BAB II LANDASAN TEORI
II.1.
Sistem Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang juga saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapau tujuan. Sebagai contoh, sistem administrasi universitas terdiri dari subsub sistem administrasi fakultas dan sub-sistem fakultas terdiri dari sub-sub sistem administrasi jurusan. Tujuan dasar suatu sistem tergantung pada jenis sistem itu sendiri. Sebagai contoh, sistem peredaran darah manusia merupakan sistem biologi yang memiliki tujuan untuk mengedarkan darah yang mengandung oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh. Sedangkan sistem buatan manusia seperti sistem yang terdapat di sekolah, organisasi bisnis, atau instansi pemerintah juga mempunyai tujuan yang berbeda. Organisasi bisnis biasanya memiliki tujuan yang lebih jelas, seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, yaitu mendapatkan laba. Sistem informasi yang kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan data, merupakan sistem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponen, baik manual ataupun berbasis komputer yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan sebagai pemakai informasi tersebut (Anastasia Diana ; 2011 : 3).
13
14
II.2.
Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukanmerupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantupengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telahdiolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalahdengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikanpengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan (Saripudin ; 2012 : 2).
II.2.1. Tahap-Tahap Keputusan Tahap – tahap yang harus dilaluidalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace ) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematikaserta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalamrangka mengidentifikasikan masalah. 2. Tahap Perancangan ( Design Phace ) Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusiyang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yangdisederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahuikeakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
15
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace ) Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yangdimunculkan
pada
tahap
perencanaan
agar
ditentukan
/
dengan
memperhatikan kriteria –kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai. 4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace ) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahapperancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahappemilihan (Saripudin ; 2012 : 1).
II.2.2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan disusun dari beberapa subsistem yaitu : 1.
Subsistem manajemen data Basis data yang relevan dan dikelola menggunakan software yang disebut database management system (DBMS)
2.
Subsistem manajemen model Adalah paket software yang berisi model-model yang disebut dengan modelbase management system (MBMS)
3.
Subsistem manajemen pengetahuan Subsistem yang memberikan intelegensi dan mendukung subsistem yang lain.
4.
Subsistem antarmuka pengguna Pengguna berkomunikasi dan memerintah SPK melalui system ini.
5. Pengguna Orang yang berhadapan dengan pengambil keputusan (Sri Hartati ; 2011 : 37).
16
II.3.
Metode Weighting Product
Menurut Lusiana Dwi Jayanti dalam Jurnalnya yang berjudul Implementasi Metode Weighted Product Pada SistemPendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada BPRBKK KARANGANYAR Kab. Pekalongan (2013 : 3) menyatakan bahwa
metode
WPmenggunakan
perkalian
untukmenghubungkan
rating
atribut,dimana rating setiap atributharus dipangkatkan dulu denganbobot yang bersangkutan.Proses ini sama halnya denganproses normalisasi. Preferensi untuk alternatif Ai diberikan sebagai berikut :
Keterangan : S
= Preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor S
Xij
= Nilai variabel dari alternatif pada setiap atribut
wj
= Nilai bobot kriteria
n
= Banyaknya kriteria
i
= Nilai alternatif
j
= Nilai kriteria
II.3.1. Penggunaan Metode Weighting Product Langkah – langkah menggunakan metode ini adalah : 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
17
3. Menentukan bobot preferensi tiap kriteria. 4. Mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif untuk atribut keuntungan dan bobot berpangkat negatif untuk atribut biaya. 5. Hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan nilai V untuk setiap alternatif. 6. Mencari nilai alternatif dengan melakukan langkah yang sama seperti pada langkah satu, hanya saja menggunakan nilai tertinggi untuk setiap atribut tertinggi untuk setiap atribut manfaat dan nilai terrendah untuk atribut biaya. 7. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai standar (V(A*)) yang menghasilkan R. 8. Mencari nilai alternatif ideal (Lusiana Dwi Jayanti ; 2012 : 3).
II.3.2. Studi Kasus Metode Weighting Product Berdasarkan kriteria-kriteria untuk menentukanhasil proses penilaian dengan metode WeightedProduct (WP) maka yang harus dilakukan adalahsebagai berikut : 1. Tentukan bobot awal dari setiap kriteria. Adapun bobot awal dari setiap kriteria adalah w = (4, 5, 4, 3, 4, 2, 3, 4, 5, 4,).
2. Perbaiki bobot dengan cara
sehingga
adapun cara penyelesaiannya sebagai berikut :
18
3. Menghitung nilai / skor untuk alternatif Ai dengan cara berikut ini :
Adapun cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut : S1 = (840,10)(910,13)(600,10)(700,07)(860,10)(580,05)(600,07)(750,10)(920,13)(800,10) = 56,85 S2 = (880,10)(800,13)(700,10)(550,07)(840,10)(550,05)(700,07)(730,10)(910,13)(700,10) = 56,42 S3 = (850,10)(960,13)(600,10)(600,07)(880,10)(370,05)(650,07)(800,10)(730,13)(780,10) = 57,45 S4 = (700,10)(980,13)(840,10)(840,07)(700,10)(400,05)(660,07)(860,10)(600,13)(840,10) = 56,98 S5 = (650,10)(970,13)(870,10)(870,07)(800,10)(470,05)(680,07)(700,10)(660,13)(890,10) = 57,31 S6 = (720,10)(840,13)(800,10)(800,07)(830,10)(500,05)(700,07)(850,10)(980,13)(740,10) = 58,93 S7 = (820,10)(880,13)(850,10)(850,07)(810,10)(560,05)(700,07)(700,10)(970,13)(700,10) = 60,72
19
II.4.
Pengertian Visual Basic Visual basic dibuat oleh Microsoft, merupakan salah satu bahasa
pemrograman beriorientasi objek yang mudah dipelajari. Selain menawarkan kemudahan, Visual Basic juga cukup andal untuk digunakan dalam pembuatan berbagai aplikasi, terutama aplikasi database. Visual basic merupakan bahasa pemrograman event drive, di mana program aplikasi yang dapat berupa kejadian atau event, misalnya ketika user mengklik tombol atau menekan enter. Jika kita membuat aplikasi dengan Visual Basic maka kita akan mendapatkan file yang menyusun aplikasi tersebut, yaitu : 1. File Project (*.vbp) File ini merupakan kumpulan dari aplikasi yang kita buat. File project bisa berupa file *.frm, *.dsr atau file lainnya. 2. File Form (*.frm) File ini merupakan file yang berfungsi untuk menyimpan informasi tentang bentuk form maupun interface yang kita buat (Edy Winarno ; 2010 : 83).
II.5.
Database Database
adalah
suatu
kumpulan
data
yang
terintegrasi
yang
diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai didalam suatu organisasi. semua pengaksesan kedatabase ditangani oleh suatu piranti lunak yang disebut database management system. Database merupakan himpunan kelompok kata yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar
20
tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan informasi. Secara fisik suatu database terdiri atas entity-entity yang biasanya disebut table. Tiap-tiap table tersebut mempunyai atribut-atribut yang disebut field. Dan isi dari table tersebut disebut tuple atau record yang merupakan tumpukan baris yang mempunyai minimal satu atribut dari table tersebut. Database rasional adalah salah satu database yang sering digunakan dan tersedia untuk aplikasi komputer yang penting. Database relasional menyediakan sebuah kemampuan yang sangat kuat dan fleksibel untuk menyimpan data dari berbagai jenis (Luther ; 2011 : 132).
II.6.
Pengertian SQL Server 2008 SQL Server 2008 adalah sebuahterobosan baru dari Microsoft dalam
bidangdatabase. SQL Server adalah DBMS(Database Management System) yang dibuatoleh Microsoft untuk ikut berkecimpungdalam persaingan dunia pengolahan datamenyusul pendahulunya seperti IBM danOracle. SQl Server 2008 dibuat pada saatkemajuan dalam bidang hardware sedemikianpesat. Oleh karena itu sudah dapat dipastikanbahwa SQL Server 2008 membawa beberapa terobosan dalam bidang pengolahan danpenyimpanan data. Microsoft merilis SQL Server 2008dalam beberapa versi
yang
disesuaikandengan segment-segment pasar yang dituju.Versi-versi tersebut adalah sebagai berikut.Menurut cara pemrosesan data pada prosesormaka Microsoft mengelompokkan produk iniberdasarkan 2 jenis yaitu :
21
a. Versi 32-bit(x86), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan single prosesor (Pentium 4) atau lebih tepatnya prosesor 32 bit dan sistem operasi Windows XP. b. Versi 64-bit(x64), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan lebih dari satu prosesor (Misalnya Core 2 Duo) dan system operasi 64 bit seperti Windows XP 64, Vista, dan Windows 7. Sedangkan secara keseluruhan terdapat versiversiseperti berikut ini: a. Versi Compact, ini adalah versi “Tipis” dari semua versi yang ada. Versi ini seperti versi desktop pada SQL Server 2000. Versi ini juga digunakan pada handled drvice seperti Pocket PC, PDA, SmartPhone, Tablet PC. b. Versi Express, ini adalah versi “Ringan” dari semua versi yang ada(tetapi versi ini berbeda dengan versi compact) dan paling cocok untuk latihan para pengembang aplikasi. Versi ini memuat Express Manager standar, integrasi dengan CLR dan XML (Wenny Widya ; 2012 : 3)
II.7.
Teknik Normalisasi Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai
pemandu dalam merancang basisdata relasional. Pada dasarnya, normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel rasional.
22
Teori normalisasi didasarkan pada konsep bentuk normal. Sebuah tabel relasional dikatakan berada pada bentuk normal tertentu jika tabel memenuhi himpunan batasan tertentu. Ada lima bentuk normal yang tekah ditemukan. 1. Bentuk normal tahap pertama (1” Normal Form) Contoh yang kita gunakan di sini adalah sebuah perusahaan yang mendapatkan barang dari sejumlah pemasok. Masing-masing pemasok berada pada satu kota. Sebuah kota dapat mempunyai lebih dari satu pemasok dan masing-masing kota mempunyai kode status tersendiri.
Gambar II.1. Normalisasi 1NF Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76 2. Bentuk normal tahap kedua (2nd normal form) Definisi bentuk normal kedua menyatakan bahwa tabel dengan kunci utama gabungan hanya dapat berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF. Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada bentuk normal
23
kedua jika dia berada pada 1NF dan setiap kolom bukan kunci yang sepenuhnya tergantung pada seluruh kolom yang membentuk kunci utama.
Gambar II.2. Normalisasi 2NF Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76 3. Bentuk normal tahap ketiga (3rd normal form) Bentuk normal ketiga mengharuskan semua kolom pada tabel relasional tergantung hanya pada kunci utama. Secara definisi, sebuah tabel berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya.
24
Gambar II.3. Normalisasi 3NF Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76 4. Boyce Code Normal Form (BCNF) Setelah 3NF, semua masalah normalisasi hanya melibatkan tabel yang mempunyai tiga kolom atau lebih dan semua kolom adalah kunci. Banyak praktisi berpendapat bahwa menempatkan entitas pada 3NF sudah cukup karena sangat jarang entitas yang berada pada 3NF bukan merupakan 4NF dan 5NF.
Gambar II.4. Normalisasi BCNF Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76
25
5. Bentuk Normal Tahap Keempat dan Kelima Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal keempat (4NF) jika dia dalam BCNF dan semua ketergantungan multivalue merupakan ketergantungan fungsional.
Bentuk
normal
keempat
(4NF)
didasarkan
pada
konsep
ketergantungan multivalue (MVD). Sebuah tabel berada pada bentuk normal kelima (5NF) jika ia tidak dapat mempunyai dekomposisi lossless menjadi sejumlah tabel lebih kecil. Empat bentuk normal pertama berdasarkan pada konsep ketergantungan fungsional, sedangkan bentuk normal kelima berdasarkan pada konsep ketergantungan gabungan (join dependence) (Janner Simarmata ; 2010 : 76).
Gambar II.5. Normalisasi 4NF Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76
II.8.
UML (Unified Modeling Language) Menurut Windu Gata (2013 : 4) Hasil pemodelan pada OOAD
terdokumentasikan dalam bentuk Unified Modeling Language (UML). UML adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML
26
saat ini sangat banyak dipergunakan dalam dunia industri yang merupakan standar bahasa pemodelan umum dalam industri perangkat lunak dan pengembangan sistem. Alat bantu yang digunakan dalam perancangan berorientasi objek berbasiskan UML adalah sebagai berikut : 1. Use case Diagram Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram, yaitu : Tabel II.1. Simbol Use Case Gambar
Keterangan Use case menggambarkan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang bertukan pesan antar unit dengan aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal nama use case. Aktor adalah abstraction dari orang atau sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Untuk mengidentifikasikan aktor, harus ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas yang berkaitan dengan peran pada konteks target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki control terhadap use case.
27
Asosiasi antara aktor dan use case, digambarkan dengan garis tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukannya mengidikasikan aliran data. Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah terbuka untuk mengidinkasikan bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem. Include, merupakan di dalam use case lain (required) atau pemanggilan use case oleh use case lain, contohnya adalah pemanggilan sebuah fungsi program. Extend, merupakan perluasan dari use case lain jika kondisi atau syarat terpenuhi. (Sumber : Windu Gata ; 2013 : 4)
2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram) Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram, yaitu : Tabel II.2. Simbol Activity Diagram Gambar
Keterangan Start point, diletakkan pada pojok kiri atas dan merupakan awal aktifitas. End point, akhir aktifitas.
Activites, menggambarkan suatu proses/kegiatan bisnis. Fork (Percabangan), digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara parallel atau untuk menggabungkan dua kegiatan pararel menjadi satu.
28
Join (penggabungan) atau rake, digunakan untuk menunjukkan adanya dekomposisi.
Decision Points, menggambarkan pilihan untuk pengambilan keputusan, true, false.
New Swimline
Swimlane, pembagian activity diagram untuk menunjukkan siapa melakukan apa.
(Sumber : Windu Gata ; 2013 : 6)
3. Diagram Urutan (Sequence Diagram) Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima antar objek. Simbol-simbol yang digunakan dalam sequence diagram, yaitu : Tabel II.3. Simbol Sequence Diagram Gambar
Keterangan EntityClass, merupakan bagian dari sistem yang berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang membentuk gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data. Boundary Class, berisi kumpulan kelas yang menjadi interface atau interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem, seperti tampilan formentry dan form cetak. Control class, suatu objek yang berisi logika aplikasi yang tidak memiliki tanggung jawab kepada entitas, contohnya adalah kalkulasi dan aturan bisnis yang melibatkan berbagai objek.
29
Message, simbol mengirim pesan antar class.
Recursive, menggambarkan pengiriman pesan yang dikirim untuk dirinya sendiri.
Activation, activation mewakili sebuah eksekusi operasi dari objek, panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi aktivitas sebuah operasi.
Lifeline, garis titik-titik yang terhubung dengan objek, sepanjang lifeline terdapat activation.
(Sumber : Windu Gata ; 2013 : 7)
4. Class Diagram (Diagram Kelas) Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggng jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Class diagram juga menunjukkan atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan. Class diagram secara khas meliputi: Kelas (Class), Relasi, Associations, Generalization dan Aggregation, Atribut (Attributes), Operasi (Operations/Method), Visibility, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atau atribut.
30
Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan multiplicity atau kardinaliti.
Tabel II.4. Multiplicity Class Diagram Multiplicity 1 0..* 1..* 0..1 n..n
Penjelasan Satu dan hanya satu Boleh tidak ada atau 1 atau lebih 1 atau lebih Boleh tidak ada, maksimal 1 Batasan antara. Contoh 2..4 mempunyai arti minimal 2 maksimum 4 (Sumber : Windu Gata ; 2013 : 9)