BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Kepribadian a. Pengertian Kepribadian Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri (inner psychological characteristics) manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari
masing-masing
mempengaruhi
respon
individu. individu
Perbedaan terhadap
karakteristik
akan
lingkungannya
secara
konsisten. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi perilaku individu.18 Kepribadian juga merupakan keseluruhan cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.19 Sedangkan menurut Veitzhal Riva‟i kepribadian himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. 20 Kepribadian muslim sebagaimana disebutkan dalam QS Ali Imran (3) ayat 110 yang menyatakan kelebihan umat Islam, yang berbunyi:
18
Ujang Sumarwon, Perilaku Konsumen,…hal 47. Stephen P Robbins & Timothy A.Judge, Perilaku Organisasi 1 Edisi 12(Jakarta: Salemba Empat, 2008) hal.124 20 Veithhzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007)hal.228 19
1
2
ِ ُكْنتم خي ر أ َُّم ٍة أُخ ِرج ِ َّاس تَأْمرو َن بِالْمعر وف َوتَْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر ْ َ ْ ُْ َ ْ ُ ُ ِ ت للن ََْ ْ ُ ِ َوتُ ْؤِمنُو َن بِاللَّ ِو ولَو ءامن أ َْىل الْ ِكت اب لَ َكا َن َخْي ًرا ََلُ ْم ِمْن ُه ُم الْ ُم ْؤِمنُو َن ْ َ ُ َََ ْ َ ِ وأَ ْكثَرىم الْ َف اس ُقو َن ُ ُُ َ Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan kamu beriman kepada Allah; dan sekiranya ahli kitab itu beriman, niscaya lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”21
Dalam ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum muslim agar tetap memelihara sifat-sifat utama. Umat yang baik merupakan umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak dalam kebaikan serta mencegah kemungkaran dan senantiasa beriman kepada Allah SWT. Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak lembaga bahwa si peminjam mempunyai watak, moral dan sifat-sifat pribadi yang positif. Disamping itu, mempunyai tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat dan dalam menjalankan usahanya. Kepribadian merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon anggota pembiayaan tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, namun tidak mempunyai itikad baik tentu akan membawa kesulitan bagi lembaga keuangan yang
21
Tim Disbintalad, Al Quran Terjemahan Indonesia (Jakarta : Sari Agung, 2001) hal.116
3
memberikan pembiayaan tersebut dikemudian hari.22 Kepribadian calon anggota dari dapat dilihat tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, selalu berusaha dan bersedia melunasi hutang-hutangnya pada waktu yang ditetapkan. Calon peminjam harus mempunyai reputasi baik. Dalam praktenya untuk sampai kepada pengetahuan bahwa calon peminjam tersebut mempunyai kepribadian yang baik dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidaklah mudah. Oleh karena itu, pihak bank harus mengumpulkan data dan informasi-informasi dari pihak yang dipercaya.23
b. Faktor penentu kepribadian 1. Faktor keturunan Faktor ini merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang umunya dianggap sebagai atau sama sekali atau sebagian besar dipengaruhi oleh siapa kedua orang tuanya. Jika ciri-ciri kepribadian sepenuhnya ditentukan oleh keturunan, berarti ciri-ciri tersebut sudah ada pada saat kelahiran dan tidak ada pengalaman
22
Veithzal Rivai, Islamic Financial Management(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008)hal.348 23 Rachmat F. dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum : Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisis Kredit.(Bandung: Alfabeta, 2004) hal.33
4
yang bisa menggantikan. Jika seseorang mempunyai kepribadian yang santai, itu merupakan akibat dari gen orang tersebut dan tidak mungkin orang tersebut mengubahnya. Namun karakteristik kepribadian tidak sepenuhnya ditentukan oleh keturunan. 2. Fakor lingkungan Diantara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian kita adalah budaya dimana kita dibesarkan, normanorma diantara keluarga, teman-teman dan kelompok-kelompok sosial serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
24
Keturunan
dan lingkungan berperan penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Ketika seorang individu telah terjun ke masyarakat, maka kepribadian seseorang tersebut akan ditentukan oleh seberapa baiknya dia menyesuaikan diri dengan permintaan dan persyaratanpersyaratan lingkungan. Sehingga kita bisa melihat perbedaan kepribadian dari orang disuatu daerah dengan daerah lainnya karena pengaruh faktor lingkungan tersebut. 2. Situasi Situasi mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang walaupun pada umunya mantap dan konsisten, berubah pada situasi yang berbeda.25
24 25
Stephen P.Robbins, Timothy A.Judge. Perilaku Organisasi,…. hal.127 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,….hal.230
5
c. Model Lima Besar Kepribadian 1. Sosial (extraversion) merupakan suatu dimensi kepribadian yang mengungkapkan
tingkat
kenyamanan
seseorang
dalam
berhubungan dengan orang lain. Seseorang mampu bersosialisasi, suka berkumpul dan tegas. Sedangkan individu yang memiliki sifat introver cenderung suka menyendiri, penakut dan pendiam. Penilaian terhadap kepribadian anggota dilakukan dengan memperhatikan hubungan baik anggota dengan BMT. Seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang tinggi terhadap lingkungan maupun sesama akan cenderung selalu membina hubungan baiknya. Mereka selalu berusaha untuk menghindari masalah yang akan timbul pada dirinya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat dari hubungan yang telah di jalin bersama. Jadi, apabila anggota telah di bantu oleh BMT diharapkan anggota tersebut mampu menjalin
hubungan
baiknya
dengan
cara
mengembalikan
pembiayaan yang telah diberikan agar tidak ada masalah di antara kedua belah pihak. 2.
Mudah bersepakat(agrreeableness) suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan sesorang baik hati, bisa bekerja sama dan penuh kepercayaan. Sedangkan individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah dan suka menentang. Seseorang yang mudah bersepakat akan menunjukkan sikap kerjasama yang baik dengan orang lain. Orang tersebut cenderung
6
untuk patuh terhadap orang lain atau aturan-aturan yang telah berlaku di dalam kerjasama. Jadi, dengan sikap mudah bersepakat tersebut, seorang anggota akan selalu mentaati aturan yang berlaku dari pihak BMT dalam segala hal yang berkaitan dengan kedua belah pihak. 3. Sifat berhati-hati(conscientiousness), satu dimensi kepribadian yg menggambarkan seseorang yang bertangggung jawab, dapat diandalkan, gigih dan terorganisasi. Sebaliknya, individu yang sifat kehati-hatianya rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur dan tidak bisa diandalkan. 26 Seseorang yang bersifat hati-hati akan lebih bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Dengan sifat hati-hati tersebut, seseorang lebih bijaksana dan berani mengambil resiko ketika mengambil keputusan. Jadi, ketika anggota telah mengambil keputusan untuk mengajukan pembiayaan di BMT, maka anggota tersebut
harus
mengetahui
kewajiban-kewajibanya
untuk
mengembalikan pembiayaan dan harus berani mengambil resiko ketika tidak dapat mengembalikan pembiayaan yang diberikan. 3. Stabilitas
emosional
(emotional
stability),
suatu
dimensi
kepribadian yang mencirikan seseorang sebagai tenang, percaya diri, kokoh(positif) lawannya gugup, tertekan dan tidak kokoh (negatif).
26
Stephen P.Robbins, Timothy A.Judge. Perilaku Organisasi …..hal.132
7
Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya. Ketenangan menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat hendak mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak pernah panik, tidak tergesa-gesa, tidak emosional, sehingga dengan sifat tenang tersebut akan membawa kewibawaan tersendiri bagi seseorang. Dengan ketenangan, kita berlatih untuk mengendalikan diri ketika menghadapi kondisi bagaimanapun sulitnya. Seseorang yang memiliki pribadi yang tenang dapat dilihat dari kemampuan berpikirnya jernih. 4. Terbuka terhadap pengalaman(openness to experience), suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang sebagai individu yang kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan hal-hal yang telah ada.27 Orang yang mempunyai sifat terbuka biasanya mudah bergaul. Sikap tenang dan terbuka anggota saat wawancara akan mempermudah pihak BMT untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Keterbukaan seseorang juga menunjukkan bahwa seseorang tersebut tidak mudah putus asa dan penuh kesabaran
27
Ibid., hal.132
8
dalam menghadapi masalah dan berusaha untuk mencari informasi dan solusi tentang masalahnya, sebab dia menganggap bahwa masalah itu akan selesai jika dihadapi tidak hanya dihindari.
2. Religiusitas a. Pengertian Religiusitas Religi berarti sistem kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan.28 Religiusitas adalah pengabdian terhadap agama, kesalehan.29 Religiusitas berasal dari bahasa latin relegare yang berarti mengikat secara erat atau ikatan kebersamaan. Agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).30 Jadi religiusitas merupakan kepercayaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan ajaran agama secara menyeluruh. Religiusitas seseorang diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupannya, baik dari segi ibadah, maupun seseorang itu melakukan aktivitas lain.31Berdasarkan sikap ini, maka manusia dalam melakukan suatu aktivitas harus sesuai dengan ketentuan agama, sesuai dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan mendapatkan keridhaan-Nya.
28
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk Pelajar,….hal.452 29 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,….hal. 1159 30 Djamaludin Ancok, Fuat Nasshori Suroso, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).hal 76 31 Ibid., hal.76
9
b. Dimensi Religiusitas Menurut
Glock
&
Starck
ada
lima
macam
dimensi
keberagaman, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistik), dimensi pengalaman (eksperiensial), dimensi konsekuensi (konsekuensial) dan dimensi pengetahuan agama(intelektual) 1. Dimensi keyakinan (ideologi) Dimensi berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui doktrin-doktrin
tersebut.
Setiap
agama
mempertahankan
seperangkat kepercayaan dimana para pemeluk diharapkan akan taat dan mematuhi terhadap aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang dianutnya. 2. Dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistik) Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup pemujaan, ketaatan, dan halhal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting, yaitu ritual dan ketaatan. 3. Dimensi pengalaman (eksperiensial) Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski
10
tidak tepat jika dikatakan bahwa sesorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir. 4. Dimensi konsekuensi (konsekuensial) Dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotifasi oleh ajaran agamanya didalam kehidupan sosial. 5. Dimensi pengetahuan (intelektual) Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Seberapa
jauh
pengetahuan
seseorang
tentang
ajaran
agamanya,atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang banyak.32 c. Perspektif Islam tentang Religiusitas Konsep Glock & Stark mempunyai kesesuaian dengan Islam. Islam menyuruh umatnya untuk beragama (atau berislam) secara menyeluruh. Terdapat dalam Q.S Al Baqarah (2): 208:
Artinya : “Hai sekalian orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”33 32 33
Ibid., hal. 79. Tim Disbintalad, Al Quran Terjemahan Indonesia,……hal. 58
11
Walaupun tidak sepenuhnya sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah dan dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak. Kelima dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Dimensi keyakinan atau akidah islam (iman) Aqidah secara etimologi yaitu kepercayaan. Sedangkan secara
terminologi
disamakan
dengan
keimanan,
yang
menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya yang bersifat fundamentalis dan dogmatis. Di dalam keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para Malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka serta qadha dan qadar. 2. Dimensi peribadatan atau syariah (islam) Syariah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang muslim dengan Allah dan sesama manusia, yang menunjukkan seberapa patuh tingkat ketaatan seorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual keagamaan yang dianjurkan dan diperintahkan oleh agamanya. Dalam Islam dimensi syariah meliputi pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al Qur‟an, berdoa, berdzikir dan sebagainya.
12
Dijelaskan dalam QS.Al-Dzariyat ayat 56:
ِ اْلنْس إِ اَّل لِي ْعب ُد ِ ُ وما َخلَ ْق ِ ون َُ ََ َ ْ ت الْج ان َو
Artinya : “Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia supaya mereka mengabdi kepada-Ku”34 3. Dimensi penghayatan (ihsan)
Dalam islam, dimensi terwujud dalam perasaan dekat atau akrab dengan Allah, perasaan doa-doanya sering terkabul, perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah, perasaaan bertawakal kepada Allah, perasaan bersyukur, perasaan khusus saat sholat atau berdo‟a, perasaan mendapat peringatan
atau
pertolongan dari Allah.35 4. Dimensi pengetahuan (ilmu) Menunjuk pada pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaranajaran pokok dari agama islam, sebagaimana termuat dalam kitab suci Al Quran. Dimensi ini menyangkut pengetahuan tentag isi Al Quran, pokok – pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun islam dan rukun iman), hukum-hukum islam, sejarah islam dan sebagainya. 5. Dimensi pengalaman atau akhlak (amal) Dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkatan muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu 34 35
Ibid., hal.1051 Djamaludin Ancok, Pshikologi Islam,……hal. 80.
13
bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan sesama manusia. Dalam Islam dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, kerjasama, menegakkan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat dan menjaga lingkungannya.36 Seperti dalam Q.S Saba‟ ayat 37:
َوَمأ َْم َوالُ ُك ْم َوََل أ َْوََل ُد ُك ْم بِالَِِّت تُ َقِّربُ ُك ْم ِعْن َد َن ُزلْ َفى إََِّل َم ْن َآم َن ِ وع ِمل ص ِ َف ِِبَا ع ِملُوا وىم ِِف الْغُرف ِاِلا فَأُولَئ ِ الض ْع ات اء ز ج م َل ك ِّ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ََ َ ً ْ َ ُ ْ ُ ِآمنُو َن Artinya: “Dan tiadalah harta dan anak-anak kamu akan dapat mendekatkan kamu sedikitpun kepada Kami; kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka akan memperoleh balasan berlipat ganda terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka aman sentosa dalam mahligai-mahligai (surga)”37
Dimensi-dimensi religiusitas tersebut, harus dimiliki seseorang yang mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan menunjukkan seberapa tingkat keimanan, keislaman, keihsanan, ilmu dan amalnya. Sebagai perilaku
ekonomi, seorang muslim harus
mentaati aturan dan ajaran-ajaran agama islam agar kegiatan ekonominya lebih bermanfaat (mashlahah). Kemantapan, keteguhan, serta keyakinan seseorang terhadap pembiayaan di BMT dalam segala produk merupakan cermin dari religiusitas.
Anggota yang telah mendapat pembiyaan dari BMT
wajib mengembalikan pembiayaan yang telah diberikan. Dengan
36 37
Ibid., hal.82 Tim Disbintalad, Al Quran Terjemahan Indonesia,…..hal. 850
14
demikian aspek religiusitas erat kaitannya dalam perilaku seseorang. Islam telah menjelaskan bahwa orang yang berhutang hendaknya berusaha melunasi hutangnya sesegera mungkin ketika telah memiliki kemampuan untuk mengembalikan hutangnya. Sebab orang yang menunda-menunda pelunasan hutang padahal telah mampu, maka tergolong orang yang berbuat zhalim. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: penundaan pembayaran hutang bagi orang yang sudah mampu membayarnya, maka dihalalakan kehormatan dan siksaannya”(HR.Abu Dawud dan Nasa‟i).
38
Dari hadis tersebut
dijelaskan bahwa menunda pembayaran hutang dalam keadaan sudah mampu membayar hukumnya haram. Dengan demikian seseorang yang mempunyai religios tinggi, akan takut ketika melanggar ajaran agama Islam. Semakin religios seorang muslim, maka semakin berhati-hati dalam berperilaku ekonomi yaitu disesuaikan dengan syariat Islam.
1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Menurut Kamus Bisnis Islam pendapatan atau income disebut juga dengan ratib, salary, reward yang merupakan uang yang diterima seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji (wage), upah, sewa, laba
38
Ahmad Muhammad, Ensiklopedia ,.......hal. 73
15
dan sebagainya.39 Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.40 Dalam
analisis
Mikro
Ekonomi,
pendapatan
pengusaha
merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila berhubungan dengan aliran penghasilan suatu periode tertentu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara berurutan.41 Pendapatan merupakan kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan.42 Berdasarkan
penggolongannya,
Badan
Pusat
Statistik
membedakan pendapatan menjadi empat golongan yaitu :
39
Muhammad Abdul, Kamus Bisnis Syariah,........hal.31. Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2009)hal.23.2 41 Sadono Sukirno, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta:Rajawali Press, Cetakan Keempat Belas, 2002) hal.391 42 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktik,…..hal.204 40
16
1. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan. 2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata adalah antara Rp. 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan. 3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata adalah antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 per bulan. 4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata adalah Rp. 1.500.000 ke bawah per bulan.43 Penilaian terhadap
pendapatan anggota dilakukan dengan
menghitung rata-rata besarnya laba atau gaji yang diterima anggota setiap bulannya, membandingkan tingkat keuntungan
dengan
kewajiban angsuran, serta melihat kelancaran pembayaran anggota atas pembiayaan
yang
pernah
diberikan
dengan
pendapatan
yang
diterimanya. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Seorang individu dapat memperoleh pendapatan dengan jalan bekerja maupun menjual harta benda (barang) yang dimilikinya, seperti tanah, mesin dan lain sebagainya. Seseorang juga dapat memperoleh pendapatan dengan menjual jasa kepada orang lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut :
43
Diambil dari Skripsi Intan Refa Septiana, Pengaruh Pendapatan dan Karakter Anggota Terhadap Kinerja Usaha Anggota Pembiayaan pada BMT Sahara dan BTM Surya Madinah. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/id/eprint/1746 diakses 30-12-2015.14.00
17
1. Kesempatan kerja yang tersedia Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh
dari
hasil
kerja
tersebut. 2. Kecakapan dan keahlian Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula pada penghasilan. 3. Motivasi Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang individu untuk melakukan melakukan pekerjaan, semakin besarpula penghasilan yang diperoleh. 2. Keuletan kerja Keuletan atau ketekunan, keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. 3. Banyak sedikitnya modal yang digunakan Banyak sedikitnya modal yang digunakan untuk seseorang sangat mempengaruhi besar kecilnya usaha yang dijalankan. Suatu usaha yang besar akan memberi peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang diperoleh. 44
44
Yuyun Ragilia Nur‟aini, Pengaruh Pendapatan Nasabah dan Tingkat Margin Terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah (Tulungagung: Skripsi IAIN Tulungagung, 2015) hal.34
18
Dalam pandangan islam, pendapatan termasuk ke dalam harta. Dengan harta manusia akan dapat memenuhi segala kebutuhannya. Adanya kesempatan kerja dan keahlian yang dimiliki, akan semakin banyak pendapatan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut. Pendapatan yang diperoleh harus halal dan diperoleh dari usaha yang halal. Pelarangan mencari harta dengan cara yang bathil di jelaskan dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 29 :
ِ يا أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا ََل تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم بِالْب اط ِل إََِّل أَ ْن تَ ُكو َن َ َ َ ْ َْ ْ َ ْ َ َ ِ ِ ِ ٍ ِِتارةً عن تَر ِ يما ً اض مْن ُك ْم َوََل تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم إ َّن اللَّوَ َكا َن ب ُك ْم َرح َ َْ ََ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu”.45
Ayat ini menerangkan cara memperoleh harta dengan jual beli. Dalam transaksi jual beli, Allah mengharamkan orang beriman untuk memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil (riba). Hal ini yang tidak dibenarkan oleh syariat Islam. Kita boleh melakukan transaksi jual beli dengan asas saling ridha dan saling ikhlas. Menurut Fiqh Islam, terdapat beberapa cara untuk memperoleh harta yang disahkan oleh syara’. Sebagaimana di tulis oleh Ahmad Azhar Baysir dalam buku Refleksi atas Persoalan Keislaman yaitu sebagai berikut:
45
Tim Disbintalad, Al Quran Terjemahan Indonesia,…..hal.150
19
1. Menguasai benda-benda mubah yang belum menjadi milik seorangpun. 2. Perjanjian-perjanjian hak milik, seperti jual beli, hibah dan wasiat. 3. Warisan, sesuai dengan atura yang ditetapkan Islam. 4. Syufah, hak membeli dengan paksa atas harta persekutuan yang dijual kepada orang lain tanpa isin para anggota persekutuan lainnya. 5. Iqtha’,pemberian dari pemerintah 6.
Hak-hak keagamaan, seperti bagian zakat bagi „amil, nafkah bagi istri, anak dan orang tua. Selain menjelaskan cara memperoleh harta, Al Quran juga menjelaskan bagaimana cara untuk membelanjakan harta. Harta dapat digunakan untuk kehidupan akhirat, harta digunakan untuk jalan kebaikan, diberikan kepada orang lain di jalan Allah, di dalam harta itu tedapat bagiannya orang tidak mampu, harta harus di putar tidak hanya di tangan orang-orang kaya, Allah akan mengganti atas harta yang kamu sedekahkan dan balasan itu dilipat gandakan 700 kali.46
4. Anggota Sebagai sebuah perkumpulan, koperasi tidak akan terbentuk tanpa adanya anggota sebagai tulang punggungnya. Koperasi merupakan kumpulan orang, sehingga jumlah anggota sangat menentukan besarnya modal yang dimiliki. Semakin banyak anggota, semakin kuat kedudukan 46
Dede Nurohman, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Yogyakarta: Teras, 2011)
hal.56
20
koperasi sebagai badan usaha, baik ditinjau dari segi organisasi dan segi ekonomisnya. Sebab badan usaha koperasi dikelola dan dibiayai oleh para anggota. Bertambahnya anggota berarti bertambahnya pemasukan modal yang bersumber dari simpanan-simpanan para anggota. Sesuai pasal 17 ayat (1) UURI No.25/1992 dinyatakan bahwa anggota koperasi adaalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Koperasi juga dapat memberikan pelayanan kepada bukan anggota sesuai dengan kegiatan usahanya, dengan maksud untuk menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi.47 Jadi, anggota merupakan faktor penentu keberlangsungan koperasi, oleh karena itu penting bagi anggota untuk mengembangkan dan memelihara kebersamaan antar anggota koperasi.
5. Tingkat Pengembalian a. Pengertian Tingkat Pengembalian Pengembalian kredit (kolektibilitas) adalah gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga.48 Kolektibilitas merupakan keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh anggota serta tingkat
47
Muhammad Firdaus, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) hal.55 48 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2004)hal.174
21
kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam suratsurat berharga atau penanaman lainnya. 49 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan (profit), maka Lembaga Keuangan Syariah hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada anggotanya dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan diberikan kepada anggota, jika pihak lembaga keuangan syariah merasa yakin bahwa anggota yang akan menerima pembiayaan mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya beserta bagi hasil. Permasalahan kelancaran dalam pengembalian pembiayaan dapat digunakan oleh BMT sebagai bahan pertimbangan dalam analisis pembiayaan yang akan diberikan kepada calon debitur. Prinsip pemberian pembiayaan dengan menerapkan prinsip 6C: 1. Character , artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pembiayaan (sifat amanah, kejujuran , kepercayaan). 2. Capacity,
artinya
kemampuan
nasabah
untuk
menjalankan
usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan pinjaman atau pembiayaan dari laba yang dihasilkan. 3. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
49
Thomas Suyatno dkk, Dasar-dasar Perkreditan ( Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama, 2007) hal. 123
22
kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan. 4. Collateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam ke bank. 5. Condition of economy, artinya keadaan meliputi kebijakan pemerintah,
politik,
segi
budaya
yang
mempengaruhi
perekonomian. 6. Constrain, artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha. 50 Prinsip analisis pembiayaan yang lain dengan 7P terdiri dari : 1. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. 2. Party, yaitu mengkalsifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. 3. Purpose , yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect, yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
50
Veithzal Rivai, Islamic Financial Management,…hal. 348
23
5. Payment , yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana dana untuk pengembalian kredit 6. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah mencari laba. Dengan demikian, dapat diketahui kemampuan anggota untuk menjalankan usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan pinjaman atau pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini bermanfaat untuk mengukur sejauhmana calon mudharib mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.51 7. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. 52 Dalam menilai keberhasilan sebuah lembaga keuangan syariah, salah satu aspek yang harus dilihat adalah kemampuan lembaga keuangan syariah dalam mengatasi pembiayaan bermasalah. Dengan menerapakan prinsip-prinsip pemberian pembiayaan di atas, diharapkan akan mengurangi adanya pembiayaan bermasalah. b. Penggolongan Kualitas Kredit Telah banyak dijelaskan mengenai tingkat kualitas kredit salah satunya berdasarkan kategori lamanya jangka waktu tunggakan atau dikenal
dengan
istilah
kolektibilitas.
Berdasarkan
tingkat
51
Binti Nur Aisyah,Manajemen Pembiayaan Bank Syariah(Yogyakarta: Teras, 2014)
52
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,….hal. 96
hal.79
24
kolektibilitasnya tingkat pengembalian kredit, dapat digolongkan ke dalam 5 golongan, yaitu : 1. Kredit lancar (pas) Suatu pinjaman digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu tidak terdapat tunggakan b. Memiliki mutasi rekening yang aktif c. Bagian dari kredit yang di jamin dengan agunan tunai (cash collateral) 2. Kredit dalam perhatian khusus (special mention) Suatu pinjaman digolongkan dalam perhatian khusus apabila kriteria: a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari b. Kadang-kadang terjadi cerukan c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak perjanjian d. Mutasi rekening relatif aktif e. Di dukung dengan pinjaman baru 3. Kredit kurang lancar (substandard) Suatu pinjaman digolongkan kurang lancar apabila menurut penilaian yang wajar diperkirakan debitur dapat melunasi seluruh hutangnya dan memenuhi kriteri-kriteria sebagai berikut:
25
a. Terdapat tunggakan pembayaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari b. Sering terjadi cerukan c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur e. Dokumen pinjaman yang lemah
4. Kredit diragukan (doubtful) Suatu pinjaman digolongkan meragukan apabila pinjaman yang bersangkutan memenuhi kriteria lancar maupun kurang lancar, tetapi berdasarkan nilai wajar yaitu : a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari b. Terjadi cerukan bersifat permanen c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari d. Terjadi kapitalisasi bunga e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan. 5. Kredit macet (loss) Suatu pinjaman digolongkan macet, apabila : a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan b. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari
26
c. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru d. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.53 c. Penyebab dan Penyelamatan Kredit Macet Perkembangan
pemberian
kredit
yang
paling
tidak
menggembirakan bagi pihak bank apabila kredit yang diberikan ternyata pengembaliannya macet. Walaupun sebelum permohonan kredit disetujui dilakukan tahap analisa kredit yang ketat terlebih dahulu, namun pada kenyataannya kemungkinan adanya pengembalian kredit macet pasti ada dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri, yaitu: 1. Dari pihak perbankan Artinya dalam melakukan analisis, pihak analisisnya kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksikan sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisa kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif. 2. Dari pihak anggota Dari pihak anggota kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal yaitu : a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini anggota sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank
53
Ibid.,hal. 107
27
sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar. b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar tetapi tidak mampu. Sebagai contoh untuk kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran, dan sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada. 54 Penyelamatan pembiayaan adalah upaya bank yang dilakukan terhadap anggota pembiayaan bermasalah yang masih mempunyai prospek dan kinerja usaha serta kemampuan membayar untuk meminimalkan
kemungkinan
timbulnya
kerugian
bank
dan
menyelamatkan kembali pembiayaan yang telah diberikan.55 Tindakan penyelamatan dan penanganan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan cara, yaitu : a. Rescheduling 1. Memperpanjang jangka waktu kredit. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi saru tahun. 2. Memperpanjang jangka waktu angsuran. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya misalnya
54
Ibid.,hal.110 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014) hal. 235 55
28
dari 36 kali menjadi 48 kali sehingga jumlah angsuran menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran. b. Reconditioning Dengancara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti: 1. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok 2. Penundaan pembayaran bunga ssampai waktu tertentu. 3. Penurunan suku bunga dan pembebasan bunga c. Restructuring Dilakukan dengan menambah jumlah kredit dan dengan menambah equity (dengan menyetor uang tunai dan tambahan dari pemilik) d. Kombinas. Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas e. Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya etiket, baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya.56 6. Pembiayaan Murabahah. a. Pengertian Pembiayaan Murabahah Pembiayaan yang paling banyak dilakukan oleh lembaga keuangan syariah saat ini adalah pembiayaan murababah. Bahkan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) hampir seluruhnya menggunakan pembiayaan murabahah. Salah satu alasan penggunaan pembiayaan ini
56
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,….hal. 110
29
adalah dalam pembiayaan murabahah resiko bagi bank syariah ataupun BMT kecil. Pembiayaan murabahah diartikan sebagai jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Ba‟i al murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.57 Dalam Glosari Himpunan Fatwa Dewan Pengawas Syariah Nasional dijelaskan bahwa murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba.58 Murababah juga diartikan sebagai akad jual beli atas suatu barang, dengan harga yang disepakati antara penjual dan pembeli, setelah itu penjual menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan yang diperoleh. 59 b. Landasan Syariah Dalil disyariatkannya jual beli yaitu: 1. Dalam al-Quran adalah surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi:
ِ َّ وم الَّ ِذي يَتَ َخبَّطُوُ الشَّْيطَا ُن ِّ ين يَأْ ُكلُو َن ُ ومو َن إََِّل َك َما يَ ُق ُ الربَا ََل يَ ُق َ ال ذ ِ ِمن الْم َح َّل اللَّوُ الْبَيْ َع ِّ ك بِأَنَّ ُه ْم قَالُوا إََِّّنَا الْبَ ْي ُع ِمثْ ُل َ س ذَل ِّ َ َ َ الربَا َوأ ِ ِ ِ ِّ َو َحَّرَم َ َالربَا فَ َم ْن َجاءَهُ َم ْوعظَةٌ م ْن َربِّو فَانْتَ َهى فَلَوُ َما َسل ُف َوأ َْمُره 57
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktik,…..hal. 101 Wiroso, Produk Perbankan Syariah (Jakarta : LPFE Usakti, 2009)hal.146 59 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management ,…..hal. 145 58
30
اب النَّا ِر ُى ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن َ ِإِ ََل اللَّ ِو َوَم ْن َع َاد فَأُولَئ ْك أ ُ َص َح ﴾٥٧٢:﴿البقرة Artinya:“Orang-orang yang memakan riba, tiada berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan dengan sentuhan kepadanya; yang demikian itu, karena mereka berkata, “Sesungguhnya jual beli sama dengan riba; padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengaharamkan riba.” Maka barang siapa menerima pelajaran dari Tuhannya, lalu berhenti (melakukan riba) maka baginya apa yang telah lalu dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa kembali (melakukannya), mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.”60
2. Hadis a. Hadis Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR.al-Baihaqi dan Ibnu Majah). b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah: “Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah dari Suhaib). 61
60
Tim Disbintalad, Al Quran Terjemahan Indonesia,…..hal.68 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia ,Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional,(Jakarta: CV Gaung Persada, 2006)hal.22 61
31
c. Rukun dan Syarat Murabahah 1. Rukun murabahah a.
Ba‟iu (penjual) dan Musytari (pembeli) Syarat yang berakad (ba‟iu dan musytari) cakap hukum dan tidak dalan keadaan terpaksa
b. Mabi‟ (barang yang diperjual belikan) Barang yang diperjual belikan (mabi‟) tidak termasuk barang yang haram dan jenis maupun jumlahnya jelas c. Tsaman (harga barang) Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga
pokok
dan
komponen
keuntungan)
dan
cara
pembayarannya disebutkan dengan jelas. d. Ijab qabul (pernyataan serah terima) Pernyataan serah terima (ijab qabul) harus jelas menyebutkan secara spesifik pihak-pihak yang berakad. 62 2. Syarat murabahah a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada anggota b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c. Kontrak harus bebas dari riba d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.
62
Veithzal Rivai, Islamic Financial Managemen,…...hal. 146
32
Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak terpenuhi, pembeli memiliki pilihan : a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual c. Membatalkan kontrak 63
d. Manfaat dan Resiko Ba’i Al Murababah Salah satu manfaat bai‟i al murabahah adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual kepada anggota dan pembiayaan nya pun sederhana sehingga memudahkan administrasinya di bank syariah. Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut: 1. Default atau Kelalaian
yakni anggota sengaja tidak membayar
angsuran 2. Fluktuasi harga komperatif, ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya anggota, maka bank tidak dapat menaikkan atau mengubah harga jual beli tersebut 3. Penolakan Anggota, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh anggota karena berbagai alasan. 4. Dijual, karena bai al-murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik
63
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktik,…..hal. 102
33
anggota. Anggota bebas melakukan apa saja terhadap aset miliknya, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian resiko defult akan besar. 64
e. Murabahah dalam Teknis Perbankan 1. Murabahah adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dengan anggota atas suatu barang
tertentu dengan harga yang disepakti
bersama. Lembaga keuangan akan mengadakan barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada anggota dengan harga setelah ditambah keuntungan yang disepakati bersama 2. Guna memastikan keseriusan anggota untuk membeli, bank dapat mensyaratkan anggota agar terlebih dahulu membayar uang muka 3. Anggota membayar kepada bank atas harga barang tersebut, (setelah dikurangi uang muka) secara angsuran selama jangka waktu yang telah disepakati dengan memperhatikan kemampuan mengangsur ataupun arus kas usahanya. Pembayaran secara angsuran ini dikenal dengan istilah ba‟iu bitsamaan ajil (BBA) 4. Baik harga jual maupun besar angsuran yang telah disepakati tidak berubah hingga akad pembiayaan berakhir 5. Tidak ada denda atas keterlambatan pembayaran angsuran. 65
64 65
Ibid,….hal.107 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management,……hal. 147
34
Gambar 2.1 Aplikasi Pembiayaan Murabahah di Perbankan 1. Negosiasi dan persyaratan
2. akad jual beli BANK
ANGGOTA
6. bayar 5. Terima barang dan dokumen 3. beli barang
4. kirim SUPLIER PENJUAL
7. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) a. Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal Wa Tamwil. Secara harfiah/lughowi baitul maal berarti rumah dana dan baitul tamwil
berarti
rumah usaha.
Baitul
maal
berfungsi
untuk
mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan baitut tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba. Dari pengertian tersebut BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Sebagai lembaga sosial, baitul maal memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Sedangkan sebagai
35
lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni
menghimpun
menyalurkannya
dana
pada
anggota
sektor
dan
ekonomi
salon yang
anggota
serta
halal
dan
menguntungkan.66 Secara kelembagaan BMT didampingi atau di dukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.67
b. Visi dan Misi BMT Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah dalam arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakilpengabdi Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Titik tekan visi BMT
66
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (Yogyakarta: UII Press, 2004)hal.126 67 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah(Yogyakarta: Ekonisia, 2007) hal. 96
36
adalah mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas ibadah. Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian
dan
struktur
berkemakmuran-berkemajuan,
masyarakat serta
madani
makmur-maju
yang
adil
berkeadilan
berlandaskan syariah dan ridho Allah SWT. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa misi BMT bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba dan modal pada golongan orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi islam.68
c. Tujuan, Asas dan Landasan BMT Didirikanya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Anggota harus diberdayakan supaya dapat mandiri. Dengan menjadi anggota, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup melalui peningkatan usahanya. BMT berasaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berlandaskan prinsip syariah islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip –
68
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,….hal.127
37
prinsip syariah. Keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia dan akhirat juga antara maal dan tamwil (sosial dan bisnis). Kekeluargaan dan kebersamaan sebagai upaya untuk mencapai sukses. Kemandirian berarti BMT tidak bergantung pada pemerintah, tetapi harus berkembang dari partisipasi anggota dan masyarakat.69
d. Peran BMT Keberadaan BMT mempunyai beberapa peran, antara lain : 1. Menjauhkan masyarakat dari praktik non ekonomi syariah. aktif melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi Islami. 2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro,
misalnya
dengan
jalan
mendampingi,
pembinaan,
penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha – usaha anggota atau masyarakat umum. 3. Melepaskan ketergantungan debitur pada rentenir, masyarakat yang masih terantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana segera. Maka BMT
69
Ibid.,hal.128
38
harus mampu melayani msyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat. 4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi merata. Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus apandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah
untuk
melakukan
evaluasi
dalam
rangka
pemetaan skala prioritas harus diperhatikan, misalnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan anggota dalam hal golongan anggota dan jenis pembiayaan. Peran
umum
BMT
yang
dilakukan
adalah
melakukan
pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun materi, maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat.70
70
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan …….hal. 96
39
e. Prinsip Operasi BMT Dalam menjalankan usahanya BMT mengunakan prinsip-prinsip dibawah ini, yaitu : 1.
Prinsip bagi hasil Dengan prinsip ini pembagian hasil dari pemberian pinjaman dengan BMT , yaitu
Al-mudharabah, Al-murabahah, Al-
muzara’ah dan Al-musaqoh 2. Sistem jual beli Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat anggota sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan di tambah mark- up, sistem ini antara lain : Ba’i al murabahah, Ba’i as salam, Ba’i al istisna’ dan Ba’i Bitsamaan Ajil. 3.
Sistem non profit Sistem ini sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non-komersial. Anggota
cukup
mengembalikan
pokok
pinjamannya
saja.
Pembiayaan ini yaitu Al Qardul Hasan. 4. Akad bersyarikat Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan
40
perjanjian pembagian keuntungan atau kerugian yang disepakati. Pembiayaan ini yaitu, Al Murabahah dan Al Mudharabah. 5. Produk pembiayaan Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. Pembiayaan ini, antara lain : Pembiayaan al murabahah (MBA), Pembiayaan alBa’i Bitsamaan Ajil (BBA), Pembiayaan al-mudharabah (MDA) dan Pembiayaan al-murabahah (MSA)71
B. Penelitian Terdahulu Sebelumnya penelitian-penelitian yang berkaitan dengan apa saja yang mempengaruhi kepuasan anggota sudah banyak dibahas di skripsi maupun thesis-thesis, diantaranya : Dalam penelitian Pradifta yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh pedagang dilihat dari karaktersitik usaha yang terdiri atas pengalaman usaha, omzet usaha, laba usaha dan jumlah karyawan dan karakteristik kredit terdiri atas jumlah pinjaman, jangka waktu pelunasan, pengalaman meminjam kredit dan nilai agunan. Analisis data yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis Regresi Logistik (Logit Biner). Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi Negelkerke R Square sebesar 0,448 71
Ibid,.hal. 99
41
menunjukan bahwa karakteristik usaha yang meliputi pengalaman usaha, omzet usaha, laba usaha, jumlah karyawan dan karakterstik kredit yang terdiri atas jumlah pinjaman, jangka waktu pengembalian, pengalaman meminjam kredit, nilaiagunan mempengaruhi tingkat pengembalian kredit sebesar 44,8 %, sedangkan sisanya yakni sebesar 56,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Simpulan dalam penelitian ini adalah karakteristik
usaha
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
tingkat
pengembalian kredit bank oleh pedagangadalah pengalaman usaha dan omzet usaha, sedangkan karakteristik kredit yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit adalah jumlah pinjaman.72 Penelitian oleh Masruroh yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas dan disposible income mahasiswa terhadap minat menabung di Perbankan Syariah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Data diolah menggunakan uji reliabilitas, validitas, statistik dan asumsi klasik. Dari hasil pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa disposible income yang dimoderasi oleh tingkat religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi disposible income maka semakin tinggi pula minat menabung mahasiswa yang dimoderasi oleh tingkat religiusitas. 73
72
Anisa Erdiana Pradifta, Pengaruh Karakteristik Usaha dan Karaktersitik Kredit Terhadap Tigkat Pengembalian Kredit Bank oleh Pedagang di Pasar Segamas Kabupaten Purbalingga. Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2015. 73 Atik Masruroh, Analisis Pengaruh Tingkat Religiositas Dan Disposible Income Terhadap Minat Menabung Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga) Skripsi STAIN Salatiga, 2015.
42
Penelitian Andriani yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi dan religiositas santri terhadap minat menabung di perbankan syariah di pondok Pesantren Al-Falah Mojo Kediri dan pengaruh persepsi dan religiositas santri secara bersama-sama terhadap minat menabung di perbankan syariah di pondok Pesantren Al-Falah Mojo Kediri. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif. Analisis data menggunakan regresi dengan menggunakan metode validitas dan reabilitas , normalitas, asumsi klasik, koefisien determinasi dan uji parameter individual atau uji t parsial dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh persepsi santri terhadap minat menabung di perbankan syariah dengan nilai t hitung sebesar 2,311 nilai taraf signifikansi 0,024 berarti hipotesis diterima. Ada pengaruh antara tingkat religiositas santri terhadap minat menabung di perbankan syariah dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar 4,188 dengan taraf signifikansi 0,000. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti hipotesis diterima. Persepsi dan tingkat religiositas santri secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menabung diketahui dari hasil perhitungan nilai F hitung sebesar 12,645 dengan nilai signifikansi 0,000.74 Dalam penelitian Fatmawati yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan, religiusitas dan informasi terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa pondok pesantren Wahid Hasyim Sleman dan pengaruh pendapatan, religiusitas, dan informasi secara 74
Ayu Andriani, Pengaruh Persepsi Dan Religiositas Santri Terhadap Minat Menabung Di Perbankan Syariah (studi kasus di pondok pesantren Al-Falah Mojo Kediri. Skripsi IAIN Tulungagung, 2015.
43
bersama-sama terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa pondok pesantren Wahid Hasyim Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah probit regression, yaitu mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang bersifat dikotomi/ binary. Hasil probit regression menunjukkan bahwa variabel pendapatan tidak berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Sedangkan variabel religiusitas dan informasi masing-masing berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Jika dilihat secara simultan, ketiga variabel bebas tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Kemudian nilai correctly classification yang didapatkan sebesar 67,20%. Hal ini berarti secara umum model dapat menjelaskan seluruh kejadian sebesar 67,20%.75 Penelitian oleh Septiana yang bertujuan untuk
menguji pengaruh
pendapatan dan karakter nasabah terhadap kinerja usaha nasabah pembiayaan. Skripsi ini bermanfaat bagi Lembaga Keuangan yang dijadikan objek penelitian yakni BMT Sahara dan BTM Surya Madinah sebagai sumbangan pemikiran dalam mengidentifikasi dan mengenali nasabah secara mendalam melalui pendapatan dan karakter nasabah yang mampu dan berkomitmen untuk mengembangkan usahanya. Dalam penelitian ini digunakan metode 75
Desy Fatmawati, Pengaruh Pendapatan, Religiositas dan Informasi Terhadap Intensi Menabung di Bank Syariah Pada Kalangan Snatri Mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim Di Sleman, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
44
angket sebagai data primer. Analisis data menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara tidak signifikan secara statistik pada tingkat α 5% atau 0,05 antara pendapatan terhadap kinerja usaha nasabah. Pada variabel karakter menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan secara statistik pada tingkat α 5% atau 0,05 terhadap kinerja usaha nasabah. Begitu juga dengan pengaruh pendapatan dan karakter secara bersama-sama berpengaruh signifikan secara statistik pada tingkat α 5% atau 0,05 terhadap kinerja usaha nasabah, hal ini ditunjukkan oleh nilai Sig. 0,000 yang lebih rendah dari 0,05 yang artinya menerima H1. 76 Penelitian Desyani bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana pengaruh karakter nasabah terhadap pembiayaan bermasalah di BMT NU Sejahtera cabang Kendal, (2) Bagaimana pengaruh kondisi ekonomi nasabah terhadap pembiayaan bermasalah di BMT NU Sejahtera cabang Kendal. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Tehnik analisis data menggunakan uji validitas dan reabilitas, analisis regresi berganda, uji statistic (uji t, uji f, koefisien regresi) dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolienaritas, uji heteroskedasitas, uji autokorelasi). Berdasarkan analisis di atas, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel nasabah terhadap pembiayaan bermasalah dengan koefisien regresi (X1) 3,007 dan nilai probabilitas 0,000. Kondisi ekonomi nasabah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah dengan koefiseen 76
Intan Refa Septiana, Pengaruh Pendapatan dan Karakter Anggota Terhadap Kinerja Usaha Anggota Pembiayaan pada BMT Sahara dan BTM Surya Madinah. Skripsi IAIN Tulungagung, 2015.
45
regresi (X2) 0,250 dan nilai probabilitas 0,000. Dari uji ANOVA didapat F hitung adalah 112,079 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 atau bisa dikatakan, karakter dan kondisi ekonomi
nasabah
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
bermasalah.77 Penelitian Widayan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik debitur UMKM yang terdiri dari tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, laba usaha, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. Pengolahan data menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi logistik. Pada analisis multivariate terhadap keenam variabel independen, ternyata hanya variabel laba usaha dan jangka waktu pengembalian yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. Sedangkan variabel tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. 78 Penelitian oleh Mua‟ab yang bertujuan menguji secara parsial dan simultan bagaimana, religiusitas,pendapatan dan layanan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di LAZIS NU. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas dan 77
Arwinta Nur Desyani, Analisis Pengaruh Karakter Dan Kondisi Ekonomi Nasabah Terhadap Pembiayaan Bermasalah (Studi Kasus Pada Bmt Nu Sejahtera Cabang Kendal), Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang , 2013 78 Luh Ikka Widayan Pengaruh Karakteristik Debitur Umkm Terhadap Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Anggota Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja). Journal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya ,2012.
46
analisis regresi berganda. Hasil penelitian yang diolah dengan program SPSS Versi 16.0 for windows menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen ( religiusitas, pendapatan dan layanan) terhadap variabel dependen (minat masyarakat) sebesar 71,9%, sedangkan yang 28,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini berarti sangat besar sekali kemampuan variabel religiusitas, pendapatandan layanan dalam menerangkan variabel minat. Hasil uji empiris pengaruh antara religiusitas terhadap minat masyarakat, menunjukkan nilai t hitung 3,914 dan p value (sig) sebesar 0,000yang di bawah 5%. Artinya bahwa religiusitasberpengaruh terhadap minat masyarakat. Pengaruh antara pendapatan terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 3,635 dan p value (sig) sebesar 0,001yang di bawah 5%. Artinya bahwa pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat. Sedangkan pengaruh antara layanan terhadap minat masyarakat menunjukkan nilai t hitung 2,084 dan p value (sig) 0,042, dengan menggunakan tingkat alpha 5%, maka posisi nilai probabilitasnya berada dibawah Alphanya. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan terhadap minat masyarakat.79 Penelitian Lubis dan Rachmina yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi dan tingkatpengembalian KUR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor omzet usaha, tingka pendapatan bersih, jenis usaha, jumlah kredit yang diajukan, dan nilai agunan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi KUR. Sementara faktor79
A.Mus‟ab, Pengaruh Religiusitas, Tingkat Penghasilan, Dan Layanan Terhadap Minat Muzakki Untuk Membayar Zakat Maal Di LAZIS NU. Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,2011.
47
faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian KUR (lancar atau menunggak) adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, jangka waktu pengembalian, dan kewajiban per bulan membayar cicilan dan bunga kredit.80 Penelitian Kholisoh bertujuan untuk menguji dan menganalisis bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil dan pendapatan nasabah terhadap pembiayaan bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo baik secara simultan maupun parsial.Berdasarkan penelitian dari 35 responden yang diperoleh melalui data primer dan sekunder dari BMT Marhamah Wonosobo serta hasil pengolahan data dengan Multiple Linier Regression diketahui bahwa tingkat bagi hasil dan pendapatan nasabah memiliki pengaruh secara parsial terhadap pembiayaan bermasalah. Demikian juga hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan. Kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya adalah sebesar 90,7%, sedangkan 9,3% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam obyek penelitian.81
80
Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat. Jurnal Institut Pertanian Bogor, 2011. 81 Siti Kholisoh, Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Pendapatan Nasabah Terhadap Pembiayaan Bermasalah (Studi Kasus di BMT Marhamah Wonosobo). Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2011.
48
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian
Jenis penelitian dan Analisis Data
Variabel Penelitian
Anisa Erdiana Pradifta, (2015)
Analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis Regresi Logistik (Logit Biner)
pengalaman usaha, omzet usaha, laba usaha dan jumlah karyawan dan karakteristik kredit(jumlah pinjaman, jangka waktu pelunasan, pengalaman peminjam dan nilai agunan).
Karakteristik usaha yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit bank oleh pedagangadalah pengalaman usaha dan omzet usaha, sedangkan karakteristik kredit yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit adalah jumlah pinjaman.
Atik Masruroh (2015)
Kuantitatif, Uji reliabilitas, validitas, statistik dan asumsi klasik.
Tingkat Religiositas, Disposible Income dan Minat
Ayu Andriani (2015)
Kuantitatif, Persepsi, Analisis regresi religiositas dengan dan minat. menggunakan metode validitas dan reabilitas , normalitas, asumsi klasik, koefisien determinasi dan uji parameter individual atau uji t parsial dan uji F.
Disposible income yang dimoderasi oleh tingkat religiositas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi disposible income maka semakin tinggi pula minat menabung mahasiswa yang dimoderasi oleh tingkat religiositas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh persepsi dan religiusitas santri terhadap minat menabung di perbankan syariah. Persepsi dan tingkat religiositas santri secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menabung
Hasil Penelitian
49
Desy Fatmawati (2015)
Kuantitatif, Probit regression
Intan Refa Kuantitatif, Septiana Analisis data (2015) menggunakan analisis Regresi Linier Berganda
Arwinta Nur Desyani (2013)
Luh Ikka Widayan (2012)
Kuantitatif, analisis regresi berganda, uji statistic (uji t, uji f, koefisien regresi) dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolienaritas, uji heteroskedasitas, uji autokorelasi). Kuantitatif, Analisis data dengan regresi logistik
Pendapatan, Variabel pendapatan, Religiositas religiositas dan informasi dan Informasi masing-masing maupun secara bersama-sama berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Pendapatan, Ada pengaruh secara tidak karakter signifikan secara antara anggota dan pendapatan terhadap kinerja usaha kinerja usaha anggota. anggota. variabel karakter berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha anggota. Begitu juga dengan pengaruh pendapatan dan karakter secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha anggota. Terdapat pengaruh yang Karakter signifikan antara variabel nasabah dan karakter nasabah terhadap kondisi pembiayaan bermasalah. ekonomi Kondisi ekonomi nasabah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Karakter dan kondisi ekonomi nasabah bersama-sama berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah.
Tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, laba usaha dan jumlah pinjaman
Hanya variabel laba usaha dan jangka waktu pengembalian yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. Sedangkan variabel tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha dan jumlah pinjaman tidak
50
A.Mus‟ab, (2011)
Kuantitatif,
Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina (2011)
Kuantitatif, Analisis menggunakan model analisis linier berganda dan analisis regresi logistik biner.
Omzet usaha per bulan, tingkat pendapatan bersih per bulan, jenis usaha, jumlah kredit yang diajukan, dan nilai agunan
Siti Kholisoh (2011)
Kuantitatif, pengolahan data dengan Multiple Linier Regression
Tingkat bagi hasil, pendapatan anggota dan pembiayaan bermasalah
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas dan analisis regresi berganda
Religiositas, Tingkat Penghasilan, Layanan dan Minat Muzakki
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa. Hasil uji empiris masingmasing variabel religiositas, tingkat penghasilan dan layanan berpengaruh terhadap minat masyarakat, dan juga secara bersama-sama variabel independen ( religiositas, pendapatan dan layanan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (minat masyarakat) Variabel omzet usaha per bulan, tingkat pendapatan bersih per bulan, jenis usaha, jumlah kredit yang diajukan, dan nilai agunan berpengaruh terhadap realisasi KUR Kupedes pada BRI Unit X. Sedangkan faktorfaktor yang berpengaruh Siginifikan terhadap pengembalian KUR adalah jenis kelamin, kewajiban per bulan, jangka 58 waktu pengembalian, dan tingkat pendidikan. Tingkat bagi hasil dan pendapatan anggota memiliki pengaruh secara parsial terhadap pembiayaan bermasalah. Demikian juga hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas secara bersamasama dapat mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan.
51
Dari
keseluruhan
penelitian-penelitian
terdahulu
yang
telah
dikemukakan oleh peneliti di atas. Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikat yaitu tingkat pengembalian pembiayaan murabahah dan variabel bebasnya yaitu kepribadian dan religiositas. Dari kedua variabel bebas tersebut diteliti masing-masing apakah mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Serta memilih obyek penelitian anggota pembiayaan murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung.
C. Kerangka Konseptual Berdasarkan dari rumusan masalah, landasan teori dan kajian penelitian terdahulu, maka kerangka berfikir penelitian dikemukakan sebagai berikut: Kepribadian X1 Religiositas
Y Tingkat Pengembalian
X2
Pembiayaan Murabahah
Pendapatan X3