7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Telekomunikasi Era globalisasi yang disertai perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara pandang manusia akan informasi. Teknologi informasi juga telah membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Informasi bukan lagi menjadi suatu kebutuhan pelengkap dan barang yang sangat mahal, tetapi telah menjadi suatu kebutuhan utama yang harus terpenuhi. Proses pendistribusian informasi dapat dibagi menjadi beberapa kategori, salah satu di antaranya adalah telekomunikasi. Telekomunikasi berasal dari kata tele dan communicate. Tele merupakan bahasa Yunani yang artinya jarak sedangkan communicate atau komunikasi adalah suatu pertukaran informasi antara dua individu atau lebih dengan menggunakan suatu kumpulan simbol, benda, atau gerakan. Jadi, telekomunikasi adalah proses pertukaran informasi antara individu-individu yang terpisahkan oleh suatu jarak tertentu melalui suatu media perantara, yang biasanya berupa peralatan elektronik untuk proses transmisi informasi. Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881), Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya; alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi; perangkat
8 telekomunikasi
adalah
sekelompok
alat
telekomunikasi
yang
memungkinkan
bertelekomunikasi; sarana dan prasarana telekomunikasi adalah segala sesuatu yang memungkinkan
dan
mendukung
berfungsinya
telekomunikasi;
dan
jaringan
telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi. Information
Encoder
Transmitter
Receiver
Decoder
Communications medium
Information
Gambar 2.1 Komponen Dasar Sistem Komunikasi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam sistem komunikasi antara lain: keaslian informasi, format informasi, kecepatan transmisi, media transmisi, jarak transmisi, teknik modulasi, dan penanganan kesalahan
2.1.1. Telepon Alexander Graham Bell menemukan telepon pada 1870-an yang merupakan penyempurnaan dari penemuan Antonio Meucci pada tahun 1984. Waktu itu, Alexander Graham Bell bekerja sama dengan seorang penemu lainnya yang bernama Elisha Gray. Kedua penemu tersebut bekerja secara independen mendesain alat yang mampu mentransmisikan sinyal suara secara elektronik. Pada awal ditemukan telepon ini, kedua penemu tersebut terlibat dalam masalah legalitas. Kedua penemu mempermasalahkan mengenai pemberian hak cipta. Namun, pada akhirnya, Alexander Graham Bell yang
9 memenangkan kasus tersebut, sehingga sampai sekarang Alexander Graham Bell dikenal sebagai pencipta dan penemu telepon. Mesin telegraf dan telepon mempunyai cara kerja yang sama. Keduanya merupakan suatu sistem elektronik yang berbasis pada sistem pengkabelan. Prinsip inilah yang dipakai oleh Alexander Graham Bell untuk menciptakan telepon. Awalnya, Bell memulai eksperimennya dengan sinyal elektrik dari telegraf. Keterbatasan telegraf yang hanya dapat mengirim atau menerima satu pesan pada satu waktu membuat Bell mencari ide untuk menghilangkan batasan tersebut. Ia memasukkan prinsip suara, getaran, dan gelombang. Konsep atau prinsip ini dinamakan multiple tetelgraph. Melalui prinsip-prinsip dasar yang disebutkan di atas, Bell menemukan hipotesa bahwa terdapat kemungkinan untuk mentransmisikan beberapa pesan melalui satu kabel yang sama pada waktu bersamaan. Meskipun ide atau konsep dari multiple telegraph sudah ada sebelum Bell menemukannya, ia mempunyai pendekatan berbeda dengan konsep yang sudah ada sebelumnya dan dapat diaplikasikan secara langsung. Konsep ini dikenal dengan sebutan harmonic telegraph. Melalui konsep inilah Bell menemukan bahwa pada setiap nada suara yang berbeda akan menghasilkan sinyal elektrik yang berbeda pula. Oleh karena itu, ia kembali melakukan penelitian untuk mendesain sebuah alat yang dapat menangkap dan menghantarkan sinyal suara. Berdasarkan beberapa konsep yang telah disebutkan di atas, terciptalah telepon pada tanggal 10 Maret 1876. Telepon pertama yang diciptakan Bell hanya memiliki membran untuk menangkap dan mengeluarkan suara (speaker), kabel penghantar, serta beberapa peralatan seperti pada peralatan telegraf.
10
Gambar 2.2 Telepon pertama Alexander Graham Bell (http://inventors.about.com/library/inventors/bltelephone.htm)
Perkembangan telepon ditandai dengan munculnya jaringan telepon umum. Jaringan ini dibuat pada tahun 1877 di Amerika Serikat dengan menghubungkan kota Boston dan Sommerville, Massachusetts. Di akhir tahun 1880-an sudah lebih dari 47.900 buah telepon telah terpasang di Amerika Serikat. Bertambahnya jumlah pemakai jaringan telepon ini membuat konsep teknik pengalihan (switching techniques) mulai diperkenalkan. Tahun 1948, pusat penelitian Bell yang lebih dikenal dengan Bell Labs mengemukakan teori mengenai konsep komunikasi dengan kode biner. Konsep ini dikembangkan dengan melibatkan teknologi telepon yang akhirnya dikenal sebagai konsep telepon digital yaitu telepon yang banyak kita pergunakan pada saat ini.
11 A. Public Switched Telephone Network (PSTN) Public Switched Telephone Network (PSTN) adalah sistem telepon berbasis kabel tembaga yang membawa sinyal suara analog [HTTP1]. Menurut telkom [HTTP2], PSTN adalah sebutan untuk saluran telepon konvensional yang menggunakan kabel. PSTN digunakan untuk membawa suara dan komunikasi data (Cole,2000:hlm.257). Komunikasi data sekilas terlihat mirip dengan komunikasi suara. Perbedaan di antara keduanya terletak pada sinyal yang digunakan untuk membawa informasi. Suara yang dikonversikan oleh transmitter menjadi sinyal analog mempunyai beberapa tingkat voltase yang berbeda, sedangkan data yang dikonversikan menjadi sinyal elektrik hanya mempunyai dua tingkat voltase yang berbeda atau lebih dikenal dengan nama binary signal. Binary signal, biasa disebut dengan digital signal, dilambangkan dengan angka 0 dan 1. PSTN pertama kali didesain sebagai jaringan analog untuk mengendalikan sinyal analog. Seiring dengan diperkenalkannya chip sirkuit terintegrasi, sirkuit komunikasi digital menjadi lebih murah dan lebih terjamin dibandingkan sirkuit analog. PSTN pun berkembang dari analog menjadi jaringan digital. Telepon, local loop, dan line circuit merupakan bagian dari PSTN yang masih analog.
1.1.2
Switching Technique Untuk melakukan komunikasi dibutuhkan suatu jalur komunikasi yang
menghubungkan dua tempat tersebut. Jika hanya sedikit pelanggan yang menggunakan komunikasi (dalam lingkup yang kecil) maka setiap pelanggan mempunyai jalur tersendiri untuk melakukan komunikasi ke pelanggan yang lain. Cara ini sangatlah tidak
12 efektif dan tidak ekonomis, apalagi jika jumlah pelanggan bertambah maka jumlah jalur menjadi sangat banyak. Untuk mengantisipasi permasalahan yang telah dikemukakan di atas, dipergunakanlah teknik pengalihan atau switching techique, yaitu menggunakan peralatan switching di tengah atau di pusat sekelompok jalur telekomunikasi pelanggan. Fungsi switching adalah menghubungkan antara dua pelanggan pada saat yang diperlukan, misalnya ketika pelanggan A ingin melakukan komunikasi dengan pelanggan B. Adanya switching technique ini menambah nilai keefektifitasan dan nilai ekonomis dari sebuah jaringan telekomunikasi yang besar. Saat ini dikenal beberapa jenis switching system, antara lain: a. Manual switching system Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan switchboard. Alat ini dioperasikan oleh seorang operator secara manual, sehingga dapat dikatakan alat ini merupakan peralatan switching manual. Prinsip kerja sistem ini adalah operator menyambungkan pelanggan satu dengan pelanggan lain dengan menggunakan kabel yang disambungkan ke jack yang terdapat di switchboard. Ada dua macam switchboard, yaitu : switchboard magneto ( local battery switchboard ) dan common battery switchboard. Sampai saat ini common battery switchboard masih banyak digunakan untuk front-desk interlokal dan sambungan penerangan.
13 b. Step by step automatic switching system Sistem ini bekerja berdasarkan pulsa-pulsa yang dikirim dari tombol atau pemutar angka pesawat telepon untuk menggerakkan alat penyambung. Pemilihan jalur dilakukan oleh setiap digit yang dikirim secara sekuensial. c. Common control automatic switching system Pada sistem ini, bagian yang membentuk saluran koneksi pembicaraan, dan bagian yang mengatur atau mengontrol koneksi pembicaraan terletak secara terpisah. Bagian yang mengontrol koneksi pembicaraan digunakan secara bersamaan.
Prosedur kerja sistem ini adalah sebagai berikut: jika penelpon mengangkat gagang teleponnya, maka penelpon akan dihubungkan dalam suatu register. Register akan mengirimkan nada pilih (dial tone) sebagai tanda bahwa penelpon dapat memutar nomor yang dituju. Apabila register sudah selesai menerima informasi, maka sirkuit kontrol mencari tujuan. Switching system ini terdiri dari dua jenis, yaitu : a. Crossbar switching system Merupakan switching system yang menggunakan saklar cross-bar untuk melakukan koneksi pangggilan. Saklar tersebut akan mengatur koneksi yang terjadi jika terdapat panggilan atau permintaan dari penelpon. b. Electronic switching system Sistem ini dikembangkan pada awal tahun 1950-an untuk digunakan dalam telephony central. Pada awalnya sistem dengan model ini menggantikan saklar cross-bar dengan model elektronisnya, dan menggantikan pula unit-
14 unit pengatur hubungan telekomunikasi dengan rangkaian elektronik. Pendekatan semacam ini menghasilkan cara yang paling efisien untuk merealisasikan switching system otomatis. Sekarang ini hampir semua alat switching meggunakan peralatan bertipe elektronic switching ini, contohnya mesin PABX dan PBX.
1.2 Komunikasi Data Komunikasi Data adalah proses transmisi data dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Data yang ditransmisikan dapat berupa angka ataupun huruf. Ketika data ditransmisikan, ada kode-kode khusus yang digunakan untuk merepresentasikan beberapa karakter atau nomor yang dikirim. Seperti yang kita ketahui, Morse menggunakan suatu kode untuk mengirim pesan melalui telegraf. Telegraf merupakan jaringan komunikasi data dan bentuk telekomunikasi jarak jauh pertama. Pesan akan diubah menjadi kode morse, kemudian kode tersebut dikirim sebagai sinyal elektrik melalui jalur telegraf. Si penerima akan mengubah kembali sinyal tersebut menjadi pesan asli.
1.2.1
Standar OSI International Organization for Standardization (ISO) menciptakan arsitektur
Open
Systems
Interconnection
(OSI)
untuk
lebih
memudahkan
dalam
mengklasifikasikan dan mempelajari semua protokol yang ada. Referensi model OSI sering disebut sebagai arsitekur lapisan. Model OSI untuk komunikasi data terdiri dari tujuh lapisan yang tiap lapisannya memiliki suatu fungsi yang sangat spesifik. Masingmasing lapisan menampilkan subrangkaian fungsi-fungsi yang masih berkaitan yang
15 diperlukan untuk berkomunikasi dengan sistem lain. Hal itu tergantung pada lapisan yang lebih rendah berikutnya untuk menampilkan fungsi-fungsi yang lebih primitif serta untuk menyembunyikan rincian-rincian fungsi tersebut. Hal itu juga menyediakan layanan-layanan untuk lapisan yang lebih tinggi berikutnya. Lapisan harus ditentukan agar perubahan-perubahan dalam satu lapisan tidak sampai mengubah lapisan yang lain. Referensi model OSI tidak membahas secara menrinci cara bekerja dari lapisanlapisan OSI, melainkan hanya memberikan suatu konsep dalam menentukan proses apa yang harus terjadi di suatu lapisan tertentu dan protokol-protokol apa yang dapat dipakai di suatu lapisan tertentu. Oleh karena banyak manfaatnya, referensi model OSI ini cepat menjadi populer. Selain itu, dengan diakui oleh suatu badan hukum maka referensi model OSI termasuk dalam kategori yang disebut standar de jure. Manfaat penggunaan referensi model OSI adalah sebagai berikut: a. Membuat standardisasi yang dapat dipakai oleh setiap perusahaan sehingga mengurangi kerumitan dalam perancangan. b. Memungkinkan fasilitas modular engineering (perubahan di satu lapisan tidak akan menganggu lapisan lain). c. Memungkinkan kerjasama antara teknologi yang berbeda Ketujuh lapisan model OSI itu adalah sebagai berikut: a. Physical Layer Physical layer atau lapisan kesatu berfungsi untuk menjembatani lapisan fisik antara peralatan dan suatu aturan untuk melewatkan bit-bit dari satu ke yang lainnya. Physical layer memfokuskan pada aspek mekanis, elektris, fungsional, dan prosedural dari suatu komunikasi. Protokol yang termasuk dalam physical layer di antaranya adalah RS-232-C, RS-449, dan X.21.
16 b. Data Link Layer Data link layer atau lapisan kedua berfungsi untuk menerima dan mengirimkan blok data dengan membawa suatu kode tertentu untuk sinkronisasi, penanganan kesalahan, dan flow control. Dengan menggunakan kode, data link layer mengupayakan agar lapisan fisik cukup baik, membetulkan transmisi yang mengalami kesalahan, menyediakan alat untuk aktifasi, deaktifasi, dan mempertahankan link tersebut. Secara prinsip, layanan yang disediakan oleh data link layer untuk lapisan yang lebih tinggi adalah pendeteksian dan pengoreksian kesalahan. Jadi, dengan suatu protocol lapisan data link yang berfungsi sepenuhnya, lapisan yang lebih tinggi berikutnya dapat menerima transmisi bebas kesalahan melewati link. Beberapa contoh protokol yang ada di data link layer adalah HDLC, ADCCP, dan LAPB. c. Network Layer Network layer atau lapisan ketiga, menyediakan pengiriman data atau transfer informasi di antara ujung sistem melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Network layer bertanggung jawab dalam membangun, mempertahankan, dan memutuskan koneksi yang melintasi jalur komunikasi. Layanan yang disediakan oleh lapisan 3 adalah pengalamatan jaringan, pemberitahuan kesalahan, segmentasi blok, dan multiplexing message. Contoh protokol yang ada dalam network layer adalah X.25. d. Transport Layer Transport layer atau lapisan keempat berfungsi untuk menyediakan suatu mekanisme pertukaran informasi atau perubahan data di antara ujung sistem.
17 Lapisan ini memastikan bahwa unit data yang dikirim bebas kesalahan, dalam arti tidak ada kehilangan atau duplikasi data. Lapisan transport juga dapat digunakan untuk mengoptimalisasikan penggunaan layanan jaringan dan menyediakan mutu layanan yang dapat diminta entiti sesi. Ukuran dan kompleksitas dari suatu protokol yang ada di transport layer ditentukan berdasarkan seberapa diandalkannya jaringan yang mendasari dan layanan yang disediakan pada network layer. e. Session Layer Session layer atau lapisan kelima berfungsi untuk menyediakan suatu mekanisme yang dapat mengontrol dialog antaraplikasi pada ujung sistem. Lapisan ini membangun, mengatur, dan memutuskan koneksi antaraplikasi yang saling berhubungan. Secara umum layanan-layanan yang disediakan oleh session layer adalah: 1) Disiplin dialog: dapat berupa full duplex atau half duplex 2) Pengelompokan: aliran data dapat ditandai
dengan cara menentukan
kelompok data. 3) Recovery: lapisan sesi dapat menyediakan suatu mekanisme pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan di antara checkpoint, entity session dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai dari checkpoint terakhir. f. Presentation Layer Presentation layer atau lapisan keenam berfungsi untuk menentukan format data yang dipindahkan antar aplikasi dan menawarkan pada programprogram aplikasi serangkaian layanan transformasi data. Lapisan ini menjelaskan sintaks yang digunakan untuk komunikasi antaraplikasi dan
18 menyediakan seleksi berikut modifikasi dari tipe komunikasi yang digunakan. Proses enkripsi dan kompresi data juga terjadi di lapisan ini. g. Application Layer Application layer atau lapisan ketujuh berfungsi sebagai alat untuk mendistribusikan aplikasi yang digunakan untuk mengakses lingkungan OSI. Selain itu, aplikasi umum seperti file transfer, electronic main, dan terminal access untuk komputer-komputer yang berjauhan juga ditempatkan pada lapisan ini.
1.2.2
Transmisi Data Serial dan Paralel Data dapat ditransmisikan satu bit atau beberapa bit dalam satu waktu. Data yang
ditransmisikan bit per bit melalui suatu saluran/kabel yang sama disebut transmisi serial, sedangkan jika data ditransmisikan beberapa bit dalam satu waktu, dan tiap bit ditransmisikan melalui saluran/kabelnya masing-masing maka disebut transmisi parallel karena bit-bit ditransmisikan melalui saluran-saluran yang terhubung secara paralel. Salah satu contoh transmisi paralel yang sering digunakan adalah pentransmisian kode ASCII. Kode ASCII ini ditransmisikan delapan bit dalam satu waktu. Tujuh bit pertama digunakan untuk kode ASCII sedangkan bit kedelapan digunakan sebagai parity bit untuk mengecek validitas dari kode. Dengan mentransmisikan delapan bit dalam satu waktu, kita dapat mengirim satu karakter dalam satu waktu. Delapan bit atau satu karakter ini disebut satu byte. Printer yang terhubung ke PC saat ini adalah printer paralel yang mentransmisikan 8 bit dalam satu waktu. Beberapa printer tua adalah printer serial yang terhubung dengan port RS-232 dan mengirim data satu bit dalam satu waktu. Transmisi
19 paralel memang terbukti lebih cepat dibandingkan transmisi serial, tetapi transmisi serial ini masih sering digunakan dalam komunikasi data karena hanya satu sirkuit yang digunakan untuk mentransmisikan data. Jika menggunakan transmisi paralel, akan dibutuhkan delapan atau lebih sirkuit untuk menghubungkan dua alat. Transmisi paralel biasa digunakan jika jarak transmisi kurang dari 25 kaki. Data yang ditransmisikan melalui PSTN dikirim melalui transmisi serial. Oleh karena itu, hanya ada satu sirkuit komunikasi dalam PSTN. Jadi, memiliki transmisi serial adalah suatu keharusan jika mempunyai satu sirkuit untuk transmisi data. Layaknya teknologi PSTN, PABX itu sendiri terhubung melalui transmisi serial.
1.2.3
Transmisi Sinkron dan Asinkron Ada dua cara untuk mentransmisikan data secara serial yaitu transmisi sinkron
dan asinkron. Transmisi asinkron adalah proses transmis data yang setiap karakternya mempunyai sinkronisasi tersendiri. Pada transmisi ini, di awal karakter terdapat bit yang disebut start bit, sedangkan di akhir karakter juga terdapat bit yang disebut stop bit. Start bit yang biasa disebut space bit ini bernilai nol, sedangkan stop bit yang biasa disebut mark bit bernilai satu. Transmisi asinkron ini disebut juga start-and-stop-transmission. Komunikasi antara port serial pada PC dan PABX menggunakan komunikasi data secara asinkron. Keuntungan dari transmisi asinkron adalah: a. Dari segi teknik mudah. b. Setiap karakter mengandung informasi yang lengkap. c. Sinkronisasi sudah ada dalam setiap karakter, yaitu pada start dan stop bit. Kerugian dari transmisi asinkron adalah:
20 a. Efiensi transmisinya relatif rendah untuk data yang banyak. b. Lebih peka terhadap distorsi, sehingga kecepatan transmisi harus dibatasi. c. Sinkronisasi hanya pada start dan stop bit saja Metode kedua dari transmisi serial adalah transmisi sinkron. Transmisi ini mengirim data sebagai blok dari karakter dalam suatu waktu. Blok data ini memiliki banyak ukuran, tetapi biasa terdiri dari blok yang berukuran 128, 256, 512, atau 1024 karakter. Transmisi data secara sinkron ini tidak mengandung start dan stop bit. Header diletakkan di depan data yang dikirim, sedangkan trailer diletakkan dibelakang data. Header berisi alamat tujuan dari pesan, sinyal sinkronisasi, dan kontrol informasi. Trailer berisi informasi parity-checking dan alamat dari pengirim. Header biasa terdiri dari 32 bit, sedangkan trailer terdiri dari delapan sampai enam belas bit data. Keuntungan modus transmisi sinkron adalah: a. Efisien untuk data yang banyak b. Lebih kebal terhadap noise dan distorsi c. Karakter-karakter sinkronisasi dapat dibuat lebih rumit, sehingga diharapkan akan memperoleh faktor sinkronisasi yang tinggi. d. Dapat menggunakan standard waktu (timing clock) bersama antara pihak pengirim dan pihak penerima. e. Kecepatan transmisi tinggi. Kerugian dari transmisi sinkron ini adalah: a. Tidak efisien untuk data yang sedikit b. Dari segi teknis lebih sukar c. Jika terjadi kesalahan sinkronisasi akan terjadi kehilangan informasi pada satu blok
21 d. Bila pada waktu pengiriman terdapat data yang salah, seluruh data akan dikirim ulang. e. Memerlukan saluran transmisi yang berkualitas baik
1.2.4
Port Serial dan UARTS Port serial digunakan untuk menghubungkan prosesor ke perangkat I/O yang
memerlukan transmisi data satu bit tiap satu waktu. Fitur utama sirkuit antarmuka untuk port serial adalah bahwa port tersebut mampu berkomunikasi dalam mode bit serial pada sisi perangkat, dan dalam mode bit paralel pada sisi bus. Transmisi serial mudah digunakan untuk menghubungkan perangkat yang secara fisik jauh dari komputer tersebut. Kecepatan transmisi, sering dinyatakan dengan bit rate, tergantung pada sifat perangkat yang dihubungkan. Port serial memainkan peranan penting dalam menghubungkan perangkat I/O. Oleh karena itu, beberapa sirkuit standar yang digunakan dikembangkan secara luas. Sirkuit standar tersebut dinamakan Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART). Standar tersebut digunakan dengan perangkat serial low-speed. UART mengkonversikan bus data paralel dan konektor EIA-232 dari transmisi paralel yang ada di komputer menjadi transmisi serial dan begitu juga sebaliknya. Jadi, UART adalah suatu pengkonversi paralel ke serial atau serial ke paralel. Kecepatan maksimum dari port serial ditentukan oleh UART dan driver piranti lunak yang digunakan untuk port tersebut.
Transmisi
data
dilakukan
dengan
menggunakan
format
start-stop
asynchronous. Untuk memfasilitasi koneksi ke jaringan komunikasi, dikembangkan suatu standar yang dikenal sebagai RS-232-C.
22 1.2.5
RS232 Pada awal 1960an, sebuah standart committee, yang sekarang ini dikenal sebagai
Electronic Industries Association, mengembangkan sebuah standar interface untuk peralatan komunikasi data. Saat itu, komunikasi data dimaksudkan untuk pertukaran data digital antara komputer mainframe di pusat dan sebuah remote komputer terminal, atau mungkin di antara dua terminal tanpa keterlibatan sebuah komputer. Alat ini dihubungkan dengan line telepon, dan oleh karena itu membutuhkan sebuah modem disetiap ujungnya untuk translasi sinyal. Walaupun konsepnya sederhana tetapi banyak kemungkinan data error yang terjadi ketika mengirimkan data melalui sebuah saluran analog dan dibutuhkan sebuah desain yang kompleks. Oleh karena itu, dipikirkan sebuah standar yang dibutuhkan untuk pertama memastikan reliabilitas komunikasi dan yang kedua untuk memastikan interkoneksi dari peralatan yang diproduksi oleh manufaktur yang berbeda. Dari ide inilah standar RS232 lahir. RS232 menetapkan sinyal voltages, sinyal timing, sinyal function, dan sebuah protokol untuk pertukaran informasi dan mekanikal konektor. Electronic Industries Association telah mengeluarkan tiga modifikasi yakni standar EIA232E yang diperkenalkan pada tahun 1991. Standar ini telah dikembangkan lebih dari empat puluh tahun. Di samping perubahan nama dari RS232 menjadi EIA232, beberapa jalur sinyal telah berganti nama dan beberapa yang baru telah ditetapkan, termasuk shield konduktor.
A. Masalah yang mungkin terjadi ketika menggunakan RS232 Perkembangan elekronika sangat cepat selama 40 tahun lebih telah membuat para manufaktur mengadopsi versi yang sederhana dari interface ini untuk aplikasi yang
23 tidak mungkin terpikirkan pada tahun 1960an. Pada saat ini hampir semua serial interface adalah EIA232 termasuk didalamnya sinyal voltage, protokol, dan konektor, baik ada tidaknya modem di dalamnya. EIA232 driver circuitry mempunyai toleransi yang tinggi terhadap miskoneksi. Permasalahan baru yang akan dihadapi dalam EIA232 interface di antaranya: a. Kehilangan sinyal flow control (handshaking), menghasilkan buffer overflow atau communication lock-up. b. Kesalahan fungsi komunikasi (antara DTE dan DCE) dalam penggunaan kabel, menghasilkan kesalahan pengiriman dan penerimaan line data. c. Kesalahan jenis konektor atau konfigurasi pin.
B. Pengaturan Pin Pada RS232 Peralatan pada sisi jauh dari koneksi dinamakan DTE (Data Terminal Equipment, biasanya sebuah komputer atau terminal), mempunyai sebuah DB25 male konektor, dan menggunakan 22 dari 25 pin yang tersedia untuk sinyal dan ground. Peralatan yang pada sisi dekat dari koneksi (telephone interface line) dinamakan DCE (Data Circuit – terminating equipment), biasanya sebuah modem, mempunyai DB25 female konektor, dan menggunakan 22 pin yang tersedia untuk sinyal dan ground. Kabel yang menghubungkan DTE dan DCE adalah kabel parallel straight. Apabila semua alat mengikuti standar ini, semua kabel akan menjadi identik dan tidak akan ada kesalahan dalam pengkabelan. Sebagian besar 22 line sinyal di standar EIA232 terhubung ke DCE dan digunakan ketika software protocol mempekerjakannya. Apabila DCE bukan sebuah modem, ketika menghubungkan dua DTE secara langsung akan dibutuhkan signal line.
24 Pada Standar RS-232, DTE menggunakan 25 pin male connector, dan DCE menggunakan 25 pin female connector. Untuk menghubungkan DTE dan DCE harus menggunakan straight pin-for-pin connection. Akan tetapi untuk menghubungkan dua device tersebut harus menggunakan sebuah kabel null modem. Null modem menjembatani antara pengiriman dan penerimaan di dalam kabel. Gambar di bawah ini menunjukan koneksi dan arah sinyal dari konektor pin 9 dan pin 25. Konektor 25 pin pada peralatan DTE (koneksi ke PC) RS232 DB25 jantan Penomoran Pensinyalan: Pin 1
Protective Ground
2
Transmitted Data (TD), data yang ditransmisikan (dari DTE ke DCE)
3
Received Data (RD), data yang diterima (dari DCE ke DTE)
4
Request To Send (RTS), sinyal flow control keluar yang diatur oleh DTE
5
Clear To Send (CTS), sinyal flow control masuk yang diatur oleh DCE
6
Data Set Ready (DSR), sinyal handshaking masuk yang diatur oleh DCE
7
Signal Ground Common reference voltage
8
Carrier Detect (CD), sinyal masuk yang berasal dari modem
20
Data Terminal Ready (DTR), sinyal handshaking keluar yang diatur oleh DTE
22
Ring Indicator (RI), sinyal masuk yang berasal dari modem
Tabel 2.1 Pengaturan Pin Konektor DB25 Pada DTE
25
Konektor 9 pin pada peralatan DTE (koneksi ke PC) RS232 DB9 jantan Penomoran Pensinyalan: Pin 1
Carrier Detect (CD), sinyal masuk yang berasal dari modem (dari DCE)
2
Received Data (RD), data yang diterima dari DCE
3
Transmitted Data (TD), data yang ditransmisikan ke DCE
4
Data Terminal Ready (DTR), sinyal handshaking keluar
5
Signal Ground Common reference voltage
6
Data Set Ready (DSR), sinyal handshaking masuk
7
Request To Send (RTS), sinyal flow control keluar
8
Clear To Send (CTS), sinyal flow control masuk
9
Ring Indicator (RI) (dari DCE), sinyal masuk yang berasal dari modem
Tabel 2.2 Pengaturan Pin Konektor DB9 Pada DTE
A. Carrier Detect (CD) Digunakan oleh modem untuk sinyal. Sinyal tersebut digunakan untuk membuat koneksi dengan modem lainnya. B. Receive Data (RD) Merupakan kabel yang digunakan peralatan DTE untuk menerima data.
26
C. Transmit Data (TD) Merupakan kabel yang berfungsi mentransmisikan data dari peralatan DTE ke peralatan DCE atau dengan kata lain kabel ini digunakan oleh peralatan DCE untuk menerima data. D. Data Terminal Ready (DTR) Sinyal DTR dibangkitkan oleh workstation dan memberikan info kepada komputer atau peralatan lainnya bahwa alat telah siap (a space voltage) atau tidak siap (a mark voltage). Fungsinya mirip dengan fungsi dari RTS E. Data Set Ready (DSR) Beberapa peralatan serial menggunakan DTR dan DSR sebagai sinyal untuk memberikan konfirmasi bahwa alat tersebut terhubung dan menyala (turned on). Line DTR dan DSR semula dibuat untuk meyediakan sebuah metode alternatif dari hardware handshaking. F. Request To Send (RTS) Sinyal
RTS
diatur
untuk
voltase
kosong
oleh
workstation
untuk
mengidentifikasikan lebih banyak data yang siap dikirim. Seperti CTS, RTS membantu dalam meregulasi aliran data di antara workstation dan komputer serta kabel-kabel serial lainnya. Lebih banyak workstation melepaskan sinyal ini untuk mengatur voltase kosong setiap waktu.
27 G. Clear To Send (CTS) Sinyal CTS diterima oleh kabel peralatan sinyal akhir. Voltase kosong diindikasikan dengan benar untuk mengirim data serial lebih banyak dari workstation. CTS biasa digunakan untuk meregulasi aliran data serial dari workstation ke peralatan akhir lainnya H. Ring Indicator (RI) Carrier Detect (CD) dan Ring Indicator (RI) hanya terdapat pada koneksi modem. Pada kebanyakan modem mentransmisikan status informasi ke PC ketika carrier signal di deteksi. Contoh : ketika koneksi terjadi dengan modem lain) atau ketika line dipakai (ringing), kedua kabel ini jarang digunakan.
1.3 Private Automated Branch Exchange (PABX) Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell membuat kebutuhan orang untuk berkomunikasi via telepon semakin pesat. Hal tersebut menyebabkan permintaan akan kebutuhan untuk berkoneksi pun semakin bertambah. Perkembangan dunia bisnis juga menyebabkan perusahaan untuk memasang lebih dari satu line telepon dalam gedungnya. Pemasangan banyak line telepon menyebabkan biaya yang dikeluarkan semakin mahal. Selain itu, banyaknya nomor telepon suatu perusahaan pun akan menyebabkan kesulitan untuk menentukan nomor mana yang harus dihubungi jika ingin menelepon bagian tertentu.
28
Gambar 2.3 Switchboard Manual (http://www.chown.com/cgibin/lansaweb?PROCFUN+HP1466+HP1466G+HDW+FUNCPARMS+ZXMLNR (S0100):0000000000+ZXJHNR(S0100):0000000005)
Untuk mengatasi hal tersebut, manusia menciptakan switchboard. Penemu multiple switchboard adalah seorang yang berkebangsaan Amerika bernama Leroy B. Firman pada tahun 1879. Switchboard ini dioperasikan secara manual. Yakni dengan menghubungkan satu telepon ke telepon lainnya di bagian gedung lainnya. Semakin banyak volume pemakaian telepon, akan semakin menimbulkan permasalahan baru karena penghubungan telepon secara line tunggal ataupun banyak dalam suatu perusahaan membutuhkan banyak waktu. Selain itu, orang-orang yang dipekerjakan sebagai operator switchboard pun tidak sedikit. Penggunaan manual switchboard ini tidak tergantikan hingga berakhirnya Perang Dunia II. Diperkenalkannya power supply terpusat dan line equipment adalah suatu permulaan yang sangat bagus menuju proses switching secara otomatis. Penemuan ini tentu akan menyebabkan operator-operator switchboard kehilangan pekerjaan. Akan
29 tetapi, ini adalah suatu perkembangan yang sangat penting dalam teknologi telekomunikasi. Peng-install-an semacam switchboard dalam suatu lokasi bisnis untuk mengambil alih semua telepon yang masuk dan keluar dinamakan Private Branch Exchange (PBX). Pengoperasian PBX hampir sama dengan pengoperasian switchboard di central exchange.
Gambar 2.4 Telepon dial
Sistem switching otomatis pertama kali ditemukan oleh Almon B. Strowger. Aplikasi ini dipatenkan pada tanggal 12 Maret 1889 dan tercantum dalam hak paten No. 447, 918 pada 10 Maret 1891. Strowger bekerja sama dengan Joseph B. Harris dan Moses A. Meyer mendirikan perusahaan Strowger Automatic Telephone Exchange pada bulan Oktober 1891. Pada tanggal 3 November 1892, Strowger switch pertama kali dipublikasikan untuk umum di La Porte, Indiana. Sistem ini didesain agar operator tidak perlu menghubungkan dan menentukan arah ke switch secara manual, sehingga pelanggan telepon yang menentukannya. Instruksi ke switch disediakan oleh dial. Dial
30 ditambahkan ke telepon sehingga dapat terkoneksi ke sistem switching otomatis. Switch otomatis ini mempunyai stepping relay yang mengikuti pulsa dial. Stepping relay mengkoneksikan si penelpon dengan stepping relay lainnya. Percakapan diakhiri dengan menggunakan beberapa stepping relay. Sistem ini disebut step-by-step switching system atau Strowger switch. Walaupun Strowger switch melakukan proses switching secara otomatis, switch ini tidak dikembangkan secara besar-besaran hingga sekitar tahun 1925. Setelah tahun 1950, Strowger switch baru digunakan di daerah-daerah terpencil. Sistem Strowger switch kemudian diganti oleh sistem terkomputerisasi. Semua pembuatan sistem switch sekarang telah menggunakan komputer dan piranti lunak untuk mengatur switch-nya. Sistem switch ini disebut Stored Program Control (SPC). Sistem strowger switch yang digunakan dalam suatu perusahaan untuk menggantikan PBX manual disebut Private Automated Branch Exchanges (PABX). SPC sistem yang didesain untuk PABX dinamakan Computerized Branch Exchange (CBX). Saat ini, PBX bukan lagi menunjuk ke switchboard manual karena keberadaan switchboard sudah tidak ada. Semua vendor PBX sekarang adalah computerized PBX (CBX), sehingga yang dimaksud PBX sekarang sama dengan PABX dan CBX.
1.3.1
Definisi PABX Menurut John Roddy dan John Coolen dalam buku Komunikasi Elektronika,
PABX (Private Branch Exchange) adalah sebuah jaringan pribadi telepon yang digunakan dalam sebuah perusahaan. Alat ini membagi satu nomor telepon menjadi beberapa nomor khusus di luar dari eksternal lines (nomor telepon baru) untuk dapat melakukan hubungan telepon ke luar. Bagi sebuah perusahaan, ini membuat hubungan
31 telepon ke luar menjadi lebih murah, dibandingkan dengan harus memasang nomor baru di setiap bagian. PABX terdiri dari switch box dan punch block yang diletakkan pada ujung line telepon. Biasanya sistem PABX adalah sebuah alat yang diletakkan di antara line telepon pribadi dengan line PSTN. Telepon yang terhubung dengan PBX mempunyai identitas sendiri,yaitu ekstensi. Nomor ekstensi tersebut merupakan nomor yang unik karena setiap nomor tersebut mempunyai akses ke PBX, dan salah satu ‘cabang’ dari PBX akan terhubung ke penyedia layanan telepon (Service Provider). PABX sebenarnya menukar panggilan telepon berdasarkan permintaan user, bukan berdasarkan rencana pengkabelan. Panggilan antara station ke station sama mudahnya dengan membuat panggilan dari station ke PSTN. Pengkabelan PABX umumnya menggunakan 4 sampai 8 kabel dengan RJ11 atau RJ45 modular telephone jack. Ini tidak seperti pengkabelan pada telepon umumnya (walaupun untuk beberapa tipe PABX dapat sama). Beberapa pasang kabel yang terpasang di sistem ini mempunyai fungsi tersendiri. Contohnya pada PABX analog, dua pasang kabel berguna sebagai pengontrol jalur, dan berfungsi sebagai pengirim data dari tombol yang ditekan ke PABX, hingga akhirnya mengirimkan nada sambung kembali ke telepon. Saat ini, ada beberapa jenis PABX yang biasanya lebih dikenal dengan singkatan-singkatan, seperti : a. PABX (Private Automatic Branch eXchange) PABX adalah sistem yang paling sering digunakan dalam suatu perusahaan, digunakan untuk melakukan switching panggilan antar line internal dan line
32 PSTN. Sebuah PABX dapat merute sebuah panggilan secara otomatis berdasarkan nomor yang di tekan / dituju. b. EPABX(Electronic Private Branch eXchange) EPABX adalah sebuah sistem PABX yang bekerja dengan menggunakan electronic controlling dan signal switching. c. PNX ( Packet Network eXchange) PNX
adalah
sebuah
platform
komunikasi
teknik
switching
yang
mengkombinasikan fungsi dari PBX dan VOiP. d. PMBX (Private Manual Branch Exchange) MBX adalah sebuah PBX yang cara kerjanya masih manual, atau dengan kata lain masih memperkerjakan operator untuk menyambungkan atau mengalihkan telepon. e. KTS (Key Telephone System) KTS pada umunya merupakan versi sederhana dari PBX yang menyediakan layanan langsung ke Central Office (CO) line telepon.
1.3.2
Media Penyimpanan Data pada PABX Menurut buku panduan PABX Avaya yang diterbitkan oleh Selindo Alpha,
terdapat dua metode penyimpanan data pada PABX Avaya, yaitu: a. Sementara Semua perubahan yang sedang dilakukan disimpan di dalam memori. Perubahan-perubahan tersebut akan hilang jika terjadi pemadaman aliran listrik, sebelum melakukan penyimpanan secara tetap.
33 b. Tetap Pada metode ini, semua perubahan-perubahan yang dibuat disimpan di dalam Flash ROM card. Cara penyimpanan dapat dilakukan secara manual atau otomatis oleh sistem.
1.3.3
Fitur PABX PABX adalah sistem switching yang menyediakan kemampuan switching untuk
stasiun-stasiun yang terhubung ke PABX. PABX menyediakan fitur-fitur yang beragam untuk pengguna. Fitur-fitur yang ada umumnya dibangun dalam suatu piranti lunak dan tergantung dari tipe PABXnya. PABX Avaya yang digunakan oleh JWC mempunyai beberapa fitur, di antaranya: a. Panggilan dari ekstension ke ekstension, panggilan langsung ke luar (Direct Outward Dialling/DOD), dan panggilan langsung ke dalam (direct inward dialing/DID); b. Pemilihan line pada saat handset diangkat, pengalihan panggilan, call forwarding, penundaan panggilan, call waiting, dan call restriction; c. Pemanggilan nomor yang terakhir di tekan (redial), mesin penjawab, dan layanan pesan; d. Pemilihan jalur secara otomatis; dan e. Laporan pesan secara rinci.
34 1.3.4
Diagram Alir Proses Panggilan Keluar
Gambar 2.5 Diagram Alir Proses Panggilan Keluar
A.
Class of Restriction Class of Restriction digunakan untuk melakukan pembatasan panggilan masuk dan panggilan keluar. COR yang dapat diadministrasi adalah 0 sampai dengan 95. COR yang biasa digunakan untuk panggilan keluar adalah:
35 0 – Internall Call 1 – Local Call Only 2 – Local Call and Handphone 3 – Long Distance Call 4 – IDD/SLI 5 – dan seterusnya atau (biasanya disesuaikan dengan kebutuhan bisnis). B.
Automatic Route Selection PABX akan melakukan analisis terhadap nomor yang dipanggil di dalam tabel ARS.
C.
Time of Day Time of Day berguna untuk mengatur panggilan keluar agar dapat sesuai dengan kebutuhan bisnis. Misalnya, pengguna hanya boleh melakukan panggilan pada jam kerja, setelah jam kerja hanya tingkat pengguna tertentu saja yang dapat melakukan panggilan keluar.
D.
Partition Route Table Partition Route Table
digunakan untuk mengarahkan panggilan dari
nomor yang telah dianalisis di dalam tabel analisis ars berdasarkan Time-ofDay. E.
Authorization Code Authorization Code adalah kode terotorisasi untuk memaksimalkan sistem keamanan pada saat melakukan panggilan keluar.
36 F.
Trunk Group Trunk Group digunakan untuk melakukan hubungan dengan Public Switched Telephone Network (PSTN) maupun dengan Private Network.
1.4 Rekayasa Piranti Lunak Menurut Bauer, rekayasa piranti lunak adalah penetapan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan piranti lunak yang ekonomis yaitu piranti lunak yang terpercaya dan bekerja efisien pada komputer atau mesin. Menurut Pressman, rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen yang mampu untuk mengontrol proses pengembangan piranti lunak, di antaranya: a. Proses Proses merupakan dasar dari rekayasa piranti lunak yang memungkinkan pengembangan piranti lunak secara rasional dan terjadwal. b. Metode Metode merupakan metode-metode untuk merancang piranti lunak. c. Alat bantu Alat bantu menyediakan alat-alat dukungan otomatis dan semi otomatis untuk mendukung proses dan metode.
1.4.1
Definisi dan Karakteristik Piranti Lunak Definisi dan karakteristik piranti lunak, antara lain: a. Instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan menyediakan fungsi dan kemampuan yang diinginkan.
37 b. Struktur data yang memampukan program untuk memanipulasi informasi. c. Dokumen yang menggambarkan pengoperasian dan penggunaan program. Perbedaan antara piranti lunak dan perangkat keras adalah: a. Piranti lunak dikembangkan dan direkayasa, sedangkan perangkat keras diproduksi. b. Piranti lunak lebih tahan lama, sedangkan perangkat keras lebih cepat rusak c. Walaupun industri akan semakin mengarah ke perakitan komponen, piranti lunak tetap dikembangkan sesuai dengan pesanan (custom built).
1.4.2
Model Proses Pembuatan Perangkat Lunak dengan Menggunakan Model Spiral Model Spiral yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm adalah model proses
perangkat lunak yang evolusioner yang memakai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan perangkat lunak secara cepat. Di dalam model spiral, perangkat lunak dikembangkan di dalam suatu deretan penambahan. Selama awal iterasi, rilis inkremental dapat merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerja. Berikut ini model spiral yang berisi enam wilayah tugas: a. Komunikasi pelanggan Komunikasi
pelanggan
adalah
tugas-tugas
yang
dibutuhkan
untuk
membangun komunikasi yang efektif di antara pengembang dan pelanggan.
38 b. Perencanaan Perencanaan adalah tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber-sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan. c. Analisis resiko Analisa resiko tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko manajemen dan teknis. d. Perekayasaan Perekayasaan tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut. e. Konstruksi dan peluncuran Konstruksi dan peluncuran adalah tugas yang dibutuhkan untuk menyusun, menguji, memasang dan memberikan pelayanan kepada pemakai. f. Evaluasi pelanggan Evaluasi pelanggan adalah tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan. Model spiral menjadi sebuah pendekatan yang realistis bagi pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar karena perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak, pengembang dan pemakai memahami serta bereaksi lebih baik terhadap resiko dari setiap tingkat evolusi. Model spiral menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko. Akan tetapi, yang lebih penting lagi, model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan prototipe pada setiap keadaan di
39 dalam evolusi produk. Model spiral menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik seperti yang diusulkan oleh siklus kehidupan klasik, tetapi memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif yang secara realistis merefleksikan dunia nyata. Model spiral membutuhkan pertimbangan langsung terhadap risiko teknis pada semua keadaan proyek, yang jika dipakai secara benar akan mengurangi risiko sebelum menjadi sangat problematik.
1.4.3
STD (State Transition Diagram) STD merupakan suatu diagram yang merepresentasikan langkah-langkah
perubahan keadaan (state). Komponen yang digunakan dalam STD, yakni: a. Keadaan (state) Keadaan (state) digunakan sebagai kumpulan atribut yang menggambarkan suatu kondisi pada saat tertentu. Keadaan dapat berarti menunggu sesuatu dari lingkungan luar atau menunggu aktifitas yang sedang berlangsung berubah menjadi aktifitas lain. b. Panah (arrow) Panah (arrow) digunakan untuk menghubungkan perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan lain.
1.5 Interaksi Manusia dengan Komputer (IMK) Interaksi manusia dengan komputer merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan
40 dengannya. Tujuan dari ilmu ini adalah untuk membangun atau merancang suatu sistem yang aman, sesuai dengan kebutuhan, efektif, efisien, dan dapat dipakai. Konsep utama dari interaksi manusia dengan komputer adalah bagaimana membuat sistem yang mudah dipelajari dan digunakan.
1.5.1
Delapan Aturan Emas Perancangan Menurut Shneiderman, terdapat delapan aturan emas dalam merancang
antarmuka pengguna, yaitu: a. Berusaha untuk konsisten Antarmuka pengguna harus memperhatikan konsistensi misalnya konsistensi dalam aksi untuk melakukan tugas yang serupa dan konsistensi tampilan (penggunaan istilah, menu, bantuan, warna dan jenis huruf). b. Memungkinkan pemakai yang sudah terbiasa untuk menggunakan shortcut Shortcut akan memudahkan pemakai yang sudah terbiasa dan menginginkan interaksi yang singkat dan cepat. c. Memberikan umpan balik (feedback) yang informatif Untuk aksi yang sering digunakan, diberi umpan balik yang sederhana dan mencukupi, sedangkan untuk aksi yang jarang dilakukan berikan umpan balik yang lebih rumit dan informatif. d. Memberikan tanda untuk suatu penutupan (keadaan akhir) Harus terdapat tanda kapan dimulai, pertengahan, dan akhir dari prosesnya, dan juga terdapat penjelasan yang informatif pada setiap perpindahan proses.
41 e. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan sederhana Sistem harus dirancang sedemikian rupa agar pemakai tidak dapat membuat kesalahan yang serius. Jika kesalahan itu terjadi sistem harus dapat mendeteksi
dan
menawarkan
instruksi
yang
sederhana
untuk
memperbaikinya. f. Memungkinkan pembalikan aksi dengan mudah Setiap aksi sedapat mungkin harus dapat dibatalkan, sehingga pemakai tidak takut untuk melakukan kesalahan. g. Mendukung pusat kendali internal (internal focus of control) Tanggapan sistem yang tidak jelas, urutan memasukkan data yang tidak jelas, kesulitan mendapatkan informasi yang diperlukan, dan ketidakmampuan sistem menghasilkan aksi yang diinginkan akan membuat pemakai merasa tidak memegang kendali. h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Ingatan manusia adalah terbatas, sehinga diusahakan agar tampilan dibuat sesederhana mungkin dan mengurangi pergerakan antara jendela sehingga mengurangi beban ingatan jangka pendek.
1.5.2
Top Ten Mistakes of Web Design (Jakob Nielsen, 1996) Menurut Nielsen, ada kesalahan yang sering terjadi pada saat mendesain halaman
web atau yang lebih sering dikenal dengan istilah top ten mistakes of web design. Kesalahan kesalahan yang sering terjadi yaitu: a. Penggunaan frame. b. Penggunaan teknologi baru dengan serampangan.
42 c. Gerakan teks dan animasi yang berjalan terus. d. URL yang kompleks. e. Halaman yatim. f. Halaman yang terlalu panjang gulungannya. Isi terpenting dan navigasi harus tampak di bagian atas. g. Kurangnya dukungan navigasi. h. Warna link yang tidak standar. i. Informasi yang basi. j. Waktu download yang terlalu lama. Pemakai kehilangan minat dalam 10-15 detik.
1.5.3
Perancangan Menu Perancangan menu merupakan bagian yang tidak kalah penting dalam
perancangan antarmuka. Karena dengan perancangan menu yang baik kita dapat dengan mudah mempelajari dan memakai program yang dibuat. Dalam perancangan menu terdapat beberapa pedoman, yaitu: a. Menu lebih baik dirancang luas dan dangkal daripada sempit dan dalam. Hal ini untuk mempermudah pengguna dalam pencarian menu. b. Menyediakan typehead dan shortcut. Dalam mengelompokkan item dalam struktur menu tree digunakan pedoman pengelompokan semantik, yaitu : a. Kelompokkan item-item yang serupa secara logis b. Buat kelompok yang melingkupi semua kemungkinan c. Pastikan agar tidak ada item yang saling tumpang tindih (overlap)
43 d. Gunakan istilah yang dikenal secara umum. Dalam menyajikan item harus memperhatikan urutan. Beberapa dasar pengurutannya, yaitu : a. Pengurutan berdasarkan waktu (kronologis) b. Pengurutan berdasarkan numerik (menaik dan menurun) c. Pengurutan berdasarkan sifat fisik (panjang, luas, volume, berat, kecepatan, dan lain - lain). Untuk pengurutan yang berhubungan dengan tugas, item pada menu dapat diurutkan penyajiannya dengan menggunakan salah satu kemungkinan berikut : a. Pengurutan istilah-istilah secara alfabetis b. Pengelompokan item-item yang serupa (dengan pemisah antarkelompok) c. Item yang sering digunakan ditempatkan di awal d. Item yang paling penting ditempatkan di awal Pemberian nama pada menu juga perlu diperhatian untuk mempermudah pemakai. Pedoman pemberian nama menu yang baik, yaitu : a. Mengunakan istilah yang sudah dikenal dan konsisten. b. Memastikan setiap item dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya. c. Menggunakan pemilihan kata yang singkat dan konsisten. d. Menempatkan kata kunci (keyword) di sebelah kiri.
1.5.4
Perancangan Layar Terdapat beberapa butir pedoman tampilan layar dari Smith dan Mosier (1984): a. Pada setiap tahap dalam urutan transaksi, pastikan bahwa data apapun yang dibutuhkan pemakai tersedia pada tampilan.
44 b. Tayangkan data kepada pemakai dalam bentuk yang langsung dapat digunakan, jangan mengharuskan pemakai mengonversikan data yang ditampilkan. c. Untuk setiap jenis tampilan data, pertahankan format yang konsisten dari satu tampilan ke tampilan lainnya. d. Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana. e. Gunakan pernyataan positif, bukan negatif. f. Gunakan prinsip logis dalam pengurutan senarai (list); jika tidak ada aturan khusus, urutkan secara alfabetis. g. Buat kolom data alfabetis rata kiri agar mudah ditelusuri. h. Pada tampilan banyak halaman, berikan label pada setiap halaman untuk menunjukkan hubungan dengan halaman lainnya. i. Awali setiap tampilan dengan judul atau header yang menggambarkan secara singkat isi atau tujuan tampilan; sisakan paling sedikit satu baris kosong antara judul dan isi tampilan. j. Untuk kode ukuran, simbol yang lebih besar tingginya paling sedikit 1.5 kali tinggi simbol yang lebih kecil. k. Gunakan kode warna untuk, aplikasi sehingga pemakai dapat membedakan dengan cepat berbagai kategori data, khususnya ketika data item terpencar pada tampilan. l. Jika menggunakan kedipan (blink), kecepatannya harus antara 2-5 hertz, dengan minimum duty cycle (ON interval) 50 persen. m. Untuk tabel besar yang melebihi kapasitas tampilan, pastikan pemakai dapat melihat kepala kolom dan label baris di semua bagian.
45 n. Jika kebutuhan tampilan data berubah, sediakan cara bagi pemakai (atau administrator sistem) untuk melakukan perubahan yang diinginkan.
1.5.5
Mengelola Proses Perancangan Dalam melakukan pengelolaan proses perancangan dikenal beberapa metode.
Metede yang sering dipakai dalam mengelola proses perancangan adalah metode LUCID
(Logical
User-Centered
Interactive
Design)yang
dikembangkan
oleh
Kreitzberg. Isi dari metode LUCID adalah : a. Mengembangkan konsep produk b. Riset dan analisis kebutuhan c. Konsep perancangan dan prototipe layar kunci d. Perancangan iteratif dan perbaikan e. Implementasikan software f. Dukungan rollout
1.6 Ulasan Pakar dan Uji Usability Yang perlu diperhatikan dalam rencana evaluasi meliputi: a. Tahapan perancangan (awal, tengah, akhir). b. Tingkat kebaruan proyek (terdefinisi atau bersifat eksplorasi). c. Jumlah pemakai yang diperkirakan. d. Tingkat kritis antarmuka (misalkan sistem medis kritis kehidupan dengan dukungan pameran di museum).
46 e. Biaya produk dan keuangan yang dialokasikan untuk pengujian. f. Waktu yang tersedia. g. Pengalaman perancangan dan tim evaluasi. Uji Usability a. Uji usability (usability test) memberikan konfirmasi kemajuan yang mendukung dan rekomendasi perubahan yang spesifik. b. Uji usability tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga menghasilkan penghematan biaya yang dramatik.
1.7 Survei Dalam merancang suatu piranti lunak dibutuhkan adanya informasi tentang kebutuhan dari suatu piranti lunak itu dibuat. Informasi tersebut diperoleh melalui survai. Untuk melakukan survei yang efektif, beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu : a. Tujuan yang jelas di awal. b. Pengembangan hal-hal terfokus yang membantu mencapainya. Tujuan survey yang lain adalah untuk mendapatkan : a. Latar belakang (umur, asal, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan) b. Pengalaman dengan komputer c. Tanggung jawab pekerjaan d. Gaya kepribadian e. Alasan tidak menggunakan antarmuka f. Keakraban dengan fitur
47 g. Perasaan setelah menggunakan antarmuka
1.8 Database Menurut Turban, Database atau basis data adalah sekumpulan data yang berelasi secara logis. Database merupakan solusi dari masalah yang ditimbulkan traditional file management. Masalah yang terjadi pada traditional file management antara lain : data redundancy, data inconsitency, data isolation, data integrity, security, dan data independence. Hal ini disebabkan data yang diperoleh dari hasil proses disimpan ditempat proses tersebut dilakukan dan tidak dapat di-shared. Jika ada 2 proses yang beberapa hasil keluarannya berupa data yang sama dengan proses lainnya, menyebabkan data tersebut menjadi terulang, sehingga dinilai tidak efektif. Dalam database terdapat beberapa istilah penting, yaitu : a. field Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka-angka b. record Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh : nama, alamat, nomor telepon, dan sebagainya. c. file File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berelasi secara logis. Contoh: berkas transaksi toko A yang mempunyai record tanggal, kode barang, dan harga.
48 d. entity Entity adalah orang, tempat, benda, atau kejadian yang berkaitan dengan informasi yang disimpan. Contoh : pelanggan, pekerja, dan sebagainya. e. attribute Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity. Contoh : nama pelanggan, umur pekerja, dan sebagainya. f. primary key Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara satu record dan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda pengenal dari suatu field. g. secondary key Secondary key adalah sebuah field yang menjelaskan primary key yang digunakan sebagai pelengkap identifikasi suatu field. h. foreign key Foreign
key
adalah
sebuah
field
yang
nilainya
berguna
untuk
menguhubungkan primary key lain yang berada pada tabel yang berbeda.
File dalam database dapat dibedakan berdasarkan tempat aksesnya. Dimana lokasi pengaksesan akan berpengaruh pada kemudahan user dalam mengakses data, waktu respon ketika melakukan query, peng-entry-an data, keamanan, dan harga. Pada umumnya, file dalam database dapat dibedakan menjadi dua yaitu terpusat (centralized) dan terdistribusi (distributed). Pada sistem terpusat, semua database diletakkan dalam suatu komputer atau mainframe, sehingga client yang ingin mengakses database harus melakukan koneksi
49 dengan komputer tersebut. Sistem ini menawarkan banyak kelebihan, seperti: lebih aman, mudah dalam hal maintenance, dan mudah untuk dilakukan disaster recovery. Tetapi masalah kecepatan dan biaya menjadi problem utama dalam penerapan sistem ini. Pada sistem terdistribusi, sebagian database diletakkan pada komputer yang berbeda-beda atau lebih dari satu lokasi yang berdekatan dengan user. Oleh karena itu komputer utama tidak menampung semua bagian dari database tersebut. Sistem ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Replicated database Replicated database adalah keadaan dimana pada setiap komputer mempunyai back up database secara utuh b. Partitioned database Partitioned database adalah keadaan dimana database dibagi pada setiap komputer, dan database yang disimpan dalam komputer tersebut sesuai dengan kebutuhan
1.8.1
Database Design Untuk membuat suatu database, designer harus membuat sebuah desain
koseptual dan fisik dari database. Desain konseptual (conceptual design) adalah sebuah model abstrak dari database yang dipandang dari sudut user atau bisnis, sedangkan disain fisik (physically design) menunjukkan cara database disimpan dalam sebuah media penyimpanan. Desain konseptual menjelaskan cara mengelompokkan elemen data yang berada dalam database. Proses desain mengidentifikasikan hubungan antar data dan menentukan cara yang paling efisien dalam mengelompokkan data menjadi suatu
50 kesatuan agar dapat sesuai dengan kebutuhan. Proses ini juga bertujuan untuk mengurangi redudansi data menjadi kecil dan mengelompokkan data agar sesuai dengan kebutuhan aplikasi sehingga mudah untuk di maintenance. Hasil dari proses ini adalah adanya sebuah relasi tabel yang berbeda yang terhubung dengan sebuah data. Menurut Turban, dalam mendesaian suatu database desainer memerlukan suatu pendekatan (modeling). Pendekatan tersebut adalah : a. Entity Relationship Modelling, yaitu suatu perencanaan database dengan menggambarkan hubungan antarentity beserta atributte-nya. b. Normalization, yaitu suatu metode untuk menganalisis dan menghilangkan data redudansi, memaksimalkan integritas data, dan menghasilkan performa proses yang terbaik.
1.8.2
Database Management System (DBMS) Menurut Turban, DBMS adalah sebuah software yang menyediakan akses ke
database. DBMS memungkinkan suatu organisasi atau perusahaan untuk menyimpan database hanya pada satu tempat. Tempat tersebut database dapat diupdate dan diakses oleh berbagai program aplikasi. DBMS juga menyediakan mekanisme untuk memelihara integritas dari data yang disimpan, mengatur keamanan dan akses pemakai, mengembalikan data jika sistem mengalami kerusakan, dan mengakses bermacam-macam fungsi database dengan aplikasi yang ditulis dalam bahasa pemrograman generasi ketiga, generasi keempat, dan bahasa pemrograman berorientasi objek.
51 1.8.3
Relational Database Relational database adalah representasi logikal dari data. Data tersebut dapat
diakses tanpa ada ketergantungan dengan struktur fisik dari database tersebut. Relational database merupakan sistem database yang paling banyak dipakai saat ini. Salah satu bahasa yang sering dipakai untuk memanipulasi data adalah SQL. Data dalam relational database disimpan didalam sebuah tabel dimana terdapat kolom dan baris.
1.8.4
MySQL MySQL dibuat oleh Michael Widenius. MySQL adalah suatu program kecil yang
mempuyai kecepatan cukup tinggi dan sanggup menghubungkan database pada Hughes technologies mini SQL database. Pada paket database MySQL tidak mengandung source code mini SQL, tetapi mengandung beberapa bagian yang kelihatan sama dan terlihat pada C API, nama, dan banyak fungsi pada program. Ini berarti relatif mudah untuk aplikasi port mini SQL dan peralatan pada MySQL. Bagian klien mySQL terletak pada bagian umum, MySQL sementara sebagian besar saat berhenti didistribusikan di bawah izin appendix A dari dokumen, sedangkan sebagian kecil di bawah perlindungan hak cipta Barkeley atau izin GNU. Beberapa keistimewaan yang mendukung MySQL : a. Multi threading, mendukung banyak query secara bersamaan b. A joint optimizer with one pass multi-join c. Fixed dan variable length records d. An ODBC driver (with source) e. A flexible Privilege dan system password
52 f. Mendukung sampai 16 keys per table. Setiap key dapat dinaikkan sampai 15 fields g. Mendukung untuk primary keys fields, key fields dan unique fields pada fungsi CREATE h. Mendukung 1-4 byte integer, float, double, fixed, dan variable length strings, time stams, variable length strings, dan blobs i. C dan Perl API j. A fast thread base malloc system k. Menvalidasi
dengan
cepat
tabel
yang
tersedia
peralatan
untuk
memperbaikinya. l. Semua data disimpan di ISO8858_i m. All string comparisons for normal string fields are case insensitive
1.9 Web Programming Perkembangan dunia internet semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin mudahnya informasi yang didapat hanya dengan menggerakkan ujung jari. Akan tetapi, web yang ada di internet kebanyakan masih bersifat statis dalam membagi informasi. Maksud statis disini adalah isi dari web tidak akan berubah sampai pembuat memperbaharui isinya, dan hanya bersifat satu arah tanpa adanya interaksi dari pemakai. Oleh karena itu, dikembangkanlah konsep web dinamis, yaitu sebuah konsep yang memungkinkan user berinteraksi dalam menggunakan dan membagi informasi dalam web. Membangun sebuah aplikasi dan situs (web dinamis) untuk sebuah web di internet
53 menjadi sebuah lahan yang luas dan menarik dalam dunia komputer khususnya pemrograman. Web programming, merupakan suatu istilah dalam proses pembuatan suatu web dinamis, merupakan penggabungan konsep bahasa pemrograman ke dalam dunia web. Web programming juga dapat diartikan sebagai menyisipkan bahasa pemrograman (logika) ke dalam suatu bahasa HTML yang bertujuan untuk membuat suatu aplikasi berbasis web yang menangani masalah komunikasi bisnis dalam suatu jaringan besar atau jaringan perusahaan. Contohnya web based banking system, situs berita, dan sebagainya. Contoh dari bahasa pemrograman yang banyak dipakai antara lain: JSP, ASP, PHP, dan sebagainya. Pada aplikasi berbasis web terdapat dua istilah yang mengacu pada cara kerja aplikasi tersebut, yaitu : a. Teknologi server-side Teknologi server-side merupakan kode eksekusi yang tidak dilakukan pada browser (rendering) karena browser hanya mengeksekusi kode HTML. Kode dieksekusi pada sebuah web server yang menerima permintaan file, lalu akan mengirimkan file tersebut dalam keadaan sudah tereksekusi. b. Teknologi client-side Teknologi client-side merupakan suatu teknologi yang memproses seluruh dokumen pada sisi client. Sebuah web server hanya melayani permintaan file dari client, dan browser melakukan proses rendering ke dokumennya. Contohnya adalah HTML, javascript, dan sebagainya.
54 1.9.1
HTML WWW menggunakan file – file HTML dalam penggunaanya. HTML merupakan
bahasa pemrograman atau script yang digunakan untuk membuat halaman web. HTML menjabarkan sebuah tampilan halaman dengan cara markup tag, untuk memperlihatkan posisi yang berhubungan dengan halaman tersebut. Dua komponen penting dalam menjalankan HTML adalah web server dan browser. Web server adalah program yang dapat berkomunikasi dengan HTTP. Web server ini bertugas untuk merespon permintaan HTTP dan bereaksi atas permintaan dari HTTP. Aplikasi browser digunakan untuk menampilkan halaman web berupa file HTML. Untuk membuka suatu halaman HTML dari browser perlu diketahui alamat URLnya.
1.9.2
PHP PHP merupakan suatu kombinasi dari bahasa pemrograman dan aplikasi server.
PHP pada dasarnya merupakan program sederhana yang ditulis dengan bahasa Perl oleh Rasmus Lerdorf, kemudian dikembangkan lagi yang ditulis dengan bahasa C sehingga mampu mengakses database. Rasmus menuliskan dokumentasi pada PHP versi 1.0. Telah banyak orang yang menggunakan PHP, dan mereka menambahkan beberapa kemampuan lain seperti loop statement, dan variable array. Ketika membangun suatu aplikasi yang berbasiskan Internet, sangatlah penting untuk mengetahui dimana program tersebut akan dieksekusi. PHP selalu dieksekusi pada web server.
55 PHP tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan java applets, ActiveX, atau java script karena semua bahasa tersebut dieksekusi pada web browser pengguna. Akan tetapi, PHP dapat digabungkan dengan semua bahasa tadi dengan mudah dan cepat. PHP memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: a. Open source, oleh karena semua source code PHP tersedia dan dapat kita miliki. b. Untuk memiliki PHP tidak perlu membeli (gratis). c. Server side, oleh karena PHP berjalan di web server,
program yang
dihasilkan dengan menggunakan bahasa PHP akan cukup kompleks dan besar tanpa terasa lamban oleh client d. Cross platform, program PHP dapat dijalankan oleh mesin Linux atau windows e. HTML embedded, PHP mudah untuk dipelajari karena kode PHP hanya disisipkan pada HTML. f. Simple language, tidak seperti java atau C yang sangat rumit, PHP cenderung lebih sederhana dan mampu membuat berbagai ukuran website g. Efisiensi, PHP hanya memerlukan sedikit sumber daya sistem jika dibandingkan dengan bahasa lainnya. h. XML (Extended Markup Language) parsing, PHP mampu berkomunikasi dengan web application server lainnya seperti ASP dan Coldfusion melalui XML. i. Database modules, PHP mampu mengakses Oracle, Sybase, MS SQL, Adabase D, MySQL, mSQL, PostgreSQL, dBase, FilePro, Solid, UNIX dbm, informic/Illustra, dan database lainnya yang mendukung standar ODBC
56 j. File I/O, PHP memiliki banyak fungsi yang dapat menangani pemprosesan file. k. Text processing, PHP juga memiliki banyak fungsi untuk melakukan proses terhadap suatu teks, termasuk kemampuan pattern matching. l. Complex variables, PHP mampu menangani variabel skalar, array dan associative array. m. Image processing, PHP mampu melakukan manipulasi terhadap gambar atau citra.