BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengaturan Rantai Pasok
Pengaturan rantai pasok menurut Schroeder (Operations Management, 2007) adalah perencanaan, disain, dan pengontrolan dari arus informasi dan bahan baku dalam rantai pasok untuk memenuhi keinginan konsumen dengan cara yang efisien sekarang dan di masa mendatang. Jadi bukan hanya arus distribusi barang, tetapi mulai dari pembelian barang baku dari supplier, proses produksi, jaminan kualitas, distribusi barang dan sampai akhirnya ke tangan konsumen adalah bagian dari pengaturan rantai pasok. Sebagai contoh, rantai pasok Starbucks dimulai dari pemilihan penyedia biji kopi, jaminan kualitas ketika pembelian dan pengolahan biji kopi, distribusi biji kopi ke cabang-cabang Starbucks di seluruh dunia, sampai akhirnya dibeli oleh konsumen akhir seperti mahasiswa BiNus Business School. Pengontrolan dari rantai pasok sulit untuk dilakukan secara total mengingat begitu banyaknya pihak yang berperan dalam hal ini dan koordinasi dari setiap pihak tersebut juga mutlak diperlukan, termasuk pelanggan sebagai salah satu bagian penting
6
7
dari rantai pasok, karena kepuasan pelanggan merupakan kunci sukses dalam sebuah bisnis.
Gambar 2.1 Diagram rantai pasok
8
2.2
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Menurut Schroeder, 2007, p197, kinerja dari sebuah rantai pasok dapat diukur
dengan menggunakan lima parameter, yaitu: 1. Pengiriman (ontime-delivery). Pengirimana adalah persentase pengiriman tepat waktu yang sesuai dengan permintaan
pelanggan. Pesanan yang tidak sampai seutuhnya dan
pengiriman yang terlambat tidak termasuk dalam ontime-delivery. 2. Kualitas. Pengukuran langsung dari kualitas adalah tingkat kepuasan pelanggan, yang dapat diukur dengan berbagai cara, misalnya: apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan? Biasanya hal ini diukur dengan menggunakan variabel kualitatif, misalnya, tidak setuju, setuju, agak setuju dan lain sebagainya. Atau dapat juga diberikan kuesioner kepada pelanggan untuk penilaian, mulai dari tingkat kepuasan terendah sampai tertinggi. Pengukuran yang serupa misalnya berupa kesetiaan pelanggan, yaitu berapa banyak pelanggan yang datang kembali untuk membeli produk setelah membelinya setidaknya satu kali. 3. Waktu. Waktu yang diukur di sini umumnya adalah seberapa lama suatu siklus bisnis berlangsung. Siklus bisnis adalah total waktu barang persediaan ditambah
9
lamanya piutang usaha diterima dan lamanya hutang usaha dibayar, sering disebut juga “cash to cash”. 4. Fleksibilitas. Fleksibilitas adalah waktu yang diperlukan untuk mengubah volume produksi atau campuran produksi dalam persentase tertentu. Dikarenakan permintaan yang tidak selalu sama, fleksibilitas diperlukan agar produsen dapat mengimbangi permintaan dari konsumen. 5. Biaya. Biaya tidak hanya berupa uang, tetapi juga waktu yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu. Terdapat dua cara perhitungan biaya, yang pertama adalah pengukuran total biaya yang dikeluarkan, yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang. Yang kedua yaitu mengukur efisiensi atau produktivitas.
10
2.3
Lima Komponen Rantai Pasok
Gambar 2.2 Lima Komponen Rantai Pasok Dari Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kelima komponen tersebut saling bertinteraksi satu sama lain, dan tidak selalu perbaikan dalam satu komponen akan berpengaruh positif terhadap komponen lainnya.
11
2.4
Logistik
Logistik adalah salah satu bagian dari rantai pasok. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam logistik antara lain : 1. Apakah pengantaran bahan baku sudah dilakukan dengan cara yang benar? 2. Metode pengemasan dan transportasi barang jadi. 3. Cara mengatasi kerugian. 4. Inspeksi harus dilakukan pada bagian mana saja. 5. Manajemen persediaan.. Pembelajaran logistik sangat penting untuk membuat sebuah rantai pasok yang lurus, ringkas dan efisien agar dapat memberikan keuntungan dalam hal fleksibilitas untuk mengubah volume produksi, ramalan jangka pendek dan jangka panjang, serta kemampuan produksi just in time.
2.5
Pengurangan Biaya
Pada dasarnya, pengurangan biaya adalah metode yang terorganisir dan terencana untuk mengurangi pemborosan (produksi berlebih, waktu tunggu, transportasi, proses, persediaan, pergerakan dan cacat) serta mengurangi biaya operasi dengan maksud untuk meningkatkan keuntungan. Karena pengurangan biaya di satu sisi dapat
12
menimbulkan pembengakkan di sisi lainnya, maka trade-off dari suatu pengurangan biaya harus dihitung, agar tidak semakin merugikan. Beberapa prinsip dalam program pengurangan biaya: 1. Pengurangan biaya tidak dapat dilakukan hanya dengan mengirimkan surat dari atasan ke bawahan. Tanpa dukungan dari atasan dan tindakan spesifik, pengurangan biaya tidak akan dapat berjalan. 2. Pengurangan biaya tidak hanya tanggungjawab dari divisi akunting. Laporan dari divisi akunting hanya dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol efektivitas atau validalitas dari program pengurangan biaya yang dijalankan, bukan sebagai pelopor dari sebuah renacan pengurangan biaya. 3. Pengurangan biaya bukan hanya berupa perintah dari atasan, karena pengurangan biaya seharusnya bisa dipertahankan setelah dicapai. 4. Pengurangan biaya tidak hanya tanggung jawab beberapa bagian, tetapi merupakan kerjasama dari seluruh bagian dan seharusnya menjadi bagian dari budaya perusahaan.
13
2.6
Kategori Dalam Pengurangan Biaya
Pengurangan biaya dapat dibagi menjadi tiga kategori agar implementasinya lebih efektif, yaitu : 1. Pencegahan Pemborosan. Pencegahan pemborosan adalah penggunaan secara hemat dari material, peralatan, pekerja dan sumber daya lainnya. Secara singkat adalah pemakaian hemat seluruh sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Klasifikasi ini adalah pengimlementasian prinsip bahwa pengurangan pemborosan yang baik adalah mencegahnya sebelum terjadi. Hal ini merupakan yang paling mudah untuk dilakukan karena bersifat tidak kelihatan, hasilnya segera dan dapat diukur serta semua pihak dapat turut berperan serta. 2. Analisa Operasional. Kebalikan dari yang pertama, analisa operasional dilakukan ketika proses produksi
sedang
berjalan.
Tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
ketidakefisienan dan membuat perubahan positif, yang akhirnya dapat mengurangi biaya. Dalam melakukan bisnisnya selama bertahun-tahun, sebuah perusahaan pastinya akan menemukan bahwa cara-cara yang selama ini dilakukan sudah ketinggalan jaman dan ada cara baru yang lebih baik dan
14
efisien untuk dilakukan. Biasanya prosedur-prosedur ini masih dipertahankan karena kebiasaan. 3. Ide Inovatif. Tidak ada perusahaan yang bergerak sendiri di bidangnya. Para pesaing selalu muncul setiap saat.dan tidak jarang juga ide-ide untuk pengurangan biaya dapat diambil dari perusahaan pesaing.
2.7
Hal-Hal
Yang
Harus
Diperhatikan
dalam
Program
Pengurangan Biaya
Motivasi dan stimulasi, dua kata ini penting dalam proses pengurangan biaya. Pihak manajerial harus dapat memotivasi pekerja untuk melakukan pengurangan biaya dan akhirnya para pekerja harus dapat menstimulasi dirinya sendiri untuk mempertahankan hal ini dan memunculkan ide-ide baru lainnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan program pengurangan biaya antara lain : 1. Membuat suatu daftar, yang di dalamnya termasuk klasifikasi biaya dan prosedur-prodesur untuk mengukur tanggungjawab, target, objektif serta evaluasi.
15
2. Membentuk sebuah komite untuk membagi tanggungjawab serta perlu diingat juga untuk dibuat sebuah sistem penghargaan bagi para pekerja yang sudah berhasil memberikan hasil yang baik. 3. Menyimpan data tentang semua kegiatan yang sudah pernah dilakukan., lengkap dengan siapa yang bertanggungjawab di setiap program, baik yang masih berjalan ataupun kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan. Hal ini penting sebagai persiapan untuk membuat laporan dan strategi perusahaan. 4. Menyimpan semua ide-ide yang muncul dalam usaha pengurangan biaya. Ide-ide ini dapat muncul dari para pekerja sendiri, publikasi, asosiasi industri, konsultan profesional dan seminar. Untuk implementasi lebih lanjut, ide-ide tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu under study, implemented dan rejected. 5. Komunikasi adalah hal terpenting dalam program pengurangan biaya, karena seluruh pekerja perlu mengetahui bahwa program ini sedang dijalankan, bagaimana prosedur dan tanggungjawabnya. Pengurangan biaya dapat berjalan dengan baik apabila tujuannya sudah dapat dipahami oleh semua pihak. Tujuan utama pengurangan biaya tentunya untuk meningkatkan keuntungan. Kebanyakan kegiatan bersifat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan. Walaupun begitu, analisa lengkap mengenai kegiatan ini mutlak diperlukan, karena terkadang biaya perlu dikeluarkan agar biaya dapat ditekan.
16
2.8
Batubara dan Industrinya
Persediaan batubara memiliki beragam kualitas dari lignite(batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya) sampai antrasit(kadar air kurang dari 8%). Cadangan terbanyak ditemukan di Sumatera bagian selatan sedangkan cadangan dengan kualitas lebih tinggi terdapat lebih banyak di Kalimantan bagian timur. Batubara produksi Indonesia kebanyakan memiliki tingkat panas dari rendah ke menengah, dengan tingkat ash dan sulfur yang rendah. Rata-rata kandungan sulfur batubara Indonesia yang diproduksi secara komersil berada pada level di bawah 1%. Tetapi walaupun begitu, kebanyakan batubara Indonesia dijual dalam bentuk campuran untuk memenuhi standar polusi negara tujuan.
Tabel 2.1 Produsen Batubara di Indonesia Produsen Batubara Terbesar di Indonesia pada tahun 2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perusahaan PT Kaltim Prima Coal PT Adaro Indonesia PT Kideco Jaya Agung PT Arutmin Indonesia PT Berau Coal PTBA PT Indominco Mandiri PT Gunung Bayan Pratamacoal PT Anugrah Bara Kaltim PT Jorong Barutama Greston
Lokasi Kaltim Kalsel Kaltim Kalsel Kaltim Kalsel Kaltim Kaltim Kaltim Kalsel
Output 27641 26686 18125 16757 9197 8607 7449 4330 3395 3029
17
Tabel 2.2 Jumlah Ekspor Batubara di Dunia Ekspor batubara di seluruh dunia Region Asia Eropa Amerika Australia Lainnya Total
2001 47163633 10226650 2000617 160214 5729972 65281086
2002 60235631 9936175 2555173 1450946 74177926
2003 66157841 12786768 2731613 386941 3617907 85680621
2004 69911754 13162870 2874739 7809442 93758805
2005 80086118 15835688 2964318 7496893 106383017
Jenis-jenis batubara adalah sebagai berikut: 1. Clean Coal Semua batubara yang bersih dari pemborosan, kontaminasi, oksidasi, erosi cuaca, pembakaran dan/atau sejumlah signifikan dari pemborosan internal atau sisa dari jalur batubara setelah pemisahan batubara kotor dan sejumlah bagian signifikan. 2. Contaminated Coal Batubara yang mengandung material-material yang tidak diinginkan, termasuk tetapi tidak terbatas pada logam, kayu, plastik, minyak, karet, materi organik dan sampah. Batubara memiliki berbagai macam jenis, dimana jenisnya dibedakan berdasarkan spesifikasi sebagai berikut: 1. Total Moisture Total kandungan air yang terdapat pada batubara itu sendiri, terbagi atas empat macam, yaitu surface, hydroscopic, decomposition dan mineral moisture.
18
2. Inherent Moisture Moisture yang terkandung di dalam batubara dan bukan di permukaannya seperti surface moisture, dapat dikatakan seperti kandungan air yang melekat pada batubara. 3. Calorific Values Nilai energi dari batubara yang dapat dihasilkan ketika batubara tersebut dibakar. Harga dari batubara sebagian besar ditentukan oleh nilai ini, semakin tinggi nilai calorific value, semakin tinggi juga harga dari batubara tersebut. 4. Volatile Matters Bagian dari batubara kecuali moisture, biasanya terdiri dari campuran rantai hidro-karbon yang panjang dan pendek, hidro-karbon aromatik dan sulfur. Kandungan yang terdapat dalam spesifikasi batubara dapat dihitung dengan dasar: 1. AR (As Received) AR adalah kondisi atau kualitas dari batubara saat diterima oleh pembeli, termasuk total moisture. 2. AD (Air Dried) AD adalah kondisi atau kualitas batubara yang hanya termasuk inherent moisture. 3. Dry Basis (DB)
19
DB adalah kondisi atau kualitas batubara yang tidak mengandung semua jenis moisture. 4. Dry Ash Free (DAF) DAF adalah kondisi atau kualitas batubara yang tidak mengandung semua jenis moisture dan abu.
2.9
Daftar Istilah dalam Industri Batubara
Untuk mengenal lebih dalam mengenai industri batubara, kita harus terlebih dahulu mengenal istilah-istilah di bawah ini yang diambil dari Indonesian Coal Book 2006/2007 dan diterbitkan oleh Petromindo.Com, Indonesian Oil, Mining and Energy News: 1. Kuasa Pertambangan (KP). Kuasa Pertambangan adalah ijin pertambangan yang diberikan di setiap kegiatan pertambangan, yaitu: KP Survei Umum, KP Eksplorasi, KP Eksploitasi, KP Proses dan Penyulingan, KP Transportasi dan Penjualan. Untuk ijin KP Survei Umum, KP Eksplorasi, KP Eksploitasi, luas daerah maksimum adalah 5.000 ha, 2.000 ha dan 1.000 ha untuk masing-masing Kuasa Pertambangandan satu perusahaan maksimal hanya boleh memiliki tidak lebih dari lima ijin.
20
2. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). PKP2B adalah ijin pertambangan yang diberikan sekali untuk semua tahap pertambangan yaitu: survei umum, studi kelayakan, konstruksi dan operasi. Maksimum daerah penambangan dengan ijin PKP2B adalah seluas 100.000 hektar dan 25% dari daerah ini harus dikembalikan kepada pemerintah setelah ijinnya habis. 3. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) AMDAL disiapkan untuk perusahaan tambang sebagai panduan dari Kementrian Lingkungan Hidup, sesuai dengan PP 51 tahun 1993 dan Perpu N0 tahun 1982 mengenai pengaturan lingkungan mendasar. 4. Grubbing Grubbing merupakan pemisahan topsoil dan sisa-sisa permukaan dari sistem akar vegetasi. 5. Interburden Interburden merupakan semua material tanah dan batuan diantara jalur-jalur batubara dan memiliki ketebalan nyata lebih dari 0,1meter, dan dapat disebut juga sebagai overburden. 6. Tonnes Perhitungan berat batubara, yang terdiri dari beberapa jenis: Metric Ton: 1.000 kilogram Imperial atau Long Ton: 1.016,05 kilogram
21
Short Ton : 907.19 kilogram 7. ROM Run of Mine, adalah lokasi dari ROM Coal dalam pemetaan yang diberikan oleh penambang. 8. ROM Coal Run of Mine Coal, ditambang sebagai bagian dari kontrak yang setelah diproses, dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan. Terdiri dari jalur batubara asli ditambah dengan pengikisan lainnya (coal roof, floor losses dan loss lainnya) 9. Stripping Ratio Stripping ratio merupakan perbandingan banyaknya material yang ditambang dengan batubara yang dihasilkan. Misalkan stripping ratio 10:1, maka dari 10 ton material yang berhasil ditambang, maka dihasilkan 1 ton batubara. 10. Hauling Hauling adalah pengangkutan batubara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan truk. 11. Stockpile Stockpile merupakan tempat penyimpanan sementara batubara setelah ditambang dari Pit (lokasi tambang). 12. Jetty Jetty disebut juga port atau pelabuhan, tempat tongkang berlabuh untuk menunggu proses pengisian batubara.
22
2.10 Peralatan-peralatan dalam Industri Batubara
Peralatan-peralatan yang dipakai dalam industri batubara adalah sebagai berikut: 1. Dump Truck (www.pindad.com) Dump truck adalah kendaraan berat untuk mengangkut batubara dari lokasi tambang batubara ke stockpile atau mengangkut tanah permukaan. Kendaraan tersebut menggunakan material wear plate steel dan system hydraulic telescopic.
Gambar 2.3 Dump Truck
23
2. Crusher (www.wikipedia.org) Crusher merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk mengurangi ukuran dari sebuah materi padat atau membuatnya menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Gambar 2.4 Crusher
24
3. Tongkang (www.wikipedia.org) Tongkang adalah perahu dengan permukaan dasar yang rata, yang biasanya digunakan di sungai-sungai untuk mengangkut material berat. Sebagian basar tongkang tidak memiliki mesin pendorong sendiri dan menggunakan Tug Boat untuk menariknya.
Gambar 2.5 Tongkang
25
4. Belt Conveyor (www.wikipedia.org) Belt conveyor adalah alat mekanik yang digunakan untuk mengangkut material yang digerakkan setidaknya oleh dua atau lebih katrol. Salah satu atau kedua katrol yang ada digerakkan oleh mesin dan lalu membawa material yang diinginkan ke tempat tujuan.
Gambar 2.6 Belt Conveyor
26
5. Dozers (www.wikipedia.org) Dozer adalah sebuah truk yang dilengkapi dengan sebuah lempengan besar yang disebut dengan dozer blade, digunakan untuk mendorong sejumlah besar material seperti tanah, pasir dan lainnya.
Gambar 2.7 Dozer
27
6. Excavator (www.wikipedia.org) Excavator merupakan sebuah alat mekanikal yang dilengkapi dengan sebuah ”lengan”, penampung dan sebuah kabin yang dapat berputar 360°, yang disusun di atas kendaraan yang bergerak biasanya dengan roda ataupun rantai.
Gambar 2.8 Excavator
28
7. Wheel Loader (www.wikipedia.org) Wheel loader adalah sebuah alat mekanik yang umumnya digunakan untuk mengisi material ke dalam alat lainnya seperti dump truk.
Gambar 2.9 Wheel Loader
29
8. Grader (www.wikipedia.org) Grader merupakan sebuah alat mekanik yang digunakan untuk meratakan permukaan. Biasanya digunakan untuk meratakan permukaan tanah.
Gambar 2.10 Greder