BAB II : LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Banyak yang kita bisa definisikan dari manajemen, banyak pula para ahli
yang mendefinisikan secara berbeda namun pada intinya manajemen adalah sebuah cara atau seni dalam mengelola sebuah organisasi. Bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses, kedua,
manajemen
sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda
definisi yang
diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, kita kemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sciense dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan nama pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.Selanjutnya, Haimanmengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha – usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. George R. Terry Menjelaskan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
repository.unisba.ac.id
15
BAB II : LANDASAN TEORI
Bila kita perhatikan ketiga definisi diatas, maka akan segera tampak bahwa ada tiga pokok penting dalam definisi-definisi tersebut yaitu pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua, tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orangorang lain; dan ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Apakah yang dimaksud dengan aktivitas manajemen itu? Dengan aktivitas manajemen dimaksudkan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer Pada umumnya kegiatan-kegiatan manajer dan aktivitas manajer itu adalah planning, organizing, staffing, directing, dan controlling. Ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya unsur-unsur manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen itu adalah seni atau suatu ilmu. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenaran. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil dan manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi
repository.unisba.ac.id
16
BAB II : LANDASAN TEORI
menerangkan fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaankeadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Unsur keilmuan merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu, seperti yang dinyatakan oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum, dan dipertahankan oleh berbagai tingkat ujian-ujian dan penyelidikan-penyelidikan. Unsur seni ialah pemakaian pengetahuan tersebut pada satu situasi tertentu. Dengan pengalaman-pengalaman pemakaian yang demikian menjadi pembawaan, kira-kira suatu panca indera keenam, keahlian yang bersifat intuisi. Dalam kehidupan nyata sehari-hari, manajemen benar-benar melakukan kedua fungsi tersebut, yaitu selain fungsi ilmu juga sebagai seni. Memperlihatkan pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu dapat diberi definisi sebagai “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan” Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Istilah manajemen mengandung tiga pengertian 1. Manajemen sebagai suatu proses
repository.unisba.ac.id
17
BAB II : LANDASAN TEORI
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, 3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science) Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi: a. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. b. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. c. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Menurut G.R. Terr ymanajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
repository.unisba.ac.id
18
BAB II : LANDASAN TEORI
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Dari berbagai batasan/definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadapusaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pengertian manajemen tersebut terdapat unsur tujuan, kegiatan, dan manusia. Ketiga hal ini seringdisebut unsur-unsur manajemen.Ketiga unsur tersebut merupakan unsur pokok organisasi.Unsur-unsur tadi diupayakan agar sinkron dan harmonis sehingga tujuan organisasi tercapai secara optimal, kegiatan organisasinya efektif, dan penggunaan manusianya efisien. Manajemen
memiliki
manfaat
dalam
pengembangan
berbagai
organisasi/instansi, baik swasta maupun pemerintah. Menurut T. Hani Handoko (2000 : 24) ada tiga alasan utama mengapa manajemen dibutuhkan. a. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik oleh pribadi maupunperusahaan. b. Manajemen membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
repository.unisba.ac.id
19
BAB II : LANDASAN TEORI
c. Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta menjaga keseimbangan dari berbagai tujuan 2.1.1 Manajemen sebagai Ilmu dan Seni Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen yang mengutip pernyataan Luther Gullick,mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuanyang secara sistematis untuk memahami mengapa danbagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Dalam setiap ilmu manajemen terdapat metode ilmiah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen.Metode ilmiah tersebut pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut. a.
Mengetahui adanya masalah.
b.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
c.
Mengumpulkan data.
d.
Mengolah data guna menyusun alternatif penyelesaian.
e.
Mengambil keputusan dengan memilih salah satualternatif penyelesaian.
f.
Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut. Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni, dimana manajemen berfungsi
untuk mencapai tujuan yang nyata,mendatangkan hasil atau manfaat.Seni manajemen meliputi kemampuan memandang bagian-bagian yang harus ada dalam organisasi sebagai suatu totalitas sistem dan menjadi suatu kesatuan gambaran tentang visi.
repository.unisba.ac.id
20
BAB II : LANDASAN TEORI
Seni manajemen mencakuppula kemampuan menyampaikan visi tersebut kepada komponen manajemen.Dalam merencanakan, mengorganisir,menggerakkan, dan mengendalikan seluruh aspek manajemen dilakukan dengan seni, dan tidak kaku. 2.1.2 Tingkat-Tingkat Manajemen Tingkatan manajemen dalam organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen, yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemenlini pertama. a. Manajemen Puncak (Top Level Management) Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi, yang bertanggung jawabterhadap keseluruhan aktivitas organisasi. Sebutan orang yang memegang posisi dalam manajemen puncak adalah: direktur,presiden direktur, dewan direksi, dan sebagainya. b. Manajemen Menengah (Middle Management) Manajemen menengah bertugas mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yanglebih tinggi dan melaporkannya kepada top manajer. Sebutan orang yang memegang posisi dalam manajemen menengahadalah: kepala departemen, kepala pengawas, dan sebagainya.
c. Manajemen Lini Pertama (First Level/First LineManagement)
repository.unisba.ac.id
21
BAB II : LANDASAN TEORI
Manajemen lini pertama merupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.Manajemen lini pertamaini dikenal dengan istilah operasional (supervisor, kepala seksi,dan mandor). 2.2 Prinsip dan Fungsi Manajemen 2.2.1 Prinsip Manajemen Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen,yaitu sebagai berikut. 1. Pembagian Kerja (Division of Work) Pembagian kerja (spesialisasi) ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan
kerja
seseorang
dalam
suatu
organisasi/instansi/perusahaan. Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahliannya, dan didasarkan pada prinsip the right man in the right place, bukan atas dasar like and dislike. 2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority andResponsibility) Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan ke bawahan.Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban kepada pihak yang memberikan perintah. 3. Disiplin (Discipline) Disiplin mencakup rasa hormat dan taat pada peranandan tujuan organisasi.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
repository.unisba.ac.id
22
BAB II : LANDASAN TEORI
Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu atasan. 5. Kesatuan Arah (Unity of Direction) Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,karyawan harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana. 6. Meletakkan
Kepentingan
Organisasi
daripada
Kepentingan
Sendiri
(Subordinatie of IndividualInterest to General Interest) 7. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration) Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan maupun pemilik. 8. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization) Dalam pengambilan keputusan, harus ada keseimbanganyang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi. 9. Hierarki/Hierarchi Garis perintah dan wewenang harus jelas. Sehingga setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggungjawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah. 10. Keteraturan (Order) Bahan-bahan dan orang-orang harus ada pada tempat danwaktu yang tepat.
11. Keadilan dan Kejujuran (Equity)
repository.unisba.ac.id
23
BAB II : LANDASAN TEORI
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini,harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi. 12. Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tennur) Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi suatu organisasi maupun perusahaan. 13. Inisiatif (Initiative) Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi. 14. Semangat Korps (Esprit de Corps) Setiap karyawan harus memiliki semangat kesatuan (espritde corps) yakni rasa senasib dan sepenanggungan, karyawan memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki terhadap perusahaan..
2.3 Definisi Manajemen Operasional Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal pada masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahanbahan mentah, atau produk apa saja yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang biasa dijualbelikan.
repository.unisba.ac.id
24
BAB II : LANDASAN TEORI
Sesuai dengan definisinya sendiri, manajeman yang berasal dari kata manage yang berarti mengatur penggunaan. Jika disandingkan dengan kata operasional, artinya dalah pengaturan pada masalah produksi atau operasional baik dalam bidang barang atau jasa. Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab dalam sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan keputusan
mengenai
kebutuhan-kebutuhan
operasional.
Kedua,
manajamen
operasional mesti juga memperhatikan mengenai sistemnya. Terutama sistem transformasi. Sistem ini termasuk juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat rancangan serta analisis dalam operasi nanti. Yang ketiga atau terakhir mengenai hak pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen operasional. Sebagaimana dikehatui bahwa keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah dijalankan. Oleh karena itu, manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin operasional. Struktur Manajemen Operasional Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan
repository.unisba.ac.id
25
BAB II : LANDASAN TEORI
sebagaimana fungsi dari masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem manajemen operasional adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi tiang atau pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang manajer adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan tugasnya, misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf, pengorganisasian, serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan manajemen operasional secara keseluruhan. Sepenuhnya, manajer itu mesti berorientasi pada pengarahan baik dalam hal pengeluaran atau output dari jumlah, kualitas barang, harga yang terus dikontrol, serta waktu yang tepat dalam memanjakan konsumen, sesuai dengan permintaan para konsumen, maka rasanya pas, jika para manajer operasional memanjakan konsumen selayaknya adalah raja. Dalam dunia manajemen operasional, para pemegang keputusan, manajer operasional juga memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah mempunyai pikiran luas sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa. Mengenai pengambilan keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang akan dilakukan. Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya dalam langkah pengambilan keputusan lewat fungsi operasi.
repository.unisba.ac.id
26
BAB II : LANDASAN TEORI
Dari fungsi operasi juga ada bagian yang mesti dijabarkan dalam pengembangannya, seperti harus disiapkan adanya proses produksi dan operasi, ada juga jasa penunjang pelayanan produksi, yang melingkupi perencanaan serta pengendalaian dan kontrol yang ekstra. Begitulah fitrah yang harus ada pada pola manajemen operasional. Jika kita melihat dari segi ruang lingkup manajemen operasional, akan mengarah pada kriteria yang memang wajib dilaksanakan. Ambil contoh, kita membuat perancangan desain sistem produksi dan operasi itu sendiri. Kita tentu harus melakukan seleksi dari perencanaan suatu desain produk tersebut, seleksi yang meliputi mengenai perancangan dalam peralatan, memilih lokasi dan site perusahaan serta unit produksi. Selain itu, kita juga mesti menyiapkan rancangan sebagai tata letak dan arus kerja nanti, juga membuat rancangan tugas pekerjaan. langkah terakhir, menyusun strategi dalam memproduksi serta pemilihan kapasitas yang baik. Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam manajemen operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin yang ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen sumber daya manusia. Itulah
yang disebut sebagai
pengorganisasian sistem produksi pada manajemen operasional.
repository.unisba.ac.id
27
BAB II : LANDASAN TEORI
Langkah-Langkah Manajemen Operasional Manajemen operasional juga meliputi langkah-langkah dalam pengambilan keputusan sebagaimana telah disebut di awal. Jika melihatnya dari segi pengambilan keputusan, sedikitnya ada empat langkah dalam pengambilan keputusan dalam manajemen operasional, yaitu pengambilan keputusan dari peristiwa yang pasti, dari peristiwa yang mengandung risiko, dari peristiwa yang belum pasti, dan peristiwa yang lahir dari pertentangan-pertentangan dari keadaan lain. Selain itu, ada juga proses yang disebut lewat keputusan, yakni mengenai proses fisik sebuah produk maupun dari fasilitas yang dipakai. Juga dari sisi kapasitas yang melingkupi keputusan dalam menghasilkan jumlah, beserta pemilihan tempat dan waktu yang tepat. Ada juga manajemen operasional yang dilihat dari segi persediaan, baik itu mengenai apa yang dipesan, kualitas bahan hingga kapan bahan tersebut akan dipesan. Tenaga kerja yang meliputi pemilihan tenaga kerja lewat seleksi, rekrutmen, pemberian gaji, pemberian kompensansi atau promosi, hingga PHK. Selain itu, mesti juga memastikan kualitas atau mutu yang meliputi mutu barang dan jasa dari yang dihasilkan, desain peralatan, serta pengawasan produk atau jasa. Dari beberapa kriteria yang dimaksud adalah langkah sebagai salah satu jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasional.
repository.unisba.ac.id
28
BAB II : LANDASAN TEORI
Strategi Manajeman Operasional Sebelum kita melangkah dalam hal pengambilan keputusan-keputusan atau mengeluarkan suatu produk, ada baiknya kita memetakan strategi yang akan digunakan dalam teori manajemen operasional. Salah satu strategi dalam menetapkan arah dan tujuan untuk mengambil keputusan bisnis lewat perencanaan formal sehingga mampu menghasilkan pola pengambilan keputusan yang konsisten serta menjadi keunggulan saat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Sedikitnya, ada dua tipe dalam pengambilan strategi. Pertama, dengan menggunakan biaya rendah yang ditekan dari biaya produksi, namun tetap menggunakan teknologi bagus, tapi biaya tenaga kerja diusahakan rendah, dan tingkat persediaannya juga rendah, tapi tetap menjaga mutu. Mutu yang harus tetap terjamin. Ini tentu bisa berjalan berbarengan jika bagian keuangan serta pemasaran mendukung dan tidak mati. Yang kedua adalah dengan menggunakan strategi invasi dalam menciptakan produk atau pengenalan produk baru. Pada bagian ini, tidak usah terlalu memikirkan harga pemasaran karena tidak ada masalah. Serta adanya fleksibilitas dalam pengenalan produk baru. Dan yang berikutnya adalah perencanaan pabrik atau dalam bahasa asing disebut factoy planning. Ini adalah langkah yang penting dalam kelangsungan hidup serta kemajuan perusahaan sesuai tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam hal teori manajemen operasional. Di antara perencanaan pabrik itu adalah penentuan
repository.unisba.ac.id
29
BAB II : LANDASAN TEORI
lokasi pabrik, bangunan, peralatan, hingga penerangan, dan sirkulasi udara dalam pabrik. Pemilihan lokasi pabrik sangat penting karena bisa mempengaruhi dalam daya saing dengan perusahaan lain. Selain itu, juga harus memperhatikan adanya kemungkinan terjadi ekspansi. Agar perusahaan bisa berjalan lancar, efektif, dan efisien, kita bisa melihat banyak faktor yang bisa mempengaruhi lokasi pabrik yang masih terkait dengan menejemen operasional, di antaranya lingkungan masyarat, dekat dengan pasar, dan tenaga kerja, kedekatan dari pengiriman bahan pemasok, biaya transportasi, dan juga sumber daya alam di sekitar lokasi yang mempengaruhi. Ini peting dalam praktik manajemen operasional. Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa. Render dan Heizer (2005 : 2)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan dan keluaran. Murdifin Haming (2003 : 17)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah Fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan proses pengolahan masukan keluaran dengan nilai tambah yang besar.
repository.unisba.ac.id
30
BAB II : LANDASAN TEORI
Menurut Eddy Herjanto (2007 :3) Manajemen operasi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Suryadi Prawirosentono (2001: 12) mendefinisikan Manajemen produksi (operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain.. Aquilano (2001) Mendefinisikan Manajemen Operasional sebagai suatu proses
perancangan,
pengoperasian
dan
pengembangan
dari
sistem
yang
menghasilkan produk atau jasa utama perusahaan. Menurut (Anoraga, 2009) proses transformasi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Alter (mengubah) 2. Transport 3. Store (penyimpangan) 4. Inspect (memeriksa) Dalam melakukan keempat proses transformasi di atas tentunya dibutuhkan peran dari manajer operasi yang dapat mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dengan jumlah yang sesuai dengan permintaan konsumen, selain itu juga memperhatikan dan menanggapi kekuatankekuatan dari lingkungan eksternal yang terus menerus berkembang.
repository.unisba.ac.id
31
BAB II : LANDASAN TEORI
2.4 Pengertian Layout Tata letak ( layout) atau pengaturan fasilitas produksi dan area kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam industri. Perusahaan manufaktur tidak dapat menghindarinya sekalipun hanya sekedar mengatur peralatan atau mesin didalam bangunan yang ada. Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan failitas-fasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang kelancaran proses produksi ( Sritomo Wignjusoebroto, 2009: 67 ). Menurut Sritomo (2002, 52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas – fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Menurut Apple (1990,12), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Kegiatan perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu lingkungan. Menurut Tompkins (2000, 1), facilities planning merupakan ilmu yang multi disiplin, dimana berkaitan dengan merencanakan layout fasilitas, memilih material handling sistem, dan menentukan peralatan proses yang diperlukan. Menurut Apple (1990, p3), perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut : 1) Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk mendapatkan produksi yang ekonomis.
repository.unisba.ac.id
32
BAB II : LANDASAN TEORI
2) Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif. 3) Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan. 4) Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi. 5) Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum. ( Anonim,2012) Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan di dalam pabrik. Misalnya: mesin – mesin, alat alat produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam, dan alat – alat pengawasan. 2.4.1 Tujuan Kegunaan A. Tujuan pengaturan layout adalah: 1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik 2.
Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
3.
Mengusahakan aliran bahan dan produk itu lancar
4.
Meminimumkan hambatan pada kesehatan
5. Meminimumkan usaha membawa bahan 6. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
repository.unisba.ac.id
33
BAB II : LANDASAN TEORI
7. Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang terlalu padat 8. Memberikan
kesempatan
berkomunikasi
bagi
para
karyawan
dengan
menempatkan mesin dan proses secara benar 9. Memaksimumkan hasil produksi 10. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong atau gang, dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi mudah dan siap B. Adapun kegunaan layout adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan jumlah produksi 2. Mengurangi waktu tunggu 3. Mengurangi proses pemindahan bahan 4.
Penghematan penggunaan ruangan
5. Efisiensi penggunaan fasilitas 6. Mempersingkat waktu proses 7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja 8. Mengurangi kesimpangsiuran
repository.unisba.ac.id
34
BAB II : LANDASAN TEORI
2.4.2 Macam-macam Layout 1.
Layout Garis Atau Produk Yaitu pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi dalam suatu
pabrik yang berdasarkan atas urut – urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjkakan setiap hari selalu sama, seolah – olah menyerupai garis ( meskipun tidak selalu garis lurus). A. Sifat - sifat layout garis 1. Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam banyak 2. Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang sesuai dengan kebutuhan mesin yang dilayani 3. Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan. 4. Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu dengan yang lainya harus sama B.Kebaikan – kebaikan layout garis 1. Biaya produksi lebih murah 2. Pengawasan lebih mudah 3.
Pengangkutan barang didalam pabrik lebih mudah
repository.unisba.ac.id
35
BAB II : LANDASAN TEORI
C. Kelemahan – kelemahan layout garis 1. Apabila terjadi kemacetan terhadap salah satu mesin, mesin akan menyebabkan kemacetan seluruh kegiatan pabrik 2. Nilai investasi mahal ,karena mesin yang digunakan banyakn sekali dan biasanya menggunakan mesin khusus 3. Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja. 2.
Layout fungsional atau proses Yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang didasarkan atas
fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan yang sama dikelompokan dan diletakakan pada ruang yang sama. Layout ini biasanya untuk membuat barang yang bermacam – macam Sifat – sifat layout fungsional
A.
1. Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah yang dibuat setiap macam sedikit. 2. Mesin yan digunakan biasanya bersifat serbaguna 3. Routing atau penentuan urut – urutan proses pembuatan barang biasanya selalu berubah ubah. 4.
Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel
5. Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus jelas.
repository.unisba.ac.id
36
BAB II : LANDASAN TEORI
6. Kualitas barang hasil produkai sangat tergantung pada keahlian karyawan yang mengerjakan. B.
Kebaikan kebaikan layout fungsional 1. Fleksibel dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang 2. Investasi pada mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuang lain lebih murah daripada layout garis.
C.
Kelemahan – kelemahan layout fungsional 1. Biaya produksi setiap barang lebih mahal 2. Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksai lebih sering digunakan 3. Pengangkutan barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur 4. Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin
3.
Layout kelompok Suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok
barang yang dikerjakan. A.
Sifat – sifat layout kelompok 1. Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam nbeberapa macam kelompok yanhg memiliki garios besar urutan proses yang sama. 2. Mesin yang digunakan bersifat fleksibel 3. Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel
repository.unisba.ac.id
37
BAB II : LANDASAN TEORI
Kebaikan – kebaikan layout kelompok
B.
1. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang 2. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam arus barang tidak simpang siur 3. Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi dapat lebih murah dibandingkan layout fungsional. Kelemahan – kelemahan layout kelompok
C.
1. Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompok produk yang memiliki kesamaan tingkat proses harus jelas. 2.
Instruksi kerja harus jelas
3. Memerlukan pengawasan yang cermat 4.
Layout dengan posisi tetap Layout dengan posisi tetap sering disebut dengan layout by fixed materials
position atau fixed layout yaitu pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yanhg tetap atau tidak dipindah – pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas produksai yang lain berpindah – pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai kebutuhan. Sebagai contoh: layout pembuatan jembatan, layout pembangunan gedung, layout pembuatan jalan dan layout penghijauan
repository.unisba.ac.id
38
BAB II : LANDASAN TEORI
A.
Sifat – sifat layout dengan posisi tetap 1. Barang yang dikerjakan biasanya berat dan tidak mungkin dipindah – pindah 2. Volume pekerjaan biasanya besar 3. Biasanya pekerjaan berupa proyek yang harus selesai pada waktu yang telah ditentukan 4. Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah – pindah 5. Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan dilokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain
B. Kebaikan – kebaikan layout dengan posisi tetap 1. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap[ pekerjaan yang berbeda – beda 2. Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan 3. Tidak memerlukan banguna pabrik C. Kelemahan layout dengan posisi tetap 1. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya 2. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit 3. Biasanya keamanan barang – barang di sekitar pembuatan barang harus dijaga dengan baik karena rawan pencurian.
repository.unisba.ac.id
39
BAB II : LANDASAN TEORI
5.
Layout bentuk U Hakekat layout bantuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan
produk akhir berada pada posisi yang Sama. Keuntungan terbesar dan terpenting dari tata letak seperti ini adalah fleksibelitas untuk menambah atau mengurangi jumlah pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan perubahan jumlah produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat di capai dengan menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam, dari tempat kerja berbentuk U. 6.
Layout gabungan garis dan proses Penggabungan ini dilakukan dengan cara menempatkan mesin – mesin dalam
masing - masing departemen menurut type mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan bardasarkan proses. Sedangkan pengaturan masing – masing departemen didasarkan urutan operasi atau pengerjaan dari produk yang akan dibuat atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan produk. Penggabungan kedua type ini mencoba untuk mengeliminir segala kelemahan yang terdapat pada layout proses maupunlayout produk. 7.
Layout gabungan garis dan bentuk U Untuk mengatasi angka pecahan dalam jumlah pekerja, seperti dalam contoh
layout garis, dapat ditempuh dengan menggabungkan beberapa lini bentuk U menjadi satu bentuk lini terpadu. Dengan cara penggabungan seperti ini, alokasi operasi
repository.unisba.ac.id
40
BAB II : LANDASAN TEORI
diantara pekerja sebagai respon terhadap variasi jumlah produksi dapat di capai. Ada enam pendekatan layout yang akan dibahas dalam topic ini yaitu: 1. Layout dengan posisi tetap, biasanya untuk proyek besar yang memerlukan tempat luas seperti pembuatan jalan layang maupun gedung. 2. Layout berorientasi pada proses, untuk produksi dengan volume rendah dan variasi tinggi disebut juga “job shop” 3. Layout perkantoran, bagaiman menempatkan tenaga kerja, peralatan kantor, dan ruangan kantor yang melancarkan aliran informasi. 4. Ritel layout, penempatan rak dan pemberian tanggapan atas perilaku konsumen. 5. Layout gudang, mengefisienkan ruang penyimpanan dan system penanganan bahan dengan memperhatrikan kelebihan dan kekurangannya. 6. Layout berorientasi produk, Pemanfaatan tenaga kerja, mesin yang terbaik dalam produksi yang kontinyu atau berulang. Agar dapat menetapkan layout yang efektif maka perlu menetapkan beberapa hal diantaranya adlah: 1. Peralatan penanganan bahan 2. Kapasitas dan persyaratan luas ruangan 3.
Lingkungan hidup dan estetika
4. Aliran informasi
repository.unisba.ac.id
41
BAB II : LANDASAN TEORI
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda Masalah yang dihadapi dalam layout posisi tetap adalah bagaimana mengatasi kebutuhan layout proyek yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas (seperti pembuatan jalan laying, gedung). Teknik untuk mengatasi layout posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah yang disebabkan oleh tiga factor yaitu: 1. Tempatnya yang terbatas pada semua lokasi produksi. 2. Setiap tahapan berbedapada proses produksi dan kebutuhan bahan sehingga banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. 3. Volume bahan yang dibutuhkan sangat dinamis. Karena permasalahan pada layout posisi tetap sulit diselesaikan pada lokasi maka strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek ada hal-hal yang dikerjakan diluar lokasi, misalnya pada proyek pembuatan jalan laying maka pembuatan konstruksi besi dilakukan di luar lokasi setelah jadi tinggal melakukan penanamannya di lokasi proyek. Layout
Berorientasi
Proses
(Process
Oriented
Layout)
Adalah sebuah layout yang berkaitan dengan proses produksi bervolume rendah dan variasi tinggi. Layout jenis ini marupakan cara tradisional untuk mendukung strategi diferensiasi produk, layout jenis ini adalah yang paling tepat untuk pembuatan produk yang melayani konsumen dengankebutuhan berbeda-beda. Pada proses yang disebut “job shop” setiap produk dalam kelompok kecil melalui urutan operasi yang
repository.unisba.ac.id
42
BAB II : LANDASAN TEORI
berbeda, tiap produk atau pesanan yang sedikit diproduksi dengan memindahkannya dari satu depattemen ke deparetemen lain dalam urutan yang tertentu dari tiap produk. Contoh
yang
tepat
adalah
pada
rumah
sakit
atu
klinik.
utama dari layout ioni adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sehingga dengan demikian apabila terjadi permasalahan pada suatu mesin, pekerjaan tidak perlu berhenti dan dapat dialihkan pada mesin lain atau departemen yang sama. Layout ini juga sangat baik diterapkan pada produksi komponen dalam batch kecil atau disebut “job lot” dan untuk produksi komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda. Kelemahan layout ini ada pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Waktu produksi jadi lama karena butuh waktu lama untuk berpindah dalam system karena sulitnya penjadwalan, perubahan penyetelan mesin, keunikan penanganan bahan. Lagipula peralatan yang mempunyai keguanaan umum membutuhkan operator yang trampil dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena ketidakseimbangan proses produksi. Pada akhirnya kebutuhan modal akan semakin banyak. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi, namun demikian pada beberapa lingkungan kantor , produksi sangat tergantung pada aliran bahan. Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa digram hubungan (relationship chart) seperti yang dicontohkan di bawah ini. Contoh: Suatu kantor memiliki 9 ruangan yaitu untuk:
repository.unisba.ac.id
43
BAB II : LANDASAN TEORI
1. Direktur 2. Direktur teknologi 3. Ruang para insinyur 4. Sekretaris 5. Pintu masuk kantor 6. Pusat arsio 7. Lemari peralatan 8. Peralatan fotokopi 9 Gudang Penempatan satu ruang dengan ruang lainnya dilakukan dengan cara memberikan nilai yaitu: Nilai Kedekatan A Absolutely necessary (Sangat perlu) E Especially important (Sangat penting) I Important (Penting) O Ordinary Ok (Boleh) U Unimportant (Tidak penting) X Not desirable (Tidak perlu) Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan yaitu 1.
Teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA menyebabkan
layout
perkantoran
menjadi
makin
fleksibel
dengan
memindahkan informasi secara elektronik.
repository.unisba.ac.id
44
BAB II : LANDASAN TEORI
2.
Virtual company menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit berada di kantor.Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pad aide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi beragam produk dalam toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu: 1. Tempatkan bara-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko. 2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan besarseperti kosmetika, asesories. 3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanyja, pada kedua sisilorong cdan letakkan secar tewrsebar untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen. 4. Gunakan lokasi ujung loronhg karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
repository.unisba.ac.id
45
BAB II : LANDASAN TEORI
5. Sampaikan misi totko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertamabagi konsumen. Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya Slotting (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servicescapes” yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
1. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan 2. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi 3. Tanda-tanda, simbul dan patung
Merupakan sebuah disain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencapai paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan. Manajemen bertugas mamaksimalkan tiap unit luas gudang yaitu mamanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Yang mana biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi bahng yang masuk, penyimpanan dan bahan keluar meliputi; peralatan, tenaga kerja, bahn, biaya pengawasan, asuransi, penyusutan. Layout gudang yang efektif meminimalkan kerusakan bahan di gudang.
repository.unisba.ac.id
46
BAB II : LANDASAN TEORI
Manajemen gudang yang modern marupakan suatu prosedur yang otromatis yang menggunakan ASRS (Automated Stirage Retrieval System). Ada tiga konsep yang dikenal dalam layout gudang yaitu: 1. Cross Docking Adalah cara menghindari penempatan bahan atau pasokan dalanm gudang dengan cara memproses secara langsung disaat diterima. Hal ini dilakukan untuk menghindari aktivitas penerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan pemilihan pesanan sehingga terjadi penghematan biaya. Cross Docking yang baik membutuhkan : penjadwalan yang ketat. Pengiriman yang diterima memiliki identifikasi produk yang akurat dengan kode garis. 2. Random Stocking Digunakan di gudang untuk menempatkan persediaan dimana terdapat lokasi yang terbuka. Teknik ini berarti bahwa ruangan tidak perelu dikhususkan untuk barang-barang tertentu dan fasilitas dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Sistim ini jika terkomputerisasi maka akan meliputi tugas-tugas:
Membuat daftar lokasi yang “terbuka”
Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juaga lokasinya.
Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk menjemput pesanan.
repository.unisba.ac.id
47
BAB II : LANDASAN TEORI
Memadukan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan
Menugaskan barang atau sekumpilan barang tertentu pada wilayah gudang yang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat dimimalkan.
3. Customizing Merupakan penggunaan gudang untuk menambahkan nilai produk melalui modifikasi, perbaikan, pelabelan dan pengepakan.Cara ini biasanya berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dal;am pasar dimana terdapat perubahan produk yang sangat cepat. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan dengan misalkan penyediaan label pada usaha eceran sehingga barang dapat langsung dipajang .Layout ini disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinyu. Asumsi yang digunakan adalah: a. Volume yang ada mencukupi untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi. b. Permintaan produk stabil. c. Produk distandarisasi atau mendekati fase siklus hidupnya. d. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dengan kualitas standar.
repository.unisba.ac.id
48
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam layout ini ada dua jenis yaitu: 1. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil. Lini ini dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa untuk membuat keseimbangan. 2. Lini perakitan (assembly line) meletakkan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini ini dipacu oleh tugas yang diberikan kepada tanaga kerja atu pada stasiun kerja Keuntungan layout ini adalah: 1. Biaya variabel per unit rendah yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandardisasi dan bervolume tinggi. 2. Biaya penanganan bahan rendah. 3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi. 2.4.3 Manfaat Layout Secara spesifik tata letak fasilitas tata letak fasilitas pabrik yang baik akan dapat memberikan manfaat-manfaat dalam system produksi, yaitu sbb : 1. Meningkatkan jumlah produks Suatu tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran proses produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
repository.unisba.ac.id
49
BAB II : LANDASAN TEORI
2. Mengurangi waktu tunggu Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan beban dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan departemen yang lain. Keseimbangan ini akan dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin yang lain. 3. Manfaat proses pemindahan bahan Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan jika dinbandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun peralatan produksi yang lain. 4. Penghematan penggunaaan ruangan Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masingmasing mesin terlalu berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan. 5. Efisiensi penggunaaan fasilitas Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat menciptakan pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.
repository.unisba.ac.id
50
BAB II : LANDASAN TEORI
6. Mempersingkat waktu proses Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau antara satu operasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu. 7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertibdan rapi, sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. 8. Mengurangi kesimpang-siuran Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan dari aliran proses produksi akan menyebabkan kesimpangsiuran yang akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan.
2.5 Prinsip-Prinsip Dasar Layout 1. Integrasi Secara Total Menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua factor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar
repository.unisba.ac.id
51
BAB II : LANDASAN TEORI
2. Jarak Perpindahan Bahan Paling Minimun Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam suatu industry dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin. 3. Memperlancar Aliran Kerja Material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi atau gangguan skedul kerja. 4. Kepuasan dan Keselamatan Kerja Suatu layout yang baik apabila pada akhirnya mampu memberikan keselamatan dan keamanan dari orang yang bekerja di dalamnya. 5. Fleksibilitas Suatu layout yang baik dapat juga mengantisipasi perubahan-perubahan dalam bidang teknologi, komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat tanggap akan perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas pabrik diatur dengan memperhatikan prinsip fleksibilitas. Sasaran layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Fasilitas produksi disini dapat berupa Mesin, alat-alat
repository.unisba.ac.id
52
BAB II : LANDASAN TEORI
produksi, alat pengangkutan bahan, dan alat pengawasan. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik. Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau jasa yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah : 1. Kapasitas mesin 2. Kecocokan (compatibility) 3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan 4. Keterandalan dan purna jual 5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan 6. Keamanan 7. Penyerahan 8. Keadaan pengembangan 9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada. Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain faktor pemilihan
repository.unisba.ac.id
53
BAB II : LANDASAN TEORI
mesin, juga harus dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan lain didasarkan pada aspek ternis dan ekonomis. Dalam pembelian jumlah mesin, dipertimbangkan : 1. Jumlah produksi yang direncanakan 2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi 3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin. Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Mesin yang bersifat umum/serbaguna, mesin-mesin ini dapat digunakan untuk mengerjakan pelbagai macam pekerjaan. Misalnya mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu. 2. Mesin yang bersifat khusus, yaitu mesin-mesin yang penggunaannya hanya satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula pasir. Pada prakteknya sering kita jumpai perusahaan mengkombinasikan kedua jenis mesin tersebut, hal ini bertujuan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas penggunaan mesin.
repository.unisba.ac.id
54
BAB II : LANDASAN TEORI
2.6 Pengertian Pengawasan Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities. (Stoner,Freeman,&Gilbert,2000) Sedangkan menurut Basu Swasta (2001, hal. 216) "Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan". Pengawasan dapat dipusatkan, dapat didesentralisir tergantung pada karyawannya. Apabila karyawan ahli maka dapat didesentralisir. Pengawasan dapat dikelompokkan misalnya ke dalam : 1.
Pengawasan
produksi,
yaitu
agar
hasil
produksi
sesuai
dengan
permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis. 2.
Pengawasan persediaan, yaitu menjamin tersedianya bahan dalam jumlah harga, waktu yang tepat sehingga proses produksi tidak terganggu.
3.
Pengawasan kualitas, yaitu menjamin agar kualita hasil produksi, bahan dan bahan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.
4.
Pengawasan ongkos, yaitu menjamin agar produksi/operasi dijalankan dengan ongkos minimum sesuai dengan standar. Walaupun pengawasan mahal tetapi diharapkan agar hasil pengawasan akan
dapat memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat didorong karena kualita barang lebih unggul dari saingan, atau harganya bersaingan, dan lain-lain. Di
repository.unisba.ac.id
55
BAB II : LANDASAN TEORI
dalam pengawasan perlu pula diperhatikan motivasi. Apabila motivasi kerja tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan, karena akibatnya pelaksana akan berbuat sekehendak hati. Hal ini perlu dihindari agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan. Berdasarkan pada batasan pengertian tersebut di atas dapatlah ditarik suatu simpulan bahwa pengawasan adalah suatu usaha pimpinan yang menginginkan agar setiap pekerjan dilaksanakan seagimana mestinya. Dengan kata lain bahwa tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang objek yang diawasi, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. 2.6.1 Maksud dan Tujuan Pengawasan Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir ( 1994:22 ) maksud pengawasan adalah untuk : 1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak 2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru. 3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
repository.unisba.ac.id
56
BAB II : LANDASAN TEORI
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak. 5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam planning, yaitu standard. Menurut
Rachman
(dalam
Situmorang
dan
Juhir,
1999:22)
juga
mengemukakan tentang maksud pengawasan, yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan 2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan 3. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah. 4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi yang lebih benar. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya
repository.unisba.ac.id
57
BAB II : LANDASAN TEORI
apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur tingkat kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik. Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Maman Ukas (2004:337) mengemukakan: 1. Mensuplai pegawai-pegawai manajemen dengan informasi-informasi yang tepat, teliti dan lengkap tentang apa yang akan dilaksanakan. 2. Memberi kesempatan pada pegawai dalam meramalkan rintanganrintangan yang akan mengganggu produktivitas kerja secara teliti dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghapuskan atau mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi. 3. Setelah kedua hal di atas telah dilaksanakan, kemudian para pegawai dapat membawa kepada langkah terakhir dalam mencapai produktivitas kerja yang maksimum dan pencapaian yang memuaskan dari pada hasil-hasil yang diharapkan. Sedangkan Situmorang dan Juhir (2000:26) mengatakan bahwa tujuan pengawasan adalah : 1. Agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna (dan berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruksi dan terkendali dalam
repository.unisba.ac.id
58
BAB II : LANDASAN TEORI
wujud pengawasan masyarakat (kontrol sosial) yang obyektif, sehat dan bertanggung jawab. 2. Agar terselenggaranya tertib administrasi di lingkungan aparat pemerintah, tumbuhnya disiplin kerja yang sehat. 3. Agar adanya keluasan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau kegiatan, tumbuhnya budaya malu dalam diri masing?masing aparat, rasa bersalah dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal-hal yang tercela terhadap masyarakat dan ajaran agama. Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Menurut Sule dan Saefullah (2005 : 318-319) ada empat tujuan pengawaqsan tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimumkan kegagalan, meminimumkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi. 1. Adaptasi lingkungan, adalah agar perusahaan dapat terus menerus beradaptasi denganperubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal. 2. Meminimumkan kegagalan, adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi misalnya perusahaan berharap agar kegagalan seminimal mungkin. 3. Meminimumkan biaya, adalah ketiga perusahaan mengalami kegagalan. 4. Antisipasi
komplesitas
organisasi,
adalah
agar
perusahaan
dapat
mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks.
repository.unisba.ac.id
59
BAB II : LANDASAN TEORI
Sementara tujuan pengawasan menurut Soekarno (dalam Safrudin, 2000: 36 ) adalah : Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana, yang digariskan, mengetahui apakah sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi serta asas yang ditentukan, mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam bekerja, mengetahui apakah sesuatu berjalan efisien atau tidak, dan mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan, atau kegagalan ke arah perbaikan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pada pokoknya tujuan pengawasan adalah: 1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan rencana serta instruksiinstruksi yang telah dibuat. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan serta efisiensi dan efektivitas kerja. 3. Untuk mencari jalan keluar apabila ada kesulitan, kelemahan dan kegagalan, atau dengan kata lain disebut tindakan korektif. 2.7 Masalah dalam Perancangan Tata Letak Industri manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat. Menghadapi kondisi ini, dimana variasi produk tinggi, daur hidup produk yang pendek, permintaan yang berubahubah, dan adanya tuntutan dalam hal pengiriman yang tepat
repository.unisba.ac.id
60
BAB II : LANDASAN TEORI
waktu, menyebabkan perusahaan memerlukan strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses maupun permintaan produk. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi ulang tata letak pabrik. Menurut Nicol dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah struktur perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan perubahan tata letak fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali. Tata letak pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja yang bagus antar setiap departemen dalam perusahaan diharapkan membuat perusahaan tetap bertahan dan sukses dalam persaingan industri di bidangnya. Secara umum sistem operasi produksi dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu: 1. Operasi kontinu, yang dicirikan dengan tingginya volume produksi, penggunaan peralatan khusus, variasi produk sedikit, adanya standarisasi produk serta adanya produk yang dibuat sebagai persediaan.
repository.unisba.ac.id
61
BAB II : LANDASAN TEORI
2. Operasi tak kontinu (intermittent), yang dicirikan dengan volume produksi rendah, penggunaan peralatan yang umum (fleksibel), aliran produksi yang tidak kontinu, seringnya terjadi perubahan jadwal, variasi produk tinggi, dan produk dibuat untuk memenuhi pesanan pelanggan. Sistem operasi diatas memiliki konsekuensi pada tipe tata letak yang dipilih. Tipe tata letak dasar adalah sebagai berikut: 2.7.1 Macam Teknik Pengawasan Disarikan dari pendapat Koontz, et. al. (dalam Hutauruk, 1999 : 298-331) tentang teknik pengawasan, terdapat dua cara untuk memastikan pegawai merubah tindakan/sikapnya yang telah mereka lakukan dalam bekerja, yaitu dengan dilakukannya pengawasan langsung (direct control) dan pengawasan tidak langsung (indirect control). Pengawasan langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang dirancang bangun untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan rencana. Dengan demikian pada pengawasan langsung ini, pimpinan organisasi mengadakan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang dijalankan, yaitu dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa dan mengecek sendiri semua kegiatan yang sedang dijalankan tadi. Tujuannya adalah agar penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana yang terjadi dapat diidentifikasi dan diperbaiki. Menurut Koontz, et. al, pengawasan langsung sangat mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya rendah. Sementara
repository.unisba.ac.id
62
BAB II : LANDASAN TEORI
pengawasan tidak langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang dilakukan dengan menguji dan meneliti laporan-laporan pelaksanaan kerja. Tujuan dari pengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan mengantisipasi serta dapat mengambil
tindakan
yang
tepat
untuk
menghindarkan
atau
memperbaiki
penyimpangan. Menurut Koontz, , pengawasan tidak langsung sangat mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya tinggi. Sementara Bohari (2002:25) membagi macam teknik pengawasan sebagai berikut : 1. Pengawasan
preventif,
dimaksudkan
untuk
mencegah
terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan preventif ini biasanya berbentuk prosedur-prosedur yang harus ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan preventif ini bertujuan: a. Mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang dari dasar yang telah ditentukan. b. Memberi pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara efisien dan efektif. c. Menentukan saran dan tujuan yang akan dicapai. d. Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai instansi sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
repository.unisba.ac.id
63
BAB II : LANDASAN TEORI
2. Pengawasan represif, ini dilakukan setelah suatu tindakan dilakukan dengan membandingkan apa yang telah terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. Dengan pengawasan represif dimaksud untuk mengetahui apakah kegiatan dan pembiayaan yang telah dilakukan itu telah mengikuti kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan
Pengawasan represif ini biasa dilakukan dalam bentuk: a. Pengawasan dari jauh, adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara pengujian dan penelitian terhadap surat-surat pertanggungan jawab disertai bukti-buktinya mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. b. Pengawasan dari dekat, adalah pengawasan yang dilakukan di tempat kegiatan atau tempat penyelenggaraan administrasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka teknik pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, semuanya tergantung pada berbagai kondisi dan situasi yang akan terjadi, maupun yang sedang terjadi/berkembang pada masing-masing organisasi. Penentuan salah satu teknik pengawasan ini adalah agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada tindakan yang telah dilakukan atau agar penyimpangan yang telah terjadi tidak berdampak yang lebih buruk, selain itu agar dapat ditentukan tindakan-tindakan masa depan yang harus dilakukan oleh organisasi.
repository.unisba.ac.id
64
BAB II : LANDASAN TEORI
2.7.2 Fungsi-fungsi Pengawasan Menurut Sule dan Saefullah (2005 : 317) mengemukakan fungsi pengawasan pada dasarnya meruapakan proses yang dilakukan untuk memastiakan agar apa yang telah direncanakan berjalan sebagaiamana mestinya. Termasuk kedalam fungsi pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang menghambat sebuah kegiatan, dan juga pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai. Sebagai kesimpulan, fungsi pengawasan diperlukan untuk memastikan apa yang telah direncanakan dan dikoordinasikan berjalan sebagaimana mestinya ataukah tidak. Jika tidak berjalan dengan semestinya maka fungsi pengawasan juga melakukan proses untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap mencapai apa yang telah direncanakan. Fungsi dari pengawasan sandiri adalah : 1) Mempertebal rasa tangung jawab dari pegawai yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanan pekerjan. 2) Mendidik pegawai agar melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 3) Mencegah terjadinya kelalaian, kelemahan dan penyimpangan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
repository.unisba.ac.id
65
BAB II : LANDASAN TEORI
4) Memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar dalam pelaksanaan pekerjan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan. 2.7.3 Tindak Lanjut Pengawasan Pada dasarnya pengawasan bukanlah dimaksudkan untuk mencari kesalahan dan menetapkan sanksi atau hukuman tetapi pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan yang sesunguhnya mengenai pelaksanaan kegiatan organisasi. 2.7.4 Pentingnya Pengawasan Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi, menurut Siswanto (2009 : 200) adalah : 1. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan persaingan baru, diketemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru, dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi, sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi. 2. Peningkatan komplesitas organisasi. Semakin besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas tetap terjaga, penjualan eceran pada para penyalur perlu dianalisis dan dicatat secara
repository.unisba.ac.id
66
BAB II : LANDASAN TEORI
tepat, bermacam-macam pasar organisasi, luar dan dalam negeri, perlu selalu dimonitor. Di samping itu organisasi luar dan dalam negeri, perlu selalu dimonitor. Disamping nitu organisasi sekarang lebih bercorak desentralisasi, dengan banyak agen-agen atau cabang-cabang penjualan dan kantor-kantor pemasaran, pabrik-pabrik yang terpisah secara geografis, atau fasilitas-fasilitas penelitian
terbesar
luas.
Semuanya
memerlukan
pelaksanaan
fungsi
pengawasan dengan lebih efisien dan efektif. 3. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan memesan barang atau komponen yang salah, membuat penentuan harga yang terlalu rendah, masalah-masalah
didiagnosa
secara
tidak
tepat.
Sistem
pengawasan
memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggungjawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan menginplementasikan sistem pengawasan. Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas bawahan. Kata pengawasan sering mempunyai konotasi yang tidak menyenangkan, karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi pribadi. Padahal
repository.unisba.ac.id
67
BAB II : LANDASAN TEORI
organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan. Sehingga tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas, dan sebagainya, yang akhirnya merugikan organisasi sendiri. Sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan. 2.7.5 Tahapan-Tahapan Proses Pengawasan 1. Tahap Penetapan Standar Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu : a. Standar Phisik b. Standar Moneter c. Standar Waktu 2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat 3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Beberapa proses yang berulangulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l laporan, metode, pengujian, dan sampel. 4. Tahap
Pembandingan
Pelaksanaan
dengan
Standar
dan
Analisa
Penyimpangan Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya
repository.unisba.ac.id
68
BAB II : LANDASAN TEORI
penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer. 5. Tahap
Pengambilan
Tindakan
Koreksi
Bila
diketahui
dalam
pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan. 2.7.6 Pengawasan Yang Efektif Pengawasan yang efektif menurut Sarwoto (2010 : 28) yaitu : 1. Ada unsur keakuratan, dimana data harus dapat dijadikan pedoman dan valid 2. Tepat-waktu, yaitu dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasikan secara cepat dan tepat dimana kegiatan perbaikan perlu dilaksanakan 3. Objektif dan menyeluruh, dalam arti mudah dipahami 4. Terpusat, dengan memutuskan pada bidang-bidang penyimpangan yang paling sering terjadi 5. Realistis secara ekonomis, dimana biaya sistem pengawasan harus lebih rendah atau sama dengan kegunaan yang didapat 6. Realistis secara organisasional, yaitu cocok dengan kenyataan yang ada di organisasi 7. Terkoordinasi dengan aliran kerja, karena dapat menimbulkan sukses atau gagal operasi serta harus sampai pada karyawan yang memerlukannya 8. Fleksibel, harus dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi, sehingga tidak harus buat sistem baru bila terjadi perubahan kondisi
repository.unisba.ac.id
69
BAB II : LANDASAN TEORI
9. Sebagai petunjuk dan operasional, dimana harus dapat menunjukan deviasi standar sehingga dapat menentukan koreksi yang akan diambil 10. Diterima para anggota organisasi, maupun mengarahkan pelaksanaan kerja anggota organisasi dengan mendorong peranaan otonomi, tangung jawab dan prestasi
2.8
Metode Beban ,Jarak dan Waktu Merupakan pengukuran jarak tempuh dan beban yang harus dipindahkan dari
proses awal produksi sampai produk selesai dikerjakan pada layout yang sekarang ada diperusahaan. Analisis ini bermanfaat untuk mengukur efisiensi dari kedekatan jarak dengan beban yang harus dipindahkan antar bagian sehingga dapat diketahui apakah layout yang berlaku diperusahaan perlu diadakan perbaikan atau tidak. Dengan analisis ini dapat diketahui perpindahan yang paling ekonomis dari proses produksi yang terjadi di Perusahaan Baffling Clothing 1. Analisis Waktu Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah waktu total yang dibutuhkan untuk proses produksi. Dengan diketahuinya waktu total sebelum evaluasi layout, dapat dilakukan perbandingan total waktu setelah diadakannya relayout, apakah ada penggunaan waktu yang lebih efisien atau tidak. Dari sini dalakukan penghitungan waktu standar penyelesaian produksi.Untuk menentukan perkiraan waktu standar setelah relayout dilakukan perlu diketahui : a. Waktu Normal
repository.unisba.ac.id
70
BAB II : LANDASAN TEORI
Merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan saat kondisi normal tanpa adanya waktu menganggur. Dalam kondisi ini karyawan diasumsikan dapat bekerja dengan tepat waktu tanpa adanya kegiatan yang mungkin menghambat pekerjaan, misalnya gangguan teknis atau gangguan dari intern karyawan. Waktu normal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rating faktor merupakan waktu peringkat kinerja karyawan, dalam hal ini karyawan dinilai kinerjanya Waktu normal : Waktumelalui rata-ratastandard x Ratingwaktu tertentu apakah factor karyawan bisa memenuhinya atau tidak. b. Waktu Standar (allowance factor) Waktu cadangan ialah waktu yang ditambahkan kepada waktu normal dengan perhitungan adanya sesuatu yang mungkin terjadi dan tak dapat dihindari. Besarnya waktu cadangan ditetapkan pada range 4%-7% untuk tiap kriteria yang ditetapkan (Barry Render: 2004: 145). Waktu cadangan ini misalnya adanya kelelahan karyawan karena membawa beban, adanya kepentingan pribadi dan lain sebagainya yang mungkin menghambat kerja karyawan.
repository.unisba.ac.id
71