BAB II LANDAS AN TEORI 2.1.
Pengenalan Budaya Jawa Tengah 2.1.1. Jenis-jenis Budaya Jawa Tengah A. Jenis Busana Tradisional Jawa Tengah a) Baju Adat Pria Jawa Tengah Sebagai contoh penggunaan baju adat Jawa Tengah untuk pria dapat dilihat dari penggunaan baju adat di keraton Surakarta. Secara lengkap pakaian tradisional yang dikenakan oleh laki-laki di Jawa Tengah dari atas sampai ke bawah terdiri dari : Udheng, yaitu ikat kepala. Sedangkan jenis udheng yang telah jadi dan tinggal dipakai disebut dengan blankon. Kulambi, yaitu pakaian berupa baju. Dikenal baju tradisional di Jawa Tengah yaitu Beskap dan Surjan. Namun dikalangan Keraton dikenal beberapa jenis Kulambi yaitu Atellah, Beskap, Sikepan, Langenharjan, Beskap Landhung dan Taqwa. Sinjang /Dodot. Sinjang atau juga disebut dengan samping yaitu berupa kain batik panjang yang digunakan untuk menutupi badan bagian bawah. Setagen adalah kain yang berfungsi untuk mengencangkan sinjang yang menempel di pinggang, Sabuk. Dalam hal ini sabuk berfungsi untuk menutup stagen dan juga mengencangkan fungsi stagen. Epek Timang dan Lerep merupakan kain beludru dengan lebar sekitar 5 cm dan panjang 120 - 150 cm yang digunakan dipinggang diluar sabu
b) Baju adat Wanita Jawa Tengah Busana adat Jawa Tengah untuk wanita biasa disebut dengan "Wusana Kejawen" yang memiliki lambang / arti tertentu. Busana Jawa Tengah untuk wanita yang resmi biasanya terdiri dari baju kebaya, kemben / samping, dan kain tapih yang dikenal dengan stagen. Selain itu wanita
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
Jawa juga menggunakan sanggul dengan konde dikepala serta alas kaki berupa selop. Kebaya sebagai baju adat Jawa Tengah digunakan oleh wanita baik dari kalangan bangsawan maupun rakyat biasa baik sebagai busana resmi maupun busana sehari-hari. Ketika digunakan pada acara resmi seperti pada upacara adat yang dikenakan oleh kalangan "garwo dalem" yaitu kebaya dengan peniti renteng, digabungkan dengan kain sinjang atau kain batik, pada bagian kepala rambutnya digelung (disanggul) dan dilengkapi aksesoris berupa subang, cincin, kalung, gelang serta kipas. c) Baju Pengantin Jawa tengah Sesuai dengan adat budaya masy arakat Jawa Tengah yang penuh dengan tata krama dan etika, pakaian adat dan baju pengantin adat Jawa Tengah banyak mengandung filosofi mendalam tentang kesopanan dan berbagai harapan baik bagi kedua mempelai agar berbahagia dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama pasangan. Kain batik yang dikenakan kedua mempelai pun merupakan perlambangan dari doa untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan ketentraman. Ciri khas busana pengantin Jawa Tengah pada umunya merupakan busana dodotan atau kemben dengan kain batik yang langsung dibalutkan pada tubuh pengantin wanita tanpa mengenakan kebaya terlebih dahulu. Pengantin pria pun tak mengenakan beskap melainkan celana dan kain batik. Aksesoris yang dikenakan oleh kedua mempelai dengan pakaian adat Jawa tengah ini memang terkesan megah dengan untaian melati dan dengan hiasan keeemasan. M empelai wanita mengenakan sanggul tradisional dengan tusuk konde berjumlah 9, dan mempelai pria menyelipkan keris yang juga berhias roncean melati pada bagian belakang kain yang dikenakan. d) Baju Pengantin Dodotan Busana dodotan atau busana kemben ini sebenarnya merupakan ciri khas busana pengantin Jawa Tengah. Busana dodotan atau kembennya dibuat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
dengan kain brokat atau batik yang langsung dibalutkan pada tubuh pengantin wanita tanpa mengenakan kebaya terlebih dahulu. Aksesoris melati dan hiasan keemasan menjadi ciri khas busana pengantin adat Jawa Ada ciri khas lain yang juga menonjol dari busana pengantin adat Jawa yaitu aksesoris yang dikenakan yaitu aksesoris berupa untaian melati dan juga beragam hiasan keemasan. Untuk mempelai wanita biasanya mengenakan sanggul atau rambut dikuncir pinggir dan terurai kemudian diberikan sentuhan aksesoris melati menjuntai berupa roncean atau hiasan keemasan. B. Makanan Tradisional Khas Jawa Tengah M acam-macam makanan khas Jawa Tengah: a. Lumpia Lumpia terdiri dari lembaran tipis tepung gandum yang dijadikan sebagai pembungkus isian yang umumnya adalah rebung. selain rebung juga diisi dengan daging ayam atau daging sapi yang dirajang kecil-kecil. lumpia dapat disajikan dengan digoreng ataupun tanpa digoreng. b. Wingko Babat Wingko Babat berasal dari Semarang Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Wingko sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa. Wingko biasanya berbentuk bundar biasa disajikan dalam keadaan hangat dan dipotong kecil-kecil yang dibungkus kertas. Kombinasi gula dan kelapa menjadikan kue ini nikmat. Harga kue ini dapat bervariasi tergantung tempat menjualnya dan merek wingko Ini menyebabkan banyak orang yang mengira bahwa wingko juga berasal dari kota Semarang asli tetapi wingko juga dapat ditemui dibeberapa kota seperti daerah kecil di Lamongan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Jawa Timur. Babat adalah titik persimpangan Bojonegoro, Jombang, Tuban, dan Surabaya. c. Soto Kudus Soto kudus adalah soto yang berasal dari Kudus. Soto kudus, hampir mirip dengan soto Lamongan, soto kudus berisi suwiran ayam dan taoge. Terkadang soto kudus juga menggunakan daging kerbau. Kuahnya lebih bening. Soto kudus dalam penyajiannya memiliki tradisi dihidangkan dalam mangkuk kecil untuk satu porsi soto. Persis dengan soto lainnya, soto kudus ditemani sambal dan jeruk nipis. Hidangan soto Kudus tidak hanya dapat ditemukan di Kudus, saat ini juga dapat ditemui di berbagai kota di Indonesia.. d. Pindang Srani Pindang Serani adalah makanan khas dari Jepara berupa olahan dari ikan laut. Rasa pindang serani merupakan perpaduan rasa pedas, asem dan manis yang umumnya di sajikan pada siang hari. Bahan utama hidangan berkuah kuning ini adalah ikan laut yang ditambahkan dengan rempah-rempah, sehingga bercita rasa asam, pedas serta manis. e. Kamir Kamir, terkadang ditulis Khamir, adalah makanan khas Pemalang asal negara Arab. Kue ini terbuat dari adonan terigu, mentega, dan telur, terkadang dicampur dengan bahan seperti pisang ambon atau tape. Kamir ada dua item, yaitu kamir beras dan kamir terigu. Dipasaran kota Pemalang lebih banyak kamir terigu karena yang tahan lama sedangkan kamir beras hanya berdasarkan pesanan. Beberapa orang menyebutny a dengan nama Samir. Kue tradisional khas Pemalang ini memiliki rasa yang manis serta empuk. sehingga dikenal juga sebagai kue Kamir Arab. Kue kamir berbentuk bundar
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
pipih dengan bahan baku adonan yang terdiri dari tepung terigu, gula, telur, mentega dan pisang untuk memperkaya rasa. f. Nasi Pindang Berasal dari kudus. kabupaten kudus kaya akan kuliner khas berbahan dasar daging kerbau. daging kerbau membawa pesan toleransi beragama iyang disampaikan oileh Sunan Kudus selama berdakwah. untuk menghormati penganut agama Hindu di Kudus. Sunan Kudus menganjurkan pengikutny a untuk tidak menyembelih sapi dan menggantinya dengan hewan ternak lainnya seperti kerbau.Nasi pindang ini mirip dengan nasi rawon khas Jawa Timur, namun kalau nasi pindang menggunakan daging kerbau kalau nasi rawon menggunakan daging sapi. kuahnya tidak begitu kental dan bercita rasa gurih dan manis nasi pindang disajikan diatas piring yang telah diberi alas daun pisang. g. Nasi Gandul Berasal dari pati. Nasi gandul merupakan makanan khas pati dengan jeroan, lidah atau daging sapi sebagai bahan utama. daging sapi diolah dengan rempah-rempah antara lain jinten kencur jahe terasi bakar dan gula merah. sehingga menciptakan aroma yang khas dan rasa yang manis.
h. Sayur Becek Berasal dari Grobogan, dahulu sayur becek merupakan menu jamuan untuk para tamu pada saat acara hajatan oleh masy arakat Purwodadi pedesadaan. namun, kini hidangan berkuah ini telah menjadi menu masakan rumah makan. sayur becek menggunakan daging sapi balungan atau tetelan sebagai bahan utamanya dicampur
dengan
bahan
rempah-rempah
ditambah
daun
kedondong. sayur becek dihidangkan dengan nasi hangat yang diberi tumisan kacang tolo.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
C. Jenis Tarian Tradisional Jawa Tengah Berikut ini beberapa jenis tarian tradisional Jawa Tengah : a. Tari Bedhaya Ketawang Tarian
tradisional
pertama
adalah
Bedhaya
Ketawang yang
mengandung arti disetiap masing-masing kata ‘Bedhaya’ yang artinya penari wanita dan ‘Ketawang’ artinya langit bila disatukan Bedhaya Ketawang ini mengandung arti penari wanita dari istana langit. Tarian ini dipertunjukkan untuk acara resmi saja, yang bertujuan untuk menghibur. Sejarahnya, tarian ini menceritakan tentang hubungan Ratu Kidul yang biasa kita kenal dengan Roro Kidul. b. Tari Ronggeng Tari Ronggeng berasal dari Jawa. Penciptanya Endang Caturwati sampai sekarang tari Ronggeng dibudayakan turun menurun. Tema tarian ini berbeda dengan terian lain, tari ronggeng ditarikan oleh wanita gerakannya pun berkesan agresif mendekati erotis. c. Tari Gambyong Tari Gambyong berasal dari daerah Surakarta. Awalnya, tarian ini hanya sebuah tarian rakyat dan diadakan ketika memasuki musim panen padi. Sekarang, tarian tersebut diadakan saat acara sakral dan sebagai penghormatanpada tamu. Sejarahnya nama Gambyong pun diambil dari salah satu penari tempo dulu dimana penari tersebut memiliki suara merdu dan tubuh lentur dengan kedua bakat tersebut Gambyong yang memiliki nama lengkap Sri Gambyong cepat terkenal dan dapat memikat banyak orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
D. Warisan Budaya 1) Wayang Wayang adalah kesenian tradisional Indonesia yang tumbuh dan berkembang di kalangan masy arkat jawa. Kesenian ini banyak ditampilkan ketika ada sebuah perhelatan seperti pesta dan sebagainya. Wayang juga tidak hanya dijadikan sebagai pertunjukkan melainkan juga digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh sp iritual para dewa. Way ang ku lit ad ala h ke se nian t radisiona l I nd one sia ya ng t um buh dan ber k em bang di ka lang an m a sy ar ak at j awa. Ke senian ini banyak dit am pilkan ket ika ada sebuah per he lat an sepert i pest a d an sebagainy a. Terny at a, way ang k ulit tidak hany a dij adikan sebagai sebuah per t unj uk an m e laink an j uga diguna ka n sebagai m e dia unt uk perm enu ngan m e nuj u r oh spir it ual pa ra dewa. Way ang ku lit diyakini sebagai awal dari ber bagai j e nis wa ya ng ya ng berk em bang sa at ini. Way ang j e nis ini t erb uat dari lem bar an kulit ke r ba u y ang sud ah dik er ingk an se belum ny a. Way ang ku lit dibent uik sedem ik ian rupa ag ar m e m bua t ger aknya m enjadi dinamis. Asal m ula ke se nian way ang k ulit ini, t idak lep as dari sej arah wayang it u se ndiri. Wayang berasa l dar i sebuah ka lim a t ya ng be rbun yi “ Ma Hya ng” y ang be ra rt i ber j alan m enuj u yang m aha t inggi ( bisa diart ikan se bagai ro h, Tuha n,
at aup un
Dewa ) .
Ak an
t et api,
sebagian or ang
m e ngart ikan ba hwa way ang be rasa l da ri b aha sa j a wa ya ng ber ar t i baya ngan.
2) Candi Berikut ini beberapa candi-candi di Jawa tengah : 1. Candi Borobudur Candi Barabudur terletak di Kabupaten M agelang, sekitar 15 km ke arah Baratdaya Yogyakarta. Candi Budha terbesar di Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
ini telah warisan budaya dunia dan telah terdaftar dalam daftar warisan dunia (world heritage list). Lokasi Candi Barabudhur yang merupakan bukit kecil dikelilingi oleh pegunungan M enoreh, G. M erapi dan G. M erbabu di timurlaut, serta G. Sumbing dan G. Sindoro di baratlaut. Candi Barabudhur berdiri di atas bukit yang memanjang arah timur-barat. Candi ini dibangun dari balok batu andesit sebanyak 47,500 m3, yang disusun rapi tanpa perekat, dan dilapisi dengan lapisan putuh ‘vajralepa’, seperti yang terdapat di Candi Kalasan dan Candi Sari. Bangunan
kuno Barabudur
berbentuk limas bersusun dengan tangga naik di keempat sisi, yaitu sisi timur, selatan, barat, dan utara. Tangga paling bawah dihiasi dengan kepala naga dengan mulut menganga dan seekor singa duduk di dalamnya. Dugaan bahwa Candi Borobudur menghadap ke timur diperkuat dengan adanya pahatan relief pradaksina ( yang dibaca memutar searah jarum jam), berawal dari dan berakhir di sisi timur. Selain itu, arca singa yang terbesar juga terdapat di sisi timur. Tangga menuju ke tingkat yang lebih tinggi dilengkapi dengan gerbang yang berukir indah dengan kalamakara tanpa rahang bawah di atas ambang pintu. Pada mulanya tinggi keseluruhan bangunan kuno ini mencapai 42 m, namun setelah pemugaran tingginya hanya mencapai 34,5 m. Batur atau kaki candi berdenah bujur sangkar dengan luas denah dasar 123 x 123 m, dilengkapi penampil yang menjorok keluar di setiap sisi. Keseluruhan bangunan terdiri atas 10 lantai yang luasny a mencapai 15, 13 m2. Lantai I sampai dengan lantai VII berbentuk persegi, sedangkan lantai VII sampai dengan lantai X berbentuk lingkaran. Candi Barabudur tidak mempunyai ruangan untuk tempat beribadah atau melakukan pemujaan karena candi ini dibangun untuk tempat berziarah dan memperdalam pengetahuan tentang Budha. Luas dinding keseluruhan mencapai 1500 m2, dihiasi dengan 1460 panil relief, masing-masing selebar 2 m. Jumlah Arca
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
Buddha, termasuk yang telah rusak, mencapai 504 buah. Arcaarca Budha tersebut menggambarkan Budha dalam berbagai sikap. 2. Candi Banyunibo Candi Banyunibo terletak di selatan Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Letaknya sekitar 200 m dari Candi Barong, sekitar 1 km sebelah barat daya jalan raya YogyaSolo. Candi Budha ini berdiri menghadap ke barat, menyendiri di lahan pertanian. Pada saat ditemukan, candi ini hanya berupa reruntuhan. Berdasarkan hasil penelitian diperkirakan bahwa Candi Banyuniba terdiri atas satu candi induk yang menghadap ke Barat dan dikelilingi deretan candi perwara berbentuk stupa, 3 berderet di selatan dan 3 lagi di timur. Di halaman belakang candi terdapat sebuah lubang seperti sumur. Ukuran Candi Banyunibo relatif kecil, yaitu lebar 11 m dan panjang sekitar 15 m. Tubuh candi berdiri di atas ‘batur’ setinggi 2,5 m yang terletak di tengah hamparan batu andesit yang tertata rapi. Selisih luas batur dengan tubuh candi membentuk selasar yang cukup lebar untuk dilalui 1 orang. Dinding dan pelipit atas batur dipenuhi dengan hiasan bermotif sulur dan dedaunan yang menjulur keluar dari sebuah wadah mirip tempayan. Di setiap sudut kaki candi terdapat hiasan mirip kepala Kala yang disebut ‘jala dwara”. Hiasan ini berfungsi sebagai saluran pembuang air hujan. Atap candi berbentuk limasan seperti kubah (dagoba) dengan stupa di puncaknya. 3. Candi Borobudur Candi Barabudur terletak di Kabupaten M agelang, sekitar 15 km ke arah Baratdaya Yogyakarta. Candi Budha terbesar di Indonesia ini telah warisan budaya dunia dan telah terdaftar dalam daftar warisan dunia (world heritage list). Lokasi Candi Barabudhur yang merupakan bukit kecil dikelilingi oleh pegunungan M enoreh, G. M erapi dan G. M erbabu di timurlaut, serta G. Sumbing dan G. Sindoro di baratlaut. Candi Barabudhur berdiri di atas bukit yang memanjang arah timurbarat. Candi ini dibangun dari balok batu andesit sebanyak 47,500 m3,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
yang disusun rapi tanpa perekat, dan dilapisi dengan lapisan putuh ‘vajralepa’, seperti yang terdapat di Candi Kalasan dan Candi Sari. Bangunan kuno Barabudur berbentuk limas bersusun dengan tangga naik di keempat sisi, yaitu sisi timur, selatan, barat, dan utara. Tangga paling bawah dihiasi dengan kepala naga dengan mulut menganga dan seekor singa duduk di dalamnya. Dugaan bahwa Candi Barabudur menghadap
ke timur diperkuat dengan adanya pahatan relief
pradaksina ( yang dibaca memutar searah jarum jam), berawal dari dan berakhir di sisi timur. Selain itu, arca singa yang terbesar juga terdapat di sisi timur. Tangga menuju ke tingkat yang lebih tinggi dilengkapi dengan gerbang yang berukir indah dengan kalamakara tanpa rahang bawah di atas ambang pintu. Pada mulanya tinggi keseluruhan bangunan kuno ini mencapai 42 m, namun setelah pemugaran tingginya hanya mencapai 34,5 m. Batur atau kaki candi berdenah bujur sangkar dengan luas denah dasar 123 x 123 m, dilengkapi penampil yang menjorok keluar di setiap sisi. Keseluruhan bangunan terdiri atas 10 lantai yang luasny a mencapai 15, 13 m2. Lantai I sampai dengan lantai VII berbentuk persegi, sedangkan lantai VII sampai dengan lantai X berbentuk lingkaran. Candi Barabudur tidak mempunyai ruangan untuk
tempat
beribadah atau melakukan
pemujaan karena candi ini dibangun untuk tempat berziarah dan memperdalam pengetahuan tentang Budha. Luas dinding keseluruhan mencapai 1500 m2, dihiasi dengan 1460 panil relief, masing-masing selebar 2 m. Jumlah Arca Buddha, termasuk yang telah rusak, mencapai 504 buah. Arca-arca Budha tersebut menggambarkan Budha dalam berbagai sikap. 4. Candi Bubrah Candi Bubrah terletak di dalam Kawasan Wisata Prambanan, yaitu di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Prop insi Jawa Tengah. Tidak banyak informasi yang didapat mengenai candi yang saat ini tinggal berupa ‘batur’ (kaki candi) yang telah rusak dan onggokan batu bekas dinding. Nama ‘Bubrah’ dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
bahasa Jawa berarti hancur berantakan. Tidak jelas apakah candi ini dinamakan Bubrah karena ketika ditemukan kondisinya memang sudah dalam keadaan (bubrah) berantakan atau karena memang itulah namanya. Ukuran Candi Buddha ini relatif kecil dengan denah dasar persegi panjang, memanjang arah utara-selatan. Ukuran tepatny a tidak bisa didapatkan karena reruntuhan candi ini dikelilingi pagar terkunci. Tinggi batur (kaki) candi sekitar 2 m. Sepanjang pelipit atas dihiasi dengan pahatan berpola simetris. Tidak terlihat adanya sisa-sisa relief pada dinding kaki candi. Tangga naik ke selasar di permukaan batur terletak di sebelah timur. 5. Candi Kalasan Candi Kalasan terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatny a sekitar 16 km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Dalam Prasasti Kalasan dikatakan bahwa candi ini disebut juga Candi Kalibening, sesuai dengan nama desa tempat candi tersebut berada. Tidak jauh dari Candi Kalasan terdapat sebuah candi yang bernama Candi Sari. Kedua candi tersebut memiliki kemiripan dalam keindahan bangunan serta kehalusan pahatannya. Ciri khas lain yang hanya ditemui pada kedua candi itu ialah digunakannya vajralepa (bajralepa) untuk melapisi ornamen-ornamen dan relief pada dinding luarnya. M enurut Prasasti Kalasan yang ditulis pada tahun Saka 700 (778 M )., dalam Prasasti Kalasan diterangkan bahwa
para
penasehat
keagamaan
Wangsa
Syailendra
telah
menyarankan agar M aharaja Tejapurnama Panangkarana mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta Budha. Bangunan candi diperkirakan berada pada ketinggian sekitar dua puluh meter diatas permukaan tanah, sehingga tinggi keseluruhan bangunan candi mencapai 34 m. Candi Kalasan berdiri diatas alas berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45×45 m yang membentuk selasar di sekeliling candi. Di setiap sisi terdapat tangga
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
naik ke emperan candi yang dihiasi sepasang kepala naga pada kakinya. Di hadapan anak tangga terbawah terdapat hamparan lantai dari susunan batu. Di depannya kaki tangga dipasang lempengan batu yang tipis dan halus dengan bentuk berlekuk-lekuk. Bangunan candi secara keseluruhan berbentuk empat persegi panjang berukuran 34x 45 m, terdiri atas ruang utama yang berbentuk bujur sangkar dan bilikbilik yang menjorok keluar di tengah keempat sisinya. Dinding di sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif kumuda, yaitu daun kalpataru yang keluar dari sebuah jambangan bulat. Candi Kalasan memiliki 4 buah pintu yang terletak di keempat sisi, namun hanya pintu di sisi timur dan barat yang mempunyai tangga untuk mencapai pintu dan hanya pintu di sisi timur yang merupakan pintu masuk ke ruang utama di tengah candi. Dilihat dari letak pintu utamanya tersebut dapat dikatakan bahwa Candi Kalasan menghadap ke timur. Di sepanjang dinding candi terdapat cekungan-cekungan yang berisis berbagai arca. Diatas semua pintu dan cekungan selalu dihiasi dengan pahatan bermotif Kala. Tepat di atas ambang pintu, di bawah pahatan Kalamakara, terdapat hiasan kecil berupa wanita bersila memegang benda di kedua belah tangannya. Relung-relung di sisi kiri dan kanan atas pintu candi dihiasi dengan sosok dewa dalam posisi berdiri memegang bunga teratai. Bagian atas tubuh candi berbentuk kubus yang melambangkan puncak M eru, dikelilingi oleh 52 stupa setinggi, rata-rata, 4,60 m.Sepanjang batas antara atap dan tubuh candi dihiasi dengan deretan makhluk kerdil yang disebut Gana. Atap candi ini berbentuk segi delapan dan bertingkat dua. Tingkat pertama dihiasi dengan relung-relung berisi arca Budha, sedangkan tingkat ke dua dihiasi dengan relung-relung berisi arca Dhayani Budha. Puncak candi sesungguhnya berbentuk stupa .Ruang utama candi berbentuk bujur sangkar dan mempunyai pintu masuk di sisi timur. Di dalam ruangan tersebut terdapat susunan batu bertingkat yang dahulu merupakan tempat meletakkan patung Dewi Tara yang terbuat dari perunggu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
setinggi enam meter, di belakang susunan batu tersebut terdapat semacam altar pemujaan. 6. Candi Lumbung Candi Lumbung terletak beberapa ratus meter di sebelah Selatan Candi Sewu. Candi ini sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Klaten, Surakarta. Tidak jelas apakah nama Lumbung memang merupakan nama candi ini atau nama itu hanya merupakan sebutan masy arakat di sekitarnya karena bentukny a yang mirip lumbung (bangunan tempat penyimpanan padi). Bangunan suci Buddha ini merupakan gugus candi yang terdiri atas 17 bangunan, yaitu satu candi utama yang terletak di pusat, dikelilingi oleh 16 candi perwara. Halaman komples Candi Lumbung ini ditutup hamparan batu andesit. 7. Candi M endut Candi M endut terletak di Desa M endut, Kecamatan M ungkid, Kabupaten M agelang, Jawa barat, sekitar 38 km ke arah barat laut dari Yogyakarta. Lokasinya hanya sekitar 3 km dari Candi Barabudhur, yang mana Candi Buddha ini diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan Candi Pawon dan Candi M endut. Ketiga candi tersebut terletak pada satu garis lurus arah utara-selatan. Konon candi mendut diperkirakan usianya lebih tua dibandingkan dengan Candi Borobudur. Candi ini pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1836. Seluruh bangunan candi M endut diketemukan, kecuali bagian atapnya. Pada tahun 1897-1904, pemerintah Hindia Belanda melakukan uapaya pemugaran yang pertama dengan hasil yang cukup memuaskan walaupun masih jauh dari sempurna. Kaki dan tubuh candi telah berhasil direkonstruksi. Pada tahun 1908, Van Erp memimpin rekonstruksi dan pemugaran kembali Candi M endut, yaitu dengan menyempurnakan bentuk atap, memasang kembali stupa-stupa dan memperbaiki sebagian puncak atap. Candi M endut memiliki denah dasar berbentuk segi empat. Tinggi bangunan seluruhnya 26,40 m. Tubuh candi Buddha ini berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 m. Di
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
permukaan batur terdapat selasar yang cukup lebar dan dilengkapi dengan langkan. Dinding kaki candi dihiasi dengan 31 buah panel yang memuat berbagai relief cerita, pahatan bunga dan sulur-suluran yang indah. 8. Candi Pawon Candi Pawon terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten M agelang, Prop insi Jawa Tengah. Candi yang mempunyai nama lain Candi Brajanalan ini lokasinya sekitar 2 km ke arah timur laut dari Candi Barabudhur dan 1 km ke arah tenggara dari Candi M endut. Letak Candi M endut, Candi Pawon dan Candi Barabudur yang berada pada satu garis lurus mendasari dugaan bahwa ketiga candi Budha tersebut mempunyai kaitan yang erat. Selain letaknya, kemiripan motif pahatan di ketiga candi tersebut juga mendasari adanya keterkaitan di antara ketiganya. Poerbatjaraka, bahkan berpendapat bahwa candi Pawon merupakan upa angga (bagian dari) Candi Barabudur. M enurut Casparis, Candi Pawon merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra ( 782 – 812 M . Nama “Pawon” sendiri, menurut sebagian orang, berasal dari kata pawuan yang berarti tempat menyimpan awu (abu). Dalam ruangan di tubuh Candi Pawon, diperkirakan semula terdapat Arca Bodhhisatwa, sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra yang dianggap telah mencapai tataran Bodhisattva, maka dalam candi ditempatkan arca Bodhisatwva. Dalam Prasasti Karang Tengah disebutkan bahwa arca tersebut mengeluarkan wajra (sinar). Pernyataan tersebut menimbulkan dugaan bahwa arca Bodhisattwa tersebut dibuat dari perunggu. Batur candi setinggi sekitar 1,5 m berdenah dasar persegi empat, namun tepinya dibuat berliku-liku membentuk 20 sudut. Dinding batur dihiasi pahatan dengan berbagai motif, seperti bunga dan sulur-suluran. Berbeda dengan candi Budha pada umumnya, bentuk tubuh Candi Pawon ramping seperti candi Hindu. Pada dinding bagian depan candi, di sebelah utara dan selatan pintu masuk, terdapat relung yang berisi pahatan yang menggambarkan Kuwera (Dewa Kekayaan) dalam posisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
berdiri. Pada dinding utara dan selatan candi terdapat relief yang sama, yaitu yang menggambarkan Kinara dan Kinari, sepasang burung berkepala manusia, berdiri mengapit pohon kalpataru yang tumbuh dalam sebuah jambangan. Di sekeliling pohon terletak beberapa pundipundi uang. Di langit tampak sepasang manusia yang sedang terbang. Di bagian atas dinding terdapat sepasang jendela kecil yang berfungsi sebagai ventilasi. Di antara kedua lubang ventilasi tersebut terdapat pahatan kumuda. Atap candi berbentuk persegi bersusun dengan hiasan beberapa dagoba (kubah) kecil di masing-masing sisinya. Puncak atap dihiasi dengan sebuah dagoba yang lebih besar. 9. Candi Plaosan Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, kira-kira 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu. Candi ini merupakan sebuah kompleks bangunan kuno yang terbagi menjadi dua, yaitu kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan). Pahatan yang terdapat di Candi Plaosan sangat halus dan rinci, mirip dengan yang terdapat di Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari. Candi Plaosan yang merupakan candi Budha ini oleh para ahli diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan M ataram Hindu, yaitu pada awal abad ke-9 M . Ada 2 area Candi Plaosan yaitu : Candi Plaosan Lor merupakan sebuah kompleks percandian yang luas. Di depan (barat) kompleks Plaosan Lor terdapat dua pasang arca Dwarapala yang saling berhadapan, sepasang terletak di pintu masuk utara dan sepasang di pintu masuk selatan. Di pusat kompleks Candi Plaosan Lor terdapat dua bangunan bertingkat dua yang merupakan candi utama. Kedua bangunan tersebut menghadap ke barat dan masing-masing dikelilingi oleh pagar batu. Di ruang tengah terdapat 3 arca Budha duduk berderet di atas padadmasana menghadap pintu, namun arca Budha yang berada di tengah sudah raib. Pada dinding di kiri dan kanan ruangan terdapat relung yang tampaknya merupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
tempat meletakkan penerangan. Relung tersebut diapit oleh relief Kuwera dan Hariti. Candi Plaosan Kidul terletak di selatan Candi Plaosan Lor, terpisah oleh jalan raya. Bila di kompleks Palosan Lor kedua candi utamanya masih berdiri dengan megah, di kompleks Candi Plaosan Kidul candi utamanya sudah tinggal reruntuhan. Yang masih berdiri hanyalah beberapa candi perwara. 10. Candi Ratu Baka Candi Baka terletak sekitar 3 km ke arah selatan dari Candi Prambanan atau sekitar 19 km ke arah selatan dari kota Yogyakarta. Kawasan Candi Ratu Baka yang berlokasi di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 195.97 m diatas permukaan laut, meliputi dua desa, yaitu Desa Sambirejo dan Desa Dawung. Situs Ratu Baka sebenarnya bukan merupakan candi, melainkan reruntuhan sebuah kerajaan. Oleh karena itu, Candi Ratu Baka sering disebut juga Kraton Ratu Baka. Disebut Kraton Baka, karena menurut legenda situs tersebut merupakan istana Ratu Baka, ayah Lara Jonggrang. Kata ‘kraton’ berasal dari kata Ka-ra-tu-an yang berarti istana raja. Diperkirakan situs Ratu Baka dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buddha, namun kemudian diambil alih oleh raja-raja M ataram Hindu. Peralihan ‘pemilik’ tersebut menyebabkan bangunan Kraton Baka dipengaruhi oleh Hinduisme dan Buddhisme. Gerbang masuk ke kawasan wisata Ratu Baka terletak di sisi barat. Kelompok gerbang ini terletak di tempat yang cukup tinggi, sehingga dari tempat parkir kendaraan, orang harus melalui jalan menanjak sejauh sekitar 100 m. Pintu masuk terdiri atas dua gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam. 11. Candi Sari Candi Sari terletak sekitar 10 Km dari pusat Yogyakarta, hanya sekitar 3 km dari Candi Kalasan. Tepatny a candi ini berada di Desa Bendan, Kelurahan Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sesuai dengan nama desa tempatny a berada, Candi ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
juga disebut Candi Bendan. Candi Sari berbentuk persegi panjang, dengan ukuran 17,30 x 10 m, walaupun konon denah dasar aslinya lebih panjang dan lebih lebar, karena kaki yang asli menjorok keluar sekitar 1,60 m. Tinggi keseluruhan candi dari permukaan tanah sampai puncak stupa adalah 17 – 18 meter. Gerbang candi, yang lebarnya kirakira sepertiga lebar dinding depan dan tingginya separuh dari tinggi dinding candi, sudah tak ada lagi. Yang tersisa hanya bekas tempat bertemunya dinding pintu gerbang dengan dinding depan. Relungrelung di sepanjang dinding luar candi, baik di tingkat bawah maupun atas, saat ini dalam keadaan kosong. Diperkirakan, relung-relung tersebut tadinya dihiasi dengan arca-arca Budha. 12. Candi Sewu Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Prop insi Jawa Tengah. Dari kota Yogyakarta jaraknya sekitar 17 km ke arah Solo. Candi Sewu merupakan gugus candi yang letaknya berdekatan dengan Candi Prambanan, yaitu kurang lebih 800 meter di sebelah selatan arca Rara Jongrang. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8, atas perintah penguasa Kerajaan M ataram pada masa itu, yaitu Rakai Panangkaran (746-784 M ) dan Rakai Pikatan yang beragama Hindu. Walaupun rajanya beragama Hindu, Kerajaan M ataram pada masanya mendapat pengaruh kuat dari Wangsa Syailendra yang beragama Budha. Para ahli menduga bahwa Candi Sewu merupakan pusat kegiatan keagamaan masy arakat beragama Buddha. Dugaan tersebut didasarkan pada isi prasasti batu andesit yang ditemukan di salah satu candi perwara. Prasasti yang ditulis dalam bahasa M elayu Kuno dan berangka tahun 792 Saka tersebut dikenal dengan nama Prasasti M anjusrigrta. Dalam prasasti tersebut diceritakan tentang kegiatan
penyempurnaan
prasada
yang
bernama
Wajrasana
M anjusrigrha pada tahun 714 Saka (792 M asehi). Nama M anjusri juga disebut dalam Prasasti Kelurak tahun 782 M asehi yang ditemukan di dekat Candi Lumbung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Candi Sewu terletak berdampingan dengan Candi Prambanan, sehingga saat ini Candi Sewu termasuk dalam kawasan wisata Candi Prambanan. Di lingkungan kawasan wisata tersebut juga terdapat Candi Lumbung dan Candi Bubrah. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat juga beberapa candi lain, yaitu: Candi Gana, sekitar 300 m di sebelah timur, Candi Kulon sekitar 300 m di sebelah barat, dan Candi Lor sekitar 200 m di sebelah utara. Letak candi Sewu, candi Budha terbesar setelah candi Borobudur, dengan candi Prambanan, yang merupakan candi Hindu, menunjukan bahwa pada masa itu masyarakat beragama
Hindu
dan
masy arakat
beragama
Buddha
hidup
berdampingan secara harmonis. Nama Sewu, yang dalam bahasa Jawa berarti seribu, menunjukkan bahwa candi yang tergabung dalam gugusan Candi Sewu tersebut jumlahnya cukup besar, walaupun sesungguhnya tidak mencapai 1000 buah. Tepatny a, gugusan Candi Sewu terdiri atas 249 buah candi, terdiri atas 1 candi utama, 8 candi pengapit atau candi antara, dan 240 candi perwara. Candi utama terletak di tengah, di ke empat sisinya dikelilingi oleh candi pengapit dan candi perwara dalam susunan yang simetris. 2. Batik Batik Pekalongan Ciri batik khas Pekalongan memiliki warna,corak dan di modifikasi dengan banyak variasi warna yang aktratif.Batik Pekalongan memiliki corak serta komposisi warna yang lebih kaya.M otif nya kebanyakan benuasa pesisir,misalnya motif bunga laut dan nintang laut. Batik Solo Cir i kh as yang terdapat batik Solo ada lah p erpaduan d ari b en t u k b en tuk ge om etr is yang b eru k u r a n k ecil-k ecil t er let a k d a la m p ewar nanya.Ragam ba tik Solo m em a n g d i p en g a r u h i d en g a n m akna sim b olis dar i keagam a an Hindu.Beberapa cir i k h a s b a t ik
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
sol o
ba n y a k
di
t em u k a n
pa da
m ot if-m ot if se p er t i
sa w a t , m er u , n a g a , b u r u n g d a n m od a n g .
3. Gamelan Kendang Kendang atau gendang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul / ditepak dengan menggunakan telapak tangan. Alat musik gendang ini terbuat dari kayu dan kulit binatang, bahan yang sering digunakan untuk membuat gendang ini adalah kayu nangka, cempedak atau kayu kelapa. Kulit Kambing dan Kulit Kerbau banyak dipilih untuk bahan kendang yang disesuaikan dengan jenis nada
yang
dihasilkan.
Fungsi gendang dalam musik ensembel / gamelan jawa adalah untuk mengatur tempo/irama lagu dalam permainan gamelan. Bonang Bonang adalah instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan pemukul khusus. Bonang terbuat dari perunggu, kuningan dan besi. Dalam gamelan jawa dikenal istilah bonang barung dan bonang penerus. Perbedaan bonang barung dan penerus terletak dari ukurannya serta fungsi keduanya. Bonang barung berukuran lebih besar dan beroktaf tengah hingga tinggi, berfungsi sebagai pembuka dan penuntun dari sebuah lagu. Sedangkan bonang penerus berukuran lebih kecil dan beroktaf tinggi dimainkan dengan kecepatan 2 kali lebih cepat dari bonang barung. Sarong S aron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen
gamelan
yang termasuk keluarga balungan dan
dimainkan dengan cara dipukul. Saron terbuat dari lembaran logam, sedangkan pemukulnya terbuat darikayu.Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
jenis
gendhingnya.
Pada
gendhing
Gangsaran
yang
menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer,
ricik
ditabuh
lambat
namun
keras.
mengiringilaguditabuhpelan. Dalam memainkan saron,
Ketika tangan
kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet). Kenong Kenong adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang berfungsi sebagai penentu batas gatra dan penegas irama. Kenong dibunyikan dengan cara dipukul. Bentuk kenong hampir sama dengan bonang hanya saja ukurannya lebih besar. Alat ini juga dipukul menggunakan alat pemukul kayu yang dililitkan kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tapi biasanya sekitar 10 buah. Slenthem S lenthem merupakan salah satu instrumen / alat musik tradisional dari jawa tengah yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung. Dibunyikan dengan cara dipukul dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan Gong Gong dan Kempul merupakan alat musik tradisional jawa tengah yang terbuat dari timah dan tembaga. Dimainkan dengan cara dipukul. Rangkain instrumen gong terdiri dari kempul, gong suwukan, gong berlaras Barang, dan gong besar (ageng) yang ditata pada gayor yaitu tempat untuk menggantung kempul dan gong.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Gambang Gambang merupakan alat musik tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari bahan kayu berbentuk rangkaian atau deretan bilahbilah nada yang berjumlah dua puluh bilah. Cara membunyikan gambang adalah dipukul dengan tabuh khusus gambang. Fungsi gambang dalam sajian karawitan sebagai pangrengga lagu. Siter Siter merupakan alat musik tradisional Jawa Tengah yang sumber bunyinya adalah string (kawat). Teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus (ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar dari pada siter). Suling Jenis instrumen tradisional dari Jawa Tengah yang dipergunakan dalam set gamelan lainnya adalah suling. Suling terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup 2.2.Android 2.2.1.
Pengertian Android M enurut Nazruddin Safaat H (Pemrograman Ap likasi M obile
Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android, 2015:1) Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi middleware dan aplikasi Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk meciptakan aplikasi mereka. Android dilengkapi dengan Library-nya sendiri dan memiliki Ap plication Lifecycle yang sederhana. Android memiliki Virtual M achine yang bernama Dalvik. Berbeda dengan Java VM yang merupakan stack-
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
based machine, Dalvik VM
merupakan register-basemachine yang
menjalankan program Java. Terdapat beberapa teori yang dikemukakan beberapa ahli mengenai definisi Android, diantaranya adalah (Rahilah, dkk: 2013) : a. M enurut Pramana (2012) aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktifitas seperti sistem perniagaan, game, pelayanan masy arakat, periklanan atau segala proses y ang dilakukan manusia. b. M enurut Yahefizar (2012) aplikasi merupakan program yang dikembangkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pengguna
dan
menjalankan pekerjaan tertentu. 2.2.2.
Platform Android Android merupakan sebuah sistem operasi berbasis Linux yang
didesain khusus untuk perangkat bergerak seperti smartp hone atau tablet. Sistem operasi Android bersifat Op en Source sehingga banyak sekali programmer
yang berbondong-bondong membuat
aplikasi maupun
memodifikasi sistem operasi ini. Berdasarkan informasi dari situs resmi (www.android.com), setiap hari terdapat lebih dari satu juta perangkat Android diaktifkan dan perkiraan akan terus meningkat. Sistem operasi android dimulai dari tahun 2009 grafik ini menunjukkan informasi bahwa peredaran pengguna sistem operasi android jumlahnya terus meningkat. Dengan demikian, terbuka peluang
yang
sangat
besar
bagi
programmer
untuk
terlibat
mengembangkat aplikasi android(Arif Akbarul Huda, 2013). Sampai pada saat buku ini ditulis, sistem operasi android sudah memasuki versi 7. uniknya, penamaan versi Android selalu menggunakan nama makanan dan diawali dengan abjad yang berurutan seperti berikut: Android versi 1.5 (Cupcake) Android versi 1.6 (Donut)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Android versi 2.0/2.1 (Éclair) Android versi 2.2 (Frozen Yogurt/Froyo) Android versi 2.3 (Gingerbread) Android versi 3.0/3.1/3.2 (Honeycomb) Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich) Android versi 4.1/4.2 (Jelly Bean) Android versi 4.4 (Kitkat) Android versi 5.0 (Lollipop) Android versi 6.0 (Marshmallow) Android versi 7.0 / 7.1 (Nougat) 2.2.3.
Framework Sistem operasi Android didukung oleh banyak framework untuk
mengembalikan aplikasinya. Ap likasi Android secara native dapat dikembangkan
dengan
Bahasa
Java,
sedangkan
framework-nya
menggunakan editor Android Studio dan SDK Android. Selain itu, Android bisa juga dikembangkan menggunakan framework lain (Arif Akbarul Huda, 2013) seperti : Basic4Android : Bahasa pemograman Basic. Adobe AIR : Bahasa pemograman ActionScript. PhoneGap : Bahasa pemograman HTM L5 dan JavaScript. PHP for Android : Bahasa pemograman PHP. AndEngine
:
Framework
untuk
mengembangkan game
Android. 2.2.4.
Komponen Aplikasi Komponen aplikasi merupakan bagian penting dari sebuah aplikasi
Android. Setiap komponen mempunyai fungsi yang berbeda dan antara komponen satu dan lainnya bersifat saling melengkapi. Berikut ini empat komponen aplikasi yang harus diketahui (Arif Akbarul Huda, 2013), yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
1. Activities Activity adalah istilah yang digunakan dalam pemograman Android untuk mengacu pada satuan interaksi dengan pengguna melalui antarmuka grafis (graphical user-interface, GUI). Sebagai satuan interaksi, Activity adalah tampilan yang dilihat di layar seperti Windows atau kotak dialog pada pemograman aplikasi desktop. Tiap aplikasi dapat terdiri dari nol atau lebih Activity. Selain sebagai satuan interaksi dengan pengguna, Activity juga satuan eksekusi (Zamrony P. Juhara, 2016). 2. Intent Intent adalah istilah yang digunakan dalam pemograman Android untuk mengacu pada mekanisme berbagi pesan pemberitahuan atau bertukar data Activity atau untuk menjalankan aplikasi lain (Zamrony P. Juhara, 2016). 3. Service Service adalah komponen aplikasi yang berjalan dibelakang layar tanpa user-interface untuk menyediakan layanan tertentu seperti mengecek RSS feed secara kontinu atau memainkan music. Service tetap berjalan meski Activity yang mengendalikannya telah berhenti. M edia player adalah sebuah contoh aplikasi yang menggunakan Service (Zamrony P. Juhara, 2016). 4. Content Provider Komponen ini digunakan untuk mengelola data sebuah aplikasi, misalnya kontak telepon. Siapa pun bisa membuat aplikasi Android dan bisa mengakses kontak yang tersimpan pada sistem Android (Arif Akbarul Huda, 2013). 5. Broadcast Receiver Fungsi komponen ini sama seperti Bahasa terjemahannya, yaitu penerima pesan. Ap abila aplikasi yang kita buat dilengkapi dengan komponen Broadcast Receiver, maka kita bisa mengambil tindakan yang lain (Arif Akbarul Huda, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
2.3.
Kelebihan Android Linux Kernel sebagai komponen dasar dari Android memberikan beberapa
keuntungan. Kernel ini telah dipersiapkan untuk berbagai macam fitur-fitur untuk pengembangan Android ke depannya. Fitur pada yang didukung oleh Linux Kernel ini belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik walaupun sebenarnya berpotensi untuk pengembangan teknologi seperti robot. Pengembangan pada kernel seperti Linux yang bersifat open-source juga memiliki kecenderungan perkembangan yang sangat tinggi. Dinamisme development ini juga didukung dengan keberadaan hardware abstraction layer. Dengan keberadaan layer ini, maka perubahan pada hardware tidak mempengaruhi layer atas. Bahasa pemrograman Java merupakan keuntungan pada pihak developer Android. Java merupakan bahasa pemrograman yang telah sangat dikenal oleh kebanyakan developer dan bahasa Java merupakan bahasa yang dikenal sebagai bahasa beriorentasi objek yang dasar. Bahasa Java juga terkenal memiliki performa yang baik. Dalvik sebagai mesin virtual mendukung enivornment Java pada Android. Dengan keuntungan Dalvik yang diuraikan seperti sebelumnya, maka pengolahan bahasa Java melalui Virtual M achine ini sangat menguntungkan Android. Keuntungan lain pada Op erating System Android adalah OS ini sangat memudahkan developer untuk menciptakan produk yang variatif dan inovatif dikarenakan sifatny a yang open-source. Segala hal seperti multimedia codec dapat dikembangkan di luar Google oleh komunitas developer (W.F Abelson, dkk, 2011). 2.4.
Aplikasi
2.4.1.
Eclipse Eclipse merupakan salah satu IDE (Integrated Development
Environment)
untuk mengembangkan perangkat
lunak dan dapat
dijalankan disemua platform (platform independent). Berikut ini adalah sifat dari Eclipse : •
M ulti-platform : Target sistem operasi adalah M icrosoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX, dan Mac OS X.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
•
M ulti-language : Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, namun Eclipse mengembangkan aplikasi berbasis bahasa pemrograman lainnya, seperti C/C++, Cobol, Perl, PHP, dan sebagainya.
•
M ulti-role : selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi, Eclipse pun bisa digunakan untuk aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, test perangkat lunak, perangkat web, dan sebagainya.
2.4.2.
Java Java dikenal sebagai bahasa program untuk aplikasi internet.
Bahasa pemrograman didesain untuk memudahkan orang-orang untuk menuliskan dan memahaminya adalah yang dimaksud dengan bahasa tingkat tinggi (High-Level Languages). Bahasa yang digunakan komputer adalah bahasa mesin. Bahasa mesin atau bahasa yang hampir sama dengan bahasa mesin
disebut
dengan bahasa tingkat rendah (Low-Level
Languages). Sehingga program yang dituliskan ke dalam bahasa tingkat tinggi harus diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa mesin sebelum dijalankan. Program yang digunakan untuk menerjemahkan bahasa tersebut disebut dengan compiler dan proses penerjemahannya disebut dengan compiling (Walter Savitch, 2016). 2.4.3.
S QLite Database SQLite Adalah database yang bida dibangun di Android. SQLite
memiliki fitur relational databse, hampir sama dengan SQL pada desktop hanya saja SQLlite membutuhkan memori yang sedikit. SQLite terdapat pada semua perangkat Android, cukup mendefinisikan perintah SQL untuk membuat atau meng-update database, selanjutny a sistem pada Android akan menangani hal-hal yang berhubungan dengan database (Huda,2013). Sebelum mulai membuat aplikasi SQLite database, ada 3 kelas yang harus diketahui, yaitu : A. SQLiteDatabase SQLiteDatabase M erupakan kelas yang mempunyai metode seperti:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
1. Insert(), untuk menambahkan baris ke database. 2. Update(), untuk memperbarui baris p ada database. 3. Delete(), untuk menghapus baris pada database. 4. ExeSQL(), untuk mengeksekusi sintak SQL. B. SQLite OpenHelper SQLite OpenHelper Adalah subkelas yang memiliki beberapa metode seperti : 1. onCreate(), dijalankan jika sebelumnya belum ada database. 2. onUpgrade(), dijalankan
jika sebelumnya sudah ditemukan
database yang sama namun beda versi. M etode ini bisa dimanfaatkan untuk mengubah skema database. 3. onOpen(), dijalankan jika database sudah dalam keadaan terbuka. 4. getWritebleDatabase(), berfungsi untuk memanggil database agar bisa dimasuki data. 5. getReadableDatabase(), berfungsi untuk memanggil database agar bisa membaca data dari database. C. Cursor Cursor adalah feedback yang dihasilkan disetiap query yang telah dieksekusi. Dengan kata lain, cursor merepresentasikan hasil query yang dieksekusi pada baris dan kolom tertentu. Berikut adalah metode yang digunakan cursor, ialah: a. moteToFirst(), berfungsi memindahkan data ke baris p ertama b. isAfterLast(), akan mengirim pesan balik jika posisi cursor sudah berada di baris akhir c. getLong(), untuk mengambil data pada kolom yang mempunya tipe data long d. getString(), untuk mengambil data pada kolom yang mempunya tipe data string.
2.4.4.
Android S DK ( S oftware Development Kit) Android SDK adalah tools API (Application Programming
Interface) yang diperlukan menggunakan behasa pemrograman Java.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang dirilis oleh Google. Saat ini disediakan Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat bantu API untuk mulai mengembangkan aplikasi platform pada aplikasi netral, Android memberi programmer kesempatan untuk membuat aplikasi yang kita butuhkan yang bukan merupakan hasil bawaan smartphone (Nazruddin Safaat H, 2014:5). Untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android. 2.4.5.
JDK (Java Development Kit) Java Development Kit (JDK) perangkat ini mutlak diperlukan
untuk membuat aplikasi Android, mengingat aplikasi Android itu berbasis Java. Sebagaimana diketahui, Java Adalah salah satu bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk membuat aplikasi. Namun perlu diketahui, tidak semua pustaka dalam Java digunakan di Android. Sebagai contoh, Android tidak menggunakan Swing (Abdul Kadir, 2013).
2.5.
Metode Perancangan Perangkat Lunak
2.5.1.
Pengertian S DLC (S ystem Development Life Cycle) M enurut
Dennis,
Barbara
(2012:6)
SDLC
atau
System
Development Life Cycle merupakan proses menentukan bagaimana sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang bisnis, membangun,
dan menyerahkan sistem informasi tersebut kepada
penggunannya. 2.5.2.
Metode Prototipe Sebuah metodologi berbasis prototipe melakukan analisis, desain,
dan implementasi fase bersamaan, dan semua tiga fase yang dilakukan berulang-ulang dalam siklus sampai sistem selesai. Dengan metodologi ini, dasar-dasar analisis dan desain dilakukan, dan bekerja segera dimulai pada prototipe sistem, program cepat-dan-kotor yang menyediakan jumlah minimal fitur. Prototipe pertama biasanya bagian pertama dari sistem yang digunakan. Hal ini ditunjukkan dengan pengguna dan sp onsor proyek,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
yang telah memberikan. Komentar ini digunakan untuk menganalisis ulang, mendesain ulang, dan reimplement prototipe kedua, yang menyediakan beberapa fitur. Proses ini berlanjut dalam siklus sampai analis, pengguna, dan sponsor setuju bahwa prototipe menyediakan cukup fungsi untuk diinstal dan digunakan dalam organisasi. Setelah prototipe (sekarang disebut “sistem”) diinstal, penyempurnaan terjadi sampai diterima sebagai sistem baru. Keuntungan utama dari metodologi berbasis prototyping adalah bahwa hal itu sangat cepat menyediakan sistem dengan mana pengguna dapat berinteraksi, bahkan jika tidak siap untuk digunakan organisasi secara luas pada awalnya. Prototyping meyakinkan pengguna bahwa tim proyek bekerja pada sistem (tidak ada penundaan yang lama di mana pengguna melihat sedikit kemajuan), dan prototipe membantu untuk lebih cepat memperbaiki persyaratan yang nyata. (Alan Dennis et al,2015:9)
Gambar 2. 1. Metode Prototipe 2.6.
Unified Modelling Language (UML) Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu adanya standarisasi agar orang di berbagai negara dapat mengerti pemodelan perangkat lunak. Banyak orang yang telah membuat bahasa pemodelan pembangunan perangkat lunak sesuai dengan teknologi pemrograman yang berkembang pada saat itu, misalnya yang sempat berkembang dan digunakan oleh banyak pihak adalah Data Flow
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
Diagram(DFD) untuk memodelkan perangkat lunak yang menggunakan pemrograman prosedural atau struktural. Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, munculah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat
lunak
pemrograman
yang
berorientasi
dibangun
dengan
objek,
yaitu
menggunakan Unified
teknik Modeling
Language(UM L). UM L merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UM L hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi pengguna UM L tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UM L paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek (Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak, 2011). UM L disebut sebagai bahasa pemodelan bukan metode. Bahasa pemodelan (sebagian besar grafik) merupakan notasi dari motode yang digunakan untuk mendesain secara cepat. Bahasa pemodelan merupakan bagian penting dari metode. Tujuan UM L diantaranya adalah: 1. M emberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. 2. M emberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. 3. M enyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan. Tabel 2. 1. Jenis Diagram UML (Alan Dennis, 2012) No
Diagram
Kegunaan
1
Activity
Behaviour procedural dan parallel
2
Class
Class,
fitur,
dan
hubungan-
hubungan 3
Communication
Interaksi antar objek, penekanan pada jalur
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
4
Component
Struktur dan koneksi komponen
5
Composite structure
Dekomposisi runtime sebuah class
6
Deployment
Pemindah artifak ke node
7
Interaction overview
Campuran sequence dan activity diagram
8
Object
Contoh konfigurasi dari contohcontoh
9
Package
Struktur hirarki compile-time
10
Sequence
Interaksi antar objek; penekanan pada sequence
11
State machine
Bagaimana even mengubah objek selama aktif
12
Timing
Interaksi antar objek; penekanan pada timing
13
Use case
Bagaimana
penggunaan
berinteraksi dengan sebuah sy stem
2.6.1
Use Case Diagram Sebuah use case adalah cara formal mewakili cara di mana sistem
bisnis berinteraksi dengan lingkungannya. Ini menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh para pengguna sistem. Sebagai seperti, pemodelan use case sering dianggap sebagai pandangan eksternal atau fungsional bisnis proses dalam bahwa hal itu menunjukkan bagaimana pengguna melihat proses, bukan mekanisme internal dimana proses dan sistem pendukung beroperasi. Seperti diagram aktivitas penggunaan kasus dapat mendokumentasikan sistem saat ini (yaitu, as- adalah sistem) atau sistem baru yang dikembangkan (Alan Dennis, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case : 1. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang. 2. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit y ang saling bertukar pesan antar unit atau aktor. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada use case :
Tabel 2. 2. S imbol Use Case (Alan Dennis, 2012) Simbol
Nama Simbol Actor
Keterangan Sesuatu yang berinteraksi dengan sistem
Use Case
M enggambarkan seseorang
bagaimana
akan
menggunakan
sistem. Subject
M erupakan ruang lingkup, seperti sistem atau individu proses bisnis.
Association
M endokumentasikan
Relationship
logika pada setiap use case.
Extends
M emungkinkan
Relationship
memiliki memperluas
aliran-aliran
suatu
use
case
kemungkinkan fungsionalitas
yang
disediakan oleh use case lain. Include
M emungkinkan
use
Relationship
menggunakan
fungsional
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
case untuk yang
42
disediakan oleh use case lainnya. Generalisasi
Digunakan untuk memperlihatkan bahwa beberapa aktor atau use case memiliki
sesuatu
yang bersifat
umum.
Gambar 2. 2. Contoh Use Case Diagram (Alan Dennis, 2012) 2.6.2
Activity Diagram Activity Diagram digunakan untuk model perilaku dalam independen
proses bisnis benda. Dalam banyak hal, diagram aktivitas dapat dipandang sebagai diagram aliran data yang canggih yang digunakan dalam hubungannya dengan analysis terstruktur. Namun, tidak seperti aliran data diagram, diagram aktivitas termasuk notasi yang membahas pemodelan paralel, kegiatan bersamaan dan proses.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
Yang
perlu
diperhatikan
disini
adalah
bahwa
diagram
aktivitas
menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas y ang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan halhal berikut: 1. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan. 2. Urutan atau pengelompokkan tampilan dari sistem / user interface dimanasetiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan. 3. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya. 4. Rancangan menu yang akan ditampilkan pada perangkat lunak. Berikut ini adalah simbol-simbol pada Activity Diagram: Tabel 2. 3. S imbol pada Activity Diagram (Alan Dennis, 2012) Simbol
Nama Simbol
Keterangan
Initial Node
M erupakan tanda awal dari sebuah aktivitas
Final-Activity
M erupakan tanda
Node
berakhirnya sebuah aktivitas.
Activity
M erupakan sebuah gambaran yang terjadi
Decision Node
Pilihan untuk pengambilan keputusan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
Merge Node
M embawa kembali jalur keputusan bersama yang berbeda yang dibuat dengan menggunakan keputusan simpul
Swimlane
memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung
Swimlane Name
jawab terhadap aktifitas yang terjadi Control Flow
M enunjukkan urutan eksekusi
Object Flow
M enunjukkan aliran objek dari satu kegiatan (atau tindakan) untuk kegiatan lain (atau tindakan).
Gambar 2. 3. Contoh Activity Diagram (Alan Dennis, 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
2.6.3
Class Diagram Diagram kelas adalah M odel statis yang mendukung pandangan
statis dari sistem berkembang. Ini menunjukkan kelas dan hubungan antar kelas yang tetap konstan dalamn sistem dari waktu ke waktu. Diagram kelas sangat mirip dengan diagram hubungan entitas (ERD). Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada Class Diagram:
Tabel 2. 4. S imbol Class Diagram (Alan Dennis, 2012) Keterangan
Symbol
A Class:
Class name
Represents a kind of person, place, or thing About which the system capture and store
-Attribute name -Idevired attribute name +Operating name
information. Kelas p da struktur sistem. An attribute :
Attribute
Represents propertries that
name/derived
attribute name
describe of an object. M emiliki dalam
daftar
atribut
kompertemen
tengahnya. A method: Represent the Op eration name() actions or functions that a class can perform M enunjukkan operasi yang tersedia untuk sebuah kelas
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
Gambar 2. 4. Contoh Class Diagram (Alan Dennis, 2012) 2.6.4
Sequence Diagram Sequence diagram adalah salah satu dari dua jenis diagram
interaksi. M ereka menggambarkan benda-benda yang berpartisipasi dalam kasus penggunaan dan pesan yang melewati antara mereka dari waktu ke waktu untuk satu use case. Sebuah diagram sequence adalah model dinamis yang menunjukkan urutan eksplisit pesan yang lewat diantara objek dalam interaksi didefinisikan, karena urutan diagram menekankan pemesanan berbasis waktu kegiatan yang terjadi di antara set benda, mereka sangat membantu untuk memahami sp esifikasi real-time dan kompleks menggunakan kasus (Alan Dennis,2012). Berikut simbol yang ada pada Sequence Diagram :
Tabel 2. 5. S imbol Sequence Diagram (Alan Dennis, 2012) Simbol
Nama Simbol
Keterangan
Actor
Orang atau sistem yang berasal dari manfaat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dan
47
eksternal ke sistem yang berpartisipasti secara
berurutan
dengan
mengirim
dan/ atau menerima pesan Object
Berpartisipasi secara
berurutan
dengan
mengirim
dan menerima pesan yang
ditempatkan
diatas diagram Execcution
M enyatakan objek
Occurence
dalam keadaan aktif dan
berinteraksi
pesan. Message
Pesan
yang
menggambarkan komunikasi
yang
terjadi antar objek Message
Pesan yang dikirim
(Return)
untuk diri sendiri secara langsung.
Lifeline
M enyatakan kehidupan
suatu
objek. Message
Pesan
(Return)
dikirim untuk diri sendiri
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang akan
48
Gambar 2. 5. Contoh S equence Diagram (Alan Dennis, 2012)
2.8.
Database
2.8.1 Pengertian Database Basis data (Database) terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat
diartikan sebagai markas
atau
gudang,
tempat
bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakiti suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainyam yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data secara elektronis. Artinya, tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronis bisa disebut basis data. Kita dapat menyimpan dokumen berisi data dalam file teks, file spreedsheet, dan lain-
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
lain, tetapi tidak bisa disebut sebagai basis data. Hal ini, karena di dalamnya tidak ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis data. Kelak ketika file-file tersebut sudah cukup banyak, maka situasi ini tentu akan menyulitkan pencarian data tertentu. Yang difokuskan dalam basis data adalah “p engaturan, pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsinya. Pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah tabel terpisah atau dala mbentuk pendefinisian kolomkolom (field) data dalam setiap tabel.
Gambar 2. 6. S istem Basis Data 2.8.2 Operasi Dasar Database Op erasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan database dapat meliputi: a. Create Database, yang identik dengan pembuatan lemari arsip baru. b. Drop Database, yang identik dengan perusakan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada) c. Create Table, yang identik dengan penambahan map arip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada d. Drop table, yang identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip e. Insert, yang identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
f. Query, yang identik dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip g. Update, yang identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip h. Delete, yang identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip. 2.8.3
Komponen S istem Basis Data Dalam sebuah sistem database terdapat komponen-komponen
utama sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) Hardware yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah: a. Komputer (satu untuk sistem stand alone atau lebi dari satu untuk sistem jaringan) b. M emori sekunder yang on-line (Harddisk) c. M emori sekunder yang off-line (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan backup data d. M edia/Perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan)
Gambar 2. 7. S istem Jaringan Komputer
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
2. Sistem Op erasi (Operating System) Sistem Op erasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer. 3.
Basis Data (Database) Setiap basis data dapat berisi sejumlah objek basis data (seperti tabel, indeks, dan lain-lain). Selain berisi data, setiap basis data juga menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objekobjeknya secara rinci)
4. Sistem Pengelola Basis Data (Database Management System) DBMS ini menangani pengelolaan basis data dan yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil
kembali.
DBMS
ini
juga
menerapkan
mekanisme
pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dan sebagainya. Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase, FoxBase, Rbase, Microsoft Access, Borland Paradox, MySQL, PostgresSQL. 5. Pemakai (User) Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan “cara mereka berinteraksi” terhadap sistem: a. Programmer Ap likasi User yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language (DML), yang disertakan (embedded) dalam dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograma induk (seperti C, C++, Pascal, PHP, Java, dan lain-lain). b. User M ahir (Casual User) User berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. M ereka menyatakan query (untuk akses data) denga bahasa query yang telah disediakan oleh DBMS. c. User Umum (End User/Naive User)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
User yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanem (executable program) yang telah disediakan sebelumnya. d. User Khusus (Specialized User) User yang menulis aplikasi database nonkonvesional, tetapi untuk keperluan-keperluan khusus, seperti untuk aplikasi Artificial Intelligence, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan lain-lain, yang bisa saja mengakses database dengan atau tanpa DBMS yang bersangkutan. e. Ap likasi (Perangkat Lunak) Lain Ap likasi lain ini bersifat optional. Artinya, ada atau tidaknya tergantung pada kebutuhan. DBMS yang digunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam database, sementara bagi pemakai database (khususnya yang menjadi end user/naive user) dapat dibuatkan program khusu untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan data.
2.8.4
Bahasa Basis Data (Database Language) Bahasa ini terdiri atas sejumlah perintah (statement) yang
diformulasikan dan dapat diberikan user dan dikenalikan/diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi tertentu. Sebuah bahasa bsis data dapat dipilih kedalam bentuk y aitu: 1. Data Definitian Language (DDL) Dengan bahasa ini kita dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah table, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Hasil dari kompilasi perintah DDL dalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Data Dictionary. Data Dictionary merupakan suatu metadata yaitu data yang mendeskripsikan data sesungguhnya. 2. Data Manipulation Language (DML) Bahasa database yang berguna untuk melakukan dan pengambilan data pada suatu basis data. M aipulasi data dapat berupa:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
53
a. Penambahan data baru ke suatu basis data b. Penghapusan data dari suatu basis data c. Pengubahan data disuatu basis data Data Manipulation Language terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Prosedural, yang mensy aratkan agar pemakai menentukan, data apa
yang
diinginkan
serta
bagaimana
cara
dapat
menendapatkannya 2. Non Prosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa mentebutkan bagaimana cara mendapatkannya. 2.9.
Pengujian Perangkat Lunak 2.9.1
Black-Box Testing Pressman (2010:487) menerangkan pengertian Black-Box Testing
sebagai berikut: “Black-Box Testing, disebut juga sebagi behavioral testing, berfokus terhadap kebutuhan fungsional dari suatu software. Teknik blackbox testing memungkinkan untuk memperoleh kumpulan dari kondisi input-an yang akan menjalankan semua kebutuhan fungsional untuk semua program”. Pada halaman yang sama, Pressman juga menyebutkan bahwa, Black-Box Testing berupaya untuk menemukan kesalahan dikategori berikut: a. Fungsi yang salah atau hilang. b. Kesalahan antar muka. c. Kesalahan didalam data atau akses eksternal database, dan d. Kesalahan
inisialisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dan
terminasi”.