BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kas Kas merupakan harta yang paling likuid dan media pertukaran baku dan dasar bagi pegukuran akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai harta lancar, kas terdiri atas uang logam, uang kertas dan dana yang tersedia dalam deposito di bank. Kas berfungsi sebagai alat pengukur dimana segala harta dan kewajiban dinyatakan dalam bentuk nilai kas dalam laporan keuangan. Menurut Kieso, dkk (2014:346) pengertian kas adalah: “cash is the most liquid of assets, is the standard medium of exchange an the basis for measuring and accounting for all other item” “kas adalah aktiva paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya” Menurut Rudianto (2010;188) , “Kas merupakan alat pertukaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan dalam transaksi perusahaan, setiap saat diinginkan”. Sedangkan pengertian kas menurut Soemarso (2008:29) menyatakan bahwa “kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2 Macam-Macam Kas Menurut Carl S Warren, dkk (2016:407) Kas meliputi: 1. Uang kertas Uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. 2. Uang Logam Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cinderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. 1. Cek yang belum disetorkan Cek yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi belum dicatat oleh bank, atau cek yang sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi belum dicatat oleh perusahaan. 2. Simpanan dalam bentuk uang Simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mengunakan media yaitu cek (cheque), bilyet giro dan sarana perintahan pembayaran lainnya. 3. Traveller’s Checks Cheque yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan non bank yang berwenang dalam bentuk pecahan terentu untuk dipergunakan dalam perjalanan dalam maupun diluar negri. 4. Cashier’s Checks Sebuah cek yang ditulis oleh lembaga keuangan pada dana sendiri. Hal ini kemudian ditandatangani oleh wakil dari lembaga keuangan dan dibayarkan kepada pihak ketiga. 5. Bank Draft
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjukanya pada waktu yang telah ditentukan. 6. Money Order Surat yang memuat perintah dari satu kantor lain, agen suatu bank, kantor pos, atau lembaga keuangan untuk membayar sejumlah uang kepada penerima pembayaran, yang ditujuk didalam SPP (Surat Perintah Pembayaran).
2.3 Jenis dan Fungsi Kas 1. Kas kecil (Petty Cash/Cash on Hand) Merupakan uang kas yang ada dalam brankas perusahaan yang digunakan untuk membayar dalam jumlah yang relatif kecil, misalnya pembelian perangko, biaya perjalanan, biaya telegram dan pembayaran lain dalam jumlah kecil. 2. Kas di bank (Cash in Bank) Merupakan uang kas yang dimiliki perusahaan yang tersimpan di bank dalam bentuk giro/bilyet dan kas ini dipakai untuk pembayaran yang jumlahnya besar dengan menggunakan cek. Sistem pencatatan dan metode penilaian dari kas kecil dan kas di bank berbeda. Kas di bank menggunakan prosedur rekonsiliasi bank yang dilakukan secara periodik antara pihak perusahaan dengan pihak bank. Sedang kan kas kecil, terdapat dua metode pencatatan, yaitu Imprest Fund System (Sistem dana tetap) dan Fluctuation Fund System (Sistem dana berubah). Adapun fungsi dari kas sebagai berikut : 1. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar/kecil. 2. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya.
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.
2.4 Pengertian Pengendalian Intern Kas Menurut Walter T, dkk (2011:261) Pengendalian internal kas adalah rencana organisasi dan ukuran terkait yang diadopsi oleh entitas untuk mengamankan asset, mendorong ketaatan terhadap kebijakan perusahaan, mempromosikan efisiensi operasi, dan memastikan catatan akuntansi yang akurat serta dapat diandalkan. Menurut Hall (2011:181) Pengendalian intern kas terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Sedangkan menurut Carl S Warren dkk (2016:400) Pengendalian Internal adalah standart yang digunakan perusahaan dalam mendesain, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal. 2.4.1
Dalam arti sempit Pengendalian intern merupakan kegiatan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan menurun (footing) maupun penjumlahan mendatar (cross footing). Pengendalian dalam arti sempit disamakan dengan internal check yang merupakan prosedur mekanis dan secara otomotis dapat saling memeriksa ketelitian dan pencatatan data akutansi yang dilakukan oleh suatu bagian dengan hasil-hasil pencatatan lainnya.
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4.2
Dalam arti luas Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang terkoordinasi yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akutansi, memajukan efesiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
2.5 Tujuan Pengendalian Internal Terhadap Kas Tujuan Pengendalian Internal menurut Carl S Warren, dkk (2016:400) menyediakan keyakinan yang memadai bahwa: 1. Asset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis. 2. Informasi bisnis akurat 3. Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal dapat melindungi aset perusahaan dari pencurian, kecurangan, penyalahgunaan, atau kesalahan penempatan. Salah satu pelanggaran pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Kecurangan karyawan (employee fraud) adalah tindakan yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan pribadi. 2.6 Prinsip-prinsip Pengendalian Intern Menurut Wibowo dan Arif (2009), terdapat tujuh prinsip pengendalian intern (internal control) meliputi semua perencanaan dari suatu organisasi dan semua metode serta prosedur yang diterapkan oleh manajemen dalam rangka untuk : 1. Menjaga harta perusahaan dari pencurian oleh karyawan perampokan, serta penggunaan yang tidak diotorisasi.
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Meningkatkan akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi resiko kesalahan (error) dan iregularitas dalam proses akuntansi yang dilakukan. 3. Dibentukan pertanggung jawaban, pengendalian akan efektif jika hanya satu orang yang bertanggung atas tugas yang diberikan. Pembentukan pertanggung jawaban meliputi otritasi dan persetujuan atas suatu transaksi. 4. Pembagian tugas harus jelas. Tanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan harus diberikan kepada individu yang berbeda, dan tanggung jawab untuk memelihara pencatatan harus terpisah dengan tanggung jawab untuk mejaga fisik aktiva. 5. Posedur dokumentasi harus ada, dokumen sebagai bukti transaksi harus memenuhi syarat dalam prosedur dokumentasi, ada beberapa prinsip dalam prosedur dokumentasi, yaitu a. Semua dokumen harus diberi nama terlebih dahulu yang tercetak serta semua dokumen harus dipertanggung jawabkan. b. Dokumen sebagai bukti pencatatan akuntansi disampaikan ke bagian akuntansi untuk meyakinkan bahwa transaksi telah dicatat tepat waktu. 6. Pengendalian secara fisik, mekanik dan elektronik harus ada. 7. Verifikasi internal yang independen harus ada. Guna menciptakan pengendalian yang efektif perlu dibentuk bagian verifikasi yang bertugas me-review, merekonsiliasi, serta menjaga pengendalian internal yang efektif. Untuk menciptakan verifikasi yang efektif, verifikasi internal harus dilakukan sebagai berikut: a. Verifikasi harus dilakukan secara periodic atau mendadak. b. Verifikasi harus dilakukan oleh karyawan (petugas) yang independen. c. Saran disampaikan kepada manajer untuk dilakukan tindakan koreksi.
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.7 Pengendalian intern pengeluaran kas Menurut Mulyadi (2010:516), “ Pengendalian intern pengeluaran kas bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (Cash Count) secara periodik dan mencocokan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi. Sedangkan menurut Rusdi Akbar (2010;178) Pengendalian intern pengeluaran kas baik pada perusahaan besar maupun kecil, pengendalian atas pembayaran kas dapat ditingkatkan. Pengendalian atas pembayaran kas harus memberikan keyakinan yang cukup wajar bahawa pembayaran hanya dilakukan untuk transakasi yang diotorisasi. Pengendalian juga harus menjamin bahwa kas digunakan dengan efisien. Sebagai misal, pengendalian harus menjamin bahwa seluruh potongan yang tersedia, seperti potongan pembelian dan potongan dagang, dipergunakan, sehingga dengan demikian kas tidak terbuang percuma. Bagaimana pengendalian dimodifikasi untuk pembayaran kas dalam jumlah kecil ketika biaya untuk penendalian yang rumit tidak lagi ekonomis. 2.7.1 Sistem Voucher Sistem voucher adalah serangkaian metode dan prosedur untuk melakukan otoritasi dan mencatat utang serta pembayaran. Voucher merupakan suatu formulir yang mencatat data-data yang relevan mengenai suatu kewajiban dan rincian pembayaran. Biasanya voucher
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
memiliki angka (prenumbered) yang tercetak untuk keperluan pengendalian. Voucher menyediakan ruang untuk nama dan alamat kreditor, tanggal, dan ringkasan penjelasan dasar dokumen pendukung. Penjelasan dasar yang dimaksud misalnya adalah nomer faktur, jumlah rupiah serta terminnya. Pada sisi belakang voucher digunakan untuk mencatat distribusi rekening (rekening apa saja yang terlibat dalam pembayaran kas itu) serta sisi lainnya digunakan untuk mencatat cara pembayarannya. 2.7.2 Kas Kecil Dalam aktivitas sehari-hari, kebanyakan perusahaan memerlukan sejumlah kas untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kecil, seperti perangko, atau perlengkapan kantor yang mendesak pemakainnya. Namun
demikian
pengeluaran-pengeluaran
kecil
yang
sering
dilakukan, secara total jumlahnya menjadi signifikan. Oleh karenanya harus juga ada prosedur pengendalian tertentu untuk pengeluaran kecil kas semacam itu. Dana kas kecil pertama-tama ditetapkan dengan terlebih dahulu melakukan estimasi mengenai besarnya pengeluaranpengeluaran yang harus dipenuhi oleh kas kecil, dalam periode tertentu, seperti mingguan atau bulanan. Dana kas kecil biasanya diisi kembali setelah periodewaktu tertentu , atau apabilatelah mencapai saldo minimal tertentu. Pada saat pengisian kembali kas kecil, rekening-rekening yang di debit ditentukan dengan meringkas formulir-formulir tanda terima kas. Apabila digunakan sistem voucher, maka voucher dicatat sebagai debit dalam rekening berbagai biaya, dan kredit pada rekenig utang dagang. Cek pembayaran voucher dicatat dengan cara biasa. 2.7.3
Kas Lain Dana kas juga bisa ditentukan untuk memenuhi kebuthan bisnis khusus. Sebagai contoh, sejumlah dana kas disiapkan khusus untuk
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
biaya diterima, biaya akan dicatat, dan kemudian dana kas diisi kembali. Prosedur yang serupa juga dilaksanakan untuk penyediaan dana operasi utuk kantor penjulan yang terletak di kota lain. Jumlah dana yang ditetapkan disetorkan oleh kantor pusat ke bank yang ada di kota lain tersebut dan petugas penjualan di kantor tersebut diberi wewenang untuk menarik cek untuk pembayaran sewa, biaya listrik dan air, gaji, dan lain-lain biaya operasi. Setiap bulannya petugas di kantor penjualan tersebut mengirimkan faktur-faktur pengeluaran, pembayaran dengan cek, dan dokumen-dokumen usaha lainnya ke kantor pusat. Data yang dikirimkan tersebut kemudian diaudit, pengeluaran yang terjadi dicatat, dan dibuat cek pengisian kembali yang disetor ke bank di kota tempat kantor penjualan tadi. Seperti halnya dengan dana kas kecil, pengeluaran dari dana kas lain tidak dicatat sampai kas diisi kembali. Agar rekening selalu mutakhir, maka dana kas lain tersebut harus selalu diisi pada tiap akhir satu periode akuntansi. Jumlah uang dalam dana ini kemudian akan sesuai dengan saldo rekening dana tersebut. Pada saat yang sama, pembayaran biaya-biaya dan aktiva akan dicatat pada periode yang tepat.
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/