BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Kualitas Website Website merupakan gabungan antara publikasi cetak dan pengembangan
website, antara marketing dan perhitungan, antara komunikasi internal dan hubungan dengan pelanggan, dan antara seni dan teknologi (Powel, 1998). Penggunaan website terus meningkat sehingga pentingnya perhatian tentang pengembangan web seperti metode evaluasi untuk memperoleh informasi yang dipercaya tentang kualitas produk dan pengunaan sistematis model, metode, dan alat teknisnya. Telah banyak riset yang dilakukan, untuk mendapatkan kualitas website yang baik, walaupun ini bukan pekerjaan mudah, namun pengelola website harus selalu melakukannya agar user selalu puas pada website yang dikunjungi (Zhang, 1999). Fokus pada kualitas website sudah diperkenalkan pada bidang web engineering. Definisi kualitas dalam standar ISO 8402 adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk software yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang diinginkan. Kualitas website dari sudut pandang kepuasan user adalah mengevaluasi kualitas isi yang terdapat pada website dalam beberapa hal seperti navigasi, keindahan, fungsi, dan hal lainnya yang mempengaruhi (Luis Olsina, 2006). Kepuasan User merupakan ukuran penting kualitas website, Data kepuasan user diambil dengan ukuran standar penggunaan website sehingga penilaian kualitas diperoleh secara menyeluruh (Bailin & Pullinger, 2010). Website yang bermutu dari sudut pandang pengguna dapat dilihat dari tingkat
9
10
persepsi layanan aktual yang tinggi dan kesenjangan (gap) mutu layanan yang dirasakan (aktual) dengan tingkat harapan ideal yang rendah, tingkat pengukuran kualitas website banyak menggunakan skala likert (Barnes & Vidgen, 2001). Tingkat kunjungan pada website memiliki banyak penyebab dalam menentukan tingkat kualitas pada website. Penyebab ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti hosting yang dipakai, kemampuan teknis dari penyedia layanan internet, waktu jeda yang dicatat sebagai waktu kunjungan website (Clifton, 2010).
2.1.1 Kriteria Kualitas Website Adapun beberapa kriteria yang dipakai untuk mengukur kualitas website dalam penelitian ini mengacu pada beberapa paper. Perceived usefulness (Almahamid, 2005). Kegunaan atau fungsi dalam suatu website sangat ditekankan pada elemen ini, fungsi yang tepat guna dan fitur yang terdapat di website pun berguna sebagai penunjang dalam pencarian informasi. Menurut penelitian Almahamid, adanya hubungan antara kegunaan website yang dapat diterima untuk menggunakan sistem untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Fungsi
dalam website antara lain: 1. User friendly dalam bernavigasi, website dikatakan user friendly dimana user dapat mudah menemukan dan menggunakan fungsi dan fitur yang terdapat pada website 2. Proteksi konten bagi user tertentu, adanya fungsi ini memberikan user kebebasan untuk menentukan konten seperti komentar yang dipost, hanya ditampilkan pada user tertentu.
11
3. Interaksi dua arah, fungsi ini berguna untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan user pada konten yang disajikan pada website, sehingga website lebih interaktif. 4. Kompatibilitas halaman website memberikan tampilan yang sama dan sesuai dengan fungsinya dimana banyak perangkat mobile yang bermunculan di pasaran, sehingga user mengakses website pada perangkat mobile yang bervariasi sesuai yang dimiliki. 5. Fungsi Search umumnya dipasang pada website untuk memudahkan pencarian konten yang disajikan pada banyak kriteria yang dibuat. 6. Fitur Interaktif seperti forum chat berguna untuk mendapatkan masukan dan tren terkini yang terkait terhadap konten yang disajikan pada website. Ease of use (Jim, 2004) (Liu & Arnett, 2000). Secara keseluruhan website sangat dimudahkan, maksudnya tidak ada fitur yang menyulitkan user website, meskipun ada teknologi baru didalam website tersebut namun antarmukanya diharapkan dapat diterima oleh semua user website tersebut. Ease of Use meliputi antara lain: 1. Mudah menggunakan fitur yang ada seperti fitur search dapat digunakan meskipun tanpa kriteria atau keyword spesifik 2. Mudah bernavigasi pada halaman website 3. Mudah mendapatkan petunjuk jika menemui kesulitan seperti website memiliki halaman Frequently Asked Question yang menjelaskan cara penggunaan website dan pertanyaan umum yang dihadapi user.
12
Easy of finding information/services (Bailin & Pullinger, 2010). Kemudahan dalam mencari informasi dan servis yang terdapat dalam website perusahaan. Dalam hal ini, user tidak didapati kesulitan dalam mencari kebutuhannya, sehingga user akan merasa puas akan informasi yang didapatkannya. Easy of finding information/services meliputi dari: 1. Konten website yang didapatkan sangat berguna dan lengkap bagi user untuk mendapatkan informasi yang diperlukan 2. Konten website secara periodik harus diupdate untuk memberikan informasi terkini bagi user 3. Konten website yang ditampilkan tidak perlu panjang lebar, tetapi langsung pada permasalahannya secara ringkas dan akurat karena user biasanya membaca kalimat utama dan menarik, sebaiknya juga dilengkapi gambar atau video sebagai ilustrasi pelengkap. 4. Website memberikan kemudahan bagi user untuk mendapatkan update informasi yang dipublish seperti menyediakan RSS Feed atau memberikan newsletter melalui email tentang informasi terkini di website. 5. Website menyediakan informasi tentang customer service yang dapat dihubungi seperti alamat email, telepon atau alamat kantor, sehingga dapat mendapatkan masukan dari user tentang masalah yang dihadapi dan update informasi kedepan yang diinginkan oleh user. Load time of page (Mazelis, 2005). Kecepatan terbuka secara penuh halaman suatu website pun mempengaruhi kualitas website, dikarenakan dalam merancang suatu halaman website perlu mempertimbangkan elemen ini. Load time of page dapat dioptimasi dengan memilih pengunaan image yang kecil,
13
pengunaan cache pada halaman website, dan sebagainya. Halaman website yang diload sangat lama akan mempengaruhi kepuasan user mengunjungi sebuah website. Design/layout of page (Mazelis, 2005). Perancangan design atau layout halaman
website
yang
dikerjakan
harus
memperhatikan
estetika
dan
fungsionalitas suatu website seperti terlihat sangat atraktif, tersusun dengan baik, memilih font yang tepat, perpaduan warna dengan tepat sehingga pengunjung lebih fokus pada informasi yang diinginkan dan tidak merusak mata, dan menambahkan animasi gambar pada halaman website yang berubah pada periode tertentu akan menarik pengunjung untuk mengunjungi kembali. Web traffic and search. Web traffic (Booth & Jansen, 2009) adalah tingkat frekuensi website diakses oleh pengunjung sedangkan web search merupakan hasil pencarian website
dengan menggunakan kata kunci (keyword) yang
diinginkan pada mesin pencarian seperti Google, Bing, dan Yahoo. Web Traffic akan dianalisa dengan mengambil data dari google analytics dengan beberapa kriteria. Kualitas sistem website tergantung pada kebutuhan user seperti didefinikan selama pengembangan dan analisis sistem, faktor penting kepuasan user dengan website antara lain penampilan website, navigasi, delay, kerahasian, dan
keamanan (Tony Ahn, 2007), maka perlu mempertimbangkan dan
menginvestigasi faktor-faktor internal atau pengaturan lingkungannya (Galletta & Henry, 2002) seperti infrastruktur, desain website (user interface), dan kecepatan page loading.
14
Berdasarkan hasil penelitian Djajadikerta untuk mengukur kualitas website, kriteria kualitas yang mempengaruhi kepuasan user antara lain perceived usefulness sebesar 0.793, ease of use sebesar 0.741, easy of finding information sebesar 0.834, dan design of page sebesar 0.909 diatas standar nilai yang diterima 0.7, sehingga mengindikasikan kriteria yang dipilih berpengaruh signifikan terhadap kepuasan user (Djajadikerta & Trireksani, 2006). Dari hasil penelitian tersebut, variabel yang digunakan dalam studi kasus yang dilakukan seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Variabel Penelitian Djajadikerta Kriteria
Indikator
Perceived usefulness
Ease of accessing the site, personalisation or customisation, usefulness, interactivity, search facilities, completeness, compatibility
Ease of use
Ease of navigation, clarity
Easy of finding of information
Finding contact information, finding general information, finding course/subject details, completeness
Design/layout of page
Attactiveness, organisation, proper use of fonts, proper use of colours, proper use of multimedia (Web appearance)
Kepuasan user
Speed of page loading, overall presentation, recommendation, easy of finding website at search engine, goal of website usage
15
Peneeliti menyussun skema evaluasi kuualitas webssite berdasaarkan hasil p penelitian teersebut denggan mengannalisa beberaapa hal teknnis yaitu inffrastruktur, d database, seecurity, codiing, page looading, dann
desain seehingga dap pat diambil
m mengukur seejauh mana kepuasan user u dan mem mbuat rekom mendasi perb baikan jika m masih kuranng.
Gamb bar 2.1 Skem ma Evaluasi Kualitas K Webbsite
2 2.1.2 Kom mponen Website W Kom mponen kuallitas websitee sebagai media m onlinee yang haruus dipenuhi u untuk keleng gkapan sebuuah website terdiri t dari: 1. Konteks//User Interfa face(Context) t) Konteks pada websiite diterjemaahkan sebaggai functionaality dan tam mpilan atau estetika website itu sendiri. Fuunction atauu usability aadalah seberrapa bagus kinerja suatu s websitte dapat diakkses dan dig gunakan oleeh user. Kom mponennya yang peenting sepeerti Sectionn Breakdow wn, Sitemapp, Linking Structure, Navigatiion tools, Sppeed, reliabillity, Platform m independeence, dan Meedia Access stability.. Untuk tamppilan, kompoonen penting g terdapat duua, yaitu collor scheme,
16
dan visual themes. Konteks diklasifikasikan menjadi 3, pertama yang dominan di tampilan atau estetika, kedua yang dominan di fungsi dan yang ketiga gabungan kedua aspek tersebut. Elemen ini memperhatikan sisi fungsionalitas dan estetika atas perancangan web. Sisi fungsional terpenuhi karena pada web ini terdapat menu-menu yang dibutuhkan oleh pengguna web sebagai navigasi. Konsep estetika pada web diperlihatkan dengan kesederhanaan tampilan halaman yang ada dan penggunaan warna yang sesuai dengan image yang diciptakan (Jeffrey, 2003). 2. Konten(Content) Konten adalah semua informasi yang ditampilkan di website, dapat berupa text, audio, video, image, dan lain-lain. Untuk mengevaluasi suatu konten dapat digunakan cara sebagai berikut: 1) Offering Mix, suatu website biasanya menawarkan 3 tipe konten: produk, informasi, dan servis atau jasa. Offering mix biasanya memadukan ketiga tipe konten tersebut. 2) Appeal Mix adalah referensi sederhana untuk pesan promosi. 3) Multimedia Mix, acuan untuk paduan gambar, text, video, dan audio pada website tersebut. 4) Timeliness Mix, konten yang mengatur tentang berita terkini sekitar atau berita tentang keadaan terkini dari website. Konten diklasifikasikan menjadi: 1) Product dominant, sesuai namanya yang dominan adalah produk yang ditawarkan, yang mempunyai tipe seperti superstore, category killer, dan speciality store
17
2) Information dominant, pada klasifikasi ini website mempunyai informasi yang sangat banyak atau luas, dan mempunyai tools untuk mencari informasi tersebut, baik membuat informasi sendiri atau digabungkan dari sumber informasi lain. 3) Service dominant, klasifikasi ini sesuai dengan namannya adalah website yang menyediakan servis bagi para usernya, dan biasanya user harus membayar atas servis yang disediakan dari website tersebut, contohnya website pemesanan tiket pesawat terbang, website jasa pengiriman barang. Website yang menyediakan wadah untuk para pembeli dan penjual juga termasuk klasifikasi jenis ini, jadi website memfasilitasi bagi para penjual dan pembeli suatu produk atau jasa meskipun website ini tidak menjual secara langsung produk atau jasa 3. Komunitas(Community) Komunitas adalah wadah antar user dari website, baik interaksi one to one atau one to many. Klasifikasi komunitas terdiri dari: 1) Non-existent artinya klasifikasi ini dimana wadah komunitas pada website ini sama sekali tidak ada, user website tidak bisa berinteraksi. 2) Limited, artinya website yang memberikan fitur informasi yang dapat dibaca dan user dapat mengirim informasi tersebut, tetapi user tidak dapat berinteraksi antar user. 3) Strong, pada klasifikasi ini user dapat berinteraksi dengan user lain seperti tersedianya fitur chat room atau message board untuk mendapat informasi atau memberikan informasi kepada user lain 4. Kustomisasi(Customization)
18
Kustomisasi website dapat dilakukan oleh penggunanya (personalization) atau oleh pengelola websitenya (tailoring). Klasifikasi dari kustomisasi terdiri dari: 1) Generic, meskipun pada masa sekarang sudah banyak cara untuk mengkustomisasi sebuah website namun website dengan klasifikasi ini hanya memakai tampilan yang biasa, dikarenakan lebih mengutamakan informasi yang ada, contohnya seperti website pemerintahan, website koran atau majalah, dan lain-lain. 2) Moderately customized, pada klasifikasi ini website menyediakan pilihan produk atau jasa bagi para user berupa dropdown menu dan kemudian dapat direkam pilihan tersebut sehingga tiap user mempunyai pilihan sendiri. Klasifikasi ini biasa digunakan pada website ecommerce seperti website kaskus, website eBay, dan sebagainya. 3) Highly customized, klasifikasi ini website memberikan fitur kepada user untuk merubah tampilan sesuai keinginan masing-masing user dan konten didalamnya, sperti pada website Yahoo atau Amazon memberikan pilihan warna untuk user maupun apa yang ingin ditampilkan pada halaman muka website tersebut 5. Komunikasi(Communication) Komunikasi merujuk pada interaksi antara user website dan pengelola maupun antar sesama user website, terdiri dari: 1) Broadcast Communication, adalah komunikasi satu arah antar pengelola website terhadap user website, seperti Mass mailing, Frequently Ask Question, Email Newsletter, Content Update Reminders, dan Webcast Events
19
2) Interactive Communication, merupakan jenis komunikasi dua arah seperti Ecommerce Dialogue, customer service, user input, Chat
6. Koneksi(Connection) Koneksi diartikan sebagai komponen yang mengatur link ke website lain. Ada 4 jenis koneksi yaitu: 1) Outside Links adalah link ini yang menghubungkan user dengan website lain dan membawa user keluar dari website sebelumnya 2) Framed Links adalah link yang sama dengan sebelumnya tetapi website lain tetap berada dalam jendela yang sama dengan website sebelumnya. 3) Popup Windows adalah link yang membuka website lain dengan cara memunculkan jendela browser baru tanpa merubah jendela browser website sebelumnya. 4) Outsourced Content adalah link yang membuka produk atau jasa dari rekanan website tanpa harus pindah ke website lain. Koneksi diklasifikasikan menjadi: 1) Destination rule, dimana website memberikan link dalam bentuk konten kepada website lain dan bersifat berbayar. 2) Hub site, dimana website membuat konten dan memberikan link konten tersebut kepada website lain yang sejenis. 3) Portal site, dimana konten pada website ini adalah berasal dari konten website lain. 7. Electronic Commerce
20
Komponen ini digunakan oleh user atan pengelola untuk dapat melakukan transaksi produk atau jasa pada website. Media untuk memungkinkan hal tersebut bermacam-macam seperti credit card apporoval, one click shopping, add to basket, dan lain-lain. Electronic Commerce diklasifikasikan menjadi: 1) Low, dimana klasifikasi website ini menyediakan fitur untuk bertransaksi namun user diharuskan isi sebuah form untuk pesan produk atau jasa yang dibutuhkan lalu kemudian pengelola website menghubungi user tersebut untuk memberikan prosedur pembayaran dan pengiriman. 2) Medium, dimana website menyediakan fasilitas transaksi namun tidak semua fitur tersebut tersedia. 3) High, dimana website menyediakan seluruh fitur transaksi pada website dan user diwajibkan untuk mengikuti prosedur yang ditentukan oleh website tersebut.
2.2
Web Analytics Web Analytics menyediakan alat untuk menyediakan informasi dan
mengukur kinerja efektifitas website. Web Analytics memberikan banyak metodologi berbeda dan teknik pengumpulan datanya (Clifton, 2010). Dua jenis Web Analytics yaitu: 1) Offsite tools, biasanya mengukur seberapa besar pengunjung potensial 2) Onsite tools, mengukur jumlah kunjungan, faktor pendorong, dan kinerja websitenya. Kedua metodologi ini menghasilkan hasil yang berbeda, seperti jumlah pengunjung yang diperoleh atau jumlah halaman yang dilihat berbeda. Keduanya
21
dapat digunakan untuk saling melengkapi, bukan saling bersaing. Google Analytics merupakan pengukuran website yang onsite tool.
Gambar 2.2 Offsite dan Onsite Tools
Pengunaan web analytics dapat digunakan untuk mengukur tingkat kunjungan website dan distribusi pengunjungnya antara lain: 1. Berapa banyak pengunjung per hari yang didapatkan. 2. Tingkat konversi rata-rata untuk sales, registrasi, download, dan sebagainya. 3. Halaman website favorite yang dikunjungi. 4. Tingkat kunjungan rata-rata dan seberapa sering pengunjung kembali lagi. 5. Sejauh mana pengunjungi bernavigasi di website dan seberapa banyak website diketahui dari website lain misalnya melalui mesin pencari website. 6. Sebaran geografis pengunjung dan bahasa yang digunakan. 7. Seberapa lama website dikunjungi, apakah pengujung hanya mengunjungi sebentar lalu keluar dari website.
22
2.3
Kepuasan User Website Kepuasan user hanya dapat terbentuk apabila user merasa puas atas hasil
yang diterima oleh user tersebut. Kepuasan inilah yang menjadi dasar terwujudnya user yang loyal. Beberapa pengertian kepuasan user dan loyalitas user (Tjiptono, 2008) dapat dilihat sebagai berikut: 1) Menurut Tse dan Wilton bahwa kepuasan atau ketidakpuasan user merupakan respon terhadap ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan pemakaiannya. 2) Menurut Wilkie kepuasan user merupakan suatu tanggapan emosional pada evaluasi pada pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa, dalam hal ini website. 3) Menurut Engel kepuasan user merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan user, sedangkan ketidakpuasan user timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan. 4) Menurut Mosley menyatakan bahwa tidak mudah untuk mengukur kualitas dan kepuasan user produk sistem informasi. Hal ini terjadi karena tidak ada kriteria yang menjadi standar dalam menentukan kepuasan user itu sendiri. Karena itu, Mosley merekomendasikan mengukur efektifitas produk yang dipakai. Ada dua cara, mendefinisikan produk dan mengidentifikasikan atributnya, yang berhubungan dengan produk (Mosley, 1993).
2.4
Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi Manusia dan Komputer merupakan sistem yang interaksi yang
mampu menjembati antara user dengan komputer. Elemen-elemen yang terdapat
23
didalam user interface antara lain seperti menu, window, keyboard, mouse dan suara-suara komputer (Daztbaz, 2003).
2.4.1 User Interface Menurut Pressman (Pressman, 2005), ada empat model yang berbeda apabila kita ingin membuat sebuah antarmuka pengguna, yakni: 1) Software Engineer menciptakan sebuah model design 2) Seorang human engineer sebagai sebuah model user 3) End user menciptakan sebuah gambaran semu yang dikenal dengan sebutan system perseption. 4) Para implementator dari sistem tersebut menciptakan sebuah system image. Selain itu, kita dapa mengklasifikasikan user kedalam 3 bagian yang spesifik : 1) Novice adalah user awam yang tidak memiliki pengenalan yang cukup terhadap sistem dan hanya mampu mengoperasikan komputer dalam secara umum. 2) Knowledge, intermitent user adalah user yang memiliki pengenalan semantic yang cukup terhadap sistem dan aplikasi yang digunakan namun kurang mengeksplorasi lebih jauh terhadap fitur yang disediakan oleh aplikasi. 3) Knowledge, frequent user adalah user yang tidak hanya menguasai sistem namun juga mampu mengembangkan cara-cara yang kreatif dalam menggunakan aplikasi dan mampu mengajarkannya kepada user novice karena pemakaian dan pengenalan yang tinggi terhadap sistem.
24
2.4.2 Perancangan User Interface Dalam merancang sebuah user interface terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Vaughan (Vaughan, 2008) memberikan beberapa saran yang dapat digunakan dalam merancang sebuah user interface yaitu sebagai berikut : 1) Kekontrasan yang terlihat jelas, misalnya besar atau kecil ukuran font dipakai, terang atau gelap warna yang digunakan, dan sebagainya. 2) Layar yang bersih dan sederhana dengan banyak area putih. 3) Penarik perhatian seperti drop caps atau sebuah objek berwarna terang dengan layar abu-abu. 4) Bayangan dalam berbagai perbedaan. 5) Gradien. 6) Grafik yang dibalik untuk menekankan teks penting atau gambar. 7) Objek berbayang dan teks dalam dua dimensi dan tiga dimensi. Merancang pun tidak terlepas dari kesalahan, karena itu beberapa kesalahan yang perlu dihindari adalah : 1) Warna yang saling bertabrakan. 2) Layar sibuk karena terlalu banyak content. 3) Menggunakan gambar dengan banyak warna atau tingkat kecemerlangan yang kontras sebagai latar belakang. 4) Pengulangan animasi yang tidak pada tempatnya. 5) Memiliki pola yang terlalu ramai. 6) Suara yang muncul ketika sebuah tombol ditekan. 7) Kata-kata quote yang tidak pada tempatnya. 8) Butuh menekan lebih dari dari dua tombol untuk keluar.
25
9) Terlalu banyak tulisan. 10) Terlalu banyak elemen kata benda yang dimunculkan dengan cepat. 5 kriteria program yang user friendly (Shneiderman & Plaisant, 2010) adalah sebagai berikut: 1) Waktu belajar yang tidak terlalu lama Hal ini berarti berapa lama waktu yang diperlukan oleh pengguna untuk dapat mempelajari cara menggunakan perintah-perintah yang berhubungan dengan suatu pekerjaan dalam web. 2) Kecepatan penyajian informasi yang tepat Hal ini berarti berapa lama waktu yang diperlukan dalam menjalankan suatu task. 3) Tingkat kesalahan penggunaan yang rendah Hal ini berarti berapa banyak dan kesalahan apa saja yang dilakukan oleh pengguna dalam menjalankan suatu task. 4) Penghafalan melampaui jangka waktu Hal ini berarti berapa lama pengguna dapat mempertahankan pengetahuan mereka setelah jangka waktu tertentu. Retensi dapat dihubungkan dengan waktu belajar dan frekuensi pengguna juga memegang peran penting dalam hal ini. 5) Kepuasan pribadi Hal ini berarti apakah pengguna sering menggunakan berbagai aspek dari sistem. Jawabannya dapat diperoleh dari wawancara atau survei yang digunakan untuk memuat skala kepuasan pengguna.
26
Shneiderman mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu: 1) Konsistensi Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. 3) Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4) Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
27
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6) Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7) Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8) Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.
2.5
Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian Sina Sadeh pada tahun 2011 tentang 7 dimensi
kualitas website melalui tinjauan literatur terdiri dari research facility, tersedia detailed information, privacy and security, alamat kontak dan interaction facilities, speed dan facility of access, availability of relevant downloads, dan informasi yang reliabel dan up-to-date. Penelitian ini menyajikan pengaruh langsung semua
28
dimensi pada kepuasan user pada sistem penjualan retail di Iran. Model penelitian dengan kuesioner survei yang dirancang dan disebarkan kepada pelanggan online retail. Teknik regresi diterapkan untuk menganalisanya. Hasilnya semua 7 dimensi kualitas website berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan user (Sina Sadeh, 2011). Soud Almahamid pada tahun 2010 melakukan penelitiannya menyelidiki hubungan perceived userfulness, perceived ease of use, perceived information quality, dan pandangan dalam penggunaan website e-government untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi dengan warganya. Sistem e-government sangat berguna dan mudah digunakan tetapi tidak mempunyai kualitas informasi yang baik, informasi yang tampil pada website e-government tidak memenuhi kebutuhan usernya (Almahamid, 2005). Saleh Alwahaishi pada tahun 2009 melakukan penelitian kualitas website dianggap menjadi faktor kritis dalam menarik perhatian pengunjung dan membangun loyalitas. Penelitian ini menghasilkan Airlines Website Assessment Index (AWAI), yaitu indeks yang menilai website dalam 4 hal seperti transactional content, content, informational content, website design, and passenger enjoyment support. AWAI menyediakan pendekatan terintegrasi untuk peneliti, manager, dan orang yang tertarik dalam industri penerbangan (airline) untuk membandingkan atribut dan komponen website penerbangan agar dapat menunjukkan keterbatasan dan kesempatan. Penelitian ini akan membantu website Airlines untuk dievaluasi dan diperingkat. Luis Olsina et al pada tahun 2002 melakukan penelitian atribut kualitas website yang ditujukan untuk website akademik. Penelitian mengambil sudut
29
pandang teknis and mengidentifikasikan faktor-faktor yang terkait. Dengan menggunakan Website Quality Evaluation Method(WebQEM) dan softwarenya, untuk menilai kualitas website dan aplikasinya. Mengukur indikator kualitas dapat membantu pihak yang berkepentingan untuk memahami dan meningkatkan kualitas website. Survei kuantitatif dan evaluasi website dengan domain tertentu seperti domain website ecommerce, domain website museum, domain website academic dan sebagainya, membantu evaluasi usability dengan kuesioner bersifat subjektif pengguna, suatu strategi dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing (Luis Olsina, 2006). Berdasarkan penelitian Liu and Arnett pada 2000 menyebutkan empat faktor kualitas website utama terdiri dari kualitas informasi dan layanan, kegunaan sistem, playfulness, dan kualitas design. Organisasi yang memiliki website harus menyadari faktor-faktor ini. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa rekomendasi yang dianjurkan yaitu organisasi dan web developer seharusnya secara aktif mencari jalan untuk meningkatkan informasi dan kualitas layanan melalui website, organisasi dan website designer seharusnya mengfokuskan pada bagaimana cara pengunjung menggunakan website, menggali keinginan yang tersembunyi pengunjung pada website dengan memotivasi pengunjung untuk berpartisipasi dan mempromosikan ketertarikan pengunjung dan fokusnya sehingga membantu mereka menikmati kunjungan ke website .