BAB II LANDASAN TEORI
II.1
Pasar Modal Pasar Modal memiliki peran yang besar perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi, karena menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena, pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:1), pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Menurut Bapepam, pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (lebih dari satu tahun) seperti saham (stock), obligasi
8
(bond), waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti opsi, kontrak berjangka, dan lain-lain.
II.1.1 Manfaat Keberadaan Pasar Modal Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:2), pasar Modal memberikan banyak manfaat, di antaranya: 1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diverifikasi. 3. Memungkinkan
penyebaran
kepemilikan
perusahaan
sampai
lapisan
masyarakat menengah. 4. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik. 5. Memberikan kesempatan memiliki perusahan yang sehat dengan prospek yang baik. 6. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 7. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajeman profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
9
II.2
Pengertian Investasi Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian dan produksi dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).
II.3
Investasi Saham
II.3.1 Pengertian Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:5), saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atas pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
II.3.2 Jenis-jenis Saham Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, BelajarInvestasi menyatakan bahwa saham terbagi atas: 1. Saham biasa (common stocks), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 2. Saham preferen (preferred stocks) merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa 10
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor. Menurut Tjiptono dan Hendy (2006), dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: 1.
Saham atas unjuk, artinya
pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. 2.
Saham atas nama, merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. Menurut Tjiptono dan Hendy (2006), ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
1. Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. 2. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dans secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham. 3. Growth Stocks (well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis 11
yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga saham pertumbuhan (lesser known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri saham pertumbuhan. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. 4. Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. 5. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan seharihari.
II.3.3 Keuntungan Membeli Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:8), pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:
12
•
Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang berhak menerima dividen adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai ataupun dividen saham.
•
Capital gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual dimana harga jual lebih tinggi dari pada harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Di samping dua keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan:
•
Saham Bonus (jika ada) Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
13
II.3.4 Risiko Investasi pada Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:10), risiko investor yang memiliki saham, di antaranya: •
Tidak mendapat Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
•
Capital Loss Dalam aktifitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami capital loss. Terkadang hal ini terjadi untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss). Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih
dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:
14
•
Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
•
Saham Dikeluarkan dari Bursa (Delisting) Saham dikeluarkan dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk. Saham yang dikeluarkan tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa. Meskipun saham tersebut tetap dapat diperdagangkan di luar bursa, tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya.
•
Saham Dihentikan Sementara (Suspensi) Jika suatu saham di-suspend oleh otoritas Bursa Efek, maka investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut, Suspensi biasanya berlangsung singkat, misalnya satu atau dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan, Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika: suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan Otoritas Bursa menghentikan
perdagangan saham
tersebut untuk
sementara
sampai
15
perusahaan yang bersangkutan memberikan konfirmasi yang jelas, sehingga saham yang bersangkutan tidak menjadi ajang spekulasi oleh para spekulan.
II.4
Analisis Nilai Saham Secara umum terdapat dua analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis). 1. Analisis Teknikal Menurut Syamsir (2004:5) analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisa tentang pergerakan harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga Vibby (2009:25) berpendapat bahwa analisis teknikal merupakan analisis studi nilai harga yang terjadi untuk memprediksikan harga saham dengan lebih menitikberatkan pembentukan harga saham oleh perubahan penawaran (supply) dan permintaan (demand) tanpa perlu mengetahui penyebabnya. Analisis teknikal menganalisa fluktuasi harga saham dalam rentang waktu tertentu. Dari pergerakan tersebut akan terbentuk sebuah pola tertentu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan aksi buy atau sell. Ide utamanya adalah menggunakan data pergerakan harga dari waktu yang lalu untuk menentukan kemana pergerakan harga selanjutnya. Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk menentukan apakah suatu saham sudah overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).
16
Sarana utama para analis teknikal adalah grafik (chart – yang oleh karenanya mereka disebut chartist), melalui chart inilah mereka dapat melihat tren yang sedang berlangsung, rentang waktu tren, volume transaksi dan level-level psikologis yang ada. Dari pola yang dibentuk harga saham, maka dapat diambil tindakan. Analisis ini mudah untuk dilakukan dan cocok untuk pemain jangka pendek. Analisis teknikal yang banyak digunakan antara lain Moving Average, Bollinger Bands, Stochastic Oscillator, MACD, Parabolic SAR, Support Resistance, dan lainnya. Keuntungan analisis ini adalah mudah dilakukan, dan lebih cepat menghasilkan keuntungan. Kerugiannya adalah biaya transaksi yang tinggi mengingat akan banyak transaksi dilakukan dengan analisis ini. Menurut Dedhy dan Liliana (2007), terdapat tiga asumsi / anggapan dasar dalam teknis, yaitu: •
Market price discounts everything
Pengguna ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya. Hal itu terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami ditentukan oleh permintaan dan penawaran para pelaku pasar. •
Price moves in trend
Harga saham akan bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar saham dalam penggunaan teknis adalah jangan pernah mangambil keputusan transaksi yang melawan tren harga. Pengguna ini percaya bahwa semua informasi 17
tercermin pada harga pasar saham, sehingga tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar / investor atas suatu saham. •
History repeats itself
Data historis dapat digunakan untuk memprediksikan data / harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna ini mengingat adanya factor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama. Para chartist (pihak yang melakukan analisis teknis) dalam mempelajari pola pergerakan harga akan berpedoman pada grafik (chart). Melalui chart inilah mereka dapat melihat trend yang sedang berlangsung, rentang waktu trend, volume transaksi dan level-level psikologis yang ada. 2. Analisis Fundamental Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:189), analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan. Menurut
Desmond
Wira
(2011:3),
analisis
fundamental
memperhitungkan berbagai factor seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industry, analisis ekonomi dan pasar makro-mikro. Dari sini dapat diketahui apakah perusahaan tersebut masih sehat atau tidak. Biasanya analisis fundamental digunakan untuk mengetahui valuasi saham,
18
berapa nominal rupiah saham itu layak dihargai. Pada prinsipnya analisis fundamental digunakan untuk mengetahui apakah suatu saham bersifat overvalued (‘mahal’) atau undervalued (‘murah’). Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai suatu saham.
II.4.1 Grafik Yang Digunakan Dalam Analisis Teknikal Menurut Steve Nison (2003) analisis teknikal memiliki tiga jenis grafik yang mendasar antara lain: •
Line charts Line charts adalah grafik dalam bentuk garis yang menhubungkan titik-titik harga penutupan (closing price) dalam suatu periode perdagangan tertentu.
Gambar 2.1 Line Charts 19
(Situs Yahoo Finance) •
Bar charts Bar charts pada prinsipnya sama dengan line chart, hanya bentuknya yang berbeda
dan
informasi
yang
didapatkan
lebih
lengkap. Bar Chart memperlihatkan harga pada saat pembukaan, harga tertinggi, terendah, dan saat penutupan. Garis di sebelah kiri menunjukkan harga saat pembukaan garis di sebelah kanan menunjukkan harga penutupan.
Gambar 2.2 Bar Charts (Situs Yahoo Finance) •
Candlestick Grafik ini dipakai oleh orang Jepang pada abad ke 18 untuk menentukan pergerakan harga beras pada saat itu. Hampir sama dengan bar charts, candlestick atau disebut juga candle charts merupakan grafik yang
20
menunjukkan harga tertinggi, harga terendah, harga pembukaan dan harga penutupan. Di samping itu candlestick secara mendalam mengungkapkan pola dorongan beli dan jual di balik perbentukan batang candle yang terjadi sehingga pengunanya dapat dengan mudah menganalisis perubahan tren yang terjadi.
Gambar 2.3 Candlestick (Situs Yahoo Finance)
II.4.2 Indikator Trend, Support Resistance dan Reversal Secara sederhana indikator dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu trendline indicator, oscillator dan momentum indicator. Trendline indicator memiliki kegunaan utama untuk mengetahui tren yang
sedang terjadi dengan rentang periode yang ada (meskipun demikian 21
trendline indicator dapat juga digunakan untuk mengetahui hal lainnya seperti support dan resistance point, dsb). •
Vibby (2010:132) menyatakan bahwa support adalah tingkat dukungan bawah harga pada harga pasar pada saat itu, dimana minat beli seharusnya dapat untuk menguasai tekanan penjualan dan mempertahankan harga tidak jatuh,
•
Sedangkan resistance adalah tekanan tahanan harga di atas harga pasar saat itu, dimana tekanan penjualan seharusnya cukup kuat untuk menguasai minat pembelian dan akan mempertahankan agar tidak naik tinggi dari level tersebut. Indikator Oscillator memiliki ciri yang khas yaitu memiliki rentang nilai
yang terbatas, biasanya 0-100. RSI, Stochastic oscillator merupakan contoh indikator jenis ini. Biasanya digunakan untuk menentukan overbought dan oversold point yang pada akhirnya akan memicu uptrend atau pun downtrend. Momentum indikator digunakan untuk mengetahui seberapa cepat akselarasi sebuah tren sehingga kita dapat mengetahui seberapa lama tren tersebut akan berlangsung.
II.5
Bollinger Bands Bollinger Bands digunakan untuk mengukur volatilitas dari pasar. Umumnya indikator ini memberikan informasi mengenai apakah pasar sedang sepi ataupun pasar sedang ramai. Ketika pasar sedang sepi Bollinger Bands akan 22
menyempit sedangkan jika pasar sedang ramai Bollinger Bands akan melebar. Diciptakan oleh John Bollinger pada awal 1980 an untuk
membantu
membandingkan volatilitas dan harga relatif dalam satu periode. Bollinger Bands sendiri sebenarnya terdiri atas tiga buah garis yang membentuk semacam sabuk pembatas terhadap pergerakan harga. Namun dalam penerapannya garis tengah Bollinger Bands seringkali tidak ditampilkan karena memang garis tengah tersebut hanyalah garis Moving Averages biasa. Apabila terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran, maka Bollinger Bands akan lebih melebar dibandingkan kondisi seimbang.
Gambar 2.4 Bollinger Bands (Situs Yahoo Finance) Sebagai volatility indicator, sebenarnya Bollinger Bands tidak dapat berdiri sendiri. Indikator ini biasanya digunakan hanya sebagai indikator awal untuk 23
mengukur harga relatif dan volatility (volatile = mudah berubah – volatility = tingkat kecepatan dalam berubah). Bollinger Bands bukanlah indikator aksi, jadi disarankan jika menggunakan indikator satu ini, gunakan juga indikator lain sebelum mengambil keputusan untuk jual atau beli.
II.5.1 Formulasi Matematis Menurut Dedhy dan Liliana (2007), Bollinger Bands memiliki tiga garis, yaitu: garis atas (upper band), garis tengah (middle band) dan garis bawah (lower band). Batas atas
= Moving Average + Standar Deviasi
Garis MA
= Moving Average
Batas bawah
= Moving Average – Standar Deviasi
1. Upper Band menandakan batas harga maksimal yang dapat dicapai oleh suatu saham dalam satu periode analisis. Jika upper band tertembus (break) maka ada indikasi kuat bahwa harga saham akan mengalami koreksi dan terjadi reversal negatif. 2. Lower Band menandakan batas harga terendah yang dapat dicapai oleh suatu saham. Jika lower band tertembus maka ada indikasi kuat bahwa harga saham akan mengalami koreksi positif dan terjadi reversal. 3. Middle Band merupakan simple moving average merupakan harga rata-rata closing price dalam satu periode analisis. Middle band dapat digunakan untuk menentukan tren yang sedang terjadi, yaitu bearish (turun) atau bullish (naik). 24
Untuk menghitung batas atas dan bawah, tinggal menambah atau mengurangi MA dengan standar deviasinya. Adapun perhitungan standar deviasinya adalah sebagai berikut:
Dimana: Xi
= Harga saham
Χ
= Harga saham rata-rata / MA
N
= Periode
25
Gambar 2.5 Contoh Perhitungan Bollinger Bands (Bollinger, 2001) Dalam perhitungan Bollinger bands terdapat faktor pengali sebesar 2 (dua). Faktor tersebut mencerminkan confidence level atau tingkat keyakinan atas rentang votatilitas yang diperoleh dari analisis. Dua (2) adalah angka default yang digunakan secara umum dalam perhitungan bollinger bands, namun angka tersebut dapat diubah untuk memperluas atau mempersempit votatilitas. II.5.2 Karakter Bollinger Bands Untuk pasar saham dan saham perseorangan, periode 20 adalah optimal untuk mengkalkulasi Bollinger Bands. (Bollinger, 2001) 26
Setiap indikator tentulah punya karakter masing-masing. Begitu juga dengan indikator satu ini. Satu hal yang unik yang dimilikinya adalah Bollinger Bands memampukan tiap-tiap orang menginterpretasikan indikator ini dengan caranya masing-masing. Bahkan John Bollinger sendiri, pencipta indikator ini mengatakan bahwa hal yang paling menarik dalam analisis menggunakan Bollinger
Bands
adalah
memperhatikan
bagaimana
setiap
orang
menggunakannya. Meski ada beberapa aturan baku dalam Bollinger Bands, tetapi bisa saja trader satu dengan trader lainnya memiliki cara yang berbeda dan penggunaan yang berbeda dalam memakai Bollinger Bands. Berikut adalah karakter umum yang berlaku pada Bollinger Bands: •
Bollinger Bands bertindak sebagai mini support dan resistance dimana mengakibatkan grafik dari harga saham akan cenderung mengalami pantulan di dalam sabuk Bollinger Bands
•
Bollinger Bands adalah indikator awal yang tidak dapat dipakai sebagai indikator aksi, namun jangan memakai indikator aksi lebih dari satu. Beberapa indikator aksi yang baik adalah RSI, Stochastic ataupun Momentum.
•
Pada umumnya harga akan bergerak dalam sabuk, namun demikian dapat juga harga bergerak diluar dari sabuk. Ini dapat berarti akan terjadi reversal atau malah sebaliknya penguatan tren yang sedang berlangsung. Untuk mengetahuinya kita dapat melihat indikator aksi yang kita pakai.
27
II.6
RSI (Relative Strength Index) Berdasarkan Dedhy dan Liliana (2007), RSI adalah salah satu indikator teknis yang paling populer dan sangat berguna untuk mengkonfirmasi pergerakan harga sekuritas. RSI diperkenalkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978. Tujuan RSI adalah untuk memecahkan masalah apabila terdapat pergerakan harga yang tidak menentu (fluktuatif), dalam arti pergerakan harga yang terlalu tajam. Dengan demikian dalam kondisi ini investor perlu menentukan adanya batas atas dan bawah yang konstan agar tidak terjadi pembelian saham dengan harga yang terlalu tinggi atau penjualan saham pada harga yang terlalu rendah.
Gambar 2.6 RSI (Situs Yahoo Finance)
Batas atas dan bawah ini di pasar biasa dinamakan dengan istilah overbought dan oversold dimana batas bawah pada umumnya berada pada rasio
28
30 sedangkan batas atas pada rasio 70. Overbought adalah tren harga yang menunjukkan bahwa suatu sekuritas memiliki kencenderungan akan
turun,
karena secara jangka pendek sudah terlalu banyak pihak (investor) membeli saham tersebut. Adapun kebalikannya, yaitu oversold, adalah adanya tren harga yang menunjukkan kecenderungan investor untuk membeli suatu saham karena sudah terlalu banyak pihak yang menjualnya.
II.6.1 Perhitungan Matematis Pembentukan indikator RSI didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu: •
Tren didasarkan atas posisi harga close dimana jika → Harga close periode ke t > Harga close t periode ke t-1 (Up Trend). → Harga close periode ke t < Harga close t periode ke t-1 (Down Trend). → Harga close periode ke t = Harga close t periode ke t-1 (No Trend).
•
Kekuatan sebuah tren dilihat dari jumlah gain atau losses yang dibentuk antara close periode ke t dengan close periode ke t-1 dalam periode pengamatan. → Gain: Harga close periode ke t – Harga close periode ke t-1 > 0. → Loss: Harga close periode ke t-1 – Harga close periode ke t > 0.
•
Perimbangan antara kekuatan tren naik dan tren turun digambarkan dalam Relative Strength (RS) yang merupakan perbandingan antara total gain dan total loss dalam periode pengamatan. → Tren naik akan memiliki RS > 1. → Tren turun akan memiliki RS < 1. 29
→ Tren horizontal akan memiliki RS = 1. Mengenai periode perhitungan yang digunakan, Wilder dalam bukunya menganjurkan untuk mengunakan periode perhitungan sebanyak 14 periode. Periode lain yang biasa digunakan bervariasi antara 9-25. Formulasi dari RSI adalah sebagai berikut: RSI periode pertama:
(Dengan Formulasi ini RSI akan berkisar dari 0-100) Relative Strength (RS):
RSI untuk periode selanjutnya:
RSs (Relative Strength Smooth), RS untuk periode selanjutnya:
Dimana: Total Gain
: Total kenaikan dalam periode
Total Loss
: Total penurunan dalam periode
Harga
: Harga yang digunakan dalam RSI adalah harga Close
N
: Panjang periode pengamatan 30
Total Gain/n : Rata-rata gain/Average Gain/AG Total Loss/n
: Rata-rata loss/Average Loss/AL
PAG
: Rata-rata gain periode sebelumnya
PAL
: Rata-rata loss periode sebelumnya
CG
: Current Gain
CL
: Current Loss
II.6.2 Aplikasi RSI RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini: •
Kondisi overbought / oversold Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan RSI sangatlah sederhana. Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum yang berlaku adalah kondisi overbought diperoleh bila RSI memotong garis 70 dan oversold bila RSI memotong garis 30.
•
Divergence positif / negatif Jika indikator RSI bergerak naik sementara harga sedang menurun, hampir dapat dipastikan bahwa harga akan bergerak mengikuti pergerakan indikator RSI yaitu kembali naik. Demikian juga sebaliknya bila RSI sedang menurun dan harga sedang naik, maka beberapa saat kemudian harga akan bergerak turun mengikuti arah pergerakan RSI.
•
Momentum pergerakan harga RSI juga dapat digunakan untuk mengukur kekuatan momentum kenaikan/penurunan harga. Cara membaca kekuatan momentum suatu harga 31
yakni bila garis RSI menembus garis tengah (garis 50) dari bawah maka sedang terjadi trend kenaikan. Besarnya momentum sebanding dengan besar nilai RSI yang terjadi. Demikian juga berlaku sebaliknya.
II.7
Kombinasi Bollinger Bands dan RSI Jika Bollinger Bands kita gabungkan dengan RSI, demikian hasilnya: •
Bila harga berada diluar garis atas atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea overbought dan sedang meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle ke depan.
•
Bila harga berada diluar garis bawah atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan tren yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea oversold dan sedang meninggalkan area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan tren dalam beberapa candle ke depan.
II.8
Candlesticks Candlestick pertama kali ditemukan oleh orang Jepang dan digunakan dalam perdagangan beras di awal abad ke-16. Kemudian di tahun 1700-an dikembangkan oleh seorang pengusaha beras bernama Munehisa Homma. Homma menyadari bahwa hukum supply and demand sangat mempengaruhi pergerakan harga di pasar, sehingga dia secara khusus mendalami psikologi dari
32
pada pedagang (traders) beras di era tersebut, dan menformulasikannya menjadi beberapa prinsip kunci pola dalam candlestick yang digunakan sampai saat ini. Ilmu ini lama tertutup selama ratusan tahun di Jepang. Baru pada tahun 1990-an, candlestick untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada dunia Barat oleh seorang pelopor bernama Steve Nison. Nama formasi candlestick dalam bahasa Jepang tersebut diterjemahkan oleh Steve Nison menjadi istilah dalam bahasa Inggris, yang kemudian dijadikan standar internasional hingga saat ini. II.8.1 Bentuk Dasar Candlestick Candlestick dapat memberikan sinyal yang terpancar dari formasi yang terbentuk di dalamnya. Formasi itu dikatagorikan menjadi pola 1 candle sampai 5 candle. Masing-masing bisa memberikan sinyal jual ataupun sinyal beli, yang disebut dengan reversal candle patterns. Di samping itu, dalam pola candlestick juga dikenal pola kelanjutan (continuation candle patterns). Pada sebuah tercermin 4 komponen harga yaitu: nilai harga pembukaan (opening price), nilai harga tertinggi (highest price), nilai harga terendah (lowest price), dan nilai harga penutupan (closing price) dari sebuah saham dalam sebuah periode yang hendak ditampilkan dalam candlestick tersebut.
Gamabar 2.7 Bentuk dasar Candle 33
Bagian yang kosong atau yang berwarna tersebut disebut dengan tubuh dari candle. Garis tipis pada atas atau bawah dari tubuh candle mewakili nilai harga tertinggi atau terendah yang disebut dengan ekor atau shadows. Nilai harga tertinggi yang terjadi pada suatu jenis saham yang terbentuk pada candlestick di sesi perdagangan yang terjadi di bursa diwakili oleh ekor atas. Sementara nilai harga terendah yang terjadi pada suatu jenis saham diwakili oleh ekor bawah. Candlestick berwarna putih berarti harga saham ditutup lebih tinggi dari harga pembukaan yang menunjukkan besarnya keinginan membeli (bullish), sementara candlestick berwarna hitam berarti harga saham ditutup lebih rendah dari nilai harga pembukaan, yang berarti menunjukkan besarnya keinginan untuk menjual (bearish). II.8.2 Formasi Umum Grafik Candlestick a) Long Candle dan Short Candle Panjang pendeknya tubuh candlestick yang terbentuk mencerminkan seberapa kuat dominasi bull maupun bear pada sesi perdagangan. Tubuh candle putih yang panjang berarti demand yang jauh lebih besar dibandingkan dengan supply, atau menandakan dorongan beli sangat kuat. Sebaliknya tubuh candlestick hitam yang panjang berarti supply jauh lebih besar dibandingkan demand, menandakan tekanan jual yang sangat besar.
34
Gambaar 2.8 Long Candle C & Shhort Candle b) Doji D Star Doji D merupaakan salah satu s candlesstick yang penting p untuuk menunjuukkan in nformasi daan bentuk dari d doji itu sendiri merrupakan baggian pentingg dari grafik. g Benttuk dari dojji menunjukkkan bahwaa nilai dari pembukaann dan penutupan p seepanjang sessi adalah sam ma.
Gambaar 2.9 Doji Star S
35
II.8.3 Pola Candlestick (Reversal Candle Patterns) II.8.3.1 Pola Bullish Reversal a) Southern Doji Keterangan: format 1 candle, diawali downtrend, open price dan close price hampir sama, candle tampak seperti tidak memiliki body.
Gambar 2.10 Southern Doji b) Southern Long-legged Doji Keterangan: format 1 candle, diawali downtrend, open price dan close price hampir sama, candle tampak seperti tidak memiliki body, perbedaan dengan southern doji terletak pada panjang shadow, memiliki upper shadow maupun lower shadow yang lebih panjang.
Gambar 2.11 Southern Long-legged Doji c) Dragonfly Keterangan: format 1 candle, diawali downtrend, candle memiliki lower shadow yang panjang, open price, close price dan high price hampir sama, sehingga candle tampak seperti tidak memiliki body. 36
Gambar 2.12 Dragonfly d) Hammer Keterangan: format 1 candle, diawali downtrend, candle memiliki lower shadow yang panjang, open price dan close price berjauhan.
Gambar 2.13 Hammer e) Inverted Hammer Keterangan: format 1 candle, diawali downtrend, candle memiliki upper shadow yang panjang, open price dan close price berdekatan sehingga candle tampak memiliki body yang kecil, candle boleh berwarna hitam ataupun putih.
Gambar 2.14 Inverted Hammer
37
f) Bullish Harami Keterangan: format 2 candle, diawali downtrend, candle pertama berwarna hitam, candle kedua berwarna putih, body candle kedua berada di dalam body candle pertama.
Gambar 2.15 Bullish Harami g) Bullish Harami Cross Keterangan: format 2 candle, diawali downtrend, candle pertama berwarna hitam, candle kedua berbentuk doji, doji tersebut berada di dalam body candle pertama.
Gambar 2.16 Bullish Harami Cross
h) Bullish Engulfing Keterangan: format 2 candle, diawali downtrend, candle pertama berwarna hitam, candle kedua berwarna putih, body candle pertama berada di dalam body candle kedua. 38
Gambar 2.17 Bullish Engulfing
i) Tweezer Bottom Keterangan: format 2 candle, diawali downtrend, candle pertama berwarna hitam, candle kedua berwarna putih, yang diperhatikan pada pola ini adalah low candle pertama dan low candle kedua yang sama.
Gambar 2.18 Tweezer Bottom j) Piercing Line Keterangan: format 2 candle, diawali downtrend, candle pertama berwarna hitam, candle kedua berwarna putih, open candle kedua berada di bawah close candle pertama, kemudian close candle kedua melewati (di atas) pertengahan body candle pertama.
Gambar 2.19 Piercing Line 39
k) Morning Star Keterangan: formasi terbentuk dari 3 candle, diawali downtrend, candle pertama berwarna hitam, candle kedua memiliki body yang kecil atau berupa doji star dan gap down dari candle pertama boleh berwarna hitam ataupun putih, candle ketiga harus ditutup menguat atau berwarna putih.
Gambar 2.20 Morning Star l) Three White Soldiers Keterangan: formasi 3 candle, diawali downtrend, candle pertama, kedua dan ketiga semuanya berwarna putih dan umumnya memiliki body yang panjang, open candle kedua dan ketiga berada di bawah close candle sebelumnya, namun close candle kedua dan ketiga ditutup di atas candle sebelumnya.
Gambar 2.21 Three White Soldier II.8.3.2 Pola Bearish Reversal a) Northern Doji Keterangan: format 1 candle, diawali uptrend, open price dan close price hampir sama, candle tampak seperti tidak memiliki body. 40
Gambar 2.22 Northern Doji b) Northern Long-legged Doji Keterangan: format 1 candle, diawali uptrend, open price dan close price hampir sama, candle tampak seperti tidak memiliki body, perbedaan dengan northern doji hanya terletak pada panjang shadow, memiliki upper shadow maupun lower shadow yang lebih panjang.
Gambar 2.23 Northern Long-legged Doji c) Gravestone Keterangan: format 1 candle, diawali uptrend, candle memiliki upper shadow yang panajng, open price, close price dan low price hampir sama, candle tampak seperti tidak memiliki body.
Gambar 2.24 Gravestone
41
d) Shooting Star Keterangan: format 1 candle, diawali uptrend, candle memiliki upper shadow yang panjang, open price dan close price berdekatan sehingga candle tampak memiliki body yang kecil, candle boleh berwarna hitam maupun putih.
Gambar 2.25 Shooting Star e) Hanging Man Keterangan: format 1 candle, diawali uptrend, candle memiliki lower shadow yang panjang, open price dan close price berdekatan sehingga candle tampak memiliki body yang kecil, candle berwarna hitam ataupun putih.
Gambar 2.26 Hanging Man f) Bearish Harami Keterangan: format 2 candle, diawali uptrend, candle pertama berwarna putih, candle kedua berwarna hitam, body candle kedua berada di dalam body candle pertama.
42
Gambar 2.27 Bearish Harami g) Bearish Harami Cross Keterangan: format 2 candle, diawali uptrend, candle pertama berwarna putih, candle kedua berbentuk doji, doji tersebut berada di dalam body candle pertama.
Gambar 2.28 Bearish Harami Cross h) Bearish Engulfing Keterangan: format 2 candle, diawali uptrend, candle pertama berwarna putih, candle kedua berwarna hitam, body candle pertama berada di dalam body candle kedua.
Gambar 2.29 Bearish Engulfing
43
i) Tweezer Top Keterangan: format 2 candle, diawali uptrend, candle pertama berwarna putih, candle kedua berwarna hitam, yang diperhatikan pada pola ini adalah high candle pertama dan high candle kedua yang sama.
Gambar 2.30 Tweezer Top j) Evening Star Keterangan: format 3 candle, diawali uptrend, candle pertama berwarna putih, candle kedua memiliki body yang kecil atau berupa doji star, gap up dari candle pertama, boleh berwarna putih ataupun hitam, candle ketiga harus melemah atau berwarna hitam.
Gambar 2.31 Evening Star k) Three Black Crows Keterangan: format 3 candle, diawali uptrend, candle pertama, kedua dan ketiga semuanya berwarna hitam dan memiliki body yang panjang, open
44
candle kedua dan ketiga berada di atas close candle sebelumnya, namun close candle kedua dan ketiga ditutup di bawah close candle sebelumnya.
Gambar 2.32 Three Black Crows
45