BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka Pemetaan jurnal dengan ITIL framework di mana Configuration Management Database (CMDB) didefinisikan dalam proses Configuration Management dapat dilihat pada tabel 2.1. Dalam ITIL V3 proses Configuration Management digabung dengan Asset Management dan disebut Service Asset and Configuration Management. Salah satu tujuan proses ini adalah mendukung proses-proses Service Management dengan memberikan informasi yang akurat sehingga memungkinkan pengambilan keputusan pada saat yang tepat (OGC, 2007). Manajemen layanan TI di perguruan tinggi terdiri dari tiga factor yaitu orang, proses dan teknologi. Proses mengacu pada proses kerja yang terlibat dalam IT pelayanan dan pemeliharaan. Proses adalah dasar dari ketiga faktor. Orang mengacu pada organisasi bentuk dan budaya TI konstruksi dan pemeliharaan. Teknologi mengacu pada sarana teknis yang digunakan dalam IT konstruksi dan pemeliharaan. Hanya melalui keterhubungan dari tiga faktor tersebut layanan TI akan bejalan baik (Wang, 2007). Karena informasi yang diberikan adalah informasi dari banyak aset/CI (Configuration Item), maka dibutuhkan tempat menyimpan yang sesuai dengan dinamisme proses-proses Service Management (Ayat, 2009). ITIL mendefinisikan tempat penyimpanan data ini sebagai CMDB. Sumber Data yang ada di dalam CMDB tentunya harus data yang terbaru dan terakurat. Versi data yang ada di dalam suatu organisasi beragam, terdapat data di akuntansi, sistem management, sistem network management, database inventory, dan data lainnya. ITIL menuntut
5
agar data di CMDB dapat dipakai sebagai “Single source of truth” (Satu-satunya data yang dianggap benar), sehingga perlu untuk memastikan agar data yang dimasukkan ke dalam CMDB adalah data yang paling akurat. Data ini diperoleh dengan proses rekonsiliasi, yaitu menggabungkan data dari sumber-sumber data diatas dengan hanya mengambil bagian yang paling akurat dari tiap sumber (Axel, 2010).
6
Tabel 2.1 Pemetaan Jurnal No Judul 1 Implementing ITIL-based CMDB in the Organizations to Minimize or Remove Service Quality Gaps
Methodology IT Service Management
2 ITIL as Common Practice Reference Model for IT ITIL (IT Infrastructure Service Management: Formal Assessment and Library) Implications for Practice
Uji/Hitung/Ukur Model of S.Q.G.s and CMDB
Hasil Yg Didapat ITIL berbasis CMDB
Total balance sheet, anggaran dan durasi proyek
Perbedaan service level management dan capacity management
Kesimpulan Penggunaan ITIL berbasis CMDB sebagai repositori yang digunakan untuk mengumpulkan semua hal yang berkaitan dengan prespektif pelanggan dan juga lintas bagian di dalam sembuah organisasi Kritikal model untuk mendapatkan manfaat
3 Evaluation of Service-Oriented IT Management IT management customer Case study in Practice focus
to identify typical benefit and cost categories and to look at factors crucial for successful ITIL transformation projects
4 An ITIL-based IT Service Management Model for Proses kerja dan Chinese Universities pemeliharaan yang terlibat dalam layanan IT
Menetapkan model pengelolaan Model organisasi, model layanan TI yang tersebut sesuai proses dan model teknologi dengan karakteristik universitas kampus pada manajemen layanan TI berdasarkan teori ITIL dan penerapannya pada universitas di China.
User, Process dan Technology
7
Penulis • Mohammad Sharifi • Masarat Ayat • Shamsul Sahibudin
Axel Hochstein, Dr. Rudiger Zarnekow, Prof. Dr. Walter Barnner
ITIL principles should be • Axel Hochstein adapted according to the • Riidiger Zarnekow requirements of the company • Walter Brenner and should be applied seIectively. • Wang Zhen • Zhang Xin-yu
2.2 Database Database merupakan mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi, atau data. Informasi itu sendiri merupakan hal yang kita gunakan sehari-hari untuk berbagai maksud. Dalam database, pengguna semestinya dapat menyimpan data dalam bentuk yang terorganisir. Data yang telah di simpan seharusnya dengan mudah dapat di panggil kembali.
2.3 Configuration Management Database (CMDB) CMDB atau configuration management database merupakan suatu penerapan database yang berisi data-data yang relevan dan detail-detail dari element-element dalam suatu perusahaan yang digunakan dalam mengatur IT service. CMDB lebih dari sekedar pendataan asset, karena CMDB berisi informasi yang terkait dengan perawatan, perpindahan, dan masalah yang terjadi dengan item-item yang ada dalam CMDB. Selain itu CMDB berisi informasi yang lebih luas tentang item-item yang sangat dibutuhkan oleh organisasi pelayanan IT, seperti hardware, software, dokumentasi, personal. Pada ITIL V.3, Configuration management database merupakan bagian dari service asset and configuration management (SACM). Proses ini berperan mengelola service asset untuk menunjang service management process. Hal ini sangat penting agar tujuan dari penerapan ITIL dapat dikelola dengan efektif dan efisien. Menurut OGC definisi CMDB adalah sebuah basis data yang digunakan untuk merekam seluruh siklus. Configuration Management System mengelola
8
satu atau lebih CMDB dan masing-masing CMDB menyimpan atribut-atribut Configuration Items (CI) serta hubungannya dengan CI lain. (OGC, 2007). Sementara definisi CMDB berdasarkan Federation specification distributed management task force adalah “The definition of a CMDB in the context of this specification is based on the definition described in the IT Infrastructure Library (ITIL): a database that tracks and records configuration items associated with the IT infrastructure and the relationships between them. Strictly speaking, the ITIL CMDB contains a record of the expected configuration of the IT environment, as authorized and controlled through the change management
and
configuration
management
processes.”
(Federation
Specification Distributed Management Task Force, 2009) Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan berbagai informasi yang terdapat pada CMDB (Federation Specification Distributed Management Task Force, 2009).
Gambar 2.1 CMDB sebagai pondasi dari IT Management Processes
9
2.4 Tujuan CMDB Tujuan dari implementasi configuration management adalah “to define and control the components of services and infrastructure and maintain accurate configuration information on the historical, planned and current state of the services and infrastructure” (OGC, 2007) Tujuan CMDB (Federation Specification Distributed Management Task Force, 2009) ialah untuk menunjang: a.
Mengelola gambaran yang akurat dari IT inventory dari kombinasi informasi aset (finance) dan informasi deployment/konfigurasi, yang implementasinya digambarkan pada gambar 2.2.
b.
Merefleksikan perubahan menjadi IT resource, termasuk juga asset, licensing data, terhadap semua repositories dan sumber data
c.
Membandingkan konfigurasi yang diharapkan dengan actual configuration
d.
Enable version awareness, seperti a.
Mengkoordinasikan rencana perubahan konfigurasi
b.
Track change history
e.
Relate configuration dan asset data menjadi data lainnya dan data sources, seperti incident, problem, dan service level. Beberapa contohnya yaitu: a.
Integrasi
change
management
dan
incident
dengan
melakukan monitoring informasi b.
SLA incident analysis, dengan menggunakan service desk dan incident information
10
Gambar 2.2 Gambaran implementasi CMDB Gambar 2.3 menjelaskan tujuan configuration management. Tujuan dari melakukan CMDB (OGC, 2007) pada Configuration management adalah untuk: a.
Menunjang bisnis dengan mengontrol sasaran dan kebutuhan dari konsumen layanan TI.
b.
Menunjang efisiensi dan efektivitas service management process dengan menyediakan informasi konfigurasi yang akurat tentang Configuration Item (CI) dan dokumentasi, sehingga setiap orang mendapatkan keputusan yang benar pada waktu yang tepat.
c.
Mengurangi isu kepatuhan dari jumlah kesalahan atas konfigurasi yang tidak tepat dari layanan dan asset.
d.
Mengoptimalkan service asset, IT configuration, dan kapabilitas.
e.
Memungkinkan organisasi untuk melakukan dampak analisis dan perubahan terjadwal secara aman dan efisien.
f.
Mengaktifkan kontrol infrastruktur dengan memantau, memelihara dan memberikan layanan informasi pada semua sumber daya yang dibutuhkan.
11
Gambar 2.3 Tujuan configuration management (TSB, 2007) Selain itu secara umum CMDB diharapkan juga dapat berperan dalam membantu implementasi ITIL
di lingkungan Northstar Pacific Capital
kedepannya. Tabel 2.2 berikut ini adalah peranan CMDB dalam membantu proses-proses ITIL yang lain (Nurdin, 2009): Tabel 2.2 Peranan CMDB dalam proses ITIL Lain Incident Management
Capacity Management
Change Management
Service Level Management
Baik agent, maupun
Hampir semua
Ketika akan
Komitmen tingkat
team support dapat
perusahaan
memutuskan untuk
layanan yang akan
mengetahui
beroperasi dengan
meng-upgrade
diberikan TI kepada
spesifikasi
membuat anggaran
seluruh PC client ke
para pemakai harus
komputer yang
di awal tahun.
Windows terbaru,
didukung oleh
dipakai oleh
Pengadaan
timbul kesulitan
infrastruktur dalam
pemakai (jumlah
tambahan yang
untuk
kapasitas yang
RAM, tipe CPU,
tidak terencana di
memperkirakan
sesuai. CMDB
dll), versi software
anggaran biasanya
biaya yang
memudahkan proses
(Versi Windows,
lebih sulit dilakukan
dibutuhkan. Ini
evaluasi ini dengan
Office, dll) yang
dan membutuhkan
dikarenakan tidak
memberikan data
digunakan dan
justification
adanya informasi
yang dibutuhkan.
12
informasi penting
tambahan. Dibantu
tentang jumlah
lainnya. Informasi
dengan data hasil
(untuk menghitung
ini mempercepat
Performance
license), spesifikasi
pencarian solusi
Monitoring, CMDB
client (untuk
secara signifikan
dapat dipakai untuk
menghitung jumlah
karena pada
membantu
hardware yang
umumnya para
perencanaan
perlu di-upgrade)
pemakai tidak
akuisisi fasilitas
dan lokasi client
mengetahui
tambahan untuk
(untuk menghitung
informasi ini. Untuk
menjamin layanan
biaya transportasi).
mendapatkan
TI dapat berjalan
CMDB yang berisi
informasi ini dari
dengan lancar.
data yang akurat
pemakai, pemakai
memungkinkan
harus dibimbing,
semua informasi
yang tentunya akan
diatas didapatkan
menghabiskan
dengan mudah.
banyak waktu
2.5 Configuration Items Setiap element pada lingkungan IT merupakan individual entity yang membutuhkan accurate capture untuk setiap atributnya. Representasi dari entitas yang ada didalam CMDB adalah CI (configuration Items). Contoh CI terdapat pada tabel 2.3. Berdasarkan (O’Donnel, 2009), Configuration Items ialah A CI is a software model that contains the attributes of the represented entity. In databases, this is described in the schema. Each entity consists of several attributes of specific data types (for example, string and integer).
13
Tabel 2.3 Contoh dari Configuration Items Employee
Department
Physical Server
Virtual Server
Application
ID Number
Division
Asset Number
Asset Number
Asset Number
Last Name
Manager
Vendor
Vendor
Vendor
First Name
Employee 1
Model
Model
Model
Department
M
CPU Type
Host Server
Service
Title
Employee n
CPU Speed
Memory
Host Server
Service 1
M
Memory
Hosted App 1
Owner
M
Service 1
Virtual Node 1
M
M
Service n
M
M
Hosted App n
M
Service n
Virtual Node n
M
M
M
2.6 Identifikasi Konfigurasi Berdasarkan (OGC, 2007), beberapa hal yang penting ketika merencanakan identifikasi dari konfigurasi: a. Definisikan bagaimana class dan tipe asset (informasi-informasi, seperti layanan TI, hardware, software, gedung, orang, dokumen) configuration item/CI yang perlu dipilih dan diklasifikasikan. b. Definisikan pendekatan untuk mengidentifikasi. Penamaan dan labelling yang unik dari setiap asset atau komponen layanan. c. Definisikan tugas dan tanggung jawab dari pihak yang mengelola konfigurasi Dengan melakukan identifikasi dari konfigurasi, maka diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pengelolaan CMDB. Contoh implementasi CMDB terdapat pada gambar 2.4 berikut ini.
14
Gambar 2.4 Contoh Implementasi Configuration Management Database
2.7 Rencana Perancangan Northstar Pacific Capital TI dalam hal ini telah menyadari bahwa pembuatan CMDB tidaklah semudah membangun sebuah database dan mengisi database tersebut dengan data. Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan dalam pembuatan CMDB, terutama bagi organisasi yang memiliki layanan yang banyak serta didukung oleh infrastruktur dalam jumlah besar: •
Mendapatkan komitmen dan dukungan dari Manajemen, apabila memungkinkan bukan hanya dukungan dari Manajemen TI tetapi juga dari Manajemen Bisnis.
•
Mendapatkan komitmen dan bersama-sama dengan pemilik data, pengguna data serta penanggungjawab data dalam menjaga validitas, akurasi serta kemutakhiran data.
•
Dilakukan dalam beberapa fase untuk mencegah pengumpulan, populasi dan pengelolaan data yang terlalu besar dalam satu waktu.
15
•
Setiap perubahan data yang terdapat dalam CMDB, harus dikelola melalui Change Request (Request for Change – RFC). Dengan demikian setiap terjadi perubahan, seluruh bagian yang berkepentingan terhadap data mengetahui terjadinya perubahan. Oleh karena itu proses Change Management dan Configuration Management harus terlebih dahulu atau bersama-sama diimplementasikan dengan pembuatan CMDB.
•
Setelah proses implementasi, harus dibuat sebuah mekanisme Internal Audit untuk menjaga agar discrepancy data antara CMDB, RFC serta data fisik tidak terlalu besar.
•
Memilih perangkat yang tepat dalam mengelola CMDB dan prosesproses ITSM lainnya (Incident Management, Problem Management, Service
Level
Management,
Change
Management,
Release
Management, Availability Management, Capacity Management, IT Service Continuity Management, Financial Management for IT, serta Service Desk).
2.8 Langkah-Langkah Perancangan CMDB Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka akan disusun sebuah pedoman yang berisi tahap implementasi dengan referensi dari beberapa pedoman yang telah ada, diantaranya : A. “CMDB in 5 Steps” (Klaus Dettmer, 2006) Langkah 1: Menentukan Tujuan
16
Untuk menentukan Tujuan yang terukur dan sesuai dengan yang diinginkan dapat ditentukan berdasarkan : •
Informasi (mengenai status dan kinerja dari IT saat ini)
•
Pengatahuan terhadap organisasi.
Pertanyaan yang akan dapat dijadikan dasar meliputi: •
Apa saja yang mengakibatkan terhambatnya proyek ini?
•
Benefit yang mana yang anda harapkankan? Layanan mana yang harus diperbaiki?
•
Siapa yang akan menggunakan CMDB? Jenis informasi yang seperti apa yang akan dicari oleh pengguna system? Apa saja yang menjadi harapan mereka ?
•
Apa kriteria terukur Anda mengenai kesuksesa tersebut?
Langkah 2: Pembagian Tanggung Jawab Dan Memotivasi Staf Dalam menetukan tujuan yang relevan dengan proyek CMDB seluruh karyawanan perlu berpartisipasi dan memecah projek menjadi beberapa tahapan agar dapat dibuktikan keberhasilannya dalam jangka pendek. Mengenai tanggung jawab harus jelas. Harus ada pemilik proses dari manajemen konfigurasi. Dengan menetapkan tanggung jawab yang jelas Anda dapat memastikan keberhasilan proyek dan memastikan bahwa CMDB memberikan informasi yang kuat dan benar. Tanggung jawab juga harus ditugaskan untuk berbagai sumber informasi bagi CMDB, untuk memastikan bahwa interface diimplementasikan dengan benar dan terpelihara.
17
Keberadaan CMDB harus selaras dengan fungsi manajer perubahan. Segera setelah CI terekam, maka proses pemeliharaannya harus sudah berjalan. Jika tidak maka akurasi CMDB tidak dapat dipastikan dan investasi menjadi tidak berguna. Karyawan di departemen berikut adalah kandidat ideal untuk tim proyek: 1. Administrator infrastruktur TI (sering digambarkan sebagai manajemen aset atau inventaris manajemen) 2. Aplikasi manajemen 3. Anggota staf dari semua proses, terutama Insiden, Masalah dan Manajemen Perubahan. Langkah 3: Pendekatan yang tepat "bottom-up" atau "top-down" Prosedur yang terbaik sangat tergantung pada ukuran organisasi, jumlah CI dan tujuan secara keseluruhan. Bila dengan pendekatan bottom-up satu harus hati-hati untuk tidak melupakan tujuan. Direkomendasikan untuk menggunakan Top-Down, yaitu terfokus pada unsur-unsur yang memiliki dampak terbesar pada pengiriman layanan TI. Periksa tujuan Anda: Manfaat apa yang diharapkan? Layanan apa yang harus ditingkatkan? Kesuksesan dari sebuah pendekatan adalah mulai dengan dua atau tiga layanan yang paling penting dan kemudian secara bertahap memperluas CMDB. Seringkali katalog produk dari suatu organisasi akan digunakan sebagai pedoman untuk membangun CMDB. Persyaratan ISO 20000 memberikan tips untuk ukuran dan tingkat detil dari CMDB. Organisasi harus menganalisa layanan
18
TI mereka dan menganalisa yang komponen dan sistem yang diperlukan untuk melakukan pelayanan dan informasi rinci yang diperlukan. Langkah 4: Menentukan Content Informasi apa yang kita butuhkan untuk bisa diadapat dari sebuah layanan TI? CMDB Content disusun sebagai berikut: 1. Konfigurasi Items (CI) Elemen-elemen dari infrastruktur TI, yang mendukung layanan, seperti Hardware dan software 2. Komponen Elemen-elemen dari infrastruktur TI, yang seharusnya tidak dicatat sebagai CI untuk
mengurangi
data
volume
CMDB
dan
untuk
menyederhanakan
pemeliharaan: •
Grafis atau kartu jaringan
3. Atribut Teknis dan data ekonomi yang menggambarkan Item Konfigurasi atau komponen di lebih detail, seperti: •
Atribut fisik, disampaikan oleh penemuan solusi, produsen misalnya, model dan serial nomor.
•
Atribut logis yang dicatat secara manual atau dengan menghubungkan ke sistem lain seperti pusat biaya, harga pembelian, dan lain-lain.
4. Hubungan. Hal ini mengacu pada hubungan CI serta hubungan ke layanan:
19
•
Service to CI relationship
•
CI to CI relationship
•
CI to ITSM processes
Langkah 5: Mengisi CMDB dengan Data Kualitas CMDB meningkat jika dilakukan hal berikut ini:
•
Tentukan "leading systems” dari mana data harus diimpor, misalnya administrasi pengguna, karyawan personel data dari sistem HR.
•
Otomatis mengimpor data dan sinkronisasi.
•
Tentukan
proses
pemeliharaan
dan
menggunakan
alat
untuk
menerapkannya. •
Mengurangi jumlah interface untuk dengan mudah dukungan administrasi dan pemeliharaan. Data manajemen secara umum dan pelaporan keuangan pada khususnya
hampir sepenuhnya bergantung pada kinerja TI infrastruktur seperti jaringan, perangkat lunak, server, dan desktop. Pastikan bahwa and mampu mendeteksi perubahan apapun untuk itu untuk mengelola proses otorisasi dan memberikan jejak audit untuk melacak perubahan dengan bantuan dari CMDB dan Manajemen Perubahan ini sangat penting ketika mengadopsi Sarbanes-Oxley (SOX) dan persyaratan hukum lainnya. B. ”Implementing ITIL Configuration management” (Klosterboer, 2008) Secara umum pedoman ini dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini :
20
PLANNING Determining scope, span and Granularity
Gathering and Analyzing Requirement
Customizing the Configuration Management Process
Putting Together a Useful Project Plan
IMPLEMENT Choosing the Right Tools
Implementing the Process
Populating the CMDB
Choosing and Running a Pilot Program
Communication and Enterprise Roll Out
RUNNING Building a Configuration Management Team
Measuring and Improving CMDB Accuracy
Gambar 2.5 Langkah pada pedoman ”Implementing ITIL Configuration management” C. ”9 Steps to Implement a Successful CMDB Project” (Evergreen-System, 2007) Secara umum langkah-langkah dalam pedoman ini dapat digambarkan sebagai berikut:
21
Gambar 2.6 Diagram langkah kerja Roadmap perancangan CMDB 1. Melakukan Analisis kebutuhan, sosialisai, edukasi dan awareness CMDB menghadirkan kemampuan dan konsep baru yang harus dapat dicerna oleh organisasi untuk merubah bagaimana devisi IT ‘berpikir’ dan membuat keputusan. Tentu saja perangkat lunak untuk menangani hal ini dengan mudah dan cepat dapat diinstall tapi jika pekerjaan terpenting dalam mensosialisasikan dan melakukan penyesuaian dengan proses bisnis tidak sepenuhnya berhasil, maka alat bantu tersebut akan hanya menjadi sebuah perangkat yang tidak ada gunanya. CMDB
tidak
ditujukan
untuk
pertimbangan-pertimbangan
fungsionalitas, ketersediaan dan performa tapi lebih tertuju kepada bagaimana komponen-komponen itu terkoneksi dan terbangun serta ketergantungan mereka dengan komponen-komponen lain. Seperti layaknya sebuah alat bantu CMDB dapat membantu untuk memperkirakan dan mencegah terjadinya terhentinya layanan akibat gangguan dengan memperpendek waktu pemecahan msalah dan meningkatkan kualitas layanan. Adapun hal-hal yang perlu dikomunikasikan antara lain: a. Definisi
22
• Implementasi
CMDB
merupakan
organisasi
telah
mengadopsi best practices. • Jika ingin mewujudkan organisasi yang ITIL compliance diperlukan implementasi CMDB • CMDB merupakan satu-satunya sumber rekaman (record) • CMDB adalah manajemen konfigurasi. • Fungsi dari CMDB adalah: 1. Dapat memvisualisasikan apa yang ada di sebuah perangkat dan bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan apa yang ada di sana. 2. Dapat melacak dan melaporkan peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan perubahan konfigurasi 3. Dapat digunakan untuk berbagai perangkat dan hubungannya dengan pihak-pihak lain
diantaranya
perangkat jaringan, server, perangkat lunak, rule, file, orang, lokasi, dokumen dan sebagainya. b. Apa nilainya bagi organisasi? Berikan salah satu contoh skenario: • Sebuah masalah terjadi. Perubahan konfigurasi apa yang telah
dilakukan?
Sudahkah
perubahan
itu
disetujui
sebelumnya? • Sebuah perubahan sedang dipertimbangkan, komponen apakah yang akan terpengaruh dengan perubahan tersebut? CMDB dapat memberikan indikasi CI mana sajakah yang terhubung dan saling bergantung dengan CI lainnya.
23
• Apa saja yang telah terpasang saat ini?, hal ini berguna jika suatu saat konfigurasi harus dikembalikan ke kondisi sebelum perubahan terjadi, juga berguna untuk pengujian dan duplikasi konfigurasi pada DRC site. • Untuk mengetahui apakah request yang ada dalam service catalog telah terpenuhi. c. Faktor-faktor kunci sukses • Personel IT mulai berpikir dari sisi ‘struktur’ ketika memecahkan masalah. • Semua area yang menggunakan teknologi discovery telah menggunakan CMDB juga. • CI telah memiliki penanggung jawab masing-masing dalam area
produksi,
penanggung
jawab
inilah
yang
bertanggungjawab pada integritas konfigurasi CI-nya masing-masing. • CMDB telah digunakan sehari-hari dalam hampir semua fungsi dalam IT dan menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya yang dapat mengurangi waktu pencarian dan dapat
menginformasikan
perubahan-perubahan
yang
terjadi. • Dari setiap masalah yang terjadi, dapat diperoleh pelajaran darinya. • Sebuah
peta
view
standar
selalu
pengembangan projek-projek selanjutnya.
24
tersedia
untuk
• Discovery dari CI dapat dilakukan 99% secara otomatis tanpa intervensi manual.
2. Buatlah Definisi Prioritas Penggunaan CMDB Jika dirancang dan diimplementasikan secara baik CMDB dapat memainkan peran penting dalam menentukan dan melaksanakan strategi, membantu manajemen untuk menyediakan lingkungan yang mendukung untuk memberikan kinerja terbaiknya dari waktu ke waktu. Setidaknya membantu menyederhanakan pengelolaan dan koordinasi sumber daya dari perspektif bisnis. Hal ini biasanya mendorong manajemen untuk segera menerapkan CMDB secara penuh tanpa mempertimbangkan dampaknya pada waktu dan proses baik perancangan maupun implementasinya. Menjadi terlalu ambisius dalam memilih proses yang akan diimplentasikan dapat menyebabkan kebingungan, kelelahan staff dan rendahnya kualitas integrasi dengan proses lain. Maka penting artinya untuk dapat memilih prioritas proses mana yang akan diimplementasikan terlebih dulu (Mohammad Sharifi, 2008) Computer Associated telah mempublikasikan tujuh penggunaan dasar dari sebuah implementasi CMDB serta dampaknya bagi sumberdaya waktu, dampak ekonomis dan keuntungannya bagi organisasi yang disajikan dalam tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4 Penggunaan dasar CMDB (David A. Messineo, 2008)
25
Setiap organisasi harus mempertimbangkan view dan aturan konfigurasi apa yang masuk akal untuk bisnis mereka, beberapa pertanyaan terbuka dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mendefinisikannya antara lain:
•
Jika x telah diketahui, bagaimana kejadian y bisa dicegah?
•
Peristiwa apa sajakah yang akan mengejutkan organisasi?
•
Apa yang devisi lain dapat lakukan yang dapat mempengaruhi devisi IT (dan sebaliknya)
•
Bagaimana visualisasi dapat menjelaskan kompleksitas?
3. Assesmen terhadap CI Berdasarkan data dari use case yang dibuat diatas, sebuah keputusan harus dibuat. Use Case mungkin tidak dapat menjelaskan secara langsung kebutuhan untuk melakukan desain sebuah database. Sebuah discovery engine 26
dapat digunakan untuk menemukan tipe-tipe CI yang ada dalam organisasi. Untuk dapat melakukan analisis dan pendefinisian kebutuhan CI melibatkan empat tahap: a. Analisis terhadap Type CI dan attribut-attributnya. Tipe CI merupakan penggambaran fungsi dan tujuannya. Type CI tidak terbatas pada perangkat-nya, objek-objek yang berhubungan dengan perangkat tersebut juga dapat menjadi type CI. Sebagai contoh, routing rules, dokumen, konten dan SLA.
Sedangkat
attribut adalah field yang menjelaskan type CI tersebut. Sebagai contoh disk drive merupakan tipe CI, maka kapasitas maksimum terformat merupakan attribut dari type CI tersebut. Analisis pendefinisian Tipe CI dapat dilakukan dengan dua dimensi. Dimensi pertama yang merupakan baris, merupakan 7 layer ISO yang berisi tipe-tipe CI sedangkan kolumnya mendefinisikan attribut-attributnya. b. Identifikasi terhadap Source System c. Pengayaan d. Historis 4. Keputusan CI Design Ada tiga pilihan bagaimana kita dapat melakukan discovery terhadap CI. Tidak ada solusi yang bersifat universal, kita dapat memilih salah satunya. Tapi untuk implementasi fase pertama CMDB biasanya terintegrasi dengan Asset Management atau Service Desk. Contoh analisis CI terdapat pada tabel 2.5. a. Discovery Initiated
27
Pendekatan yang direkomendasikan adalah dengan “menemukan” tambahan, perubahan dan penghapusan CI menggunakan discovery engine sebagai mekanisme query. Ini memungkinkan kontrol yang baik dengan pengaturan frekwensi update untuk melakukan discovery terjadwal. Sebagian besar discovery engine telah dapat menangani SQL untuk menemukan object-object database. Ini memiliki kelemahan karena tidak mampu mendeteksi adanya event dan perubahan yang kritikal, karena masih menggunakan pull mechanism b. Integration Tools Menggunakan EAI atau tool datawarehouse ETL (Extract Translation and Load) untuk mereplikasikan external data ke/dari CMDB. c. Brute Force Menggunakan batch program atau web services untuk melakukan integrasi. Tabel 2.5 Contoh analisis CI Source System
CI Types (Subset)
CI Attributes
Network Asset Tag ID
Asset Mgmt
Purchase Date Hosts
Manual
IP
Layer 2 Devices
Discovered
Asset Tag ID Purchase Date
Operating System
License expiration dates
Application
License expiration
28
System B
System n
Software
dates
Service Agreements
Annual lease cost
Key Documents
Vendor Maintenance
5. Lakukan Discovery Tahap selanjutnya adalah melakukan discovery dengan menggunakan discovery engine yang telah disepakati sebelumnya. Ada tiga jenis metode discovery yang dapat digunakan yaitu agent-less, agent based dan passive. Dimana dari tiga jenis capability ini masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan untuk mendapatkan hasil CI yang diinginkan dan sesuai dengan environtment yang ada. Selain itu dari ketiga metode tersebut tidak semua yang dapat di customize sehingga pesan error dapat di minamlkan.. Tabel 2.6 berikut menunjukkan perbandingannya: Tabel 2.6 Perbandingan metode discovery
29
6. Kepemilikan CI dan Tugas-tugasnya Sebuah CMDB merupakan alat perusahaan untuk mengkoordinasikan dan
meningkatkan
pengambilan
keputusan
di
organisasi. Mengendalikan
integritas konfigurasi merupakan tanggung jawab bersama dan tidak dapat ditugaskan untuk satu orang. Setiap orang yang bertanggung jawab untuk komponen operasional, apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, adalah pengguna akhir CMDB, juga disebut di sini sebagai Pemilik CI Domain. Proses ini dimulai dengan mengalokasikan kepemilikan setiap CI untuk satu orang, dan hanya satu, masingmasing. Tidak apa-apa untuk dapat melihat CI milik yang lain, tapi setiap orang harus diberikan tanggung jawab atas bagaimana CI dikonfigurasi dan diubah. Ini meminimalkan miskomunikasi dan kesalahan yang dibuat ketika melakukan perubahan. Kepemilikan akan bervariasi untuk setiap organisasi tetapi tanggung jawab yang ada secara alami akan menentukan bagaimana kepemilikan harus diserahkan. Selain kepemilikan, masing-masing pemilik selalu bertanggung jawab untuk pemantauan CI yang lain (dalam arti konfigurasi). Entitas outsourcing, vendor eksternal dan support group juga harus dianggap sebagai Pemilik Domain jika mereka adalah bagian dari operasi de facto.
7. Pemetaan Hubungan (Relationship mapping) Pemetaan hubungan antara CI adalah fitur yang paling penting. Discovery menemukan "titik" sementara pemetaan "menghubungkan titik-titik". Hubungan membuat wawasan sekitar di mana dan bagaimana CI saling
30
mempengaruhi. Tanpa itu, sebuah CMDB hanyalah Asset dan Inventory database database. Relationship adalah hubungan dependensi yang mempengaruhi seberapa baik
CI lain bisa berfungsi. Sebuah CMDB menemukan hubungan dengan
menggunakan tiga proses. 1.
Inferensi melalui observasi akses dan berbagi sumber daya
2.
Masukan langsung sebagai akibat dari membaca tabel internal
3.
Pengayaan
8. Memahami Keterhubungan Konfigurasi Hubungan dalam CMDB adalah unik untuk Manajemen Konfigurasi. Tidak ada pendekatan standar dalam industrri ini sehingga penting untuk memahami bagaimana vendor telah mengimplementasikan fungsi ini. Pemetaan out-of-the-box mengasumsikan kondisi rutin tertentu. Misalnya, telah ditentukan port de facto, namun ini dapat diubah. Jika, misalnya, Anda tidak menggunakan nomor port 1521 untuk Oracle TNS Listener maka parameter pemetaan harus disesuaikan. Gambar 2.7 menggambarkan contoh Configuration Relationship. Beberapa jenis configuration relationship yang umum adalah: •
Contained or Is Contained By
•
Member
•
Uses
•
Manages
31
Gambar 2.7 Contoh Configuration Relationship
9. Pembuatan View Pada tahap ini CI telah selesai di discovery dan relationship diantaranya telah dipetakan. Sekarang saatnya menentukan bagaimana informasi disajikan. View dapat disajikan dalam bentuk peta maupun tabular. Peta mengkomunikasikan informasi lebih banyak. Vendor biasanya menyediakan kemampuan visualisasi dengan banyak cara, sehingga feature ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan masak. 10. Proses Administrasi CMDB Sebuah CMDB seperti aplikasi database lain tergantung pada manajemen yang efektif proses tertentu yang sedang berlangsung. Proses ini tidak mengelola konten CI yang telah ditetapkan Pemilik Domain. Mereka berbeda dari aplikasi database di area bisnis, jadi perhatian khusus diperlukan untuk memastikan CI diatur dan diimplementasikan. Identifikasi dan deskripsi dari proses-proses ini tercantum dalam tabel di bawah ini, tetapi memperbaiki dan memformalisasikannya ini perlu dimasukkan dalam implementasi tertentu.
32
Seorang Administrator CMDB perlu diberi tanggung jawab untuk proses ini, kecuali untuk tugas DBA, yang harus ditangani sebagai bagian dari database seperti biasa. Setelah instalasi awal harusnya memakan waktu tidak lebih dari dua hari seminggu. calon yang baik untuk peran ini adalah Change Manager atau seseorang yang Berhubungan dengan arsitektur teknis atau kepala bagian aplikasi atau perangkat lunak atau configuration manager tapi hanya jika mereka akrab dengan infrastruktur teknis. Personil yang melakukan operasi harian bukan calon yang baik karena mereka tidak terbiasa dengan aplikasi, layanan dan relationship CI pada tingkatan yang lebih tinggi. 2.9 Pengujian Hipotesis Asosiatif dua pihak Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Pengertian hipotesis tersebut adalah hipotesis untuk penelitian. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). (Sugiyono, 2009). Sedangkan hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara dua variabel atau lebih. Bentuk pengujian hipotesis asosiatif yang akan dilakukan adalah dengan uji dua pihak (two tail test) untuk menguji keterhubungan antara dua pernyataan yang telah ditetapkan sebelumnya. Gambar 2.8 menunjukkan gambaran uji hipotesis dua pihak. Dalam
menaksir
parameter
populasi
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu:
33
bedasarkan
data
sampel,
a. Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan α. b. Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan β.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
Gambar 2.8 Uji hipotesis dua pihak Karena data yang akan dikorelasikan berbentuk interval dan dari sumber data yang sama maka teknik korelasi yang akan digunakan adalah Pearson Product Moment yang memiliki persamaan : ௫௬ =
∑ (∑ ଶ )(∑ ଶ )
Untuk kemudian ditentukan signifikansinya dengan rumus :
=
∑ (∑ ଶ ) (∑ ଶ )
Harga t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga t tabel (distribusi t). Jika t hitung jatuh pada daerah penolakan Ha, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi antara kedua pernyataan tersebut adalah signifikan.
34