BAB II LANDASAN TEORI
A.
Laporan Keuangan
1.
Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan keuangan menurut PSAK No.1 merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan (wikipedia). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, pelaporan keuangan sangat berkaitan erat dalam kinerja perusahaan yang akan mempengaruhi investor dalam menanamkan modalnya.
2.
Tujuan Laporan Keuangan Tujuan Laporan keuangan menurut PSAK (2009 : 3) adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
5
6
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun, demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi: keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan kembali atau mengganti manajemen.
3.
Unsur – Unsur Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakterisik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan
7
posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca: dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses sub-klasifikasi. Misalnya, aset dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakikat atau fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara paling berguna bagi pengguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah sebagai berikut : a) Laporan laba - rugi b) Laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham c) Neraca d) Laporan arus kas
4.
Ekuitas Pemilik Definisi ekuitas menurut PSAK (2009 : 9) adalah hak residual atas aset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, dalam perseroaan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo laba awal periode ( retained earnings), penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal msing-masing disajikan secara terpisah. Klasifikasi semacam itu dpat menjadi relevan untuk kebutahan pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan apabila pos tersebut
8
mengidikasikan pembatas hukum atau pembatas lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas. Klasifikasi tersebut juga dapat merefleksikan fakta bahwa pihak-pihak dengan kepemilikannya masing-masing dalam perusahaan mempunyai hak yang berbeda dalam hubungannya dengan penerimaan deviden atau pembayaran modal. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neraca bergantung pada pengukuran aset dan kewajiban. Biasanya hanya karena faktor kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham perusahaan atau jumlah yang didapat dengan melepaskan seluruh aset bersih perusahan baik satu per satu (liquaidating value) atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan perusahaan (going concern value).
B.
Manajemen Keuangan
1
Pengertian Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan menurut Horne dalam Kasmir (2010 : 5)
adalah : Manajemen keuangan (Financial Management), adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanan, dan pengelolaan aktiva dengan beberpa tujuan menyeluruh. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan
berkaitan
erat
dengan
pengelolaan,
termasuk
lembaga
yang
9
berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrument keuangan.
2
Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan menurut Dermawan (2006 :4), adalah untuk
memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan cara memaksimalkan harga saham (biasa) perusahaan.
3
Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno (2005 : 5) fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga
keputusan yang harus dilakukan, yaitu ; a) Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dan kedalam bentuk – bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. b) Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber – sumber dana ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan – kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya
10
c) Keputusan Deviden Deviden merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu deviden ini merupakan bagian dari yang diharapkan oleh pemegang saham.
C.
Pasar Modal
1
Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan media yang mempertemukan penjual dan pembeli
sekuritas yang bertujuan melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan bursa efek adalah organisasi yang bersedia untuk melakukan perdagangan sekuritas (obligasi dan saham) yang diatur dengan serangkian peraturan yang mengikat pihak - pihak yang terkait didalamnya. Pengertian pasar modal dalam undang – undang No 8 tahun 1995 dalam Hendy ( 2008 : 21) adalah sebagai berikut : Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menurut Martono dan Agus (2005 : 359) adalah suatu pasar dimana dana – dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Selain itu pasar modal merupakan saran investasi bagi masyarakat baik pemodal tingkat menengah maupun pemodal tingkat kecil. Pasar
modal
hakikatnya merupakan jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang,memungkinkan penambahan financial asset dan hutang, saat yang
11
sama memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasinya melalui pasar sekunder. Pasar modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas dipasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).
D.
Instrument Pasar Modal Menurut Hendy (2008 : 94) intrusmen pasar modal terdiri dari :
1. Saham Bukti penyertaan modal disuatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan 2. Obligasi Surat hutang jangka menengah – panjang yang dapat dipindah – tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkannya untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. 3. Obligasi konversi Obligasi yang disamping memberikan bunga, juga dapat dikonversikan dengan saham perusahaan yang bersangkutan pada harga dan jatuh tempo tertentu.
12
4. Produk Derivative (Instrumen turunan), terdiri dari : a). Right : efek yang memberikan hak kepada pemegang saham saat ini untuk memiliki terlebih dahulu saham baru yang dikeluarkan emiten. b). Warrant : surat berharga yang masuk dalam kelompok equity, karena member hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada periode waktu yang telah ditentukan dan pada harga pelaksanaannya telah ditentukan. 5. Reksa Dana Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio oleh manager investasi. 6. Asset Backed Securities (efek bangunan aset) Unit penyertaan kontrak investasi kolektif yang portofolio nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial , sewa guna usaha, perjanjian jual – beli bersyarat, perjanjian pinjaman cicilan, tagihan kartu kredit, pembelian kredit, efek bersifat hutang yang dijamin pemerintah, sarana peningkatan kredit/ arus kas ,serta aset keuangan lainya yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
E.
Saham
1
Pengertian saham Definisi saham menurut Tjiptono dan Hendy (2006 : 6) saham adalah
Sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan, dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
13
Pengetian saham menurut Iskandar (2005 : 33) adalah Saham atau stock adalah tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering pula disebut Share merupakan instrument paling dominan diperdagangkan. Menurut Paulus (2008 : 45) saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas. Menurut Hendi (2008 : 337) saham adalah bukti peyertaan modal disuatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atassuatu perusahaan.
2.
Jenis – Jenis Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2006 : 7) ada beberapa sudut pandang
untuk membedakan saham, yaitu : a).
Ditinjau dari segi kemampuan dan hak tagih atau klaim maka saham terbagi
atas : 1). Saham biasa (Comen stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior. Dalam pembagian deviden dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut di likuidasi. 2). Saham Preferen (Prefferent Stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap ( seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. b). Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas :
14
1). Saham ats unjuk ( Bearer stock ), artinya pada saham tersebut tidak tertulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu
investor satu ke investor lain. 2). Saham atas nama ( Registered stock ) , merupakan saham dengan nama pemilik
yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu. c). Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas : 1). Saham unggulan ( blue-chip stock ), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin ( leader ) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden. 2). Saham pendapatan ( income stock ), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden emiten lebih tinggi dari rata rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3). Saham pertumbuhan ( growth stock – well – known ) , yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 4). Saham spekulatif ( speculative stock ), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tagun ketahun akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti. 5). Saham siklikal ( cyclical stock ) yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
15
F.
STOCK SPLIT
1
Pengertian Stock Split Kegiatan stock split ( pemecahan saham pada umumnya dilakukan apabila
harga pasar saham dirasakan terlalu tinggi dan perusahaan merasa bahwa harga saham yang lebih rendah akan menghasilkan pasaran yang lebih baik dan distribusi kepemilikan yang lebih luas. Dengan kondisi ini maka perusahaan dapat mengesahkan untuk mengganti saham yang beredar dengan cara yang dikenal sebagai pemecahan saham atau stock split. Pengertian stock split menurut Paulus ( 2008 : 148 ), “ stock spilt adalah pemecahan saham nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil, misalnya dari nominal Rp. 1000 per saham menjadi Rp. 250 per saham yang berarti disini satu saham lam dipecah menjadi 4 saham. “ Pengertian stock split menurut Andy ( 2007 : 44 ), “ stock spilt adalah aksi korporasi yang memecah nilai nominal ( per value ) saham dengan rasio tertentu. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan jumlah lembar saham yang diperdagangkan dan secara proporsi akan menurunkan nilai perlembar sahamnya. Stock split merupakan kosmetika saham, dalam arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan saham agar terlihat lebih menarik dimata investor. Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, karena investor seolah – olah menjadi makmur karena memegang saham dalam jumlah banyak. Pemecahan saham (stock split) tidak terjadi perubahan pos modal,
16
melainkan terjadi atas jumlah lembar saham yang beredar yang semakin bertambah dan perubahan atas nilai nominal per lembar saham yang semakin berkurang. Hal – hal berikut perlu diketahui oleh pemegang saham atau investor sehubungan dengan stock split menurut Abdul, ( 2005 : 92 ) a). Rasio stock split , yaitu perbandingan jumlah saham yang bernominal baru terhadap saham yang bernominal lama. Misalnya rasio 2 untuk 1, artinya 2 saham baru ditukar dengan 1 saham lama. b). Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa. c). Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa. d). Tanggal terakhir dilakukan penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama e). Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru kedalam rekening efek, perusahaan efek dan bank custodian di KSEL.
2
Jenis – Jenis Stock Split Menurut Samsul ( 2006 : 87 ) split adalah tindakan atau memperbesar nilai
nominal saham. Dan terdapat dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu : a) Pemecahan Naik ( Split – up atau forward split ) Adalah tidakan memperkecil nilai nominal saham yang akan membuat jumlah saham semakin bertambah banyak. Apabila harga saham di pasar sudah dianggap terlalu tinggi sehingga likuiditas perdagangan saham
17
mulai mengecil, maka akan dilakukan tindakan split – up. Misalnya, pemecahan saham dengan faktor pemecahan saham 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4. Hal ini berarti untuk setiap satu lembar saham lama akan ditukar dengan dua lembar saham,dst. Pemecahan saham naik dapat meningkatkan daya tarik investor, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan. b) Pemecahan Turun ( Split – down atau reverse split ) Adalah tidakan memperbesar nilai nominal saham akan membuat jumlah saham semakin sedikit. Apabila harga saham terlalu rendah dan dianggap sebagai sampah serta dijauhi oleh investor sehingga likuiditas pedagangan saham tersebut menjadi sangat rendah, maka tindakan split – down akan dilakukan. Misalnya, pemecahan saham dengan faktor 2 :1, 3 : 1, 4 : 1. Ini berarti untuk setiap dua lembar saham akan ditukarkan dengan satu lembar saham baru, dst. Pemecahan saham diusulkan pada saat saham dijual dengan harga yang terlalu rendah, agar saham kembali ketingkat yang optimal sehingga tampil lebih baik. Dengan melakukan tindakan stock – split, dimaksudkan agar saham lama ditarik dari peredaran dan diganti dengan saham baru. Tindakan split – up dan split – down, hanya mengubah jumlah unit saham beredar, dan tidak mengubah jumlah modal disetor ataupun jumlah ekuitas.
3.
Alasan Stock Split Para ahli keuangan melakukan penelitian terhadap beberapa manajer
perusahaan yang melakukan stock split. Dari hasil penelitian mereka, dapat
18
disimpulkan berbagai alasan para manajer perusahaan dalam melakukan stock split, antara lain: a) Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan stock split percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang optimal yang selanjutnya dapat menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut, sehingga membuat saham menjadi lebih likuid untuk diperdagangkan. Hal ini akan mengubah investor add lot menjadi investor round lot. Investor add lot adalah investor yang membeli saham kurang dari 500 lembar saham (< 1 lot). Sedangkan investor round lot adalah investor yang melakukan pembelian saham minimal 500 lembar atau minimal 1 lot (Mc Gough,1993). b) Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya tertuang dalam beberapa hipotesis yaitu hipotesis signaling dan liquidity (Barker dan Powell,1993). Penjelasan ini didukung oleh adanya pandangan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham akan menambah daya tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham. Kondisi ini menyebabkan semakin bertambahnya jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah pemegang saham (Lamourux dan Poon,1987) c) Harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan akan meningkatkan efisiensi pasar. Menurunnya harga memberikan peluang keuntungan (yield) lebih besar. Misalnya sebuah saham sebelum pemecahan saham harganya Rp.1200 dan
19
setelah pemecahan menjadi Rp.625, jika saham tersebut mengalami kenaikan satu point saja misalnya Rp.25,- maka menghasilkan perubahan yield sebesar 2,083% untuk harga Rp.1200 dan 4% untuk harga Rp.625. d) Pemecahan saham juga seringkali merupakan langkah menjelang merger atau akuisisi. Harga saham yang relative sebanding akan memudahkan negoisasi merger dan akuisisi yang dilakukan dengan cara penukaran saham.
4.
Return Saham Motivasi utama investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi
adalah mendapatkan tingkat pengembalian (return) investasi yang optimal. Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati investor atas suatu investasi yang dilakukannya (Ayu 2010). Return saham yang akan diterima oleh investor sangat dipengaruhi oleh jenis investasi yang dipilih. Untuk mengukur besarnya return yang akan diterima investor sehubungan dengan adanya peristiwa stock split diukur dengan adanya abnormal returnyang diterima oleh investor.
5.
Trading Volume Activity Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrument yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perusahaan volume perdagangan saham dipasar modal (Ayu 2010). Karpoff (2006) beranggapan bahwa meskipun investor member interprestasi yang sama terhadap public announcements, tapi reaksi perdagangan dapat terjadi jika para investor mempunyai pengharapan yang beda. Perbedaan pengharapan terjadi antar
20
investor yang melakukan spekulasi, hal ini menimbulkan suatu rangsangan bagi investor untuk melakukan perdagangan melepaskan posisi spekulatif mereka.
6.
Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Return Saham Aksi yang dilakukan oleh perusahaan berupa pemecahan saham dapat
ditafsirkan sebagai sinyal yang diberikan oleh perusahaan tentang adanya prospek yang bagus dimasa yang datang, dimana harga saham yang tinggi merupakan suatu indikator bahwa kinerja perusahaan bagus. Menurut Fama, Fisher, Jensen, dan Roll (2005) menyatakan bahwa selain itu harga saham yang menjadi lebih murah menyebabkan banyaknya transaksi yang akan dilakukan sehingga harga saham sering berubah dan dapat memberikan peluang untuk memperoleh abnormal return bagi investor. Abnormal return ini akan dihitung dengan selisih antara actual return dan expected return, dimana actual return merupakan perbandingan harga saham hari ini dengan harga saham sebelumnya secara relatif. Sedangkan expected return dihitung dengan return pasar yang dikalikan dengan beta masing-masing perusahaan ditambah dengan alpha masing-masing perusahaan. Abnormal return saham yang diperoleh setelah melakukan pemecahan saham terjadi penurunan, hal ini berakibat pada abnormal return yang diperoleh bernilai negatif karena actual return yang diperoleh lebih rendah dibanding expected return.
21
7.
Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk
melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam volume perdagangan sahamnya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan
saham
terlihat
dari
besar
kecilnya
jumlah
saham
yang
diperdagangkan (Weston dan Copeland, 2006). Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga saham menjadi lebih besar dan akan menarik investor untuk memiliki saham tersebut atau menambah jumlah saham yang diperdagangkan.
22
8.
Perlakuan Akuntansi Stock Split Pengaturan tentang stock split tidak disebutkan didalam standar akuntansi
keuangan, yang diatur hanyalah mengenai deviden saham yang dibagikan oleh perusahaan yang diatur dalam PSAK no.21 paragraf 3 tentang deviden saham. Zaki Baridwan (2006) menerangkan bahwa perubahan karena stock split hanya mengakibatkan jumlah saham saja yang berubah. Oleh karena itu, untuk perusahaan yang melakukan stock split, dapat mencatat kejadian tersebut dengan cara memo atau dibuatkan jurnal untuk menutup rekening modal lama dan membuka rekening modal saham baru. Sedangkan menurut Mc Gough (2007) ada penyesuaian yang harus dilakukan oleh manajemen pada neraca (balance sheet) dan laporan penerimaan (income statement). Jurnal harus dibuat pada bulan terjadinya stock split, yang akan mempengaruhi neraca pada laporan akhir tahun.
I.
Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian stock split sudah sering dilakukan. Hasil dari penelitian –
penelitian tersebut bermacam – macam, sehingga menimbulkan berbagai kantroversi. Agus Setiyanto (2006), dengan penelitian yang berjudul “Analisis likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2003 – 2005”. Menggunakan 30 sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ. Dengan pengujian hipotesis menggunakan uji paired sample t test, menemukan bahwa :
23
a) Terdapat perbedaan yang signifikan harga saham antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split. b) Terdapat perbedaan yang signifikan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split. Octavianus (2007), dengan penelitian yang berjudul “Analisis perbedaan pemecahan saham terhadap perubahan harga saham adan volume perdagangan periode 200-2005”. Tedapat 25 perusahaan yang menjadi sampel : a) Stock split berpengaruh harga saham b) Stock split berpengaruh pada volume perdagangan Nurhikmah (2007), dengan penelitian yang berjudul “ Analisis perbedaan volume perdagangan dan return saham sebelum dan sesudah stock split di BEJ periode 2002-2006”. Terdapat 28 perusahaan yang menjadi sample pengujian hipotesis menggunakan uji
pairet sample t test. Periode pengamatan 5 hari
sebelum stock split dan 5 hari sesudah stock split menemukan bahwa : a) Adanya perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan antara sebelum dan sesudah stock split. b) Tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap return saham sebelum dan sesudah stock split . Supriadi ( 2007 ), dengan penelitian yang berjudul “Analisis factor-faktor yang mempengaruh stock split periode 2000 – 2004”. Menggunakan 36 perusahaan di BEJ . Menemukan bahwa : a) Harga saham tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan perusahaan untuk melakukan stock split.
24
b) Terjadi kecenderungan perbedaan frekuensi perdagangan saham yang signifikan antara dua kuartal sebelum stock split dengan dua kuartal sesudah stock split. c) Tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan antara dua kuartal sebelum stock split dengan dua kuartal sesudah stock split. Budiman Santoso (2008), dengan penelitian yang berjudul “Analisis expected return saham dan frekuensi perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 pada periode tahun 2002 – 2006”. Periode penelitian 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah stock split. Terdapat 16 sampel. Pengujian hipotesis menggunakan uji paired sampel t test, menemukan bahwa : a) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara expected return saham sebelum dan sesudah stock split. b) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.