BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan Bank Syariah Manajemen suatu organisasi, baik yang berorientasi laba (profit oriented) maupun yang tidak, akan selalu dihadapkan dengan pengambilan keputusan untuk masa mendatang. Baik buruknya keputusan yang diambil akan bergantung dan ditentukan oleh informasi yang digunakan dan kemampuan manajemen dalam menganalisis dan mengiterpretasikannya. Salah satu sumber informasi penting yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan tersebut, terutama keputusan keuangan, adalah laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang
bermanfaat
bagi
sejumlah
besar
pemakai
dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi, sedangkan informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam
laporan
tersendiri.
Informasi
11
kinerja
perusahaan,
terutama
12
profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa depan.1 Laporan keuangan dalam akuntansi Bank Syari’ah adalah laporan keuangan yang menjelaskan fungsi bank syariah sebagai investor, kewajiban dan hak dengan tidak melihat tujuan bank Islam itu sendiri dari masalah investasi kepada sosial atau ekonomi. Laporan keuangan wajib menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak pengguna laporan keuangan agar tercapainya pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, pengguna laporan keuangan tersebut seperti : 1) Pemerintah, 2) Bank Indonesia, 3) Otoritas Jasa Keuangan, 4) Lembaga Penjamin Simpanan, 5) Pemegang Saham, 6) Pemilik Dana (shahibul maal), 7) Pembayar zakat, shadaqoh dan infaq, 8) Pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana, 9) Masyarakat.2
B. Shari’ate Value Added Dalam bentuk konsep nilai tambah syariah (sharia’ate value added) sebagai konsep income dalam akuntansi syariah merupakan bentuk dari nilai tambah yang disyari’atkan, yang halal, thoyib dan bebas riba. Nilai tambah syariah seperti itu berasal dari perlakuan ta’wil (metafora) atas konsep zakat.
1
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta; Andi Offset, 2011). Hlm 65. 2 Isnaini Endah Damastuti, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Menggunakan Income Statement Approach dan Value Added Aproach, Skripsi Fakultas Ekonomi, (Semarang: UNDIP, 2010). Hlm 36.
13
Dari pen-ta’wil-an konsep zakat tersebut dapat dilakukan rekonstruksi konsep nilai tambah.3 Laporan nilai tambah syari’ah adalah bentuk pertambahan nilai (zakat) yang terjadi secara material dan sudah disucikan (tazkiyah) secara spiritual. Proses pembentukan zakat yang terjadi dari zakat yang telah melalui proses tazkiyah. Prinsip tazkiyah adalah bentuk keseimbangan dari substansi sharia’ate value added (SVA), yaitu zakat. Sehingga zakat adalah bentuk penyucian dari pertambahan yang harus memiliki keseimbangan dan keadilan.4 Dalam konsep ekonomi Islam tampaknya konsep laporan nilai tambah atau Value Added Reporting (VAR) lebih sesuai dengan konsep bisnis dalam Islam didasarkan pada kerjasama (musyarakah dan mudharabah) yang adil, transparan dan saling menguntungkan bukan salah satu mengeksploitasi yang lain. VAR merupakan alternatif pengganti laporan laba rugi dalam akuntansi konvensional, dimana Bydoun dan Willet menjelaskan bahwa VAR merupakan laporan keuangan yang lebih menerapkan prinsip full disclosure dan didorong dengan kesadaran moral dan etika. Karena prinsip full disclosure paling tidak mencerminkan kepekaan manajemen terhadap proses aktivitas bisnis terhadap pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga kepekaan itu diwujudkan dalam informasi akuntansi melalui distribusi
3
Mulawarman, Akuntansi Syariah teori, konsep, dan laporan keuangan, (Jakarta; Bani Hasyim Press & Publishing, 2011). Hlm 118. 4 Mulawarman, Rekontruksi Teknologi Integralistik Akuntansi Syariah: Shari’ate Valua Added Statement. Siymposium Nasional Akuntansi 9, (Padang, 2006). Hlm 15-16.
14
pendapatan yang lebih adil. Konsep VAR merupakan salah satu bukti pelaporan yang menggambarkan nilai-nilai Islam. VAR juga berkaitan dengan Human Resources Accounting dan Employee Reporting terutama dalam hal informasi yang disajikan. VAR ini sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan utama, yaitu : neraca, laba rugi dan arus kas. Laporan tersebut kurang memberikan informasi sebagai berikut: 1) Total produktivitas dari perusahaan, 2) Share dari tiap anggota tim atau stakeholders yang ikut dalam proses manajemen, seperti: pemerintah, pemegang saham, pegawai, kreditur dan masyarakat. VAR berguna mengisi kekurangan tersebut, dengan menginformasikan kompensasi yang ditujukan pada pegawai dan mereka yang
berkepentingan
(stakeholders)
terhadap
informasi
perusahaan.
Sedangkan laporan keuangan konvensional informasinya ditekankan pada laba maka VAR lebih pada upaya menghasilkan kekayaan. Sebab laba pemegang saham biasanya hanya menerangkan hak dan kepentingan pemegang saham saja tidak untuk seluruh anggota yang ikut dalam aktivitas perusahaan. VAR merupakan suatu kenaikan nilai kekayaan yang dihasilkan dengan penggunaan seluruh sumber kekayaan perusahaan yang produktif oleh semua anggota yang ada termasuk pemegang saham, pemerintah, kreditor dan karyawan. Value added tidak sama dengan laba. Laba termasuk kedalam
15
keuntungan pemegang saham saja, sedangkan nilai tambah adalah pengukuran terhadap penambahan kekayaan bagi para stakeholder.5
C. Standar Akuntansi Perbankan Syariah Peranan Akuntansi pada umumnya dan Akuntansi Manajemen pada khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional, namun informasi akuntansi yang dikenal secara umum, dalam menghasilkan informasi berupa lapoan keuangan, yaitu neraca.6 Sejak tahun 1987 langkah-langkah pengembangan standar akuntansi keuangan bank syari’ah sudah dimulai. Adanya akuntansi syari’ah merupakan tuntutan munculnya lembaga-lembaga ekonomi yang berbasis syari’ah termasuk bank syari’ah. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 Tahun 2003, yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonsia (IAI) adalah standar akuntansi yang digunakan oleh lembaga-lembaga keuangan syari’ah. PSAK No. 59 secara resmi sudah dikeluarkan pada tanggal 1 Mei 2002 namun karena masih kurangnya pengetahuan serta tata cara sistem keuangan tersebut baru diterapkan mulai 1 januari 2003 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang meliputi: (1) Kerangka Dasar Penyusunan, (2) Penyajian Laporan Keuangan Bank Syari’ah dan (3) Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) akuntansi syari’ah. 5
Mifah Najahudin, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Metode Income Statement (Isa) Dan Shari’ate Value Added (Sva) Pada Bank Syari’ah, Skripsi Program Study Akuntansi, (Semarang; UNISULA, 2015). Hlm 28 6 Kamaruddin Ahmad, Akuntasi Manajemen, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2009) Hlm 1-2.
16
PSAK No. 59 ini lalu dijabarkan oleh Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah Indonesia (PAPSI) pada tahun 2003, yang tugasnya mengatur secara rinci dan teknis dari PSAK No. 59. Tujuannya adalah supaya dapat meningkatkan kepatuhan pada prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan dalam semua kegiatan usaha dan transaksi bank syari’ah. Penerbitan kedua ketentuan ini diharapkan nantinya dapat menambah keakuratan, kelengkapan dan kejelasan informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan perbankan syari’ah, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dipahami dan dipercaya oleh stakeholder bank syari’ah.7 Kini telah ada pedoman standar akuntansi keuangan terbaru yaitu PSAK No. 101 tahun 2015, yang menggantikan PSAK No. 59 tentang akuntansi perbankan syariah yang berhubungan dengan pengaturan penyajian laporan keuangan bank syariah. Dalam PSAK No. 101 tahun 2015 bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) untuk entitas syariah, yang selanjutnya disebut “laporan keuangan” agar dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lainnya. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi;8 1. Aset 2. Kewajiban
7
Ana Damayanti, Analisis Perrbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Metode Income Statement Approach Dan Value Added Approach dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Bank, Jurnal Akuntansi, (Bandung; Universitas Siliwangi, 2012). Hlm 2-3. 8 http://www.iaiglobal.or.id Diakses pada tanggal 27 Januari 2016, pukul 22:26 w.i.b.
17
3. Dana syirkah temporer 4. Ekuitas 5. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian 6. Arus kas 7. Dana zakat 8. Dana kebajikan Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.
D. Pengukuran Kinerja Keuangan 1. Rasio Return On Asset (ROA) Return on asset adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan9. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Sedangakan Rasio ROA dengan metode SVA adalah rasio yang menjelaskan kemampuan bank syari’ah dalam aktiva yang menghasilkan
9
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia.2004.hlm.146.
18
keuntungan yang didapat dari pengelolaan dana yang diinvestasikan dengan menggunakan nilai tambah yang diperoleh dari laba setelah zakat. ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian yang semakin tinggi. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 terakhir terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dalam periode yang sama. ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan.10 Kalkulasi ROA dengan menggunakan metode SVA adalah sebagai berikut: ROA =
x 100
(value added approach)
Laba bersih adalah keuntungan atau kerugian bersih bank setelah dikurangi pajak. Nilai tambah adalah kenaikan nilai kekayaan yang dihasilkan dengan penggunaan yang produktif dari seluruh sumber-sumber kekayaan perusahaan oleh para stakeholder yang diantaranya adalah pemilik modal, karyawan, kreditur dan pemerintah. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar 10
Veithal Rivai, Bank and Financial Institution Management : Conventional & Syar’I System. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.2007.hlm 720.
19
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Dalam mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL, laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak.11 Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal bank. Dalam hal ini profitabilitas yang diukur adalah perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi usaha perbankan. Biasanya apabila profitabilitas tinggi akan mencerminkan laba yang tinggi dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan laba bank tersebut.
2. Rasio Return On Equity (ROE) Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Sedangakan Rasio ROE dengan metode SVA merupakan perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata
11
Lukman Dendawijaya, Manjemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.2005.hlm.118.
20
modal atau investasi para pemilik bank syariah, dihitung dengan menggunakan nilai tambah bersih yang diperoleh dari laba setelah zakat. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.12 Kalkulasi ROE dengan menggunakan metode SVA adalah sebagai berikut: ROE =
x 100
(value added approach)
Total modal adalah hak residual atas aset entitas syari’ah setelah dikurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer. Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri, merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.13
3. Rasio Net Profit Margin (NPM) Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih (net profit). NPM juga dapat diartikan sebagai laba bersih sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan Rasio NPM dengan metode SVA adalah gambaran
12
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta; Rajagrafindo Persada, 2011) hlm 64. 13 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta; Kencana, 2010) hlm 115.
21
efisiensi
suatu
bank
syariah
dalam
menghasilkan
laba
dengan
menggunakan nilai tambah bersih yang diperoleh dari laba setelah zakat. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan “baik” akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha.14 Kalkulasi NPM dengan menggunakan metode SVA adalah sebagai berikut: NPM =
x 100
(value added approach)
Total Pendapatan yaitu total penghasilan operasional yang diperoleh bank syari’ah. Rasio net profit margin atau margin laba atas penjualan, merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara membandingkan antara laba besih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.15
E. Pertumbuhan Asset Pertumbuhan
asset
merupakan
tolak
ukur
keberhasilan
suatu
perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Proksi dari pertumbuhan asset dalam penelitian ini menggunakan total asset dengan rumus sebagai berikut:16 14
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta; Rajagrafindo Persada, 2011) hlm 62. 15 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta; Kencana, 2010) hlm 115. 16 Yulinda Rachmawardani, Analisis Pengaruh Aspek Likuiditas, Risiko Bisnis, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris pada Sektor Keuangan dan Perbankan di BEJ Tahun 2000-2005), Program Studi Magister Manajemen, UNDIP, 2007, hlm. 16.
22
G=
Rasio
pertumbuhan
menggambarkan
(growth
kemampuan
ratio),
perusahaan
merupakan
rasio
mempertahankan
yang posisi
ekonominya di tengah pertumbuahan perekonomian dan sektor usahanya.17
F. Penelitian Terdahulu Penelitian Agus Rifai (2013) tentang “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syari’ah Menggunakan Pendekatan Income Statement Added (ISA) dan Value Added Reporting (VAR)”. Variabel independennya adalah ROA, ROE, NPM, LBAP dan BOPO, sedangkan variabel dependennya adalah income statement added (ISA) serta value added reporting. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan bank umum syariah (BUS) yang terdaftar di BI tahun 2008-2010, dan diambil dengan metode purposive sampling. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik antara lain analisis deskriptif dengan pendekatan uji beda parametrik statistik adalah untuk menguji uji independen sample t-test. Hasil ini menunjukkan bahwa modal intelektual mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai pasar. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan BUS tahun periode 2008-2010, dalam hal nilai ROA, ROE, NPM, dan perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif (LBAP) terdapat
17
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta; Kencana, 2010) hlm 116.
23
perbedaan yang signifikan. Meskipun secara kuantitatif besarnya dari empat rasio dalam VAR berdasarkan ISA. sedangkan biaya operasional (BOPO) tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini karena pendapatan operasional dan beban usaha di VAR tersebut diperlakukan sebagai tetap dalam ISA. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan jurnal di atas yaitu metode yang digunakan uji independen sample t-test, kemudian penelitian di atas hanya mengukur perbandingan antara metode VAR dengan ISA, sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 2008-2010, dan rasio yang digunakan dalam penelitian ini ada lima rasio yaitu rasio ROA, ROE, NPM, BOPO, dan LBAP serta pengaruhnya bagi pertumbuhan asset bank syari’ah itu sendiri. Penelitian Miftah Najahudin (2015) tentang “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Metode Income Statement (ISA) dan Shari’ate Value Added (SVA) pada Bank Syari’ah Periode Tahun 2010 – 2013”. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Umum Syari’ah yang terdaftar di Bank Indonesia. Variabel independennya adalah ROA, ROE, dan NPM, sedangkan variabel dependennya adalah income statemen approach (ISA), syari’ate value added (SVA), dan pertumbuhan total asset. Populasi dari penelitian ini adalah laporan keuangan bank umum syari’ah, sedangkan sampel yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2010 – 2013 untuk masing-masing metode ISA dan SVA. Alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis menggunakan analisis uji beda t-test dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 16.0.
24
Hasil penelitian 1) kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA, ROE dan NPM yang diukur dengan metode ISA dan SVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dan secara kuantitatif nilai SVA lebih besar dari ISA. 2) hasil uji pengaruh rasio ROA, ROE dan NPM terhadap pertumbuhan asset menunjukkan rasio ROA dan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan, hanya rasio ROE saja yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan asset dan hasil pengujian yang diperoleh lebih ke arah negatif yang artinya kenaikan ROE justru menurunkan asset. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian di atas yaitu pada metode ISA yang tidak dibahas oleh penulis, penulis tidak menggunakan alat uji beda t-test, dan sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 2010-2013, sehingga terdapat perbedaan dalam laporan keuangan yang dihasilkan. Penelitian oleh Nina Rahayu Nurcahyani (2014) tentang “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Menggunakan Pendekatan Income Statement dan Shari’ate Value Added Statement pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah”, data yang dipakai penulis adalah data sekunder berupa laporan laba rugi dan laporan ikhtisar keuangan yang diperoleh dari website resmi Bank Rakyat Indonesia Syariah, yaitu www.brisyariah.go.id. Variabel independennya adalah ROA, ROE, laba bersih dengan total aktiva produktif, dan NPM, sedangkan variabel dependennya adalah income statement approach (ISA) dan Shari’ate Value Added Statement (SVAS) menggunakan bantuan progam SPSS 17.0. Item-
25
item indikator yang diperlukan dalam penelitian ini adalah beberapa rasio kinerja keuangan yaitu ROA, ROE, laba bersih dengan total aktiva produktif, dan NPM. Hasil penelitian Kinerja keuangan PT. BRI Syariah setiap tahunnya dengan periode triwulan yang dihitung dengan menggunakan pendekatan SVAS menghasilkan nilai rasio yang lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan pendekatan laporan laba rugi. Sehinggga laporan yang baik digunakan adalah laporan dengan menggunakan pendekatan SVAS. Terdapat perbedaan yang siginifikan antara perolehan rasio kinerja keuangan PT. BRI Syariah setiap triwulan yang dihitung antara pendekatan laporan laba rugi dengan pendekatan SVAS, disebabkan adanya perbedaan kontruksi dan konsep dari teori akuntasi kedua pendekatan tersebut. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian di atas yaitu pada populasi yang digunakan berupa laporan keuangan Bank Rakyat Indonesia Syari’ah, sumber data yang berbeda, penulis tidak menggunakan metode income statement melainkan hanya menggunakan metode syari’ate value added, rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan juga menggunakan empat rasio yaitu rasio ROA, ROE, NPM, & LBAP serta pengaruhnya bagi pertumbuhan asset bank syari’ah itu sendiri. Penelitian oleh Nadya Chaerunnisa’ dan Herry Sussanto (2011) tentang “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Pendekatan Laporan Laba Rugi dengan Shari’ate Value Added Statement (SVAS) pada PT. Bank Syariah Mandiri”. Variabel independennya adalah ROA, ROE, dan laba
26
bersih dengan total aktiva produktif, sedangkan variabel dependennya adalah laporan laba rugi dan syari’ate value added Statement (SVAS). Laporan yang digunakan adalah laporan laba rugi dan laporan ikhtisar keuangan untuk periode januari 2006 hingga november 2009. Alat analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan hipotesis komparatif. Laporan laba rugi dan laporan ikhtisar keuangan yang telah dipublikasikan diimplementasi ke dalam format SVAS. Hasil perhitungan dari rasio-rasio kinerja yang diperlukan dibandingkan hasilnya melalui uji statistik. Hasil penelitian diperoleh bahwa adanya perbedaan yang signifikan kinerja keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri jika dianalisis dengan menggunakan pendekatan laporan laba rugi maupun SVAS. Kesimpulannya, pendekatan SVAS lebih baik dari laporan laba rugi sebab pendekatan SVAS menghasilkan nilai rasio kinerja yang lebih besar dari laporan laba rugi. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian di atas yaitu pada populasi yang digunakan berupa laporan keuangan Bank Syari’ah Mandiri, penulis tidak menggunakan metode laba rugi, sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 2006-2009, dan pengaruhnya bagi pertumbuhan asset bank syari’ah itu sendiri. Rasio yang digunakan dalam penelitia ini adalah rasio ROA, ROE, dan LBAP. Jurnal utama dalam penelitian ini menggunakan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ana Damayanti yang diterbitkan tahun 2012 yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syari’ah dengan metode Income Statement Approach dan Value Added Approach dan Pengaruhnya
27
Terhadap Pertumbuhan Bank”. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank Muamalat Indonesia cabang Tasikmalaya dengan tahun periode pelaporan antara tahun 2007-2011. Variabel independennya adalah kinerja keuangan Bank Muamalat ini diukur dengan menggunakan empat rasio keuangan antara lain rasio ROA (return of asset), ROE (return of equity), NPM (net profit margin) dan REO (rasio efisiensi operasional), sedangkan variabel dependennya adalah income statement approach, value added approach, dan pertumbuhan total asset. Metode dalam penyusunan penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dengan pendekatan studi kasus, alat analisis kuantitatifnya dengan menggunakan statistik deskriptif, uji beda t-test, analisis komponen utama, regresi linier sederhana. Hasilnya menunjukkan 1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah syari’ah, sebab keempat rasio yang digunakan hanya rasio ROE dan REO yang punya perbedaan yang signifikan, sedangkan ROA dan NPM tidak memiliki tingkat perbedaan yang signifikan, 2) Rasio ROA, ROE, NPM dan REO tidak mempengaruhi pertumbuhan asset secara signifikan, 3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan asset dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah syariah. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan jurnal utama di atas yaitu pada populasi yang digunakan berupa laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia cabang Tasikmalaya, sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 2007-2011. Kinerja keuangan diukur
28
dengan menggunakan empat rasio yaitu ROA, ROE, NPM, & REO. Sedangkan metodenya income statement approach, dan value added approach.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
Peneliti
Judul penelitian
Agus Rifa’i Tahun 2013 (Jurnal)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Menggunakan Pendekatan Income Statemen (ISA) dan Value Added Reporting (VAR)
Ana Damayanti Tahun 2012 (Jurnal)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Metode Income Statement Approach dan Value Added Approach dan
Variabel yang Digunakan Independen: ROA, ROE, NPM, dan BOPO Dependen: Income Statemen Added (ISA) dan Value Added Reporting (VAR)
-Independen : ROA, ROE, NPM, dan REO -Dependen : Income Statement Approach, Value Added Approach,
Metode Penelitian
Hasil
Perbedaan
Jenis Penelitian: Kuantitatif Populasi: 4 Bank Umum Syariah Sampel: 3 Bank Syariah Metode: Purposive Sampling Uji Analisis: Uji beda sampel t Independent
Hasil menunjukkan bahwa kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) tahun periode 2008-2010, dalam nilai ROA, ROE, NPM & LBAP terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan BOPO tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini karena pendapatan operasional dan beban usaha di VAR tersebut diperlakukan sebagai tetap dalam ISA.
Metode yang digunakan uji independen sample t-test, penelitian ini hanya mengukur perbandingan antara metode VAR dengan ISA. Sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 2008-2010. Dalam penelitian ini menggunakan lima rasio yaitu ROA, ROE, NPM, BOPO, dan LBAP.
Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, studi dokumentasi serta studi kepustakaan. 29 menguji Dalam
Dari keempat rasio hanya rasio ROE dan REO yang memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan ROA dan NPM tidak memiliki perbedaan. Rasio tersebut tidak
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan jurnal utama di atas yaitu pada populasi yang digunakan berupa laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia cabang Tasikmalaya,
30
3.
Miftah Najahudin Tahun 2015 (Skripsi)
Pengaruhnya dan pertumbuhan Terhadap total asset. Pertumbuhan Bank. (Studi kasus Bank Muamalat Cab. Tasikmalaya)
hipotesis penguji menggunakan analisis statistik deskriptif, regresi sederhana, independent sample t-test serta analisis komponen utama (Principal Componen Analysis).
berpengaruh secara signifikan pada pertumbuhan asset. Dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan asset dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah syariah.
sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 2007-2011. Variabel Independennya adalah kinerja keuangan diukur dengan menggunakan empat rasio yaitu rasio ROA, ROE, NPM & REO serta pengaruhnya bagi pertumbuhan asset bank syariah itu sendiri. Sedangkan variabel dependennya menggunakan income statement approach, dan value added approach.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Metode Income Statement (ISA) dan Shari’ate Value Added (SVA) Pada Bank Syari’ah Periode Tahun 2010
-Jenis Penelitian : Explanatory research Sampel : 8 Bank Umum Syariah -Uji Analisis : Uji beda t-test dan Regresi Linier berganda
1) kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA, ROE dan NPM yang diukur dengan metode ISA dan SVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dan secara kuantitatif nilai SVA
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian di atas yaitu pada metode ISA yang tidak dibahas oleh penulis, penulis tidak menggunakan alat uji beda t-test, dan sampel diambil dari
-Independen : ROA, ROE, dan NPM -Dependen : Income Statement Approach (ISA), Syari’ate Value Added (SVA),
31
1 4.
Nina Rahayu Nurcahyani Tahun 2014 (Jurnal)
– 2013
dan pertumbuhan total asset.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Menggunakan Pendekatan Income Statement dan Shari’ate Value Added Statement
Independent : ROA, ROE, laba bersih dengan total aktiva produktif, dan NPM Dependent : Income Statement Approach (ISA),
Jenis Penelitian: Kuantitatif Sampel: Bank Rakyat Indonesia Syariah, Menggunakan statistic deskriptif dan analisis uji beda t-test
lebih besar dari ISA. 2) hasil uji pengaruh rasio ROA, ROE dan NPM terhadap pertumbuhan asset menunjukkan rasio ROA dan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan, hanya rasio ROE saja yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset dan hasil pengujian yang diperoleh lebih ke arah negatif yang artinya kenaikan ROE justru menurunkan asset.
laporan keuangan periode pelaporan tahun 2010-2013, sehingga terdapat perbedaan dalam laporan keuangan yang dihasilkan.
Kinerja keuangan PT. BRI Syariah setiap tahunnya dengan periode triwulan yang dihitung dengan menggunakan pendekatan SVAS menghasilkan nilai rasio yang lebih besar jika dibandingkan
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian di atas yaitu pada populasi yang digunakan berupa laporan keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah, sumber data yang berbeda, penulis tidak menggunakan
32
Pada PT. Bank Syari’ate Value Rakyat Indonesia Added (SVA) Syariah
5.
Nadya Chaerunnisa’ dan Herry Sussanto Tahun 2011 (Jurnal)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Pendekatan Laporan Laba Rugi dengan Shari’ate
Independen: : ROA, ROE, dan laba bersih dengan total aktiva produktif. Dependen:
Jenis Penelitian: Kuantitatif Sampel: Bank Syariah Mandiri Uji Analisis: Uji t dan regresi linear
dengan menggunakan pendekatan laporan laba rugi. Sehinggga laporan yang baik digunakan adalah laporan dengan menggunakan pendekatan SVAS. Terdapat perbedaan yang siginifikan antara perolehan rasio kinerja keuangan PT. BRI Syariah setiap triwulan yang dihitung antara pendekatan laporan laba rugi dengan pendekatan SVAS, disebabkan adanya perbedaan kontruksi dan konsep dari teori akuntasi kedua pendekatan tersebut.
metode income statement melainkan hanya menggunakan metode syari’ate value added, rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan juga menggunakan empat rasio yaitu rasio ROA, ROE, NPM, & LBAP serta pengaruhnya bagi pertumbuhan asset bank syari’ah itu sendiri.
Terdapat Perbedaan Signifikan antara perolehan kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri setiap bulannya yang dihitung
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian di atas yaitu pada populasi yang digunakan berupa laporan keuangan Bank
33
Value Added Statement (SVAS) Pada PT. Bank Syariah Mandiri.
Laporan Laba Rugi dan Shari’ate Value Added Statement (SVAS)
berganda.
diantara pendekatan laporan laba-rugi dengan pendekatan SVAS, disebabkan adanya perbedaan konstruksi dan konsep dari teori akuntansi kedua pendekatan tersebut. Pendekatan SVAS lebih baik dari pendekatan laporan laba-rugi, sebab pendekatan SVAS menghasilkan nilai rasio kinerja yang lebih besar dari laporan labarugi.
Syari’ah Madiri, penulis tidak menggunakan metode laba rugi, sampel diambil dari laporan keuangan periode pelaporan tahun 20062009, dan pengaruhnya bagi pertumbuhan asset bank syari’ah itu sendiri. Rasio yang digunakan ROA, ROE, & LBAP.
G. Kerangka Berpikir Analisis kinerja keuangan syari’ah adalah alat untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank syari’ah dalam memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan operasional bank yang bersangkutan. Analisis kinerja keuangan bank syari’ah dapat ditinjau dari aspek besar kecilnya rasio kinerja keuangan bank syari’ah yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Analisis kinerja keuangan bank syari’ah didasarkan pada laporan keuangan, yang meliputi neraca dan laporan laba rugi yang disajikan oleh manajemen bank syari’ah. Neraca dan laporan laba rugi bank syari’ah disusun berdasarkan pedoman PSAK Nomor 101 tentang Akuntansi Perbankan Syaria’ah. Apabila ditinjau dengan seksama PSAK Nomor 101 tidak semuanya sesuai dengan karakteristik bank syari’ah. Ini dapat dilihat pada laporan keuangan bank syari’ah yang masih bersifat stakeholders oriented. Para pakar akuntansi syariah tidak sependapat dengan hal itu karena menurut mereka tujuan laporan keuangan lembaga bisnis syari’ah tidak hanya pada yang berkepentingan langsung pada bank saja melainkan pada yang berkepentingan secara tidak langsung. Hal tersebut untuk memenuhi tujuan prinsip syari’ah tentang pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT, lingkungan sosial dan kepada individu yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dan membantu mencapai keadilan. Untuk itu para pakar akuntansi syariah sepakat untuk merekomendasikan adanya penambahan laporan nilai tambah
34
35
dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh lembaga keuangan syariah dalam hal ini termasuk bank syari’ah. Oleh karena itu untuk mengetahui kinerja keuangan lembaga keuangan syari’ah termasuk bank syari’ah perlu didasarkan pada laporan nilai tambah, untuk mengetahui hasil secara riil kinerja keuangan yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Variabel Independen
Variabel Dependen
ROA Menggunakan metode SVA
H1
ROE Menggunakan metode SVA
H2
H3
NPM Menggunakan metode SVA
H4
PERTUMBUHAN ASSET BANK SYARI’AH
36
H. Hipotesis Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan pengembangan kerangka berfikir, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh yang signifikan pada rasio ROA terhadap pertumbuhan
asset
bank
syari’ah
apabila
dianalisis
dengan
menggunakan pendekatan SVA. H2: Terdapat pengaruh yang signifikan pada rasio ROE terhadap pertumbuhan
asset
bank
syari’ah
apabila
dianalisis
dengan
menggunakan pendekatan SVA. H3: Terdapat pengaruh yang signifikan pada rasio NPM terhadap pertumbuhan
asset
bank
syari’ah
apabila
dianalisis
dengan
menggunakan pendekatan SVA. H4: Terdapat pengaruh secara simultan pada rasio ROA, ROE, NPM terhadap pertumbuhan asset bank syari’ah apabila dianalisis dengan menggunakan pendekatan SVA.