warna, bentuk, pakaian, ekspresi dan atribut lainnya.
17
2.2.2 Teori Warna Warna merupakan metode yang baik dalam menyampaikan pesan dan tujuan. Warna juga sering kali berguna sebagai simbol, identitas, dan estetika tentunya. Warna dapat meberikan informasi secara visual dan psikologis, juga dipercaya dapat mempengaruhi emosi seseorang. Warna memiliki karakteristik yang dapat dikelompokan, disebut sebagai tiga dimensi warna, terdiri dari: 1. Hue Istilah untuk kelompok warna yang diisi oleh tiga warna primer; merah, kuning, biru. 2. Intensity Kekuatan sebuah warna, sebutan lainnya ialah saturasi dan brightness. 3. Value Value ialah nilai kejernihan atau kemurnian sebuah warna. Untuk mendapatkan warna yang harmonis ada berbagai cara, diantaranya adalah: 1. Monochromatic Kelompok warna dari gelap hingga terang yang hanya berasal dari 1 hue saja. 2. Komplementer Dalam lingkaran warna, ada warna warna yang berseberangan atau berlawanan, itulah warna Komplementer. Warna yang kontras namun tetap harmonis.
18
3. Analog Dalam lingkaran warna ada warna yang saling bersebelahan, itulah yang disebut warna analog. Di film ini penulis memakai banyak kelompok warna untuk suasana-suasana tertentu. Untuk saat-saat yang ceria penulis memakai warna komplementer untuk background di adegan-adegan tersebut, Karena warna komplementer memberi kesan semangat pada adegan tersebut. Untuk suasana-suasana yang tegang penulis memakai warna-warna yang gelap, agar memberikan suasana mencekam. Pemilihan warna untuk karakter dipilih dari kelompok warna analog, untuk memberi kesan alami, dan ramah untuk mata. 2.2.3 Teori Tipografi Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis, dan merupakan elemen dasar dalam membangun kata atau kalimat. Dalam nilai fungsional dan estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat, dalam sebuah komunikasi verbal, lewat bntuk-bentuk visual. Berikut adalah huruf berdasarkan kelompok berat: 1. Bold, memiliki perbandingan tinggi 100 dan lebar 100 2. Regular, memiliki perbandingan tinggi 100 dan lebar 15 3. Light, memiliki perbandingan tinggi 100 dan lebar 10 Berikut adalah huruf berdasarkan kelompok proporsi: 1. Consended, memiliki perbandingan tinggi 100 dan lebar 60 2. Regular, memiliki perbandingan tinggi 100 dan lebar 80 3. Extended, memiliki perbandingan tinggi 100 dan lebar 100
19
Penulis memakai font-font yang sketchy untuk film ini ialah untuk kesesuaian dengan gaya gambar dalam animasi ini yang memiliki garis yang kasar.
2.2.4 Teori Plot Menurut Arswendo Atmowiloto Plot dibagi menjadi plot lembut dan plot keras, sangat mungkin membentuk plot yang memiliki sifat keduanya atau berada diantara keduanya. 1. Plot Keras Rangkaian cerita yang berusaha menjebak atau mengarahkan perhatian pembaca ke titik tertentu, untuk memberikan efek kejutan pada akhir cerita. 2. Plot lembut Rangkaian cerita yang tidak berusaha menjebak pembacanya, dan memiliki kesan akhir cerita yang berbisik dengan lembut. Menurut sifatnya, plot terbagi menjadi dua. Yaitu plot tertutup dan plot terbuka. 1. Plot terbuka Akhir cerita yang merangsang pembaca untuk mengembangkan cerita atau kesimpulan. 2. Plot Tertutup Akhir cerita yang memberikan kesimpulan cerita yang mendasar sehingga menutup kemungkinan untuk pengembangan cerita atau kesimpulan pembaca.
20
Plot biasanya terdiri dari 3 struktur, yaitu awal cerita; yang diisi dengan pengenalan. Pertengahan; diisi dengan masalah, dan terakhir ialah akhir cerita; yang berisi tentang solusi dan kesimpulan. Yang penulis coba implementasikan dalam cerita ini ialah cerita dengan plot keras & untuk ending, penulis memakai jenis plot terbuka. Karena cerita di film ini bermaksud untuk mengejutkan penonton, dengan kisah yang sedikit demi sedikit di bukakan kepada penonton, maka menurut Arswendo film ini termasuk menganut plot keras. 2.2.5 Metode Pipeline film pendek 1. Tahap Pra Produksi 1. Brainstorming 2. Scriptwriting 3.Treatment 4.Storyboard 2. Tahap Produksi 1. Gambar dan warna 2. 3d Modelling dan texturing 3. Voice over 4. Animate 3. Tahap pasca Produksi 1. Editing & compositing 2. Visual Effect 3. Sound & Scoring 4. Rendering.