BAB II LANDASAN TEORI
A. Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana yang dijelaskan oleh Kasmir (2008:74), yaitu : 1. Kepercayaan Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Waktu Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. 3. Degree of Risk Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan datang.
7
4. Prestasi Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa. Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
1. Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai, karena itu perusahaan mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Meskipun demikian, ada banyak biaya yang harus ditanggung. Pertama, ada kemungkinan piutang tidak terbayar. Kedua, perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar, dan semua dana mempunyai biaya. Karena itu perusahaan menanggung biaya dana yang lebih besar. Oleh karena itu, tambahan manfaat harus lebih besar dari tambahan pengorbanannya, agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan. Gunawan Adisaputra (2003:43) mengemukakan manfaat penjualan kredit, antara lain :
a. Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan. b. Meningkatkan keuntungan.
8
c. Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para langganan. d. Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus dibayarkan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang.
B. Penagihan Piutang 1. Piutang Pada umumnya piutang timbul ketika suatu perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, yang prosesnya dimulai dari melakukan pengiriman barang, penagihan, dan akhirnya menerima pembayaran. Libby (2007) mendefinisikan: ”piutang sebagai hutang konsumen kepada perusahaan. Piutang dagang dapat diperkuat dengan janji pembayaran tertulis secara formal dan di klasifikasikan sebagai wesel tagih (notes receivable)” (hlm 288) Menurut bodnar dan william (2006): “piutang dagang adalah uang yang dimiliki oleh pelanggan untuk barang atau jasa yang telah dijual yang dimasukan ke dalam rekening” (hlm 311). Selanjutnya Horison (2006) berpendapat bahwa: “piutang adalah klaim keuangan terhadap perusahaan atau perorangan “ (hlm 418). Kesimpulan piutang terhadap penjelasan definisi di atas diketahui bahwa piutang secara luas diartikan sebagai tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan baik berupa uang, barang maupun jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan melaksanakan kewajibannya, sedangkan secara sempit piutang 9
diartikan sebagai tagihan yang hanya dapat diselesaikan dengan diterimanya uang di masa yang akan datang. Penyajian piutang di neraca menurut Mulyadi ( 2008 : 88 ) a. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang. b. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih ( netto ) c. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca d. Piutang usaha yang bersaldo kredit ( terdapat di dalam kartu piutang ) pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar e. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha 2. Akuntansi Piutang Transaksi yang mempengaruhi piutang usaha merupakan bagian dari siklus pendapatan. Siklus pendapatan tersebut adalah transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas dari debitur, dan transaksi
10
penghapusan piutang. Transaksi - transaksi tersebut dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut : a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Piutang usaha
xxx
Penjualan / Pendapatan Jasa
xxx
b. Transaksi retur penjualan Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Retur Penjualan dan pengurangan harga
xxx
Piutang usaha
xxx
c. Transaksi penerimaan kas dari debitur Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Kas
xxx Piutang usaha
xxx
d. Transaksi penghapusan piutang Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Cadangan kerugian piutang
xxx
Piutang usaha
xxx
3. Resiko Piutang Di samping memperoleh manfaat dari penjualan yang dilakukan secara kredit seperti meningkatkan pendapatan penjualan dan laba, perusahaan juga biasanya menanggung beban operasional atas adanya 11
piutang tak tertagih. Hal ini bisa timbul dari kegagalan perusahaan memperoleh pembayaran dari pelanggan. Dalam
akuntansi,
adanya
piutang
tidak
tertagih
diakui
keberadaannya sehingga membentuk satu perkiraan tersendiri yaitu beban piutang tak tertagih. Menurut Zaki Baridwan (2004:127) “piutang usaha yang tidak mungkin ditagih, seperti debiturnya bangkrut, meninggal, pailit atau lain;lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya bagi perusahaan” Kebijakan penghapusan langsung menggunakan asumsi bahwa piutang yang dianggap tak akan tertagih sulit untuk diterima di kemudian hari. Ini artinya, ada saja dari bagian piutang dagang yang tidak tertagih dan harus dihapus saja dari buku. Namun sebaiknya kebijakan estimasi atau taksiran piutang tidak tertagih menganggap bahwa sebagian dari piutang yang tidak tertagih, masih sangat mungkin untuk diterima kembali di kemudian hari. Dalam pengolaan piutang di PT. Astra International Tbk – Auto 2000 P. Jayakarta tidak ada perkiraan akun beban piutang tak tertagih. Karena sebelum memutuskan penjualan kredit ke customer, pihak leasing menjamin pembayaran pelunasan sisa pembayaran hutang pelanggan setelah di kurangi dari total uang muka ke Auto 2000.
12
4. Efektivitas Penagihan Piutang Efektivitas penagihan piutang usaha merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh pengukuran kinerja bisa tercapai dalam hal pengumpulan aktiva perusahaan sehingga bisa mengkonversinya menjadi kas perusahaan. Ukuran efektivitas suatu kegiatan usaha terkait antara perencanaan dan hasil ukuran efektivitas atas kegiatan pekerjaan dengan memanfaatkan teknologi pada dasarnya terletak pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan, teknologi pengelolaan pada dasarnya ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam kegiatan yang ditunjang oleh adanya pengendalian serta proses yang baik merupakan ukuran efektif atau tidaknya kegiatan penagihan. Beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai efektivitas, yaitu mencakup : 1) Kegunaan dan ruang lingkup Agar berguna bagi manajemen perusahaan, fungsi-fungsi dalam perusahaan harus berjalan dengan baik secara stabil dan berkesinambungan. Ruang lingkup menyangkut kegiatankegiatan apa saja ? Bagaimana hubungan antar kegiatan? Satuan-satuan kerja atau departemen-departemen mana yang terlihat? Lingkungan perusahaan yang aman dan tertib, dan bagaimana dukungan dari manajemen puncak.
13
2) Biaya Jumlah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau organisasi dalam upaya mencapai tujuan. 3) Waktu Jangka waktu yang diperlukan oleh perusahaan dalam upaya mencapai tujuan. 4) Tenaga kerja Sumber daya tersedia dan siap, pengelolaan tenaga kerja yang efektif, perusahaan memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis, staf karyawan yang kompeten dan berdedikasi tinggi, fokus pada pelanggan. 5) Kebijaksanaan atau prosedur pelanggan standar Kegiatan operasional berjalan sesuai dengan standar prosedur dan kebijaksanaan perusahaan, perusahaan melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan, perusahaan responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, memiliki kebijakan, prosedur, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas. 6) Akuntabilitas Derajat pertanggungjawaban dan penyelenggaraan fungsi-fungsi di dalam perusahaan.
14
7) Pengumpulan data secara cepat dan penyimpanan laporan secara akurat. Proses pengadaan informasi yang lama dan berkepanjangan akan tidak berguna bagi manajer yang memerlukan untuk membuat keputusan secepat mungkin. Pengumpulan data secara cepat dan efisien akan memperpendek waktu proses operasi, sehingga membuat lebih berguna. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan efektivitas merupakan keterkaitan antar tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai atau efektifitas usaha yaitu sebuah usaha atau intervensi yang dilakukan dalam kondisi normal yang dihubungkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berikut adalah data analisis umur piutang untuk piutang tak tertagih dari Muhammad Gade (2005: 78, 79) dengan contoh PT. Seulawah.
15
PT Seulawah Analisa Umur Piutang Per 31 Desember 2003
Nama
Jumlah
Belum Jatu h tem po
1-30
Lewat Waktu
31-60
61-90
91-180
181-365
> 1 tahun
Farah
3.240
3.000
240
-
-
-
-
-
Syarifah
6.000
6.000
-
-
-
-
-
-
Ayu
3.840
3.000
360
480
-
-
-
-
PT Lho'nga
16.920
15.600
-
1.320
-
-
-
-
PT Andela
14.400
14.400
-
-
-
-
-
-
Angela
2.160
-
-
-
-
-
-
2.160
Mulia
7.200
4.800
-
-
-
2.400
-
-
Rahmad
4.800
4.800
-
-
-
-
-
-
PT Aselindo
12.000
9.600
-
1.200
1.200
-
-
-
Akma
14.200
1.200
3.000
-
-
-
-
-
Karimah
3.000
-
-
-
-
-
3.000
-
Zulfikar
3.840
2.400
-
-
-
1.440
-
-
-
-
-
600
-
-
-
Fuzla
600
Firman
7.800
7.200
600
-
-
-
-
-
Jumlah
90.000
72.000
4.200
3.000
1.800
3.840
3.000
2.160
Tabel 2.1
16
Perhitungan taksiran kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur berdasarkan analisa umur piutang diatas dapat disusun sebagai berikut :
Tabel 2.2 PT Seulawah Analisa Umur Piutang
Per 31 Desember 2003 Kelompok Umur Piutang
Jumlah
Belum Jatuh Tempo
%
Taksiran Kerugian Piutang
72.000
0.5
Lewat waktu 1 - 30 hari
4.200
1%
42
Lewat waktu 31 - 60 hari
3.000
2%
60
Lewat waktu 61- 90 hari
1.800
5%
90
Lewat waktu 91 - 180 hari
3.840 10%
384
Lewat waktu 181 - 365 hari Lewat waktu Lebih dari satu tahun
3.000 30%
900
Jumlah
2.160 50% 90.000
17
1.080 2.916
C. Pengukuran Kinerja 1. Sistem Penagihan Piutang Yang Efektif Kebijaksanaan penagihan atau pengumpulan piutang merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk dapat mengumpulkan piutang atas penjualan
kredit
yang
diberikannya
dalam
waktu
yang
singkat
(Syahyunan,2005:66). Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat anda ambil untuk membantu melindungi diri anda dari klien yang terlambat membayar.
a. Membuat Buku Pembantu Piutang Informasi piutang merupakan suatu yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Banyak cara dilakukan oleh masing-masing organisasi bisnis untuk mendapatkan informasi piutang. Namun dengan bantuan sistem akuntansi komputer, pekerjaan ini menjadi sangat mudah. Akuntansi komputer dapat menampilkan informasi tersebut dalam hitungan detik. Informasi yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan dan dapat ditentukan secara interaktif, misalnya : Laporan Total piutang, Informasi piutang customer tententu, Piutang yang telah jatuh tempo, Analisa piutang, dll
18
Flow pencatatan ke buku piutang : Referensi Customer
Proses Invoice
Buku Piutang Nomor Tanggal Tanggal_JT
Trm Kas
Tanggal_ADJ Cust_ID No_Voucher Jumlah
Order Penjualan
Memorial
Kode_Trans
Keterangan:Setiap pembuatan invoice, sistem secara langsung mencatat data piutang ke buku piutang sehingga laporan piutang selalu diperbarui. Penerimaan kas hanya memperbaharui piutang bila transaksi merupakan pemabayaran piutang. Bila kas diterima sebagai pendapatan diterima dimuka maka pembaharuan piutang dilakukan melalui memorial. b. Buatlah Invoice Yang Efektif Pastikan bahwa invoice Anda jelas, akurat, terinci dan mudah dibaca. Setiap invoice harus menyertakan jumlah yang sudah jath tempo; nomor pemesanan pembelian; nama dan alamat pelanggan; dan nama, alamat, serta nomor ID perusahaan Anda. Anda juga harus menyertakan nama dan nomor telepon dari seseorang di perusahaan Anda untuk memudahkan kontak jika ada pertanyaan. Apabila mungkin, sebutkan harga masing19
masing item. Akan lebih sulit untuk membantah tagihan yang terinci itemitemnya, dan apabila ada ketidakcocokan pada salah satu atau beberapa harga, Anda dapat meminta pembayaran berdasarkan harga item yang tidak dirinci satu per satu. Invoice juga harus berisi klausul yang meminta agar pelanggan menghubungi Anda apabila ada masalah dengan jasa yang Anda berikan, dan harus dengan jelas menyebutkan secara garis besar pembayaran yang terlambat. c. Kirimkan Segera Invoice Semakin cepat invoice dikirim, semakin cepat pula pembayaran masuk kepada anda. Beberapa usaha kecil mengirimkan invoice sebulan sekali, namun ini merupakan kekeliruan karena ini dapat menunda beberapa piutang hingga dua tiga minggu. Sebaliknya, cobalah mengirim invoice dalam sehari dua hari setelah pengiriman barang atau penyelesaian proyek. d. Tagihlah Ke Orang Yang Tepat Pengiriman tagihan ke orang yang salah dapat membuat pembayaran terlambat hingga 30 atau 60 hari karena harus melewati suatu perusahaan. Berbicaralah langsung dengan klien dan tanyakan kepada siapa tagihan harus dikirim. Apabila tagihan jatuh ke seseorang yang bukan kontak Anda sehari-hari, hubungi dia dan perkenalkan diri Anda sendiri sebelum mengirim tagihan lewat surat. Apabila Anda mengirim tagihan ke pemegang buku klien atau departemen akuntansi, buatlah salinan ke customer anda dan segeralah menelepon dia. 20
2. Prosedur Penagihan Piutang Yang Efektif a. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan. b. Pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkinkan seseorang dalam posisi yang dapat melakukan kekeliruan. c. Perancang dan pengguna dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu pencatatan. d. Pengamanan pencatatan ke program untuk arsip data ke computer. e. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya atas hasil yang dikomputer 3. Pengertian Pengukuran Kinerja Perusahaan
Untuk dapat mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya diperlukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan hasil yang telah dicapai. Adapun definisi dan pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2008:353), pengertian penilaian kinerja adalah : “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personilnya, berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya”. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada dalam perusahaan dimana hasilnya digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana. Pengukuran kinerja juga memperlihatkan apakah 21
sebuah perusahaan perlu untuk melakukan perbaikan dan penyesuain terhadap aktivitas perencanaan dan pengendalian. Salah satu pengukuran kinerja yang di terapkan di PT.Astra International Tbk - Auto 2000 P. Jayakarta adalah dengan mengukur waktu penagihan piutang (collection period) yang bisa menimbulkan biaya operasi dan mengurangi laba yang di dapatkan selama satu periode.
4. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Tujuan pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2008:353) adalah : “untuk memotivasi personil dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi”.
Manfaat pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2008:353) adalah :
a. Mengelola
operasi
organisasi
secara
efektif
dan
efisien
melalui
pemotivasian personil secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personil, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personil d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan umumnya output dari hasil pengukuran kinerja berupa sebuah laporan yang disebut laporan kinerja. 22
5. Pengukuran Kinerja dengan Rasio Keuangan
Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi untuk pengukuran kinerja misalnya rasio produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya
a. Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dibayar (hutang jangka pendek), yang terdiri dari: 1) Rasio Lancar (Current ratio) Berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Rumus perhitungannya adalah:
2) Rasio Uji Cair (Acid Test Ratio)
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena 23
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Rumus perhitungannya adalah:
3) Waktu penagihan (Collection Period)
Rasio ini biasanya dipergunakan untuk menghitung rentang waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas. Rumus perhitungannya adalah:
4) Rasio perputaran piutang (Receivable turn over – RTO) Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi. Rasio perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo piutang rata-rata selama periode tertentu. Apabila angka piutang rata-rata sama dengan nol (0), berarti perusahaan sudah tidak
24
memiliki piutang lagi atau dengan kata lain, semua piutang sudah tertagih. Menghitung Receivable turn over – RTO ....
Receveible Turn Over =
Dimana, untuk menghitung rata-rata piutang adalah, ..... 5) Rasio tunggakan Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang belum tertagih. Menghitung rasio tunggakan : .... 6) Rasio penagihan Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaan. Menghitung rasio penagihan :
Jumlah Piutang Yang Tertagih Rasio Penagihan=
x 100 % =......% Total Piutang
25
b. Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang terdiri dari:
1) Rasio Kewajiban terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) Melihat struktur keuangan perusahaan dangan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Debt to
Equity Ratio
(DER) menggambarkan perbandingan antara total kewajiban dengan ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif dari pada ekuitas. semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki DER yang lebih kecil. Rumus perhitungannya adalah:
26
2)
Kelipatan bunga yang dihasilkan (Times Interest Earned)
Rasio ini menunjukan suatu indikasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran bunga pada saat jatuh tempo. Rumus perhitungan nya adalah:
c. Rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,
juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas
manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya, yang terdiri dari:
1) Tingkat pengembalian aset (Return On Assets).
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan
tersebut
perhitungannya adalah:
27
(operating
assets).
Rumus
2) Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham (return on commo equity)
Ratio ini memperlihatkan seberapa banyak rupiah yang diperoleh dari laba untuk setiap rupiah yang di investasikan oleh pemegang saham (pemilik perusahaan), semakin besar ROE bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang saham yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham Rumus perhitungan adalah:
Dari analis rasio diatas memberikan berbagai wawasan yang bernilai sebagaimana dari analisis colgate yang didasarkan pada laporan keuangan. Di Perusahaan seperti PT. Astra International Tbk – Auto 2000 P. Jayakarta sebagai salah satu perusaahan otomotif terkemuka, juga menerapkan adanya penjualan kredit dalam sistem penjualan. Sehingga menimbulkan piutang yang harus ditagih ke pihak leasing, dalam penagihan piutang tersebut terdapat pengukuran waktu penagihan (Collection Period) dari awal pembukaan faktur penjualan sampai pembayaran piutang dari leasing yang dijadikan pengukuran kinerja atau performa untuk Auto 2000 sebagai main dealer Toyota. Karena jika piutang tersebut lewat jatuh tempo yang telah ditentukan maka Auto 2000 28
(cabang) dikenakan bunga piutang oleh pihak kantor pusat (head office), sehingga menambah beban operasi yang secara langsung mengurangi laba perusahaan.
Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi
Gambar 2.4 Laporan Neraca
Sumber:K.R. Subramanyam & John J. Wild, edisi sepuluh, jakarta:Salemba empat,2010
29
Tabel 2.4
Sumber:K.R. Subramanyam & John J. Wild, edisi sepuluh, jakarta:Salemba empat,2010
30
D. Hubungan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dengan Penagihan Piutang dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penjualan kredit bekerja dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan memberikan kesempatan untuk menunda pembayaran kepada pembeli sesuai batas jatuh tempo yang telah disepakati. Sistem informasi akuntansi penjualan kredit dibuat untuk menangani transaksi yang berulang kali atau rutin terjadi secara lengkap, cepat, dan akurat. Dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit, terdapat fungsifungsi yang dapat membantu untuk mengambil keputusan pemberian kredit yang tepat atau pemberian piutang hanya kepada pelanggan yang dianggap layak untuk mendapatkan kredit yang memperoses data-data pelanggan tersebut. Sistem informasi akuntansi penjualan kredit menangani semua data pelanggan data yang masuk kedalam perusahaan dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan kredit dapat membantu perusahaan menangani yang berulang kali terjadi atau rutin dan menghasilkan informasi secara cepat, lengkap dan akurat serta kecepatan penagihan piutang dapat tercapai. sehingga semakin baik nya baik sistem informasi akuntansi dan penagihan piutang yang efektif, maka pengukuran kinerja nya juga semakin baik. 31
Dalam penagihan piutang tersebut terdapat pengukuran waktu penagihan (Collection Period) dari awal pembukaan faktur penjualan sampai pembayaran piutang dari leasing yang dijadikan pengukuran kinerja untuk operasional perusahaan dan dapat digunakan sebagai informasi untuk peningkatan kinerja dimasa mendatatang.
E. Penjualan Kredit
Menurut Narko pada umumnya sistem penjualan kredit terdiri dari :
1. Prosedur-prosedur, sebagai berikut :
a. Prosedur pesanan penjualan
Informasi yang pada umumnya dibutuhkan meliputi :
1) Pesanan-pesanan yang belum dapat dipenuhi 2) Kesanggupan untuk mengirim barang di waktu tertentu
Bagian pesanan/ order penjualan umumnya bertugas :
1) Mengedit/ melengkapi pesanan pelanggan. Pesanan pelanggan mungkin diterima dalam bentuk pesan per telepon, surat pesanan pelanggan, atau berawal dari kunjungan langsung pelanggan ke perusahaan. Denagan cara apapun pesanan diterima, maka informasi mengenai pesanan pelanggan harus dipindahkan ke formulir tertentu yang disebut “ Surat Pesanan Penjualan “ 32
2) Menentukan tanggal pengiriman, rute pengiriman, alat transportasi yang digunakan, dari gudang mana barang harus dikirim, dan lainlain. Pada umumnya konsumen menginginkan barang yang dapat sampai padanya secepat-cepatnya, dan dengan biaya serendahrendahnya (apabila ongkos angkut menjadi tanggungan pembeli). Oleh karenanya fungsi pesanan/order penjualan akan menentukan pengiriman barang dari gudang terdekat dengan pelanggan, serta rute yang tersingkat pula.
Bagian pembuatan faktur bertugas membuat dan mengirimkan faktur kepada pembeli.
b. Prosedur persetujuan kredit
Informasi dibutuhkan manajemen meliputi :
1). Jumlah penjualan kredit yang diberikan
2). Jumlah permintaan kredit yang tidak dapat dipenuhi
3). Jumlah kredit yang menunggak
Tugas pemberi otorisasi kredit pada umumnya adalah untuk pemberian kredit kepada pelanggan lama biasanya diadakan penelaahan status kredit dengan melihat kartu pembantu piutang langganan yang hendak membeli secara kredit. Dengan mempelajari kartu piutang tersebut dapat diketahui kredibilitas pelanggan yang bersangkutan. 33
c. Prosedur pengiriman barang
Informasi yang pada umumnya ingin diketahui manajemen :
1) Rute pengiriman 2) Pada suatu saat barang yang dikirim sudah sampai mana.
Pada perusahaan yang masih kecil, kadang fungsi ini dirangkap oleh bagian gudang. Pada perusahaan besar sebaiknya ditangani bagian tersendiri. Tugas bagian pengiriman adalah megupayakan pengiriman secepat mungkindan dengan biaya serendah mungkin
d. Prosedur pembuatan faktur
Informasi yang pada umumnya ingin diketahui :
Pengiriman barang yang belum dibuat fakturnya, pada perusahaan yang masih kecil, fungsi ini dirangkap oleh bagian pesanan penjualan. Hal ini juga berlaku pada perusahaan besar yang mengoperasikan prosedur penagihna lengkap.Psda perusahaan besar fungsi ini ditangani petugasnya sendiri.
Tugas bagian ini adalah membuat faktur dan mengirimkan secepatnya kepada pembeli.
34
e. Prosedur akuntansi penjualan kredit
Termasuk dalam prosedur ini adalah bagaimana transaksi penjualan kredit di catat. Hal ini akan diuraikan lebih lanjut dalam catatn akuntansi, dan bukti transaksi yang digunakan. ( 2007:80-84 )
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit berhubungan dengan metode akuntansi, yaitu metode perpetual atau metode periodik. Pada umumnya periode perputual dipilih bila jenis persediaan relatif sedikit dan nilai barang relatif tinggi. Sementara itu, bila jenis barang yang diperdagangkan banyak dan nilai satuannya relatif kecil, maka biasanya digunakan metode periodik. ( 2007 : 84 )
3. Bukti transfer / formulir yang digunakan
a. Pesanan penjualan
Dokumen ini dibuat dalam beberapa rangkap, yang dapat berfungsi pula sebagai lembar otorisasi penjualan kredit.
b. Perintah pengiriman barang
Informasi pada dokumen ini hampir sama dengan informasi pada surat pesanan penjualan kecuali harga satuan dan jumlah harga. Meskipun
35
demikian dalam praktik kadang ada juga perintah pengiriman barang yang berisi pula data mengenai harga satuan
c. Faktur ( penjualan )
Informasi pada dokumen ini sama dengan informasi pada surat pesanan penjualan. Oleh karena itu terdapat kombinasi faktur dan pesanan penjualan. (2007:86)
4. Bagian-bagian dan fungsi yang terdapat dalam penjualan kredit
a. Penjualan
Menerima dan mengedit pesanan pelanggan
b. Ka. Bag. Keuangan
Menyetujuio atau menolak penjualan kredit pada tiap pelanggan dianggap perusahaan massih relatif kecil , sehingga persetujuan penjualan kredit masih dirangkap oleh kabag keuangan
c. Gudang dan pengiriman
Menyimpan barang dan mengirim barang ( asumsi perusahaan relatifkecil, sehingga bagian gudang dan pengiriman barang masih dilengkap
36
d. Penagihan
Membuat dan megirim faktur kepada pelanggan
e. Akuntan ( jurnal dan buku besar )
Mencatat transaksi pada jurnal penjualandan memposting ke rekening buku besar
f. Akuntan ( kartu piutang dan kartu persediaan )
Mencatat transaksi ke rekening pembantu piutang
masing-masing
pelanggan dan ke kartu persediaan untuk setiap jenis barang. (2007:90)
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu disajikan berikut ini :
Musliha M (2009) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi penagihan piutang. Musliha juga menggunakan Rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang (Receivable turn over-RTO), Umur Rata-rata piutang (Average Collection Period), Rasio tunggakan, dan Rasio Penagihan. Hasil dari penelitian Musliha tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih. 37
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja manajemen piutang, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang, keefektifan pengelolaan manajeman piutang. Ria Agustina menggunakan beberapa alat analisis yaitu Analisis Rasio Keuangan, Analisis Horisontal dan Vertikal, analisis investasi piutang, Analisis Deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang, Analisis umur piutang (ACP) untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang. Hasil dari penelitian Ria Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik, tergambar pada hasil analisis rasio keuangan.
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja COSO, unsur penentuan resiko, dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif, sedangkan unsur lingkuangan pengendalian, unsur informasi dan komunikasi, serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif.
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran praktek manajemen piutang, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara bersamaan. Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran 38
Piutang (ARTO) dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas. Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara signifikan. Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas terdapat pengaruh secara signifikan. Secara bersamaan, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PT.”X”.
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang, serta menganalisis kebijakan pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt). Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn over (RTO), Average Collection Period (ACP), Rasio Penagihan dan Rasio tunggakan. Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha.
39
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
No.
Nama (Tahun)
Judul
Variabel/Metode Analisis RTO, ACP, Rasio Tunggakan, Rasio Penagihan
Hasil Temuan
1.
A. Musliha M. (2009)
Analisis sistem pengendalian piutang pada PT. PLN (Persero) wilayah Sultan Batara Cab. Makassar
2.
Ria Agustina (2009)
Analisis Efektivitas Manajemen Piutang pada PT.Unitex,Tbk.
Rasio Keuangan, Analisis Horizontal dan Vertikal, Analisis Deskripsi, Analisis umur Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan piutang kurang baik, tergambar pada hasil analisis rasio keuangan.
3.
Dian Hartati (2009)
Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada PT. SFI Medan
Uji kualitatif terhadap pengendalian intern piutang usaha.
Bahwa unsur pengendalian intern aktivitas pengendalian kurang efektif, sedangkan unsur lingkungan pengendalian, informasi, komunikasi, serta unsur pengawasan telah efektif.
4.
Dhahiri Hagyar Siwi (2010)
Analisis pengaruh manajemen piutang terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan pada PT. X
RTO, ACP, IP (Investasi Piutang)
Bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (RTO) dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas.Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara signifikan. Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara RTO dengan likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas terdapat pengaruh secara signifikan. Secara bersamaan, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PT.”X”.
5.
Ilham (2011)
Analisis sistem pengendalian dan Efektivitas pengelolaan piutang pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cab. Makassar
RTO, ACP, Rasio Tunggakan, Rasio Penagihan
Bahwa kurang optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha.
40
Bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih.
G. Kerangka pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
PT. Astra International-Auto 2000
Cabang Jayakarta
Laporan Keuangan
Feed back
1. Piutang 2. Pengelolaan Piutang 3. Pengendalian Piutang
A Alat Analisis :
1. Receivable Turn Over (RTO) 2. Average Collection Period (ACP) 3. Rasio Tunggakan 4. Rasio Penagihan
Hasil Analisis
41
G. Flowchart Penjualan Kredit
Flowchart penjualan kredit dapat dilihat pada Gambar 2.1 dengan Gambar 2.4
42
sampai
43
44