BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Penelitian Sebelumnya (States of The Art) Nama Penulis
M. Agus Prayudi PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM BISNIS HOSPITALITY
Judul Penelitian
(Jurnal Sosio Humaniora Volume 3, No. 3Universitas Mercu Buana Yogyakarta-Mei 2012)
Metodelogi
Metode Kualitatif Penelitian
ini
membuktikan
bahwa
sesungguhnya tugas seorang public relations tidak
hanya
sampai
berfokus
“keramahtamahan”
saja.
Fungsi
public
juga
terdapat
relations
kemampuan hanya
pemasarannya.
mengandalkan
pada seorang dalam
Karena
jika
“keramahtamahan”,
public relations tidak akan menghasilkan profit yang perusahaan harapkan. Karena itu
Penjelasan dan Hasil Penelitian
dalam penelitian ini, sangat ditekankan strategi
CRM
(customer
Relation
Management) dalam mencapai keberhasilan pemasaran yang sebenarnya, dimana strategi pemasaran
dikombinasikan
dengan
“keramahtamahan” seorang public relations. Karena sebenarnya keberhasilan pemasaran suatu perusahaan tidak hanya dinilai dari seberapa banyak konsumen yang berhasil
9
10 diperoleh pada saat itu tetapi bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut.
Penjelasan
pada
jurnal
ini
memiliki
keterkaitan terhadap penelitian ini, karena dalam penelitian ini juga akan dibahas mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh public relations Hotel Santika Premiere KHI- Bekasi. Selain itu objek penelitian yang Keterkaitan dengan Penelitian
diamati dalam jurnal dan penelitian ini samasama termasuk ke dalam kategori bisnis perhotelan yang mengutamakan peranan PR yang tidak hanya sebagai penjaga reputasi dari hotel tempat ia bekerja, namun juga tetap melakukan strategi pemasaran yang dirasa dapat meningkatkan profit dari hotel sendiri.
Bangun Ervina Sari Dewi
Nama Penulis
PENGARUH
STRATEGI
PROMOSI
TERHADAP MINAT KONSUMEN (Studi Evaluasi Penjualan Kamar Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru) Judul Penelitian
(Jom FISIP Volume 1 No.2 – Oktober 2014) Jurusan
Administrasi
Bisnis
–
Prodi
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Riau. Metodelogi
Metode Kuantitaif
11 Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi promosi pada Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru
sangat
mempengaruhi
minat
konsumen. Dari tanggapan responden yang diteliti
bahwa
kriteria
posisi
jawaban
dikategorikan setuju secara keseluruhan, jadi dapat
disimpulkan
bahwa
rata
–
rata
responden menjawab setuju pada strategi promosi terhadap minat konsumen. Promosi penjualan atau sales promotion yang menjadi andalan bagi pihak hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru yang respondennya menjawab sangat setuju dengan aktivitas atau fasilitas layanan yang diberikan oleh pihak Hotel Penjelasan dan Hasil Penelitian
Mutiara
Merdeka
Pekanbaru.
Dalam
penerapan strategi promosi, tidak hanya divisi sales
yang
diandalkan.
Namun
seluruh
komoponen divisi Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru harus bergerak mempromosikan hotel.
Sales
penjualan
promotion
memang
atau
merupakan
promosi strategi
promosi yang dianggap paling mendongkrak penjualan. Namun sales promotion juga ditopang oleh periklanan atau advertising, penjualan pribadi atau personal selling, hubungan masyarakat atau public relations, dan
pemasaran
langsung
atau
direct
marketing.
Keterkaitan antara penelitian yang dibahas Keterkaitan dengan Penelitian
dalam jurnal ini dengan penelitian ini adalah dimana dalam kedua penelitian ini dibahas
12 mengenai strategi pemasaran yang dapat mempengaruhi
minat
konsumen
untuk
menginap di hotel. Bentuk market segment yang ada pada jurnal ini sama dengan market segment yang ada pada penelitian ini, yang adalah konsumen hotel. Hanya perbedaannya adalah dimana dalam jurnal ini, tools promosi yang paling ditekankan adalah penggunaan sales promotion, sedangkan dalam penelitian ini akan dilihat dari sudut pandang seorang public relations.
Nama Penulis
Abdul Aziz Abdullah INTERNAL
SUCCESS
FACTOR
OF
HOTEL OCCUPANCY RATE Judul Penelitian (International Journal of Business and Social Science Vol. 3 No. 22 – November 2012) Metode Penelitian
Metode Kuantitatif Penelitian ini berusaha untuk menemukan pentingnya faktor internal yang berkontribusi terhadap keberhasilan tingkat hunian Hotel. Analisis kriteria seleksi yang dihasilkan oleh laporan
Penjelasan dan Hasil Penelitian
berdasarkan
latar
belakang
demografis responden menunjukkan bahwa umur, status perkawinan, jenis kelamin, etnis, pekerjaan
dan
pendapatan
bulanan
mempengaruhi bagaimana responden memilih akomodasi hotel mereka, yang kembali memberikan
kontribusi
terhadap
tingkat
13 hunian kamar hotel. Analisis tabulasi silang menunjukkan hasil korelasi yang kuat dan hubungan positif antara variabel dan faktor yang mempengaruhinya. Hal ini menunjukan bahwa
faktor-faktor
seperti
layanan
kebersihan yang baik, lokasi yang nyaman, makanan yang bersih dan lezat, keamanan, tersedianya fasilitas internet, harga kamar yang wajar dan fasilitas pemesanan melalui online memiliki hubungan yang positif dalam memenuhi harapan pelanggan. Hal ini lebih lanjut
membuktikan
pelanggan
bahwa
kepuasan
adalah faktor penting dalam
menentukan
kesuksesan
tingkat
hunian
kamar. Mayoritas para tamu merasa puas dengan hotel dari pilihan mereka dan kemungkinan akan menjadi pelanggan tetap. Hal ini
dikarenakan bahwa
industri
hotel
sangat
kemampuan
eberhasilan
tergantung
manajemen
pada untuk
mengidentifikasi dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Tujuan yang terdapat dalam jurnal penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keadaan internal hotel terhadap peningkatan okupansi hotel di Malaysia, dimana Keterkaitan dengan Penelitian
memiliki
keterkaitan
dengan
penelitian ini dari sisi peningkatan okupansi. Hanya perbedaannya adalah dalam jurnal ini keberhasilan tingkat hunian kamar / okupansi dilihat dari faktor internal, namun pada penelitian
ini,
peningkatan
okupansi
ditentukan oleh faktor eksternal, yaitu campur
14 tangan dari perusahaan lain.
Nama Penulis
Jon Boroshok A HOSPITALITY AND LEISURE PUBLIC RELATIONS PRIMER
Judul Penelitian (Journal of Hospitality & Leisure Marketing, Vol. 12(1/2) 2005)
Metode Penelitian
Metode Kualitatif Dalam penelitian ini dibahas mengenai perbedaan publikasi di media internet, media cetak dan media lainnya. Biasanya publikasi di
media
internet
masa
jangkauannya
terhitung pendek. Biasanya memang public relations
di
hotel-hotel
lebih
sering
menggunakan media cetak sebagai media publikasinya. Namun dalam menjangkau rekan-rekan media majalah maupun koran Penjelasan dan Hasil Penelitian
agar mereka bersedia untuk memuat konten publikasi mengenai hotel tidak sembarangan. Melalui penelitian ini, banyak wartawan yang mengaku dalam pemilihan konten publikasi berlaku aturan “siapa cepat dia dapat”. Artinya dalam memasukkan konten publikasi ke dalam suatu media cetak, para praktisi public relations saling berlomba satu dengan yang lainnya untuk membujuk atau me-lobby rekan-rekan media. Ketika konten berita tentang
hotel
sudah
dipublikasi,
public
15 relations yang baik harus mengucapkan terimakasih dan menjaga hubungan yang baik dengan media tersebut. Dalam mengirimkan press release atau pemberitaan apapun, public relations wajib mencantumkan informasi kontak lengkap (nama, jabatan, alamat lokasi, nomor telepon, dan alamat e-mail)
Dalam
jurnal
penelitian
ini
memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dimana
dalam
dunia
public
relations
publisitas merupakan tools utama yang digunakan oleh setiap PR terutama pada PR hotel. Dalam melakukan publisitas tidak hanya berpaku dalam publisitas pada media cetak, namun seiring bertambahnya kemajuan Keterkaitan dengan Penelitian
teknologi dan target konsumen yang tersebar di wilayah-wilayah luas, maka apabila hanya dengan menggunakan publisitas pada media cetak tidak akan dapat menjangkau konsumen di berbagai wilayah di negara tersebut maupun di dunia. Karena itu publikasi pada media internet seperti yang dibahas pada jurnal ini sangat dilirik oleh dunia PR Hotel, seperti pada hotel Santika Premiere KHI – Bekasi.
Nama Penulis
Luís Pereira
16 MARKETING AND PROMOTION IN THE HOTEL INDUSTRY (A case study in Family Hotel and Hotel Judul Penelitian
Group)
Tourism
and
Hospitality
International
Journal, Vol. 2 (1), (2014) Metode Penelitian
Metode Kualitatif Melalui penelitian ini dapat dilihat bahwa strategi
pemasaran
dan
promosi
yang
dilakukan oleh setiap hotel berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang lebih menonjolkan iklan atau advertising, promosi penjualan atau sales promotion, penjualan langsung atau direct marketing, penjualan perseorangan atau personal selling, publisitas atau public relations, serta pemasaran melalui internet atau internet marketing. Hotel yang baik pasti menggunakan tehnik pemasaran Penjelasan dan Hasil Penelitian
yang
terus
berkembang
mengikuti
perkembangan zaman. Untuk dapat membuat strategi pemasaran menjadi tepat sasaran, maka
setiap
hotel
harus
memahami
pentingnya komunikasi di dalam pelaksanaan strategi
pemasaran
membantu
industri
memahami
apa
karena
yang
komunikasi
perhotelan diinginkan
dalam oleh
konsumen atau pasar. Selain itu strategi yang dapat diterapkan melalui penelitian atas Family Hotel dan Hotel Group ini adalah membuat konsumen merasa “terlibat” ke
17 dalam kegiatan di hotel. Hubungan antara internal dan eksternal hotel harus dijaga dengan baik. Setiap staff hotel harus membina hubungan komunikasi yang baik dengan setiap klien yang menjadi tamu di hotel. Dengan begitu, strategi pemasaran yang diterapkan oleh hotel dapat diserap sempurna oleh setiap konsumen Selain karena memiliki kesamaan objek penelitian, jurnal penelitian yang diteliti oleh Luis Preira ini sangat berkaitan dengan penelitian ini karena berdasarkan penelitian dalam jurnal ini yang menyebutkan bahwa penggunaan semua strategi promosi harus diterpakan oleh industri hotel agar proses Keterkaitan dengan Penelitian
pemasarannya
menjadi
lebih
baik
juga
diterapkan oleh Hotel Santika Premiere KHIBekasi. Advertising, personal selling, sales promotion,
direct
marketing,
publisitas,
public relations dilakukan oleh Hotel Santika Premiere
KHI-Bekasi,
hanya
internet
marketing yang belum digunakan oleh Hotel Santika Premiere KHI-Bekasi pada strategi pemasarannya. Tabel 2.1 States of The Art 2.2
Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai dalam melakukan penelitian. Berikut adalah definisi dan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli komunikasi.
18 Dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Organsisasi” Wursanto (2005) mengutip pengertian komunikasi yang disampaikan oleh Wexley dan Yukl “communication can be defined as the transmission between two or more persons”. Dari definisi tersebut dapat diartikan sebagai komunikasi dapar diberikan definisi sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih. Sedangkan masih dalam buku yang sama Elliot Jaques memberikan definisi komunikasi sebagai berikut, “communication is the sumtotal of directly and indiresctly conscously and unconscously transmitted feeling, ettitudes, and wishes.” Yang dapat diartikan sebagai komunikasi adalah penyampaian berbagai perasaan, sikap, dan kehendak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Menurut Harold D. Laswell dalam Deddy Mulyana (2005) menjabarkan bahwa komunikasi adalah merupakan suatu proses yang menjelaskan apa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasilnya apa (Who? Say what? In which channel? To whom? With what channel?) Sebagaimana yang dikemukan oleh Raymond S. Ross, komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator (Mulyana, 2005) Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan dimana melalui komunikasi orang-orang dapat mendapat kesepahaman makna yang disampaikan dari seorang dengan yang lainnya. 2.2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication) Komunikasi pemasaran terpadu (IMC) adalah pendekatan yang lebih popular yang
diterapkan
oleh
professional
pemasaran
dan
komunikasi
untuk
mengkoordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi pemasaran untuk merek tertentu. (Philip Kotler dalam Mahmud Machfoedz, 2010). Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:232) “Komunikasi pemasaran terpadu (IMC-integrated marketing communication) adalah konsep perencanaan
19 komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang komprehensif”. IMC menurut Shimp (2007) adalah “A communication process that entails the planning, creation, integration, and implementation of diverse forms of marcom (advertisements, sales promotion, publicity releases, events, etc) that are deliver over time to a brand’s targeted customers and prospects,” Definisi tersebut apabila diartikan kurang lebih adalah proses komunikasi yang memerlukan perencanaan, penciptaan, integrasi, dan implementasi bentuk marcom yang beragam (iklan, promosi penjualan, publisitas rilis, peristiwa, dll) yang memberikan lebih banyak waktu bagi suatu merek yang ditargetkan pelanggan, dan prospek. Sedangkan menurut American Association of Advertising Agencies (dikutip Belch & Belch, 2001) dalam Tjiptono (2006:219) mengatakan bahwa IMC adalah sebagai berikut. “Komunikasi pemasaran terintegrasi adalah "Konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menekankan nilai tambah rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis berbagai disiplin komunikasi, seperti periklanan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan public relations. Kemudian mengkombinasi disiplin-disiplin tersebut dalam rangka mewujudkan kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi maksimum"
2.2.3
Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Sarana promosi utama yang dilakukan oleh setiap perusahaan menurut
Machfoedz dan Nurbiyati (2005:2) terbagi atas: 1. Periklanan Setiap bentuk presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung dan promosi ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. 2. Personal Selling Presentasi langsung yang dilakukan oleh personel wiraniaga perusahaan dengan tujuan menjual dan menjalin hubungan dengan pelanggan.
20 3. Promosi Penjualan Motivasi jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Berupa insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan biasanya untuk memperkenalkan produk baru atau reward kepada pelanggan loyal. 4. Public Relations Membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan tujuan mendapatkan publisitas yang luas, membangun citra positif perusahaan, dan mengatasi gosip, laporan, dan berbagai event yang dapat merugikan perusahaan. 5. Direct Marketing Komunikasi perusahaan dengan pelanggannya secara langsung untuk mendapatkan feedback langsung melalui media komunikasi seperti telepon, email, atau sms. Sedangkan Menurut Tjiptono dalam Widiana (2010) bauran promosi terdiri dari: 1. Personal Selling Menurut Tjiptono, personal selling adalah sebagai berikut : “komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya”.
2. Mass Selling Mass selling adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. 3. Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, dimana individu atau organisasi yang menerima keuntungan tidak perlu membayar untuk itu.
21 4. Promosi Penjualan Menurut Tjiptono, promosi adalah sebagai berikut: “Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insetif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan”. 5. Public Relations (Hubungan Masyarakat) Public Relations adalah usaha komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 6. Direct Marketing Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan tanggapan yang terukur. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi maka strategi IMC juga semakin diperbaharui seperti penambahan internet marketing sebagai salah satu strategi komunikasi pemasaran terpadu /IMC. Terdapat beberapa elemen dasar yang digunakan dalam Marketing Communication Mix menurut De Loizer, yang kemudian dirumuskan oleh Belch (1995) menjadi 6 (enam) kegiatan dasar, yaitu advertising, direct marketing, interactive/internet marketing, sales promotion, publicity/public relations, dan personal selling. Masing-masing memainkan perannya dalam upaya komunikasi pemasaran (Prisgunanto, 2006:9). Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memasarkan sesuatu, maka strategi promosi merupakan hal yang sangat diperlukan bagi setiap pemasar. Karena kombinasi dari beberapa tools inilah yang kemudian akan membuahkan keberhasilan. Strategi yang paling sering digunakan oleh pemasar adalah personal selling, sales promotions, direct marketing, advertising, dan public relations.
2.2.4 Hubungan Masyarakat (Public Relations) Cutlip, Centre and Broom dalam bukunya Effective Public Relations yang dikutip oleh
Dwjulita (2010) mengungkapkan mengenai definisi humas yaitu
“Public Relations is the management function that identifies, establishes, and
22 maintains mutually beneficial relationship between an organization and the various publics on whom its success or failure depers.” Definisi tersebut menyatakan bahwa humas adalah fungsi manajemen yang menyatakan, membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai macam publik, dimana hal tersebut dapat menentukan sukses atau gagalnya organisasi. Sedangkan L. Berney dalam Morissan (2008:6) mengatakan bahwa public relations sebagai including the public to have understanding for and goodwill (membujuk publik untuk memiliki pengertian yang mendukung serta niat baik). Sementara itu, The British Institute of Public Relations mendefinisikan humas sebagai “an effort to establish and maintain mutual understanding between organization and it’s public” (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya). (Morissan, 2008:7) Karena beragamnya pengertian serta definisi mengenai profesi public relations atau humas, maka Frank Jefkins dalam Morissan (2008) memberi batasan humas, yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Menurut Dominick dalam Morissan (2008) humas mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik. Pada satu sisi, praktisi humas berupaya untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini yang postif bagi organisasi atau perusahaan, namun pada sisi lain
humas
harus
berupaya
mengumpulkan
informasi
dari
khalayak,
menginterpretasikan informasi itu dan melaporkannya kepada manajemen jika pengaruh itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen. 2. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi Praktisi humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja yang dilakukan perusahaan. Praktisi humas harus memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan
23 khalayak terhadap organisasi. Humas harus menjadi saluran bolak-balik antara organisasi dan khalayaknya. Organisasi pada dasarnya berhubungan dengan berbagai macam khalayak. Secara umum khalayak humas terbagi atas humas internal seperti karyawan, organisasi buruh, pemegang saham yang namanya tercatat pada perusahaan dan khalayak ekstrernal seperti badan atau instansi pemerintah, dealer, pemasok, masyarakat sekitar, media massa, dan pemegang saham yang tidak tercatat pada daftar pemegang saham. 3. Humas merupakan fungsi manajemen. Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah. Humas juga harus secara rutin memberikan saran kepada manajemen. Humas harus memiliki kegiatan yang terencana dengan baik. Bagian humas harus mampu mengorganisir dan mengarahkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa PR bukanlah sekedar profesi, namun PR merupakan wujud dari perusahaan yang dipandang oleh seluruh masyarakat. Karena itu PR memegang peranan penting dalam menjaga reputasi perusahaan untuk jangka panjang. 2.2.5 Ruang Lingkup Public Relations Menurut Morissan (2008) ruang lingkup pekerjaan humas dapat dibagi menjadi 6 (enam) bidang pekerjaan, yaitu: 1. Publisitas Yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi, atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa.
2. Pemasaran Dalam praktiknya, pekerjaan humas yang mencakup kegiatan pemasaran meliputi antara lain melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk, menentukan harga, melakukan promosi, dan distribusi produk.
24 3. Public Affairs Kegiatan pubblic affairs dapat didefinisikan sebagai bidang khusus humas yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik.
4. Manajemen isu Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau respons yang sebaik-baiknya.
5. Lobi Lobi adalah bidang khusus humas yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya untuk mempengaruhi peraturan dan perundangundangan.
2.2.6 Fungsi Public Relations Menurut Ruslan (2010:26) peranan dari Public Relations adalah: a) Communicator Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan sekaligus persuador.
b) Relationship Kemampuan peran Public Relations atau Humas membangun hubunga yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak publiknya.
c) Back up manajemen Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk
25 mencapai
tujuan
bersama
dalam
suatu
kerangka
tujuan
pokok
perusahaan/organisasi.
e) Good image maker Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.
Adapun 4 fungsi utama Public Relations yang dikemukakan oleh Suparmo (2011:91) adalah : 1. Communicator Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar personal (interpersonal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuader.
2. Relationship Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan.
3. Back up management Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran, operasional, teknik, keuangan dan personalia demi terciptanya tujuan bersama.
4. Good Image Maker Menciptakan citra dan publisitas positif perusahaan kepada stakeholdernya.
2.2.7 Strategi Public Relations Strategi humas atau public relations biasanya digunakan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya disetiap keadaan. Firsan Nova (2009), menyatakan bahwa strategi Public Relations terdiri dari :
26 1. Publication Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media mengenai kegiatan dan aktifitas perusahaan yang layak diketahui oleh publik. Dalam hal ini tugas Public Relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak media (pers atau wartawan) dengan tujuan menguntungkan citra perusahaan yang diwakilkannya.
2. Event Merancang event dengan tujuan memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik.
3. News Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dll. Oleh karena itu seorang Public Relations harus mempunyai kemampuan menulis yang baik untuk menciptakan publisitas.
4. Community involvement (kepedulian pada komunitas) Keterlibatan tugas sehari hari seorang Public Relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations and human relations) antara masyarakat dengan perusahaan yang diwakilinya.
5. Inform or build image Salah satu fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
6. Lobbying and negotiation Ketrampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Public Relations. Tujuan lobi adalah untuk meraih kesepakatan (deal), atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
27 7. Social Responsibility Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktifitas Public Relations menunjukan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Bentuknya beragam, seperti kegiatan peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya.
Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations, adalah sebagai berikut (Rosady Ruslan, 2008)
1) Publications Public relations dalam hal ini memiliki tugas menyelengarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi dengan menggunakan berbagai media tentang aktivitas perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public dengan tujuan dapat meningkatkan image dari perusahaan atau organisasi.
2) Event Merancang
dan
melaksanakan
sebuah
event
yang
bertujuan
untuk
memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengharui opini publik. Berikut beberapa jenis event; a.
Calandar event, meliputi kegiatan rutin yang diselenggarakan pada waktu
tertentu, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun baru serta hari ulang tahun dan sebagainya.
b.
Spesial events, event atau acara ajang yang sifatnya khusus dana dilaksanakan
pada moment tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR, seperti peluncuran produk baru, pembukaan kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.
c.
Momment event, event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusus
lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi millennium.
28 3) News (menciptakan berita) Berupaya menciptakan berita tentang perusahaan atau organisasi yang diwakilinya melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-lain.
4) Community involvement (kepedulian pada komunitas) Tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu (khususnya yang berada di sekitar lokasi tempat perusahaan/organisasi berdiri) guna menjaga hubungan yang baik antara masyarakat dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya agar kelangsungan perusahaan atau organisasi dapat terjamin.
5) Inform or image Terdapat dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
6) Lobbying and negotiation Kemampuan untuk melobi dan bernegosiasi melalui pendekatan pribadi dengan tujuan mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadapan kelangsuangan bisnis perusahaan atau organisasi.
7) Social Responsibility Bertanggungjawab secara sosial dalam aktifitas PR dalam perusahaan atau organisasi menunjukan bahwa perusahaan atau organisasi tersebut
memiliki
kepedulian terhadap masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik sehingga kelangsungan perusahaan dan organisasi dapat terjamin dengan adanya dukungan dari masyarakat.
Terdapat 4 (empat) tahap dalam melaksanakan strategi PR menurut Scoot M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Rosady Ruslan (2008:148), yaitu :
29 1. Defining the problem Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi sekarang?”
2. Planning and programming Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan tujuan program. Langkah kedua dalam proses public relations ini menjawab, “Kita telah mempelajari situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan.“
3. Taking action and communicating Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini adalah “Siapa yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana, dan bagaimana.”
4. Evaluating the program Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian, implementasi, dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak program terimplemetasi, berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan berdasarkan pertanyaan “Bagaimana yang sedang kita kerjakan atau bagaimana yang telah kita kerjakan”
Jadi dalam melakukan strategi PR, praktisi PR harus betul-betul memikirkan strategi apa yang paling sesuai digunakan pada saat itu, karena tidak semua strategi dapat digunakan di waktu yang sama dan melakukan keempat tahap penetapan strategi yang dipilih oleh PR.
30 2.2.8 Okupansi Hotel Damardjati (2006) mengartikan tingkat hunian kamar adalah presentase dari kamar-kamar yang terisi atau disewakan kepada tamu yang dibandingkan dengan jumlah seluruh kamar yang disewakan, yang diperhitungkan dalam jangka waktu, misalnya harian, bulanan, atau tahunan. 2.2.9 Larangan Pemerintah Meeting di Hotel Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Nomor 11 Tahun 2014 yang berbunyi, “Menindaklanjuti perintah Presiden pada Sidang Kabinet kedua pada hari Senin, tanggal 3 November Tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri PAN RB Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara tanggal 4 November 2014, bahwa dalam rangka penghematan terhadap anggaran belanja barang dan belanja pegawai khususnya yang terkait dengan pembatasan kegiatan pertemuan/rapat di luar kantor, agar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan seluruh kegiatan instansi pemerintah di lingkungan masing-masing atau di lingkungan instansi pemerintah lainnya, kecuali melibatkan jumlah peserta kegiatan yang kapasitasnya tidak mungkin ditampung untuk dilaksanakan di lingkungan instansi masing-masing atau instansi pemerintah lainnya. 2. Menghentikan rencana kegiatan konsinyering/Focus Group Discussion (FGD), dan rapat-rapat teknis lainnya di luar kantor, seperti: di hotel/villa/cottage/resort, selama tersedia fasilitas ruang pertemuan di lingkungan instansi pemerintah masing-masing atau instansi pemerintah di wilayahnya yang memadai. 3. Penyelenggaraan seluruh kegiatan instansi pemerintah dengan menggunakan fasilitas di luar kantor, agar berakhir pada tanggal 30 November 2014. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembatasan kegiatan pertemuan/rapat di luar kantor di lingkungan Instansi masing-masing secara berkala setiap 6 bulan dan melaporkan kepada Kementerian PAN RB. 5. Meneruskan Surat Edaran ini kepada seluruh jajaran instansi di bawahnya sampai dengan unit organisasi terkecil untuk melaksanakan dan mematuhi ketentuan dalam Surat Edaran ini secara konsisten dan sungguh-sungguh.
31 2.3
Kerangka Pemikiran
HOTEL SANTIKA PREMIERE KOTA HARAPAN INDAH - BEKASI
LARANGAN PEEMRINTAH UNTUK MEETING DI HOTEL
PENURUNAN OKUPANSI
STRATEGI PUBLIC RELATIONS - Publication - Event
STRATEGI PUBLIC RELATIONS
- News - Community Involvement - Inform
KOMUNIKASI (INTERAKSI POSITIF)
STRATEGI JOINT PROMOTIONS
PENINGKATAN OKUPANSI Sumber: Peneliti
- Lobby - Social Responsibility Sumber: Firsan Nova (2009)
32