BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pasar Modal Pasar modal didefinisikan sebagai pasar yang memperdagangkan instrument keuangan jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bond), yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pasar modal adalah bagian dari pasar keuangan, yang merupakan tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran aktiva keuangan (Sunariyah, 2003, p10).
Gambar 2.1 Klasifikasi Pasar Keuangan Berdasarkan Jangka Waktu
Pasar modal memiliki dua fungsi yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi dijalankan apabila pasar modal memberikan
6
7
fasilitas dengan mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (emiten). Investor memiliki keinginan untuk mendapatkan imbal hasil dengan investasi yang ditanamnya sesuai dengan resiko yang bervariasi, inilah fungsi keuangan dari pasar modal. Menurut Sunariyah (2003, p7), beberapa peranan pasar modal bagi para pelaku pasar di suatu negara dapat dilihat dari 5 segi berikut ini: •
Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-belikan.
•
Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan imbal hasil yang diharapkan.
•
Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk menjual kembali saham yang dimiliki atau surat berharga lainnya.
•
Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.
•
Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Sedangkan manfaat pasar modal dalam suatu perekonomian negara
adalah sebagai berikut: •
Fungsi Tabungan Dengan adanya investasi dari para investor, surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat digunakan untuk memperbanyak jasa dan produk-produk di suatu perekonomian.
•
Fungsi Kekayaan
8
Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. •
Fungsi Likuiditas Kekayaan yang dihimpun dalam surat-surat berharga bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan resiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain.
•
Fungsi Pinjaman Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dengan pinjaman yang dihimpun dari masyarakat.
2.1.1 Instrument Pasar Modal Menurut Sunariyah (2003, p31), instrumen pasar modal di Indonesia terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: o Saham Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. o Obligasi Obligasi merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian
9
imbalan bunga yang pembayarannya telah ditetapkan saat perjanjian. o Derivatif dari Efek •
Right/Klaim, yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain.
•
Waran, adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang saham untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih.
•
Obligasi Konvertibel, yaitu obligasi yang setelah jangka waktu tertentu, selama masa waktu tertentu pula dengan perbandingan dan atau harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten.
•
Saham Dividen, adalah saham yang diberikan kepada pemegang saham karena perusahaan tidak dapat membagikan dividen tunai.
•
Saham Bonus, dibagikan kepada pemegang saham lama, untuk memperkecil harga saham yang bersangkutan.
•
Sertifikat/ADR/CDR, American Depository Receipts (ADR) atau Continental Depository Receipts (CDR) adalah suatu
10
tanda terima yang memberikan bukti bahwa saham perusahaan asing,
disimpan
sebagai
titipan
atau
berada
dibawah
penguasaan suatu Bank Amerika, yang dipergunakan untuk mempermudah
transaksi
dan
mempercepat
pengalihan
penerimaan manfaat dari suatu efek asing di Amerika. •
Sertifikat Dana, yaitu efek yang diterbitkan oleh PT Danareksa.
2.1.2 Saham Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Menurut Musji Hartono (2003, p69), saham adalah surat berharga sebagai tanda bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Di dalam saham dikenal istilah stock splits (pemecahan saham) yang didefinisikan sebagai: Issue by a corporation of a given number of shares in exchange for the current number of shares held by stockholders. (Bodie, 2008 pG12) Stock split dapat mengurangi (reverse stock split) atau menambah jumlah saham yang beredar. Menurut Musji Hartono (2003, p71), saham dapat dibedakan menjadi dua, yakni: •
Saham Biasa (Common Stock) Saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian
deviden
dibandingkan
dengan
saham
preferen
11
demikian pula hak atas harta kekayaan perusahaan bila dilikuidasi. Hak-hak yang melekat pada saham biasa: o Hak untuk memilih pengurus (direksi dan komisaris) melalui Rapat Umum Pemegang Saham o Hak untuk memperoleh kepemilikan o Hak untuk mengeluarkan pendapat o Hak
untuk
memperoleh
sisa
pembagian
kekayaan
perusahaan apabila dilakukan likuidasi. •
Saham Preferen (Preferred Stock) Saham yang memberikan hak lebih atas saham biasa seperti hak prioritas atas pengembalian modal jika perusahaan dilikuidasi, hak atas pembagian deviden. Setiap pemegang saham mendapatkan sertifikat sebagai tanda
pemilikan pada perusahaan. Nilai sertifikat dapat dibagi menjadi: 1. Nilai Nominal (Par Value), adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha. 2. Nilai Buku (Book Value), adalah jumlah laba ditahan, par value saham dan modal selain par value. 3. Nilai Dasar (Base Price), adalah harga perdana saham tersebut. 4. Nilai Pasar (Market Price), adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek.
12
2.1.3 Indeks Harga Saham Ada enam jenis indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni: •
Indeks Harga Saham Individual (IHSI) IHSI menggunakan saham masing-masing perusahaan emiten.
•
Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS) Perhitungan dalam IHSS menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor. Indeks sektoral terdiri dari: 1. Pertanian (Agriculture) 2. Pertambangan (Mining) 3. Industri dasar dan kimia (Basic Industry) 4. Aneka industri (Miscellaneous Industry) 5. Industri barang konsumsi (Consumer Goods) 6. Manufaktur 7. Properti dan real estate 8. Infrastruktur, utilitas dan transportasi 9. Keuangan (Finance) 10. Perdagangan, jasa dan investasi (Trade and Services)
•
Indeks LQ 45 (ILQ45) Indeks ini menggunakan saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan.
•
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
13
IHSG menggunakan seluruh saham yang tercatat di bursa. •
Indeks Syariah atau Jakarta IslamicIndex (JII) JII menggunakan saham perusahaan yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam.
•
Indeks Papan Utama (Main Board Index/MBI) dan Indeks Papan Pengembangan (Development Board Index/DBI) MBI
dibentuk
menggunakan
saham-saham
yang
dipilih
berdasarkan kriteria seperti: o Perusahaan telah melakukan kegiatan operasional utama selama 36 tahun. o Laporan Keuangan Auditan perusahaan memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). o Berdasarkan
Laporan
Auditan
terakhir,
perusahaan
memiliki aktiva bersih berwujud minimal Rp. 100 miliar. Sedangkan DBI dibentuk berdasarkan saham yang tidak memenuhi kriteria di atas.
2.2
Efficient Market Hypothesis Di dalam teori Efficient Market Hypothesis (EMH), harga-harga saham mencerminkan informasi yang ada (Bodie, 2008, p358). Pada umumnya, EMH dibedakan menjadi weak-form, semistrong-form dan strongform menurut konteks “semua informasi yang ada”. Hipotesis weak-form menyatakan bahwa harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang
14
dapat dihasilkan dari pengolahan market trading data (data harga historis, dan lainnya). Hipotesis semistrong-form menyatakan bahwa semua informasi yang tersedia bagi publik tentang prospek suatu perusahaan harus sudah tercermin pada harga saham. Hipotesis strong-form menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan terhadap suatu perusahaan, bahkan termasuk informasi yang tersedia hanya untuk orang dalam.
2.2.1 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah pencarian terhadap pola yang berulang dan yang dapat diprediksi dalam pergerakan harga saham (Bodie, 2008, p361). Kunci dari analisis teknikal adalah respon harga saham yang lambat terhadap faktor fundamental permintaan dan penawaran.
2.2.2 Analisis Fundamental Analisis fundamental menggunakan prospek pendapatan dan dividen dari suatu perusahaan, suku bunga yang diharapkan, dan evaluasi resiko dari suatu perusahaan untuk menentukan harga saham wajar (Bodie, 2008, p363). Para analis fundamental biasanya mempelajari past earnings dan neraca dari suatu perusahaan.
15
2.3
Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 1998, p2). Tujuan laporan keuangan seperti yang dinyatakan dalam APB (Accounting Principles Board) Statement No. 4 adalah sebagai berikut (Belkaoui, 2000 p126-127): •
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
•
Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk: a) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan. b) Menunjukkan pendanaan dan investasi. c) Mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen. d) Menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan. 2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk: a) Menunjukkan tingkat kembalian dividen harapan bagi investor.
16
b) Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak dan menghasilkan dana untuk ekspansi. c) Menyediakan informasi bagi manajemen untuk perencanaan dan pengendalian. d) Menunjukkan profitabilitas jangka panjang. 3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earnings potensial perusahaan. 4. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban. 5. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai. •
Tujuan kualitatif akuntansi keuangan adalah sebagai berikut: 1. Relevan, memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi. 2. Dapat dipahami, informasi juga harus dipahami oleh pemakai. 3. Dapat diuji kebenarannya, hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode pengukuran yang sama. 4. Netral, informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu. 5. Tepat waktu, mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.
17
6. Dapat
diperbandingkan,
perbedaan-perbedaan
seharusnya
tidak
mengakibatkan perlakuan akuntansi yang berbeda. 7. Kelengkapan, semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuantujuan kualitatif lain harus dilaporkan.
2.3.1 Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri (2002, p235-236), laporan keuangan memiliki
keterbatasan-keterbatasan
agar
pembacanya
tidak
menimbulkan salah tafsir dalam menganalisis laporan keuangan: a. Laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. b. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk hukumnya. g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis.
18
h. Adanya berbagai metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis. i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasi umumnya diabaikan.
2.3.2 Pengguna Laporan Keuangan Para pemakai yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa pemakai laporan keuangan adalah: -
Investor,
memerlukan
informasi
untuk
membantu
mereka
memperkirakan seberapa kas yang mereka harapkan dapat diterima di masa datang jika mereka menanamkan modal dalam suatu perusahaan sekarang. -
Karyawan, berkepentingan dengan informasi laporan keuangan dalam menentukan gaji, tunjangan kesehatan, pensiun, dan sebagainya. Laporan keuangan juga penting dalam melakukan negosiasi kontrak antara pekerja dan manajemen.
-
Manajer perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, sudah sejauh mana penyimpangan yang terjadi sehingga perlu diperbaiki, dan alat pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan.
19
-
Pemberi pinjaman / kreditur, berkepentingan dalam pembayaran bunganya dan pokok pinjamannya pada saat jatuh tempo.
-
Pemasok, informasi laporan keuangan bermanfaat bagi pemasok untuk mengetahui prospek jangka panjang perusahaan.
-
Pelanggan, informasi laporan keuangan berguna bagi pelanggan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
-
Pemerintah, membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional.
-
Masyarakat, laporan keuangan bermanfaat bagi masyarakat untuk menyediakan
informasi kecenderungan dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.3.3 Komponen Laporan Keuangan Menurut Tandelilin (2001, p233), jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan informasi yang dikandungnya dapat dibagi dalam tiga laporan keuangan utama, yakni: 1. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi finansial
perusahaan
pada
suatu
waktu
tertentu.
Dalam
kenyataannya, bisa saja satu hari setelah disusun kondisi keuangan perusahaan sudah mengalami perubahan. Neraca merupakan
20
laporan mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana penyusunan aset dalam neraca disusun
berdasarkan
likuiditasnya,
sedangkan
penyusunan
kewajiban dalam neraca disusun berdasarkan jangka waktu jatuh temponya. Laporan posisi keuangan harus seimbang antara total aktiva dan total gabungan dari kewajiban dan ekuitas. 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan Laba Rugi adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, yang menunjukkan penghasilan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan dan elemen-elemen lain pembentuk laba dalam periode waktu tertentu. Laporan ini mencerminkan perbedaan antara penghasilan dan biaya sehingga menghasilkan keuntungan ataupun kerugian bersih perusahaan. Dalam laporan tersebut, ada pengelompokkan biaya seperti: a. Biaya produksi, berkaitan dengan biaya-biaya yang langsung terkait dengan aktivitas produksi barang-barang dan jasa yang akan dijual perusahaan. b. Biaya administrasi dan umum, berkaitan dengan biaya overhead, biaya gaji, pengiklanan, dan biaya lainnya yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi barang dan jasa. c. Biaya bunga, berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi penggunaan utang.
21
d. Biaya
pajak
perusahaan
penghasilan, untuk
berkaitan
membayar
dengan
sejumlah
kewajiban
pajak
kepada
pemerintah. Bagi investor, informasi laba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam menilai tingkat pengembalian investasi yang dilakukan (tingkat pengembalian terhadap investasi – ROI), atau seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh dari setiap saham yang dibeli investor. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber, yakni: a. Operasional perusahaan, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas seperti melunasi utang, pembiayaan operasional perusahaan, pengumpulan kas yang berasal dari konsumen, dan arus kas baik masuk ataupun keluar lainnya dari aktivitas operasi perusahaan. b. Investasi, menunjukkan arus kas yang keluar dan masuk perusahaan
yang
perusahaan
untuk
berkaitan
dengan
menghasilkan
kegiatan
keuntungan
investasi di
masa
mendatang. c. Aktivitas finansial, menunjukkan arus kas yang keluar dan masuk perusahaan dari pada investor, kreditur, atau pemilik perusahaan.
22
2.4
Rasio Keuangan Rasio keuangan sangat berguna dalam membantu mengidentifikasi berapa keunggulan dan kelemahan suatu perusahaan. Data-data yang terdapat di laporan keuangan akan menjadi lebih berarti karena adanya rasio keuangan. Fungsi dari rasio keuangan adalah: •
Untuk meneliti rasio keuangan di masa lalu dan arah pergerakan usaha perusahaan tersebut.
•
Dapat membandingkan kinerja perusahaan itu jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
•
Dapat membandingkan rasio-rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
Menurut jenisnya, analisis rasio keuangan dapat dibagi menjadi empat, yakni:
2.4.1 Analisis Likuiditas Measures the adequancy of a firm’s cash resources to meet its near-term cash obligations. (White, 2003, p111) Merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara aset lancar dengan utang lancarnya. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya. Analisis likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi pelunasan kewajiban jangka pendeknya.
23
2.4.2 Analisis Profitabilitas Measures the income of the firm relative to its revenues and invested capital. (White, 2003, p111) Berdasarkan terjemahan bebasnya adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
2.4.3 Analisis Aktivitas Evaluates revenue and output generated by the firm’s assets (White, 2003, p111). Digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan untuk menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh revenue.
2.4.4 Analisis Solvabilitas Examines the firm’s capital structure, including the mix of its financing sources and the ability of the firm to satisfy its longer-term debt and investment obligations. (White, 2003, p111) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka menengahnya. Adapun rasio solvabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
24
•
Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total liabilities dengan total equity. DER =
Total Liabilities TotalEquity
2.4.5 Rasio Lainnya Dalam penelitian ini digunakan juga valuation ratio dan rasio pertumbuhan. Dengan menggunakan horizontal analysis didapatkan rasio pertumbuhan. Berikut rasio yang digunakan: •
Price to Earning Ratio (PER) Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar dengan Earning per Share (EPS). EPS menunjukkan perbandingan antara pendapatan bersih perusahaan dengan shares outstanding. Net Income
EPS = Shares Outstanding Share Price
PER = Earning per Share •
Pertumbuhan Laba Bersih Net Income Growth = Current Net Income− Previous Net Income * 100 % Previous Net Income
25
•
Pertumbuhan Aset Asset Growth = Current Total Asset− Previous Total Asset * 100 % Previous Total Asset
2.5
Gambaran Umum Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006, yang dimaksud perusahaan pembiayaan (PP) adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Pada dasarnya kegiatan lembaga pembiayaan meliputi bidang usaha sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Dibawah ini adalah contoh skema pembiayaan konsumen. Dalam skenario dibawah ini, konsumen ingin untuk memiliki motor secara kredit. Konsumen terikat untuk memberikan jaminan fidusia, yakni pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap berada dalam penguasaan pemilik benda, dalam skenario ini adalah Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor / BPKB. Setelah semua angsuran lunas, maka BPKB akan diberikan kepada konsumen.
26
Gambar 2.2 Contoh Pembiayaan