BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Virtualisasi Virtualisasiadalahpemisahandarisumber
dayaatau
layanandarifisikyangmendasaripengirimanlayanan
permintaanuntuk
tersebut.Menyediakan
layerabstraksiantaracomputing,storage dan perangkat keras jaringan, serta aplikasiyangberjalandiatasnya(VMware,
2006).
Teknikvirtualisasidapat
diterapkanuntuklapisaninfrastruktur ITtermasuk network,storage,perangkat keras server, sistem operasi dan aplikasi.Tiga bidang IT dimana virtualisasi paling berkembang adalah : •
Virtualisasi jaringan (Network virtualization):menggabungkan resources yang tersedia dalam jaringan dengan cara membagi bandwidth yang tersedia ke dalam beberapa channel. Masing-masing saling independen dan masingmasing dapat ditugaskan (atau dialih-tugaskan) ke dalam beberapa server atau perangkat secara real time.
•
Virtualisasistorage(Storage virtualization): penggabungan penyimpanan fisik dari jaringan beberapa perangkat storageke dalam apa yang secara virtual menjadi satu perangkat penyimpanan yang dikelolaoleh konsol pusat penyimpanan virtualisasi yang umum digunakan di Storage Area Networks(SAN).
•
Virtualisasiserver (Server virtualization): penyembunyian resources server (termasuk jumlah dan identitas individu server fisik, prosesor dan sistem operasi) dari server pengguna. Tujuannya adalah untuk menghindarkan 7
8
pengguna dari keharusan untuk memahami dan mengatur rincian rumit resourceserver dengan tetap memungkinkan resource sharing untuk meningkatkan pemanfaatan resource dan memelihara kapasitas untuk expansion. Virtualisasi disebut jugaHypervisor. Hypervisor adalah sebuah teknik virtualisasi yang memungkinkan beberapa operating system untuk berjalan bersamaan pada sebuah host. Dikatakan teknik virtualisasi karena OS yang ada bukanlah sebuah OS yang sesungguhnya, hanya sebuah Virtual Machine(VM). Hypervisor juga disebut sebagai Virtual Machine Management (VMM), sesuai dengan tugasnya dalam melakukan manajemen dari beberapa virtual machine. Ada beberapa Software untuk Hypervisor ini seperti VMWare, HyperV, XenServer.Arsitektur virtualisasi ini bisa dilihat pada Gambar II-1(VMware, 2006).
Gambar II-1 - Arsitektur Virtualisasi
9
2.2.
Database Management System (DBMS) Database Management System (DBMS) merupakanperangkat lunakyang
mengeloladan
mengontrol
akseske
database.
Sebuahaplikasi
database
hanyalah sebuahprogram yangberinteraksi dengandatabasedi beberapa titikdalam pelaksanaannya(Connolly & Begg, 2005). Untuk berinteraksi dengan DBMS menggunakan bahasa database yang telah ditentukan oleh developer DBMS. Bahasa database biasanya terdiri atas perintah-perintah yang diformulasikan sehingga perintah tersebut akan diproses oleh DBMS. Ada 2 bahasa database, yaitu: 1. Data Definition Language (DDL) DDL digunakan untuk menggambarkan desain database secara keseluruhan. 2. Data Manipulation Language (DML) DML digunakan untuk memanipulasi dan melakukan pengambilan data suatu database seperti penambahan, menghapus serta pengubahan data. Ada beberapa developer yang mengembangkan database, yang terkenal adalah ORACLE, disamping itu ada SQL Server yang merupakan produk Microsoft, MySQL yang sekarang juga sudah diakuisisi ORACLE, PostgreSQL serta developer lainnya. Developer ini menyediakan GUI serta management dengan mengembangkan bahasanya masing-masing. Tetapi secara garis besar, bahasa dibentukmenggunakan Statement Query Language (SQL) yang mempunyai similarityantar developer.
10
2.3.
Konfigurasi Redundant Array of Inexpensive Disks(RAID) untuk Enterprise Storage System Redundant Array of Independent Disks (RAID),merupakanteknologi di
dalam penyimpanan data komputer yang digunakan. RAID mempunyai fitur striping, mirroring dan fault tolerance(LaCie, 2011). Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk. RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAIDLevel". Pada awalnya, ada tujuh model RAID level yang pertama kali dikonsepkan, yaitu RAID 0,1, 2, 3, 4, 5, 6tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID. Kombinasi konfigurasi dari 2 RAID misal RAID 1+0 menjadi RAID 10 , RAID 5+0 menjadi RAID 50.Gambar II-2 memperlihatkan perbandingandariRAID(Adaptec, 2005).
Gambar II-2 - Komparasi RAID
11
RAIDyang digunakanpada penelitian ini adalah RAID 10. Konsep dari RAID 10 adalahdisk-diskini dimirror secara berpasangan, dan kemudian hasil pasangan mirrornya distripe. Gambar II-3 memperlihatkan skema konfigurasi RAID10(LaCie,2011).
Gambar II-3 - Konfigurasi RAID 10
2.4.
Solid State Drive (SSD) VS Magnetic Drive (HDD) Pada dasarnya, SSD itu sama seperti HDD. Hanya saja tidak tersimpan
pada lapisan-lapisan magnetik layaknya HDD. SSD menyimpan semua data pada chip flash memory yang saling terhubung satu sama lain. Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi: 1. Ukuran dan Berat:Komponen atau material HDDberpengaruh terhadap dimensi dan berat HDD.
12
2. Komponen dan Prinsip Kerja:Pada HDD proses penulisan dan pembacaan data dilakukan melalui proses mekanik, sedangkan SSD melalui proses elektronik. 3. Kecepatan Baca dan Tulis Data: Kecepatan baca tulis SSD bahkan 8 kali lebih cepat dibanding dengan HDD. 4. Efek yang ditimbulkan:HDD menghasilkan efek berupapanas yang berlebihan,konsumsi daya listrik yang tinggi,putaran motor dan suara berisik.Pada SSD, suhu SSD tidak setinggi HDD, konsumsi daya listrik kecil, tidak ada putaran motor dan tidak berisik. 5. Fragmentasi:fragmentasihanya ada pada HDD. 6. Harga:SSD dijual dengan harga yang cukup mahal per GB-nya.Mahalnya harga SSD bisa mencapai 9 kali lipat bila dibandingkan dengan HDD. Terutama untuk SSD yang digunakan untuk enterprise storage system.
2.5.
Teknik
HybridVirtual
StoragepadaEnterprise
Storage
System Membangun enterprise storage system dengan harddisk full SSD sangat mahal sekali. Selain itu harddiskHDD masih banyak yang digunakan. Dilakukan teknik
hybrid
virtual
storagedengan
mengkonfigurasikan
kedua
tipe
harddisktersebut. Dengan melakukan teknik ini maka kita dapat memberdayakan semua resources yang ada sehinggacost effective dari sisi storage tercapai. Ada beberapa teknik hybrid virtual storageyang berjalan di berbagai macam layer, yaitu dengan cara menciptakan firmware dengan menggunakan framework sendiri(Kim, Gupta, Urgaonkar, Berman, & Sivasubramaniam, 2011),
13
(Mao et al., 2012),di layer OS Storage(Wu & Reddy, 2009), layervirtualisasi(Jo et al., 2010) di layer database(Do et al., 2011).
2.6.
Transaction Processing Performance Council (TPC) Organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 1988 untuk menentukan
proses transaksi daridatabasebenchmark sehingga mendapatkan data kinerja TPC yang sudah diverifikasi untuk industri. TPC benchmark digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem komputer. Ada beberapa benchmark yang dibentuk oleh lembaga ini, yaitu : •
TPC-C - On-line transaction processing (1992)
•
TPC-H - Ad-hoc decision support system (1999)
•
TPC-E - Complex on-line transaction processing (2006)
•
TPC-DS - Complex decisions support system (2011)
•
TPC-DI - Data integration (2013)
•
TPCx-HS - Industry's first standard for benchmarking Big Data (Hadoop) systems (2014) Pada penelitian ini yang digunakan adalah TPC-C dan TPC-H karena
yang akan diuji kinerja database untuk OLTP dan OLAP. TPC-C mengimplementasikan sistem komputer untuk memenuhi pesanan dari pelanggan untuk menyediakan produk-produk dari sebuah perusahaan. Perusahaan menjual 100.000 item dan menyimpan stocknya di gudang. Setiap gudang memiliki 10 district penjualan dan setiap district melayani 3000 pelanggan. Pelanggan menghubungi perusahaan ke operator untuk mengambil pesanan, setiap pesanan berisi sejumlah item. Pesanan biasanya menggunakan stock dari gudang lokal
14
namun sejumlah kecil item tidak ada stock pada titik tertentu sehingga perlu dipasok oleh sebuah gudang alternatif. Gambar II-3menunjukkan struktur perusahaan pada TPC-C(HammerDB, n.d.-b).
Gambar II-4- Struktur Perusahaan Pada TPC-C Pentinguntuk
dicatatbahwa
ukuranperusahaan
tidaktetap
dandapat
menambahkanGudang sertadistrictpenjualanyang memperlihatkanpertumbuhan dariperusahaan. Untuk alasan iniskemapengujian Andadapat sebagiankecil atau besarseperti
yang
Anda
inginkandenganskemayang
lebih
besaryang
membutuhkansebuah sistem komputeryang lebih kuatuntuk memprosestingkat peningkatantransaksi. Gambar II.4 menunjukkanskema TPC-C, dicatatan khususbagaimanajumlahbaris
dalamsemua
tabelterpisah
yangtetaptergantung padajumlah(HammerDB, n.d.-b).
daritabelItem
15
Gambar II-5- Skema Database TPC-C Selain sistem komputer yang digunakan untuk menempatkan pesanan juga memungkinkan pembayaran dan pengiriman pesanan dan kemampuan untuk query tingkat stok gudang. Akibatnya beban kerja didefinisikan oleh campuran dari 5 transaksi yang dipilih secara acak menurut keseimbangan nilai persentase ditampilkan sebagai berikut : •
New-order: menerima pesanan baru dari pelanggan: 45%
•
Payment : informasi saldo pelanggan untuk merekam pembayaran: 43%
•
Delivery : memberikan perintah asynchronous: 4%
•
Order status: mengambil status pesanan pelanggan terbaru: 4%
•
Stock level : mengembalikan status persediaan gudang ini: 4% TPC-Hsecara sederhana dapat dianggap untuk melengkapi beban kerja
yang dilaksanakan di TPC-C. TPC-H merupakan beban kerja khas pengguna bisnis untuk mengetahui kinerja bisnis mereka. Untuk melakukan hal ini TPC-H diwakili oleh satu set fokus bisnis query ad-hoc (selain update data bersamaan
16
hapus) dan diukur d pada waktu yangg dibutuhkann untuk mennyelesaikan dan mengh pertanyaan ini. Secaraa khusus fokkusnya adallah pada peertanyaan yaang sangat kompleks yang y membuutuhkan pengolahan voluume data yaang besar(HammerDB, n.d.-a). Seelain itu kem miripandengaan TPC-C ad dalah ukurann skema tidaak tetap dan tergantung pada faktorr skala dan skema And da, skema ppengujian Anda A dapat sekecil atauu sebesar sepperti yang A Anda inginkaan dengan skkema yang lebih besar yang membbutuhkan sebbuah sistem m komputer yang y lebih kkuat untuk memproses m peningkatan n volume data untuk qquery. Namu un berbeda dengan TPC C-C, untuk membandin ngkan hasil tes t dari tes beban b perminntaan diambil di Faktor Skala yang berbedatidaaklah valid, Gambar II-6 menunjuukkan skemaa TPC-H(HammerDB, n.d.-a).
C-H Gambar II-6 - Skema Dattabase TPC da Gambar II-6typical I pperformancee profilediwakili olehw waktu yang Seperti pad dibutuhkansistem
untukmempprosesquerydditetapkandaariQ1keQ22((dijalankan
17
dalam rangkapre-determined random order). Pada yang palingsederhanayang dapat Anda ambiltestpower danmembandingkantimingyang diperlukanuntuk penggunavirtual paraleljauh
tunggaldi
sistem(sementara
lebihdarisistemakan
digunakan),
danthroughputtest
mencatat
bahwadenganquery
ataudengan
mengukurpower
danmenghitungQphHdengan
memanfaatkanspreadsheetdisediakan.Untuk perhitungan TPC-C dan TPC-H dalam penelitian ini menggunakan aplikasi HammerDB. Skema TPC-C dan TPCH dari pembuatan database hingga proses penginputan serta output yang dihasilkan untuk empat databaseyaitu ORACLE XE, SQL Server, MySQL dan PostgreSQL otomatis digenerate oleh aplikasi ini.
2.7.
Tinjauan Pustaka Terkait dengan penelitian ini ada beberapa penelitian yang telah
dilakukan, sebagai berikut: Mao et al(2012) membuat frameworkHybrid Parity-based Disk Array Architecture (HPDA) yang mengkombinasikan group SSD dan dua HDD untuk meningkatkan kinerja dan reliability dari SSD-based storage systems. PadaHPDA,
SSD(disk
data)danbagian
darisatuHDD(paritydisk)menulisarrayRAID4. Reliabilityanalysis menunjukkan bahwa keandalan HPDA, dalam hal Mean Time To Data Loss(MTTDL), lebih tinggi SSD.ImplementasiprototipeHPDAdanevaluasikinerjamenunjukkan bahwaHPDAsecara signifikanmelebihiSSDdanHDD.
dariHDDatau
18
Bassil(2012)menyajikanstudi bandingpada kinerjasistematas DBMS. Yang diuji adalahMSSQLServer 2008, Oracle11g, IBMDB2, MySQL5.5, danMSAccess 2010.Pengujianini bertujuan untukmengeksekusiquerySQLyang berbedadengantingkat yang berbedadarikompleksitaslimaDBMSyang diuji. Hal ini
akanmembukacarauntuk
membuathead-to-headkomparatifevaluasiyang
menunjukkanwaktu eksekusirata-rata, penggunaan memoridanCPUutilization dari setiapDBMSsetelahselesai pengujiannya. Hasil pengujian menunjukkan tidak ada DBMS yang mempunyai kinerja paling bagus.IBM DB2 adalah DBMS tercepat, namun MS Access memiliki utilisasi CPU lebih rendah dari DBMS lain dan IBM DB2 adalah yang paling banyak mengkonsumsi memori utama. Kim et al (2011)membuat sistem yang disebut dengan HybridStore dimana ada 2 yang diprovide: Hybrid-Plan dan HybridDyn. Hybrid-Plan akan meningkatkan capacity planning untuk administrators dengan overall goal dari operasional dengan cost-budgets. HybridDyn meningkatkan kinerja/lifetime guaranteesselamaepisodepenyimpangan daribeban kerja. Perlu pengujian dan implementasi agar bisa diketahui keunggulan dan kelemahan dari framework ini. Melakukan evaluasi dari sisi kinerja dan juga total cost. Analisa kinerja kecepatan HybridStore hampir mendekati storage yang full SSD tetapi di atas storage yang full HDD. Bausch, Petrov, & Buchmann (2011) mengamati kinerja yang berbeda dari joinalgoritma yang tersedia di PostgreSQL pada SSD dan HDD. Mengamati bahwa pertama,point query menunjukkan peningkatan kinerja hingga lima puluh kali. Kedua, range querymenunjukkan kinerja yang kurang baguspada
19
SSD.Joinalgoritma
berperilaku
berbeda
tergantung
pada seberapa baik
merekasesuai dengan sifat dari SSD atau HDD. Do et al (2011) proposedaneksplorasidesain secara sistematispada penggunaanSSDuntuk meningkatkankinerjabuffer manager dari DBMS. Mereka mengusulkantigaalternatif yangberbeda terutamadalam bagaimana carabuffer managermengatasidirty pagesuntuk dikeluarkan daribuffer pool. Mereka mengimplementasikanalternatifini, sertaalgoritmabarulain yangdiusulkanuntuk penelitianini(TAC), diSQLServer, dan melakukanpengujian menggunakan berbagaibenchmark(TPC-C,
EdanH)
Evaluasiempirismenunjukkansignificant perbaikanmetodemerekadaripadakonfigurasi
pada
beberapa
skalafaktor.
performanceimprovementsdari denganHDD(hingga9.4X),
dan
sampaipercepatan6.8Xlebih denganTAC. Dalam penelitian lain, menyajikan analytical tooluntuk menilai konfigurasi
yang
terbentuk
dari
kombinasi
dari
semua
jenis
resources.Menggunakan alat untuk menganalisislogical volume statistics collected yang dikumpulkan dari 120 large production system. Penelitian ini menunjukkan kombinasi dariSSD, SCSI, danSATA dalam banyak kasus menjadi konfigurasi yang lebih baik daripada hanya menggunakan perangkat SCSI di semuaaspek kunci: harga, kinerja dan konsumsi daya listrik.Hal ini bertentangan dengan studi baru lainnya padaenterprise system yang lebih kecilyang pesimis tentang keuntungan SSD dalam enterprise setting (Shaull, Ron, & Littman, n.d., 2010). Jo et al (2010)menciptakanHybridCopy-on-Write (CoW)storage yang menggabungkan disk SSD dan HDD untuk consolidate environment. Skema
20
yang diusulkan menempatkan read-only template disk imagediSSD, sedangkan write operations untukHDD.Membuat kombinasi yang efisien antara SSD dan HDD dalam consolidate environment.Hybrid CoW storage jelas menguntungkan, untuk kinerja dan cost effective.Kekurangannya adalah bekerja di level VMware sehingga untuk mengukur kinerja masing-masing VM sulit. Dari pengujian didapatkan hasil kinerjastorage Hybrid CoW diatas storage yang menggunakan full HDDtetapi masih di bawah storage full SSD. Wu & Reddy ( 2009)membuat frameworkdengan membuat driver padaLinux.
Manajemen
kapasitas
storage
pada
hybrid
storagesystem
menggunakan SSD dan HDD. Framework ini melakukan kombinasi konfigurasi antara SSD dan HDD. Perlu pengujian dan implementasi agar bisa diketahui keunggulan dan kelemahan dari framework ini. Melakukan benchmark Hybrid dan HDD striping dan klaimnya kinerja bisa meningkat menjadi 50% pada beberapa kasus. Lee (2009) membuat tiga model SSD yang berbeda tipe dari Samsung. Menunjukkan bagaimana teknologi SSD telah maju untuk membalikkan trend pelebaran kesenjangan kinerja antara prosesor dan storage.Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bahkan single SSD dapat mengalahkan RAID 0 dengan delapan enterprise class 15k-RPM disk drive pada transaksi throughput, efektivitas biaya dan konsumsi daya listrik. Park et al ( 2009)menyajikan keandalan dan teknik peningkatan kinerja pada RAID sistem barudengan SSD. Pertama, mereka menganalisis mekanisme RAID pada SSD dankemudian mengembangkan metodologi RAID baru yang diadaptasi
denganstorage
SSD.
Viatrace-driven
simulation,
mereka
21
mengevaluasi kinerja yang dioptimalkan pada SSD menggunakan mekanisme RAID. Metode yang diusulkan meningkatkan keandalan SSD2% lebih tinggi dari sistem RAID yang ada danmeningkatkan I/O kinerja SSD 28%lebih tinggi dari sistem RAID yang ada.Secara singkat dijelaskan pada Tabel II.1 yang menggambarkan penelitian yang terkait. Tabel II-1 - Tinjauan Pustaka Penelitian Nama
Jumlah
Peneliti
Subyek
Kekurangan
Evaluasi
dan
Penelitian
dan Kelebihan
Kinerja
(Mao, Jiang, Wu, Tian, & Feng, 2012)
Hybrid Paritybased Disk Array Architectur e (HPDA)
HPDA melebihi SSD maupun HDD dengan RAID 5
(Bassil, 2012)
Studi bandingpa da kinerjasiste matas DBMS
(Kim et al., 2011)
Membuat sistem yang disebut dengan HybridStor e dimana ada 2 yang di provide: (a) HybridPlan (b)
Keandalan HPDA, dalam hal Mean Time To Data Loss(MTTDL), lebih tinggi dari HDDatau SSD dengann RAID 5 Yang diuji adalah MSSQLServer 2008, Oracle11g, IBMDB2, MySQL5.5, danMSAccess 2010 Meningkatkan capacity planning dan kinerja/lifetime guarantees perlu pengujian dan implementasi lebih lanjut
Tidak ada DBMS yang mempuy ai kinerja paling bagus. Utama. Hybrid Store mendekat i full SSD tetapi di atas full HDD
Layer SS D
H D D
Storage
3
Databas e
Storage
Kapasitas
SS D
HD D
2
3* 12 0 GB
2* 500 GB
Un def ine d
U nd efi ne d
Un def ine d
2 TB
2+ 1
2 + 7
2* 80 GB + 1* 32 GB
2* 750 GB + 7* 146 GB
Tahun
22
HybridDyn (Bausch et al., 2011)
Mengamati kinerja yang berbeda dari join algoritma yang tersedia di PostgreSQ L pada SSD dan HDD
Konsentrasinya hanya pada database PostgreSQL
(Do et al., 2011)
Menganalis a penggunaa n SSDuntuk meningkatkankinerjab uffer manager dari DBMS Membuat analytical tool untuk menilai konfigurasi yang terbentuk dari kombinasi dari semua jenis resources
Mengatasi dirty pages untuk dikeluarkan daribuffer pool
Hybrid Copy-onWrite (CoW) storage untuk consolidate environmen
Membuat kombinasi yang efisien antara SSD dan HDD, sulit mengukur kinerja masingmasing VM
(Shaull et al., 2010)
(Jo et al., 2010)
Menggunakan tools untuk menganalisislo gical volume statistics collected yang dikumpulkan dari 120 large production system.
point query kinerjam eningkat hingga 50 kali. Rangequ ery kurang bagus pada SSD. Join algoritma berbedabeda Meningk at hingga9. 4x, dan sampai 6.8xlebih dengan TAC
Databas e
1
1
Un def ine d
Und efine d
Storage
1
8
1* 14 0 GB
8* 400 GB
Kombina si dari SSD, SCSI, danSAT A menjadi konfigura si yang lebih baik daripada hanya menggun a-kan SCSI Kinerja di atas yang full HDD tetapi di bawah full SSD
Storage
Un def ine d
U nd efi ne d
Un def ine d
Und efine d
VMWar e
1
2
Un def ine d
Und efine d
23
t Framework Manajemen hybrid storage yang menggunakan SSD dan HDD
(Wu & Reddy, 2009)
kombinasi konfigurasi antara SSD dan HDD. Perlu pengujian dan Implementasi lebih lanjut
Linux 50% lebih cepat dari yang full HDD
2
1
1* 16 GB + 1* 32 GB
1* 250 GB
Databas Single e SSD dapat mengalah kan RAID 0 dengan delapan enterpris e class 15kRPM disk drive Meningk Storage at-kan keandala n SSD 2% danmeni ngkatkan I/O kinerja SSD 28%
1+ 1+ 1
1
1* 32 GB + 1* 64 GB + 1* 12 8 GB
1* 73.4 GB
3
1
Un def ine d
Und efine d
(Lee, 2009)
Mengadaka n penelitian dengan tiga model SSD yang berbeda tipe dari Samsung.
Menunjukkan bagaimana teknologi SSD telah maju untuk membalikkan trend pelebaran kesenjangan kinerja antara prosesor dan storage
(Park et al., 2009)
Menyajika n keandalan dan teknik peningkata n kinerja pada RAID sistem baru dengan SSD.
Mengembangk an metodologi RAID baru yang diadaptasi dari storage SSD
Dari penelitian yang disebutkan diatas, ada beberapa teknik hybrid storage yang
dilakukan,
yaitu
pada
level
storage
dengan
RAID,
di
sisi
harddiskparity(Mao et al., 2012), level virtualisasi (VMWare)(Jo et al., 2010), di level OSstorage seperti Linux(Wu & Reddy, 2009).Pada buffer manager database(Do et al., 2011). Jumlah penggunaan SSD dan HDD dari semua penelitian tidak sama, penelitian pada buffer dan juga pada skema storage, rasio penggunaan harddisk bervariasi, tetapi untuk penelitian benchmarkmenggunakan rasio 1 : 1 atau 1 :
24
2.Dalam penelitian ini akan dilakukan konfigurasi hybrid storage dengan mengkombinasikan SSD dan HDD dengan rasio 1 : 2. Dengan memanfaatkan jumlah HDD lebih banyak daripada SSD,bertujuan untuktercapainya cost effective.Teknik hybrid storage ini diimplementasi di dalam salah satu VM berbasisWindows Server yang berfungsi sebagai database server yang merupakan
bagian
dari
virtualisasi
server
pada
enterprise
system.